• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis lingkungan merupakan langkah awal dalam perumusan strategi dengan melakukan identifikasi pada perusahaan, kemudian mengevaluasinya, dan terakhir menganalisis lingkungan baik di dalam maupun di luar yang dihadapi oleh perusahaan tersebut. Dalam pengidentifikasian faktor-faktor lingkungan akan berpengaruh terhadap penentuan strategi yang tepat bagi perusahaan. Analisis lingkungan dapat dibagi menjadi dua, yaitu analisis lingkungan eksternal dan analisis lingkungan internal.

Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal mengacu terhadap kondisi yang berada di luar kendali perusahaan namun berpengaruh pada perkembangan perusahaan. Tujuan dari analisis lingkungan eksternal ini dilakukan untuk memanfaatkan faktor-faktor peluang yang terdapat pada perusahaan serta untuk mengatasi ancaman-ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Analisis eksternal pada penelitian ini menggunakan analisis lingkungan umum (politik, ekonomi, sosial, dan teknologi) dan analisis lingkungan industri.

Lingkungan Umum

Lingkungan umum merupakan faktor lingkungan eksternal yang menjadi lingkungan jauh operasional perusahaan. Lingkungan umum ini dipengaruhi oleh faktor politik dan hukum, sosial, ekonomi dan teknologi.

1. Lingkungan Politik dan Hukum

Faktor politik dan hukum merupakan pertimbangan penting bagi para manajer dalam merumuskan strategi perusahaan karena berhubungan dengan aktivitas bisnis perusahaan. Pemerintah selaku pembuat kebijakan harus memberikan perhatian terhadap perkembangan industri bisnis yang

ada. Peraturan yang terdapat di De Koffie-pot sudah mengacu pada peraturan pada Undang-Undang yang diatur oleh Pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya Undang-Undang mengenai lingkungan dan perburuhan yang dicantumkan diarsip ketenagakerjaan De Koffie-Pot. Namun peraturan mengenai keamanan dan kesehatan tenaga kerja di De Koffie-Pot belum memiliki peraturan yang diatur dalam perusahaan. De Koffie-Pot sampai saat ini masih memberlakukan sistem perpajakan daerah No. 28 Tahun 2009 tentang perpajakan restoran dan tempat hiburan serta Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2011 tentang pajak restoran.

2. Lingkungan Ekonomi

Pada umumnya kondisi ekonomi memiliki pengaruh secara tidak langsung terhadap perkembangan suatu pelaku usaha yang terdapat pada suatu daerah tertentu. Kondisi ekonomi yang cenderung stabil dan menunjukan pertumbuhan ke arah positif maka kondisi tersebut dapat mendukung kelancaran usaha yang berkembang di suatu daerah tertentu serta dapat pula mendorong tumbuhnya kelompok-kelompok usaha yang baru. Namun jika cenderung negatif maka dapat terjadi sebaliknya, dimana kondisi ini dapat menghambat kelancaran suatu usaha bahkan dapat melumpuhkan kelompok usaha tertentu. Salah satunya ketidakstabilan kondisi perekonomian memberikan pengaruh terhadap kecenderungan iklim usaha yang tidak menentu. Contohnya, kenaikan harga BBM, hal ini yang menjadi kekhawatiran pihak De Koffie-Pot karena dengan kenaikan harga BBM secara otomatis harga bahan baku dipasar pun mengalami peningkatan. Adanya kenaikan TDL juga mempengaruhi kondisi lingkungan eksternal De Koffie-Pot. Hal ini dikarenakan De Koffie-Pot menggunakan listrik sebagai komponen penting dalam penjualannya. Kondisi ini mempersulit pihak De Koffie-Pot untuk melakukan penetapan harga pada penjualan produknya. Pihak yang berperan dalam penetapan harga produk di De Koffie-Pot sendiri, yaitu General Manager dan Store Manager yang dikelola oleh owner. Adanya laju pertumbuhan PDRB Kota Bogor yang meningkat (lampiran 2) juga menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia positif dan merupakan peluang bagi De Koffie-Pot. Meningkatnya daya beli masyarakat merupakan salah satu bukti membaiknya perekonomian Indonesia. Produk yang dihasilkan dapat diserap oleh konsumen karena daya beli masyarakat yang cenderung meningkat.

