5.1 Gambaran Umum
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan mempunyai peringkat obligasi secara konsisten di
PT. Pefindo pada tahun 2008-2010. Terdapat 17 perusahaan manufaktur yang
secara resmi terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mempunyai peringkat secara
konsisten pada tahun 2008-2010. Dari 17 perusahaan manufaktur diambil data
berupa laporan keuangan selama 3 tahun (2008-2010) sehingga jumlah populasi
51 kasus yang akan di teliti dalam penelitian ini.
Berdasarkan jumlah laporan keuangan dibagi 2 (dua) kategori yaitu
investment grade dan non investment grade. Ada 42 laporan keuangan dari 14
perusahaan masuk ke dalam kategori investment grade dan ada 9 laporan
keuangan dari 3 perusahaan masuk ke dalam kategori non investment grade.
Kategori investment grade merupakan serangkaian perusahaan yang memiliki
peringkat AAA, AA, A, dan BBB. Sedangkan kategori non insvestment grade
merupakan serangkaian perusahaan yang memiliki peringkat BB, B, CCC dan D.
5.2 Deskripsi Variabel
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai variabel penelitian seperti
grade, leverage, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, produktivitas, dan
39
Selanjutnya, apabila dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata dan
standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian dapat di lihat pada tabel
5.2 berikut ini
Tabel 5.2
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
GRADE 51 0 1 .82 .385 LEV 51 .03 1.04 .3161 .21117 LIQ 51 .13 4.27 1.3731 .90299 SOL 51 -.16 .42 .1037 .13771 PROF 51 .02 4.19 1.4594 1.00748 PROD 51 .14 4.24 .5398 .60786 ICR 51 -6.64 86.61 4.6455 12.05793 Valid N (listwise) 51
Sumber: hasil pengolahan data SPSS
Rasio Leverage adalah rasio yang digunakan untuk menilai seberapa besar
tingkat penggunaan hutang jangka panjang perusahaan. Tabel 4.2 menunjukan
bahwa ada perusahaan yang tingkat penggunaan kewajiban jangka panjangnya
paling rendah sebesar 0,03 dan tingkat penggunaan jangka panjang terbesar yaitu
1.04. Rata-rata tingkat penggunaan kewajiban jangka panjangnya sebesar 0,31.
Artinya, setiap 100% pendanaan perusahaan, maka 31% dibiayai oleh hutang
jangka panjang. Menurut Kasmir (2010:123), jika rata-rata industri leverage 35%,
maka rata-rata leverage keseluruhan perusahaan dalam kondisi baik, karena
berada di bawah rata-rata industri. Semakin rendah tingkat penggunaan hutang
jangka panjang maka akan semakin rendah juga resiko gagal bayar yang akan di
40
Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek tepat pada
waktunya atau sebelum jatuh tempo. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa ada
perusahaan yang memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya paling rendah sebesar 0.13 dan kemampuan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya paling tinggi sebesar 4,27. Rata-rata kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya sebesar 1,3731.
Artinya setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh harta lancar sebesar 1,4286
rupiah. Menurut Kasmir (2010:119), jika rata-rata industri untuk current ratio
sebesar 2 kali, maka rata-rata likuiditas untuk keseluruhan perusahaan di bawah
rata-rata industri. Oleh karena itu rata-rata likuiditas untuk keseluruhan
perusahaan dalam kondisi kurang baik karena berada di bawah rata-rata industri.
Rasio solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
segala kewajiban finansialnya pada saat perusahaan di likuidasi. Dengan demikian
solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan membayar semua kewajiban
atau utang-utangnya baik jangka pendek maupun jangka panjangnya. Pada tabel
4.2 menunjukkan bahwa ada perusahaan yang memiliki tingkat solvabilitas paling
rendah -0.16 dan tingkat solvabilitas paling tinggi sebesar 0.42. rata-rata
solvabilitas untuk keseluruhan perusahaan sebesar 0,1037. Artinya rata-rata-rata
kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban pada saat di likuidasi
sebesar 0,1037. Menurut Kasmir (2010:123), jika rata-rata industri sebesar 30%,
maka rata-rata solvabilitas untuk keseluruhan perusahaan menunjukan hasil yang
41
Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba.
