• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Pengaruh Penerapan Prinsip-prinsip Good Coorporate Governance (GCG) terhadap “Beban Operasional terhadap Pendapatan

METODE PENELITIAN

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

2. Secara Parsial

5.4.3. Analisa Pengaruh Penerapan Prinsip-prinsip Good Coorporate Governance (GCG) terhadap “Beban Operasional terhadap Pendapatan

Tabel 5.10 Pengujian Kontribusi Pengaruh Parsial Penerapan Prinsip-prinsip GCG terhadap Net Profit Margin (NPM)

Pengaruh Parsial pYxi P2Yxi thitung ttabel Keputusan Dewan Komisaris (X1) 0.1139 1.298 % 0.7246 1.676 6 H0 diterima Kepemilikan Institusional (X2) 0.0814 0.663 % 0.5598 1.676 6 H0 diterima Komite Audit (X3) -0.0500 0.250 % -0.3223 1.676 6 H0 diterima

Keterangan : ttabel = t0,05(49) (nilai ttabel pada = 5% dan db = n-k-1 = 52-3)

Tabel diatas menunjukkan bahwa secara parsial, masing-masing variabel bebas tidak berpengaruh terhadap NPM (Y)

t

hitung <

t

tabel. Ketidakberpengaruhan ini menggambarkan bahwa tidak ada hubungan linier antara pelaksanaan prinsip-prinsip

Good Corporate Governance terhadap nilai NPM, bahkan Komite Audit

berpengaruh negatif terhadap NPM.

5.4.3. Analisa Pengaruh Penerapan Prinsip-prinsip Good Coorporate Governance (GCG) terhadap “Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasioanal” (BOPO)

1. Secara Simultan

Untuk melihat pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Kepemilikan Institusional, dan Komite Audit secara gabungan terhadap BOPO dapat dilihat pada hasil penghitungan model summary, khususnya angka R squaredibawah ini.

Tabel 5.11 Koefisien Determinasi Variabel BOPO Sebagai Variabel Dependent

Besarnya angka R square (r2) adalah 0,001. Angka tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Kepemilikan Institusional, dan Komite Audit terhadap BOPO dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100% KD = 0,001 x 100% KD = 0.10 %

Ini berarti bahwa pengaruh gabungan Komposisi Dewan Komisaris, Kepemilikan Institusional, dan Komite Audit terhadap BOPO hanya sebesar 0.10 % sedangkan sisanya sebesar 99.90 % dipengaruhi oleh faktor lain.

Tabel 5.12 Pengujian Hipotesis Simultan, Variabel BOPO Sebagai Variabel Dependent Model Summaryb .030a .001 -.062 8.41933 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

Predictors: (Constant), Komite Audit, Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris a.

Dependent Variable: BOPO b. ANOVAb 3.125 3 1.042 .015 .998a 3402.484 48 70.885 3405.609 51 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Komite Audit, Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris

a.

Dependent Variable: BOPO b.

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan uji F, membandingkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95 % (α = 0,05) adalah sebesar 3.23 dengan F hitung. Berdasarkan perhitungan F tabel > F hitung (3.23 > 0.015) , maka dalam hal ini tidak alasan untuk menolak H0. Ini berarti tidak ada hubungan linier (kecil pengaruhnya) antara pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) terhadap nilai BOPO.

2. Secara Parsial

Untuk melihat besarnya pengaruh masing-masing variabel Komposisi Dewan Komisaris, Kepemilikan Institusional, dan Komite Audit terhadap BOPO disajikan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 5.13 Pengujian Kontribusi Pengaruh Parsial Penerapan Prinsip-prinsip GCG terhadap BOPO

Pengaruh Parsial pYxi P2Yxi thitung ttabel Keputusan Dewan Komisaris (X1) 0.0023 0.00% 0.0148 1.6766 H0 diterima Kepemilikan Institusional (X2) 0.0303 0.09% 0.2068 1.6766 H0 diterima Komite Audit (X3) 0.0053 0.00% 0.0338 1.6766 H0 diterima

Keterangan : ttabel = t0,05(49) (nilai ttabel pada = 5% dan db = n-k-1 = 52-3)

Tabel diatas menunjukkan bahwa secara parsial, masing-masing variabel bebas tidak berpengaruh terhadap BOPO (Y)

t

hitung <

t

tabel. Ketidakberpengaruhan ini menggambarkan bahwa tidak ada hubungan linier antara pelaksanaan prinsip-prinsip

5.4.4. Pengaruh Penerapan Prinsip-prinsip Good Coorporate Governance (GCG)

terhadap Return on Equity (ROE) 1. Secara Simultan

Untuk melihat pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Kepemilikan Institusional, dan Komite Audit secara gabungan terhadap ROE dapat dilihat pada hasil penghitungan model summary, khususnya angka R squaredibawah ini.

Tabel 5.14 Koefisien Determinasi Variabel ROE Sebagai Variabel Dependent

Besarnya angka R square (r2) adalah 0,057. Angka tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Kepemilikan Institusional, dan Komite Audit terhadap ROE dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100% KD = 0,057 x 100% KD = 5.7 %

Ini berarti bahwa pengaruh gabungan Komposisi Dewan Komisaris, Kepemilikan Institusional, dan Komite Audit terhadap ROE hanya sebesar 5.7 % sedangkan

sisanya sebesar 94.30 % dipengaruhi oleh faktor lain.

Model Summaryb .238a .057 -.002 5.99315 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

Predictors: (Constant), Komite Audit, Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris a.

Dependent Variable: ROE b.

