ANALISA PEMBAHASAN 3.1.Pekerjaan/Kegiatan
3.1.1.Pekerjaan Secara Umum
Dalam Telkom Regional Divre IV JATENG - DIY memiliki struktur organisasi yang terbagi dalam berbagai bidang. Setiap bidang memiliki tugas masing-masing. Gambar dibawah ini merupakan struktur organisasi dari Telkom Regional Divre IV JATENG - DIY:
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Telkom Divre IV
Praktik kerja lapangan/kerja lapangan dilaksanakan di Telkom Regional Divre IV JATENG - DIY ditempatkan pada unit ROC (Regional Operation Center) divisi Assurance -Regional Operation Center - Infrastructure. Dalam unit ROC dibagi menjadi dua yakni Assurance yang bertugas untuk penanganan gangguan dan Fulfillment yang bertugas untuk instalasi baru.
Dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan/kerja lapangan terdapat dua projek yang harus dikerjakan yakni sistem berbasis website yang dinamakan “Kamus” dan Telegram Gateway.
Sistem berbasis website yang disebut kamus karena sistem ini seperti kamus, bila mencari perbaikan perangkat yang belum diketahui
atau lupa dalam perbaikan perangkatnya akan terdapat dalam sistem berbasis website “Kamus”. Dikerjakan dari tanggal 18 – 28 Juli 2015. Kamus ini berfungsi untuk mempercepat dalam perbaikan perangkat (troubleshoot). Kamus akan menyediakan berbagai macam gangguan dalam indihome, wifi.id dan lain-lain beserta penanganan gangguan. Sehingga memudahkan user apabila menemukan gangguan yang baru ataupun lupa dalam perbaikan perangkat yang dihadapi saat bekerja. Sistem ini dapat diakses oleh seluruh witel (wilayah usaha telekomunikasi) dan Telkom Regional Divre IV JATENG - DIY sebagai pusatnya.
Projek yang kedua dilaksanakan dari tanggal 29 Juli – 26 Agustus 2016 dimana projek yang belum berhasil dalam penyelesaiannya. Dikarenakan belum menemukan bagaimana cara men-running script telegram. Sudah mencari dalam internet tetapi hanya sedikit yang mencoba. Misal sudah ketemu informasi tetapi masih belum lengkap dalam penjelasan atau hanya sekilas. Telegram gateway yang merupakan inovasi dari telegram. Telegram biasanya digunakan untuk chatting, berbagi informasi dan lain-lain. Dengan telegram gateway dapat berbagi informasi dengan cepat. Dimana telegram gateway dapat membroadcast pesan ke seluruh kontak yang terdapat di telegram tersebut. Telegram memiliki banyak kelebihan dibandingkan aplikasi messanger yang lain yakni pengiriman pesan lebih cepat, dapat berbagi file sampai ukuran 1,5 GB per file, group telegram memiliki kapasitas maksimum 200 orang dan dapat diupgrade, yang paling penting dapat menggunakan fitur bot untuk mengintegrasikan dengan API canggih milik telegram agar dapat menciptakan inovasi baru dan kelebihan lainnya[7].
3.1.2.Desain Database Sistem “Kamus”
Dalam perancangan desain database terdapat langkah-langkah sebagai berikut:
Praktik Kerja Lapangan/Kerja Praktik
Prodi IF - ST3 TELKOM Purwokerto 13102055
a. Pengumpulan data dan analisis
Merancang sebuah database harus mengetahui dan menganalisis apa yang diinginkan dari pengguna aplikasi. Dengan mengetahui apa saja yang diinginkan dalam sistem “Kamus”
- Diagram Konteks
Gambar 3.2 Diagram Konteks Sistem “Kamus”
- Data Flow Diagram Level Zero
Praktik Kerja Lapangan/Kerja Praktik
Prodi IF - ST3 TELKOM Purwokerto 13102055
- Data Flow Diagram Level One
Gambar 3.4 Data Flow Diagram Level One Sistem “Kamus” Bagian Login
Gambar 3.5 Data Flow Diagram Level One Sistem “Kamus” Bagian Input
Gambar 3.6 Data Flow Diagram Level One Sistem “Kamus” bagian FAQ
b. Perancangan database secara konseptual (Conceptual Scheme Design)
Dalam perancangan database secara konseptual menggunakan Entity Relational Diagram (ERD) untuk menggambarkan hubungan entitas database secara logika. Relasi keempat entitas yang digunakan dalam perancangan database Sistem “Kamus” ini dapat dilihat dalam skema konseptual Sistem “Kamus” pada gambar 3.6.
