vii
Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh rasio leverage, rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio produktifitas dan rasio kecukupan bunga terhadap peringkat obligasi pada perusahaan yang terdaftar pada PT. Pefindo periode 2008-2010.
Kriteria pemilihan populasi pada penelitian ini meliputi :(1) Semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). (2) Perusahaan yang menerbitkan obligasi dan memiliki peringkat di PT Pefindo pada akhir tahun 2008 sampai 2010. (3) Semua perusahaan kecuali yang bergerak di bidang industri keuangan (perbankan, perusahaan sekuritas, perusahaan finansial, asuransi dan sejenisnya). (4) Perusahaan yang secara berturut-turut dari tahun 2008-2010 mendapatkan peringkat di PT.PEFINDO. Diperoleh jumlah populasi sebanyak 17 perusahaan dari 50 perusahaan yang terdaftar di PT.Pefindo. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi logistic.
Hasil analisis menunjukan bahwa variabel leverage dan profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi periode 2008-2010 pada tingkat signifikan kurang dari 0,05 atau 5%, sementara untuk variabel likuiditas, solvabilitas, produktifitas dan kecukupan bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi pada tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5%. Kemampuan yang dapat dijelaskan dari keenam variabel tersebut terhadap peringkat obligasi sebesar 76,6% sebagaimana ditunjukan oleh besarnya nilai nilai Nagelkerke R2 sebesar 76,6 % sedangkan sisanya 23,4% dapat di jelaskan oleh variabel-variabel lain yang berpengaruh terhadap peringkat obligasi selain variabel independen yang di teliti.
viii
ABSTRACT
THE EFFECT OF FINANCIAL RATIO OF
BOND RATING
Kristian Aditya Universitas Sanata Dharma
07 1334 042
This study was conducted to examine the effect of leverage, liquidity, solvency, profitability, productivity and rate adequacy ratio of bond ratings on the listed companies on the PT. Pefindo, 2008-2010, period.
Criteria for this population selection study including: (1) All companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI); (2) Companies have already issued bonds and have ranked in the PT Pefindo from 2008 to 2010; (3) All companies except those which engaged in the financial industries (banking, securities firms, financial companies, insurance and the like); (4) Companies that are sequaly from 2008-2010 have got rank in PT.PEFINDO. The population were 17 companies out of 50 companies listed in PT.Pefindo. Technique of analysis is a logistic regression.
The result of analysis indicates that the leverage variable and profitability partially have significant effect on bond ratings in 2008-2010 with the level of significantce less than 0.05 or 5%, while for liquidity variable, solvency, productivity and the adequacy of the rates have no significant effect on the rating bond. The significance is greater than 0.05 or 5%. Capabilities that can be explained for the six variables on bond ratings of 76.6% as shown by the value of Nagelkerke R2 value of 76.6% while the remaining is 23.4% can be explained by other variables that affect the bond rating in addition to the variable independently investigate.
i
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERINGKAT
OBLIGASI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
KRISTIAN ADITYA
NIM: 071334042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
PERSEMBAHAN
KUPERSEMBAHKAN KARYAKU INI UNTUK AYAH
DAN IBU SERTA KAKAKKU TERCINTA
RAKA SUMBER INSPIRASI DAN LIA
PENDAMPING HIDUP KU
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku :
vii
Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh rasio leverage, rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio produktifitas dan rasio kecukupan bunga terhadap peringkat obligasi pada perusahaan yang terdaftar pada PT. Pefindo periode 2008-2010.
Kriteria pemilihan populasi pada penelitian ini meliputi :(1) Semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). (2) Perusahaan yang menerbitkan obligasi dan memiliki peringkat di PT Pefindo pada akhir tahun 2008 sampai 2010. (3) Semua perusahaan kecuali yang bergerak di bidang industri keuangan (perbankan, perusahaan sekuritas, perusahaan finansial, asuransi dan sejenisnya). (4) Perusahaan yang secara berturut-turut dari tahun 2008-2010 mendapatkan peringkat di PT.PEFINDO. Diperoleh jumlah populasi sebanyak 17 perusahaan dari 50 perusahaan yang terdaftar di PT.Pefindo. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi logistic.
Hasil analisis menunjukan bahwa variabel leverage dan profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi periode 2008-2010 pada tingkat signifikan kurang dari 0,05 atau 5%, sementara untuk variabel likuiditas, solvabilitas, produktifitas dan kecukupan bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi pada tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5%. Kemampuan yang dapat dijelaskan dari keenam variabel tersebut terhadap peringkat obligasi sebesar 76,6% sebagaimana ditunjukan oleh besarnya nilai nilai Nagelkerke R2 sebesar 76,6 % sedangkan sisanya 23,4% dapat di jelaskan oleh variabel-variabel lain yang berpengaruh terhadap peringkat obligasi selain variabel independen yang di teliti.
viii
ABSTRACT
THE EFFECT OF FINANCIAL RATIO OF
BOND RATING
Kristian Aditya Universitas Sanata Dharma
07 1334 042
This study was conducted to examine the effect of leverage, liquidity, solvency, profitability, productivity and rate adequacy ratio of bond ratings on the listed companies on the PT. Pefindo, 2008-2010, period.
Criteria for this population selection study including: (1) All companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI); (2) Companies have already issued bonds and have ranked in the PT Pefindo from 2008 to 2010; (3) All companies except those which engaged in the financial industries (banking, securities firms, financial companies, insurance and the like); (4) Companies that are sequaly from 2008-2010 have got rank in PT.PEFINDO. The population were 17 companies out of 50 companies listed in PT.Pefindo. Technique of analysis is a logistic regression.
The result of analysis indicates that the leverage variable and profitability partially have significant effect on bond ratings in 2008-2010 with the level of significantce less than 0.05 or 5%, while for liquidity variable, solvency, productivity and the adequacy of the rates have no significant effect on the rating bond. The significance is greater than 0.05 or 5%. Capabilities that can be explained for the six variables on bond ratings of 76.6% as shown by the value of Nagelkerke R2 value of 76.6% while the remaining is 23.4% can be explained by other variables that affect the bond rating in addition to the variable independently investigate.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih karena skripsi ini telah
selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan
Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan
berbagai masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Ibu Cornelio Purwantini S.pd., M.S.A. selaku Dosen Pembimbing yang telah
sabar dan bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,
dukungan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
5. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan
ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga menjadi bekal dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi (Mbak Aris) atas segala
pelayanannya dan bantuannya selama penulis kuliah di Universitas Sanata
x
7. Papaku tercinta EM. Rusman Marhendi dan mamaku Henny Chrisnawati yang
selalu memberikan perhatian, kasih sayang, dukungan, dan pengorbanan baik
material maupun spiritual sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
8. Kakakku tersayang Felix djatmiko yang selalu memberikan doa dan dukungan
kepada penulis.
9. Mbakku tercinta Felicia magdalena yang memberikan bantuan dan doa kepada
penulis.
10.Sahabatku terkasih Theresia Ratna, Cahyarini, Melania Yossi, Maria Risti
yang selalu memberikan doa, dukungan, perhatian, dan semangat kepada
penulis.
11.Veronika Lia Purnama Sari terima kasih untuk semua dukungan, cinta,
perhatian, pengorbanan, pendampinganmu dan bantuan yang diberikan selama
ini sehingga penulis tetap berjuang dan berusaha menyelesaikan skripsi ini.
