Bab ini menyajikan rancangan penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, rancangan analisis data, dan lokasi penelitian.
3.1 Metode Perancangan
Dalam penelitian ini menggunakan jenis metode perancangan Glass Box. Model ini berkeyakinan bahwa proses desain dapat dilakukan secara rasional dan sistematis. Seperti halnya sebuah komputer, otak menerima umpan permasalahan, kemudian mengkaji secara terencana, analitis, sintetis dan evaluatif sehingga kita akan mendapatkan optimasi pemecahan yang mungkin dilakukan. Beberapa karakteristik metode glass-box adalah: Sasaran, variable, dan kriteria ditetapkan sebelumnya; Mengadakan analisis sebelum melakukan pemecahan masalah; Mencoba mensintesiskan hal-hal yang di dapat secara sistematis; Mengevaluasi secara logis (kebalikan dari eksperimental). (Sachari ;1999;20-30).
3.2 Teknik Pengumpulan Data
3.2.1 Teknik/Metode Pengumpulan Data
Prosedur/pelaksanaan pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan data dalam suatu perancangan. Pada perancangan ini teknik pengumpulan data dengan cara studi banding, studi pustaka dan studi literatur.
1. Studi Literatur
Metode literature adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengambil data-data yang diperlukan dari literatur – literatur yang berkaitan. Data pendukung lain yang diperlukan untuk Analisa dan Perencanaan Kualananamu Theme Park, berupa data sekunder dan data primer.
2. Study Banding
Studi banding terhadap proyek dan tema sejenis dengan melakukan pendekatan perancangan dengan melihat keadaan yang sudah ada , sumber dapat berupa buku, majalah, internet, dan sebagainya.
3. Survey
penelitian secara komperhensif kepada suatu objek tertentu yang tujuannya untuk medapatkan data yang valid.
3.2.2 Jenis Data a) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh langsung, tanpa melakukan survey maupun pengamatan langsung. Data sekunder diperoleh dari sumber – sumber terkait. Data sekunder tersebut diantaranya adalah :
Data mengenai kondisi eksisting Kecamatan Batang Kuis, data ini diperoleh dari Google Earth dan SAS
Data mengenai tata guna lahan, data ini dapat diperoleh dari pihak Bappeda Kabupaten Deli Serdang
Data KKOP Bandara Kualanamu, data ini dapat diperoleh dari pihak Bappeda Kabupaten Deli Serdang
Data jumlah penduduk di deli serdang dan jumlah wisatawan, data ini dapat di peroleh dari BPS
Data jumlah perusahaan / industri yang ada, data ini di peroleh dari BPS
b) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui observasi / survey ke lokasi eksisting site langsung. Data primer tersebut diantaranya adalah :
Kondisi Vegetasi di site Kondisi Sirkulasi Kondisi kebisingan
Kondisi Itensitas bangunan Kondisi View
Kondisi Kebisingan Kondisi Pola Arsitektur Kondisi Keistimewaan site 9. Kondisi Utilitas
3.2.3Prosedur/Pelaksanaan Pengumpulan Data
Pengumpulan data diawalin dengan penentuan fungsi bangunan lalu dilakukan pencarian data tentang fungsi bangunan yang telah ditentukan, lalu menentukan lokasi perancangan dengan mencari data-data kriteria lokasi yang cocok dengan fungsi bangunan nantinya. Lalu dilakukan observasi / survey langsung ke kawasan perancangan untuk mencari data tentang kondisi eksisting dari kawasan perancangan tersebut, survey yang dilakukan berada di 3(tiga) tempat yakni:
Hari : Rabu, 24 Februari 2016 dan Minggu, 27 Februari 2016 Waktu : 11.00 WIB – selesai
Lokasi : Kecamatan Beringin, Kecamatan Batang Kuis, dan Simpang kayu besar Kabupaten Deli Serdang
3.3 Rancangan Analisis Data
Rancangan analisis data merupakan tahapan-tahapan yang pengerjaan akan dilakukan dalam perancangan yang berupa deskripsi mengenai data-data yang diperoleh, dimana tahapan-tahapan proses analisa data dimulai dengan penelitian data-data seabagai berikut:
1. Menentukan lokasi proyek yang akan di rencanakan beserta dengan alternatif lokasi. 2. Melakukan pengumpulan data-data dan peraturan yang terkait dengan lokasi dan judul
proyek.
