• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa permasalahan bagian assembfy filter

Dalam dokumen 3. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA (Halaman 43-50)

Berdasarkan data analisa prosentase pencapaian hasil produksi dapat diketahui bagian proses produksi yang paling bermasalah dalam pencapaian target

baik untuk produksi filter spin on maupun filter element sehingga perlu diselidiki lebih lanjut mengenai penyebab atau hambatan yang mengakibatkan hasil kerja tidak sesuai dengan target yang ditetapkan perusahaan. Analisa permasalahan dilakukan dengan pengamatan secara langsung dan dengan wawancara pada setiap operator dilapangan produksi bagian yang bersangkutan.

Melihat hasil penelusuran yang telah dilakukan pada proses produksi filter spin on diketahui bahwa:

1. Proses painting ternyata merupakan bagian dengan pencapaian target produksi terendah diantara seluruh proses pada produksi filter spin on. Setelah dilakukan pengamatan dan analisa secara langsung dilapangan produksi didapati beberapa masalah yang mengakibatkan rendahnya tingkat pencapaian target produksi pada bagian ini, yaitu antara lain:

• Mesin painting tidak bekerja dengan penuh 100% kapasitasnya karena dari 512 mangkok atau pin yang ada terdapat 58 mangkok diantaranya yang rusak sehingga tidak dapat digunakan untuk meletakkan filter dalam proses pengecatan. Berarti kapasitas mesin painting turun menjadi 88.672 % saja.

Hal ini jelas sangat mengurangi hasil per jam mesin painting, misalnya dengan kecepatan conveyor 6 mesin painting seharusnya mampu menghasilkan 1320 filter, namun karena hanya mampu bekerja 88.672 % maka per jamnya hanya dapat dihasilkan 1170 filter. Mengenai permasalahan ini diusulkan untuk mengadakan perbaikan dengan 58 mangkok yang rusak sehingga kapasitas produksi dapat meningkat menjadi

100% yang berarti mengurangi waktu produksi dan menambah hasil. Usulan perbaikan telah dijalankan pada akhir bulan Juni 2003 dengan memperbaiki 43 buah mangkok (sproket) yang rusak. Sementara 15 mangkok yang masih rusak ternyata mengalami kerusakan pada bagian pin-nya, sehingga perbaikan masih dapat direncanakan untuk dikerjakan pada langkah berikutnya. Berarti dengan perbaikan 43 mangkok yang rusak mesin painting ini telah meningkat kapasitasnya menjadi 97.071 %

• Proses painting sangat bergantung pada bahan yang dikirim dari proses sebelumnya yaitu leak test, sehingga bila leak test atau seamer bermasalah maka painting juga akan berhenti bekerja.

2. Proses rakit elemen assy filter spin on berada pada peringkat kedua tingkat pencapaian target produksi terendah. Analisa dan usulan lebih jelas dibahas pada bab4..

3. Proses jahit juga merupakan proses yang cukup rendah pencapaian targetnya, beberapa masalah yang didapati antara lain:

• Transportasi kurang efisien, operator jahit tidak memiliki sarana transportasi untuk mengambil bahan paper, selama ini pengambilan bahan dilakukan dengan membawa paper menggunakan kedua tangan sehingga sekali pengambilan hanya mampu mengambil sedikit saja. Banyak waktu yang tersita untuk mengambil bahan apalagi bila dalam jumlah yang banyak (operator harus bolak-balik melakukan perjalanan mengambil bahan).

Mengenai permasalahan ini diusulkan untuk memberi tambahan roda pada gerobak bahan yang selama ini sudah ada disamping setiap meja jahit. Hal ini akan sangat membantu pengambilan bahan, operator jahit tinggal mendorong gerobaknya ke bagian pengambilan bahan dan mengisinya sampai penuh Penjelasan lebih rinci mengenai usulan ini dibahas pada bab 4.

• Waktu proses terhambat karena benang yang sekarang digunakan sering putus, penggantian benang dilakukan untuk menurunkan biaya produksi atau mengadakan penghematan.

4. Proses seamer meskipun bukan merupakan proses yang memiliki target pencapaian sangat rendah akan tetapi berdasarkan pengamatan pihak kepala produksi proses ini sangat jarang mencapat target harian (8 jam bekerja).

