• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Pembelanjaan Wisatawan Mancanegara

Dalam dokumen Exsum Analisa Pembelanjaan 2016 (Halaman 34-46)

BAB III. ANALISA DATA SURVEI WISATAWAN DIY

III.2 Analisa Data Survei Wisatawan Mancanegara

III.2.2 Analisa Pembelanjaan Wisatawan Mancanegara

III.2.2.1 Hasil Analisa Pembelanjaan Wisatawan Mancanegara

Analisa pembelanjaan wisatawan mancanegara dilakukan dengan merinci pengeluaran wisatawan ketika berwisata di setiap kabupaten/kota dan menghubungkan jumlah wisatawan dengan total pembelanjaan dari setiap jenis pengeluaran. Berdasarkan data hasil survei menunjukkan mancanegara yang mengeluarkan pembelanjaan di setiap lokasi kunjungan wisata di Kota Yogyakarta yang terdiri dari Kraton-Malioboro, Taman Sari, Alun-alun Selatan, Kebun Binatang Gembiraloka, Sakapatat, Prawirotaman, Benteng Vredeburg, Museum Sonobudoyo, Batik Art, dan Kerajinan Perak Kotagede. Dari beberapa lokasi tersebut, total pengeluaran wisatawan mancanegara terbesar terdapat di Kraton-Malioboro yaitu sebesar 9573,43 USD atau Rp. 124.454.600,- dan rata-rata pengeluaran sebesar 31,81 USD atau Rp. 413.500,- per kunjungan. Total pengeluaran terendah terdapat di Museum Sonobudoyo yaitu sebesar 2,68 USD atau Rp. 34.800,- dan rata-rata pengeluaran sebesar 1,34 USD atau

BAB III. ANALISA DATA SURVEI WISATAWAN DIY 32

EXECUTIVE SUMMARY ANALISA PEMBELANJAAN WISATAWAN

Rp. 17.420,- per kunjungan. Hal ini dikarenakan perbedaan jumlah wisatawan yang cukup besar. Kraton-Malioboro merupakan destinasi khas Daerah Istimewa Yogyakarta dan menjadi destinasi favorit dari wisatawan yang datang, sehingga jumlah wisatawan yang datang cenderung besar. Dari data yang diperoleh, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kraton-Malioboro sebanyak 312 orang. Akan tetapi, jumlah wisatawan yang berkunjung di Museum Sonobudoyo hanya sebanyak 3 orang saja.

Berdasarkan data hasil survei menunjukkan wisatawan mancanegara yang mengeluarkan pembelanjaan di setiap lokasi kunjungan wisata di Kabupaten Bantul yang terdiri dari Pantai Parangtritis dan sekitarnya, Gabusan, Manding, Kasongan, Tembi, Hutan Pinus dan Bukit Bintang. Dari beberapa lokasi tersebut, total pengeluaran wisatawan mancanegara terbesar terdapat di Kawasan Pantai Parangtritis dan sekitarnya yaitu 261,52 USD atau Rp. 3.399.750,- dan rata-rata pengeluaran sebesar 12,45 USD atau Rp. 161.850,- per kunjungan. Total pengeluaran wisatawan mancanegara terendah terdapat di Tembi yaitu sebesar 8,23 USD atau Rp. 107.000,-. Pengeluaran tertinggi wisatawan mancanegara yang berbelanja di Kawasan Pantai Parangtritis dan sekitarnya, karena lokasi wisata tersebut merupakan destinasi favorit para wisatawan mancanegara di Kabupaten Bantul.

Berdasarkan data hasil survei menunjukkan wisatawan mancanegara yang mengeluarkan pembelanjaan di setiap lokasi kunjungan wisata di Kabupaten Gunungkidul yang terdiri dari Pantai Selatan Gunungkidul, Wisata Gua, dan Air Terjun Sri Getuk. Dari beberapa lokasi tersebut total pengeluaran wisatawan mancanegara terbesar terdapat di kawasan Pantai Selatan Gunungkidul sebesar 452,72 USD atau Rp. 5.885.300,- dan rata-rata pengeluaran sebesar 19,7 USD atau Rp. 256.100,-. Total pengeluaran terendah terdapat di lokasi kunjungan Air Terjun Sri Gethuk yaitu 11,5 USD atau Rp. 149.500,-.