12.Teman-teman seperjuanganku di PAK 2007 terima kasih atas kebersamaannya
selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis masih
membuka diri terhadap saran dan kritik yang membangun. Semoga skripsi ini
dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… ii
HALAMAN PENGESAHAN ………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……….. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……….. vi
ABSTRAK ……… vii 1.1 Latar Belakang Masalah ………. 1
xii
2.3.3 Solvabilitas dan peringkat obligasi ... 22
2.3.4 Profitabilitas dan peringkat obligasi ... 23
2.3.5 Produktifitas dan peringkat obligasi ... 23
2.3.6 Kecukupan bunga dan peringkat obligasi ... 24
xiii
3.5.2 Uji Hipotesis ... 32
BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Profil PT. Pefindo ... 36
BAB V ANALISISA DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum ... 38
5.2 Deskrispsi Variabel ... 39
5.3 Uji hipotesis ... 43
5.3.1 -2 log likehood ... 43
5.3.2 nalgekerke r ... 45
5.3.3 Holmer and lemshow ... 46
5.3.4 Tingkat ketepatan prediksi model ... 46
5.3.5 Efek pengaruh varibel leverage, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, produktifitas, kecukupan bunga terhadap variabel peringkat obligasi... 48
5.4 Pembahasan data hasil penelitian ... 50
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 53
6.2 Keterbatasan ... 54
6.3 Saran ... 54
xiv
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Gambar 2.1 Model Penelitian ... 25
Tabel 5.2 Descriptive Statistic ... 39
Tabel 5.2.1 Tabel Interprestasi ... 42
Tabel 5.3 -2 log likehood ... 43
Table 5.4 Nagekelke R... 44
Tabel 5.5 Holmer and Lemeshow... 45
Tabel 5.6 Tingkat ketepatan prediksi ... 45
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Daftar Sampel Nama Perusahaan Tahun 2008
Lampiran II Daftar Sampel Nama Perusahaan Tahun 2009
Lampiran III Daftar Sampel Nama Perusahaan Tahun 2010
Lampiran IV Data Rasoa Keuangan
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bagi perusahaan, penerbitan obligasi merupakan salah satu alternatif
pembiayaan perusahaan (Sembel dan Dewitifa 2004). Dana yang didapat dari
menerbitkan saham atau menerbitkan obligasi disebut sumber dana eksternal.
Perusahaan dapat menggunakan sumber dana tersebut apabila, perusahaan
melakukan investasi untuk mengembangkan bisnisnya dengan tujuan merger,
akuisisi, ekspansi dan investasi lainnya. Perusahaan dapat menggunakan aktiva
perusahaan untuk membiayai aktivitas perusahaan sebagai salah satu solusi dalam
memecahkan masalah pendanaan tersebut. Akan tetapi apabila aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan tidak dapat mendanai aktivitas tersebut, perusahaan
dapat menerbitkan saham atau menerbitkan obligasi sebagai alternatif dalam
mendanai aktivitas perusahaan.
Dana yang diperoleh dari investor adalah dana yang disetorkan sebagai
pembelian sekuritas. Menurut Darmawan (2007), dalam memilih obligasi, bukan
hanya return saja yang harus menjadi bahan pertimbangan investor, faktor
keamanan juga memegang peranan penting dalam melakukan investasi.
Keamanan suatu obligasi ditunjukkan bagi investor sebagai suatu informasi
investasi. Imbalan yang diterima dari penerbit sekuritas adalah return yang berupa
dividen bagi investor saham dan return yang berupa bunga bagi investor obligasi.
Obligasi selain digunakan sebagai sarana melakukan ekspansi juga dapat
2
(Raharja dan Sari, 2008). Kualitas suatu obligasi dinilai oleh lembaga independen
yang mempunyai wewenang dengan memakai sistem peringkat. Peringkat surat
utang perusahaan yang diberikan oleh lembaga pemeringkat independen
memberikan gambaran tentang kemampuan emiten untuk memenuhi kewajiban
membayar bunga obligasi dan pelunasan obligasi secara tepat waktu dan dalam
jumlah yang sesuai.
Tujuan utama proses rating adalah memberikan informasi akurat
mengenai kinerja keuangan, posisi bisnis perseroan yang menerbitkan surat utang
(obligasi) dalam bentuk peringkat kepada calon investor (Rahardjo 2004). Selain
itu, manfaat umum dari proses pemeringkatan adalah keterbukaan sistem
informasi pasar, efisiensi biaya, menentukan besarnya coupon memberikan
informasi yang obyektif dan independen, menggambarkan kondisi pasar obligasi
dan kondisi ekonomi pada umumnya.
Dengan melakukan analisis dari segi keuangan atau manajemen dan bisnis
fundamentalnya, setiap investor akan dapat menilai kelayakan bisnis usaha emiten
tersebut. Selain itu, investor dapat menilai tingkat risiko yang timbul dari investai
obligasi tersebut. Beberapa manfaat rating bagi investor adalah sebagai informasi
risiko investasi, rekomendasi investasi, dan sebagai bahan perbandingan.
Selanjutnya manfaat yang akan didapatkan dari emiten diantaranya adalah sebagai
informasi posisi bisnis, menentukan struktur obligasi, mendukung kinerja, alat
pemasaran, dan menjaga kepercayaan investor.
Menurut Raharja dan Sari (2008), peringkat obligasi merupakan skala
3
merupakan lembaga independen yang memberikan jasa penilaian dan informasi
mengenai peringkat obligasi. Jasa agen pemeringkat obligasi dapat dimanfaatkan
untuk mengetahui informasi mengenai peringkat obligasi yang beredar. Di
Indonesia kini memiliki tiga lembaga independen yang memberikan jasa tersebut
yaitu PT. PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia), PT. Kasnic Credit Rating dan
PT. Fitch Ratings Indonesia.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menguji kembali variabel-variabel
(rasio keuangan) yang mempunyai kemampuan dan pengaruh dalam membentuk
model untuk memprediksi peringkat obligasi di Indonesia. Adapun judul
penelitian ini adalah “PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP
4
1.2Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi beberapa rasio yang
mempengaruhi peringkat obligasi. Rasio-rassio tersebut meliputi rasio hutang,
rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio produktivitas, dan
rasio kecukupan bunga. Rasio-rasio yang lainya yang berpengaruh terhadap
peringkat obligasi tidak dibahas.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah adalah
sebagai berikut:
1. Apakah rasio hutang berpengaruh terhadap peringkat obligasi?
2. Apakah rasio likuiditas berpengaruh terhadap peringkat obligasi?
3. Apakah rasio solvabilitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi?
4. Apakah rasio profitabilitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi?
5. Apakah rasio produktivitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi?
6. Apakah rasio kecukupan bunga berpengaruh terhadap peringkat obligasi?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh rasio hutang terhadap peringkat
obligasi.
2. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh rasio likuiditas terhadap peringkat
5
3. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh rasio solvabilitas terhadap
peringkat obligasi.
4. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh rasio profitabilitas terhadap
peringkat obligasi.
5. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh rasio produktivitas terhadap
peringkat obligasi.
6. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh rasio kecukupan bunga terhadap
peringkat obligasi.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diberikan adalah:
1. Bagi investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan bahan
pertimbangan dalam memilih investasi pada obligasi. Dengan demikian
investor dapat mengetahui kualitas obligasi dan perubahan peringkat obligasi
berkaitan dengan kemampuan suatu perusahaan dalam membayar
kewajibannya.
