• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4. Instalasi Pengolahan Lindi (leacheate)

4.4.3. Analisa Perancangan

Dari perhitungan Instalasi Pengolahan Lindi (IPL), dan beda tinggi dari tiap pengolahan adalah 3 meter maka perkiraan luas lahan IPL dan volume Lindi yang dapat dikelola adalah sebagai berikut.

Tabel 4.10. Perkiraan luas lahan IPL dan volume lindi yang dikelola No Unit Pengolah Luas Total (m

2 Volume lindi (m ) 3) 1. Kolam Stabilisasi 1.296 3.888 2. Kolam Aerasi 260 780 3. Kolam Maturasi 174 522 4. Lahan Sanitasi 1.500 4500 Luas Total (m2) 3.838 9.690

Berdasarkan Tabel 4.10 kebutuhan luas lahan minimal untuk Instalasi Pengolah Lindi (IPL) yang direncanakan untuk mengolah lindi (leacheate) yang dihasilkan dari pengurungan sampah (landfill) di TPA Terjun adalah 3.828 m2.

Lahan TPA Terjun yang masih tersisa sebesar 4 ha (40.000 m2

Berdasarkan analisa perhitungan neraca Thornthwaite, bahwa volume lindi yang perlu dikelola adalah 11.882 m

), masih mencukupi untuk membuat lahan IPL agar mengurangi pencemaran TPA.

3

. Jika menggunakan instalasi pengolahan maka volume yang dapat dikelola adalah 9.690 m3. Hal ini berarti dapat mengurangi kapasitas lindi yang tidak terkelola sebesar 9.690 m3.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

1. Evaluasi lahan TPA Terjun berdasarkan SNI 03-3241-1997 Tahun 1997 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir sampah yang diterbitkan Badan Standarisasi Nasional belum sesuai SNI, terutama untuk parameter muka air tanah, kelulusan tanah dan daerah banjir ulang pada periode 25 tahun.

2. Evaluasi lahan TPA Terjun berdasarkan United States Department of Agriculture (USDA) tahun 1971 berada pada kategori sedang untuk faktor pembatas ancaman banjir dan muka air tanah.

3. Lindi yang dihasilkan dari curah hujan yang berhasil meresap masuk ke dalam timbunan sampah (perkolasi) dihitung berdasarkan metode Thortnthwaite sebesar 367 mm. Dengan luas pengelolaan sampah TPA Terjun sebesar 3,16 Ha maka volume lindi yang perlu dikelola adalah 11.882 m3

4. Kualitas Lindi TPA Terjun pada parameter BOD

dengan debit harian sebesar 1,5 lt/det.

5 senilai 322 mg/l dan COD

sebesar 540 mg/l tidak sesuai baku mutu yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Kelas IV (air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut), untuk BOD dan COD memiliki ambang batas 12 mg/l dan 100 mg/l.

5. Pembuataan Instalasi Pengolahan Lindi yang dimulai dengan pembuatan saluran pengumpul lindi dari lahan yang masih belum digunakan. Saluran pengumpul lindi dibuat dengan adanya lapisan baru yang relative kedap air maka cairan lindi dari timbunan sampah dapat disalurkan dengan system jaringan pipa yang selanjutnya akan bermuara ke bangunan instalasi pengolahan lindi.

5.2. Saran

1. Kondisi di TPA Terjun yang belum memadai dapat dioptimalkan dengan lahan yang tersisa atau merenovasi dari timbunan sampah yang sudah ada. 2. Nilai BOD5

3. Pembuatan saluran pengumpul lindi dengan cara memanfaatkan lapisan lama berupa timbunan sampah ditutup dengan tanah dan kemudian tanah timbunan sampah dilapisi pelapis dasar geotextile yang kemudian ditutup dengan tanah setebal 30 cm.

dan COD yang masih belum sesuai dengan parameter baku mutu menunjukkan bahwa lindi yang dihasilkan dari TPA Terjun perlu dikelola agar lokasi TPA Terjun tidak menjadi pencemar yang berdampak secara langsung ataupun tak langsung.

4. Instalasi Pengolah Lindi (IPL) Pada TPA Terjun utama yang diusulkan dapat menyisihkan BOD adalah kolam stabilisasi secara alamiah, dilanjutkan dengan kolam aerasi secara mekanis dan lahan sanitasi berupa kolam filtrasi sorpsi dengan kebutuhan lahan 3.838 m2 dan volume 9.690 m3.

DAFTAR PUSTAKA

Damanhuri, E., 2008. Teknik Pembuangan Akhir. Jurusan Teknik Lingkungan ITB. Bandung.