Berdasarkan data hasil survei menunjukkan wisatawan mancanegara yang mengeluarkan pembelanjaan di setiap lokasi kunjungan wisata di Kabupaten Sleman yang terdiri dari Candi Prambanan, Kaliurang, dan Candi Ratu Boko.

BAB III. ANALISA DATA SURVEI WISATAWAN DIY 33

EXECUTIVE SUMMARY ANALISA PEMBELANJAAN WISATAWAN

Dari beberapa lokasi tersebut, total pengeluaran wisatawan mancanegara terbesar terdapat di Candi Prambanan sebesar 4548,31 USD atau Rp. 59.128.000,- dan rata-rata pengeluaran wisatawan sebesar 24,7 USD atau Rp. 321.100,-. Total pengeluaran terendah terdapat di Candi Ratu Boko yaitu 5 USD atau Rp. 65.000,-.

Pengeluaran wisatawan mancanegara di Candi Prambanan lebih banyak dibandingkan di lokasi lainnya. Hal tersebut dikarenakan 83% jumlah wisatawan mancanegara yang datang berkunjung di Kabupaten Sleman mengunjungi Candi Prambanan. Candi Prambanan merupakan candi yang sudah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu warisan budaya bangsa sejak tahun 1991. Oleh karena itu, Candi Prambanan merupakan destinasi wisata di Kabupaten Sleman yang paling menarik minat wisatawan mancanegara. Banyaknya jumlah wisatawan ini kemudian mempengaruhi pembelanjaan wisatawan.

Berdasarkan data hasil survei menunjukkan wisatawan mancanegara yang mengeluarkan pembelanjaan di lokasi kunjungan wisata di Kabupaten Kulon Progo yaitu kawasan Kalibiru, Puncak Suroloyo, dan Waduk Sermo. Dari lokasi tersebut, total pengeuaran wisatawan sebesar 62,7 USD atau Rp. 815.100,-, sedangkan rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara sebesar 7,84 USD atau Rp. 101.900,- per kunjungan. Rendahnya angka pembelanjaan wisatawan di Kabupaten Kulon Progo menunjukkan minimnya daya tarik yang ada di kabupaten ini bagi wisatawan mancanegara. Dari total 300 jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY, hanya 8 orang wisatawan saja yang mengunjungi destinasi wisata di Kabupaten Kulon Progo.

Berdasarkan data di atas dapat diketahui total pengeluaran wisatawan mancanegara di setiap kabupaten/kota DIY. Total pengeluaran wisatawan ini untuk melihat sebaran dan perbandingan antar kabupaten/kota. Total pengeluaran berdasarkan perhitungan jumlah pengeluaran di setiap kabupaten/kota. Rata-rata pengeluaran wisatawan dihitung berdasarkan pembagian jumlah wisatawan yang terdapat di setiap kabupaten/kota. Total

BAB III. ANALISA DATA SURVEI WISATAWAN DIY 34

EXECUTIVE SUMMARY ANALISA PEMBELANJAAN WISATAWAN

pembelanjan terbesar berada di Kota Yogyakarta dengan jumlah 120.593 USD, rata-rata pengeluaran wisatawan sebesar 408,8 USD atau persentase rata-rata sebesar 56,3%. Pengeluaran wisatawan mancanegara terbesar kedua setelah Kota Yogyakarta adalah Kabupaten Sleman dengan jumlah 21.439 USD, rata-rata pengeluaran wisatawan sebesar 113,6 USD atau persentase rata-rata-rata-rata sebesar 15,6%. Total pengeluaran wisatawan mancanegara di Kabupaten Bantul sebesar 2.843,1 USD, rata-rata pengeluaran wisatawan sebesar 101,5 USD atau persentase rata-rata sebesar 14%. Total pengeluaran wisatawan mancanegara di Kabupaten Gunungkidul mencapai 2.763 USD, rata-rata pengeluaran wisatawan sebesar 76,8 USD atau persentase rata-rata sebesar 10,6%. Pengeluaran wisatawan mancanegara terkecil berada di Kabupaten Kulon Progo dengan nominal 162 USD, rata-rata pengeluaran wisatawan sebesar 20,3 USD atau persentase rata-rata sebesar 2,8%.

