• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

1. Keberadaan lembaga penasehatan perkawinan seperti BP4 sudah semakin penting di era globalisasi di mana arus informasi sudah begitu cepat masuk dalam sendi-sendi kehidupan yang dapat mengakibatkan dampak positif maupun negatif. Sehingga sebaiknya lembaga penasehatan perkawinan seperti BP4 mendapat perhatian lebih dengan ditetapkannya suatu aturan formil yang memperkuat eksistensi dan peran BP4. Maka dari itu seharusnya pemerintah

lebih memperhatikan BP4 secara kelembagaan agar dapat memaksimalkan peran dan fungsi dari BP4 itu.

2. Perselisihan keluarga yang sudah masuk Pengadilan Agama, biasanya sudah sangat memanas, sehingga sulit untuk mengupayakan ishlah atau perdamaian bagi kedua belah pihak. Maka menurut penulis seharusnya keluarga tersebut lebih dahulu mengkonsultasikan masalahnya ke BP4 sebagai Lembaga Penasehat Perkawinan sebelum mendaftarkan masalahnya ke Pengadilan Agama, sehingga dari permasalahan yang timbul para pihak dapat melalui beberapa proses yang mungkin dapat menghambat keinginannya untuk bercerai.

3. Dengan ini maka penulis memberikan saran kepada kedua Lembaga BP4 dan Pengadilan Agama agar lebih mensosialisasikan perannya melalui media-media baik elektronik maupun cetak sehingga keberadaan dan perannya dapat disadari oleh masyarakat secara lebih luas. Kemudian juga ada pengarahan-pengarahan ke sekolah-sekolah maupun desa yang akan menyadarkan masyarakat akan pentingnya peran kedua Lembaga BP4 dan Pengadilan Agama tersebut.

84

Ahmad, Baharudin, Hukum Perkawinan di Indonesia Studi Historis Metodologis,

Jakarta: Gaung Persada Press.

Ali, Muhammad Daud, Hukum Islam dan Peradilan Agama, cet. II, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.

Ali, Zainuddin, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2006. Arto, Mukti, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, cet.VI, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2005.

Arikunto, Suharismi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik ,Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Al Jarjani, Ali Bin Muhammad, t.th, Al-Ta’rifat, Jedah: AlHaramain.

Bakri, Sidi Nazar, 1993, Kunci Keutuhan Rumah Tangga : Keluarga Yang Sakinah

Jakarta: CV Pedoman Ilmu Karya.

Damis, Harijah, 2004, “Hakim Mediasi” Mimbar Hukum, Jakarta: Al Hikmah, No. 63.

Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Pemprov DKI Jakarta, “Wilayah Jakarta Timur”, artikel diakses pada 19 April 2011 dari http://jakarta.go.id/2009/10/wilayah-jakarta-timur.html.

Djalil, Basiq, 2006, Peradilan Agama Di Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Echols, John M. dan Shadili, Hassan, Kamus Inggis Indonesia, 1990, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Fauzan, M., Pokok-pokok Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Mahkamah

Syar’iyah di Indonesia, Jakarta: Prenada Media. 2005, Cet.1.

Goopaster, Garry, 1993, Negosiasi dan Mediasi: Sebuah Pedoman Negosiasi dan Penyelesaian Sengketa Melalui Negosiasi, Jakarta: ELIPS Project.

Hani Handoko, T., Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1998), cet-2.

Harahap, M. Yahya, 1993, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama,

Jakarta: Pustaka Kartini.

Harahap, M. Yahya, 2008, Hukum Acara Perdata, Jakarta: Sinar Grafika, cet. 8. Idrus, Ilham, Efektivitas Hukum, artikel diakses pada 1 Juni 2011 dari

http://ilhamidrus.blogspot.com/2009/06/artikel-efektivitas-hukum.html.

Karim, Helmi, 1993, Fikih Muamalah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Timur Tahun 2009.

Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Timur Tahun 2010.

Muhammad, Abdul Kadir, Hukum Acara Perdata Indonesia, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2000

Mohammad Taufik Makarao, 2004, Pokok-pokok Hukum Acara Perdata, (Jakarta: PT Rineka Cipta.

Manan, Abdul, 2000, Penerapan Hukum Acara Perdata Di Lingkungan Peradilan Agama, Jakarta: Al-Hikmah.