2. Bagi pihak manajemen
Penelitian ini dapat menjadi salah satu alat untuk memprediksi peringkat
obligasi yang diterbitkan, sehingga perusahaan dapat meningkatkan kualitas
obligasi untuk mendapatkan peringkat yang baik agar bisa menciptakan
6
3. Bagi peneliti selanjutnya
Dapat dijadikan referensi pendukung dan dapat memberikan kontribusi untuk
pengembangan model dan pengembangan teori prediksi peringkat obligasi di
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Obligasi
Obligasi merupakan surat hutang yang diterbitkan oleh suatu entitas dalam
rangka mendapatkan dana yang memiliki suatu jangka waktu tertentu dan
menawarkan bunga sebagai return atas dana yang disetorkan. (Darmawan 2007)
menyatakan bahwa obligasi adalah surat utang yang berjangka waktu lebih dari satu
tahun dan bersuku bunga tertentu, yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik
dana dari masyarakat, guna pembiayaan perusahaan atau oleh pemerintah untuk
keperluan anggaran belanjanya. Sebagian besar pembeli obligasi yaitu lembaga atau
perusahaan dan sedikit dari pemodal individu. Daya tarik yang diberikan dari obligasi
ialah bunga. Pembagian bunga obligasi lebih didahulukan dan mempunyai prioritas
lebih dibandingkan dengan investasi saham.
Menurut Adrian (2009: 1) obligasi adalah suatu ikatan yang berisi perjanji
dimana salah satu pihaknya (principal atau penerbit) bisa berupa perusahaan maupun
pemerintah. Janji di dalam obligasi merupakan janji untuk membayar sejumlah uang
pada waktu tertentu, yaitu pada tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan. Oleh
karena itu, dalam obligasi memuat janji bahwa dalam utang tersebut akan diberikan
bunga yang bentuknya tergantung pada kesepakatan, apakah bunga mengambang atau
8
Fabozzi (2000) dalam Adhi (2010: 32) mendefinisikan obligasi sebagai suatu
instrumen utang yang ditawarkan oleh penerbit (issuer) yang juga disebut debitor
atau peminjam (borrower) untuk membayar kembali kepada investor (lender)
sejumlah yang dipinjam ditambah bunga selama tahun yang ditentukan. Obligasi
memberikan pendapatan tetap kepada pemiliknya selama jangka waktu berlakunya
surat utang tersebut. Hal ini disebabkan pendapatan yang diterima pemilik obligasi
(pokok dan bunga) tidak terpengaruh oleh perubahan harga sekuritas utang yang
bersangkutan (Adhi, 2010: 33).
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan investasi pada obligasi, yaitu: kualitas, kuantitas dan suku bunga umum.
Kualitas suatu obligasi ditentukan oleh peringkatnya. Empat ketentuan yang menjadi
daya tarik obligasi, (PT. BEJ, 1996 dalam Nurkhasanah 2003: 9):
1. Emiten membayar bunga dalam jumlah tertentu yang dibayar secara
regular.
2. Emiten akan membayar kembali pinjaman tersebut dengan tepat waktu.
3. Obligasi mempunyai jatuh tempo yang telah ditentukan ketika obligasi
habis masanya dan pinjaman harus dibayar penuh pada nilai normal.
Investasi memerlukan adanya pertimbangan dan penilaian. Penilaian atas
suatu perusahaan dapat dinilai dari harga saham perusahaan tersebut. Dan dari
9
kredibilitasnya. Berbeda dengan saham, dalam bentuk obligasi salah satu faktor dari
pertimbangan investasi obligasi yaitu peringkat obligasi. Menurut Sari (2004)
pemeringkatan obligasi memberikan informasi yang dapat menunjukkan resiko
default obligasi perusahaan. Resiko default muncul apabila perusahaan tidak dapat
melunasi hutangnya yang telah jatuh tempo.
Peringkat obligasi yang biasa disebut credit rating (peringkat kredit)
merupakan salah satu alat ukur yang menunjukkan kualitas obligasi yang diterbitkan
oleh perusahaan penerbit (emiten) berupa return yang sekaligus dapat menjadi alat
ukur kinerja dari emiten tersebut. Menurut Setyaningrum (2005) peringkat surat
utang perusahaan yang diberikan oleh lembaga pemeringkat independen memberikan
gambaran tentang kemampuan emiten untuk memenuhi kewajiban membayar bunga
dan pokok secara tepat waktu dan dalam jumlah yang sesuai. Hasil yang didapatkan
untuk memperhatikan perbandingan antar industri dan antar emiten. Sedangkan
menurut Raharja dan Sari (2008), peringkat obligasi merupakan skala rasio dari
semua obligasi yang diperdagangkan. Skala tersebut menunjukkan tingkat keamanan
suatu obligasi bagi investor.
Menurut Adhi (2010: 33) peringkat obligasi adalah salah satu indikator
penting mengenai kualitas kredit perusahaan. Pemeringkatan rating dilakukan untuk
memperkirakan kemampuan dari penerbit obligasi untuk membayar bunga dan pokok
10
tinggi tingkat rating, maka hal tersebut menunjukkan tingginya kemampuan penerbit
obligasi untuk membayar utangnya (Manurung, 2009: 2).
Peringkat obligasi diberikan oleh lembaga independen yang memiliki
wewenang untuk memberikan penilaian dan informasi atas obligasi. Kini di Indonesia
memiliki lembaga independen pemeringkat obligasi yaitu PT PEFINDO, PT Kasnic
Credit Rating dan PT Fitch Ratings Indonesia. Menurut Raharja dan Sari (2008),
analisis pemeringkatan efek dilakukan berdasarkan:
1. Laporan keuangan tiga sampai lima tahun sebelumnya
2. Analisis sektoral dan industri
3. Proyeksi keuangan
4. Perkiraan kinerja dimasa yang akan datang oleh manajemen emiten
Menurut Astuti dan Prasetio (2002) proses pemeringkatan dibagi menjadi 2
jenis, yaitu corporate rating dan securities rating. Corporate rating adalah
pemeringkatan yang dilakukan untuk menilai suatu perusahaan secara menyeluruh,
sedangkan securities rating adalah pemeringkatan yang dilakukan terhadap suatu
produk efek yang dikeluarkan oleh perusahaan, misalnya bond rating. Menurut
Karyani dan Manurung (2006) proses penilaian rating dilakukan dengan
mempertimbangkan segala yang berhubungan dengan keuangan dan informasi non
keuangan, antara lain operasional perusahaan, manajemen perusahaan, laporan
11
Foster (1986: 501-502) mengemukakan ada beberapa fungsi peringkat
obligasi, yaitu sebagai:
1. Sumber informasi atas kemampuan perusahaan, pemerintah daerah atau
pemerintah dalam menaati ketepatan waktu pembayaran kembali pokok
utang dan tingkat bunga yang dipinjam. Superioritas ini muncul dari
kemampuan untuk menganalisis informasi umum atau mengakses
informasi rahasia.
2. Sumber informasi dengan biaya rendah bagi keluasan informasi kredit yang
terkait dengan cross section antar perusahaan, pemerintah daerah, dan
pemerintah. Biaya yang dibutuhkan untuk mengumpulkan informasi
sejumlah perusahaan swasta, perusahaan pemerintah daerah, dan
perusahaan pemerintah, sangat mahal. Bagi investor, akan sangat efektif
jika ada agen yang mengumpulkan, memproses, dan meringkas informasi
tersebut dalam suatu format yang dapat diinterpretasikan dengan mudah
(misalnya dalam bentuk skala peringkat).
3. Sumber legal insurance untuk pengawas investasi. Membatasi investasi
pada sekuritas utang yang memiliki peringkat tinggi (misalnya peringkat
BBB ke atas).