Kota Yogyakarta memiliki sarana dan prasarana yang dapat dikatakan memadai. Pusat Kota Yogyakarta juga mempunyai jarak yang relatif dekat dengan tujuan objek pariwisata di seluruh DIY. Selain itu, ketersediaan sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan wisatawan lebih banyak terpusat di Kota Yogyakarta. Hal-hal tersebut yang mendorong wisatawan mancanegara menghabiskan waktu dan uang mereka di Kota Yogyakarta sehingga Kota Yogyakarta menjadi kawasan pengeluaran wisatawan mancanegara paling besar.

Analisa pembelanjaan wisatawan mancanegara selanjutnya mengenai pengeluaran berdasarkan jenis pembelanjaan berdasarkan hasil survei lapangan terhadap 300 wisatawan mancanegara. Jenis pembelanjaan terbagi menjadi belanja pokok, belanja non pokok dan akumulasi total pengeluaran belanja pokok dan belanja non pokok. Pengeluaran untuk belanja pokok terdiri jenis pembelanjaan untuk akomodasi, makan dan minum serta transportasi. Pengeluaran untuk belanja non pokok terdiri jenis pembelanjaan untuk belanja/oleh-oleh, tiket dan paket objek wisata, paket tur lokal, pemandu dan lainnya yang tidak termasuk dalam jenis tersebut. Berikut

BAB III. ANALISA DATA SURVEI WISATAWAN DIY 35

EXECUTIVE SUMMARY ANALISA PEMBELANJAAN WISATAWAN

merupakan data hasil pengeluaran wisatawan mancanegara berdasarkan jenis pembelanjaannya.

Berdasarkan data hasil survei menunjukkan rata-rata total akumulasi pembelanjaan wisatawan mancanegara adalah sebesar 785,63 USD atau Rp. 10.213.190,- per kunjungan. Jika dibagi dengan lama tinggal wisatawan nusantara selama 2,25 hari, maka rata-rata total pembelanjaan wisatawan sebesar 349,17 USD atau Rp 4.539.200,- per hari. Rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara paling besar dalam jenis pembelanjaan pokok yaitu digunakan untuk akomodasi/hotel dengan pengeluaran rata-rata sebesar 180,01 USD atau Rp. 2.340.130,- per kunjungan. Rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara paling besar dalam jenis pembelanjaan non pokok yaitu digunakan untuk keperluan belanja/oleh-oleh dengan pengeluaran rata-rata sebesar 330,88 USD atau Rp. 4.291.040,- per kunjungan.

Pembelanjaan wisatawan terdiri dari belanja pokok dan non-pokok. Pada wisatawan mancanegara, perbandingan antara pengeluaran untuk belanja pokok dan non pokok adalah sebesar 43,31% dan 56,69% dari total pembelanjaan. Pembelanjaan pokok tersebut terdiri dari 21,56% untuk akomodasi/hotel, 15,62% untuk makan dan minum, dan 6,13% untuk transportasi. Sedangkan untuk pengeluaran lain, sebesar 56,69% dari total pembelanjaan digunakan wisatawan untuk belanja non-pokok yang terdiri dari belanja/oleh-oleh, tiket objek wisata, paket tur lokal, pemandu, dan lainnya. Pengeluaran wisman untuk pembelanjaan non-pokok terbesar digunakan untuk jenis pembelanjaan belanja/oleh-oleh yaitu sebesar 41,87%.

Jenis pembelanjaan untuk keperluan akomodasi termasuk pengeluaran terbanyak dari kelompok belanja pokok. Total pengeluaran wisatawan mancanegara untuk keperluan akomodasi yaitu sebesar 51.122,61 USD atau Rp. 664.593.900,-, rata-rata pengeluaran sebesar 180,01 USD atau Rp. 2.340.130,- per kunjungan, pengeluaran wisatawan terbesar untuk keperluan akomodasi yaitu 1000 USD atau Rp. 13.000.000,- yang digunakan oleh wisatawan mancanegara menginap di hotel berbintang selama 6 (enam) hari,

BAB III. ANALISA DATA SURVEI WISATAWAN DIY 36

EXECUTIVE SUMMARY ANALISA PEMBELANJAAN WISATAWAN

pengeluaran wisatawan terendah untuk keperluan akomodasi yaitu sebesar 5,75 USD atau Rp. 74.750,- yang digunakan oleh wisatawan mancanegara menginap di hotel non bintang selama 1 (satu) hari.