Berdasarkan masalah ini diadakan pengamatan lebih teliti pada proses kerja bagian seamer agar dapat diketahui alasan sulitnya mencapai target harian.

Adapun hasil pengamatan yang dilakukan selama beberapa hari dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.10.1. Data pengamatan aktual hasil proses produksi seamer

Part number 15600-41010

Tunggu elemen Body nyangkut Leak penuh Tunggu spring Tunggu packing Tunggu spring Body nyangkut Leak penuh Body nyangkut R e m trouble Leak penuh Leak penuh Body nyangkut Body nyangkut Tunggu body Tunggu body Leak penuh Tunggu elemen Leak penuh angin lepas angin lepas

Jam kerja

Pencapaian hasil 93.07135471

Ternyata bila diperhatikan dari hasil pengamatan aktual dilapangan proses produksi seamer memiliki kemampuan yang tinggi dalam pencapaian target per jam. Akan tetapi bila diakumulasikan selama 8 jam bekerja tidak akan dapat mencapai hasil target harian karena adanya budaya dimana pekerja selalu mengadakan persiapan 10 menit pada saat masuk kerja (pukul 07:00), 10 menit persiapan sebelum istirahat (pukul 12:00), 10 menit persiapan setelah istirahat (pukul 13:00) dan 10 menit lagi persiapan menjelang pulang kerja (pukul 16:00).

Budaya ini mungkin sudah dianggap sebagai sesuatu yang sangat lazim terjadi dalam sebuah perusahaan atau pabrik tapi ternyata tanpa disadari sudah banyak sekali mengurangi hasil produksi harian. Disamping adanya masalah budaya seperti yang telah dijelaskan, proses seamer bila diperhatikan banyak mengalami down time karena proses menunggu bahan. Hal ini karena setiap kali hendak mengambil keranjang body, menuang set spring maupun menuang retainer operator seamer harus ikut turun tangan membantu pekerja lain, sehingga pekerjaan seamer harus dihentikan. Mengenai permasalahan ini mungkin labih lanjut dapat dipertimbangkan untuk menambah alat atau fasilitas yang memadai agar supply retainer, spring, body maupun pelengkap lainnya dapat dilakukan lebih mudah dan cepat tanpa perlu adanya campur tangan operator seamer sendiri. Selain itu mesin seamer sendiri kerap kali mengalami masalah teknis antara lain:

• Tekanan angin yang sering naik turun sehingga hasil seamer sering rusak, hal ini terjadi karena kompresor kurang terawat dan harus share dengan banyak unit disamping assembly departement

• Kampas rem yang sudah aus sehingga sering membuar hasil seamer rusak karena roll seamer maju sebelum pedal diinjak oleh operator.Hal ini sering menyebabkan down time karena body nyangkut.

• Menurut keterangan operator, roll sudah aus sehingga proses setting sering menjadi lebih lambat.

5. Mesin leak test memiliki masalah yang hampir sama dengan masalah teknis mesin seamer yaitu tekanan angin yang sering naik turun sehingga produksi harus dihentikan dulu hingga tekanan angin kembali normal. Selain itu mesin ini hanya berfungsi 75 % kapasitas karena 4 dari 12 alat yang ada sedang rusak sehingga mengurangi hasil produksi. Hal ini bisa berpengaruh juga pada proses

67 seamer dimana bila proses leak test berjalan lambat maka bagian leak test akan cepat penuh, apalagi rak atau tempat hasil juga sangat terbatas sehingga bagian seamer terpaksa harus menghentikan dulu proses produksinya. Akan tetapi hingga saat ini perbaikan mesin leak test belum dilakukan karena masih banyaknya perbaikan lain yang lebih diutamakan dan masalah mesin leak test bukanlah yang terutama.

6. Proses lipat kertas oleh mesin paper sudah memiliki tingkat pencapaian target yang sangat tinggi, tetapi ternyata berdasarkan keterangan operator dan kepala line di lapangan produksi mesin paper memiliki beberapa permasalahan antara lain:

• Mesin paper made in India hanya memiliki 3 buah mata pisau sehingga untuk part number yang perlu diproses disini tetapi jumlah lajurnya banyak harus

digulung dulu dimesin otomatis Sedangkan untuk part rtumber yang hanya 3 lajur dapat langsung diproses disini.

