• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Asumsi Penelitian

4. Analisa Statistik ANOVA

Dari hasil percobaan di atas dilakukan analisa statistik ANOVA untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas (cutting speed, feed rate, depth of cut,dan retract) terhadap variabel respon (waktu proses pemesinan). Hasil analisa statistik ANOVA disajikan dalam bentuk tabel, dengan ketentuan sebagai berikut:

e. H01 : Cutting speedtidak berpengaruh secara signifikan. H02 : Feed ratetidak berpengaruh secara signifikan. H03 : Depth of cuttidak berpengaruh secara signifikan. H04 : Retractberpengaruh secara signifikan.

f. H11 : Cutting speedberpengaruh secara signifikan. H12 : Feed rateberpengaruh secara signifikan. H13 : Depth of cutberpengaruh secara signifikan. H14 : Retractberpengaruh secara signifikan. g. Tingkat signifikan α= 0.05

h. Statistik uji

F-hitung = , dengan F-tabel (F0.05, 1, 14) i. Daerah kritis

Tolak H01, jika F1 > F0.05, 1, 14,atau Sig, < α

Tolak H02, jika F2 > F0.05, 1, 14,atau Sig, < α

Tolak H03, jika F4 > F0.05, 1, 14,atau Sig, < α

71

Hasil analisa statistik ANOVA disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 25. Hasil Analisis Statistik ANOVA.

Source of Variation SS DF MS F Sig. Contrib (%) Vc 1.525 1 1.525 5.64 0.037 0.797 f 45.698 1 45.698 169.10 0.000 23.881 d 137.358 1 137.358 508.28 0.000 71.781 ret 3.802 1 3.802 14.07 0.003 1.987 Error 2.973 5 0.270 1.554 total 191.356 15 100.000

Tabel analisa statistik ANOVA diatas dibuat dengan α = 5%

menggunakan programMinitab 15. Nilai dari F tabel dari masing-masing varian (F0.05, 1, 14) adalah 4.60, sehingga diketahui bahwa nilai F tabel kurang dari F hitung pada semua varian. Nilai ini menunjukkan bahwa ada pengaruh dari Vc, f, doc, dan ret terhadap waktu proses pemesinan. Pengaruh dari masing –masing varian dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengaruh Cutting speed (Vc) terhadap waktu proses pemesinan.

Berdasarkan tabel ANOVA diketahui nilai F-hitung untuk varian cutting speed lebih besar dari F-tabel (F-hitung = 5.64 > F-tabel = 4.60) dan nilai sig. = 0.037 < 0.05. Hal ini menunjukan bahwa cutting speed mempengaruhi secara signifikan terhadap waktu proses pemesinan dengan kontribusi sebesar 0.797 %. Dari tabel pengukuran waktu proses pemesinan dapat di buat grafik hubungan sebagai berikut.

72

Gambar 68. Grafik Hubungan Cutting SpeedTerhadap Waktu. Pada grafik hubungan cutting speed terhadap waktu proses pemesinan dapat dilihat bahwa dengan nilai faktor lain (feed, depth of cut, dan retract) yang sama atau konstan, Vc = 140 m/min memiliki

mean waktu proses pemesinan 12.56 menit dan Vc = 140 m/min memiliki mean waktu proses pemesinan 11.95 menit. Hal ini menunjukan adanya hubungan bahwa semakin besar cutting speed (Vc), maka semakin singkat waktu proses pemesinannya.

Perubahan besarnya cutting speed tidak berpengaruh terhadap panjang lintasan pahat (toolpath).Pada tabel feed cut length dan rapid trverse length tidak terdapat perbedaan panjang lintasan yang positif antara Vc = 140 m/min dengan Vc = 160 m/min pada faktor lain yang konstan.Mean feed cut lengthuntuk Vc = 140 m/min adalah 2522 mm, sedangkan Vc = 160 m/min adalah 2522 mm. Mean rapid trverse length untuk Vc = 140 m/min adalah 1682 mm, sedangkan Vc = 160 m/min adalah 1682 mm. Hal ini menunjukkan bahwa cutting speed

73

b. Pengaruh Feed Rate (f) terhadap waktu proses pemesinan.

Berdasarkan tabel ANOVA diketahui nilai F hitung untuk varian feed ratelebih besar dari F tabel (F-hitung = 169.10 > F-tabel = 4.60) dan nilai sig. = 0.00 < 0.05. Hal ini menunjukan bahwa feed rate

mempengaruhi secara signifikan terhadap waktu proses pemesinan dengan kontribusi sebesar 23.88 %. Dari tabel pengukuran waktu proses pemesinan dapat di buat grafik hubungan sebagai berikut:

Gambar 69. Grafik Hubungan Feed RateTerhadap Waktu.

Pada grafik hubungan feed rate terhadap waktu proses pemesinan dapat dilihat bahwa dengan nilai faktor lain (cutting speed, depth of cut, dan retract) yang sama atau konstan, dimana f = 0.4 mm/rev memiliki mean waktu proses pemesinan sebesar 13.95 menit dan f = 0.8 mm/rev memiliki mean waktu proses pemesinan sebesar 10.57 menit. Hal ini menunjukkan bahwa feed rate mempengaruhi waktu proses pemesinan, bahwa semakin besar feed rate (f), maka semakin rendah waktu proses pemesinannya.

