• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Manajemen

Dalam dokumen MDRN Annual Report 20091 (Halaman 57-61)

Management

Analysis

Analisa manajemen ini disajikan berdasarkan angka- angka Laporan Auditor Independen konsolidasi Perseroan dan Anak perusahaan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono,Sarwoko & Sandjaja dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

Data-data pertumbuhan selama 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada Ikhtisar Data Keuangan Penting yang merupakan bagian dari laporan tahunan ini.

1. Pertumbuhan Penjualan Bersih

Penjualan bersih pada tahun 2009 mencapai Rp.898,9 milyar, terjadi penurunan sebesar 15,0% bila dibandingkan dengan pencapaian penjualan pada tahun 2008 sebesar Rp.1.057,4 milyar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan penjualan ekspor sebesar 36,2% dimana hal tersebut disebabkan oleh efek dari krisis global yang terjadi dan berakhirnya kontrak penjualan ekspor dari beberapa produk. Untuk penjualan lokal, terjadi penurunan penjualan sebesar 9,1% terutama disebabkan penurunan penjualan produk ilm dan kamera konvensional sebesar 43,4%. Disamping itu krisis likuiditas pada awal tahun 2009 yang ditandai dengan tingkat suku bunga yang tinggi dan penundaan pencairan fasilitas baik dari perbankan maupun perusahaan leasing menghambat rencana peningkatan penjualan produk-produk Digital Imaging, Industrial Imaging (Graphic Arts dan Medical) dan Ofice Imaging (Ricoh) khususnya pada penjualan produk mesin.

This management analysis is presented based on Company and its Subsidiaries’ consolidated financial statements which have been audited by Public Accountant Purwantono, Sarwoko, and Sandjaja with unqualified opinion.

The growth data for the last five years can be seen on Financial Highlights Summary which is a part of this annual report.

1. Net Sales Growth

The net sales in 2009 reached Rp 898.9 billion, declined 15% compared the sales in 2008 which was Rp 1,057.4 billion. This decline mainly caused by 36,2% decline in export sales as of impact global crisis and expiration of exports contracts for some products. For local sales, there was 9.1% decline, mainly caused by the decline on film products sales and conventional camera for 43.4%. Aside of that, liquidity crisis in the beginning of 2009 marked by high interest rate and the delay withdrawals both from the banking and leasing companies hampered plans to increase product sales of Digital Imaging, Industrial Imaging (Graphic Arts and Medical) and Office Imaging (Ricoh), especially on machine product sales.

Laporan Manajemen | Management Report|Modern Internasional Annual Report 2009 | Modern Internasional Laporan Tahunan 2009 057

2. Pertumbuhan Laba Usaha dan Laba Bersih

Laba usaha pada tahun 2009 mencapai Rp.15,6 milyar, turun sebesar Rp.30,5 milyar bila dibandingkan dengan Laba Usaha pada tahun 2008 sebesar Rp. 46,1 milyar. Penurunan laba usaha ini lebih disebabkan oleh kerugian operasional yang dialami oleh PT Honoris Industry, Anak Perusahaan, dimana sesuai surat yang ditujukan kepada Ketua Bapepam-LK pada tanggal 5 Januari 2010, Perseroan telah melakukan penjualan penyertaan saham PT Honoris Industry pada tanggal 30 Desember 2009. Apabila kerugian operasional PT Honoris Industry dikeluarkan dari Laporan Laba Rugi Konsolidasi yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 maka Laba Usaha pada tahun 2009 mencapai Rp.41,3 milyar, naik 3,5% bila dibandingkan dengan Laba Usaha pada tahun 2008 sebesar Rp.39,9 milyar.

Laba Bersih pada tahun 2009 sebesar Rp.12,0 milyar, yang berarti naik sebesar Rp.9,9 milyar bila dibandingkan dengan Laba Bersih pada tahun 2008 sebesar Rp. 2,1 milyar. Kenaikan Laba Bersih ini disebabkan oleh kenaikan laba selisih kurs bersih sebesar Rp.5,3 milyar pada tahun 2009 dibandingkan dengan laba selisih kurs bersih pada tahun 2008. Biaya bunga dan laba penjualan aktiva tetap juga turut mempengaruhi Laba Bersih tahun 2009.