3. Melakukan survey ke lapangan untuk mencari data-data eksisting lahan dan pengambilan foto.
4. Menganalisa kondisi fisik site berupa data-data kondisi iklim, sirkulasi, utilitas, view, kebisingan, vegetasi, polusi udara, dll.
5. Menganalisa kebutuhan ruang dan besaran ruang yang dibutuhkan. 6. Membuat konsep perancangan yang terkait dengan tema.
3.3 Lokasi Perancangan
Tabel 3.1.Konsep Perencanaan Aerotropolis
Konsep Perencanaan Aerotropolis
Lokasi Menurut studi banding yang di jelaskan
diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pemilihan lokasi Aerotropolis berada pada sebuah daerah maupun kawasan pusat kegiatan nasional (PKN) ataupun daerah pusat-pusat pertumbuhan ekonomi utama. Jarak dari bandara Jarak yang di dapat dari studi banding adalah
sekitar 6 km sampai dengan 20 km
Bangunan Fungsi bangunan menurut studi banding
adalah sebagai berikut : Industri
Perdaganan dan jasa Pariwisata
Cargo dan logistik
Lokasi Perancangan berada di Kabupaten Deli Serdang, berikut ini rencana sistem perkotaan di Kabubaten Deli Serdang. Pemilihan lokasi site berdasarkan atas beberapa kriteria, seperti:
1. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel diatas.
2. Berdasarkan peraturan KKOP Bandara Kualanamu yang terletak pada ring 2. 3. Lokasi site berpotensi sebagai pengembangan Aerotropolis.
4. Aksesbilitas lokasi site yang berada di jalan arteri ke arah Kualanamu sehingga mudah dicapai dari arah bandara Kualanmu maupun dari Kota Medan
3.4.1Pemilihan Lokasi Perancangan
Lokasi perancangan memiliki dua alternatif yang pertama berada di Jln. Batang Kuis, Kecamatan Tanjung morawa, Kabupaten Deli Serdang. sedangkan alternatif kedua berada di
Jln. Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, berikut adalah tabel perbandingannya :
Tabel 3.2. Tabel pemilihan site berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
No. Kriteria (1)Jalan Bandara Kualanamu (2) Jalan Batang Kuis
1. Luas Site 18 Ha 18 Ha
2. Aksesbilitas :
Jaringan tranportasi 3 3
Jumlah angkutan umum 1 3
Jalur pejalan kaki 2 2
3. Tingkatan jalan 3 3
Arteri primer Arteri primer
4. Pencapaian menuju site 3 3
Baik, angkutan umum yang Baik, angkutan umum lewat hanyalah taksi dan bus, yang lewat taksi, bus dan
dan juga kendaraan pribadi angkot, dan juga kendaraan pribadi
5. Fungsi eksisting 3 1
Baik, karena lokasi site pada Kurang baik, terdapat tahap pengembangan menjadi perumahan dan kantor
kawasan Aerotropolis PTPN
6. Suasana sekitar site 3 1
Tenang Kurang baik,
dikarenakan terdapat lampu merah di depan
site sehingga suasana sangan bising
7. Tingkat kemacetan 3 1
Baik, dikarenakan jalan arteri Kurang baik, primer yang besar sehingga dikarenakan dekat
terhindar dari kemacetan dengan lampu merah sehingga sering terjadi
kemacetan.