3. Lingkungan Sosial

Nilai sosial terwujud dalam perubahan gaya hidup yang mempengaruhi permintaan terhadap produk dan jasa ataupun cara perusahaan berhubungan dengan karyawannya. Berbagai interaksi yang terjadi antara satu perusahaan dengan aneka ragam kelompok yang dilayanainnya, faktor sosial sangat penting untuk disadari oleh para pengambil keputusan strategis. Faktor ini memiliki pengaruh yang besar terhadap hampir semua produk, pasar, jasa, dan pelanggan. Salah satu faktor yang memiliki pengaruh adalah faktor demografi, yaitu penduduk. Menurut BPS Kota Bogor pada tahun 2010- 2011 jumlah penduduk meningkat dari 949.066 jiwa menjadi 967.398 jiwa dengan laju pertumbuhan 2 persen dan kepadatan penduduknya 8.694 jiwa/Km2. Tingginya kepadatan penduduk di Kota Bogor menjadi peluang bagi usaha De Koffie-Pot. Pertumbuhan penduduk serta tingkat kepadatan

penduduk di Kota Bogor memberikan peluang tersedianya pasar potensial bagi usaha coffee shop. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan pertumbuhan penduduk akan berdampak pada peningkatan konsumsi makanan dan minuman. Adanya peningkatan konsumsi diharapkan dapat meningkatkan pangsa pasar De Koffie-Pot. Selain itu, adanya perubahan gaya hidup pada masyarakat memberikan peluang kepada De Koffie-Pot. Saat ini masyarakat cenderung lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah dan gemar untuk berkumpul dengan sanak saudara atau teman di suatu kafe, restoran, maupun coffee shop. Hal ini memberikan keuntungan bagi De Koffie-Pot sebab coffee shop ini menyediakan lokasi yang nyaman untuk berkumpul bersama keluarga dan teman. Lokasi De Koffie-Pot strategis yang berada di pusat kota memberikan kemudahan bagi konsumen untuk berkunjung ke coffee shop tersebut.

4. Lingkungan Teknologi

Teknologi dapat menciptakan peluang bagi organisasi agar dapat berproduksi lebih efisien dan efektif. Kemajuan dalam teknologi berdampak pada produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses produksi, dan posisi kompetitif perusahaan. Keberadaan teknologi yang sudah ada sangat mempengaruhi kinerja para karyawan De Koffie-Pot karena teknologi tersebut sangat membantu kinerja kerja di ruang lingkup perusahaan. Perkembangan teknologi yang pesat menuntut perusahaan untuk dapat melakukan beberapa perubahan untuk kemajuan perusahaan sendiri. Sejauh ini De Koffie-Pot masih menggunakan mesin kopi yang meruapakan mesin yang hanya menghasilkan satu jenis kopi. Namun dengan adanya perkembangan teknologi pada mesin-mesin penggilingan kopi, mesin kopi yang digunakan oleh pesaing De Koffie-Pot lebih maju jika dibandingkan dengan De Koffie-Pot. Selain itu, adanya peningkatan sistem informasi dan komunikasi yang bisa memberikan peluang bagi coffee shop untuk mempromosikan usahanya belum dilakukan dengan maksimal oleh pihak manajemen De Koffie-Pot.

Lingkungan Industri

Lingkungan industri menggambarkan posisi perusahaan di tengah persaingan yang ada di dalam industri yang digelutinya. Lingkungan ini dijelaskan oleh Model Lima Kekuatan Porter melalui kombinasi lima kekuatan, yaitu pendatang baru potensial, pesaing-pesaing industri, adanyah produk pengganti/substitusi, kekuatan tawar menawar pemasok dan kekuatan tawar menawar pembeli.

1. Ancaman Masuk Pendatang Baru

Kota Bogor merupakan salah satu kota yang terkenal dengan wisata kulinernya. Bukan hanya peningkatan jumlah penduduk di Kota Bogor yang meningkat, meurut BPS Kota Bogor tercatat terdapat 967 398 jiwa penduduk sampai dengan tahun 2011, namun juga adanya peningkatan wisatawan yang datang ke Kota Bogor (lampiran 1). Seiring perkembangan zaman banyak masyarakat yang lebih menyukai bertemu dengan rekan bisnis atau berkumpul dengan teman dan keluarga di suatu restoran, kafe, maupun coffee shop. Peluang tersebut mempengaruhi semakin banyaknya

usaha-usaha baru yang bergerak dibidang kuliner disertai dengan minimnya hambatan masuk para pendatang baru.

