• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Analisis Data

4.1.1 Analisis Afiksas

O‟Grady (1996:138) mengatakan penambahan sebuah afiks yang prosesnya

dikenal dengan afiksasi merupakan proses morfologis yang sering terjadi dalam sebuah bahasa. Proses afiksasi merupakan proses pembubuhan afiks pada bentuk dasar, baik dalam membentuk verba turunan, nomina turunan, maupun kategori turunan lainnya

(Chaer, 2003). Sedangkan afiks itu sendiri adalah morfem terikat yang dilekatkan pada morfem dasar atau akar (Fromkin dan Rodman, 1998:519). Pembahasan mengenai afiks dapat ditemukan dalam setiap buku linguistik umum dan morfologi.

Para ahli linguistik membagi afiks dalam jenis yang berbeda-beda. Katamba (1993:44) menyebutkan tiga jenis afiks, yaitu: prefiks, sufiks, dan infiks. Fromkin dan Rodman (1998:71-73) berpendapat bahwa ada empat jenis afiks, yaitu: prefiks, sufiks, infiks, dan sirkumfiks. Sedangkan Alwi dll. (1988:31) menyebutkan ada empat jenis afiks dalam bahasa Indonesia, yaitu: prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks. Khusus untuk penelitian ini, analisis afiks ini akan dibatasi pada prefiks, sufiks, dan konfiks.

Dalam menganalisis jenis afiks dari bahasa gaul remaja dalam Facebook ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Dalam hal ini, penulis mendeskripsikan jenis- jenis afiks yang ada dalam bahasa gaul tersebut.

4.1.1.1 Prefiks

Prefiks disebut juga awalan. Menurut Alwi dll. (1998) prefiks adalah afiks yang ditempatkan di bagian muka suatu kata dasar. Istilah ini berasal dari bahasa Latin praefixus yang berarti melekat (fixus, figere) sebelum sesuatu (prae).

Berdasarkan data yang diperoleh, penulis menemukan ada empat macam prefiks (t-, nge-, ng-, dan ny-) yang sering digunakan para remaja dalam Facebook. Di bawah ini penulis mengutip 9 data dari 22 data yang ada (untuk lengkapnya ada pada lampiran 1).

Tabel 4.1

Proses Morfologis Bahasa Remaja yang Berkaitan dengan Prefiks

Kata Dasar Bahasa

Baku

Bahasa Gaul Konteks Pola

Perubahan Prefiks (a1) buka (a2) senyum terbuka tersenyum tbuka tsenyum

…td tuh tas gw dah tbuka …dia mah tsenyum aja, ga komentar… ter-  t- (b1) rusak (b2) jauh (b3) bawa (b4) cat merusak menjauh membawa mengecat ngerusak ngejauh ngebawa ngecat

...tar disangkanya aq yg ngerusak hub mrk…

…ga ngerti, tbtb cowonya ngejauh

…bsk km mau ngebawa apa aja? cape uyy, seharian aq ngecat kamar… meN-  nge- (c1) ambil (c2) injak mengambil menginjak ngambil nginjak

aq ngambil tiketnya dimana? …sumpah, gw ga sengaja nginjak kakinya…

meN-  ng-

(d1) sapu menyapu nyapu …dia mah cm bs nyapu doang meN-  ny-

Data prefiks pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa terdapat 4 macam prefiks yang sering digunakan dalam bahasa gaul para remaja dalam Facebook.

(1) Pola Perubahan Prefiks ter- t-

Pada data (a1) dan (a2) terjadi perubahan prefiks ter- menjadi t-. Kata dasar buka dan senyum mendapat imbuhan prefiks ter- sehingga menjadi terbuka dan tersenyum. Kemudian kedua kata tersebut mengalami perubahan, yaitu adanya penghilangan fonem /e/ dan /r/ pada prefiks ter-. Dengan adanya penghilangan fonem-fonem tersebut maka

tersisalah fonem /t/ yang kemudian menjadi prefiks baru, yaitu t-. Kata-kata terbuka, tersenyum berubah menjadi tbuka, tsenyum. Perubahan prefiks di atas terjadi pula pada data (a3) dan (a4).