4. Sumber informasi tambahan terhadap keuangan dan representasi
12
merupakan reputasi perusahaan yang berupa risiko. Peringkat merupakan
insentif bagi perusahaan yang bersangkutan, mengenai kelengkapan dan
ketepatan waktu laporan keuangan dan data lain yang mendasari penentuan
peringkat.
5. Sarana pengawasan terhadap aktivitas manajemen.
6. Sarana untuk memfasilitasi kebijakan umum yang melarang investasi
spekulatif oleh institusi seperti bank, perusahaan asuransi, dan dana
pensiun.
Metodologi rating PEFINDO berafiliasi dengan Standard & Poor’s yang
menggunakan prefix id. Berikut peringkat-peringkat yang dikeluarkan oleh
PEFINDO (Karyani dan Manurung 2006):
1. idAAA – obligor memiliki kapasitas superior dalam memenuhi kewajiban jangka
panjangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya.
2. idAA – obligor memiliki kapasitas sangat tinggi dalam memenuhi kewajiban
jangka panjangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Perbedaan
memenuhi kewajiban jangka panjangnya hanya sedikit berbeda dengan obligor
dengan peringkat AAA.
3. idA – obligor memiliki kapasitas tinggi dalam memenuhi kewajiban jangka
13
rentan terhadap perubahan lingkungan dan kondisi ekonomi yang buruk
dibandingkan high rated obligors.
4. idBBB – obligor memiliki kapasitas yang cukup dalam memenuhi kewajiban
jangka panjangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Namun kondisi
ekonomi yang buruk serta perubahan lingkungan yang buruk dapat melemahkan
kemampuan obligor untuk memenuhi kewajibannya.
5. idBB – obligor memiliki kapasitas yang agak lemah dalam memenuhi kewajiban
jangka panjangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Obligor
menghadapi ketidakpastian atau lebih rentan terhadap kondisi ekonomi yang
buruk serta perubahan lingkungan sehingga dapat melemahkan kemampuan
obligor untuk memenuhi kewajibannya.
6. idB – obligor memiliki kapasitas yang lemah dalam memenuhi kewajiban jangka
panjangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Kondisi ekonomi dan
lingkungan yang buruk membuat obligor kesulitan memenuhi kewajiban jangka
panjangnya.
7. idCCC – sangat tergantung dari kondisi ekonomi dan finansial yang baik untuk
dapat memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
8. idD – obligor tidak mampu membayar kewajiban jangka panjangnya pada saat
jatuh tempo.
Peringkat dapat dimodifikasi dengan tanda positif (+) yang menunjukkan
14
kemungkina penurunan (downgrade). Bila tanpa tanda positif (+) maupun negatif (-),
peringkat kemungkinan tidak akan berubah.
Secara lebih khusus, peringkat obligasi untuk suatu obligasi memperlihatkan
resiko dan prospek dari obligasi yang bersangkutan. Menurut Ulfa dan Subiyantoro
(2004) obligasi digolongkan ke dalam dua kelompok besar berdasarkan peringkat
yang dimiliki yaitu:
1. Investment grade: investasi dengan resiko rendah tetapi dengan harga tinggi dan
yield yang relatif rendah. Peringkat yang termasuk dalam kelompok ini ialah
AAA, AA, A dan BBB.
2. Non investment grade: obligasi dengan resiko gagal bayar (default) yang cukup
tinggi tetapi ditawarkan dengan harga yang rendah dan yield yang tinggi.
Peringkat yang termasuk di dalam kelompok ini ialah BB, B, CCC dan D.
Raharja dan Sari (2008) menyatakan bahwa pemeringkatan utang perusahaan
mempunyai fungsi bagi investor yaitu, sebagai sumber informasi superior, sumber
informasi berbiaya rendah, sumber “legal insurance” untuk pengawasan investasi,
sumber sertifikasi tambahan mengenai kelengkapan dan ketepatan waktu dari
laporan keuangan, monitor terhadap kegiatan manajemen, melarang investasi
spekulatif oleh institusi.
Beberapa perusahaan berbeda dalam mengartikan tentang keberadaan
15
didesain secara eksklusif untuk tujuan mencapai obligasi yang sesuai dengan kualitas
investasi. (b) Standart and Poor’s (1984), menyatakan bahwa pemeringkatan hutang
S&P perusahaan adalah penilaian asset saat ini atas kewajaran kelayakan kredit dari
obligor dengan menekankan pada obligasi tertentu. (c) Australian Ratings (1984),
menyatakan bahwa pemeringkatan kredit perusahaan yang memberikan sistem fradasi
yang sederhana kepada peminjam dengan kapasitas relatif perusahaan untuk
membayar bunga dan hutangnya dengan tepat waktu. (d) PT PEFINDO (1997),
menyatakan bahwa pada umumnya pemeringkatan hutang merupakan indikator
kemungkinan pembayaran bunga dan hutang tepat waktu, sesuai dengan perjanjian
yang telah disepakati.
Lembaga pemeringkat yang mengeluarkan rating obligasi, memiliki
metodologi tersendiri untuk menentukan faktor apa saja yang mempengaruhi suatu
rating atas obligasi yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Menurut Bringham dan
Houston (2006: 375 – 376) faktor – faktor yang dapat mempengaruhi rating suatu
obligasi yaitu :
1. Berbagai macam rasio – rasio keuangan, termasuk debt ratio, current
ratio, profitability dan fixed charge coverage ratio. Semakin baik rasio –
rasio keuangan tersebut semakin tinggi rating tersebut.
2. Jaminan aset untuk obligasi yang diterbitkan (mortage provision).
Apabila obligasi dijamin dengan aset yang bernilai tinggi, maka
16
3. Kedudukan obligasi dengan jenis utang lain. Apabila kedudukan obligasi
lebih rendah dari utang lainnya maka rating akan ditetapkan satu tingkat
lebih rendah dari yang seharusnya.
4. Penjamin. Emiten obligasi yang lemah namun dijamin oleh perusahaan
yang kuat maka emiten diberi rating yang kuat.
5. Adanya singking fund (provisi bagi emiten untuk membayar pokok
pinjaman sedikit demi sedikit setiap tahun).
6. Umur Obligasi. Cateris Paribus, obligasi dengan umur yang lebih pendek
mempunyai risiko yang lebih kecil.
7. Stabilitas laba dan penjualan emiten.
8. Peraturan yang berkaitan dengan industri emiten.
9. Faktor – faktor lingkungan dan tanggung jawab produk.
10. Kebijakan akuntansi. Penetapan kebijakan akuntansi yang konservatif
mengindikasikan laporan keuangan yang lebih berkualitas.
2.2 Rasio Keuangan
Rasio keuangan suatu perusahaan didasarkan pada data historis keuangan
perusahaan. Setiap kebijakan dan keputusan yang diambil oleh manajemen tercermin
dalam setiap komponen pada laporan keuangan. Analisis rasio keuangan dapat
membimbing para investor dalam melakukan investasi terhadap suatu perusahaan
17
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah yang lain (www.wikipedia.com)
Keterbatasan analisis rasio keuangan menurut wikipedia adalah sebagai
berikut:
1. Rasio tersebut dibentuk dari data akuntansi dan data ini dipengaruhi oleh cara
penafsirannya dan bahkan dapat dimanipulasi.
2. Seorang manajer keuangan harus berhati-hati dalam penilaian apakah suatu rasio
tertentu baik atau buruk dalam penilaian gabungan tentang sebuah perusahaan,
berdasarkan suatu kumpulan rasio-rasio.
3. Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan bahwa
perusahaan tersebut sedang berjalan dengan normal dan dipimpin dengan baik.
