• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Terapi Bekam, SEFT, Pijat Bayi, dan Ruqyah

2. Ruqyah

a. Definisi Ruqyah

Terapi ruqyah adalah teknik pengobatan dan penyembuhan suatu penyakit baik mental, spiritual, moral, maupun fisik dengan menggunakan bacaan ayat-ayat Al Qur’an dan as-Sunnah Nabi SAW

yaitu do’a-doa Rasulullah SAW (Akhmad, 2006).

Menurut Ibnu Qayyim, ruqyah adalah pengobatan dengan cara membaca Al-Qur’an dan do’a-do’a ma’tsurat (yang diambil dari Al-

Qur’an dan hadits). Dikatakan bahwa membaca Al-Qur’an dan do’a-

do’a ma’tsurat itu merupakan sesuatu yang paling utama bagi

manusia untuk mencegah sihir dan menolak pengaruh jelek sihir (Azhim, 2006).

b. Cara Melakukan Ruqyah

Sebelum melakukan ruqyah, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu kondisi tempat, jasmani dan ruhani pasien dan terapis sendiri.

1) Persiapan tempat

a) Tempat bersih, sejuk dan tenang. Agar bacaan Al Qur’an yang didengar meresap kedalam hati pasien. Jika dirumah, matikan TV dan semua suara musik dan kebisingan lain.

b) Membersihkan tempat dari semua benda keramat, jimat-jimat penangkal sihir, patung dan lukisan-lukisan bernyawa termasuk foto.

c) Bacakan ayat Kursi untuk membentengi lokasi dan mohon perlindungan kepada Allah, juga memberi pewangi ruangan. 2) Persiapan jasmani

a) Siapkan jiwa pasien; bimbing jiwanya agar kuat dengan melepaskan semua bentuk dendam dan kekecewaan dimasalalunya.

b) Anjurkan untuk berwudhu agar jasmani dan ruhaninya rileks. c) Perintahkan untuk membebaskan diri dan rumah dari benda

keramat dan jimat-jimat penangkal dan kembali kepada Allah. d) Ajak pasien bertaubat, dengan beristighfar atau mengajaknya

shalat taubat.

e) Bimbing pasien untu berdo’a memohon perlindungan dan kekuatan kepada Allah.

f) Arahkan pasien untuk rileks dan menyimak dengan khusyuk ayat-ayat ruqyah yang akan dibacakan.

g) Jika pasien wanita tidak dianjurkn untuk mengobatinya kecuali disertai salah seorang muhrimnya

3) Persiapan bagi peruqyah a) Berwudhu

b) Jika masalahnya berat, lakukan sholat mutlak 4 rakaat untuk memohon pertolongan Allah

c) Baca doa-doa pembentengan diri dan bentengi lokasi (dengan ayat kursi).

d) Mempersiapkan peralatan/sarana untuk meruqyah

e) Mengidentifikasi penyakit, membedakan sihir atau medis, dan menyimpulkan jenis terapi

Setelah persiapan, yang dilakukan selanjutnya adalah membacakan ayat-ayat ruqyah ditelinga pasien dengan tartil, hal ini berdasarkan contoh yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW dalam menangani pasien sihir.

Ayat-Ayat Ruqyah ini berdasarkan hadits dari Ubay bin Kaab ra, juga diriwayatkan dari Abdurahman bin Abu Laila yang diriwayatkan Ibn Majah dalam Sunannya (2/117) juga diriwayatkan Imam Hakim: Hadits itu menceritakan seorang Arab Badui yang datang kepada Rasulullah SAW dan menceritakan bahwa saudaranya sedang sakit dan saat itu Rasulullah SAWbertanya; “Apa penyakit saudaramu?”