Jenis pembelanjaan wisatawan mancanegara untuk keperluan makan dan minum, total pengeluaran yaitu sebesar 37.045,04 USD atau Rp. 481.585.500,-rata-rata pengeluaran sebesar 123,48 USD atau Rp. 1.605.250,- per kunjungan, pengeluaran wisatawan terbesar untuk keperluan makan dan minum yaitu sebesar 2100 USD atau Rp. 27.300.000,- yang digunakan oleh wisatawan mancanegara berwisata kuliner di beberapa lokasi cafe dan rumah makan, pengeluaran wisatawan terendah untuk keperluan akomodasi yaitu 2,12 USD atau Rp. 27.500,- yang digunakan oleh wisatawan mancanegara untuk membeli minum ketika berwisata.

Jenis pembelanjaan wisatawan mancanegara untuk keperluan transportasi, total pengeluaran yaitu sebesar 14.527,29 USD atau Rp. 188.854.750,-, rata-rata pengeluaran sebesar 61,30 USD atau Rp. 796.900,- per kunjungan, pengeluaran wisatawan terbesar untuk keperluan transportasi yaitu sebesar 468 USD atau Rp. 6.084.000,- yang digunakan oleh wisatawan mancanegara untuk menyewa mobil dan pengeluaran bensin, pengeluaran wisatawan terendah untuk keperluan transportasi yaitu 0,27 USD atau Rp. 3.500,- yang digunakan oleh wisatawan mancanegara untuk naik Trans Jogja.

Jenis pembelanjaan untuk keperluan belanja/oleh-oleh termasuk pengeluaran terbanyak dari kelompok belanja non pokok. Total pengeluaran wisatawan mancanegara untuk keperluan belanja/oleh-oleh yaitu sebesar 99.264,23 USD atau Rp. 1.290.435.000,-, rata-rata pengeluaran sebesar 330,88 USD atau Rp. 4.291.040,- per kunjungan, pengeluaran wisatawan terbesar untuk keperluan belanja/oleh-oleh yaitu sebesar 3.092,9 USD atau Rp. 40.207.700 yang digunakan oleh wisatawan mancanegara untuk memebeli suvenir berupa lukisan, pengeluaran wisatawan terendah untuk keperluan belanja/oleh-oleh yaitu 23,41 atau Rp. 304.350,- yang digunakan oleh wisatawan mancanegara untuk berbelanja suvenir.

BAB III. ANALISA DATA SURVEI WISATAWAN DIY 37

EXECUTIVE SUMMARY ANALISA PEMBELANJAAN WISATAWAN

Jenis pembelanjaan wisatawan mancanegara untuk keperluan tiket masuk dan paket wisata, total pengeluaran yaitu sebesar 24.844,29 USD atau Rp. 322.975.750,-, rata-rata pengeluaran sebesar 82,81 USD atau Rp. 1.076.550,- per kunjungan, pengeluaran wisatawan terbesar untuk keperluan tiket masuk dan paket wisata yaitu 355 USD atau Rp. 4.615.000,- yang digunakan oleh wisatawan mancanegara untuk keperluan tiket masuk dan paket wisata di beberapa lokasi kunjungan, pengeluaran Wisatawan terendah untuk keperluan tiket masuk dan paket wisata yaitu 3,85 atau Rp. 50.000,-.

Jenis pembelanjaan wisatawan mancanegara untuk keperluan paket tur lokal, total pengeluaran yaitu sebesar 7.816,30 USD atau Rp. 101.611.900,-, rata-rata pengeluaran sebesar 190,64 USD atau Rp. 2.478.300,- per kunjungan, pengeluaran wisatawan terbesar untuk keperluan paket tur lokal yaitu 3.830,25 USD atau Rp. 49.793.250,- yang digunakan oleh wisatawan mancanegara untuk keperluan paket tur lokal di beberapa lokasi kunjungan, pengeluaran wisatawan terendah untuk keperluan paket tur lokal yaitu 13,07 USD atau Rp. 169.900,-.

Jenis pembelanjaan wisatawan mancanegara untuk keperluan jasa pemandu, total pengeluaran yaitu sebesar 2.131,08 USD atau Rp. 27.704.050,-, rata-rata pengeluaran sebesar 60,89 USD atau Rp. 791.600,- per kunjungan, pengeluaran wisatawan terbesar untuk keperluan jasa pemandu yaitu 300 USD atau Rp. 3.900.000,-, pengeluaran wisatawan terendah untuk keperluan jasa pemandu yaitu 10 USD atau Rp. 130.000,-.

