• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Site

Dalam dokumen SEKOLAH SEPAKBOLA DI SURABAYA. (Halaman 120-129)

BAB IV. ANALISA PERANCANGAN

4.1. Analisa Site

Analisa site mempunyai peranan yang sangat penting dalam melakukan sebuah perancangan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara melihat, mendata, dan kemudian menganalisa kondisi fisik lahan secara nyata. Sehingga dapat melakukan penentuan zooning, enterance site, sirkulasi, dan arah hadap bangunan terhadap matahari, serta tampilan bangunan yang dapat menyesuaikan kondisi sekitarnya.

1.1.1 Analisa Aksesibilitas

Keberhasilan dalam mendesain sebuah rancangan, juga ditentukan oleh keberhasilan seorang arsitek dalam mendesain dan menata bagian-bagian dalam bangunan yang direncanakan. sesuai dengan kebutuhan, dan untuk siapa bangunan ini diciptakan. Selain desain, analisa-analisa juga berperan penting dalam perancangan seperti analisa ruang, dan analisa site.

Pencapaian site lokasi dari daerah sekitamya ditentukan beberapa pertimbangan terhadap :

• Keleluasaan pengamatan untuk berorientasi terhadap obyek.

• Ruang yang memiliki potensi sebagai titik pandang pengamat untuk mengenali

obyek.

• Sudut pandang (orang berjalan, kendaraan).

• Kecepatan maksimum kendaraan pada lalu lintas yang ada.

Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, bila main entrance (pintu masuk) diarahkan pada bagian barat site dan arus kendaraan lebih banyak dari arah selatan dan utara yaitu dari arah jalan Kertajaya Indah dan Bulak Sari, maka

arah pandang orang lebih banyak mengarah ke bagian barat site. Sedangakan

apabila pencapaian bila diarahkan pada jalan Wisma Permai I, maka arah pandang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

12

orang lebih banyak mengarah ke belakang dari site yang menghadap ke perumahan Wisma Permai I.

Dua titik yang menjadi alternatif penetapan main entrance (ME) yaitu pada Jalan Darmahusada Indah dan Jalan Wisma Permai I. Dua titik tersebut adalah

titik A dan titik B, seperti yang digambarkan pada gambar 4.1.Dari dua titik

tersebut dapat dijelaskan bahwa titik B letaknya lebih susah dan sedikit agak jauh jika dilihat dari arah Timur karena, merupakan jalan lokasi perumahan yang hanya dilewati dua jalur dan memiliki lebar jalan yang cukup sempit. Titik B sendiri lebih cocok digunakan untuk main entrance (ME) servis, karena dengan dibedakan antara main entrance (ME) pengunjung dan main entrance (ME) servis, serta karyawan akan memberikan kenyamanan pada jalur servis sehingga tidak mengganggu aktivitas pengunjung. Sedangkan titik A merupakan kebalikan dari titik B, dimana pencapaian dari arah Barat lebih dekat dan searah dengan jalan Kertajaya Indah dan Darmahusada Indah. Dari penilaian kedua titik alternatif perletakkan main entrance (ME) tersebut dapat disimpulkan titik yang paling sesuai digunakan sebagai main entrance (ME) adalah pada titik A, dan titik B sebagai main entrance (ME) servis dan karyawan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat sketsa pada gambar 4.1. berikut ini ;

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

13

Gambar 4.1. Rencana sketsa perletakkan main entrance (ME) utama dan main entrance (ME) servis.