Mahkamah Agung RI, JICA, IICT, Buku Komentar Peraturan Mahkamah Agung RI No. 1 tahun 2008 tentang Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan.

Makki, Ali Husain Muhammad, 2001, Perceraian Salah Siapa : Bimbingan Islam

Mulyana, E., 2004, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan Implementasi

Jakarta: PT Rosyda Karya.

Muttaqien, Dadang, dkk, 1999, Peradilan Agama Dan Kompilasi Hukum Islam Dalam Tata Hukum Indonesia, Yogyakarta: UI Press.

PERMA No.1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan.

Permana, Sugri, T.th, Mediasi dan Hakam Dalam Tinjauan Pengadilan Agama,

T.tp., Giri.

Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur, Demografi, artikel diakses pada 19 april 2011 dari http://timur.jakarta.go.id.

Ranuhandoko, I.P.M., 2003, Terminologi Hukum Jakarta: Sinar Grafika. Sabiq, As Sayyid, Fiqh Sunnah, Juz III , Beirut: Dar al-Fikr, 1977.

Sholeh, Asrorun Ni’am, Fatwa-fatwa Masalah Pernikahan dan Keluarga, Jakarta: Elsas, 2008.

Soekanto, Soerjono Pengantar Penelitian Hukum Cet. 3 Jakarta: UI Press, 1986. Soepomo, R., 1970, Sistem Hukum di Indonesia Sebelum Perang Dunia II, T.tp. Staatsblad No. 22 Tahun 1820.

Sumaryadi, 2005, Efektivitas Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah, Bandung: Pustaka Setia.

Sopyan,Yayan, Metode Penelitian Untuk Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum,

Jakarta:T.p. 2009.

Sudarsono, 2001, Pokok-pokok hhukum Islam, Jakarta: Rineka Cipta, cet. 2.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1988, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Usman, Rachmadi, 2003, Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan, Bandung: PT Aditya Bakri.

Undang-Undang No 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama jo. Undang-Undang No 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama.

Yanggo, Chuzaemah T. dan Hafiz Anshari, Problematika Hukum Islam Kontemporer, cet. IV, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002.

Yanggo,Huzaimah Tahido, Masail Fiqhiyyah Kajian Hukum Islam kontemporer,

Bandung: Angkasa, 2005.

Zahrah, Muhammad Abu, Al-Ahwal al-Syakhsiyyah, Kairo: Daarul Fikr al-Arabi, 2005.

pasangan yang bersengketa?

Jawab :

Upaya yang dilakukan demi mendamaikan pasangan yang bersengketa diantaranya :

a. Memanggil para pihak

Salah satu pihak mengadu ke BP4 Jakarta Timur, kemudian pihak yang lain dipanggil lalu ditanyai apa saja yang terjadi untuk mengetahui seluk beluk permasalahannya.

b. Memberikan nasihat pada pasangan yang bersengketa

Pasangan yang mengadukan masalahnya ke BP4 setelah ditanya apa permasalahannya diberikan nasehat-nasehat diantaranya :

1) Mengingatkan memori masa lalu

2) Jangan sekali-sekali meremehkan pasangan 3) Sikap lapang dada suami isteri

4) Kemaslahatan yang harus dijaga

5) Keseimbangan antara hak dan kewajiban adalah merupakan kunci keberhasilan

keduanya telah mengkonsultasikan permasalahannya ke BP4 Jakarta Timur dan keduanya telah berdamai.

2. Jika diperlukan, adakah pihak lain yang dipanggil dalam mediasi selain kedua belah pihak yang bermasalah?

Jawab :

Dalam mediasi di BP4 Jakarta Timur tidak boleh ada pihak lain yang ikut, karena hal ini menyangkut privasi keluarga.

3. Adakah Konsultan BP4 Jakarta Timur yang digunakan Pengadilan Agama untuk menjadi di Mediator di Pengadilan Agama ?

Jawab :

Belum ada Konsultan BP4 Jakarta Timur yang dipakai di Pengadilan Agama.

4. Apa sajakah Program Kerja BP4 Jakarta Timur ?

Jawab :

Untuk BP4 jakarta Timur sendiri tidak ada program kerja selain bertugas memediasi pasangan, tapi Program Kerja ada di tingkat Kecamatan sepereti SUSCATEN (Kursus Calon Penganten) yaitu pengarahan bagi orang-orang yang ingin melangsungkan pernikahan, materinya mengenai Keluarga sakinah, Fiqh munakahat, serta Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Pelaksanaan sosialisasi dilakukan oleh BP4 tingkat Provinsi melalui program-program yang dapat memberikan informasi kepada masyarakat akan keberadaan dan fungsi BP4.