8. Potensi alam pada eksisting 3 1
Baik, banyak vegetasi Kurang Baik, kurangnya vegetasi dikarenakan
sudah banyak pembangunan
9. Sesuai dengan KKOP 3 3
Sesuai Sesuai
10. Sesuai dengan RUTRK 3 -
Sesuai Tidak sesuai
TOTAL 30 21
(1) : kurang (2) : cukup (3) : baik
Alternatif pertama memiliki beberapa kekurang dan berdasarkan KOP daerah tersebut tidak peruntukan untuk area komersil,sedangkan alternatif kedua berdasarkan KOP daerah tersebut di peruntukan untuk area komersil. Berdasarkan potensi kawasan yang ada dan juga berbagai pertimbangan atas dasar kriteria pemilihan lokasi proyek maka tapak pada alternatif 1, yaitu Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang terlihat pada gambar 3.1
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN
4.1Analisa Tapak 4.1.1 Analisa Lokasi
Gambar 4.1. Peta Sumatera Utara Gambar 4.2. Peta Kab.Deli Serdang
Gambar 4.3. Tata Guna Lahan
Lokasi proyek Taman Hiburan Nusantara di Kualanamu berada di Pulau Sumatera, Provinsi Sumatera utara, Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Batang Kuis, Lokasi proyek berada dekat dengan Bandara Kualanamu merupakan sebuah daerah yang masih dalam tahap pengembangan sebagai area perdagangan dan jasa, kota transit, dan area wisata menurut rencana sistem perkotaan di Kabupaten Deli Serdang. Kecamatan ini terletak di 3o 35 – 3o 41 LU dan 41o – 46o BT dengan ketinggian 4 – 30 meter diatas permukaan laut. Curah hujan di Kecamatan Batang kuis sebesar 1.821 mm/tahun dan kecepatan angin 1,33 mm/tahun. Rata-rata iklim di kecamatan ini maksimum 32oC dan minimum 22,4oC dengan tingkat penguapan 4,08 mm/tahun.
4.1.2. Sejarah Site
Gambar 4.5. Kantor camat batang kuis 1976
Batang Kuis adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Batang Kuis terdiri atas 11 Desa, dan 72 Dusun.Sejalan dengan rencana pemindahan Bandara Internasional Polonia- Medan ke Bandara Internasional Kualanamu yang berbatasan dengan Kecamatan Batang Kuis, kecamatan ini terus berbenah diri menjadi kecamatan gapura ( gerbang dan pintu utama menuju bandara ) . Selanjutnya, melalui kebijakan lokal Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang dinamakan Gerakan Deli Serdang Membangun , sampai dengan akhir tahun 2010, kecamatan ini mampu menghimpun partisipasi swadaya masyarakat dan pengusaha senilai Rp.17.735.160.000. Atas prestasi tersebut, pada tahun 2008 itu pula kecamatan ini ditetapkan sebagai juara ketiga Kecamatan Terbaik Tingkat Provinsi Sumatera Utara.
4.1.3. Kondisi Lahan Eksisting
Lokasi Proyek : Jln. Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang
Batas-Batas Site :
o Batas Utara : Pabrik batu o Batas Timur : Crew Hotel
o Batas Selatan : Pondok Pesantren o Batas Barat : Sawah
Luas Lahan : 9629,88 m2 Kontur : Datar KDB : 60% KLB : 4-8 lantai
GSB : Jln. Bandara Kualanamu : 9 m Potensi Lahan: - Lokasi Site dekat dengan bandara
- Aksesbilitas yang baik karena dekat dengan jalan besar - Memiliki jalur service di samping site
- Berada pada kawasan komersi dan wisata - Transportasi lancar dan baik
4.1.4. Tata Guna Lahan
Gambar 4.7. Site mengarah Utara Gambar 4.8. Site mengarah Selatan
Gambar 4.9. Site mengarah Timur Gambar 4.10. Site mengarah Barat Pada radius 500m, tidak terdapat rumah penduduk disekitar kawasan. Namun, pada radius 1km, terdapat beberapa rumah penduduk, serta Pondok Pesantren Mawaridussalam, dan Pabrik Cassava Platation. Berdasarkan RUTR Kab. Deli Serdang Kawasan berada di area Ring 2 dan dekat dengan kawasan lahan perkebunan dan hutan kota.