4. Dalam menganalisa setiap rasio, angka-angka yang diperoleh dan perhitungan
tidak dapat berdiri sendiri. Rasio tersebut akan berarti bila setidaknya satu dari
dua hal ini dipenuhi: 1) Adanya perbandingan dengan perusahaan sejenis yang
mempunyai tingkat resiko yang hampir sama; 2) Adanya analisa kecenderungan
(trend) dari setiap rasio pada tahun-tahun sebelumnya.
5. Pencapaian target sesuai dengan rata-rata industri tidak menunjukkan kinerja
perusahaan yang baik. Kebanyakan perusahaan justru menginginkan tingkat yang
lebih baik dari rata-rata industri. Oleh karena itu, lebih tepat jika difokuskan pada
18
2.2.1 levevage ratio
Menurut Raharja dan Sari (2008), leverage merupakan rasio keuangan yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu perusahaan menggunakan utang dalam
membiayai investasinya. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan
sumber dana perusahaan. Semakin besar rasio leverage perusahaan, semakin besar
resiko kegagalan perusahaan. Hal ini mengindikasikan perusahaan dengan tingkat
leverage yang tinggi cenderung memiliki kemampuan yang rendah dalam memenuhi
kewajibanya. Rasio laverage diukur dengan formulasi Debt Ratio (Rasio Hutang)
digunakan untuk mengukur keseimbangan proporsi antara aktiva yang didanai oleh
kreditor (utang) dan yang didanai oleh pemilik perusahaan,
2.2.2 Liquidity Ratio
Menurut Raharja dan Sari (2008) likuiditas merupakan kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya.
Rasio yang digunakan adalah current ratio. Current Ratio merupakan perbandingan
antara total aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Angka dari rasio ini sangat
tergantung dari jenis dan sifat industrinya, sehingga dalam melakukan interpretasi
terhadap likuiditas suatu perusahaan harus berhati-hati. Likuiditas suatu perusahaan
yang tinggi belum tentu baik, jika ditinjau dari segi profitabilitas perusahaan tersebut,
19
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan suatu entitas dalam
membayar utang jangka pendeknya dengan menjaminkan pada asset perusahaan.
Perbandingan tersebut dapat mencerminkan proporsi aktiva lancar yang dimiliki
terhadap utang lancar.
2.2.3 Solvabilitas
Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala
kewajiban finansialnya pada saat perusahaan dilikuidasi. Menurut Astuti dan Prasetio
(2002) apabila aliran kas mulai menunjukkan penurunan terus menerus selama waktu
tertentu, maka bisa diperkirakan bahwa suatu waktu tertentu perusahaan akan
mengalami kesulitan keuangan dan akhirnya mengalami kebangkrutan. Pengukuran
yang dilakukan dengan membandingkan arus kas operasi dengan jumlah utang yang
dimiliki perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam membayar bunga utang
jangka panjang dan kemampuan menghasilkan labanya.
2.2.4 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba
dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Menurut
Rahmawati, Mutmainah dan Haryanto (2004), profitabilitas menunjukkan
keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan perusahaan, sehingga
20
kepada investor tentang profitabilitas sehingga dapat meningkatkan kompensasi
untuk manajemen. Rasio ini tidak hanya menunjukkan kinerja perusahaan dari sisi
profitabilitas saja namun menunjukkan likuiditas perusahaan dalam menerangkan
kemampuan perusahaan dalam bertumbuh.
2.2.5 Produktivitas
Rasio produktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan
sumber-sumber dana yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio yang digunakan untuk
mengukur aktivitas perusahaan adalah rasio penjualan terhadap total asset yang
dirumuskan menjadi variable total asset turnover. Rasio ini dapat menunjukkan
seberapa besar dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva rata-rata satu tahun
atau setiap rupiah aktiva selama setahun dapat menghasilkan revenue.
2.2.6 Kecukupan Bunga (Interest Coverage)
Rasio yang digunakan untuk menentukan seberapa mudah perusahaan dapat
membayar bunga atas hutang. Rasio cakupan bunga dihitung dengan membagi laba
perusahaan sebelum bunga dan pajak (usaha EBIT) dari satu periode dengan beban
bunga perusahaan pada periode yang sama. Menurut Wikipedia
(www.wikipedia.com) semakin rendah rasio perusahaan, semakin terbebani oleh
biaya utang. Ketika bunga coverage ratio perusahaan adalah satu setengah atau lebih
21
cakupan bunga rasio di bawah satu menunjukkan perusahaan tidak menghasilkan
pendapatan yang cukup untuk memenuhi beban bunga.
2.3 KERANGKA BERPIKIR
2.3.1 Leverage dan Peringkat Obligasi
Rasio leverage merupakan rasio keuangan yang menunjukkan proporsi
penggunaan hutang untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki.
Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan menggunakan
hutang dalam membiayai investasinya.
Semakin besar rasio leverage perusahaan, semakin besar risiko kegagalan
perusahaan. Semakin rendah leverage perusahaan, semakin baik peringkat yang
diberikan terhadap perusahaan (Burton et al. 1998 dalam Herwidi 2005 : 28). Hal
ini mengindikasikan perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung
memiliki kemampuan yang rendah dalam memenuhi kewajibannya.
Menurut Darmawan (2007) rasio hutang yang terlalu tinggi
mengindikasikan hutang yang berlebihan, menandakan kemungkinan perusahaan
tidak dapat membayar sesuai dengan kewajibannya. Dan hasil dari penelitiannya
22
2.3.2 Likuiditas dan Peringkat Obligasi
Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada
waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid dan mempunyai
aktiva lancar lebih besar daripada hutang lancarnya. Burton et al (2000)
menyatakan bahwa tingkat likuiditas yang tinggi akan menujukkan kuatnya
kondisi keuangan perusahaan sehingga secara keuangan akan mempengaruhi
prediksi peringkat obligasi.
Menurut Darmawan (2007), rasio likuiditas mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar tagihan pada saat jatuh tempo dengan hartanya yang
paling lancar. Dan hasil penelitian Darmawan bahwa rasio likuiditas berpengaruh
negatif terhadap peringkat obligasi.
2.3.3 Solvabilitas dan Peringkat Obligasi
Menurut Raharja dan Sari (2008) rasio solvabilitas menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kemampuan perusahaan untuk
memenuhi semua kewajiban baik jangka panjang maupun jangka pendek pada
saat perusahaan tersebut. Semakin tinggi solvabilitas maka semakin baik
23
2.3.4 Profitabilitas dan Peringkat Obligasi
Investasi dalam bentuk obligasi secara langsung sebenarnya tidak
terpengaruh oleh profitabilitas perusahaan, karena berapapun besarnya profit yang
mampu dihasilkan oleh perusahaan, pemegang obligasi tetap menerima sebesar
tingkat bunga yang telah ditentukan. Akan tetapi para analisis tetap tertarik pada
profitabilitas perusahaan karena profitabilitas mungkin merupakan satu-satunya
indikator yang paling baik mengenai kesehatan keuangan perusahaan (Tandelilin
1991:76). Apabila laba perusahaan tinggi, maka akan memberikan peringkat yang
naik pula sehingga variabel ini dikatakan dapat mempengaruhi peringkat obligasi.
Menurut Raharja dan Sari (2008), rasio profitabilitas menunjukkan
kemampuan perusahaan memperoleh laba, baik dalam hubungannya dengan
penjualan, total aktiva maupun laba bagi modal sendiri. Profitabilitas memberikan
gambaran seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga memberikan
keuntungan bagi perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka
semakin rendah resiko ketidakmampuan membayar dan semakin baik pula
peringkat obligasinya.