3. Pertumbuhan Jumlah Aktiva dan Jumlah Ekuitas

Jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2009 adalah Rp.773,0 milyar, turun sebesar Rp.17,8 milyar atau 2,3 % dibandingkan dengan jumlah Aset pada tanggal 31 Desember 2008 yang berjumlah Rp. 790,8 milyar. Penurunan jumlah aset ini terutama berasal dari penurunan jumlah aset lancar dalam bentuk Kas dan Bank, Piutang Usaha pihak ketiga dan persediaan. Jumlah Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp.329,5 milyar naik sebesar Rp.12,0 milyar atau 3,8% dibandingkan dengan jumlah Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2008 yang berjumlah Rp.317,5 milyar dimana kenaikan tersebut merupakan Laba Bersih Perseroan pada tahun 2009.

4. Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban jangka pendek (kewajiban lancar) yang diukur dengan membandingkan jumlah aset lancar dengan jumlah kewajiban lancar. Tingkat likuiditas konsolidasi Perseroan dan Anak Perusahaan

2. The Growth of Income from Operations and Net Proit

Income from Operation in 2009 reached Rp 15.6 billion, declined Rp 30.5 billion compared to Income from Operation in 2008 which was 46.1 billion. This decline was caused more by operational losses suffered by PT Honoris Industry, the Subsidiaries, where according to the letters addressed to Head of Bapepam-LK on 5 January 2010, the Company has sold the investment in shares of PT Honoris Industry in December 30, 2009. If the operating losses of PT Honoris Industry taken out from Consolidation Income Statement which ended in December 31, 2009 and 2008, then the Income from Operation in 2009 reached Rp 41.3 billion, increased 3.5% compared to 2008 Income of Operation which was Rp 39.9 billion.

Net Profit in 2009 was Rp 12.0 billion, which increased Rp 9.9 billion compared to 2008 Net Profit which was Rp 2.1 billion. This increase was caused by increase in net foreign exchange gain which was Rp 5.3 billion in 2009 compared to 2008. Interest expense and gain on sales of assets also affected the Net Profit in 2009.

3. Asset and Equity Growths

The total assets on 31 December 2009 was Rp 773.0 billion, declined Rp17.8 billion or 2.3% compared to total asset on 31 December 2008 of total Rp 790,8 billion. This assets decline was caused by the decrease in Current Assets in the form of cash and bank, third- party receivables and inventory.

Total Equity on 31 December 2009 was Rp 329.5 billion, increased Rp 12.0 billion or 3.8% compared to total Equity on 31 December 2008 which was Rp 317.5 billion. This increase was the Company’s Net Profit in 2009.

4. Liquidity

Liquidity is the Company’s ability to meet all short- term liabilities (current liabilities) which is measured by comparing the amount of current assets to current liabilities. The level of Company and its Subsidiaries’ liquidity consolidation on 31 December 2009 was

aktiva assets dalam Dollar

Amerika Serikat

dalam Dollar

Singapore in Sin Dollar

jumlah total

dalam Yen Jepang in Japanese Yen

in US Dollars AS$ 2,244,954 Yen 62,755,811 Sin$ 603 AS$ 2,244,954 Yen 62,755,811 Sin$ 603 21,102,567,600 6,382,893,537 4,039,301 27,489,500,438 21,102,567,600 6,382,893,537 4,039,301 27,489,500,438 ekuivalen rupiah equivalent in rupiah mata uang asing foreign currency Modern Internasional Annual Report 2009 | Modern Internasional Laporan Tahunan 2009 | laporan manajemen | management report

058

pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing- masing sebesar 115,0% dan 126,0%. Dalam hal ini terdapat sedikit penurunan bila dibanding dengan tahun 2008.

5. Solvabilitas

Solvabilitas adalah kemampuan Perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya, yang diukur dengan membandingkan jumlah kewajiban dengan jumlah asetnya ataupun membandingkan jumlah kewajiban dengan jumlah ekuitasnya.

Perbandingan antara jumlah kewajiban dengan jumlah aset Perseroan dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing adalah 57,4% dan 59,9%, sedangkan perbandingan antara jumlah kewajiban dengan jumlah ekuitas masing- masing adalah 134,6 % dan 149,1%.

Angka persentase yang semakin rendah menunjukkan tingkat solvabilitas yang lebih baik, yang berarti kemampuan Perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya semakin baik.

6. Imbal Hasil Ekuitas dan Investasi

Imbal hasil Ekuitas (return on equity) adalah kemampuan Perusahaan untuk menghasilkan laba bersih melalui jumlah ekuitas yang dimilikinya, yang diukur dengan membandingkan laba bersih dengan jumlah ekuitas. Tingkat imbal hasil ekuitas Perseroan dan Anak Perusahaan untuk tahun 2009 dan 2008 adalah 3,6% dan 0,6%, sedangkan tingkat imbal hasil investasi Perseroan dan Anak Perusahaan masing- masing pada tahun 2009 dan 2008 adalah 1,6% dan 0,3%.