Rasio ini memberikan gambaran seberapa efaktif perusahaan beroperasi sehingga
memberikan keuntungan bagi perusahaan. Tabel 4.2 menunjukan bahwa ada
perusahaan yang memiliki kemampuan memperoleh laba paling rendah 0.2 dan
kemampuan memperoleh laba paling besar sebesar 2,53. Rata-rata kemampuan
perusahaan memperoleh laba sebesar 0,24. Menurut Kasmir (2010:135) jika
rata-rata industri sebesar 30%, maka rata-rata-rata-rata profitabilitas untuk keseluruhan
perusahaan di bawah rata-rata industri. Oleh karena itu, sebagian besar perusahaan
dalam kondisi yang kurang baik. Karena masih di bawah rata-rata industri.
Rasio produktifitas mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan
sumber-sumber dana yang dimiliki oleh perusahaan. Tabel 4.2 menunjukan bahwa
ada perusahaan yang mempunyai tingkat produktifitas minimum sebesar 0,14 dan
perusahaan yang mempunyai tingkat produktifitas maksimal sebesar 4,24.
Rata-rata tingkat produktifitas untuk keseluruhan perusahaan sebesar 0.5398. Artinya,
setiap 1 rupiah aktiva tetap dapat menghasilkan 0,5398 rupiah penjualan.
Menurut Kasmir (2010:134), rata-rata industri untuk Total asset Turnover sebesar
2 rupiah, maka rata-rata produktifitas untuk keseluruhan perusahaan di bawah
rata-rata industri. Oleh karena itu, sebagian besar perusahaan dalam kondisi yang
kurang baik karena masih di bawah rata-rata industri.
Rasio ICR (Interest Coverage Ratio) adalah rasio yang digunakan untuk
menentukan seberapa mudah perusahaan membayar bunga atas hutangnya. Tabel
4.2 menunjukkan ada perusahaan yang mampu membayar bunga atas hutangnya
42
hutangnya maksimal sebesar 86,61. Rata-rata kemampuan perusahaan dalam
membayar bunga atas hutangnya sebesar 4,6455. Dengan kata lain biaya bunga
dapat ditutup 4,6455 kali laba sebelum beban bunga dan pajak. Menurut Kasmir
(2010:126), rata-rata industri untuk rasio kecukupan bunga sebesar 10 kali.
Rata-rata kecukupan bunga keseluruhan perusahaan berada di bawah Rata-rata-Rata-rata industri.
Ini menandakan kondisi sebagian besar perusahaan memiliki tingkat kecukupan
bunga yang kurang baik karena masih dibawah rata-rata industri.
tabel 5.2.1
Tabel interprestasi
Variabel Rasio Mean Kriteria rata-rata industry
Interprestasi
Leverage 0,31 (31%)
35% baik Likuiditas 1,37 kali
2 kali Kurang baik Solvabilitas 0,10 (10%)
35% Kurang baik Profitabilitas 0,24 (24%)
30% Kurang baik Produktifitas 0,53 kali
2 kali Kurang baik Kecukupan Bunga 4,64 kali
10 kali Kurang baik
5.3 Uji Hipotesis
5.3.1 -2 Log Likelihood
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, nilai -2 log likehood perlu
diketahui untuk menilai apakah model fit atau tidak. Nilai -2 log lokehood dapat
43
dibandingkan antara iterasi pada block 0 dengan iterasi blok 1. Penurunan nilai
dari 47,532 pada block 0 menjadi 33,689 pada block 1 (lihat tabel 4.3).
Penurunan nilai menunjukkan bahwa model baik, sehingga dapat dikatakan bahwa
model fit terpenuhi.
Tabel 5.3
-2 log likelihood