Kawasan ini berpotensi karena pengaruh daerah Kualanamu merupakan daerah yang sedang berkembang. Salah satu kelebihan dari kawasan ini adalah adanya lahan kosong dengan peruntukan lahan komersil dan wisata, sehingga dapat dimanfaatkan untuk merancang kawasan yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekitar.
4.1.5. Batasan Tapak
Utara : Berbatasan dengan perkebunan kelapa sawit dan ubi
Selatan : Berbatasan dengan sebuah lahan kosong yang terdapat pogon pisang didalamnya
Timur : Berbatasan dengan Crew hotel, rumah makan sederhana dan kfc Barat : berbatasan dengan perkebunan pohon kayu jati
4.1.6. Skyline Tapak
Gambar 4.11. Potongan Site
Gambar 4.12. Potongan A-A
Rekomendasi :
Bentukan sky line bangunan menggambarkan tinggi bangunan di sektar site perancangan mencapai 32m atau 8 lantai. Jika dilihat dari keempat bentukan skyline tinggi bangunan optimal bisa mencapai 8 lantai, sehingga ketinggian maksimal bangunan yang bisa dirancang nantinya mencapai 8 lantai. Hal ini sesuai dengan arahan RDTRK kawasan bandara Kualanamu yang menatur tentang ketinggian bangunan maksimal yaitu 8 lantai.
4.2. Analisa Potensi dan Kondisi Site 4.2.1. Analisa Pencapaian
Sarana Pencapaian :
Medan Site Memakan waktu sekitar 9 menit menggunakan kendaraan pribadi
Kualanamu Site Memakan waktu sekitar 55 menit menggunakan kendaraan pribadi site MOBIL PRIBADI KERETA API
BUS TAXI BECAK MOTOR
4.2.2. Analisa View
Kedalam Site
Keterangan :
A : View ke dalam terdapat perkebunan kayu jati yang dibatasi oleh tembok dikarenakan site daerah perkebunan, seihngga pada pembangunan proyek nanti pohon-pohon yang menghalangi view kedalam akan di singkirkan. B : View pada titik B terdapat pohon-pohon pisang yang berjejer sehingga
menghalagi view kedalam site.
C : View pada titik C terhalangi oleh tembok-tembok pembatas dimana didalamnya terdapat perkebunan pohon jati.
D :View pada titik D terdapat juga pohon-pohon pisang sama seperti di titik B yang menghalagi pandangan ke dalam.
E : View pada titik E terletak di depan site di Jln Bandara Kualanamu, view kedalam juga dibatasi oleh tembok beton dimana sebagai area perkebunan kayu jati.
F : View pada titik F terdapat tembok pembatas dan rumah perkebunan. G : View pada titik G terdapat tembok pembatas dan perkebunan pohon jati
Rekomendasi :
Pada gambar A,D,E merupakan view yang paling berpotensi berikut konsep desainnya.