Adapun proses pembentukannya sebagai berikut: Data (a1) buka terbuka tbuka

ter- + buka terbuka

(-) /e/ dan /r/ tbuka

Penjelasan yang sama berlaku juga untuk data (a2), (a3), dan (a4). Jika dilihat dari urutan fonemnya, penghilangan fonem pada prefiks ter- dapat digambarkan ke dalam pola di bawah ini:

Berdasarkan analisis di atas, perubahan yang terjadi pada prefiks ter- dengan adanya penghilangan fonem /e/ dan /r/ disebut dengan reduksi. Perubahan tersebut dapat disajikan dengan pola: ter- + KD = t- + KD

Pola:

/t/ /e/ /r/ + f1f2f3f4fn /t/ /e/ /r/ + f1f2f3f4fn /t/ f1f2f3f4fn prefiks kata dasar bahasa baku bahasa gaul

( i ) ( ii ) keterangan:

(i) proses morfologis bahasa baku prefiks ter- dilekatkan pada kata dasar (ii) proses morfologis bahasa gaul

Pola ini tidak berlaku untuk semua kata dasar. Hanya kata dasar yang memiliki fonem awal tertentu yang bisa diterapkan dalam pola ini, yaitu:

(a) kata dasar yang diawali fonem /p/, /b/, /d/, /k/, /g/ contoh:

(a5) ter- + pengaruh terpengaruh tpengaruh (a6) ter- + balas terbalas tbalas

(a7) ter- +dapat terdapat tdapat (a8) ter- + kait terkait tkait

(a9) ter- + gantung tergantung tgantung

Semua fonem diatas apabila dilihat dari kelompok bunyinya termasuk ke dalam bunyi stop. Namun untuk bunyi [t] tidak termasuk kedalam pola ini.

(b) kata dasar yang diawali fonem /m/, /ñ/ contoh:

(a10) ter- + masuk termasuk tmasuk (a11) ter- + nyata ternyata tnyata

Semua fonem diatas apabila dilihat dari kelompok bunyinya termasuk ke dalam bunyi nasal. Namun untuk bunyi [n] tidak termasuk ke dalam pola ini.

(c) kata dasar yang diawali fonem /l/ contoh:

(a12) ter- + laksana terlaksana tlaksana

(d) kata dasar yang diawali fonem /s/, /r/, /h/ contoh:

(a13) ter- + serah terserah tserah (a14) ter- + rasa terasa trasa (a15) ter + hadap terhadap thadap

Fonem diatas termasuk ke dalam bunyi frikatif. Namun tidak semua bunyi frikatif bisa diterapkan pada pola ini. Hanya bunyi frikatif yang termasuk pada alveolar, pos alveolar dan glotal.

(e) kata dasar yang diawali fonem /w/, /j/ contoh:

(a16) ter- + wujud terwujud twujud (a17) ter- + jadi terjadi tjadi

Semua fonem diatas apabila dilihat dari kelompok bunyinya termasuk ke dalam semi vokal.

Jadi, prefiks t- akan terbentuk apabila kata-kata dasar yang dilekatkan prefiks ter- itu berada pada lingkungan bunyi stop, nasal, lateral, frikatif, atau semi vokal. Sebaliknya prefiks t- tidak akan muncul apabila kata dasarnya diawali dengan fonem vokal atau bunyi vokoid [a,i,u,e,o], dan fonem konsonan /f/, /v/, /x/, /y/, /z/, /q/, dan /t/.