2. Persaingan Sesama Perusahaan Industri

De Koffie-Pot merupakan coffee shop pertama di Kota Bogor yang menawarkan menu utama kopi. Di Kota Bogor De Koffie-Pot memiliki pesaing utama yaitu Starbucks, hal ini dikarenakan pesaing sudah memiliki merek terkenal dengan skala internasional dan sudah memiliki kopi terbaik di dunia. Namun pihak perusahaan memiliki cara untuk menanggapi para pesaing, yaitu dengan mengunggulkan kopi di Indonesia. Perkembangan restoran di Kota Bogor cenderung meningkat setiap tahunnya (Tabel 10) hal ini menyebabkan adanya persaingan yang juga semakin ketat. Beberapa usaha yang juga menyajikan menu utama minuman khususnya kopi, seperti Starbucks, Coffee time, dan Kedai Telapak merupakan bentuk ancaman dari persaingan industri sejenis.

Tabel 10. Perkembangan restoran di Kota Bogor berdasarkan jenis hidangan yang disajikan pada tahun 2005 2009a

a

Sumber: Dinas Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor 2010 3. Ancaman Produk Pengganti

Produk pengganti/subsitusi merupakan salah satu ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan-perusahaan. Produk pengganti biasanya produk yang berbeda namun sifatnya dapat menggantikan produk utamanya. De Koffie-Pot merupakan coffee shop yang bukan hanya menjual produk utamanya kopi tetapi juga tempat yang nyaman. Namun sampai saat ini produk pengganti yang ada cukup mengancam produk utama. Beberapa produk pengganti yang menjadi ancaman adalah minuman sejenis teh, susu dan juice. Sehingga adanya produk pengganti memberikan ancaman bagi De Koffie-Pot.

4. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli

Konsumen merupakan orang yang mengkonsumsi suatu produk. Kekuatan tawar-menawar pembeli dapat dikatakan kuat apabila pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan, jumlah penjual banyak dan produknya tidak terdiferensiasi, pembeli menghadapi biaya peralihan yang kecil, dan produk perusahaan bukan merupakan produk yang penting bagi pembeli. Kekuatan tawar-menawar pembeli dalam usaha De Koffie-Pot tergolong lemah. Hal ini dikarenakan tidak banyak pelaku usaha yang menyediakan produk utama kopi dan memiliki diferensiasi walaupun banyak kafe yang juga menawarkan suasana yang lebih nyaman dan fasilitas yang serupa apabila dibandingkan dengan De Koffie-Pot sehingga dapat

Jenis Hidangan Jumlah (Unit)

2005 2006 2007 2008 2009 Indonesia 45 48 51 54 55 Daerah 215 216 218 220 220 Internasional 107 108 110 111 111 Oriental 35 36 40 47 47 Kontinental 40 43 45 50 47 Jumlah 442 451 464 482 480

dikatakan kekuatan tawar-menawar pembeli cukup lemah. Menurut Lazuardi (2008) pelanggan yang loyal merupakan suatu peluang yang dapat dimanfaatkan oleh manajemen perusahaan untuk menghindari ancaman kekuatan tawar menawar pelanggan/konsumen.

5. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok

De Koffie-Pot tidak terpengaruh dari sisi kekuatan tawar-menawar pemasok dalam menentukan harga maupun dalam meningkatkan mutu atau layanan yang diberikan. Pemasok bahan baku De Koffie-Pot harus memenuhi kriteria yang diberikan pihak perusahaan. Kriteria yang diberikan oleh pihak perusahaan dalam memilih pemasok salah satunya dapat dilihat dari harga supplier yang ditawarkan dalam menjalin kerjasama. De Koffie-Pot memiliki hubungan yang sangat baik dengan para pemasoknya. Hubungan ini dapat terjalin dengan baik dikarenakan sudah terjalinnya kerjasama yang cukup lama antar perusahaan dengan pemasok. Hal ini menunjukan adanya kepastian tersedianya bahan baku yang akan digunakan oleh De Koffie-Pot.

Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal merupakan pengidentifikasian dan pengevaluasian terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan di bagian dalam perusahaan. Tujuan analisis lingkungan internal ini adalah menghasilkan strategi yang dapat memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan internal perusahaan. Lingkungan internal merupakan proses pengidentifikasian terhadap faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan, proses internal perusahaan tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan pendekatan fungsional yaitu, analisis yang dilakukan pada masing- masing fungsi dalam perusahaan dengan mengkaji manajemen, pemasaran, kondisi keuangan, produksi, kegiatan penelitian dan pengembangan serta sistem informasi manajemen dari suatu perusahaan.