Gambar 4.15. Rekomendasi View
Keluar Site :
A : View keluar pada titik A terdapat perkebunan sawit dan ubi kayu
B : View keluar pada titik B terdapat perkebunan sawit dan perkebunan pohon pisang
D : View keluar pada titik D terdapat hotel crew, rumah mana sederhana dan kfc E : View keluar pada titik E terdapat jalan besat yaitu Jl. Bandara Kulanamu F : View keluar pada titk F terdapat perkebunan swasta
G : View keluar pada titik G terdapat lahan kosong
Rekomendasi :
Konsep perletakan masa
4.2.3. Analisa Vegetasi 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Pohon Pisang Pohon Jati Pohon Jati
Rekomendasi :
Perlunya tanaman dan pepohonan yang dapat mengurangi polusi dan kebisingan di sekitar site, yaitu :
Pohon :
Gambar 4.17. Pohon Akasia Gambar 4.18 Pohon Mahogani
Gambar 4.19. Pohon Trembesi Tanaman kecil :
4.2.4. Analisa Polusi Udara
Keterangan :
= Intensitas Polusi Rendah
= Intensitas Polusi Sedang = Intensitas Polusi Tinggi Gambar 4.22. Analisa Polusi Udara
Tabel 4.1. Intensitas Polusi Udara
4.2.5. Analisa Kebisingan
Gambar 4.23. Analisa Kebisingan
A : Intensitas Kebisingan Tinggi B : Intensitas Kebisingan Tinggi C : Intensitas Kebisingan Tinggi D : Intensitas Kebisingan Sedang E : Intensitas Kebisingan Rendah
Rekomendasi :
4.3 Analisa Ruang Dalam dan Ruang Luar 4.3.1 Fasilitias Penerima
Table 4.2 Fasilitas Penerima
No Nama Ruang Kapasitas Standar Unit Total Sumber
1 Entrance 1.2-1.5 m2/org 1 750 m2 ASS
2 Hall Utama (30% dari kapasitas
pada entrance utama)
1 225 m2 SL 3 Informasi 3 2 m2/org 1 15 m2 DA 4 R.Tiket 30 1,3-1,9 m2 6 250 m2 DA 5 ATM 1 2 m2/unit 6 12 m2 DA 6 Toilet Toilet - Wanita Kloset Wastafel - Pria Kloset Wastafel Urinoir 1.4 m2/unit 0.4 m2/unit 1.4 m2/unit 0.4 m2/unit 0.6 m2/unit 3 3 3 3 3 4,2 m2 1,2 m2 4,2 m2 1,2 m2 1,8 m2 NAD NAD NAD NAD NAD 7 Retail 50 - 6 120 m2 ASS 8 Time Zone 50 1 612 m2 SL Jumlah 2091,2 m2 Sirkulasi 30% 627,36 m2 Total 2718,56 m2
4.3.2 Fasilitas Pengelola
Table 4.3 Besaran Ruang Pengelola
No Nama Ruang Kapasitas Standar Unit Total Sumber
1 Lobby 20 0,6-0,95 m2/org 1 16 m2 NAD
2 R.Tunggu 50% dari lobby 1 8 m2 NAD
3 R.Dirut 1 15-36 m2/org 1 36 m2 NAD
4 R.Wadir 1 15-36 m2/org 1 30 m2 NAD
5 R.Rapat 12 1,5-2 m²/org 1 80 m2 NAD
6 Bag.Operasional 2 8-12 m2/org 2 80 m2 NAD
7 Bag.Divis Permainan
2 8-12 m2/org 2 80 m2 NAD
8 Ruang Staff 10 1,5-2 m²/org 1 50 m2 NAD
9 R.Arsip 1 10 m2/org 2 10 m2 NAD
10 Pantri 1 6 m2 NAD 11 Toilet Toilet - Wanita Kloset Wastafel - Pria Kloset Wastafel Urinoir 1.4 m2/unit 0.4 m2/unit 1.4 m2/unit 0.4 m2/unit 0.6 m2/unit 3 3 3 3 3 4,2 m2 1,2 m2 4,2 m2 1,2 m2 1,8 m2 NAD NAD NAD NAD NAD
11 Area duduk 12 8-6 m2/unit - 36 m2 ASS
Jumlah 388,6 m2
Sirkulasi 30% 116,58 m2