Dia berkata; “Dia seperti orang gila (kesurupan)”. Dan beliau bersabda

lagi; “Jemputlah dia dan bawa kemari”. Dan bapa itupun

membawanya, kemudian Rasulullah SAW membacakan ayat-ayat berikut: Al Fatihah, empat ayat Awal Al Baqarah (1-4), Pertengahan Al Baqarah (163-164), Ayat Kursi (Al Baqarah 255), Tiga Ayat Akhir Al Baqarah (284-286), Al Imran 18, Al A’raaf 54-56, Al Mukminun

(116-118), Al Jin 3, As Shafaat 1-10, Al Hasyr 22-24, Al Ikhlas, Al Falaq dan An Nass.

Jika pasien mulai bereaksi, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah tetap tenang dan jangan takut, takutlah hanya kepada Allah agar semua mahluk-Nya takut kepada kita. Setelah selesai dibacakan ayat-ayat ruqyah. Jika pasien muntah hebat atau merasa lemas, terapis harus memeriksa keberadaan jin. Caranya adalah dengan melihat tanda-tandanya langsung dengan membacakan ayat- ayat tertentu, seperti membaca surat Hud ayat 56 sambil meletakkan tangan di atas ubun-ubun pasien.

Atau membaca surah al Baqarah 148 untuk memanggil kembali jin tersebut jika belum keluar atau hanya keluar dan masih berada di sekitar. Jika telah dibacakan berulang ulang namun tidak ada reaksi, maka ucapkan Alhamdulillah dan sarankan pasien untuk sujud syukur karena jin sudah keluar. Dan Allah yang lebih tahu hal ini. Setelah ikhtiar yang dilakukan, sebagai manusia hanya bisa bertawakal kepada-Nya.

Tugas terapis selanjutnya yaitu menjaga agar jin tidakmasuk lagi setelah ia keluar. Sebelum melakukan ini, terapis harus meyakinkan pasien mengenai apa yang ia rasakan. Jika pasien mengatakan kondisinya baik, segar, nyaman dan kondisi yang terlihat juga normal tanpa rasa sakit (kecuali bekas pijatan atau tekanan biasa di tubuh dan juga rasa sakit terasa lemah badan) maka insyaAllah tahap ini selesai.

Tugas selanjutnya adalah menasehati pasien. Akan tetapi, jika pasien masih merasa sedikit sakit atau terdapat kedutan di tempat- tempat tertentu, seperti di punggung, leher, kepala, kaki, atau sekitar pergelangan tangan dan kaki, maka ruqyah belum benar-banar belum tuntas. Karena biasanya getaran itu akan semakin kuat dan gangguan jin terjadi lagi. Hal yang harus terapis lakukan adalah menghilangkan bekas-bekas sihir itu, bisa dengan terpai al-Fatihah, ataupun menariknya dengan ayat penarik, memukul dengan ayat pemukul dengan tatacara di atas.

Daerah pergelangan tangan, telapak tangan dan kaki beserta pergelangannya. Biasanya setelah dilakukan ruqyah terdapat rasa panas/dingin/kesemutan/berat atau kedutan ringan di daerah tersebut. Jika hal ini terjadi, maka harus segera dibacakan surah al-Mukminun ayat 115 di tiupkan ke tangan dan tarik keluar/ujung kaki atau tangan

sambil membaca “La haula wa laa quwwata illa billahil „aliyyil

„azhim”. Lakukan dua atau tiga kali sampai sakit benar-benar hilang. (Akhmad, 2006).

c. Manfaat Ruqyah

1) Terapi ruqyah untuk penyakit fisik

Contoh ruqyah untuk pengobatan fisik yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, yaitu untuk menyembuhkan sengatan kalajengking. Sebagaimana dalam hadits berikut. “Diriwayatkan

oleh Ibnu Abi Syuaibah dalam Musnd-nya dari Hadits Abdullah

bin Mas’ud, ia menceritakan: Ketika Rasulullah SAW shalat, pada

saat beliau bersujud, tiba-tiba seekor kalajengking menyengat jari tangannya. Maka Rasulullah keluar dan berkata: Semoga Allah melaknat kalajengking. Kalajengking tidak membeda-bedakan antara seorang nabi dengan yang lainnya. Kemudian Rasulullah menyuruh diambilkan air dan garam, lalu bagian yang disengat kalajengking sambil membaca Qul huwallahu ahad dan

muawwidzatain sehingga rasa sakitnya reda.”

