• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN

B. Analisa Tematik Hasil Penelitian

Gambaran karakteristik informan penelitian meliputi usia, pengalaman praktek. Informan penelitian terdiri dari lima orang mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berusia rata rata 20 tahun dan memiliki pengalaman praktek terapi komplementer dan alternatif di Rumah Terapi Komplementer Alternatif di Tangerang selama

tiga minggu. Terapi komplementer dan alternatif di sini terfokus pada empat terapi yaitu terapi bekam, ruqyah, pijat bayi dan SEFT. Dan setiap informan penelitian diberi kode dari P1, P2, P3, P4, dan P5.

2. Pengalaman mahasiswa PSIK mengenai penerapan terapi komplementer dan alternatif

Dari hasil analisis tematik pada terapi bekam, didapatkan tujuh tema, tema-tema tersebut meliputi: (1) pemahaman mahasiswa masih kurang mengenai cara melakukan terapi komplementer dan alternatif (2) prinsip sterilisasi kurang diterapkan pada terapi bekam (3) terapi komplementer dan alternatif memberikan manfaat bagi pasien (4) terapi komplementer alternatif belum digunakan sebagai pengganti terapi medis (5) terapi ruqyah dan SEFT belum digunakan bersamaan dengan terapi medis (6) terapi bekam dan pijat bayi digunakan bersamaan dengan terapi medis (7) penggabungan terapi bekam dengan terapi medis memberikan hasil yang lebih efektif bagi kesehatan pasien.

Berdasarkan tujuh tema yang teridentifikasi dari hasil wawancara, berikut ini uraian dari dari masing-masing tema, yang meliputi :

a. Pemahaman mahasiswa masih kurang mengenai cara melakukan terapi komplementer dan alternatif

Penerapan terapi komplementer dan alternatif meliputi terapi bekam, ruqyah, pijat bayi dan SEFT. Temuan yang didapat dari hasil wawancara yang dilakukan pada informan penelitian yaitu sebagian

besar informan masih belum mampu menyebutkan cara melakukan terapi bekam, ruqyah, pijat bayi dan SEFT secara lengkap dan berurutan. Dapat dilihat pada tiap pernyataan informan terdapat banyak kesamaan antara pernyataan informan satu dengan yang lainnya. Akan tetapi, masih terdapat sedikit perbedaan dari tiap tiap pernyataan tersebut. Dan mereka juga menyatakan bahwa terapi yang sudah dipraktekkan yaitu ruqyah, pijat bayi, dan SEFT sudah sesuai dengan teori. Pada tema ini dibagi menjadi empat sub tema, yaitu sebagai berikut:

1) Cara melakukan terapi bekam

Lima informan belum menyebutkan cara melakukan terapi bekam secara lengkap dan benar. Berikut pernyataan informan:

“Caranya yang pertama itu dibersihin dulu badan pasien dengan

alkohol, abis dibersihin, 1baru di-cup, abis di-cup, di tusuk- tusukin baru diambil lagi darahnya, selang beberapa menit, dibuka, trus setelah dibuka baru dibersihin lagi pakek alkohol2”

(P1)

“Dibuka bajunya terus dipijit terlebih dahulu pake kom nya, baru

dikasih alkohol dulu, trus minyak, dipijit terlebih dahulu, trus dibekam, baru dibersihin belakangnya, udah dibersihin, trus dilap lagi.3” (P2)

“Pasiennya kita balur kaya minyak, abis itu dibekam kering dulu, di titik-titik tertentu4, nanti di kop nya ditaruh situ, …”(P3)

“Sebelumnya dipijit dulu5

, setelah dipijit, kemudian pijitnya pake minyak, terus kita tusuk tusuk pake alat jarum itu, udah itu di kop-

1

Tidak menyebutkan untuk memeriksa tekanan darah, pemijatan terlebih dahulu sebelum

dilakukan cupping

2

Daerah yang telah dilakukan bekam seharusnya di-swab dan diberi minyak zaitun

3

Tidak memberikan detail cara melakukan bekam basah atau bekam kering dan tidak memberi detail cara membersihkan area yang telah dibekam