4.3.3 Fasilitas Family Zone
Table 4.4 Besaran Ruang Family Zone
No Nama Ruang Kapasitas Standar Unit Total Sumber
1 Space War 30 - 1 330 m2 ASS
2 Hall antrian Space War
100 - 1 130 m2 ASS
3 War zone 3D 6 - 1 300 m2 ASS
4 Hall antrian war zone 3D
100 - 1 130 m2 ASS
5 Ruang Persiapan 6 2 m2/org 1 15 m2 ASS
6 Cinema 4D 48 2 m2/org 1 200 m2 ASS
7 Ruang Persiapan 4D 48 1 m2/org 1 25 m2 ASS
8 Hall Antriam Cinema 4D
200 - 1 200 m2 ASS
9 Ruang Service 4D 5 - 1 24 m2 ASS
Bumper Car 7 org + 20 org (antrian) P = 8m L = 10 m 1 110 m2 ASS Qantum 24 org + 40 org (Antrian) D= 8,7 m T = 7 m 1 90 m2 ASS Jumlah 1574 Sirkulasi 30% 472,2 m2 Total 2046,2 m2
4.3.4 Fasilitas Extreme Zone
Table 4.5 Besaran Ruang Wahana Outdoor Berat
No Nama Ruang Kapasitas Standar Unit Total Sumber
1 Roller Coaster 20 org + 100 org (antrian) P = 75 m L = 18 m 1 1450 m2 ASS 2 Hysteria 10 org + 100 org (antrian) D = 17 m T = 12,8 m 1 107,68 m2 ASS 3 Tornado 32 org + 100 org (antrian) P = 5,6 m L = 10,3 m 1 153,38 m2 ASS
4 Sky Master 32 org + 100 org (antrian)
P = 5,6 m L = 10,3 m
1 153,38 m2 ASS
5 Flying Jet 32 org + 100 org (antrian) P = 5,6 m L = 10,3 m T = 10 m 1 153,38 m2 ASS
6 Water balloon 10 org + 50 org (antrian) D=15 1 300 m2 ASS Jumlah 2317,82 m2 Sirkulasi 30% 695,46 m2 Total 3013,28 m2
4.3.5 Fasilitas Pendukung
Table 4.6 Besaran Ruang Restaurant dan Food Court
No Nama Ruang Kapasitas Standar Unit Total Sumber
1 R.Makan 50 org 1,48-2,15 m2/org 1 100 m2 NAD
2 Kasir 1 org 10% dari lobby 1 10 m2 NAD
3 Dapur 15-20% dari
ruang makan
1 20 m2 NAD
Food Court 150 org 1,48-2,15 m2/org 1 350 m2 NAD
Retail Makanan 2 org 6-9 m2/org 8 48 m2 ASS
Jumlah 528 m2
Sirkulasi 30% 158,4 m2
Total 686,4 m2
Table 4.7 Besaran Ruang Coffee Shop
No Nama Ruang Kapasitas Standar Unit Total Sumber
1 R.Makan 50 org 1,48-2,15 m2/org 4 400 m2 NAD
2 Kasir 1 org 10% dari lobby 1 10 m2 NAD
3 Dapur 4 15-20% dari ruang makan 4 100 m2 NAD Jumlah 510 m2 Sirkulasi 30% 154 m2 Total 663 m2
Table 4.8 Besaran Ruang Toko Souvenir
No Nama Ruang Kapasitas Standar Unit Total Sumber
1 R.Display 50 org 2,2 m2/org 1 153 m2 NAD
2 Kasir 1 org 15% dari lobby 1 10,5 m2 NAD
Jumlah 163,5 m2
Total 212,55 m2
Table 4.9 Besaran Ruang Mushola
No Nama Ruang Kapasitas Standar Unit Total Sumber
1 Mushola 15 20 m2 4 80 m2 ASS
2 Tempat Wudhu 10 m2 4 40 m2 ASS
Jumlah 120 m2
Sirkulasi 30% 36 m2
Total 156 m2
Table 4.10 Besaran Fasilitas Service
No Nama Ruang Kapasitas Standar Unit Total Sumber
1 R.Genset - 2 150 m2 SL
2 R.Panel 12 m2 1 12 m2 SL
3 R.Mesin AC 40 m2 1 40 m2 SL
4 R. AHU 40 m2 1 20 m2 SL
5 R.Pompa 30 m2 1 30 m2 SL
6 Loading Dock 2 truk / 4mobil
25 m2/mobil 50 m2 DA 7 Storage - 1 60 m2 ASS Jumlah 362 m2 Sirkulasi 30% 108,6 m2 Total 470,6 m2