2.3.5 Produktivitas dan Peringkat Obligasi
Menurut Horrigen (1996 dalam Purnomo 2005:29) rasio produktifitas
secara signifikan berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Semakin tinggi
24
Demikian juga menurut Purnomo (2005: 29) menyatakan bahwa rasio
produktivitas secara siginifikan berpengaruh positif terhadap credit rating.
Apabila produktivitas tinggi, maka penjualan akan tinggi dan cenderung lebih
mampu menghasilkan laba yang tinggi sehingga perusahaan lebih mampu untuk
memenuhi segala kewajibannya kepada para investor secara lebih baik.
2.3.6 Kecukupan Bunga dan Peringkat Obligasi
Menurut Setyaningrum (2005) rasio interest coverage mengindikasikan
tingkat keamanan bagi bondholder, karena semakin besar rasio ini berarti
kemampuan perusahaan membayar bunga dan pokok obligasi pada saat jatuh
tempo juga tinggi sehinga resiko gagal bayar pun berkurang. Semakin rendah
25
2.4 Model Penelitian
Gambar 2.1
Model Penelitian
LEVERAGE
LIQUIDITY
SOLVABILITY
PROFITABILITY
PRODUCTIVITY
INTEREST COVERAGE
26
2.5 Rumusan Hipotesis
Berdasarkan uraian-uraian di atas maka rumusan hipotesis untuk menjawab
masalah penelitian ini adalah hipotesis alternative yang terdiri dari:
Ha1 : Terdapat pengaruh rasio hutang terhadap peringkat obligasi.
Ha2 : Terdapat pengaruh rasio likuiditas terhadap peringkat obligasi.
Ha3 : Terdapat pengaruh rasio solvabilitas terhadap peringkat obligasi
Ha4 : Terdapat pengaruh rasio profitabilitas terhadap peringkat obligasi.
Ha5 : Terdapat pengaruh rasio produktivitas terhadap peringkat obligasi.
27
BAB III
METODA PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian kausal efek, yaitu
penelitian yang menguji pengaruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen, dalam hal ini menguji pengaruh rasio leverage, likuiditas, solvabilitas,
profitabilitas, produktifitas, dan kecukupan bunga terhadap peringkat obligasi.
3.2 Populasi
Populasi penelitian ini ialah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan
PT PEFINDO selama periode analisis (2008-2010). Adapun kriteria populasi adalah
sebagai berikut:
1. Semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Perusahaan yang menerbitkan obligasi dan memiliki peringkat di PT PEFINDO
pada akhir tahun 2008 sampai 2010.
3. Semua perusahaan kecuali yang bergerak di bidang industri keuangan (perbankan,
perusahaan sekuritas, perusahaan finansial, asuransi dan sejenisnya).
4. Perusahaan yang secara berturut-turut dari tahun 2008-2010 mendapatkan
28
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.3.1 Peringkat Obligasi
Didalam penelitian ini menggunakan satu variabel dependen yaitu Peringkat
Obligasi (Bond Rating) yang terbagi lagi menjadi dua peringkat yaitu investment
grade (AAA, AA, A dan BBB) dan non investment grade (BB, B, CCC dan D).
Peringkat obligasi merupakan salah satu alat ukur yang dapat memperlihatkan
kualitas dari obligasi yang diterbitkan emiten berupa risiko dan return yang terdapat
didalamnya dan sekaligus menjadi alat ukur akan kinerja dari emiten tersebut dimana
peringkat ini dikeluarkan oleh lembaga independen yang berwenang yaitu PT
PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia).
Peringkat obligasi merupakan skala rasio dari semua obligasi yang
diperdagangkan (Raharja dan Sari 2008). Skala pengukuran pada variabel ini adalah
skala nominal, pengukuran dilakukan dengan membagi kembali peringkat ke dalam 2
kategori yaitu kategori positif (1) adalah investment grade dan kategori negatif (0)
non investment grade.
3.3.2 Variabel Independen
3.3.2.1 Rasio Leverage
Menurut Raharja dan Sari (2008) leverage merupakan rasio keuangan yang
digunakan untuk mengukur suatu perusahaan menggunakan utang dalam membiayai
investasinya. Pengukuran variabel ini menggunakan skala rasio yang dirumuskan
29
Debt Ratio =
Long Term Liabilities
Total Asset
3.3.2.2Rasio Likuiditas
Menurut Raharja dan Sari (2008) likuiditas merupakan kemampuan suatu
perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat waktunya atau
sebelum jatuh tempo. Pengukuran terhadap variabel ini yaitu menggunakan skala
rasio yang dirumuskan Raharja dan Sari (2008) sebagai berikut:
Current Ratio =
Current Asset
Current Liabilities
3.3.2.3 Rasio Solvabilitas
Solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi segala
kewajiban finansial pada saat perusahaan dilikuidasi. Pengukuran yang dilakukan
dalam varibel ini ialah skala rasio yang dirumuskan Raharja dan Sari (2008) sebagai
berikut:
Solvability =
Cash Flow From Operation
30
3.3.2.4 Rasio Profitabilitas
Menurut Raharja dan Sari (2008) solvabilitas merupakan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total
aktiva maupun modal sendiri. Rasio ini digunakan untuk melihat berapa besarnya
keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Pengukuran yang dilakukan menggunakan skala rasio yang dirumuskan
Raharja dan Sari (2008) sebagai berikut:
3.3.2.5 Rasio Produktivitas
Rasio produktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan
sumber daya yang dimilikinya. Rasio aktivitas secara umum menggambarkan
manajemen perusahaan dalam mengolah perusahaan. Skala pengukuran yang
digunakan dalam variabel ini adalah skala rasio yang dirumuskan Raharja dan Sari
(2008) sebagai berikut:
Total Assets Turnover =
Sales
Total Assets Operating Profit Margin =
Cash Flow From Operating
31
3.3.2.6 Rasio Kecukupan Bunga
Menurut Setyaningrum (2005) rasio kecukupan bunga (Interest Coverage)
mengindikasikan tingkat keamanan bagi bondholder, karena semakin besar rasio ini
berarti kemampuan perusahaan membayar bunga dan pokok obligasi pada saat jatuh
tempo juga tinggi, sehingga risiko default berkurang. Skala pengukuran yang
digunakan dalam variabel ini adalah skala rasio yang dirumuskan Setyaningrum
(2005) sebagai berikut:
Interest Coverage Ratio =
Net Income + Interest Expense
Interest Expense
3.3 Metoda Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, data yang
diperoleh dari pihak lain dan data yang telah tersedia dan dikumpulkan. Data yang
diperoleh dari BEI (Bursa Efek Indonesia) dan website resmi PT PEFINDO. Data
rasio yang digunakan di dalam penelitian ini diperoleh dari BEI yang terdapat dalam
IndonesianStock Exchange (IDX) dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
Laporan yang digunakan adalah laporan keuangan yang dipublikasikan tahun
2008 sampai dengan tahun 2010. Periode penggunaan laporan keuangan adalah
32
peringkat obligasi adalah tanggal 16 Mei 2009, maka laporan keuangan yang
dianalisa adalah laporan keuangan pada periode tahun 2008.
3.4 Metoda Analisis Data
3.4.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif menerangkan karakteristik data berupa data responden dan
data variabel, yang bertujuan memberikan penjelasan informasi mengenai
karakteristik dari suatu kelompok data atau lebih. Dengan melakukan analisis statistik
deskriptif dapat memudahkan peneliti dalam memahami ciri-ciri yang unik atau
khusus dari kelompok data yang ada. Karakteristik data variabel meliputi jumlah
sampel, nilai minimal, nilai maksimal, rata-rata (mean) dan standar deviasi.