4

Tidak menyebutkan untuk memeriksa tekana darah, melakukan pijat sebelum di-cup dan

tidak menyebutkan untuk menggunakan alkohol

5

in, pasang kopnya, itu kalo bekam yang basah ya, kalo misalnya bekam kering itu kan cuman pake udara dan digeser geser6, udah itu di copot, dibersihin7” (P4)

2) Cara melakukan terapi ruqyah

Empat dari lima informan menyatakan bahwa cara melakukan terapi ruqyah yaitu hanya dengan membacakan ayat-ayat Al

Qur’an. Berikut pernyataan informan:

“Terapi ruqyah itu prakteknya, lebih ke menfokuskan pasien

dengan bacaan bacaan tertentu, misalkan ada ustadz atau ustadzah tertentu membacakan ayat-ayat, kemudian pasiennya itu

fokus terhadap ayat ayat tersebut, lebih ke ayat ayat Qur’an yang

dibacakan ke pasien.8” (P3)

Satu informan lain menyatakan bahwa teknik terapi ruqyah yaitu dengan membacakan doa doa. Berikut pernyataan informan:

“Untuk tekniknya itu sendiri yang saya tau, saat pasien itu datang, ke terapi ruqyah, biasanya penterapinya itu udah menyiapkan

beberapa doa doa yang memang bisa menenangkan hati.” (P5) Empat informan menyatakan bahwa terapi ruqyah sesuai dengan teori. Berikut pernyataan informan:

Untuk praktek lapangan kayaknya udah sesuai sama yang

biasanya , udah sesuai sama teori” (P1) Satu informan lainnya menyatakan bahwa :

“Ditambahkan kalau misalnya cewek (pasien) kalau bisa cewek yang ngeruqyah”(P2)

cupping

6

Penjelasan partisipan adalah cara melakukan bekam seluncur bukan bekam kering Tidak menjelaskan detail cara membersihkan setelah bekam basah

8

Semua informan tidak menyebutkan persiapan tempat, persiapan jasmani, dan persiapan

3) Cara melakukan terapi pijat bayi

Ke lima informan masih belum memahami cara melakukan terapi pijat bayi yang sesuai dengan teori. Mahasiswa belum menyebutkan cara melakukan terapi pijat bayi secara lengkap dan masih terdapat beberapa hal yang belum sesuai dengan teori. Akan tetapi, di sini mahasiswa berpendapat bahwa terapi ini sudah sesuai dengan teori. Berikut pernyataan informan:

“Sebenarnya ada, beberapa teknik ya ada pijatan india. Kaya ada,

pijatan yang berbentuk kupu-kupu.Pokoknya dari kepala sampe ke kaki itu ada teknik-tekniknya tersendiri.9”(P1)

“Pokoknya siapin alat-alatnya, dipijat dengan baby oil, trus yang penting kita tu harus mulai dari kaki, abis kaki, kakinya itu yang pokoknya kaya memerah susu, terus pokoknya di pergelangan kakinya, kaya titik titik, yang telapak kaki ni.10 Abis itu baru di tangan, tangan juga hampir sama dari ininya. Aku lupa urutannya, yang pasti tu kaki, tangan, muka sama perut, kalau muka itu di alisnya, trus ini pipinya, trus jangan lupa ada reflek di sekitar mulutnya, terus pokoknya ke perut11, pijitnya yang I love u trus sama bulan bintang,12 abis itu punggung,13 yang penting kalau dipijat itu jangan ditekan banget maksudnya, jangan ditekan

terlalu mendalam.” (P2)

“Pertama siapin alat-alatnya dulu, kaya minyak, dimulai dari telapak kaki, trus kemudian di jari jari kaki dipijat, dari pangkal ke ujung jari kaki, abis itu baru ke bagian betis dan pahanya dari atas ke bawah14, itu dilakukan menerus di yang kanan dan yang kiri, kemudian di bagian tangan stepnya sama yang kaya di kaki, kemudian di bagian perut, di bagian perut itu ada namanya bulan dan matahari, kemudian ada bentuk I love you,15 kemudian bagian

9

Tidak menyebutkan detail teknik melakukan terapi pijat bayi

10

Tidak menyebutkan teknik pijat pada telapak kaki

11

Tidak ada dalam teori pijat bayi

12

Teknik pijat bulan bintang tidak ada dalam teori dan tidak menyebutkan teknik pijat water

wheel

13

Tidak menyebutkan teknik pijat di bagian punggung

14

Teknik pijat bagian kaki dan tangan yang terdapat pada teori yaitu dengan gaya seperti memerah