Tabel 5.15 Pengujian Hipotesis Simultan , Variabel ROE Sebagai Variabel Dependent

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan uji F, membandingkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95 % (α = 0,05) adalah sebesar 3.23 dengan F hitung. Berdasarkan perhitungan F tabel > F hitung (3.23 > 0.959) , maka dalam hal ini, tidak ada alasan untuk menolak H0. Ini berarti tidak ada hubungan linier (kecil pengaruhnya) antara pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) terhadap nilai ROE. 2. Secara Parsial

Untuk melihat besarnya pengaruh masing-masing variabel Komposisi Dewan Komisaris, Kepemilikan Institusional, dan Komite Audit terhadap ROE disajikan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 5.16 Pengujian Kontribusi Pengaruh Parsial Penerapan Prinsip-prinsip GCG terhadap Return on Equity (ROE)

Pengaruh Parsial pYxi P2Yxi thitung ttabel Keputusan Dewan Komisaris (X1) 0.1537 2.36% 0.9991 1.6766 H0 diterima Kepemilikan Institutional

(X2) -0.1567 2.46% -1.1011 1.6766 H0 diterima Komite Audit (X3) 0.0004 0.00% 0.0024 1.6766 H0 diterima

Keterangan : ttabel = t0,05(49) (nilai ttabel pada = 5% dan db = n-k-1 = 52-3)

ANOVAb 103.335 3 34.445 .959 .420a 1724.057 48 35.918 1827.392 51 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Komite Audit, Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris

a.

Dependent Variable: ROE b.

Tabel 5.16 sebelumnya menunjukkan bahwa secara parsial, masing-masing variabel bebas tidak berpengaruh terhadap ROE (Y)

t

hitung <

t

tabel. Ketidakberpengaruhan ini menggambarkan bahwa tidak ada hubungan linier antara pelaksanaan prinsip-prinsip

Good Corporate Governance terhadap nilai ROE. Bahkan Kepemilikan Institusional berpengaruh negative terhadap ROE.

Dari hasil pengujian baik diatas tidak satupun variabel independent yang berpengaruh signifikan terhadap varibel dependent, bahkan ada beberapa yang berpengaruh negatif seperti komite audit terhadap Net Profit Margin (NPM) dan kepemilikan institusional terhadap Return on Equity (ROE), artinya dari hasil penelitian ini tidak satupun hipotesis yang dapat diterima. Koefesien Determinasi (KD) menunjukkan Penerapan Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh kecil (ROA = 0.90%, NPM = 1.5%, BOPO = 0,10%, ROE = 5.7%) terhadap Kinerja Perusahaan, yang lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Dalam konteks pengaruh pelaksanaan Good Corporate Governanace terhadap kinerja perusahaan, faktor-faktor lain yang secara teoritis diduga turut mempengaruhi adalah beban bunga modal pinjaman, tingkat pajak pemerintah atas laba usaha, tingkat produktivitas asset, efektivitas penempatan equitas dan biaya operasional.

Hasil penelitian mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hidayah , dengan menggunakan penerapan Corporate Governance hasil riset The Indonesian Institut for Corporate Governance (IICG) tahun 2001-2004, yang berupa Corporate

Governance Perception Index (CGPI), dengan kinerja perusahaan diukur dengan menggunakn rumus Tobin’s Q serta penelitian Sayidah yang juga menggunakan skor CGPI pada perusahaan non perbankan yang masuk peringkat 10 besar skor CGPI tahun 2003-2005, dengan kinerja diproksi oleh profit Margin, ROA, ROE dan ROI, yang menyatakan bahwa penerapan Corporate Governance tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Kesuma yang menyatakan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan komite audit secara bersama-sama mempengaruhi kinerja perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Sementara objek penelitian ini pada Perusahaan Perbankkan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dimungkinkan perbedaan objek penelitian dan indikator dari variabel independent.

Dalam penerapan Good Corporate Governance di lingkungan perbankan di tanah air, selain harus mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh BAPEPAM, bank juga harus mengikuti ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) sebagai Bank Sentral . Dalam mengatur tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance

Bagi Bank Umum diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006. Penelitian ini menggunakan data penelitian tahun 2005 – 2007, sebelum peraturan ini diberlakukan.

Faktor lain yang memungkinkan hipotesis penelitian ini tidak didukung adalah indikator GCG sebagai variabel Independent hanya pada persentase saja, sementara menurut peraturan dari BI sendiri dalam menentukan Komisaris

Independent dan Komite audit dalam perbankan harus diuji kemampuan, integritas dan persyaratan lain yang harus dipenuhi. Dalam perusahaan yang termasuk dalam penelitian ini ada beberapa bank yang pada tahun 2005 tidak memiliki komite audit, akibatnya pembentukan komite audit yang baru ini masih mengalami kendala seperti masalah komunikasi dengan dewan komisaris, dewan direksi, auditor eksternal dan internal serta pihak lain sebagai aspek penting dalam keberhasilan kerja komite audit. Masalah Kepemilikan Institutional juga harus diperhatikan, apakah dalam membeli saham ada banyak kepentingan pihak lain, sehingga apa yang diharapkan dengan lebih banyaknya kepemilikan institusi akan meningkatkan pengawasan terhadap bank tidak tercapai.

Bank Indonesia sendiri pada tahun 2007 menemukan 69% perbankan masih melanggar Good Corporate Governance, pelanggaran yang terjadi terutama pada masalah komisaris independent dalam dewan komisaris. Kasus ini mencapai 53%. Selanjutnya pelanggaran dalam pembentukan komite mencapai 30,7%, tidak terpenuhinyta jumlah komisaris independen 18%, independensi Presiden Direktur dari pemegang saham 10%. Hal ini menunjukkan implementasi GCG di perbankan masih lemah (awal penerapan peraturan BI), sehingga kemungkinan pengaruh GCG belum terlihat.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait