DAFTAR PUSTAKA
Adam, Jerry dan Rizki Swandara R. (2014). Kajian Desain Fasad Baru Grand Royal Panghegar Bandung Dalam Perspektif Arsitektur Posmodern. Jurusan Teknik Aristektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional.
Bandar Udara internasional Kualanamu
(https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Internasional_Kualanamu) diakses pada tanggal 13 Maret 2013
D.Kasarda, John (2000). Apakah Aerotropolis itu?.
(http://www.rumah.com/berita-properti/2014/12/77533/kamus-properti-apakah-aerotropolis-itu) diakses pada tanggal 13 Maret 2016.
Ikhwanuddin. (2005). Menggali Pemikiran Posmodernisme Dalam Arsitektur. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Ginting, Malem Ukur (2013). Nama Bandara Kuala Namu Sesuai Rekomendasi Masyarakat Karo
(https://karobukanbatak.wordpress.com/2013/01/21/nama-bandara-kuala-namu-sesuai-rekomendasi-masyarakat-karo/) diakses pada tanggal 13 Maret 2016
Kawasan Aereotropolis (http://www.angkasapura2.co.id/) diakses pada tanggal 13 Maret 2016
Luthfiya, Fitwi. Penelitian Kualitatif (Metode Pengumpulan Data).
(https://fitwiethayalisyi.wordpress.com/teknologi-pendidikan/penelitian-kualitatif-metode-pengumpulan-data/) Diakses pada 15 Maret 2016
Muhammad, Fazil (2014). Arsitektur Neo Vernakular.
(http://arsitektur-neo-vernakular-fazil.blogspot.co.id/2014/04/arsitektur-neo-vernakular.html) Diakses pada 14 Juni 2016
Neufert, Ernst dan Sjamsu Amril, (1995), Data Arsitek, Jilid 2 Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang 2010-2030.Medan :Pemerintah Kota Medan.
Sorkin, Michael (ed). (1992). Variations on a Theme Park: The New American City and the End of Public Space. New York: Hill and Waang.
Ulinata (2010). Medan Theme Park (Arsitektur Post Modern).
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18987/4/Chapter%20I.pdf). Diakses pada tanggal 8 Maret 2016.
Zuastika, Irma (2010). Family Adventure World (Dunia Petualangan Keluarga) Arsitektur Rekreatif.
(http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/19556) Diakses pada tanggal 12 Juni 2016
BAB III
METODOLOGI
Bab ini menyajikan rancangan penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, rancangan analisis data, dan lokasi penelitian.
3.1 Metode Perancangan
Dalam penelitian ini menggunakan jenis metode perancangan Glass Box. Model ini berkeyakinan bahwa proses desain dapat dilakukan secara rasional dan sistematis. Seperti halnya sebuah komputer, otak menerima umpan permasalahan, kemudian mengkaji secara terencana, analitis, sintetis dan evaluatif sehingga kita akan mendapatkan optimasi pemecahan yang mungkin dilakukan. Beberapa karakteristik metode glass-box adalah: Sasaran, variable, dan kriteria ditetapkan sebelumnya; Mengadakan analisis sebelum melakukan pemecahan masalah; Mencoba mensintesiskan hal-hal yang di dapat secara sistematis; Mengevaluasi secara logis (kebalikan dari eksperimental). (Sachari ;1999;20-30).
3.2 Teknik Pengumpulan Data
3.2.1 Teknik/Metode Pengumpulan Data
Prosedur/pelaksanaan pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan data dalam suatu perancangan. Pada perancangan ini teknik pengumpulan data dengan cara studi banding, studi pustaka dan studi literatur.
1. Studi Literatur
Metode literature adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengambil data-data yang diperlukan dari literatur – literatur yang berkaitan. Data pendukung lain yang diperlukan untuk Analisa dan Perencanaan Kualananamu Theme Park, berupa data sekunder dan data primer.
2. Study Banding
3. Survey
penelitian secara komperhensif kepada suatu objek tertentu yang tujuannya untuk medapatkan data yang valid.
3.2.2 Jenis Data a) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh langsung, tanpa melakukan survey maupun pengamatan langsung. Data sekunder diperoleh dari sumber – sumber terkait. Data sekunder tersebut diantaranya adalah :
Data mengenai kondisi eksisting Kecamatan Batang Kuis, data ini diperoleh dari Google Earth dan SAS
Data mengenai tata guna lahan, data ini dapat diperoleh dari pihak Bappeda Kabupaten Deli Serdang
Data KKOP Bandara Kualanamu, data ini dapat diperoleh dari pihak Bappeda Kabupaten Deli Serdang
Data jumlah penduduk di deli serdang dan jumlah wisatawan, data ini dapat di peroleh dari BPS
Data jumlah perusahaan / industri yang ada, data ini di peroleh dari BPS
b) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui observasi / survey ke lokasi eksisting site langsung. Data primer tersebut diantaranya adalah :
3.2.3Prosedur/Pelaksanaan Pengumpulan Data
Pengumpulan data diawalin dengan penentuan fungsi bangunan lalu dilakukan pencarian data tentang fungsi bangunan yang telah ditentukan, lalu menentukan lokasi perancangan dengan mencari data-data kriteria lokasi yang cocok dengan fungsi bangunan nantinya. Lalu dilakukan observasi / survey langsung ke kawasan perancangan untuk mencari data tentang kondisi eksisting dari kawasan perancangan tersebut, survey yang dilakukan berada di 3(tiga) tempat yakni:
Hari : Rabu, 24 Februari 2016 dan Minggu, 27 Februari 2016 Waktu : 11.00 WIB – selesai
Lokasi : Kecamatan Beringin, Kecamatan Batang Kuis, dan Simpang kayu besar Kabupaten Deli Serdang
3.3 Rancangan Analisis Data
Rancangan analisis data merupakan tahapan-tahapan yang pengerjaan akan dilakukan dalam perancangan yang berupa deskripsi mengenai data-data yang diperoleh, dimana tahapan-tahapan proses analisa data dimulai dengan penelitian data-data seabagai berikut:
1. Menentukan lokasi proyek yang akan di rencanakan beserta dengan alternatif lokasi. 2. Melakukan pengumpulan data-data dan peraturan yang terkait dengan lokasi dan judul
proyek.
3. Melakukan survey ke lapangan untuk mencari data-data eksisting lahan dan pengambilan foto.
4. Menganalisa kondisi fisik site berupa data-data kondisi iklim, sirkulasi, utilitas, view, kebisingan, vegetasi, polusi udara, dll.
5. Menganalisa kebutuhan ruang dan besaran ruang yang dibutuhkan. 6. Membuat konsep perancangan yang terkait dengan tema.
3.3 Lokasi Perancangan
Tabel 3.1.Konsep Perencanaan Aerotropolis
Konsep Perencanaan Aerotropolis
Lokasi Menurut studi banding yang di jelaskan
diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pemilihan lokasi Aerotropolis berada pada sebuah daerah maupun kawasan pusat kegiatan nasional (PKN) ataupun daerah pusat-pusat pertumbuhan ekonomi utama. Jarak dari bandara Jarak yang di dapat dari studi banding adalah
sekitar 6 km sampai dengan 20 km
Bangunan Fungsi bangunan menurut studi banding
adalah sebagai berikut : Industri
Perdaganan dan jasa Pariwisata
Cargo dan logistik
Lokasi Perancangan berada di Kabupaten Deli Serdang, berikut ini rencana sistem perkotaan di Kabubaten Deli Serdang. Pemilihan lokasi site berdasarkan atas beberapa kriteria, seperti:
1. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel diatas.
2. Berdasarkan peraturan KKOP Bandara Kualanamu yang terletak pada ring 2. 3. Lokasi site berpotensi sebagai pengembangan Aerotropolis.
4. Aksesbilitas lokasi site yang berada di jalan arteri ke arah Kualanamu sehingga mudah dicapai dari arah bandara Kualanmu maupun dari Kota Medan
3.4.1Pemilihan Lokasi Perancangan
Jln. Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, berikut adalah tabel perbandingannya :
Tabel 3.2. Tabel pemilihan site berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan
No. Kriteria (1)Jalan Bandara Kualanamu (2) Jalan Batang Kuis
1. Luas Site 18 Ha 18 Ha
Arteri primer Arteri primer
4. Pencapaian menuju site 3 3
Baik, angkutan umum yang Baik, angkutan umum lewat hanyalah taksi dan bus, yang lewat taksi, bus dan
dan juga kendaraan pribadi angkot, dan juga kendaraan pribadi
5. Fungsi eksisting 3 1
Baik, karena lokasi site pada Kurang baik, terdapat tahap pengembangan menjadi perumahan dan kantor
kawasan Aerotropolis PTPN
Baik, dikarenakan jalan arteri Kurang baik, primer yang besar sehingga dikarenakan dekat
kemacetan.
8. Potensi alam pada eksisting 3 1
Baik, banyak vegetasi Kurang Baik, kurangnya vegetasi dikarenakan
Alternatif pertama memiliki beberapa kekurang dan berdasarkan KOP daerah tersebut tidak peruntukan untuk area komersil,sedangkan alternatif kedua berdasarkan KOP daerah tersebut di peruntukan untuk area komersil. Berdasarkan potensi kawasan yang ada dan juga berbagai pertimbangan atas dasar kriteria pemilihan lokasi proyek maka tapak pada alternatif 1, yaitu Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang terlihat pada gambar 3.1
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN
4.1Analisa Tapak 4.1.1 Analisa Lokasi
Gambar 4.1. Peta Sumatera Utara Gambar 4.2. Peta Kab.Deli Serdang
Gambar 4.3. Tata Guna Lahan
Lokasi proyek Taman Hiburan Nusantara di Kualanamu berada di Pulau Sumatera, Provinsi Sumatera utara, Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Batang Kuis, Lokasi proyek berada dekat dengan Bandara Kualanamu merupakan sebuah daerah yang masih dalam tahap pengembangan sebagai area perdagangan dan jasa, kota transit, dan area wisata menurut rencana sistem perkotaan di Kabupaten Deli Serdang. Kecamatan ini terletak di 3o 35 – 3o 41 LU dan 41o – 46o BT dengan ketinggian 4 – 30 meter diatas permukaan laut. Curah hujan di Kecamatan Batang kuis sebesar 1.821 mm/tahun dan kecepatan angin 1,33 mm/tahun. Rata-rata iklim di kecamatan ini maksimum 32oC dan minimum 22,4oC dengan tingkat penguapan 4,08 mm/tahun.
4.1.2. Sejarah Site
Gambar 4.5. Kantor camat batang kuis 1976
4.1.3. Kondisi Lahan Eksisting
Lokasi Proyek : Jln. Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang
Batas-Batas Site :
o Batas Utara : Pabrik batu o Batas Timur : Crew Hotel
o Batas Selatan : Pondok Pesantren o Batas Barat : Sawah
Luas Lahan : 9629,88 m2 Kontur : Datar KDB : 60% KLB : 4-8 lantai
GSB : Jln. Bandara Kualanamu : 9 m Potensi Lahan: - Lokasi Site dekat dengan bandara
- Aksesbilitas yang baik karena dekat dengan jalan besar - Memiliki jalur service di samping site
- Berada pada kawasan komersi dan wisata - Transportasi lancar dan baik
4.1.4. Tata Guna Lahan
Gambar 4.7. Site mengarah Utara Gambar 4.8. Site mengarah Selatan
Gambar 4.9. Site mengarah Timur Gambar 4.10. Site mengarah Barat
Pada radius 500m, tidak terdapat rumah penduduk disekitar kawasan. Namun, pada radius 1km, terdapat beberapa rumah penduduk, serta Pondok Pesantren Mawaridussalam, dan Pabrik Cassava Platation. Berdasarkan RUTR Kab. Deli Serdang Kawasan berada di area Ring 2 dan dekat dengan kawasan lahan perkebunan dan hutan kota.
4.1.5. Batasan Tapak
Utara : Berbatasan dengan perkebunan kelapa sawit dan ubi
Selatan : Berbatasan dengan sebuah lahan kosong yang terdapat pogon pisang didalamnya
4.1.6. Skyline Tapak
Gambar 4.11. Potongan Site
Gambar 4.12. Potongan A-A
Rekomendasi :
Bentukan sky line bangunan menggambarkan tinggi bangunan di sektar site perancangan mencapai 32m atau 8 lantai. Jika dilihat dari keempat bentukan skyline tinggi bangunan optimal bisa mencapai 8 lantai, sehingga ketinggian maksimal bangunan yang bisa dirancang nantinya mencapai 8 lantai. Hal ini sesuai dengan arahan RDTRK kawasan bandara Kualanamu yang menatur tentang ketinggian bangunan maksimal yaitu 8 lantai.
4.2. Analisa Potensi dan Kondisi Site 4.2.1. Analisa Pencapaian
Sarana Pencapaian :
Medan Site Memakan waktu sekitar 9 menit menggunakan kendaraan pribadi
Kualanamu Site Memakan waktu sekitar 55 menit menggunakan kendaraan pribadi
site
MOBIL PRIBADI
KERETA API
4.2.2. Analisa View
Kedalam Site
Keterangan :
A : View ke dalam terdapat perkebunan kayu jati yang dibatasi oleh tembok dikarenakan site daerah perkebunan, seihngga pada pembangunan proyek nanti pohon-pohon yang menghalangi view kedalam akan di singkirkan. B : View pada titik B terdapat pohon-pohon pisang yang berjejer sehingga
menghalagi view kedalam site.
C : View pada titik C terhalangi oleh tembok-tembok pembatas dimana didalamnya terdapat perkebunan pohon jati.
E : View pada titik E terletak di depan site di Jln Bandara Kualanamu, view kedalam juga dibatasi oleh tembok beton dimana sebagai area perkebunan kayu jati.
F : View pada titik F terdapat tembok pembatas dan rumah perkebunan. G : View pada titik G terdapat tembok pembatas dan perkebunan pohon jati
Rekomendasi :
Gambar 4.15. Rekomendasi View
Keluar Site :
A : View keluar pada titik A terdapat perkebunan sawit dan ubi kayu
B : View keluar pada titik B terdapat perkebunan sawit dan perkebunan pohon pisang
D : View keluar pada titik D terdapat hotel crew, rumah mana sederhana dan kfc E : View keluar pada titik E terdapat jalan besat yaitu Jl. Bandara Kulanamu F : View keluar pada titk F terdapat perkebunan swasta
G : View keluar pada titik G terdapat lahan kosong
Rekomendasi :
Konsep perletakan masa
4.2.3. Analisa Vegetasi
1
2 3
4
5
1 2 3
4 5
Pohon Pisang Pohon Jati Pohon Jati
Rekomendasi :
Perlunya tanaman dan pepohonan yang dapat mengurangi polusi dan kebisingan di sekitar site, yaitu :
Pohon :
Gambar 4.17. Pohon Akasia Gambar 4.18 Pohon Mahogani
Gambar 4.19. Pohon Trembesi
Tanaman kecil :
4.2.4. Analisa Polusi Udara
Keterangan :
= Intensitas Polusi Rendah
= Intensitas Polusi Sedang
= Intensitas Polusi Tinggi Gambar 4.22. Analisa Polusi Udara
Tabel 4.1. Intensitas Polusi Udara
4.2.5. Analisa Kebisingan
Gambar 4.23. Analisa Kebisingan
Rekomendasi :
4.3 Analisa Ruang Dalam dan Ruang Luar
Sirkulasi 30% 627,36 m2
4.3.2 Fasilitas Pengelola
Sirkulasi 30% 116,58 m2
4.3.3 Fasilitas Family Zone
Table 4.4 Besaran Ruang Family Zone
4.3.4 Fasilitas Extreme Zone
Table 4.5 Besaran Ruang Wahana Outdoor Berat
No Nama Ruang Kapasitas Standar Unit Total Sumber
Sirkulasi 30% 695,46 m2
4.3.5 Fasilitas Pendukung
Table 4.6 Besaran Ruang Restaurant dan Food Court
No Nama Ruang Kapasitas Standar Unit Total Sumber
Table 4.7 Besaran Ruang Coffee Shop
No Nama Ruang Kapasitas Standar Unit Total Sumber
Table 4.8 Besaran Ruang Toko Souvenir
No Nama Ruang Kapasitas Standar Unit Total Sumber
1 R.Display 50 org 2,2 m2/org 1 153 m2 NAD
2 Kasir 1 org 15% dari lobby 1 10,5 m2 NAD
Jumlah 163,5 m2
Total 212,55 m2
Table 4.9 Besaran Ruang Mushola
No Nama Ruang Kapasitas Standar Unit Total Sumber
Table 4.10 Besaran Fasilitas Service
No Nama Ruang Kapasitas Standar Unit Total Sumber
TOTAL KESELURUHAN BANGUNAN
10691,89 M2
Keterangan Sumber :
NAD : Neufert Architecture Data DA : Data Arsitektur
4.4. Analisa Teknologi 4.4.1 Analisa Struktur
Tabel 4.11. Dasar Pemilihan Struktur
Faktor Penentu Pertimbangan Keterangan Fungsi bangunan Tuntutan dari kegiatan
terhadap fleksibelitas dan efesiensi ruang
Mempengaruh pemilihan struktur atas
bangunan Kodisi fisik tapak Daya dukung tanah
Kedalaman tanah keras Ketinggian bangunan
Mempengaruhi pemilihan struktur
bawah Factor ekonomis Metoda pelaksanaan
Pemeliharaan bangunan
Mempengaruhi pemilihan struktur atas
dan bawah Beban Besaranya beban yang
dipikul untuk menampung kegiatan
Mempengaruhi pemilihan struktur
bawah Bentangan Jarak bentangan Jenis
kegiatan yang ditampung
Mempengaruhi pemilihan struktur atas
yang bentanglebar Teknis Kaku, kuat dan lentur Mempengaruhi
pemilihan struktur atas dan bawah
Sturktur bangunan dapat dibedakan antara :
1. Struktur bawah (pondasi)
Dalam memilih pondasi yang sesuai untuk bangunan ini, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya, harus memperhatikan:
Batasan-batasan dari sekelilingnya
Beberapa jenis struktur bawah seperti pondasi setempat, pondasi menerus, pondasi sumuran, pondasi tiang pancang, dan sebagainya.
Tabel 4.12. Struktur Pondasi
Objek Keterangan
Pondasi Telapak a. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang yang dibentuk seperti
telapak
b. Dapat digunakan untuk bangunan 1 sampai ketinggian 4 lantai c. Biaya pondasi lebih murah d. Sistem pengerjaannya relatif lebih
mudah
Pondasi Umpak a. Cocok untuk bangunan 1 lantai b. Pelaksanaanya lebih mudah
c. Kedalamannya 60-80 cm d. Lebar bagian atas antara25-30 cm Pondasi Bore pile a. Cukup aman untuk menahan gaya
vertikal b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (>10 meter) c. Pengeboran untuk pengecoran pondasi
d. Digunakan pada tanah yang tidak keras e. Tidak menimbulkan getaran dan bunyi yang besar f. Memerlukan keahlian khusus g. Tidak memakan
2. Struktur Atas
Struktur Vertikal, Terdiri dari Rangka dan dinding pemikul (dari pasangan batu bata)
Struktur horizontal, yang terdiri dari plat dasar dan balok
Atap, berupa atap Zincalum, Genteng, atap seng ataupun plat beton.
Penggunan dimensi dari struktur atas diseuaikan dengan beban yang ditampung dan bentang bangunan.makin berat yang ditampung, maka semakin tebal dimensi dari struktur atas disesuaikan dengan beban yang di tampung dan bentang bangunan. Makin berat yang ditampung, maka semakin tebal dimensi yang digunakan. Untuk dimensi balok ditentukan dengan 1/12 bentangan bangunan sedangkan untuk plat lantai minimal 10 cm.
3. Bahan Struktur
Beberapa contoh kriteria dan bahan struktur bangunan : Tabel 4.13. Bahan Struktur
Kriteria Beton Baja Komposit
Unsur Agregat kasar/halus, air, dansemen
Besi, karbon, oksigen Beton dan baja
Sifat Mudah dibentuk,praktis Kaku Relatif Fleksibel
Kekuatan Gaya tekan Gaya tarik Gaya tekan
dan tarik Daya tahan
(api/cuaca)
100-450º C 250ºkorosi 100-450º
C/non korosi Pengontrolan
kualitas
Ketat Relatif merata Ketat
Pelaksanaan Bertahap dilapangan Singkat, pabrikan Singkat, pabrikan, dan lapangan. Jenis Bertulang, praktekan Variasi rangka dan
profil
Variasi
Contoh Balok,kolom,lantai,core Balok,kolom,kabel, struktur
fatkor bentuk bangunan, ketinggian bangunan, teknis dan teknologi.
4.4.2 Utilitas
a. Jaringan Kabel listrik
Daya listrik diperoleh dari PLN dan memakai cadangan daya melalui genset apabila daya dari PLN kurang mencukupi kebutuhan listrik. Instalasi listrik dalam taman disalurkan melalui dalam tanah dengan mempertimbangkan keamanan.
Diagram 4.1. Jaringan Kabel Listrik
b. Jaringan Kabel Telfon
disediakan pada bangunan pengelola, ruang kontrol, fasilitas wahana serta pos keamanan yang ada pada area parkir.
Diagram 4.2. Jaringan Kabel Telfon
c. Sistem Proteksi Kebakaran
Sistem proteksi kebakaran yang digunakan dalam Taman Hiburan ini sebagai berikut :
1. Mini tector system
Mempertimbangkan bentuk bangunan yang multi massa, mini tectoe system memudahkan mengetahui titik kebakaran.
2. Smoke and heat detector Sistem
smoke and heat detector dalam Taman Hiburan ini merupakan sistem otomatis yang terhubung dengan wet sprinkler system. Ketika terjadi kebakaran, kepala sprinkler otomatis akan pecah dan mengeluarkan air. 3. Hydrant system
Taman Hiburan melengkapi sistem proteksi kebakaran dengan penyediaan hydrant pada ruang luar dan hydrant box di dalam ruangan.
d. Pemipaan air bersih
Air bersih untuk keperluan taman berasal dari air
Telkom PABX MDF Bangunan Pengelola Ruang Kontrol Fasilitas Wahana
PAM. Penggunaan air sumur kurang efektif digunakan sebagai sumber air bersih dalam taman. Air dari groundtank dipompakan langsung ke tangki atas dalam kawasan. Keperluan penyiraman tanaman dan wahana permainan, air yang digunakan merupakan air hasil olahan limbah cair dalam kawasan. Air kotor dari wastafel, dapur dan kamar mandi yang diolah dalam wetland digunakan untuk memenuhi kebutuhan penyiraman tanaman.
Diagram 4.3. Pemipaan Air Bersih
4.4.3 Tata Lingkungan
Penataan lansekap pada kawasan Taman Hiburan Nusantara di Kualanamu adalah elemen Softscape.
Elemen softscape adalah elemen vegetasi yang membentuk tata lansekap di dalam kawasan Taman. Beberapa vegetasi yang digunakan adalah:
1) Vegetasi peneduh
Vegetasi peneduh yang digunakan dalam kawasan Taman Bermain diperlukan untuk pengunjung taman berteduh dari sinar matahari. vegetasi peneduh disediakan untuk memenuhi kebutuhan pengunjung taman. Vegetasi peneduh yang digunakan adalah pohon mahoni yang memiliki ketinggian kurang lebih 5 meter dengan lebar tajuk pohon kurang lebih 1,5 meter sampai 2 meter.
PDAM
Ground tank Tanki atas
Gambar 4.25. Pohon Mahoni
2) Vegetasi Penyejuk
Vegetasi penyejuk memiliki fungsi sebagai vegetasi penyerap polusi, peredam kebisingan, pengikat massa.