15

dada, untuk di bagian dada itu ada yang bentuk kupu kupu, …”

(P3)

“dikasih minyak trus dipijit sesuai dengan langkah langkah yang

udah ada, pokoknya kepala tangan, trus badan, kaki, trus bagian depan dulu, abis tu bagian belakang,16 kayak memerah susu lah ya, tu tangan trus abis itu, aku lupa lupa namanya, kalo di bagian perut bulan matahari.17” (P4)

“Untuk pijat bayi itu sendiri, dimulai dengan muka, tangan, dada, bagian perut, bagian kaki dan bagian punggung.18untuk di bagian kepala kita tidak boleh , nggak mesti kepala, semuanya , tidak boleh menekan terlalu erat terhadap si bayi. Sebenernya prinsipnya itu aja, untuk tehniknya hampir sama seperti pijat

orang biasa seperti itu.” (P5)

Empat informan menyatakan bahwa terapi pijat bayi sudah sesuai dengan teori. Berikut pernyataan informan:

Menurut saya sudah sesuai praktek dengan ruqyahnya (teori)

itu” (P2)

Satu informan lainnya menyatakan bahwa :

“Untuk trust ke anaknya, kadang anak kecil nggak mau dipijat jangan dipaksa biarkan tenang dulu”(P1)

4) Cara melakukan terapi SEFT

Pemahaman mahasiswa mengenai penerapan terapi SEFT masih kurang. Dapat dilihat dari pernyataan informan yang belum menyebutkan secara lengkap mengenai cara melakukan terapi SEFT dan masih terdapat beberapa hal yang belum sesuai dengan teori. Akan tetapi, mahasiswa sendiri berpendapat bahwa terapi ini sudah sesuai dengan teori. Berikut pernyataan informan:

16

Tidak menyebutkan teknik pijat bayi secara detail

17

Tidak menyebutkan teknik pijat water wheel dan sun and moon

18

“Kalo dari pengalaman kemaren itu untuk terapi SEFT caranya

ditekan dipijet-pijet dititik-titik tertentu, kaya ada di kepala,19 di dahi, di dagu.Aku lupa, pokoknya kepala, dahi, sama dagu itu di titik-titik sambil menyebut kata-kata yang positif.”(P1)

“Tekniknya itu cuma dua yang aku tau, tekniknya itu yang

mengetuk, pokoknya bagian tubuh dengan jari-jari, trus yang penting juga berpikiran positif, caranya itu pokoknya yang paling pertama itu di kepala, sambil mengucapkan kalimat kalimat positif, tergantung yang kita maunya, abis kepala, dahi, trus kan di samping mata, trus abis itu di bawah mata, trus abis itu di bawah idung, trus abis itu di bawah dagu, terus di bawah sini, di leher, di sini di bawah ini, trus pokoknya di dada, tempat agak atas, yang paling sakit, itu yang paling lama, pake kata kata yang positif juga, misalnya kaya ikhlas ikhlas sabar, terus di bawah ketiak,20

udah gitu, sama ini pokoknya di tangan.” (P2)

“Kalo terapi SEFT itu pertama kita harus fokus terhadap salah satu masalah yang menurut kita paling berat dalam hidup kita, kemudian dikasih sugesti sugesti positif, kalo kemaren di tempat saya klinik, pertama itu bagian dada kalo nggak salah, bagian dada trus diputer-puter, ditekan kemudian sambil diucapkan kata kata positif, kata positifnya ikhlas ikhlas, kita ulang ulang, tekan lagi di bagian-bagian tertentu, misalkan di bagian ubun ubun, kemudian di atas alis, dekat alis, di ujung dan dipangkal nya, kemudian di bawah mata, di bawah hidung di bawah mulut,21 kemudian di ketiak,22 trus di siku, trus di bagian jari jari tangan,

baik kanan maupun kiri.” (P3)

“Tehniknya bagian yang diketuk itu dari kepala, abis kepala trus

bagian daerah mata, trus menuju ke bawah, trus ke pipi23, trus

19

Tidak menyebutkan tapping di daerah titik permulaan alis mata

di atas tulang di samping mata, 2 cm di bawah kelopak mata, tepat di bawah hidung