Praktik Kerja Lapangan/Kerja Praktik
Prodi IF - ST3 TELKOM Purwokerto 13102055
c. Perancangan database secara logika (Logical Design)
Skema konseptual direpresentasikan dalam model data. Relational database dalam kebutuhan data untuk sistem “Kamus” ini dapat mewakili skema logika sistem Kamus seperti gambar 3.8.
Gambar 3.8 Skema Logika (Relational Database) Sistem “Kamus”
d. Perancangan Database Secara Fisik (Physical Design)
Merupakan proses pemilihan jalur akses dan penyimpanan data dalam database. Desain file untuk website ini terdiri dari kumpulan record yang saling berelasi. Rancangan ini digambarkan dalam bentuk tabel keterangan field-field dari entitas yang saling terhubung pada gambar 3.4.
Tabel 3.1 Tabel User
Field Tipe Panjang Keterangan Username* Varchar 20 User untuk login Password Varchar 20 Kata kunci untuk login Level Varchar 10 Level yang sesuai untuk
login
Tabel 3.2 Tabel FAQ
Field Tipe Panjang Keterangan Nomor_faq* Varchar 20 No urut dari FAQ
Kategori Varchar 20 Memasukkan kategori 23
gangguan
Pertanyaan Varchar 500 Pertanyaan yang akan diajukan oleh user
Jawaban Varchar 500 Jawaban yang akan dijawab oleh admin
Tabel 3.3 Tabel Input
Field Tipe Panjang Keterangan
Judul Varchar 20 Judul dalam gangguan yang dihadapi
Id_kategori* Varchar 50 Kategori baik Assurance atau Fulfillment
Nomor_faq Varchar 20 Nomor urut dari FAQ Isi Varchar 500 Penanganan gangguan
Tabel 3.4 Tabel Kategori
Field Tipe Panjang Keterangan
Id_kategori* Varchar 20 Penentuan bahwa nomor satu adalah Assurance sedangkan nomor dua Fulfillment.
3.2.Analisis Hasil Pekerjaan
Normalisasi database jarang dilakukan dalam database skala kecil dan dianggap tidak diperlukan pada penggunaan personal. Tetapi dengan adanya normalisasi akan membantu dalam menghemat ruang yang digunakan oleh setiap tabel didalamnya dan mempercepat proses permintaan data. Proses normalisasi model data dapat dilakukan dengan menemukan entitas- entitas utama dalam model data, menemukan hubungan antara setiap entitas serta menemukan atribut yang dimiliki masing-masing entitas. Sesuai dengan penjelasan diatas dalam perancangan database baik dari skema konseptual,
Praktik Kerja Lapangan/Kerja Praktik
Prodi IF - ST3 TELKOM Purwokerto 13102055
skema logika dan desain secara fisik bahwa database pada sistem “Kamus” hanya dapat di normalisasi dalam bentuk satu. Dikatakan normalisasi bentuk pertama (1NF) apabila setiap atribut yang dimiliki memiliki satu dan hanya satu nilai. Apabila ada atribut yang memiliki nilai lebih dari satu, atribut tersebut adalah kandidat untuk menjadi entitas tersendiri.
Gambar 3.9 Bentuk INF
Dalam tabel diatas, semua atribut yang berhubungan dari id_kategori, nomor_faq, judul, isi, pertanyaan dan jawaban dijadikan satu untuk membentuk tabel 1NF. Untuk selanjutnya bentuk 2NF harus memenuhi normal pertama dan setiap atribut non-identifier sebuah entitas bergantung sepenuhnya pada sebuah identifier entitas tersebut.
Gambar 3.10 Bentuk 2NF
Untuk model 3NF dimana harus memenuhi model kedua dan tidak ada satupun atribut non-identifying yang bergantung pada atribut non- identifying. Bahwa tidak satupun atribut nonidentifying (seperti tabel faq, tabel input dan tabel id_kategori) yang bergantung pada atribut non- identifying lain.
25
BAB IV