Sumber : Pengamatan Langsung di Lapangan dan Analisa Penulis, 2011

U

B A

Rencana penempatan main site enterance service B, sebab jalan untuk menuju lokasi cukup jauh, jalan masuk ke perumahan dan jauh dari keramaian sehingga baik digunakan untuk ME service. Rencana penempatan main site

enterance A, sebab dekat dengan Kertajaya Indah dan Darmahusada Indah, mudah dijangkau dan sering dilewati orang sehingga digunakan sebagai main entrance utama

Rencana penempatan MEA (Utama)

Rencana penempatan MEB (kedua), sebagai service dari arah perumahan

wisma permai I

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

14

Tabel 4.1 Perbandingan Alternatif ME

Kriteria Alternatif A

(Dari Arah Jl. Darmahusada Indah)

Alternatif B (Dari Arah Jl. Perum. Wisma

Permai I) 1. Lebar jalan 3 2 2. Tingkat kemacetan 2 1 3. Mudah dilihat 3 3 4. Pencapaiannya 3 2 Total 11 9

Sumber : Pengamatan Langsung di Lapangan, 2011

Berdasarkan dari hasil perbandingan alternative penetapan main entrance (ME) pada lokasi site ini keleluasaan untuk berorientasi terhadap obyek dapat diperoleh dari sisi barat yaitu dari Jl. Darmahusada Indah, karena jalan ini merupakan akses yang baik digunakan untuk menuju ke lokasi site dibandingkan dari arah jalan perumahan Wisma Permai I. Sementara itu kecepatan kendaraan pada Jl. Darmahusad ini relatif sedang. Sehingga orientasi maupun letak entrance dapat diletakkan pada bagian Barat. Main entrance pada jalan Darmahusada ini memiliki dua jalur yang masing – masing jalur adalah memiliki jalan yang cukup lebar, arus kendaraan dari arah Jl. Kertajaya, dan Bulak Sari.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

15 4.1.2. Analisa Iklim

A. Sinar Matahari

Pertimbangan orientasi bangunan sangat mempengaruhi tingkat

kenyamanan pada suatu bangunan, dengan memperhatikan orientasi matahari, pembayangan, pergerakan udara hendaknya ada suatu respon desain pada bangunan yang mana akan terlihat pada analisa iklim ini. Dengan mempertimbangkan arah hadap bangunan diharapkan mampu memberikan tingkat kenyamanan pada penggunan bangunan.

Gambar 4.2. Analisa iklim Sumber : Analisa Penulis, 2011

Bangunan yang menghadap ke arah barat dan timur tentunya menyerap lebih panas daripada bagian bangunan yang menghadap utara dan selatan.

Jika dilihat dari orientasi matahari seperti di atas maka sebaiknya lebih

memaksimalkan shading pada bagian yang lebih banyak menerima sinar matahari.

Pembayangan (shading) dapat dilakukan dengan cara memaksimalkan panjang

sosoran dengan tetap memperhatikan faktor estetika desain, dapat juga dengan cara meminimalkan bukaan transparan pada bagian tersebut. Semua hal tersebut dilakukan agar beban panas yang diterima bangunan dapat di optimalkan.

Arah orientasi matahari bergerak dari arah timur ke barat, namun untuk wilayah Surabaya sendiri matahari lebih cenderung sebelah di utara, jadi

U

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

16

membelokkan bangunan seperti pada gambar 4.4. akan mengurangi datangnya

sinar ke dalam bangunan, karena hal tersebut akan mempengaruhi tingkat kenyamanan pada pengguna.

Mengingat lokasi tapak berorientasi ke jalan utama maka secara tidak langsung bangunan akan mengikuti arah orientasi tapak. Namun posisi yang sedemikian krusial membuat pengguna bangunan akan merasa tidak nyaman karena pada waktu pukul 12.00 ke atas matahari sudah berada di sebelah barat,

sehingga dibutuhkan respon desain dapat dilihat pada gambar 4.5. agar pengguna

bangunan tetap merasa nyaman sekalipun bangunan mengadap ke arah barat.

Gambar 4.3. Rencana Respon Desain

Sumber : Analisa Penulis, 2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

17 4.1.3. Analisa Lingkungan Sekitar

Gambar 4.4. Potensi Lingkungan Sumber : Analisa Penulis, 2011

Dalam analisa lingkungan sekitar akan dijelaskan, diuraikan, digambarkan dan

ditetapkan potensi-potensi lingkungan sekitar secara visual (view) dan bangunan

sekitar yang potensial, yang dapat dijadikan orientasi.

a. Analisa view terhadap site.