Gambar 4.26. Pohon Akasia
3) Vegetasi peresapan
Gambar 4.27. Pohon Trembesi
4) Vegetasi groundcover
Sebagai penutup tanah yang memiliki fungsi sebagai estetika dan pengarah jalan. Vegetasi yang digunakan adalah rumput gajah. Pengunjung akan lebih menikmati suasana dalam taman dengan duduk santai pada area rerumputan. Rumput gajah sebagai penutup permukaan tanah sering digunakan pada area taman bermain anak.
Gambar 4.28. Rumput Gajah
5) Vegetasi Pengarah Sirkulasi
tanaman kemuning dan pohon palem. Ketinggian tanaman dibuat kurang lebih 80cm dari tanah agar kawasan taman dapat terlihat dengan jelas dari luar.
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
Pada bab ini menyajikan konsep dasar, konsep perancangan tapak, konsep perancangan bangunan, konsep perancangan struktur bangunan, konsep perancangan utilitas bangunan.
5.1 Konsep Dasar
Penerapan tema Neo-Vernakular pada perancangan Kualanamu Theme Park adalah sebuah hubungan keterkaitan yang dekat antara tampilan ruang luar-dalam masa bangunan dan elemen sekitarnya dengan fungsi bangunan. Arsitektur Melayu, Batak Karo, Batak Simalungun akan menjadi tema yang akan di rancang pada Kualanamu Theme Park.
5.2 Konsep Perancangan Tapak
Gambar 5.1 Konsep Perencanaan tapak
Area Parkir
Area Penerima
Wahana Bermain
5.2.1 Zoning Perencanaan Wahana
Gambar 5.2 Zoning Ruang Dalam dan Luar
Berdasarkan zoning peletakan wahana dibagi menjadi 3 (tiga) bagian,yaitu zona Extreme, zona penerima, dan zona keluarga. Pembagian zoning ini berdasarkan umur dan tinggi badan. Untuk zona extreme di khusus untuk tinggi badan minimal 135 cm, sedangkan untuk family zone dapat dimainkan oleh semua kalangan tanpa minimal tinggi badan.
5.2.2 Konsep Parkir
Gambar 5.3 Konsep Parkir
Extreme Zone RECEIVER ZONE Family Zone
5.2.3 Konsep Hirarki Ruang
EXTREME ZONE FAMILY ZONE
5.3 Konsep Perancangan Bangunan 5.3.1 Estetika Bentuk
Pada bangunan utama atap yang digunakan adalah atap Batak Simalungun dan ornamen pada bagian atapnya menggunakan Gorga Batak Karo ( Gorga Batak adalah ukiran atau pahatan tradisional yang biasanya terdapat di dinding rumah bagian luar. Gorga adalah dekorasi atau hiasan berupa ukiran yang terbuat dari kayu. Ukiran ini kemudian dicat dengan tiga warna; Merah, Putih, dan hitam). Sedangkan untuk bentuk bangunan dibuat lebih modern untuk memberikan kesan Neo-vernakularnya. Bahan yang digunakan untuk bangunan adalah acp (Alumunium Compisit Panel) untuk memberi kesan modern.
Untuk mengurangi pencahayaan masuk yang disebabkan banyaknya bukaan pada bangunan, pemilihan shading haruslah tidak terlalu tertutup oleh shading itu sendiri. Maka, dipilihlah shading yang terdapat gambar 5.5, bentukan ini diadopsi dari bentuk ornamen batak karo yaitu Gerga Nengger. Ornamen ini melambangkan kejayaan pemerintahan seorang raja. Sedangkan untuk bangunan Family Zone menggunakan ukiran melayu.
Gambar 5.4. Ornamen Gerga Nengger
Gambar 5.6. Ukiran Melayu
Gambar 5.7. Konsep Masa Bangunan Penerima
Gambar 5.8. Konsep Masa Bangunan Family Zone Atap Batak
Simalungun
Ornamen Gerga Nengger
Estetika Atap Modern
5.3.2 Tata Ruang Dalam
Pada perancangan dalam bangunan saat pengunjung masuk akan menjumpai permainan tradisional seperti lempar kaleng, lempar gelang, dan lain-lain, sedangkan saat pengunjung pulan akan menjumpai toko souvenir. Untuk lantai duanya pengunjung akan menjumpai wahana indoor seperti mini basket,dance game, dan lain-lain. Pada lantai 3 khusus untuk karyawan dan pengelola, kemudian untuk lantai 4 merupakan restoran umum untuk pengunjung. Hampir di setiap lantai terdapat mushola,agar pengunjung tidak terlalu menumpuk disatu tempat untuk melaksanakan sholat.
Gambar 5.9. Konsep Rancangan Dalam Bangunan
Hall Penerima dan Toko Souvenir Permainan Indoor
Kantor Pengelola
Restoran dan Coffee shop
5.4 Konsep Perancangan Struktur Bangunan 5.4.1 Konsep dasar struktur dan konstruksi
Nasional grid yang digunakan sebagian besar adalah 6x6. Untuk pondasi dikarenakan bangunan hanya 4 lantai, pondasi telapak masih kuat untuk menahan beban. Sedangkan bangunan tunggal satu lantai menggunakan pondasi batu kali.
Gambar 5.10. Konsep dasar struktur dan konstruksi
Gambar 5.11. Konsep Perancangan Pondasi
Pondasi Telapak Pondasi Umpak
5.4.2 Konsep Pemilihan Bahan
lantai 3 dibuat agak lebih gelap agar tidak dapat dilihat dari luar dikarenakan area kantor pengelola berzona prifat dan kusen jendel terbuat dari alumunium. Banyaknya bukaan dapat mengoptimalkan pencahayaan alami kedalam bangunan. Untuk pemilihan warna, metal dipilih agar lebih memberi kesan modernnya. Dinding dan bentuk timbul terbuat dari ACP.
Gambar 5.12. Konsep Material Area Penerima
Gambar 5.13. Konsep Material Family Zone
Gambar 5.14. Bahan ACP Gambar 5.15. Kusen Alumunium
5.5 Konsep Perancangan Utilitas Bangunan 5.5.1 Sanitasi, Pengelolaan Limbah dan Drainase
Dasar Pertimbangan yang digunakan untuk sanitasi dan pengolahan sampah yaitu: Sistem sanitasi dan pembuangan sampah yang tidak merusak lingkungan pada saat pengoperasian maupun pembuangan.
1. Air Bersih
Potable water (dapat diminum), menggunakan air bersih yang berasal dari air sumur atau PAM yang ditampung pada bak penampungan dan didistribusikan melalui pipa-pipa saluran. Menggunakan sistem down feed distribution, air dari sumur disalurkan menuju tangki yang berada di atas (roof tank) melewati water treatment dengan menggunakan pompa, kemudian
disalurkan menuju ruang-ruang yang memerlukan, dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi. Penyalaan pompa air menggunakan saklar otomatis yang menyala apabikla air pada roof tank mencapai batas minimal dan mati apabila air mencapai batas maksimal.Non potable
water, air yang diperoleh dari pengolahan air kotor yang berasal dari kamar mandi dan pantry. Digunakan untuk jaringan pemadam kebakaran (sprinker dan hidrant) dan penyiraman lapangan rumput.
3. Air Hujan, Pembuangan air hujan melalui saluran-saluran terbuka maupun tertutup yang kemudian dialirkan ke unit pengolahan non-potable water. Dilakukan dengan pengolahan kemiringan tanah dan daerah yang terkena jatuhan air hujan. Untuk membantu penyerapan kedalam tanah selain menggunakan lapangan rumput di sekitar bangunan, jalan-jalan yang ada dibuat dengan menggunakan bahan paving block. 4. Pengelolaan Sampah, pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan
sampahyang masih bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur ulang. Ini bertujuan untuk menghindari pembuangan sampah yang dapat merusak lingkungan dengan cara memisahkannya dan ditempatkan secara terpisah dari sampah-sampah lain yang memungkinkan bisa ditangani lebih lanjut sebelum dibuang.