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

De Koffie-Pot memiliki 19 karyawan yang terdiri atasyang terdiri atas satu Asisten direktur, satu general manager, satu store manager, satu asisten manager, satu accounting, satu SVP Barista, enam barista, dua maintenance, tiga security, dan tiga cleaning service. Seluruh karyawan ini berada dibawah pimpinan direktur utama, yaitu Bapak Christoper Dedi S. Perekrutan karyawan tidak dilakukan setiap bulan tetapi dilakukan apabila ada posisi yang membutuhkan karyawan. Hubungan karyawan dengan seluruh pihak perusahaan terjalin dengan baik. Coffee shop ini memiliki kriteria dalam perekrutan karyawannya. Kriteria karyawan yang dipilih oleh pihak De Koffie-Pot adalah jujur, loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan, dan mau bekerja keras. Seluruh karyawan wajib memberikan pelayanan yang ramah kepada konsumen yang datang. Dalam perusahaan sangat memperhatikan Manajemen SDM, keterampilan dan motivasi kerja, serta produktivitas. Bentuk motivasi yang diberikan oleh manajer kepada karyawan biasanya memberikan masukan positif dan meeting setiap minggu untuk lebih saling mengenal. Pembagian kerja di De Koffie-Pot belum jelas hal ini dilihat dari adanya double job dalam perusahaan. Ketidakjelasan ini ditunjukan dimana store manager yang ada juga dapat menjadi barista.

2. Pemasaran

Agar dapat bersaing dengan persaingan bisnis yang kompetitif perusahaan harus memiliki penguasaan dalam sistem pemasaran yang handal. Dalam pemasarannya usaha De Koffie-Pot terkait dengan tujuh bauran pemasaran, yaitu product, place, price, promotion, process, people, dan physic.

a. Product (Produk)

De Koffie–Pot menjual minuman dan makanan. Menu minuman terdiri atas lima jenis, yaitu classic line, iced drinks, steamers, fruit based drinks dan soft drinks. Untuk menu makanan yang tersedia terdiri dari sandwich, steak, cake, spaghetti, french fries, hot dog dan hamburger. Pada umumnya kopi disajikan tanpa gula atau pemanis sehingga pengunjung sendiri yang menambahkan gula atau coklat bubuk sesuai selera. Semua jenis makanan dibuat sendiri oleh chef, kecuali cake. Produk kopi yang menjadi favorit konsumen yang datang adalah caramel macniato. Sedangkan produk kopi yang memberikan kontribusi yang paling besar terhadap keuntungan yang diperoleh De Koffie-Pot, yaitu beverase coffee.

b. Price (Harga)

Penetapan harga yang dilakukan pihak De Koffie-Pot berdasarkan bahan baku dan keuntungan perusahaan yang diperoleh dari tahun- tahun sebelumnya. Harga minuman dan makanan yang ditawarkan De Koffie – Pot berkisar antara Rp 30 000 sampai dengan Rp 40 000 untuk minuman, dan Rp 25 000 sampai dengan Rp 40 000 untuk makanan. Harga minuman dan makanan yang ditawarkan relatif mahal, hal ini disebabkan harga bahan baku untuk membuat makanan dan minuman juga meningkat.

c. Promotion (Promosi)

Bentuk promosi yang dilakukan De Koffie–Pot adalah dengan melakukan variasi menu minuman baru, mengadakan acara khusus seperti menayangkan secara langsung event-event tertentu. Promosi yang paling mempengaruhi pelanggan berdasarkan pengamatan adalah informasi dari mulut ke mulut, sedangkan promosi dengan menyebarkan pamflet atau media elektronik tidak dilakukan oleh De Koffie–Pot karena menurut pihak manajemen informasi dari mulut ke mulut sudah cukup efektif. Manajemen De Koffie–Pot akan memberikan potongan harga 10 persen khusus kepada reguler customer. Selain itu terdapat promo berupa potongan harga apabila konsumen menggunakan kartu kredit.

d. Place (Distribusi)

De Koffie-Pot selama ini tidak mendapat kesulitan dalam memperoleh bahan baku yang akan digunakan untuk memproduksi kopinya. Hal ini dikarenakan adanya hubungan yang baik antara pihak perusahaan dengan pihak pemasok yang sudah terjalin lama. De Koffie-Pot menawarkan produknya secara langsung pada konsumen, pesanan diambil langsung oleh konsumen ke sebelah kasir setelah melakukan pemesanan di kasir.De Koffie–Pot terletak di daerah strategis di Kota Bogor, yaitu berseberangan dengan Kebun Raya Bogor, terletak

sekitar 200 meter dari Istana Bogor dan tidak jauh dari pintu tol Jagorawi sehingga memudahkan konsumen mencapai tempat tersebut. e. Process

Proses merupakan semua kegiatan yang dapat dikoordinasikan dengan baik untuk menciptakan kualitas serta pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Hal ini dikarenakan dalam penjualan produk restoran harus diimbangi dengan pelayanan yang tinggi terhadap konsumen. Strategi proses di De Koffie-Pot dapat dikatakan sudah baik. Penilaian proses ini berdasarkan kecepatan penyajian dan kecepatan dalam melakukan transaksi dengan konsumen.