• View ke Luar

View paling baik atau view positif adalah pada sisi Barat (jalan raya) tapak,

karena space pemandangan lebih luas dan bagian depan tapak dapat melihat

site seberang melalui Jalan Darmahusada Indah. Sebelah Utara, Selatan, dan Timur juga merupakan view positif yaitu perumaham Kalijudan, dan sebagian

Kampus C-UNAIR, dan rumah sakit pendidikan UNAIR yang juga dapat digunakan sebagai view kedalam site pada bagian barat.

Kawasan pemukiman yang dapat mendukung potensi di lokasi site.

Loksi perumahan Kalijudan dan sebagaian perumhan wisma Permai I.

U

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

18

perumahan Wisma Permai I. Sehingga untuk mempercantik view pada bagian Timur dan Selatan dapat digunakan pagar atau pohon tinggi yang dapat menutupi pandangan kurang menarik pada bagian-bagian tersebut.

• View ke Dalam

Ada juga beberapa bangunan lain yang bergaya modern seperti perumahan elite, dan mall yang dapat dimanfaatkan sebagai view kedalam site.

4.1.3.1. Analisa Kebisingan

Kebisingan pada lingkungan site termasuk dalam kondisi ramai dan padat, karena intensitas lalu lintas kendaraan padat tetapi dimensi jalan cukup lebar sehingga jarang terjadi kemacetan. Bila ada kemacetan itupun dipengaruhi oleh adanya banyak kendaraan umum, seperti halnya bus, bemo, dan taksi yang akan menepi untuk mengambil penumpang pada depan bangunan Galaxi Mall.

Gambar 4.5. Analisa Kebisingan Sumber : Analisa Penulis 2011

Oleh karena objek rancang ini bersifat sebagai bangunan sekolah sepak bola yang mana bangunan ini dibutuhkan suasana yang cukup santai atau tenang, maka hendaknya objek rancang tersebut agar dijauhkan dari jalur utama, karena pada area tersebut kebisingan dari suara kendaraan bermotor sangat mengganggu

RTH

Objek

U

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

19

penggunan bangunan. Dengan demikian muncul respon desain akibat dari analisa

kebisingan. Dapat dilihat pada gambar 4.6.

Gambar 4.6. Rencana Respon Desain

Sumber : Analisa Penulis 2011

4.1.4 Analisa Lingkungan Zoning

Penzoningan pada bangunan sangat penting dilakukan selain menunjukkan fungsi dapat juga menunjukkan jenis-jenis ruang yang ada, sehingga proses perancangan akan mudah dilakukan.

Penzoningan pada tapak ini terjadi dari akibat analisa-analisa diatas sehingga didapatkan zona-zona ruang seperti yang ditampilkan pada gambar, dapat dilihat pada gambar sketsa (4.7).

Zona kuning dapat digambarkan sebagai ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai peredam ataupun penghambar kebisingan yang ditimbulkan akibat suara kendaraan bermotor, selain itu juga berfungsi sebagai ruang terbuka hijau dan elemen perancangan tapak.

Zona hijau bersifat sebagai publik karena merupakan sebagai area yang cukup tenang dengan kebisingan yang mana zona ini akan digunakan sebagai area utama pada bangunan ini.

Zona merah bersifat sebagai area privat karena area ini merupakan area yang khusus diperuntukkan bagi pengelola bangunan, sehingga antara fasilitas utama dan fasilitas pengelola mempunyai zona ruang yang jelas.

POHON SEBAGAI BARRIER BEDA KETINGGIAN BERMANFAAT MENGHAMBAT KEBIBISINGAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

20

Zona biru diperuntukkan sebagai area serivce karena letaknya pada di ujung belakang bangunan sehingga akan memudahkan mobil pengangkut barang untuk menjangkau area tersebut.

Gambar 4.7. Analisa Zoning

Sumber : Analisa Penulis 2011 = R. Terbuka Hijau

= Zona Publik = Zona Privat = Zona Service

Dalam dokumen SEKOLAH SEPAKBOLA DI SURABAYA. (Halaman 120-129)

Dokumen terkait