Dong S, Liu B, Tang Z., 2008. Investigation and Modeling of the Environment Impact of Landfill Leachate on Groundwater Quality at Jiaxing, Southern China. Journal of Environmental Technology and Engineering. 1(1):23-30. 2072-1463 /08/$25.00 ©2008 International Computer Science Publisher. Hong Kong

Ekawati D, Sudarno., 2006.Analisis Kinerja Sistem Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja Kota Magelang. Jurnal Presipitasi Vol.1 No.1 September 2006, ISSN 1907-187X

Eckenfelder, W., 2000. Industriall Water Polution Control third Edition. Singapore: McGraw Hill Companies Inc

Hardyanti N., Huboyo S. H, 2009. Evaluasi Instalasi Pengolahan Lindi Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Kota Surakarta. Jurnal Presipitasi Vol. 6 No.1 Maret 2009, ISSN 1907-187X

Hifdziyah L., 2011. Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga Kabupaten Bogor Jawa Barat. Skripsi Institut Pertanian Bogor.

Joko Tri., 2003. Penurunan Kromium (Cr) dalam Limbah Cair Proses Penyamakan Kulit Menggunakan Senyawa Alkali Ca(OH)2, NaOH, dan NaHCO3 (Studi Kasus di Pt Trimulyo Kencana Mas Semarang). Jurnal Kesehat Lingkungan Vol.2 No.2 Oktober 2003

Kiely G. 1998., Environmental Engineering. Singapore : Mc Graw Hill.

Kumar D, Alappat J. B., 2003. Analysis of Leachate Contamination Potential of a Municipal Landfill using Leachate Pollution Index. Indo-French Unit for Water and Waste Technologies, Department of Civil Engineering. Indian Institute of Technology, Delhi, Hauz Khas, New Delhi - 110 016, India. Workshop on Sustainable Landfill Management 3–5 December, 2003; Chennai, India, pp. 147-153.

Martono H. D., 1996. Pengendalian Air Kotor (Lachate) dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah. Jurnal Analisis Sistem BPPT No 5 Tahun III, 1996. ISSN : 0854 – 9117.

Metcalf and Eddy., 2003. Wastewater Engineering Treatment and Reuse. Fourth Edition. Mc Graw Hill. California

Nugroho A. 1989., Beberapa Teori dan Aplikasi Rumus Thornthwaite untuk menghitung jumlah cadangan air. Majalah Geografi Indonesia Th.2 No 3,Maret 1989,27 – 38.

Pemerintah Kota Medan Badan Lingkungan Hidup., 2009. Pemantauan Kualitas Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kota Medan. Pemko Medan.

Pemerintah Kota Medan Badan Lingkungan Hidup., 2010. Pemantauan Kualitas Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kota Medan. Pemko Medan.

Poulsen G. T., 2005. Factors affecting water balance and percolate production for a landfill in operation. Waste Manage Res 2005: 23: 72–78 Printed in UK – all right reserved. Waste Management & Research ISSN 0734–242X

Purwanta W. 2007., Tinjauan Teknologi Pengolahan Leachate di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Perkotaan. JAI Vol 3 No 1, 2007.

Samin, Damanhuri E, Notodarmodjo S, Sidarta A. K., 2010. Pengaruh Operasional Tempat Pembuangan akhir Terhadap Timbulan Lindi (Landfill Skala Laboratorium). Seminar Nasional Pascasarjana X – ITS, Surabaya 4 Agustus 2010. ISBN No. 979 – 545 – 0270 – 1.

Soeparman, Suparmin., 2002. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair. Penerbit EGC Jakarta

Sulinda, D. 2004. Penentuan Nilai Parameter Kinetika Lumpur Aktif pada Pengolahan Air Lindi Sampah Secara Aerobik. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor.

Susanto P. J, Ganefati P. S, Muryani S, Istiqomah H. S., 2004. Pengolahan Lindi (Leachate) dari TPA dengan Menggunakan Sistem Koagulasi – Biofilter Anaerobic. Jurnal Tek.Ling - P3TL – BPPT (5) : (3) :167 – 173.

Syahrulyati T., 2005. Analisis Sebaran Dampak Pencemaran Lindi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah terhadap Kualitas Air Bawah permukaan. Tesis Institut Pertanian Bogor.

Tchobanoglous., 1993. Integrated Solid Waste Management Engineering Principles and Management Issues. New York: Mc Graw Hill Inc.

Widowati, W., Astiana S, dan Raymond J. R. 2008. Efek Toksik Logam: Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran. Andi Offset, Yogyakarta.

Lampiran 3 Dokumentasi daerah penelitian

Saluran drainase TPA Terjun Saluran drainase yang digenangi air lindi

Air lindi yang keluar melalui saluran drainase

Air lindi pada saluran drainase yang tertutup oleh tumpukan sampah

Tumpukan sampah pada TPA Terjun

Dokumen terkait