20

setelah tapping di bawah ketiak, seharusnya masih dilanjutkan dengan tapping pada 2.5 cm di bagian bawah putting susu (pria) atau di perbatasan antara tulang dada dan bagian bawah payudara (wanita), di bagian dalam tangan yang berbatasan dengan telapak tangan, di bagian luar tangan yang berbatasan dengan telapak tangan, serta pada jari-jari tangan

21

Setelah tapping di bawah mulut, seharusnya dilanjutkan dengan tapping di ujung tempat bertemunya tulang dada, collar bone dan tulang rusuk pertama

22

setelah tapping di bawah ketiak, seharusnya masih dilanjutkan dengan tapping pada 2.5

cm di bagian bawah putting susu (pria) atau di perbatasan antara tulang dada

danbagian bawah payudara (wanita), di bagian dalam tangan yang berbatasan dengan telapak tangan, di bagian luar tangan yang berbatasan dengan telapak tangan, serta pada jari-jari tangan

23

bawah idung, mulut, telinga, trus bagian di atas dada, belikat itu, trus ke tangan,24sambil kita berserah diri kepada Allah.”25 (P4)

“…Lalu kemudian ke bagian bawah leher, dua leher, lalu

kemudian bawah ketiak atau kalau wanita itu, payudara ke dua duanya (sambil mempraktekkan tapping di bagian bawah payudara) terus kemudian bagian pinggang, pinggang bawah.26” (P5)

Empat informan menyatakan bahwa terapi SEFT sesuai teori. Berikut pernyataan informan:

“Kayanya yang kemaren itu (waktu praktek) sama kaya yang udah dipelajari maksudnya titik titik nya juga sama, caranya juga

sama, penekananya juga, cara penekanannya juga udah sama”

(P1)

Satu informan lainnya menyatakan bahwa:

“Mungkin pas di prakteknya harus di tempat yang bener-bener

bisa konsentrasi” (P2)

b. Prinsip sterilisasi kurang diterapkan pada terapi bekam

Temuan dari hasil wawancara yaitu informan menyatakan bahwa prinsip sterilisasi pada terapi bekam kurang diterapkan pada terapi bekam. Berikut pernyataan informan:

“untuk teori yang perlu ditambahkan itu lebih ke teori tentang sterilisasi itu sendiri, sterilisasinya itu sterilisasi alat, itu belum

sesuai…” (P5)

24

Tidak menyebutkan secara detail tapping pada area tangan, tidak menyebutkan lanjutan

tapping ke daerah ketiak, pada 2.5 cm di bagian bawah putting susu (pria) atau di

perbatasan antara tulang dada danbagian bawah payudara (wanita)

25

Tidak menyebutkan detail tapping daerah mata

26

di atas tulang di samping mata, tepat di bawah hidung, diantara dagu dan bagian bawah bibir, di ujung tempat bertemunya tulang dada, collar bone dan tulang rusuk pertama, dan bagian bawah payudara (wanita), bagian dalam tangan yang berbatasan dengan telapak tangan, bagian luar tangan yang berbatasan dengan telapak tangan

Di bawah ini pernyataan detail dari tiap partisipan yang menyatakan bahwa prinsip sterilisasi kurang diterapkan pada terapi bekam. Berikut pernyataan informan:

“Pakek sarung tangannya sendiri harusnya kalau udah menyentuh

badan pasien nggak boleh nyentuh alat alat yang sudah

terkontaminasi lain” (P1)

“Sarung tangannya bukan sarung tangan steril.” (P5)

“Kemaren sterilisasi kan masih ditaruh di lemari yang enggak ada sterilisasinya walaupun alat bekam nya udah di sterilisasi tapi untuk

penyimpanannya tetep di lemari yang tanpa ada sterilisasi.”(P2)

“Ketika ingin digunakan alat steril itu terkadang tidak sesuai,

misalkan alat memang sudah disterilkan dan bagian yang terkena cairan sudah steril, namun pekerja (terapis) mengambil alat tersebut dengan tangan, dan memasukkan tangan ke daerah yang akan terkena

cairan tubuh, itu kan alatnya menjadi tidak steril.” (P3)