III.2.2.2 Hasil Tabulasi Total Pembelanjaan Berdasarkan Asal, Usia dan Jenis Pekerjaan Wisatawan Mancanegara

Analisa pembelanjaan selanjutnya yaitu dengan melakukan tabulasi silang antara total akumulasi pembelanjaan pokok dan non pokok dengan setiap parameter yang meliputi asal, usia dan jenis pekerjaan wisatawan mancanegara. Hasil yang diperoleh akan menjelaskan mengenai nilai rata-rata total akumulasi pembelanjaan pokok dan non pokok, pengeluaran terendah

BAB III. ANALISA DATA SURVEI WISATAWAN DIY 38

EXECUTIVE SUMMARY ANALISA PEMBELANJAAN WISATAWAN

dan tertinggi berdasarkan setiap parameter yang meliputi asal, usia dan jenis pekerjaan wisatawan mancanegara.

A. Hasil Tabulasi antara Total Pembelanjaan dengan Asal Wisatawan Mancanegara

Berdasarkan hasil survei dari 300 wisatawan mancanegara, wisatawan yang datang berkunjung ke DIY berasal dari 41 negara yaitu Afganistan, Afrika Selatan, Amerika, Australia, Austria, Belanda, Belgia, China, Colombia, Denmark, Filiphina, Hongkong, Hungaria, India, Inggris, Iran, Irlandia, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Kostarika, Libya, Malaysia, Meksiko, Paraguay, Perancis, Polandia, Portugal, Republik Ceko, Rusia, Singapura, Slovakia, Spanyol, Swedia, Switzerland, Taiwan, Thailand, Ukraina, Uni Emirate Arab, dan Yunani. Hasil tabulasi antara total pembelanjaan dengan asal wisatawan mancanegara menunjukkan wisatawan asal Amerika, persentase pengeluaran paling banyak dilakukan untuk pembelanjaan sebesar 501-600 USD yaitu sebanyak 40%. Sedangkan pada wisatawan asal Australia, sebanyak 33,3% wisatawan melakukan pembelanjaan paling banyak pada kelas 1301-1400 USD. Pada wisatawan asal Belanda, pengeluaran terbanyak yang dilakukan adalah pada pembelanjaan sebesar 201-300 USD atau Rp. 2.613.000,- hingga Rp. 3.900.000,- yaitu sebanyak 17,8%. Wisatawan asal Jepang juga melakukan pengeluaran terbanyak pada kelas 201-300 USD yaitu sebanyak 18,8%. Sedangkan pada pengeluaran kelas 301-400 USD, wisatawan mancanegara yang paling banyak mengeluarkan pada kelas ini adalah wisatawan asal Inggris dan Jerman. Persentase pengeluaran wisatawan asal Inggris adalah sebesar 31,8% untuk pembelanjaan 301-400 USD. Selain wisatawan asal Inggris, wisatawan asal Jerman juga melakukan pembelanjaan terbanyak pada kelas tersebut sebanyak 21,4%.

Wisatawan asal Belgia, Singapura dan Spanyol melakukan pengeluaran terbanyak pada pembelanjaan kelas 401-500 USD atau Rp. 5.213.000,- hingga Rp. 6.500.000,-. Pada wisatawan asal Belgia, sebanyak 25% wisatawan melakukan pembelanjaan pada kelas tersebut. Untuk wisatawan asal

BAB III. ANALISA DATA SURVEI WISATAWAN DIY 39

EXECUTIVE SUMMARY ANALISA PEMBELANJAAN WISATAWAN

Singapura, sebanyak 33,3% wisatawan melakukan pembelanjaan pada kelas yang sama. Sedangkan untuk wisatawan asal Spanyol, sebanyak 33,3% wisatawan juga melakukan pembelanjaan pada kelas 401-500 USD. Untuk wisatawan asal negara lain, pembelanjaan yang dilakukan cenderung terbagi rata pada beberapa kelas pembelanjaan sesuai dengan asal negara masing-masing. Seperti contohnya pada wisatawan asal Afrika Selatan, sebanyak masing-masing 50% wisatawan melakukan pembelanjaan pada kelas 1401-1500 USD dan 1501-1600 USD.