(2) Pola Perubahan Prefiks meN- nge-

Perubahan prefiks lainnya terjadi pada prefiks meN-. Dalam bahasa gaul, prefiks meN- berubah menjadi nge-, ng-, dan ny-. Perubahan perfiks meN- menjadi nge- dapat dilihat pada data (b1). Kata dasar rusak yang diberi imbuhan meN- pada bahasa baku akan menjadi merusak dan pada bahasa gaul berubah menjadi ngerusak. Prefiks meN- dilekatkan pada bentuk dasar yang diawali fonem /r/ akan berubah menjadi me-. Setelah itu dalam bahasa gaul fonem /m/ dan /e/ tersebut digantikan dengan fonem /n/ /g/ /e/. Maka terbentuklah prefiks baru, yaitu prefiks nge-.

Selanjutnya pada data (b2), kata dasar jauh menjadi menjauh, dikarenakan prefiks meN- dilekatkan pada bentuk dasar yang diawali fonem /j/ berubah menjadi men. Lalu, fonem /m/ /e/ /n/ tersebut digantikan dengan fonem /n/ /g/ /e/ sehingga kata menjauh berubah menjadi ngejauh.

Pada data (b3) kata dasar bawa dilekatkan prefiks meN- sehingga berubah menjadi membawa. Hal ini dikarenakan prefiks meN- dilekatkan pada bentuk dasar yang diawali fonem /b/ berubah menjadi mem-. Sedangkan pada data (b4) kata dasar cat akan berubah menjadi mengecat setelah dilekatkan prefiks meN-. Prefiks meN- dilekatkan pada bentuk dasar satu suku akan berubah menjadi menge-.

Seperti halnya data (b1) dan (b2), data (b3) dan (b4) juga mengalami penghilangan prefiks meN- dan penggantian fonem /n/ /g/ /e/ yang selanjutnya membentuk sebuah prefiks baru, yaitu prefiks nge-. Sehingga kata membawa menjadi ngebawa, mengecat menjadi ngecat. Perubahan prefiks ini terjadi pula pada data (b5 – b23).

Adapun proses pembentukannya sebagai berikut: (b1) rusak merusak ngerusak

meN- + rusak merusak

(-) /m/ /e/ (+) /n/, /g/, /e/ ngerusak

Penjelasan yang sama berlaku juga untuk data (b2 - b4). Jika dilihat dari urutan fonemnya, perubahan fonem pada prefiks meN- dapat digambarkan ke dalam pola di bawah ini:

Pola 1:

/m/ /e/ /N/ + f1f2f3f4fn /m/ /e/ /N/ + f1f2f3f4fn /n/ /g/ /e/ + /t/ f1f2f3f4fn prefiks kata dasar bahasa baku bahasa gaul

( i ) ( ii ) keterangan:

(i) proses morfologis bahasa baku

prefiks meN- dilekatkan pada kata dasar (ii) proses morfologis bahasa gaul

fonem /m/ /e/ /N/ digantikan dengan fonem /n/ /g/ /e/

Berdasarkan bagan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa perubahan prefiks meN- menjadi nge- diakibatkan adanya subtitusi fonem. Perubahan tersebut dapat disajikan dengan pola: meN- + KD = nge- + KD

Senada dengan penjelasan pola sebelumnya yaitu pola prefiks ter-, pola ini juga tidak berlaku untuk semua kata dasar. Hanya kata dasar yang memiliki fonem awal tertentu yang bisa diterapkan dalam pola ini, yaitu:

(a) kata dasar yang diawali fonem /b/, /d/, /g/ Contoh:

(b9) meN- + buang membuang ngebuang ( b10) meN- + daftar mendaftar ngedaftar (b11) meN- + gunting menggunting ngegunting

Semua fonem di atas apabila dilihat dari kelompok bunyinya termasuk ke dalam bunyi stop. Namun untuk bunyi [p], [t], [k] tidak termasuk ke dalam pola ini.