f. People

Karyawan yang bekerja di De Koffie-Pot memiliki kriteria tertentu yang ditentukan oleh pihak perusahaan. Kriteria yang diberikan oleh pihak konsumen, antara lain jujur, bertanggung jawab, dan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan. Setiap karyawan diwajibkan memperlakukan konsumennya dengan ramah sebagai bentuk pelayanan yang diberikan De Koffie-Pot.

g. Physic

Bukti fisik dapat berhubungan dengan fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh De Koffie-Pot, seperti adanya sarana pendukung, desain bangunan, dan dekorasi ruangan. Sarana pendukung seperti penyediaan big screen yang biasanya dimanfaatkan oleh para pecinta bola untuk melakukan nobar (nonton bareng). Selain itu, dekorasi ruangan yang tidak terlalu ramai mampu membuat para konsumen merasa nyaman dengan situasi ruangan baik di dalam maupun di luar. Adanya ruangan terpisah antara area smoking dan no smoking membuat desain bangunan terlihat luas. Fasilitas teknologi canggih, seperti layanan Hot Spot untuk internet merupakan faktor yang paling menarik konsumen untuk berkunjung ke De Koffie-Pot.

3. Produksi dan Operasi

Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi hidangannya De Koffie- Pot sudah memiliki pemasok tetap terutama pemasok kopi. Kopi yang digunakan adalah kopi asli Indonesia oleh karena itu jarang terjadinya kekurangan bahan baku. Kopi yang disajikan De Koffie-Pot merupakan kopi yang baru digiling dengan mesin penggiling kopi atau grinder. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas dan rasa kopi sehingga aroma kopi terasa harum dan kuat. Bubuk kopi yang sudah digiling dimasukkan kedalam mesin dengan suhu 900C. Proses produksi minuman yang disajikan dilakukan secara cepat dan dapat dilihat langsung oleh konsumen. Mesin kopi yang digunakan pihak De Koffie-Pot tergolong mesin yang sudah lama, dikarenakan mesin tersebut mesin yang digunakan dari awal De Koffie-Pot dibuka. Sistem penjualan yang dilakukan di De Koffie-Pot seperti coffee shop internasional. Menu dapat dilihat dari papan tulis yang dipasang dan konsumen memesan sekaligus membayar pesanan dan mengambil pesanannya sendiri.

4. Keuangan

Modal usaha De Koffie-Pot berasal dari modal pribadi pemilik. Selama ini De Koffie-Pot tidak memilki kendala dalam hal ketersediaan modal. De

Koffie-Pot sudah memiliki pencatatan keuangan yang dilakukan dengan baik oleh bagian accounting. Bagian accounting bertanggung jawab dalam aktivitas keuangan baik pemasukan maupun pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan. Sistem pencatatan yang dilakukan sudah menggunakan teknologi dan sistem yang mendukung. Keselurahan aktivitas keuangan akan dimasukan langsung ke program excel di komputer setiap harinya dan akan direkap setiap bulan. Harga yang dikenakan biasanya dilihat dari sistem accurate accounting computer dengan melihat penyusutan harga tetapnya. Meskipun demikian, De Koffie-Pot belum memilki target pencapain keuangan yang jelas sehingga perkembangan yang dialami De Koffie-Pot cukup lambat.

5. Penelitian dan Pengembangan

Dalam pengembangan usahanya, pihak De Koffie-Pot telah melakukan pengamatan keputusan pembelian di De koffie-Pot yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, namun De Koffie-Pot sendiri belum melakukan pengamatan dan kajian mengenai lingkungan usaha di Kota Bogor. Riset mengenai pasar dan pesaing serta pengembangan produk harusnya dilakukan oleh manajemen pusat yang berada di bawah naungan PT. Tanata Eka Sejahtera sehingga dapat memudahkan kegiatan usaha yang dijalankan oleh De Koffie-Pot.

6. Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen merupakan sebuah sistem yang terintegrasi dalam penyediaan informasi yang menyangkut kegiatan (proses) manajemen secara keseluruhan. De Koffie-Pot dalam kegiatan keuangannya sudah didukung dengan sistem informasi yang berbasis komputer. Komputer tersebut dilengkapi dengan software yang disesuaikan dengan kebutuhan kerja. Pencatatan seluruh pemasukan, pengeluaran, dan kebutuhan bahan baku lainnya dilakukan secara manual dan dicatat secara komputerisasi di bagian office.

Dokumen terkait