TOTAL KESELURUHAN BANGUNAN
10691,89 M2
Keterangan Sumber :
NAD : Neufert Architecture Data DA : Data Arsitektur
SL : Studi Literature 10691,89 ASS : Asumsi
4.4. Analisa Teknologi 4.4.1 Analisa Struktur
Tabel 4.11. Dasar Pemilihan Struktur
Faktor Penentu Pertimbangan Keterangan Fungsi bangunan Tuntutan dari kegiatan
terhadap fleksibelitas dan efesiensi ruang
Mempengaruh pemilihan struktur atas
bangunan Kodisi fisik tapak Daya dukung tanah
Kedalaman tanah keras Ketinggian bangunan
Mempengaruhi pemilihan struktur
bawah Factor ekonomis Metoda pelaksanaan
Pemeliharaan bangunan
Mempengaruhi pemilihan struktur atas
dan bawah Beban Besaranya beban yang
dipikul untuk menampung kegiatan
Mempengaruhi pemilihan struktur
bawah Bentangan Jarak bentangan Jenis
kegiatan yang ditampung
Mempengaruhi pemilihan struktur atas
yang bentanglebar Teknis Kaku, kuat dan lentur Mempengaruhi
pemilihan struktur atas dan bawah
Sturktur bangunan dapat dibedakan antara :
1. Struktur bawah (pondasi)
Dalam memilih pondasi yang sesuai untuk bangunan ini, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya, harus memperhatikan:
Batasan-batasan dari sekelilingnya
Beberapa jenis struktur bawah seperti pondasi setempat, pondasi menerus, pondasi sumuran, pondasi tiang pancang, dan sebagainya.
Tabel 4.12. Struktur Pondasi
Objek Keterangan
Pondasi Telapak a. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang yang dibentuk seperti
telapak
b. Dapat digunakan untuk bangunan 1 sampai ketinggian 4 lantai c. Biaya pondasi lebih murah d. Sistem pengerjaannya relatif lebih
mudah
Pondasi Umpak a. Cocok untuk bangunan 1 lantai b. Pelaksanaanya lebih mudah
c. Kedalamannya 60-80 cm d. Lebar bagian atas antara25-30 cm Pondasi Bore pile a. Cukup aman untuk menahan gaya
vertikal b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (>10 meter) c. Pengeboran untuk pengecoran pondasi
d. Digunakan pada tanah yang tidak keras e. Tidak menimbulkan getaran dan bunyi yang besar f. Memerlukan keahlian khusus g. Tidak memakan
2. Struktur Atas
Struktur Vertikal, Terdiri dari Rangka dan dinding pemikul (dari pasangan batu bata)
Struktur horizontal, yang terdiri dari plat dasar dan balok
Atap, berupa atap Zincalum, Genteng, atap seng ataupun plat beton.
Penggunan dimensi dari struktur atas diseuaikan dengan beban yang ditampung dan bentang bangunan.makin berat yang ditampung, maka semakin tebal dimensi dari struktur atas disesuaikan dengan beban yang di tampung dan bentang bangunan. Makin berat yang ditampung, maka semakin tebal dimensi yang digunakan. Untuk dimensi balok ditentukan dengan 1/12 bentangan bangunan sedangkan untuk plat lantai minimal 10 cm.