Diagram 5.2 Pengelolaan Sampah
5.5.2 Elektrikal
Gambar 5.17 Lampu Spotligh Gambar 5.18 Lampu Uplight
Gambar 5.19 Lampu Downlight Gambar 5.20 Lampu Taman
Jaringan Listrik
Jaringan listrik yang digunakan adalah dari PLN disambungkan dengan generator cadangan dalam keadaan darurat. Dalam pengoperasiannya digunakan automatic switch yang berfungsi secara otomatis mengalirkan arus yang tersimpan pada generator pada saat listrik yang berasal dari PLN padam dengan delay sekitar 10 detik.
5.5.3 Konsep Jaringan Kebakaran
Sistem pengamanan bahaya kebakaran yang dipakai adalah: a. Fire Alarm
Berfungsi untuk memperingatkan bahaya kebakaran pada tahap awal. Digunakan secara otomatis maupun manual.
b. Hydrant Box
Menggunakan jaringan pipa bertekanan tinggi yang disambungkan dengan selang. c. Springkler Gas
Digunakan untuk menanggulangi kebakaran pada ruang-ruang yang memakai peralatan elektronik dan terdapat buku-buku atau arsip.
d. Springkler Air
Digunakan pada resiko kebakaran kecil untuk ruangan yang tidak menggunakan peralatan elektronik.
e. Fire Extinguiser
Merupakan tabung karbondioksida portable untuk memadamkan api secara manual oleh manusia. Ditempatkan pada derah-daerah strategis agar mudah dijangkau dan dikenali, serta ruangan-ruangan yang memiliki resiko kebakaran tinggi.
Diagram 5.4 Sistem Kebakaran
Pencegaham bahaya kebakaran dilakukan dengan dua cara yaitu: a. Pencegahan aktif
1) Fire extinguisher
2) Sprinkler
Berisi air, bekerja secara otomatis pada suhu 135° F hingga 160° F. 3) Smoke and heat detector
Ditempatkan pada setiap area seluas 75 m². 4) Fire alarm and call box
Ditempatkan pada tempat-tempat strategis sehingga mudah dicapai jika dibutuhkan. 5) Fire hydrant
Ditempatkan pada sisi luar lapangan berdekatan dengan tribun. b. Pencegahan pasif
1) Pintu darurat
Dibuat dari bahan tahan api, lebar minimal 90 cm dan membuka keluar. 2) Tangga darurat
Memiliki lebar minimal 1,2 m dan langsung berhubungan dengan lantai dasar.
5.5.4 Sistem Audio
Diagram 5.5 Sistem Audio
6.1 Perspektif Bangunan
6.2 Master Plan
Kuanalamu Theme Park berada di kawasan wisata yang didalamnya terdapat pusat jajanan dan oleh-oleh kerajinan tangan kualanamu
6.5 Denah
Terdapat dua masa bangunan pada Kualanamu Theme Park, yaitu bangunan penerima dan bangunan family zone. Bangunan penerima me
gambar denahnya :
6.6 Tampak Bangunan
6.6.1 Tampak Bangunan Penerima
6.7 Potongan Bangunan
6.8 Denah Rencana Pondasi
6.8.1 Rencana Pondasi Bangunan Penerima
Pada rancangan pondasi bangunan penerima, pondasi yang digunakana adalah pondasi batu kali, pondasi telapak dan bor pile. Di bagian ba
6.8.2 Rencana Pondasi Bangunan Family Zone
6.9 Rencana Pembalokan
6.9.1 Rencana Pembalokan Bangunan Penerima
Pada bangunan penerima balok induk 40x60 untuk balok anak 20x40, berbeda dengan balok bangunan tengah, dikarenakan bentang kolom
6.10 Rencana Utilitas
6.12 Detail
6.13 Foto Maket
BAB VI
HASIL PERANCANGAN
Pada bab ini menyajikan groundplan, master plan, denah, tampak, tampak tapak, potongan, rencana pondasi, rencana pembalokan, rencana sanitasi, rencana utilitas, perspektif eksterior, perspektif interior, perspektif suasana, dan foto maket.
Kualanamu Theme Park berada di Jln. Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang. Kualanamu Theme Park ini berada di kawasan rekreasi yang disebelah timur terdapat museum penerbangan sedangkan di sebelah barat teradapat pusat jajanan dan oleh-oleh dan dibangun diatas lahan berukuran tiga hektar. Dengan luas yang cukup besar membuat pengunjung dapat tersesat, namuan terdapat tiga fountain tinggi yang menjadi pusat dari masing-masing zona. Terdapat lebih dari lima belas wahana yang dapat di mainkan di area rekreasi keluarga ini, beberapa wahana yang dapat dimainkan adalah roller coaster, flying jet, hysteria, dan lain-lain. Untuk dapat memainkan wahana-wahana haruslah memenuhi syarat tinggi, namun jika tinggi tidak mencukupi terdapat wahana-wahana keluarga yang bisa dimainkan oleh semua umur, contohnya seperti war zone, space war, wahana 4D, game coin, dan lain-lain. Dengan menciptakan sirkulasi yang baik dan terfokus, membuat pengunjung tidak hanya terpaku terhadap wahana outdoor saja melainkan menjadikan wahana indoor sebagai salah satu bagian yang penting di area rekreasi ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab II ini menyajikan terminologi judul, tinjauan fungsi, elaborasi tema, dan rangkuman.
2.1 Terminologi Judul
Jadi yang dimaksud dengan Kualanamu Theme Park yaitu suatu tempat rekreasi yang memiliki tema atau cerita yang dikembangkan menjadi konsep dari taman rekreasi tersebut yang berada di Kabupaten Deli Serdang.
Istilah Theme Park memiliki arti yang lebih luas daripada sekedar „taman bertema‟. Michael Sorkin dalam pengantarnya di buku “A Variation on Theme Park: The New American City and the End of Public Space”, memberikan definisi tentang Theme Park sebagai „dunia‟ atau tempat yang memiliki ciri antara lain tidak terikat pada geografi tertentu, lingkungan yang terkontrol dan teramati, memberikan stimulasi tanpa henti (Sorkin, Michael; 1992;ix).
Theme Park yang menampilkan visi kesenangan yang teratur dan terkendali –meski seringkali menggunakan bentuk/wujud artistik yang cenderung menipu atau memperdaya– merupakan suatu „pengganti‟ kenyataan demokrasi publik dan bahkan menjadi lebih menarik karena orang diberi „stimulasi‟ dan „simulasi‟ tentang keadaan yang lebih baik, dimana tidak ada kemiskinan, kecelakaan, kesenjangan sosial, kejahatan, sampah/limbah dan kondisi negatif urban lainnya karena seluruh komponen dalam lingkungan ini dapat dikontrol sesuai kondisi paling ideal yang diharapkan.
2.2 Aerotropolis
Aerotropolis adalah sebuah kota dimana tata letak, infrastruktur, ekonomi berpusat pada bandar udara. Seperti konsep kota metropolitan, bandara sebagai pusat Aerotropolis juga memiliki kawasan pinggir kota yang terhubung oleh infrastrutur dan transportasi massal. Istilah Aerotropolis pertama kali dikemukakan oleh seorang seniman New York, Nicholas, Desantis pada November 1939. Konsep ini dikembangkan oleh seorang akademisi bernama John D.Kasarda pada tahun 2000. Aerotropolis biasanya didukungi oleh industri manufaktur, e-commerce, telekomunikasi dan logistik, hotel, gerai ritel, pusat hiburan, serta ruang perkantoran bagi para pebisnis yang sering berpergian melalui bandara atau terlibat dalam perdagangan global. Disamping itu, Aerotropolis juga dilengkapi pusat perdangan grosir serta sarana transportasi yang terintegrasi. Aerotropolis menjadi destinasi baru, dimana para wisatawan dan penduduk sekitar bertemu, bekerja, berbelanja, berbisnis, makan-minum dan mencari hiburan. (John D.Kasarda)
2.2.1 Jarak dan Lokasi Aerotropolis Secara Umum
Lokasi perancangan konsep Aerotropolis secara umum terletak di luar pagar Bandara tetapi memiliki akses yang dekat dan mudah ke Bandara. batas luar dari Aerotropolis tidak diatur oleh batasan-batasan atapun jarak karena belum adanya batas yang disepakati untuk menentukan jarak dan waktunya akan tetapi waktu 20 sampai 30 menit yang digunakan seabagai acuan untuk mengatur batas luar dalam beberapa studi rencana induk Aerotrpolis.