3.4.2 Uji Hipotesis
Pengujian yang dilakukan pada hipotesis 1 sampai dengan 7 adalah uji
pengaruh dengan menggunakan regresi logistik. Regresi logistik (logistic regression)
digunakan apabila variabel dependen dalam hubungan sebab akibat yang sedang diuji
merupakan variabel dummy. Variabel dummy adalah variabel yang berskala nominal
dengan 2 kategori yang diwakili dengan angka 0 dan 1. Dimana angka 1 (satu)
mewakili kategori positif dan 0 (nol) yang mewakili kategori negatif. Menurut
Ghozali (2006) analisis dengan regresi logistik tidak perlu asumsi normalitas data
33
positif adalah peringkat obligasi yang termasuk dalam investment grade dan kategori
negatifnya adalah non investment grade.
Model regresi menurut Santoso (2005) adalah sebagai berikut:
Y = b0 + b1LEV + b2LIQ + b3SOL + b4PROF + b5PROD + b6ICR + e
Keterangan:
Y = Peringkat Obligasi
b0 = konstanta atau intercept
b1LEV = Rasio Hutang
b2LIQ = Rasio Likuiditas
b3SOL = Rasio Solvabilitas
b4PROF = Rasio Profitabilitas
b5PROD = Rasio Produktifitas
b6ICR = Kecukupan Bunga
e = error
Pengujian pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan
menggunakan regresi logistik melalui pengujian hipotesis berikut ini:
1. -2 log likelihood
Nilai -2 log likelihood menurun nilainya bila dibandingkan antara iterasi pada
blok 0 dengan iterasi blok 1, penurunan nilai yang ada menunjukkan adanya
34
pada regresi binary mirip dengan pengertian ‘sum of squared error’ pada
model regresi, menunjukkan model regresi yang lebih baik.
2. Nagelkerke R2
Uji nagelkerkeR2 digunakan untuk mengetahui besarnya variasi dari variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen, sisanya
yang tidak dapat dijelaskan, merupakan bagian variasi dari variabel yang lain
yang tidak termasuk di dalam model. Menurut Ghozali (2006), nilai
nagelkerke’s R2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression.
3. Hosmer and Lameshow
Nilai Hosmer and Lameshow test digunakan untuk mengetahui apakah model
fit dengan data observasi penelitian. Pengujian ini dilakukan dengan melihat
nilai signifikasi pada tabel Hosmer and Lameshow yang ada. Menurut Ghozali
(2006), jika nilai sig. lebih besar dari 0,05 maka hal ini berarti model regresi
binary layak dipakai untuk analisa selanjutnya, karena tidak ada perbedaan
yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati.
4. Tingkat ketepatan prediksi model
Pada pengujian ini akan diperoleh hasil secara statistik berupa jumlah sampel
yang diprediksi sebagai kedua kategori dan berapa jumlah yang actual
sehingga dapat membandingkan keduanya. Menurut Ghozali (2006), tabel
35
(incorrect). Dengan menggunakan pengujian ini maka dibedakan menjadi 2
tipe.
5. Efek pengaruh variabel indpenden terhadap variabel dependen
Untuk mengetahui efek pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen dapat dilihat dari tabel variables in the equation yaitu dapat
dilakukan dengan membuat hipotesis dan membandingkan nilai signifikasi.
Menurut Gozhali (2006), apabila nilai sig. pada tabel lebih kecil dari 0,05
maka Ha diterima yang berarti bahwa variabel independen yang diuji
36
BAB IV
GAMBARAN UMUM PT.PEFINDO
4.1 Profil PT. Pefindo
PT PEFINDO didirikan pada tanggal 21 Desember 1993 dan memperoleh
izin operasi dari BAPEPAM pada tanggal 13 Agustus 1994 dengan nomor
34/PM-PI/1994. Fungsi utama PEFINDO adalah menyediakan suatu peringkat
atas risiko kredit yang objektif, independen, serta dapat dipertanggungjawabkan
atas penerbitan surat hutang yang diperdagangkan kepada masyarakat luas. Selain
kegiatan rating, PEFINDO juga memproduksi dan mempublikasikan informasi
kredit yang berkaitan dengan utang pasar modal. Produk publikasi ini meliputi
opini kredit pada perusahaan-perusahaan besar yang telah mengeluarkan obligasi
dan sektor yang mendasarinya. Untuk meningkatkan metodologi dan kriteria
penilaian serta proses penilaian, PEFINDO didukung melalui afiliasi mitra global,
yaitu Standard & Poor's Rating Services (S & P's). PEFINDO juga terus secara
aktif berpartisipasi dalam Asian Credit Rating Agencies Association (ACRAA).
PT. Pefindo menyediakan dua jenis dasar pemberian peringkat, yaitu
peringkat perusahaan dan peringkat instrument utang. Peringkat perusahaan, juga
disebut nilai general obligation (GO) atau emiten rating, adalah suatu penilaian
kelayakan kredit secara keseluruhan dari sebuah perusahaan untuk memenuhi
semua kewajiban keuangan. Peringkat instrument utang adalah suatu penilaian
kelayakan kredit seorang obligor terhadap kewajiban keuangan tertentu, tingkat
37
Metodologi yang digunakan PEFINDO dalam proses pemeringkatan untuk sektor
perusahan mencakup tiga risiko utama penilaian, yaitu:
1. Risiko Industri (Industry Risks) Metode dilakukan berdasarkan analisis
mendalam terhadap lima factor risiko utama, yaitu pertumbuhan industri &
stabilitas (Growth & Stability), pendapatan & struktur biaya (Revenue &
Cost Structure), hambatan masuk dan tingkat persaingan dalam industri
(barriers to entry & competition), regulasi & de-regulasi industri
(regulatory framework), dan profil keuangan dari industri (financial
profile).
2. Risiko Finansial (Financial Risks) Metode dilakukan berdasarkan analisis
menyeluruh dan rinci pada lima bidang utama, yang mencakup kebijakan
keuangan manajemen perusahaan (financial policy), dan empat indikator
keuangan termasuk profitabilitas (profitability), struktur modal (capital
structure), perlindungan arus kas (cash flow protection) dan fleksibilitas
keuangan (financial flexibility).
3. Risiko Bisnis (Business Risks) Metode dilakukan berdasarkan pada factor
- faktor kunci kesuksesan (Key Success Factors) dari industri dimana
perusahaan digolongkan. Selain itu juga dilakukan analisis perbandingan
terhadap pesaing- Success Factors) dari industri dimana perusahaan
38
BAB V
ANALISA DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan mempunyai peringkat obligasi secara konsisten di
PT. Pefindo pada tahun 2008-2010. Terdapat 17 perusahaan manufaktur yang
secara resmi terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mempunyai peringkat secara
konsisten pada tahun 2008-2010. Dari 17 perusahaan manufaktur diambil data
berupa laporan keuangan selama 3 tahun (2008-2010) sehingga jumlah populasi
51 kasus yang akan di teliti dalam penelitian ini.
Berdasarkan jumlah laporan keuangan dibagi 2 (dua) kategori yaitu
investment grade dan non investment grade. Ada 42 laporan keuangan dari 14
perusahaan masuk ke dalam kategori investment grade dan ada 9 laporan
keuangan dari 3 perusahaan masuk ke dalam kategori non investment grade.
