• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

6.2. Analisa Statistik

6.2.1. Umur Berdasarkan Faktor Resiko

Proporsi umur berdasarkan faktor resiko ABK yang mengikuti skrining HIV di klinik VCT KKP Belawan tahun 2006-2008 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.8. Diagram Bar Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Faktor Resiko ABK Yang Mengikuti Skrining HIV di Klinik VCT KKP Belawan tahun 2006-2008

Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p>0,05, artinya tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara umur berdasarkan faktor resiko.

Dari gambar 6.8. dapat dilihat bahwa proporsi faktor resiko hubungan seks tertinggi umur < 30 tahun 55,6%. Proporsi faktor resiko jarum suntik tertinggi kelompok umur 30-45 tahun 57,1%. Proporsi faktor resiko lain-lain tertinggi kelompok umur < 30 tahun 59,2%.

Faktor resiko lain-lain yang ada pada ABK antara lain dari tattoo, anal seks, dan oral seks. Sangat sulit menemukan angka yang menjelaskan kejadian penularan HIV AIDS melalui tattoo, anal seks dan oral seks, namun KPA menyatakan bahwa resiko penularan melalui anal seks adalah yang paling tinggi karena saat berhubungan menimbulkan perlukaan.22

6.2.2. Agama Berdasarkan Faktor Resiko

Proporsi agama berdasarkan faktor resiko ABK yang mengikuti skrining HIV di klinik VCT KKP Belawan tahun 2006-2008 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.9. Diagram Bar Distribusi Proporsi Agama Berdasarkan Faktor Resiko ABK Yang Mengikuti Skrining HIV di Klinik VCT KKP Belawan tahun 2006-2008

Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p>0,05, artinya tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara agama berdasarkan faktor resiko.

Dari gambar 6.9. dapat dilihat bahwa proporsi faktor resiko hubungan seks tertinggi agama Islam 61,7%. Proporsi faktor resiko jarum suntik tertinggi agama Islam 66,6%. Proporsi faktor resiko lain-lain tertinggi agama Islam 68,5%.

Umumnya ABK berasal dari daerah pesisir yang umunya adalah suku Melayu. Suku Melayu adalah suku yang menganut agama Islam. Namun, agama tidak menjelaskan keterkaitan antara faktor resiko penularan dengan agama yang dianut ABK.

Proporsi suku berdasarkan faktor resiko ABK yang mengikuti skrining HIV di klinik VCT KKP Belawan tahun 2006-2008 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.10. Diagram Bar Distribusi Proporsi Suku Berdasarkan Faktor Resiko ABK Yang Mengikuti Skrining HIV di Klinik VCT KKP Belawan tahun 2006-2008

Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p>0,05, artinya tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara suku berdasarkan faktor resiko.

Dari gambar 6.10. dapat dilihat bahwa proporsi faktor resiko hubungan seks tertinggi suku Melayu 35,4%. Proporsi faktor resiko jarum suntik tertinggi suku Batak 47,6%. Proporsi faktor resiko lain-lain tertinggi suku Melayu 31,6%.

Umumnya suku melayu tinggal di pesisir seperti pelabuhan. Hal yang sama terjadi pada pelabuhan di Belawan. Mayoritas ABK juga bersuku Melayu. Namun, suku tidak memiliki keterkaitan antara penularan HIV AIDS.

6.2.4. Pendidikan Berdasarkan Faktor Resiko

Proporsi pendidikan berdasarkan faktor resiko ABK yang mengikuti skrining HIV di klinik VCT KKP Belawan tahun 2006-2008 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.11. Diagram Bar Distribusi Proporsi Pendidikan Berdasarkan Faktor Resiko ABK Yang Mengikuti Skrining HIV di Klinik VCT KKP Belawan tahun 2006-2008

Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p>0,05, artinya tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara pendidikan berdasarkan faktor resiko.

Dari gambar 6.11. dapat dilihat bahwa proporsi faktor resiko hubungan seks tertinggi SMA 56,1%. Proporsi faktor resiko jarum suntik tertinggi SD/SLTP dan SMA masing-masing 8,1%. Proporsi faktor resiko lain-lain tertinggi SMA 46,1%.

Menjadi ABK tidak memerlukan keterampilan yang tinggi, karena menjadi ABK hanya mengandalkan tenaga saja. Hal ini menjelaskan bahwa tidak memerlukan pendidikan yang tinggi untuk menjadi ABK. Cukup SLTA ataupun SLTP, sudah cukup untuk menjadi

seorang ABK. Pendidikan juga mempunyai pengaruh terhadap penularan HIV AIDS dimana dengan pendidikan yang rendah, maka orang tidak akan mengerti faktor resiko penularan, dan akhirnya tidak tahu bagaimana mencegahnya.22

6.2.5. Status Perkawinan Berdasarkan Faktor Resiko

Proporsi status perkawinan berdasarkan faktor resiko ABK yang mengikuti skrining HIV di klinik VCT KKP Belawan tahun 2006-2008 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.12. Diagram Bar Distribusi Proporsi Status Perkawinan Berdasarkan Faktor Resiko ABK Yang Mengikuti Skrining HIV di Klinik VCT KKP Belawan tahun 2006-2008

Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p>0,05, artinya tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara status perkawinan berdasarkan faktor resiko.

Dari gambar 6.12. dapat dilihat bahwa proporsi faktor resiko hubungan seks tertinggi kawin 64,1%. Proporsi faktor resiko jarum suntik tertinggi kawin 71,4%. Proporsi faktor resiko lain-lain tertinggi kawin 68,4%.

Berdasarkan penjelasan di tas mengenai status perkawinan telah menjelaskan bahwa status perkawinan kawin memiliki peran dalam mempertinggi angka kejadian HIV AIDS, dimana jika suami tidak setia dan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom, maka istri juga akan memiliki peluang untuk tertular juga.22

6.2.6. Daerah Asal Berdasarkan Faktor Resiko

Proporsi daerah asal berdasarkan faktor resiko ABK yang mengikuti skrining HIV di klinik VCT KKP Belawan tahun 2006-2008 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.13. Diagram Bar Distribusi Proporsi Daerah Asal Berdasarkan Faktor Resiko ABK Yang Mengikuti Skrining HIV di Klinik VCT KKP Belawan tahun 2006-2008

Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p<0,05, artinya ada perbedaan proporsi yang bermakna antara daerah asal berdasarkan faktor resiko.

Dari gambar 6.13. dapat dilihat bahwa proporsi faktor resiko hubungan seks tertinggi berasal dari Kota Medan 69,2%. Proporsi faktor resiko jarum suntik tertinggi berasal dari luar Kota Medan 52,4%. Proporsi faktor resiko lain-lain tertinggi berasal dari Kota Medan 59,2%.

Umumnya ABK berasal dari Kota Medan dimana pelabuhan Belawan juga terletak di Kota Medan. Jadi, tentu saja banyak ABK yang berasal dari kota Medan karena tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Namun ada juga yang berasal dari luar Kota Medan, seperti wilayah Deli Serdang.

BAB 7

Dokumen terkait