2.2.2. Bangunan-Bangunan di Kawasan Aerotropolis
Aerotropolis merupakan sebuah konsep Kota Bandara yang mana perkembanganya menciptakan kawasanya secara mandiri dikarenakan Aerotropolis merupakan generator utama dalam pengembangan kawasan, perkembangya kawasan meliputi fungsi-fungsi bangunan yang terbentuk antara lain adalah:
pernyataan diatas merupakan kriteria bangunan yang ada pada kawasan Aerotropolis meliputi,
Pertokoan
Restoran
Kegiatan entertainmen dan kebudayaan
Hotel dan akomodasinya
Bank dan penukaran mata uang asing
Gedung perkantoran
Convention dan exhibition center
Hiburan, rekreasi dan pusat kebugaran
Logistik dab distribusi
Katering dan kuliner
Perdangangan bebas
Lapangan golf
Factory outlet
Pelayanan keluarga seperti klinik kesehatan dan penitipan anak
2.2.3. Tema dan Karakteristik Bangunan di Kawasan Aerotropolis
Tidak adanya kesepakatan atapun peraturan dalam pemilihan tema bangunan yang akan di rancang pada kawasan Aerotropolis, akan tetapi menurut studi banding di kawasan Aerotropolis di luar negeri kebanyakan tema perancangan dengan gaya high tech dimana bangunan berkarakter futuristik hal ini dimaksudkan untuk merefleksikan konsep desain Bandar Udara tersebut.
2.2.4 Aerotropolis A
Studi banding untuk aerotropolis A adalah Kuala Lumpur International Airport
Gambar 2.1 Kuala Lumpur Internasional Airport
Kuala Lumpur Internasional Airport (KLIA) merupakan salah satu pusat penerbangan utama di Asia selain turut menjadi sebuah destinasi pelancongan yang tersendiri. Ia terletak di bagian atas koridor selatan Semenanjung Malaysia, yang bersempadan dengan negeri Selangor dan Negeri Sembilan.
Terletak di daerah Sepang, jaraknya kira-kira 50km dari ibu kota Kuala Lumpur. Kuala Lumpur Internasional Airport (KLIA) 'master plan kota bandara, dijuluki KLIA Aeropolis, membentang di 6.750 hektar tanah di sekitar Bandara KL International (KLIA). Sebuah kota yang terdiversifikasi dan terintegrasi dengan fasilitas yang lengkap untuk kegiatan retail, pameran, rekreasi dan pariwisata, KLIA Aeropolis adalah lokasi yang ideal untuk bisnis Anda untuk berkembang dalam pertumbuhan tinggi, daerah nilai optimum.
KLIA Aeropolis pengembangan rencana induk didorong oleh aksesibilitas, kecepatan dan kelincahan faktor yang bandara menyediakan untuk rantai pasokan yang sensitif terhadap waktu dan konektivitas perusahaan, nasional dan global. Hal dibayangkan untuk menjadi pengembangan kota bandara baru yang benar-benar luar biasa dengan atraksi wisata kelas atas.
a. Lokasi
b. Jarak dari bandara
Jarak aeropolis dari bandara sekitar 6 km sedangkan dari pusat kota mencapai 60 km dengan menempuh 50 menit waktu perjalanan
c. Bangunan
Fungsi bangunan yang berada pada KLIA Aeropolis adalah LCCT Concersion, Cargo logistik park, Southen Support zone, Airline Headquarter Offices, Airline office buildings, Other office buildings, Hostel facilities, Service apartments, Theme Parks, 18 hole Golf Course & Range, 5 Star Themed Hotels, F&B and retail options, Convention and Conferencing facilities.
2.2.5 Aerotropolis B
Studi banding untuk aerotropolis B adalah Aerotropolis Songdo IBD, Incheon,
Korea Selatan.
Gambar 2.2 Songdo IBD
Songdo IBD mudah dijangkau karena terkait dengan bandara dan Seoul melalui jalur kereta bawah tanah, bus dan 21 kilometer Incheon Bridge. GTX direncanakan (Great Train Express) akan terhubung Songdo ke pusat kota Seoul di 25 menit, yang akan memberikan aksesibilitas, mobilitas dan daya saing pasar untuk perusahaan-perusahaan internasional yang terletak atau berencana untuk menemukan di Songdo. Hampir 50 persen pembangunan selesai, Songdo IBD memiliki 22.000 penduduk, dengan luas Songdo lebih besar sekarang menghitung lebih dari 60.000 penduduk. Songdo IBD telah menarik inovator dan pengusaha sama, dan kota telah berkembang dengan pesat dan secara organik sejak dibuka pada 2009. Setelah selesai, akan ada tenaga kerja ekonomi yang kuat dari sekitar 260.000 orang di kota baru ini dirancang dan dibangun dari awal. Songdo IBD inisiatif penjangkauan global yang telah berhasil menarik perusahaan multinasional besar seperti Cisco dan Caps ADT. Perusahaan-perusahaan ini juga membantu dalam pengembangan dan pengoperasian infrastruktur kota Songdo cerdas dan berkelanjutan.
a. Lokasi
Songdo IBD terletak di jantung daerah perkotaan yang lebih besar: Songdo City, Yeonsu-gu, Incheon, Korea Selatan, yang terletak di dalam yang lebih besar Incheon
Metropolitan City. b. Jarak dari bandara
Jarak Aerotropolis Songdo IBD dengan bandara adalah 20 km yang dimana menempuh waktu 18 menit perjalanan dari Bandara Incheon
c. Bangunan
Fungsi bangunan yang berada pada Aerotropolis Songdo IBD adalah , Pusat Konvensi Songdo, Hotel Oakwood, Taman Biopark, Taman Teknologi, Pusat Riset dan Sekolah Tinggi, dan kompleks perkantoran dan bisnis
2.2.6. Rangkuman Konsep Aerotropolis
Tabel 2.1. Rangkuman Konsep Aerotropolis
Konsep Aerotropolis Aerotropolis A (KLIA Aeropolis) Aerotropolis B (Songdo IBD) Lokasi daerah Sepang, Selangor, Malaysia Songdo-dong, Yeonsu-gu,
Incheon, Korea Selatan
Jarak Dari Bandara 6 km dan 60 km dari pusat bandara Schiphol
Bangunan LCCT Conversion
Cargo Logistics Park
Southern Support Zone
Airline Headquarter Offices
18 hole Golf Course & Range
F&B and retail options
Convention and Conferencing facilities dihubungkan lewat suatu jalan tol laut
Berdasarkan studi banding kedua Aerotropolis, ada beberapa kriteria menjadi sebuah dasar pemikiran dalam pemilihan lokasi, dan fungsi dari bangunan yang akan dirancang.
Tabel 2.2. Rangkuman Konsep Aerotropolis
Konsep perencanaan aerotropolis
kegiatan nasional (PKN) ataupun daerah pusat-pusat pertumbuhan ekomomi utama. Jarak dari bandara Jarak yang didapat dari studi banding adalah
kisaran 6 km sampai dengan 20 km
Bangunan Fungsi bangunan menurut studi banding
diatas adalah bangunan yang memiliki fungsi sbb:
Indsutri
Perdangangan dan jasa
Pariwisata
Cargo dan logistik
Berdasarkan tabel 2.1, beberapa fungsi bangunan yang dapat dipilih untuk dirancang pada kawasan dengan konsep Aerotropolis adalah bangunan dengan fungsi komersil seperti hotel transit, shopping mall, rumah susun, perkantoran, dan area wisata.
Oleh sebab itu, bangunan yang akan dirancang adalah Taman Hiburan Nasional, sedangkan tema yang akan diterapkan adalah arsitektur vernakular.
2.3 Lokasi
Lokasi perancangan berada di Kabupaten deli serdang dimana lokasi berada dekat dengan Bandara Kualanamu, dikarenakan konsep yang digunakan dalam perancagan adalah Aerotropolis sehinggan lokasi proyek harus berada dekat dengan Bandara Kualanamu. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara, secara administratif terdiri dari 22 Kecamatan dan 394 Desa/Kelurahan (380 desa dan 14 kelurahan).