Kategori investment grade merupakan serangkaian perusahaan yang memiliki
peringkat AAA, AA, A, dan BBB. Sedangkan kategori non insvestment grade
merupakan serangkaian perusahaan yang memiliki peringkat BB, B, CCC dan D.
5.2 Deskripsi Variabel
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai variabel penelitian seperti
grade, leverage, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, produktivitas, dan
39
Selanjutnya, apabila dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata dan
standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian dapat di lihat pada tabel
5.2 berikut ini
Rasio Leverage adalah rasio yang digunakan untuk menilai seberapa besar
tingkat penggunaan hutang jangka panjang perusahaan. Tabel 4.2 menunjukan
bahwa ada perusahaan yang tingkat penggunaan kewajiban jangka panjangnya
paling rendah sebesar 0,03 dan tingkat penggunaan jangka panjang terbesar yaitu
1.04. Rata-rata tingkat penggunaan kewajiban jangka panjangnya sebesar 0,31.
Artinya, setiap 100% pendanaan perusahaan, maka 31% dibiayai oleh hutang
jangka panjang. Menurut Kasmir (2010:123), jika rata-rata industri leverage 35%,
maka rata-rata leverage keseluruhan perusahaan dalam kondisi baik, karena
berada di bawah rata-rata industri. Semakin rendah tingkat penggunaan hutang
jangka panjang maka akan semakin rendah juga resiko gagal bayar yang akan di
40
Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek tepat pada
waktunya atau sebelum jatuh tempo. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa ada
perusahaan yang memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya paling rendah sebesar 0.13 dan kemampuan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya paling tinggi sebesar 4,27. Rata-rata kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya sebesar 1,3731.
Artinya setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh harta lancar sebesar 1,4286
rupiah. Menurut Kasmir (2010:119), jika rata-rata industri untuk current ratio
sebesar 2 kali, maka rata-rata likuiditas untuk keseluruhan perusahaan di bawah
rata-rata industri. Oleh karena itu rata-rata likuiditas untuk keseluruhan
perusahaan dalam kondisi kurang baik karena berada di bawah rata-rata industri.
Rasio solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
segala kewajiban finansialnya pada saat perusahaan di likuidasi. Dengan demikian
solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan membayar semua kewajiban
atau utang-utangnya baik jangka pendek maupun jangka panjangnya. Pada tabel
4.2 menunjukkan bahwa ada perusahaan yang memiliki tingkat solvabilitas paling
rendah -0.16 dan tingkat solvabilitas paling tinggi sebesar 0.42. rata-rata
solvabilitas untuk keseluruhan perusahaan sebesar 0,1037. Artinya rata-rata-rata
kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban pada saat di likuidasi
sebesar 0,1037. Menurut Kasmir (2010:123), jika rata-rata industri sebesar 30%,
maka rata-rata solvabilitas untuk keseluruhan perusahaan menunjukan hasil yang
41
Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba.
Rasio ini memberikan gambaran seberapa efaktif perusahaan beroperasi sehingga
memberikan keuntungan bagi perusahaan. Tabel 4.2 menunjukan bahwa ada
perusahaan yang memiliki kemampuan memperoleh laba paling rendah 0.2 dan
kemampuan memperoleh laba paling besar sebesar 2,53. Rata-rata kemampuan
perusahaan memperoleh laba sebesar 0,24. Menurut Kasmir (2010:135) jika
rata-rata industri sebesar 30%, maka rata-rata-rata-rata profitabilitas untuk keseluruhan
perusahaan di bawah rata-rata industri. Oleh karena itu, sebagian besar perusahaan
dalam kondisi yang kurang baik. Karena masih di bawah rata-rata industri.
Rasio produktifitas mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan
sumber-sumber dana yang dimiliki oleh perusahaan. Tabel 4.2 menunjukan bahwa
ada perusahaan yang mempunyai tingkat produktifitas minimum sebesar 0,14 dan
perusahaan yang mempunyai tingkat produktifitas maksimal sebesar 4,24.
Rata-rata tingkat produktifitas untuk keseluruhan perusahaan sebesar 0.5398. Artinya,
setiap 1 rupiah aktiva tetap dapat menghasilkan 0,5398 rupiah penjualan.
Menurut Kasmir (2010:134), rata-rata industri untuk Total asset Turnover sebesar
2 rupiah, maka rata-rata produktifitas untuk keseluruhan perusahaan di bawah
rata-rata industri. Oleh karena itu, sebagian besar perusahaan dalam kondisi yang
kurang baik karena masih di bawah rata-rata industri.
Rasio ICR (Interest Coverage Ratio) adalah rasio yang digunakan untuk
menentukan seberapa mudah perusahaan membayar bunga atas hutangnya. Tabel
4.2 menunjukkan ada perusahaan yang mampu membayar bunga atas hutangnya
42
hutangnya maksimal sebesar 86,61. Rata-rata kemampuan perusahaan dalam
membayar bunga atas hutangnya sebesar 4,6455. Dengan kata lain biaya bunga
dapat ditutup 4,6455 kali laba sebelum beban bunga dan pajak. Menurut Kasmir
(2010:126), rata-rata industri untuk rasio kecukupan bunga sebesar 10 kali.
Rata-rata kecukupan bunga keseluruhan perusahaan berada di bawah Rata-rata-Rata-rata industri.
Ini menandakan kondisi sebagian besar perusahaan memiliki tingkat kecukupan
bunga yang kurang baik karena masih dibawah rata-rata industri.
tabel 5.2.1
Tabel interprestasi
Variabel Rasio Mean Kriteria rata-rata industry
diketahui untuk menilai apakah model fit atau tidak. Nilai -2 log lokehood dapat
43
dibandingkan antara iterasi pada block 0 dengan iterasi blok 1. Penurunan nilai
dari 47,532 pada block 0 menjadi 33,689 pada block 1 (lihat tabel 4.3).
Penurunan nilai menunjukkan bahwa model baik, sehingga dapat dikatakan bahwa
44
4.3.2 Nagelkerke R2
Nilai Nagelkerke R2 digunakan untuk melihat berapa persen (%) dari
variasi variabel dependen (peringkat obligasi) dijelaskan oleh variabel independen
(leverage, solvabilitas, likuiditas, profitabiitas, produktifitas, dan kecukupan
bunga). Berikut merupakan data Nagelkerke R2 dari perhitungan SPSS pada
leverage, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, produktivitas dan kecukupan
bunga. Sedangkan sisanya 23,4% (100% - 76,6%) dijelaskan oleh sebab-sebab
lain yang berpengaruh terhadap rating obligasi selain variabel-variabel
45
5.3.3 Hosemer and Lemeshow
Nilai Hosmer and Lemeshow test digunakan untuk mengetahui apakah
model fit dengan data observasi penelitian. Pengujian ini dilakukan dengan
melihat nilai sig. pada tabel Hosmer and Lemeshow yang ada.
Tabel 5.5
Hosmer and Lemeshow
Step Chi-square Df Sig.
1 2.839 8 .977
Sumber: hasil pengolahan data SPSS
Pada tabel 4.5 terlihat bahwa nilai sig. sebesar 0.977 dimana nilainya jauh
lebih besar dari 0,05 oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa nilai Hosmer and
Lemeshow tidak signifikan atau model fit dengan data observasi penelitian.
5.3.4 Tingkat Ketepatan Prediksi Model
Pada pengujian ini akan diperoleh hasil secara statistik berupa jumlah data
yang diprediksi sebagai kedua kategori dan berapa jumlah yang actual sehingga