Pengeluaran Wisatawan terendah yang dibelanjakan wisatawan mancanegara dilakukan oleh wisatawan asal Meksiko yaitu sebesar 62,06 USD. Pengeluaran paling besar yang dibelanjakan wisatawan mancanegara dilakukan oleh wisatawan asal Jepang yaitu sebesar 7.066,78 USD. Sedangkan untuk rata-rata pengeluaran terbesar dilakukan oleh wisatawan asal Slovakia yaitu sebesar 1.815,35 USD. Hal ini disebabkan karena nilai pembelanjaan yang dilakukan oleh wisatawan ini cenderung besar dan hanya dilakukan oleh satu wisatawan saja sehingga nilai rata-rata pengeluaran juga ikut besar. Rata-rata pengeluaran wisatawan dengan jumlah terbanyak adalah sebesar 814,10 USD yaitu wisatawan asal Jerman.

B. Hasil Tabulasi antara Total Pembelanjaan dengan Usia Wisatawan Mancanegara

Wisatawan mancanegara yang datang ke DIY terbagi menjadi beberapa kelompok usia. Dalam kajian ini, umur wisatawan dibagi menjadi 6 kelompok usia yaitu <25, 25–34, 35-44, 45-54, 55-64, dan >65 tahun. Sedangkan total pembelanjaan wisatawan dibagi menjadi 41 kelompok dengan interval 100 USD di setiap kelompok.

Hasil tabulasi antara total pembelanjaan dengan usia wisatawan mancanegara menunjukkan wisatawan pada kelompok usia <25 tahun melakukan pembelanjaan terbanyak dengan nilai 301-400 USD atau Rp. 3.913.000,- hingga Rp. 5.200.000,- yaitu sebanyak 18,8% dari jumlah wisatawan kelompok tersebut. Wisatawan kelompok usia 25-34 tahun, 17,1% wisatawan dari

BAB III. ANALISA DATA SURVEI WISATAWAN DIY 40

EXECUTIVE SUMMARY ANALISA PEMBELANJAAN WISATAWAN

kelompok tersebut melakukan pembelanjaan dengan nilai sebesar 401-500 USD atau Rp. 5.213.000,- hingga Rp. 6.500.000,-. Pembelanjaan terbanyak pada wisatawan kelompok usia 35-44 tahun sama dengan kelompok usia 25-34 tahun yaitu pada kelompok pembelanjaan dengan nilai 401-500 USD. Persentase pembelanjaan sebesar 401-500 USD adalah sebanyak 15,2% dari jumlah total wisatawan kelompok usia 35-44 tahun. Sedangkan untuk wisatawan kelompok usia 45-54 tahun, 21,4% wisatawan melakukan pembelanjaan yang cenderung lebih kecil dari usia sebelumnya yaitu sebesar 201-300 USD atau Rp. 2.613.000,- hingga Rp. 3.900.000,-.

Untuk kelompok wisatawan usia lebih lanjut, pembelanjaan yang dilakukan juga cenderung lebih besar. Pada kelompok wisatawan usia 55-64 tahun, sebanyak 25% dari kelompok tersebut melakukan pembelanjaan dengan nilai sebesar 501-600 USD atau Rp. 6.513.000,- hingga Rp. 7.800.000,-. Kemudian pada kelompok wisatawan usia >65 tahun, sebanyak 28,6% wisatawan usia tersebut melakukan pembelanjaan sebesar >4000 USD atau lebih dari Rp. 52.000.000,-. Hal ini disebabkan karena wisatawan usia tersebut cenderung menikmati wisata dengan fasilitas yang bagus sehingga tidak segan untuk mengeluarkan biaya pembelanjaan lebih besar.

Pengeluaran Wisatawan terendah yang dilakukan oleh wisatawan mancanegara dilakukan oleh wisatawan kelompok usia 25-34 tahun yaitu sebesar 62,06 USD atau Rp. 806.780,-. Pengeluaran terbesar yang dilakukan oleh wisatawan mancanegara kelompok usia >65 tahun yaitu sebesar 7.066,78 USD atau Rp. 91.868.140,-. Wisatawan kelompok usia >65 tahun juga memiliki rata-rata pengeluaran paling besar yaitu sebesar 2.576,60 USD atau Rp. 33.495.819,-. Wisatawan mancanegara yang berusia >65 cenderung lebih banyak mengeluarkan biaya untuk berbelanja karena cenderung menikmati masa usia tua saat berwisata di DIY.