Tabel 2.3. Rencana sistem perkotaan di Kabupaten Deli Serdang 2025
NO HIRARKI KOTA FUNGSI YANG DIKEMBANGKAN
1 Pusat Pelayanan
Kawasan (PPK)
Tanjung
Morawa
Perdagangan dan jasa lokal;
Industri;
Perumahan dan permukiman.
Batang
Kuis
Perdagangan dan jasa lokal;
Pengolahan pertanian dan perkebunan;
TOD
Perdagangan dan jasa regional; Pengolahan pertanian dan perikanan; Perumahan dan permukiman. Industri;
Pusat pendidikan dan olah raga; Hamparan
Perak
Perdagangan dan jasa; Industri;
Kawasan konservasi (Kawasan Suaka Alam); Pariwisata, dan
Kegiatan Militer
Perumahan dan permukiman. Sunggal Perdagangan dan jasa lokal;
NO HIRARKI KOTA FUNGSI YANG DIKEMBANGKAN
Pagar
Merbau
Perdagangan dan jasa lokal;
Pengolahan pertanian dan perkebunan; Perumahan dan permukiman.
Tembung Perdagangan dan jasa;
Industri;
Perumahan dan permukiman.
Galang Perdagangan dan jasa lokal;
Pengolahan pertanian dan perkebunan;
TOD
Militer
Perumahan dan permukiman. Sibolangit Perdagangan dan jasa lokal;
Pariwisata; Agropolitan
Kawasan konservasi (Kawasan Suaka Alam) Perumahan dan permukiman.
Pengolahan pertanian dan perkebunan; Perumahan dan permukiman;
Patumbak Pengolahan pertanian dan perkebunan; Perumahan;
Industri;
Perdagangan dan jasa.
Untuk memilih lokasi site yang sesuai, maka harus mempertimbangkan beberapa criteria sehingga diharapkan mampu memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi penggunanya. Kriteria-kriteria tersebut diantaranya
1. Akses menuju lokasi (hubungannya dengan sarana transportasi)
Pencapaian harus relatif mudah di akses
2. Luas Lahan
Kondisi jalan yang baik, sehingga transportasi yang menuju ke lokasi berjalan dengan lancar.
3. Kelengkapan sarana dan prasarana kawasan yang meliputi:
Infra Struktur
Utilitas kawasan harus bisa memenuhi semua kebutuhan yang ada pada fasilitas hiburan dan fasilitas penunjang lainnya.
2.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi site berdasarkan atas beberapa kriteria, seperti:
1. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel diatas.
2. Berdasarkan peraturan KKOP Bandara Kualanamu yang terletak pada ring 2. 3. Lokasi site berpotensi sebagai pengembangan Aerotropolis.
4. Aksesibilitas lokasi site yang berada di jalan arteri ke arah Kualanamu sehingga mudah dicapai dari arah bandara Kualanamu maupun dari Kota Medan
Beberapa pertimbangan dalam Taman Hiburan Nusantara di Kualanamu:
1. Taman Hiburan Nusantara di Kualanamu yang berdasarkan konsep Aerotropolis maka penempatan lokasi kawasan harus berada dekat dengan bandara dimana terdapat peraturan jarak tempuh Bandara ke Kawasan Aerotropolis yaitu 2,5 mil, 5 mil, dan 10 mil. Lokasi Area Wisata dan Pusat Oleh-Oleh Kerajinan Tangan berada pada radius 2,5 mil (4 Km).
2. Pertimbangan lokasi site adalah pencapaian yang dekat dengan Bandara Kualanamu Taman Hiburan Nusantara bisa menjadi fasilitas pendukung dari aktivitas Bandara Kualanamu yaitu Taman Hiburan Nusantara yang datang bisa berekreasi.
2.3.2. Alternatif Pemilihan Lokasi
Alternatif 1
Perkotaan di Kubupaten Deli Serdang, kawasan ini merupakan kawasan Pedangangan jasa dan Kawasan wisata aktif. Lokasi site ini sangat cocok untuk Taman Hiburan Nusantara dikarenakan aksesbilitas yang baik dari Bandara Kualanamu.
Kasus Proyek : Taman Hiburan Nusantara di Kualanamu
Status Proyek : Fiktif
Lokasi Proyek : Jln. Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang
o Batas Utara : Pabrik batu o Batas Timur : Crew Hotel
o Batas Selatan : Pondok Pesantren o Batas Barat : Sawah
Luas Lahan : 18 Ha (180.000 m2) Kontur : Datar
KDB : 60% KLB : 4 (max. 8) Ketinggian menurut KKOP : Maksimum 45 m
GSB : Jln. Bandara Kualanamu : 9 m Potensi Lahan: - Lokasi Site dekat dengan bandara
- Aksesbilitas yang baik karena dekat dengan jalan besar - Memiliki jalur service di samping site
- Berada pada kawasan komersil dan wisata - Transportasi lancar dan baik
Alternatif 2
Lokasi ini berada pada Kecamatan Tanjung Morawa di jalan Batang Kuis, site berada di daerah kawasan perumahan, perkantoran, dan juga komersil. Pada Rencana Sistem Perkotaan di Kubupaten Deli Serdang kawasan ini merupakan kawasan perdagangan dan jasa lokal, industri, dan perumahan dan permukiman.
Kasus Proyek : Taman Hiburan Nusantara di Kualanamu
Status Proyek : Fiktif
Lokasi Proyek : Jln. Batang Kuis, Kecamatan Tanjung morawa, Kabupaten Deli Serdang
o Batas Utara : Perumahan o Batas Timur : Kantor PTPN o Batas Selatan : Area komersil o Batas Barat : Perumahan TNI
Luas Lahan : 18 Ha (180.000 m2) Kontur : Datar
KDB : 60% KLB : 4 (max. 8) Ketinggian menurut KKOP : Maksimum 45 m GSB : Jln. Batang Kuis : 9 m
Potensi Lahan: - Lokasi site berada dekat dengan jalan tol - Lokasi site berada di lahan hook
- Dekat dengan perumahan penduduk
2.4 Tinjauan Fungsi
2.4.1 Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan
1. Pelaku kegiatan :
Pelaku kegiatan dalam Taman Hiburan ini terdiri dari beberapa kelompok antara lain : pengunjung, pengelola dan service.
Pengunjung Taman Hiburan tersebut dapat dibedakan berdasarkan motivasi atau tujuan dari kunjungannya, yaitu (Ulinata,2010) :
a) Pengunjung yang datang dengan motivasi tertentu dan dengan rencana kunjungan sebelumnya antara lain terdiri dari : mahasiswa, pelajar, pecinta alam.
b) Pengunjung yang datang tanpa motivasi dan tanpa rencana kunjungan sebelumnya, biasanya adalah masyarakat umum yang awam dan datang berkunjung untuk sekedar mencari hiburan dan tempat rekreasi.
Kelompok pelaku kegiatan tersebut dapat dibedakan lagi yaitu :
a) Kelompok Anak-anak ( biasanya datang dalam bentuk rombongan ), usia 5 – 13 tahun
b) Kelompok Remaja, usia 14 – 24 tahun
c) Kelompok Dewasa, usia 25 – 45 tahun
d) Kelompok Lanjut usia, 55 tahun ke atas.
Ditinjau dari segi kuantitas pengunjung yang datang terdiri dari :
a) Pengunjung yang datang secara individu (dengan menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi).
c) Pengunjung yang datang dengan kapasitas besar antara 50-300 orang (dengan menggunakan bus wisata).