7. Dampak Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing

Seperti yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan tahunan ini, pada tanggal 31 Desember 2009 Perseroan dan Anak Perusahaan memiliki aset dan kewajiban dalam mata uang asing sebagai berikut:

115.0% and 2008 was 126.0%. In this case, there was a slight decrease compared to 2008.

5. Solvability

Solvability is the Company’s abiility to meet all its liabilities, which is measured by comparing total amount of liabilities to total assets, or by comparing total amount of liabilities to total equity.

The ratio between total liabilities and total assets of the Company and its Subsidiaries in December 31, 2009 was 57.4% and in 2008 was 59.9%, whilst the ratio between total liabilities and total equity of each was 134.6% and 149.1%.

The lower the percentage figure indicates a better level of solvability, which means the Company’s ability to meet all of it liabilities is improving.

6. Return on Equity and Investment

Return on equity is the company’s ability to generate net income from its total equity, measured by comparing net income to total equity. Rate of return on equity of the Company and its Subsidiaries for the years 2009 and 2008 was 3.6% and 0.6%, while the rate of return on investment and their respective Subsidiaries in 2009 and 2008 was 1.6% and 0.3 %.

7. The impact of Changes in Foreign Exchange Rates

As reported in the consolidated financial statements, which are an integral part of this annual report, on December 31, 2009 the Company and its Subsidiaries had monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies as follows:

kewajiban liabilities dalam Dollar

Amerika Serikat in US Dollars

dalam Yen Jepang in Japanese Yen

dalam Dollar

Singapore in Sin Dollar

dalam Euro in Euro

dalam Poundsterling in Poundsterling AS$13,959,703 Yen 176,928,333 Sin$ 617,266 Euro 208 GBP 1,940 AS$13,959,703 Yen 176,928,333 Sin$ 617,266 Euro 208 GBP 1,940 ekuivalen

rupiah equivalentin rupiah

mata uang

asing currencyforeign

jumlah total

jumlah kewajiban bersih total net liabilities 131,221,208,200 17,995,380,749 4,134,864,323 2,810,080 29,321,858 153,383,585,210 125,894,084,772 131,221,208,200 17,995,380,749 4,134,864,323 2,810,080 29,321,858 153,383,585,210 125,894,084,772

mata uang asing 31 Des 2009 31 Des 2008 foreign currency 31 Dec 2009 31 Dec 2008

AS$ 1 Yen 1 Sin$ 1 GBP 1 Euro 1 US$ 1 Yen 1 Sin$ 1 GBP 1 Euro 1 Rp 9,400.00 Rp 101.7 Rp 6,698.67 Rp 15,114.36 Rp 13,509.73 Rp 9,400.00 Rp 101.7 Rp 6,698.67 Rp 15,114.36 Rp 13,509.73 Rp 10,950.00 Rp 121.23 Rp 7,607.00 Rp 15,802.51 Rp 15,432.40 Rp 10,950.00 Rp 121.23 Rp 7,607.00 Rp 15,802.51 Rp 15,432.40

Kurs yang digunakan adalah: Foreign exchange rate used:

laporan manajemen | management report|Modern Internasional Annual Report 2009 | Modern Internasional Laporan Tahunan 2009 059

Penjualan Penyertaan Saham pada PT Honoris Industry, salah satu Anak Perusahaan.

Sesuai dengan surat pemberitahuan ke Bapepam-LK dengan No.001/FAD/I/2010 tertanggal 5 Januari 2010 mengenai Penjualan Penyertaan Saham pada salah satu Anak Perusahaan, yang dilakukan oleh Perseroan pada tanggal 30 Desember 2009.

Atas dasar itu dan sesuai prinsip akuntansi umum yang berlaku di Indonesia, jumlah Aset , Kewajiban dan Ekuitas PT Honoris Industry tidak dikonsolidasi lagi pada Neraca Konsolidasi PT Modern Internasional Tbk. dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 sedangkan Laporan Laba Rugi PT Honoris Industry masih dikonsolidasi pada Laporan Laba Rugi Konsolidasi PT Modern Internasional Tbk. dan Anak Perusahaan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas atas tindakan Perseroan ini, maka disusunlah Laporan Neraca Konsolidasi Proforma dan Laporan Laba Rugi Konsolidasi Proforma yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 yang juga disusun oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sarwoko & Sandjaja. Dimana Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi PT. Honoris Industry telah dikeluarkan pada Laporan Proforma ini baik untuk tahun 2009 maupun tahun 2008.

