• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Potensi dan Kondisi Site

BAB IV ANALISA 56

IV.2. Analisa Potensi dan Kondisi Site

Gambar 24. Analisa sirkulasi sekitar site

Keterangan

Jalan dengan kepadatan Tinggi Jalan dengan kepadatan Sedang Jalan dengan kepadatan Rendah

A. JL PERINTIS

KEMERDEKAAN

B. JL GAHARU C. JL TIMOR D. JL SENA

Jalan Perintis Kemerdekaan merupakan jalur terpadat

pada kawasan ini tetapi hanya memiliki satu arah

pergerakan kendaraan dengan lebar jalan ± 20 m. kepadatan terjadi pada

saat-saat tertentu.

Jalan Gaharu memiliki lebar jalan ±20 m. kepadatan pada jalan ini

relative sedang karena merupakan jalur sekunder

dan hanya satu arah jalurnya

Jalan Timor memiliki lebar jalan 10 m dengan kepadatan relatif rendah dan merupakan jalan lingkungan yang sering dijadikan jalur alternatif.

Jalan Sena memiliki lebar 10 m dan dapat dijadikan jalur alternatif

karena relatif lengang

A

C

D

B

SITE

U

Tanggapan:

 Jalan Perintis Kemerdekaan dijadikan sebagai tempat untuk mengakses kenderaan kedalam site. Hal ini untuk memudahkan akses menuju site karena jalur ini merupakan jalur arteri primer.

 Jalan Timor dan Jalan Sena dijadikan akses untuk kebutuhan servis karena jalan Timor , dan jalan Kemuning memiliki kepadatan yang relatif kecil .

IV.2.2. Analisa Pedestrian

Keterangan

Jalur Pedestrian pada Jln Perintis kemerdekaan memiliki

intensitas yang sedang , kebanyakan dilalui oleh pelajar , maupun mahasiswa . Trotoar kurang terdefinisi dengan baik , dan cenderung terhalangi oleh papan iklan , maupun pohon . Jalur Pedestrian pada Jln Gaharu memiliki intensitas yang sedang , akan tetapi lebar trotoar cukup lebar mencapai 3 meter , walaupun material trotoar terlihat kurang terawat .

Jalur Pedestrian pada Jln Timor , dan Jln Sena kurang

terdefinisi dengan baik , walaupun jarang dilalui oleh pejalan kaki.

Tabel 11. Keterangan analisa sirkulasi pejalan kaki Gambar 25. Analisa Pedestrian

Tanggapan :

 Pedestrian tetap dipertahankan memiliki lebar yang cukup baik

 Beberapa bagian pedestrian terdapat kerusakan dan tidak rata, bagian tersebut akan diperbaiki dan ditata menjadi lebih rapi dan teratur.

 Jalur pedestrian pada Jln Timor , dan Jln Kemuning disediakan agar lebih terdefinisi

SITE

IV.2.3. Analisa Pencapaian.

Gambar 26. Analisa pencapaian ke site

Pencapaian menuju lokasi proyek dapat dicapai dengan beragam moda transportasi yang ada di kota Medan baik melalui angkutan pribadai maupun angkutan umum.

Lokasi site terhadap pusat Kota Medan yang berada di Lapangan Merdeka hanya dapat ditempuh ± 5 menit dengan kendaraan, dan sekitar ± 15 menit dengan berjalan kaki. Sirkulasi pada jalur di lokasi umumnya memiliki satu arah dan memiliki jalur alternative untuk maneuver sehingga ada kemudahan untuk mencapai lokasi

Dari Arah Belawan

Dari kawasan Pusat Pasar, Jalan Thamrin, Jalan Asia SIT

Dari Jalan Putri Hijau

Dari Kantor Walikota Dari Arah Binjai

Penempatan Entarance Berdasarkan Analisa Pencapaian dan Sirkulasi

Gambar 27. Penempatan entrance berdasarkan analisa pencapaian

Keterangan

Titik A berada pada jalan arteri kota primer yang mudah dilalui dari berbagai penjuru Kota Medan. Jika entrance bangunan terletak di titik ini maka fasade bangunan akan sejajar dengan Gedung Kampus HKBP. Selain itu angkutan umum banyak melalui jalan pada titik ini. dilihat dari segi view sangat mendukung.

Titik B berhadapan pada Jalan Gaharu yang relatif lengang, tetapi sedikit dilalui angkutan umum karena merupakan jalan perpotongan yang sering dijadikan jalan alterantif. Dilihat dari View ke luar sangat tidak sesuai karena merupakan daerah perbengkelan dan pemukiman yang kurang tertata dari segi tata bangunannya. Titik C berhadapan dengan Jalan Timor yang menghadap samping Gedung Kampus HKBP, kelas jalannya merupakan jalan lingkungan yang dapat digunakan sebagai side entrance atau servis entrance.

Tabel 12. keterangan penempatan entrance berdasarkan analisa pencapaian

Tanggapan :

Dari analisa di atas dapat disimpulkan bahwa titik A dapat dijadikan entrance utama Gedung Sekolah Tinggi Seni Musik. Hal ini didasarkan atas kelas jalan dan kemudahan pencapaiannya.