Selanjutnya diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya, dari Utsman bin Abil Ash diceritakan bahwa ia pernah datang menemui Rasulullah menceritakan sakit yang diseritanya di bagian tubuhnya semenjak ia masuk Islam. Maka Nabi SAW bersabda:

“Letakkanlah tanganmu di atas bagian tubuhmu yang sakit, lalu

ucapkan bismillah tiga kali, dan ucapkanlah doa berikut sebanyak

tujuh kali:“Aku berlindung dengan kemuliaan dan kekuasaan

Allah dari keburukan apa yang kudapati dan kukhawatirkan akan

terjadi.”

2) Terapi ruqyah untuk gangguan jiwa

Adapun terapi ruqyah untuk gangguan jiwa disebutkan di dalam beberapa hadis berikut: Di dalam Sunan Abu Dawud dengan sanad yang shahih melalui Kharijah Ibnush Shilt, dari pamannya yang menceritakan: Aku datang kepada Nabi saw. dan masuk

Islam, kemudian aku pulang. Aku bertemu dengan suatu kaum, di antara mereka terdapat seorang laki-laki gila dalam keadaan diikat dengan belenggu besi. Lalu keluarganya berkata, “Sesungguhnya kami mendapat berita bahwa temanmu itu (Nabi SAW)telah datang dengan membawa kebaikan, apakah engkau punya sesuatu

untuk mengobatinya?” Aku meruqyahnya dengan bacaan Fatihatul Kitab, ternyata ia sembuh, lalu mereka (keluarga si sakit) memberikan seratus ekor kambing. Aku datang kepada Nabi saw.

dan menceritakan hal itu kepadanya, lalu beliau bersabda, “Apakah hanya ini (yang engkau ucapkan)?” Menurut riwayat yang lain disebutkan, “Apakah engkau mengucapkan selain itu?” Aku menjawab, “Tidak.” Beliau saw. bersabda, “Ambillah ternak itu.

Demi umurku, sesungguhnya orang yang memakan dari hasil ruqyah batil (tidak boleh tetapi engkau memakan dari ruqyah yang benar. ”Selanjutnya disebutkan juga di dalam hadis riwayat Abu Dawud. Di dalam hadis tersebut Abu Dawud mengatakan bahwa dia mengetengahkannya melalui Kharijah, dari pamannya yang menceritakan: Kami kembali (pulang) dari sisi Nabi saw., lalu kami sampai pada suatu kabilah orang Badui. Mereka berkata,

“Apakah kalian memiliki obat penawar, karena sesungguhnya di

kalangan kami ada seorang yang gila dibelenggu dengan rantai.

”Lalu mereka mendatangkan orang gila tersebut dalam keadaan

selama tiga hari setiap pagi dan petang. Aku menghimpun ludahku, lalu kuludahkan kepadanya sehingga si gila tersebut seakan-akan baru lepas dari ikatannya (sembuh), lalu mereka

memberiku upah.Tetapi aku berkata, “Jangan.” Mereka berkata, “ Tanyakanlah dahulu kepada Nabi saw.” Aku bertanya kepada Nabi saw. dan beliau bersabda, “Makanlah demi umurku, barang siapa

yang memakan (dari hasil) ruqyah yang batil (hukumnya haram), sesungguhnya engkau makan dari ruqyah yang benar.”

3) Terapi ruqyah untuk gangguan jin

Terapi ruqyah yang dilakukan untuk gangguan jin sudah sering dilakukan oleh orang-orang. Dan terapi ruqyah ini efektif bagi orang yang mengalami gangguan jin.

(Ariyanto, 2007)

Dokumen terkait