“Kalo kop udah bekas darah harusnya nggak dipake tapi kebanyakan

masih pada dipake.” (P5)

c. Terapi komplementer dan alternatif memberikan manfaat bagi pasien Berdasarkan hasil wawancara, terapi komplementer alternatif memberi efek yang baik bagi pasien. Keefektifan dari terapi komplemeter dan alternatif ini dibagi menjadi empat subtema, yaitu:

1. Terapi bekam memberikan manfaat bagi pasien

Lima informan menyatakan bahwa terapi bekam memberikan manfaat bagi fisik pasien, contohnya sebagaimana pernyataan informan berikut:

“Katanya kalau abis dibekam yang tadinya badannya pegel-pegel jadi nggak pegel-pegel.” (P1)

“Kadar gula darahnya tinggi, trus kolesterolnya juga agak tinggi

tapi tidak mencapai batas yang ditentukan, dia pas di tes ulang lagi malah kadar glukosa sama kolesterolnya menurun” (P2)

“Tekanan darahnya tinggi, setelah dibekam baru tekanan darahnyalebih berkurang” (P3)

“Emosinya lebih stabil” (P4)

“Setelah dia terapi bekam, dia sudah bisa jalan meskipun agak tergopoh gopoh (pasien stroke)” (P5)

2. Terapi ruqyah memberikan manfaat bagi pasien

Terapi ruqyah memberi efek yang baik bagi pasien, didukung oleh pernyataan informan:

“Pasien sendiri bilangnya lebih enakan, lebih enteng, yang awalnya ngerasa ada beban…”(P2)

“Ruqyah itu fungsinya, kalo secara fisik tidak terlalu terliat, tapi

memang lebih ke psikososialnya lebih bisa menentramkan hati

pasiennya…”(P3)

“Manfaatnya jadi tidak tertutup dan lebih bisa legowo menerima situasi yang sedang terjadi terhadap dirinya.” (P5)

“Sebelum di ruqyah itu suka sakit perut, tapi setelah diruqyah

katanya intensitas dari sakitnya itu berkurang, terus pasiennya juga sering pusing sebelum di terapi ruqyah, setiap bangun tidur itu.Tapi setelah ruqyah, intensitas pusingnya juga

berkurang.”(P1)

“Kalau ada yang dinganggu oleh jin trus setelah diruqyah jin itu

keluar dan lebih sehat orang tiu” (P4)

3. Terapi pijat bayi memberikan manfaat bagi pasien

Kelima informan menyatakan bahwa terapi pijat bayi memberikan manfaat bagi fisik pasien, contohnya terdapat pada pernyataan informan sebagai berikut:

“Awalnya susah makan jadi makannya lahap” (P4)

“otot ototnya sebelum dipijat itu misalnya lebih keras, maksudnya kaku, stelah dipijet jadi lebih rileks gitu otot ototnya” (P3)

“Waktu itu pernah ada gangguan pencernaan kayanya diare, abis di pijat bayi, dua hari setelahnya, dia udah nggak ada (diare)

lagi” (P3)

4. Terapi SEFT memberikan manfaat bagi pasien

Dari data hasil wawancara, didapati bahwa terapi SEFT memberi efek yang baik bagi pasien.Seperti emosi menjadi lebih stabil, menjadi lebih tenang menghadapi masalah, dan menjadi lebih ikhlas terhadap sesuatu. Berikut pernyataan informan:

“Manfaatnya lebih ke emosi, emosinya lebih stabil trus lebih bisa menerima atau mengikhlaskan.”(P1)

“Yang awalnya dia ngerasa bebannya tinggi, maksudnya kaya

tingkat stress, jadi lebih enakan, harus apa nih, harus banyak doa,

banyak pikir positif.” (P2)

“Manfaatnya lebih ke me-release masalah tersebut, jadi dengan

cara mengikhlaskan.” (P3)

“Diri kita lebih tenang, nggak gelisah, kalo mikirin ada masalah

gitu.”(P4)