3. Bahan Struktur
Beberapa contoh kriteria dan bahan struktur bangunan : Tabel 4.13. Bahan Struktur
Kriteria Beton Baja Komposit
Unsur Agregat kasar/halus, air, dansemen
Besi, karbon, oksigen Beton dan baja
Sifat Mudah dibentuk,praktis Kaku Relatif Fleksibel
Kekuatan Gaya tekan Gaya tarik Gaya tekan
dan tarik Daya tahan (api/cuaca) 100-450º C 250ºkorosi 100-450º C/non korosi Pengontrolan kualitas
Ketat Relatif merata Ketat
Pelaksanaan Bertahap dilapangan Singkat, pabrikan Singkat, pabrikan, dan lapangan. Jenis Bertulang, praktekan Variasi rangka dan
profil
Variasi
Contoh Balok,kolom,lantai,core Balok,kolom,kabel, struktur
Balok, kolom, lantai,dinding core.
Tanggapan : Sesuai dengan tema. Maka sistem struktur yang digunakan sesuai
fatkor bentuk bangunan, ketinggian bangunan, teknis dan teknologi.
4.4.2 Utilitas
a. Jaringan Kabel listrik
Daya listrik diperoleh dari PLN dan memakai cadangan daya melalui genset apabila daya dari PLN kurang mencukupi kebutuhan listrik. Instalasi listrik dalam taman disalurkan melalui dalam tanah dengan mempertimbangkan keamanan.
Diagram 4.1. Jaringan Kabel Listrik
b. Jaringan Kabel Telfon
Jaringan telepon dalam kawasan Taman Hiburan dipergunakan untuk memudahkan komunikasi antar pengelola. Jaringan kabel telepon Listrik PLN Panel cabang Meteran Genset Panel cabang Panel Induk Panel cabang
disediakan pada bangunan pengelola, ruang kontrol, fasilitas wahana serta pos keamanan yang ada pada area parkir.
Diagram 4.2. Jaringan Kabel Telfon
c. Sistem Proteksi Kebakaran
Sistem proteksi kebakaran yang digunakan dalam Taman Hiburan ini sebagai berikut :
1. Mini tector system
Mempertimbangkan bentuk bangunan yang multi massa, mini tectoe system memudahkan mengetahui titik kebakaran.
2. Smoke and heat detector Sistem
smoke and heat detector dalam Taman Hiburan ini merupakan sistem otomatis yang terhubung dengan wet sprinkler system. Ketika terjadi kebakaran, kepala sprinkler otomatis akan pecah dan mengeluarkan air. 3. Hydrant system
Taman Hiburan melengkapi sistem proteksi kebakaran dengan penyediaan hydrant pada ruang luar dan hydrant box di dalam ruangan.
d. Pemipaan air bersih
Air bersih untuk keperluan taman berasal dari air
Telkom PABX MDF Bangunan Pengelola Ruang Kontrol Fasilitas Wahana
PAM. Penggunaan air sumur kurang efektif digunakan sebagai sumber air bersih dalam taman. Air dari groundtank dipompakan langsung ke tangki atas dalam kawasan. Keperluan penyiraman tanaman dan wahana permainan, air yang digunakan merupakan air hasil olahan limbah cair dalam kawasan. Air kotor dari wastafel, dapur dan kamar mandi yang diolah dalam wetland digunakan untuk memenuhi kebutuhan penyiraman tanaman.
Diagram 4.3. Pemipaan Air Bersih
4.4.3 Tata Lingkungan
Penataan lansekap pada kawasan Taman Hiburan Nusantara di Kualanamu adalah elemen Softscape.
Elemen softscape adalah elemen vegetasi yang membentuk tata lansekap di dalam kawasan Taman. Beberapa vegetasi yang digunakan adalah:
1) Vegetasi peneduh
Vegetasi peneduh yang digunakan dalam kawasan Taman Bermain diperlukan untuk pengunjung taman berteduh dari sinar matahari. vegetasi peneduh disediakan untuk memenuhi kebutuhan pengunjung taman. Vegetasi peneduh yang digunakan adalah pohon mahoni yang memiliki ketinggian kurang lebih 5 meter dengan lebar tajuk pohon kurang lebih 1,5 meter sampai 2 meter.
PDAM
Ground tank Tanki atas