Ruang lingkup yang direncanakan adalah sebagai berikut : • Segi fungsi : lebih bersifat hiburan
• Segi kegiatan : permainan, bersuka, dan bersantai • Aktifitas : bersantai dan bermain
2. Kegiatan yang ada
Kegiatan-kegiatan yang ada dalam sebuah theme park umumnya dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok fungsi atau kegiatan yang berkenaan langsung dengan jenis ruang-ruang yang dibutuhkan, yaitu :
a) Kegiatan utama
Kegiatan ini menjalankan fungsi utama dari sebuah Taman Hiburan Nasional di Kualanamu melalui sarana hiburan yaitu permainan petualangan yang disesuaikan dengan tingkatan usia pengunjung dan dibagi berdasarkan zona. Seperti :
c) Kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan
Kegiatan ini berhubungan langsung dengan penyelenggaraan kegiatan theme park. Untuk menjalankan fungsi kegiatan tersebut diperlukan ruangruang sebagai berikut:
- Ruang-ruang pengelola (administrasi) - Ruang-ruang pemeliharaan
- Ruang-ruang servis, seperti ruang loading, gudang dan lain-lain. 3. Materi penyajian
Ruang pameran dan peragaan pada galeri akan disesuaikan dengan jenis pameran dan peragaan yang ada, seperti :
a) Pameran berkala, bersifat sementara dimana obyeknya disesuaikan dengan tema yang diangkat
b) Pameran ruang luar, diadakan di ruang terbuka, umumnya untuk bendabenda yang berukuran besar dan/atau relatif tahan cuaca. Sifat penyajian dari benda-benda koleksi pada ruang pameran dan peragan adalah :
c) Pasif, berupa display-display yang berisi benda-benda koleksi, gambargambar, foto-foto, dan replika-replika dengan keterangan secara ringkas dan umum. d) Interaktif, berupa objek dan replika-replika yang dapat disentuh, dirasakan dan
dipegang.
2.4.2 Deskripsi Perilaku
1. Alur Kegiatan Pengelola
2. Alur Kegiatan Karyawan
Diagram 2.2 Alur Kegiatan Karyawan
3. Alur Kegiatan Pengunjung
Diagram 2.3 Alur Kegiatan Pengunjung
2.4.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang
Kebutuhan ruang yang ada timbul dari aktivitas yang berlangsung di dalam bangunan. Dan aktivitas yang dilakukan dikelompokkan berdasarkan fungsi yang tersedia. Fungsi yang terdapat pada bangunan ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu fasilitas utama dan pendukung. Fasilitas utama melayani fungsi utama yang direncanakan akan diakomodasi oleh manajemen Taman Hiburan ini sedangkan fasilitas pendukungnya melayani fungsi utama dan fungsi lain yang diperhitungkan akan mampu menyokong keberhasilan fungsi utama. Data kebutuhan dan besaran ruang diambil dari studi literatur.
a) Kegiatan utama
b) Kegiatan Pendukung
Kegiatan pendukung adalah kegiatan yang dapat mendukung dari bangunan Taman Hiburan Nasional tersebut, seperti Foodcourt, Coffee Shop, ATM center, Merchandise Shop, Mushalla, Studio Foto, Money Changer.
c) Kegiatan Servis
Kegiatan ini berhubungan langsung dengan pelayanan bangunan kepada pengunjung. Pelayanan yang tersedia seperti parkir kendaraan (baik bus, roda empat dan roda dua), kemudian toilet umum, loading dock, air bersih, kebakaran dan elektrikal.
2.4.4 Persyaratan dan Kriteria Ruang
a) Standar ruang gerak menurut Yoshinobu Ashihara dalam buku “Eksterior Design
in Architecture” , dapat dibedakan menjadi dua :
- Ruang gerak di dalam ruangan
Jarak minimal antara dua orang untuk melihat jelas adalah sama dengan tinggi badannya, demikian juga berlaku untuk anak-anak. Jarak tersebut diwujudkan dalam radius ruang yang berbentuk lingkaran.
Tabel.2.4 Hubungan Usia dan Ruang Gerak Anak
Usia Tinggi Ruang Gerak (luas
- Ruang gerak di luar ruangan
Jarak terjauh untuk orang agar masih bisa berkomunikasi/bersosialisasi dengan baik adalah 4-7 kaki.
b) Standar Ruang Alat Peraga
Alat peraga dibutuhkan pada wahana permainan Rumah Pohon dan pameran temporer pada bangunan penerima.
- Standar modul panil
• Jumlah panil dalam satu peraga maksimal 2 lembar untuk 1 modul
• Lebar panil minimal = 0,6 m″
• Jarak normal melihat panil antara 90 – 120 cm
• Luas ruang gerak yang diperlukan minimal = (0,9 x 1,2) x 1,2 m″ = 1 – 1,44 m″ (dilihat jelas maksimal 3 orang)
- Standar modul simulasi komputer
Penggunaan komputer secara perorangan dengan diamati oleh maksimal 3 orang selama 5 menit, luas minimal ruang ± 2 m″
- Standar modul berskala besar
Modul maket/model yang berskala besar diasumsikan dengan standar tinggi maksimal 5 meter untuk diletakkan di dalam ruangan (berskala 1 : 20)
c) Persyaratan Teknis Infrastruktur
Menurut Architecture and Exhibition Design, ASTC Newsletter, May/June 1997, dalam merencanakan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
• Beban lantai difokuskan pada lantai dasar, dengan standar 500 kg/ m″
• Ketinggian langit-langit (tinggi bersih) antara 3,60 samapai 4,50 m
• Menggantung alat peraga pada langit-langit dengan sitem Unistrut untuk beban berat.
• Sirkulasi antar benda peraga minimal berdimensi 3 x 3 m″
• Untuk keperluan daya listrik sekitar 5-10 watt/ kaki dengan pendistribusian melalui outlet/keluaran di lantai atau langit-langit dengan pola grid.
2.4.5 Studi Banding Proyek Sejenis a) Dunia Fantasi
Dunia Fantasi merupakan tempat hiburan terbesar di Jakarta yang menarik. Dunia Fantasi yang biasa disingkat Dufan yang terletak di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, menjadi tempat tujuan rekreasi bagi warga Jakarta maupun luar kota Jakarta, baik untuk keluarga atau kaum muda. Walaupun tempat ini sudah tidak asing bagi warga Jakarta, tetapi ada banyak hal yang membuat pengunjung tidak bosan untuk mengunjunginya lagi. Hal ini Universitas Sumatera Utara tidak mengherankan, karena tempat wisata yang berlogo primata bekantan ini memiliki keunggulan untuk menarik pengunjung.
Selain atraksi permainan, kawasan ini juga memiliki sejumlah restoran dan toko-toko suvenir. Luas Dunia Fantasi mencapai 9,5 hektare dari rencana pembangunan 552 hektare kawasan hiburan terpadu Taman Impian Jaya Ancol.(Wikipedia)
Kawasan Jakarta : Turangga Rangga
Kawasan Kalila : Kalila Adventure (Wahana baru dunia fantasi),Ubangga,Safari Game Kawasan Indonesia: Alap-Alap, Tornado
Kawasan Eropa: Beng Beng, Kicir Kicir, Hysteria, Panggung Maksima
Kawasan Fantasi Hikayat: Burung Tempur, Perang Bintang,Hikayat Game, Rajawali
Kawasan Fantasi Yunani: Halilintar, Ombang Ambing, Ontang Anting, Pontang Pontang, Arung Jeram, Teater Simulator, Historical Dunia Fantasi, Pentas Prestasi.
Kawasan Amerika: Lorong Sesat, Niagara, Poci Poci, Rango Rango, Tembak Jitu, Istana Boneka
Gambar 2.5. Denah Permainan di Dufan, Ancol (Google)
b) Genting Theme Park
Genting Theme Park berlokasi persis dibawah dan didalam First World Hotel, yang berada 2000 meter diatas permukaan laut. Lokasi Genting sendiri lumayan jauh dari Kuala Lumpur. Tersedia bus khusus ke Genting dari beberapa terminal di Kuala Lumpur, yaitu Puduraya, KL Sentral, Terminal Putra, Pasarakyat. Di setiap loket terminal tersebut juga biasanya menyediakan paket untuk bermain ke Genting Theme Park selama 1 hari sudah termasuk tiket pulang pergi. Genting Theme Park itu seperti Dunia Fantasi di Ancol. Bedanya permainan didalam Genting Theme Park lebih banyak dan terdiri dari Outdoor dan Indoor. Permainan indoor lebih banyak untuk anak-anak, sedangkan arena permainan outdoor lebih ditujukan untuk orang (Wikipedia).
- Indoor Park