“Yang pertama, kita bisa mengubah mindset kita sendiri terhadap

SEFT, untuk melihat sudut pandang terhadap sesuatu dari segala arah.Yang kedua kita lebih bisa menerima berbagai kondisi.Yang ketiga kita bisa melepaskan beban pikiran kita yang slama ini ada dalam pikiran kita.Terus yang terakhir, lebih menenangkan.Ada penurunan tekanan darah, tinggi (tekanan darah sebelum SEFT),

dan turun (tekanan darah setelah SEFT).”(P5)

d. Terapi komplementer alternatif belum digunakan sebagai pengganti terapi medis

Berdasarkan hasil data wawancara, didapati bahwa terapi komplementer dan alernatif belum digunakan sebagai pengganti terapi. Tema ini dibagi menjadi empat subtema, yaitu:

1. Terapi bekam belum digunakan sebagai pengganti terapi medis

Tiga informan menyatakan belum menemukan pasien yang berpindah dari terapi medis kepada terapi bekam. Berikut pernyataan informan:

“Belum ada, karna emang yang saya dapatkan pasien-pasien di sana lebih ke menjaga kesehatan tubuhnya bukan dia sudah

berpenyakit kemudian beralih ke bekam.” (P3)

Sedangkan dua informan lain menyatakan ada yang bepindah dari terapi medis ke terapi bekam. Berikut pernyataan informan:

“Waktu itu ada jadi dokter nyaranin nggak usah terapi medis lagi, malah ke tradisional aja misalnya kaya bekam” (P2)

“Ada contohnya dia ngobatin ke medis tapi nggak sembuh sembuh terus ke bekam” (P4)

2. Terapi ruqyah belum digunakan sebagai pengganti terapi medis

Lima informan menyatakan belum menemukan pasien yang berpindah dari terapi medis kepada terapi ruqyah. Berikut pernyataan informan:

“Dari pengalaman belom ada, belom pernah melihat atau mendengar yang tadinya terapi medis ke terapi ruqyah” (P1)

3. Terapi pijat bayi belum digunakan sebagai pengganti terapi medis

Tiga informan menyatakan bahwa belum menemukan terapi pijat bayi yang digunakan sebagai pengganti terapi medis. Berikut pernyataan informan:

“Saya belum menemukan yang dari medis, sakit trus ke pijat bayi”

Sedangkan satu informan lainnya menyatakan bahwa ada yang menggunakan terapi pijat bayi sebagai pengganti terapi medis. Berikut pernyataan informan:

“Jadi misalnya kalau udah medisnya nggak ada dapet ya ke tradisional di terapi pijat malah lebih baikan gitu (pijat bayi)”

(P2)

4. Terapi SEFT belum digunakan sebagai pengganti terapi medis

Lima informan menyatakan belum menemukan pasien yang berpindah dari terapi medis kepada terapi SEFT. Berikut pernyataan informan:

“Belum nemuin kalo dari medis ke terapi SEFT” (P1)

e. Terapi ruqyah dan terapi SEFT belum digunakan bersamaan dengan terapi medis

Dari ke empat terapi, sebagian besar informan menyatakan bahwa belum ada pasien yang menggunakan terapi ruqyah dan SEFT bersamaan dengan terapi medis. Dan sebagian kecil informan yang menyatakan bahwa belum ada pasien yang menggunakan terapi bekam dan pijat bayi bersamaan dengan terapi medis.

Lima informan menyatakan bahwa belum menemukan pasien yang menggabungkan terapi ruqyah dan terapi medis. Berikut pernyataan informan:

“Kalau untuk menggabungkannya saya belum menemukan antara

Tiga informan menyatakan bahwa belum menemukan pasien yang menggabungkan terapi SEFT dan terapi medis. Berikut pernyataan informan:

“Kalo yang menggabungkan juga belom tau” (P1)

Dua informan lainnya menyatakan bahwa ada yang menggabungkan terapi SEFT dan terapi medis. Dan hasilnya efektif bagi pasien tersebut. Berikut pernyataan informan:

“Iya tapi memang bukan mengobati penyakit fisiknya tetapi memang

karna penyakit fisiknya akan akan menimbulkan psikologisnya juga

ikut bermasalah, dia mengobati nya di SEFT” (P3)

“Merasa lebih ikhlas terhadap penyakitnya saat itu” (P3)

“Menggabungkan iya, hipertensi, nyeri kepala hebat biasanya,

kebanyakan ini hanya sebagai tambahan, dari medis dapet obat yang langsung menyembuhkan, belum selesai, sisanya pengobatan

Dokumen terkait