6. Apa sajakah hambatan dan tantangan dalam memediasi pasangan ?

Jawab :

Ada beberapa hambatan serta tantangan yang dialami oleh mediator di BP4 diantaranya :

- Bagi pegawai, kesejahteraan sangat minim.

- Suasana tidak kondusif, karena yang datang ke BP4 Jakarta Timur adalah orang-orang yang sedang mengalami masalah dalam rumah tangga.

- Adanya ketidak sabaran dari klien yang ingin menyelesaikan atau memutuskan tali perkawinan.

7. Menurut bapak, bagaimana keadaan masyarakat Jakarta Timur dikaitkan dengan masalah perceraian?

Jawab :

Tingkat perceraian masyarakat di Jakarta Timur masih cukup tunggi, banyak faktor-faktor yang menyebabkan, diantaranya hal-hal di bawah ini berdasarkan klien yang mengadu ke BP4 Jakarta Timur:

d. Tidak punya keturunan

e. Egois, saling tidak mau mengalah f. Penyakit.

Informan

pasangan yang bersengketa?

Jawab :

Upaya yang dilakukan demi mendamaikan pasangan yang bersengketa diantaranya :

- Membangaun komunikasi yang baik antara kedua belah pihak agar dapat berunding dengan baik dalam menyelesaikan masalah.

- Menyadarkan kedua belah pihak akan hak dan kewajiban masing-masing sehingga keduanya menyadari mana yang menjadi hak dan kewajibannya dan kapan bisa mendapatkan dan menjalaninya.

- Menyadarkan kedua belah pihak untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, karena dengan mendekatkan diri kepada Allah dapat mengingatkan kita akan esensi dari adanya anjuran perkawinan yang di dalamnya terdapat tujuan meneruskan dan membangun generasi umat di masa yang akan datang.

- Mengingatkan suami sebagai pemimpin rumah tangga dan isteri sebagai sekretarisnya yang harus bekerjasama dalam membina rumah tangga. - Mengkomunikasikan pendapatan kerja kedua pihak agar ada transparansi

tangga dengan manajemen pekerjaan, jangan membawa masalah pekerjaan ke dalam rumah tangga.

- Menganjurkan untuk berlibur guna mencairkan suasana yang sempat tegang dan agar ada hiburan dalam kehidupan berumah tangga sehingga kehidupan rumah tangga dapat menyenangkan.

2. Adakah mediator memediasi para pihak di luar Pengadilan?

Jawab :

Untuk mediasi yang dilakukan di luar Pengadilan tidak ada karena Pengadilan Agama Jakarta Timur sudah menyediakan tempat dan waktu untuk pelaksanaan mediasi dalam ruangan mediasi yang telah dijadwalkan.

3. Menurut bapak, dengan adanya Undang-undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan sebagai perangkat pendukung tujuan perkawinan, apakah sudah cukup berperan dalam mempersempit terjadinya perceraian?

Jawab :

Undang-undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menurut saya sudah bagus, hanya saja masalah perkawinan itu merupakan masalah yang mencakup berbagai aspek kehidupan, sehingga faktor-faktor yang berpengaruh pun sangat luas sehingga walaupun norma-norma yang sudah diatur dalam Undang-undang

dengan masalah perceraian?

Jawab :

Perceraian di Jakarta Timur masih tinggi sekitar 1500 per tahun. Hal ini menurut saya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti maraknya isu persamaan gender yang mana wanita menuntut peran yang sama dengan laki-laki yang akhirnya mengakibatkan banyaknya gugatan cerai yang diajukan oleh kaum perempuan. Namun faktor-faktor yang lain pun juga berpengaruh seperti faktor ekonomi.

5. Apa sajakah hambatan serta tantangan dalam memediasi pasangan?

Jawab :

Hambatan serta tantangannya adalah para pihak yang datang emosional dikarenakan masalah yang ada sudah begitu memanas, kemudian ada beberapa orang yang berpendidikannya rendah sehingga tidak memahami hak-hak dan kewajiban suami isteri.

Informan

Dokumen terkait