• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM PT ASURANSI JIWA BRIngin Life Syariah

KEBIJAKAN AKTUARIA DALAM MENGGUNAKAN TABEL MORTALITA GUNA PENETAPKAN PREMI PADA ASURANSI JIWA

A. Aplikasi Penggunaan Tabel Mortalita Pada Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah

2. Analisa Penggunaan Tabel Mortalita dalam Penetapan Premi

Dalam penetapan premi pemilihan tabel mortalita merupakan kebijakan penuh aktuaria, dengan berdasarkan pada opini rating ratio claim dan opini underwriting.Berdasarkan pada opini inilah akturia menentukan harga dari produk tersebut. Dari hasil penggunaan tabel mortalita yang berbeda dalam satu produk yang sama pada bahasan poin B dapat dianalisa bahwa, hasil penetapan premi dengan menggunakan beberapa tabel mortalita tersebut adalah sebagai berikut ;

35

peserta dari suatu perusahaan yang baru mengikuti asuransi pada perusahaan BRIngin Life ataupun belum pernah menjadi nasabah sebelumnya

36

Peserta yang sudah pernah mengikuti asuransi pada perusahaan BRIngin Life sebelumnya dan ingin melalukan perpanjang masa kontrak asuransi.

37

Hasil waancara dengan staff aktuaria BRIngin Life Syariah, Ghaniyyu Manggala Jodhy, 25 oktober 2010

No. Nama Tabel Mortalita Jumlah Premi 1 GAM 1971 Rp 80.000.000 2 TMI II Rp 87.000.000 3 CSO 1980 Rp 103.000.000 4 TMI 1993 Rp 110.000.000 5 CSO 1958 Rp 114.000.000

Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa tabel mortalita yang biasa digunakan oleh perusahaan Asuransi Jiwa BRIngin Life yaitu tabel mortalita II adalah harga termurah ke 2 seteha GAM 1971, namum GAM 1971 sudah tidak pernah digunakan lagi. Dari hasil wawancara dengan narasumber, mengatakan bahwa

“GAM 1971 sudah jarang digunakan karena ini adalah angka yang sudah sangat lama, sehingga sudah tidak efektif lagi untuk digunakan, memang sangat murah namun bisa membahayakan, karena dapat membuat risiko klaim yang cukup tinggi, alasanya yaitu karena kehidupan pada masa itu tidak sekompleks dengan yang terjadi

masa kini.” Hal ini sudah cukup efektif karena jika dihitung dengan menggunakan tabel-tabel lainya akan menghasilkan premi yang cukup tinggi. Penggunaan tabel lain dengan angka yang lebih tinggi hanya dilakukan pada hal-hal yang memiliki risiko tinggi. Seperti perusahaan tambang atau perusahaan lain yang memiliki tingkat risiko yang sangat tinggi. Hal lain yang menyebabkan penggunaan tabel lain selain tabel mortalita II adalah pada saat perusahaan yang sudah menjadi peserta asuransi ingin

melakukan perpanjang masa asuransi. Jika dikatuhui nilai klaim pada tahun sebelumnya berada di atas nilai ratio rating claim maka aktuaria boleh menggunakan tabel mortalita yang lebih mahal karena risiko yang klaim yang akan terjadi nantinya juga lebih tinggi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi premi yang terdapat pada rating ratio claim meliputi :

a. Faktor Usia

b. Riwayat Kesehatan c. Jenis Pekerjaan d. Jenis Kelamin

Dalam Asuransi jiwa ke empat hal ini adalah hal utama yang harus di perhatikan dalam melakukan seleksi risiko. Efek dari kesalahan seleksi risiko ini akan mempengaruhi besar kecilnya premi yang akan di kenakan kepada peserta.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari beberapa pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yang diantaranya yaitu:

1. Penggunaan tabel mortalita dalam penetapan premi sebaiknya menggunakan tabel mortalita pada tahun terdekat dengan masa asuransi. Hal ini disebabkan karena tingkat kematian pada tahun yang lalu jauh lebih besar dibandingkan dengan masa kini. Tingkat harapan hidup yang membaik membuat tingkat kematian menurun. Sehingga angka kematian pada tiap tahunya akan lebih kecil. Penggunaan tabel mortalita yang terlalu jauh akan mengakibatkan premi yang sangat tinggi, hal tersebut dikarenakan tingkat harapan hidup yang rendah dan tingginya tingkat kematian yang, maka premi yang dihasilkan secara otomatis akan tinggi mengikuti tingginya angka kematian.