(b) kata dasar yang diawali fonem /l/ Contoh:

(b12) meN- + lukis melukis ngelukis

Fonem ini apabila dilihat dari kelompok bunyinya termasuk ke dalam bunyi lateral.

(c) kata dasar yang diawali fonem /f/, /r/, /h/ Contoh:

(b13) meN- + fitnah memfitnah ngefitnah (b1) meN- + rusak merusak ngerusak (b15) meN- + hina menghina ngehina

Semua fonem di atas apabila dilihat dari kelompok bunyinya termasuk ke dalam bunyi frikatif. Namun untuk bunyi [v], [s], [z] tidak termasuk ke dalam pola ini.

(d) kata dasar yang diawali fonem /j/ Contoh:

(b14) meN- + jaga menjaga ngejaga

Fonem ini apabila dilihat dari kelompok bunyinya termasuk ke dalam bunyi semi vokal.

(e) kata dasar yang berupa ekasuku Contoh

(b16) meN- + bom mengebom ngebom (b17) meN- + cat mengecat ngecat (b18) meN- + rem mengerem ngerem

Jadi prefiks nge- akan terbentuk apabila kata dasar yang dilekatkan itu berada pada lingkungan bunyi stop, lateral, frikatif, dan semivokal. Selain itu kata dasar yang berupa ekasuku pun termasuk ke dalam pola ini. Sebaliknya prefiks nge- tidak akan muncul apabila kata dasarnya diawali dengan fonem vokal atau bunyi vokoid [a,i,u,e,o], bunyi nasal, dan fonem konsonan /p/, /t/, /k/, /v/, /s/, /z/, dan /w/.

(3) Pola Perubahan Prefiks meN- ng-

Dalam bahasa gaul ini terdapat pula perubahan penggunaan prefiks meN- menjadi ng-. Data (c1) menunjukkan bahwa kata dasar ambil dilekatkan prefiks meN- menjadi mengambil, setelah itu kata tersebut mengalami perubahan menjadi ngambil. Begitu pula yang terjadi pada data (c2), kata dasar injak mendapat imbuhan prefiks meN- menjadi

menginjak dan akhirnya menjadi nginjak. Adapun perubahan yang dimaksud adalah prefiks meN- mengalami penghilangan fonem /m/ /e/ /N/ dan menggantinya dengan fonem /n/ dan /g/.

Adapun proses pembentukannya sebagai berikut: (c1) ambil mengambil ngambil

meN- + ambil mengambil

(-) /m/ /e/ /N/ (+) /n/, /g/ ngambil

Prefiks meN- menjadi meng- karena dilekatkan pada bentuk dasar yang diawali vokal /a,i, u, e, o/. Kemudian prefiks meN- diganti dengan prefiks ng-. Jika dilihat dari urutan fonemnya, perubahan fonem pada prefiks meN- dapat digambarkan ke dalam pola di bawah ini:

Pola:

/m/ /e/ /N/ + /a,i,u,e,o/f2f3f4fn /m/ /e/ /n/ /g/ + /a,i,u,e,o/f2f3f4fn /n/ /g/+ /a,i,u,e,o/f2f3f4fn

prefiks kata dasar bahasa baku bahasa gaul

(i) (ii) keterangan:

(i): proses morfologis bahasa baku

prefiks meN- dilekatkan pada bentuk dasar yang diawali fonem vokal menjadi meng- (ii):proses morfologis bahasa gaul

prefiks meng- mengalami penghilangan fonem /m/ /e/ sehingga fonem yang tersisa adalah /n/ /g/.