Investment in Shares Selling of PT Honoris Industry, one of the Subsidiaries.

In accordance with a notification letter to Bapepam-LK in No.001/FAD/I/2010 dated January 5, 2010 on sale of Investment in Shares on one of its Subsidiary, taken by the Company on December 30, 2009.

On that basis and according to generally accepted accounting principles in Indonesia, the number of Assets, Liabilities and Equity of PT Honoris Industry is no longer consolidated in the Consolidated Balance Sheets of PT Modern Internasional Tbk and Subsidiaries as of the date of December 31, 2009, while Statement Income of PT Honoris Industry were still consolidated in the Consolidated Statements of Income PT Modern Internasional Tbk. and Subsidiaries which ended in December 31, 2009.

To provide a clearer picture for the actions of the Company, then compiled Proforma Consolidated Balance Sheets and Consolidated Statements of Income Proforma which ended in December 31, 2009, which was also prepared by Public Accountant Purwantono, Sarwoko and Sandjaja, where the PT Honoris Industry’s Balance Sheet and Income Statement had been released on this Proforma Report for both 2009 and 2008.

Modern Internasional Annual Report 2009 | Modern Internasional Laporan Tahunan 2009 | Sumber Daya Manusia | Human Resources

060

Menghadapi perkembangan strategi Perseroan di mana pengaruh perkembangan teknologi digital begitu cepat dan adanya pengembangan diversiikasi bisnis , Perseroan dituntut untuk melakukan pengembangan sumber daya manusia yang mampu memberikan produktivitas tinggi, semangat, motivasi, dan keahlian dalam bidang teknologi digital serta bisnis ritel sebagai lini baru diversiikasi Perseroan.

Pertumbuhan dan pengaruh era teknologi digital yang begitu cepat memperlihatkan potensi yang luar biasa dan menjadi pilihan mutlak bagi Perseroan untuk bisa mengikuti perkembangannya. Sumber daya manusia pun dituntut untuk memiliki penguasaan dan pengetahuan di bidang teknologi khususnya untuk produk – produk layanan fotograi berbasis teknologi digital serta produk teknologi untuk pasar ritel. Melihat kebutuhan tersebut Perseroan melakukan beberapa langkah pengembangan sumber daya manusia dalam bentuk pelatihan mengenai produk berbasis teknologi digital secara berkala untuk sumber daya yang ada, serta melakukan seleksi yang lebih spesiik kepada calon sumber daya baru.

Di tahun 2009 pun, dengan pengembangan diversiikasi bisnis yang dilakukan Perseroan di bidang gerai ritel 7-Eleven, tentunya dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian khusus di bidang ritel makanan dan minuman siap saji. Pengembangan dan pencarian sumber daya manusia baru pun dimulai Perseroan mulai dari lini pramusaji hingga level manajemen untuk mencapai kinerja operasional yang tepat sasaran namun eisien. Berbagai pelatihan juga dilakukan oleh Perseroan untuk mempersiapkan kemampuan dan keahliah khusus di bidang ini baik secara internal maupun pelatihan eksternal dari prinsipal di luar negeri.

In facing the Company’s marketing strategies development, in which the impact of digital technology improvement is fast and the business diversification development, the company is required to develop the human resources which can give high degree of productivity, spirit, motivation, dan expertise in digital technology and also retail business as a new line of Company’s diversification.

The growth and effect of fast growing digital technology era shows a great potential and become Company’s absolute choice to follow its development. Human resources is required to have skill and knowledge in technology, especially digital technology-based photography service products and also technological products for retailers. Regarding these demands, the company made some training about digital technology based products periodically for the available human resources and also make a more specific selections towards new human resources’ candidate.

In 2009, with the Company’s business diversification development on 7-Eleven retail outlets, the needs of human resources with expertise in fast food and beverages retails. The Company started the development and recruitment of new human resources, from sales associates to management level to achieve on target operational performance but efficient. Various trainings were also run by the company to prepare the skill and special expertise in this field, both internal or external from the principal abroad.

Sumber Daya Manusia

Dalam dokumen MDRN Annual Report 20091 (Halaman 57-61)

Dokumen terkait