74

Perubahan besarnya feed rate tidak berpengaruh terhadap panjang lintasan pahat (toolpath).Pada tabel feed cut length dan rapid trverse length tidak terdapat perbedaan panjang lintasan yang positif antara f = 0.4 mm/rev dengan f = 0.8 mm/rev pada faktor lain yang konstan.Mean feed cut length untuk f= 0.4 mm/rev adalah 2522 mm, sedangkan f= 0.8 mm/rev adalah 2522 mm. Mean rapid trverse length

untuk f = 0.4 mm/rev adalah 1682 mm, sedangkan f = 0.4 mm/rev adalah 1682 mm. Hal ini menunjukkan bahwa feed rate tidak mempengaruhi panjang lintasan pahat (toolpath).

c. Pengaruh Depth Of Cut (doc) terhadap waktu proses pemesinan. Berdasarkan tabel ANOVA diketahui nilai F hitung untuk varian feed ratelebih besar dari F tabel (F-hitung = 508.28 > F-tabel = 4.60) dan nilai sig. = 0.00 < 0.05. Hal ini menunjukan bahwa depth of cut mempengaruhi secara signifikan terhadap waktu proses pemesinan dengan kontribusi sebesar 71.78 %. Dari tabel pengukuran waktu proses pemesinan dapat di buat grafik hubungan sebagai berikut:

75

Dari gambar di atas terlihat bahwa grafik cenderung menurun secara linier dengan kemiringan negatif. Dari grafik garis dapat diketahui bahwa waktu proses pemesinan akan turun dengan semakin bertambahnya kedalaman (depth of cut) pada tiap siklus pemotongannya. Dengan nilai faktor lain (cutting speed, feed rate, dan

retract) yang sama atau konstan, doc = 0.5 mm memiliki meanwaktu proses pemesinan sebesar 15.19 menit dan doc = 1 mm memiliki mean

waktu proses pemesinan sebesar 9.33 menit.

Besarnya kedalaman potong berpengaruh pula terhadap panjang lintasan pahat (toolpath).Pada tabel feed cut length dan rapid trverse length terdapat perbedaan panjang lintasan yang positif antara

doc = 0.5 mm dengan doc= 1 mm pada faktor lain yang konstan. Mean feed cut lengthuntuk doc = 0.5 mm adalah 2926 mm, sedangkan doc = 1 mm adalah 2117 mm untuk. Mean rapid trverse length untuk doc = 0.5 mm adalah 2130 mm, sedangkan doc = 1 mm adalah 1233 mm. Hal ini menunjukkan bahwa kedalaman pemotongan mempengaruhi panjang lintasan pahat (toolpath). Semakin besar kedalaman pemotongan akan semakin singkat toolpath yang berdampak pada semakin singkat waktu proses pemesinannya.

d. Pengaruh Retract terhadap waktu proses pemesinan.

Berdasarkan tabel ANOVA diketahui nilai F hitung untuk varian retract lebih besar dari F tabel (F-hitung = 14.07 > F-tabel = 4.60) dan nilai sig. = 0.003 < 0.05. Hal ini menunjukan bahwa retract

76

mempengaruhi secara signifikan terhadap waktu proses pemesinan dengan kontribusi sebesar 1.99 %. Dari tabel pengukuran waktu proses pemesinan dapat di buat grafik hubungan sebagai berikut:

Gambar 71. Grafik Hubungan RetractTerhadap Waktu.

Dari gambar grafik hubungan di atas terlihat bahwa garis grafik cenderung naik secara linier dengan kemiringan positif. Dengan nilai faktor lain (cutting speed, feed rate, dan depth of cut) yang sama atau konstan, ret = 1mm memiliki mean waktu proses pemesinan sebesar 11.77 menit dan ret = 2 mm memiliki mean waktu proses pemesinan sebesar 12.74 menit. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh dari perubahan nilai retract terhadap waktu proses pemesinannya.

Pada tabel feed cut length dan rapid trverse length terdapat perbedaan panjang lintasan yang negatif antara ret = 1 mm dengan ret= 2 mm pada faktor lain yang konstan. Mean feed cut lengthuntuk ret = 1 mm adalah 2474 mm, sedangkan ret = 2 mm adalah 2569 mm. Mean rapid trverse lengthuntuk ret = 1 mm adalah 1657 mm, sedangkan ret

77

mempengaruhi panjang lintasan pahat. Semakin rendah nilai retract

maka semakin pendek panjang litasan pahat (toolpath) yang berarti semakin singkat pula waktu proses pemesinannya.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil dan analisis yang telah dilakukan, menunjukan adanya pengaruh yang signifikan dari cutting speed, feed, depth of cut, dan

retractterhadap waktu proses pemesinan.