Perubahan yang terjadi disebabkan adanya reduksi pada pefiks meN- yaitu menghilangnya fonem /m/ /e/ sehingga yang tersisa hanyalah fonem /n/ /g/. Dalam

bahasa gaul kedua fonem yang tersisa tersebut menjadi sebuah prefiks baru yaitu prefiks ng-. Perubahan ini dapat disajikan dengan pola: meN- + KD = ng- + KD

Pola ini tidak berlaku untuk semua kata dasar. Hanya kata dasar yang diawali fonem vokal, yaitu /a/, /i/, /u/, /e/, /o/ yang bisa diterapkan pada pola ini. Contoh:

(c1) meN- + ambil mengambil ngambil (c2) meN- + injak menginjak nginjak (c3) meN- + ukur mengukur ngukur (c4) meN- + edit mengedit ngedit (c5) meN- + olah mengolah ngolah

Jadi, prefiks ng- akan terbentuk apabila fonem awal kata dasar yang dilekatinya itu berada pada lingkungan bunyi vokoid [a,i,u,e,o]. Selain bunyi tersebut prefiks ng- tidak akan muncul.

(4) Pola Perubahan Prefiks meN- ny-

Terakhir, perubahan prefiks meN- menjadi prefiks ny- dapat dilihat pada data (d1) kata dasar sapu apabila diberi imbuhan prefiks meN- maka akan berubah menjadi menyapu. Prefiks meN- apabila diikuti bentuk dasar yang berawal dengan fonem /s/ akan berubah menjadi meny-. Fonem /s/ hilang. Setelah itu, prefiks meny- mengalami penghilangan fonem /m/ dan /e/ sehingga hanya menyisakan fonem /n/ dan /y/ yang akhirnya membentuk prefiks baru, yaitu ny-. Data (d1) kata menyapu menjadi nyapu, (d2) kata menyiram menjadi nyiram. Perubahan prefiks diatas terjadi pula pada data (d3-d7).

Adapun proses pembentukannya sebagai berikut: (d2) siram menyiram nyiram

meN- + siram menyiram

(-) /m/ dan /e/ (+) /n/, /y/ nyiram

Jika dilihat dari urutan fonemnya, perubahan fonem pada prefiks meN- dapat digambarkan ke dalam pola di bawah ini:

Pola:

/m/ /e/ /N/ + /s/f2f3f4fn /m/ /e/ /n/ /y/ + /s/f2f3f4fn /n/ /y/ +/s/f2f3f4fn

prefiks kata dasar bahasa baku bahasa gaul

(i) (ii) keterangan:

(i): proses morfologis bahasa baku

prefiks meN- dilekatkan pada bentuk dasar yang diawali fonem /s/ menjadi meny- (ii):proses morfologis bahasa gaul

prefiks meN- mengalami penghilangan fonem /m/ /e/ sehingga fonem yang tersisa adalah /n/ /y/.

Perubahan yang terjadi pada prefiks meN- di atas adalah reduksi fonem. Dalam bahasa gaul prefiks meN- yang berubah menjadi meny- karena berhadapan dengan kata dasar yang diawali konsonan /s/, mengalami penghilangan sebagian fonemnya yaitu /m/ dan /e/.Sehingga yang tersisa hanyalah fonem /n/ /y/. Kedua fonem yang tersisa tersebut menjadi sebuah prefiks baru yaitu prefiks ny-. Perubahan tersebut dapat disajikan dengan pola: meN- + KD = ny- + KD

Pola ini hanya berlaku apabila kata dasar yang dilekatinya itu diawali dengan fonem /s/. Misalnya:

(d3) meN- + sobek menyobek nyobek (d4) meN- + seberang menyeberang nyeberang

Jadi prefiks ny- akan muncul apabila kata dasar yang dilekatkanya itu diawali fonem /s/. Sebaliknya prefiks ny- tidak akan muncul apabila kata dasarnya bukan diawali fonem /s/.