2. Aplikasi penggunaan tabel mortalita pada perusahaan Asuransi Jiwa BRIngin Life yaitu sebagai salah satu dari unsur dalam penetapan premi. Rate yang digunakan dalam penetapan premi pada Asuransi Jiwa BRIngin Life merupakan olahan dari tabel mortalita dengan biaya-biaya serta tingkat bunga. Dalam melakukan penetapan premi, tabel mortalita yang digunakan oleh

perusahaan BRIngin Life merupakan sepenuhnya kebijakan aktuaria dengan dasar-dasar tertentu.

3. Penggunaan tabel mortalita yang digunakan dalam proses penetapan premi pada perusahaan Asuransi Jiwa Bringin Life harus memiliki dasar yang sesuai dengan calon nasabah. Adapun dasar tersebut berasal dari :

a. Opini Rating Ratio Claim b. Opini Underwriting

Dari data yang tersedia yaitu berdasarkan opini rating ratio dan opini underwriting, jika diketahui akan berisiko tinggi maka aktuaria bisa menggunakan tabel mortalita yang nilainya tinggi. Tabel mortalita yang digunakan oleh Asuransi Jiwa BRIngin Life adalah Tabel Mortalita Indonesia II, Tabel Mortalita Indonesia 1993, CSO 1958, CSO 1980 dan GAM 1971, namun yang sering digunakan adalah Tabel Mortalita Indonesia II. Di antara tabel mortalita tersebut aktuaria dapat memilih tabel yang sesuai dengan risiko yang akan terjadi nantinya. Tabel mortalita ini memiliki rate yang berbeda-beda, sehingga akan mempengaruhi besar kecilnya premi yang akan di kenakan kepada peserta nantinya. Penggunaan tabel mortalita dalam penatapan premi sudah pada perusahaan BRIngin Life sudah cukup baik, karena tabel mortalita yang digunakan sudah mendekati tahun masa asuransi, hanya saja Indonesia saat ini belum memiliki tabel mortalita yang terbaru.Adapun penggunaan tabel mortalita yang lain dengan nilai yang lebih

tinggi yaitu karena tingkat risiko nasabah itu sendiri juga besar. Oleh karena itu penggunaan tabel mortalita pada perusahaan BRIngin Life harus disesuaikan dengan dengan tingkat risiko, usia, serta jenis pekerjaan yang akan menentukan tingkat klaim nantinya.

B. Saran

Tabel mortalita yang ada di Indonesia merupakan tabel yang di bentuk sejak sebelas tahun yang lalu, dimana tingkat harapan hidup antara kehidupan sebelas tahun yang lalu sangatlah berbeda dengan tingkat kehidupan saat ini, sehingga angka yang ada pada tabel mortalita cukup tinggi jika harus digunakan dalam penetapan premi pada saat ini. Perubahan yang signifikan dari kependudukan seperti adanya urbanisasi, kemudian faktor kesehatan yang juga berubah Indonesia harus memiliki tabel mortalita yang baru.

Menurut hasil wawncara dengan narasumber PT Asuransi Jiwa BRIngin Life sampai pada saat ini belum ada peraturan khusus yang mengatur dalam hal standar penggunaan tabel mortalita, sehingga perusahaan bebas menggunakan tabel mortalita yang ada dan mengakibatkan tingginya premi yang akan di kenakan kepada nasabah nantinya.

Dokumen terkait