C. Total Pembelanjaan Berdasarkan Jenis Pekerjaan Wisatawan Mancanegara Wisatawan mancanegara yang datang ke DIY memiliki berbagai jenis profesi pekerjaan. Berdasarkan hasil survei dari 300 wisatawan mancanegara, jenis

BAB III. ANALISA DATA SURVEI WISATAWAN DIY 41

EXECUTIVE SUMMARY ANALISA PEMBELANJAAN WISATAWAN

pekerjaan wisatawan terbagi menjadi 12 yaitu dokter, fotografer, guru, ibu rumah tangga, karyawan, militer, pelajar, pensiunan, PNS, profesional, swasta, dan lainnya.

Hasil tabulasi antara total pembelanjaan dengan usia wisatawan mancanegara menunjukkan wisatawan mancanegara yang berprofesi sebagai dokter, sebanyak 50% wisatawan melakukan pembelanjaan sebesar 501-600 USD atau Rp. 6.513.000,- hingga Rp. 7.800.000,-. Sedangkan pada wisatawan yang berprofesi sebagai fotografer, sebanyak 50% wisatawan melakukan pembelanjaan sebesar 201-300 USD dan 50% lainnya melakukan pembelanjaan >4000 USD. Wisatawan yang berprofesi sebagai guru, 66,7% dari total wisatawan dengan profesi tersebut melakukan pembelanjaan sebesar 301-400 USD atau Rp. 3.913.000,- hingga Rp. 5.200.000,-. Selain wisatawan profesi guru, 21,2% wisatawan yang berprofesi sebagai pelajar juga melakukan pembelanjaan terbesar pada kelas pembelanjaan sebesar 301-400 USD. Sedangkan wisatawan yang berprofesi militer, pengeluaran terbanyak terbagi rata pada pengeluaran sebesar 301-400 USD dan 601-700 USD dengan persentase masing-masing sebanyak 50%. Selain wisatawan dengan profesi militer, wisatawan yang berprofesi sebagai swasta juga memiliki pengeluaran terbanyak yang terbagi rata sebesar 50% pada pengeluaran sebesar 501-600 USD dan 701-800 USD.

Pengeluaran terbanyak pada kelompok pembelanjaan 401-500 USD atau Rp. 5.213.000,- hingga Rp. 6.500.000,- dilakukan oleh wisatawan mancanegara yang berprofesi sebagai karyawan dan profesional. Pada wisatawan yang berprofesi sebagai karyawan, persentase jumlah wisatawan yang melakukan pembelanjaan 401-500 USD adalah sebanyak 22,2% dari total wisatawan pada kelompok tersebut. Pada wisatawan yang berprofesi sebagai profesional, persentase jumlah wisatawan yang melakukan pembelanjaan 401-500 USD adalah sebanyak 16% dari total wisatawan pada kelompok tersebut.

Pada wisatawan yang berprofesi sebagai PNS, pengeluaran terbanyak yang dilakukan adalah pada kelas 2001-2100 USD atau Rp. 26.013.000,- hingga Rp. 2.730.000,- yaitu sebanyak 33,3% dari total wisatawan pada kelompok

BAB III. ANALISA DATA SURVEI WISATAWAN DIY 42

EXECUTIVE SUMMARY ANALISA PEMBELANJAAN WISATAWAN

tersebut. Sedangkan pada wisatawan mancanegara dengan pekerjaan lainnya, pengeluaran paling banyak dilakukan pada kelas 201-300 USD atau Rp. 2.613.000,- hingga Rp. 3.900.000,- yaitu sebanyak 33,3%.

Pengeluaran wisatawan terendah yang dibelanjakan oleh wisatawan mancanegara dilakukan oleh wisatawan dengan pekerjaan sebagai profesional yaitu sebesar 62,06 USD atau Rp. 806.780,-. Pengeluaran wisatawan terbesar yang dibelanjakan oleh wisatawan mancanegara dilakukan oleh wisatawan dengan pekerjaan sebagai pensiunan yaitu sebesar 7066,78 USD atau sebesar Rp. 91.868.140,-. Sedangkan untuk rata-rata pengeluaran, pengeluaran terbesar dilakukan oleh wisatawan yang berprofesi sebagai pensiunan yaitu sebesar 2246,9 USD atau sebesar Rp. 29.209.700,-. Wisatawan mancanegara yang berprosesi sebagai pensiunan cenderung lebih boros berbelanja ketika berwisata di DIY.

Dalam dokumen Exsum Analisa Pembelanjaan 2016 (Halaman 34-46)

Dokumen terkait