• Pada part number yang papernya terbuat dari wol, misalnya part number 13010 mata pisau mesin paper tidak cukup tajam untuk memutus paper langsung sehingga setelah paper diproses di mesin paper masih perlu disileti lagi. Bila mata pisau dipertajam juga akan terjadi masalah yakni lama kelamaan pisau yang tajam akan membuat bantalan pisau rusak atau termakan.

Melihat hasil penelusuran yang telah dilakukan pada proses produksi filter element diketahui bahwa:

1. Proses packaging memiliki persentase pencapaian target yang rendah pada bagian filter element karena adanya masalah dengan bahan pelengkap atau duplek yang sangat sering terlambat datang. Hal ini sebenarnya banyak berhubungan dengan masalah pemesanan bahan perusahaan yang harus dilakukan melalui birokrasi kantor pusat sehingga pengontrolan pesanan bahan tidak dapat dilakukan semudah bila pesanan dilakukan oleh perusahaan sendiri.

2. Proses rakit filter element memiliki target pencapaian yang rendah, hal ini bila diperhatikan karena banyaknya ketidakefisienan dalam proses produksinya, antara lain:

• Waktu persiapan yang memakan waktu produksi cukup lama dan tidak efisien karena operator rakit harus mengambil bahan yang sudah disusun di bagian kerapian untuk dipindahkan dan disusun lagi di meja rakit filter element

• Adanya traffic atau gerakan yang tidak berguna dan tidak efisien dalam penyusunan 3 orang operator dalam setiap tim proses rakit filter element.

Pembahasan selengkapnya mengenai metode lama rakit filter element dan metode baru yang diusulkan dapat dilihat pada bab 4.

3. Proses jahit pada bagian produksi filter element memiliki masalah yang sama dengan bagian jahit pada produksi filter spin on karena mesin jahit yang digunakan berjenis sama.

4. Masalah mesin paper telah dibahas pada bagian permasalahan proses produksi filter spin on.

Disamping masalah-masalah setiap bagian yang telah dijelaskan diatas proses produksi bagian assembly divisi filter PT Intipelangi Drumasindo memiliki permasalahan umum dengan faktor-faktor utama yaitu:

1. Manusia

Operator yang baru, mengingat perusahaan banyak memperkerjakan karyawan kontrakan yang setiap 3 bulan ada pergantian sehingga hasil yang dicapai lebih sedikit atau bekerja lebih lambat daripada karyawan tetap yang sudah berpengalaman.

Selain itu masalah kedisiplinan karyawan juga sangat penting antara lain dalam pembuatan laporan maupun penggunaan waktu kerja sehari-hari.

2. Material

Bahan sering terlambat datang sehingga proses produksi terhambat bahkan terhenti, terutama hahmpaper dan duplek pada packaging.

3. Metode

Seperti yang telah disebutkan bahwa pada beberapa bagian metode kerja yang kurang tepat dapat mengurangi hasil kerja atau memperpanjang waktu produksi misalnya pada bagian rakit filter element dan filter spin on.

4. Lingkungan

• Suhu ruang yang tinggi karena tidak adanya blower oven dan jarangnya oven dibersihkan sehingga sirkulasi udara kurang baik.

69

• Lantai produksi yang kurang rapi dan bersih sehingga kurang sedap dipandang. Disamping itu tata letak lantai produksi kurang efisien, ada kegiatan dimana pengerjaan bahan tidak mengalir lurus tapi berputar, sehingga simpang siur yaitu meja kerapian yang diletakkan dibelakang mesin jahit. Mengatasi masalah kurang efisiennya lantai produksi dan usulan

perbaikan akan dijabarkan lebih lanjut pada bab 4.

5. Peralatan

Tempat meletakkan bahan sudah banyak yang tidak memadai misalnya kardus, drum maupun keranjang yang kotor dan banyak yang sobek atau rusak.

Dalam dokumen 3. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA (Halaman 43-50)

Dokumen terkait