Cutting speed secara signifikan mempengaruhi waktu proses pemesinan. Seperti yang telah ditunjukan dalam grafik bahwa semakin besar nilai kecepatan potong akan semakin mempercepat waktu proses pemesinannya. Pada percobaan yang telah dilakukan kecepatan dibagi menjadi dua level yaitu low (140 m/min) dan high (160 m/min). level low

menghasilkan mean waktu proses pemesinan 12.56 menit sedangkan pada level high menghasilkan 11.95 menit. Selisih waktu proses pemesinan dari kedua level 0.61 menit. Cutting speed ialah kecepatan relatif mata pahat terhadap benda kerja saat proses pemesinan berlangsung. Pemilihan nilai

cutting speed akan menentukan nilai putaran spindel secara linier, dimana semakin besar nilai cutting speed berarti pula memperbesar nilai putaran dalam RPM. Pada persamaan waktu proses pemesinan, putaran spindel bersama dengan feed rate akan menentukan waktu proses pemesian. Dalam penelitian ini didapatkan waktu proses pemesinan CNC turningdapat optimal dengan cara mengoptimalkan parameter cutting speed.

78

Feed ratesecara signifikan mempengaruhi waktu proses pemesinan. Seperti yang telah ditunjukan dalam grafik bahwa semakin besar nilai kecepatan pemakanan semakin mempercepat waktu proses pemesinan. Pada percobaan yang telah dilakukan, kecepatan pemakanan dibagi menjadi dua level yaitu low (0.4 mm/rev) dan high (0.8 mm). level low menghasilkan

mean waktu proses pemesinan 13.95menit sedangkan pada level high 10.57 menit. Selisih waktu proses pemesinan dari kedua level 3.38 menit. Feed rate

adalah jarak yang ditempuh oleh pahat setiap benda kerja berputar satu kali. Pada persamaan waktu proses pemesinan, feed rate bersama dengan putaran spindel akan menentukan waktu proses pemesian. Dalam penelitian ini didapatkan waktu proses pemesinan CNC turningdapat optimal dengan cara mengoptimalkan parameter feed rate.

depth of cut secara signifikan mempengaruhi waktu proses pemesinan. Seperti yang telah ditunjukan dalam grafik bahwa semakin besar nilai kedalaman pemotongan benda kerja dalam satu siklusnya akan semakin mempercepat waktu proses pemesinan. Pada percobaan yang telah dilakukan kedalaman pemotongan dibagi menjadi dua level yaitu low(0.5 mm) dan high

(1 mm). level low menghasilkan meanwaktu proses pemesinan 15.19 menit sedangkan pada level high 9.33 menit. Selisih waktu proses pemesinan dari kedua level 5.86 menit. Depth of cut adalah tebal bagian benda kerja yang dibuang dari benda kerja, atau jarak antara permukaan yang dipotong terhadap permukaan yang belum terpotong. Pada permesian CNC turning

79

akan diselasaikan. Pada persamaan waktu proses pemesinan, jumlah pemotongan bersama dengan panjang pemotongan akan menentukan waktu proses pemesian. Dalam penelitian ini didapatkan waktu proses pemesinan

CNC turningdapat optimal dengan cara mengoptimalkan parameter depth of cut.

Retractatau jarak penarikan pahat secara signifikan mempengaruhi waktu proses pemesinan. Seperti yang telah ditunjukan dalam grafik bahwa semakin kecil nilai retract akan semakin mempercepat waktu proses pemesinan. Pada percobaan yang telah dilakukan retract dibagi menjadi dua level yaitu low(1 mm) dan high(2 mm). level lowmenghasilkan meanwaktu proses pemesinan 11.77 menit sedangkan pada level high 12.74 menit. Selisih waktu proses pemesinan dari kedua level 0.97 menit. Pada proses pemesinan

CNC turning, retract diartikan sebagai jarak penarikan pahat setelah pemotongan. Jarak penariakan sendiri tentunya berpengaruh terhadap panjang lintasan pahat atau toolpath. Pada persamaan waktu proses pemesinan, panjang pemotongan bersama dengan jumlah pemotongan akan menentukan waktu proses pemesian. Dalam penelitian ini didapatkan waktu proses pemesinan CNC turning dapat optimal dengan cara mengoptimalkan parameter retract.

Dari uraian di atas dapat diketahui prorsentase kontribusi dari masing-masing variabel bebas (cutting speed, feed, depth of cut,dan retract) terhadap perubahan nilai dari waktu proses pemesinan. Tampak bahwa kedalaman pemotongan (depth of cut) memiliki pengaruh terbesar dengan

80

kontribusi sebesar 71,78% terhadap besarnya waktu proses pemesinannya. Faktor ke-dua yang mempengaruhi waktu proses pemesinan terbesar adalah kecepatan pemakanan (feed rate) dengan kontribusi sebesar 23.88 %. Faktor ke-tiga yang mempengaruhi waktu proses pemesinan adalah penarikan pahat

(retract) dengan kontribusi sebesar 1.99 %. Sementara kecepatan potong

81 BAB V

Dokumen terkait