C

B

A

SITE

A

C

B

U

IV.2.4. Analisa View. View ke luar.

Gambar 28. Analisa view ke luar site

View dari dalam ke luar bangunan dari posisi ini cukup baik

yang menghadap bangunan perkantoran, rumah penduduk, showroom, yang di depannya terdapat hijauan.

Pada posisi ini view keluar kurang bagus karena merupakan

deretan bangunan dengan fungsi perbengkelan, pemukiman yang kurang teratur tata

bangunannya.

Pada titik ini view yang dapa dilihat keluar adalah adalah

gedung samping Kampus HKBP Nomensen, sehingga

view yang terlihat kurang baik.

Pada Posisi ini view yang terlihat kurang bagus karena bagian ini

telah di tutupi tembok, di balik tembok

terdapat adalah Gedung Telkom yang

memiliki arsitektur colonial. Tabel 13. Keterangan analisa view ke luar site

A B C D

SITE

-

+

-

-

A

D

C

B

U

View ke Dalam.

Gambar 29. Analisa view ke dalam site

E

+

+

+

+

+

Tanggapan analisa view ke dalam site :

Secara umum fasade bangunan pada segala sisi didesain semenarik mungkin .

Pada sisi bangunan di posisi V, dibuat sebagai vocal point karena dapat dilihat secara jelas dari arah jalan Perintis Kemerdekaan dan Jalan Gaharu.

V

Tanggapan analisa view ke luar site :

Pada titik A perlu adanya bukaan yang maksimal dan peletakan taman luar sebagai daerah pengukung.

Pada titik B, dan C meminimalkan bukaan dan tepat dijadikan area side entrance.

Pada titik D view-nya cukup baik, sehingga tepat diletakkan zona pendukung seperti laboratorium penelitian.

IV.2.5. Analisa Vegetasi dan Matahari

Gambar 30. Analisa vegetasi dan matahari

Pohon – pohon berukuran besar yang dapat berfungsi sebagai peneduh bagi site dan juga bagi pejalan kaki.

Pohon-pohon di sekeliling site merupakan pohon berukuran besar yang rindang dan sudah berusia tua

Tanggapan:

Vegetasi atau pepohonan pada lokasi eksisting sangat baik dan sangat sesuai sebagai peneduh dan mengurangi polusi udara akibat padatnya lalulintas.

Vegetasi eksisting dapat mengurangi teriknya sinar matahari.

Sisi bangunan yang di sebelah timu-barat harus lebih kecil dimensinya untuk mengurangi bidang penyerapan panas matahari.

Pemanfaatan sinar matahari sebagai pencahayaan alami lebih dominan pada areal penidikan , dan atrium utama .

SITE

IV.2.6. Analisa Kebisingan

Gambar Keterangan

Kebisingan dari simpang jalan Gaharu dan jalan Perintis kemerdekaan disebabkan oleh intensitas kenderaan yang cukup tinggi.

Kebisingan jalan Perintis kemerdekaan disebabkan oleh intensitas kenderaan yang cukup tinggi.

Kebisingan dari jalan Gaharu disebabkan oleh kegiatan perbengkelan dan intensitas kenderaan yang cukup tinggi pada jam tertentu.

Intensitas kebisingan dari jalan Timor cukup rendah , hal ini dikarenakan jalan ini merupakan jalan lingkungan dengan intensitas kenderaan yang cukup rendah.

Intensitas kebisingan dari area ini cukup rendah , hal ini dikarenakan area ini ditutupi tembok, selain itu jalan sena yang ada di depan area jarang dilalui kendaraan.

Tabel 14. keterangan analisa kebisingan

A

C

B

E

D

Gambar 31. Analisa kebisingan

A

C

B

SITE

D

U

E

Cara Jenis Sifat Kelemahan Keterangan Bangunan

menjauhi kebisingan

Ruang luar Melemahkan Menghabiskan jarak antara bangunan dengan sumber kebisingan Sebagai ruang peralihan Menggunakan Buffer

Vegetasi Meredam Membufer hawa alami dan view dari luar site

Dimulai dari area terdekat dengan kebisingan

Pagar Memantulkan

monumen Memantulkan bangunan Memantulkan Kontur tanah Meredam dan memantulkan Menambah biaya dan kerumitan konstruksi Mengelompokkan kebisingan

Ruang dalam melemahkan Penzoningan terbatas - Penyelesaian teknis Bahan bangunan Memantulkan , meredam Peralatan yang mahal Pada selubung bangunan Suara musik dan air

melemahkan Pada areal taman

Tabel 15. deskripsi penanganan kebisingan

Tanggapan :

Pada bagian site yang menghadap sumber kebisingan diberikan buffer misalnya tanaman. Peletakan bangunan agak menjauhi sumber kebisingan juga dapat dilakukan. Selain itu kebisingan dapat juga diatasi dengan penggunaan material dan penerapan konsep akustik ruangan yang baik. Secara keseluruhan , penanganan kebisingan dapat dilakukan dengan konsep pengendalian kebisingan . Penempatan auditorium diposisikan pada sisi yang menjauh dari kebisingan.

IV.3. Analisa Bangunan.

Dokumen terkait