4.1.1.2 Sufiks

Sufiks atau akhiran adalah afiks yang digunakan di bagian belakang kata (Alwi dll.,1998). Istilah ini juga berasal dari bahasa Latin suffixus yang berarti melekat (fixus, figere) di bawah (sub). Dalam bahasa Indonesia terdapat empat macam sufiks, yaitu sufiks –kan, -i, –an, dan –nya. Namun dalam bahasa gaul ini hanya ada satu sufiks yang kerap digunakan para remaja, yaitu sufiks –in yang bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2

Proses Morfologis Bahasa Remaja yang Berkaitan dengan Sufiks

Kata Dasar Bahasa Baku Bahasa Gaul Konteks Pola Perubahan

Sufiks

(f1) cari carikan cariin …loe bisa cariin bt gw kan?

-kan  -in

(g1) datang datangi datangin …gampanglah, tinggal datangin aja ke rumahnya…

Data sufiks pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa terdapat 1 macam sufiks yang sering digunakan dalam bahasa gaul para remaja dalam Facebook. Pada data (f1) dan (g1) terjadi perubahan sufiks –kan dan sufiks -i menjadi -in. Kata dasar cari (f1) mendapat imbuhan sufiks –kan sehingga menjadi carikan. Kemudian kata tersebut mengalami perubahan, yaitu adanya penggantian fonem /k/ /a/ dan /n/ dengan fonem /i/ dan /n/ sehingga membentuk sufiks baru yaitu sufiks –in. Oleh karena itu dalam bahasa gaul kata carikan berubah menjadi cariin

Hal yang hampir serupa terjadi pula pada data (g1) kata dasar datang mendapat imbuhan sufiks -i sehingga menjadi datangi. Kemudian kata tersebut mengalami perubahan, yaitu adanya penambahan fonem /n/ pada akhir kata sehingga membentuk sufiks baru yaitu sufiks –in. Oleh karena itu dalam bahasa gaul kata datangi berubah menjadi datangin. Perubahan prefiks diatas terjadi pula pada data (f 2-f6) dan (g2-g5).

Jika dibandingkan dengan bahasa Indonesia baku, tidak terdapat sufiks -in. Sehingga bisa dijadikan kaidah bahwa sufiks -in menampung sufiks -kan dan sufiks -i dalam ragam bahasa gaul remaja.

Adapun proses pembentukannya sebagai berikut: (f1) cari carikan cariin

cari + -kan carikan

(-) /k/ /a/ /n/ (+) /i/ /n/ cariin

Jika dilihat dari urutan fonemnya, perubahan fonem pada sufiks -kan dapat digambarkan ke dalam pola di bawah ini:

Pola 4:

f1f2f3f4fn + /k/ /a/ /n/ f1f2f3f4fn + /k/ /a/ /n/ f1f2f3f4fn + /i/ /n/

kata dasar sufiks bahasa baku bahasa gaul

(i) (ii)

keterangan:

(i): proses morfologis bahasa baku sufiks -kan dilekatkan pada kata dasar (ii):proses morfologis bahasa gaul

sufiks -kan mengalami penghilangan fonem /k/ /a/ /n/ dan penggantian dengan fonem /i/ /n/ sehingga membentuk prefiks baru, yaitu –in.

Perubahan yang terjadi pada sufiks -kan di atas adalah substitusi fonem. Dalam bahasa gaul, sufiks –kan yang terdiri dari fonem /k/ /a/ /n/ diganti dengan fonem /i/ /n/. Kedua fonem /i/ /n/ ini yang akhirnya membentuk menjadi sebuah sufiks baru yaitu sufiks –in.

Sedangkan proses pembentukan sufiks –i menjadi sufiks –in adalah sebagai berikut:

(g1) datang datangi datangin datang + - i datangi

(+) /n/

datangin

Jika dilihat dari urutan fonemnya, perubahan fonem pada sufiks -i dapat digambarkan ke dalam pola di bawah ini:

Pola 5:

f1f2f3f4fn + /i/ f1f2f3f4fn + /i/ f1f2f3f4fn + /i/ /n/

kata dasar sufiks bahasa baku bahasa gaul + /n/

(i) (ii)

keterangan:

(i): proses morfologis bahasa baku sufiks -i dilekatkan pada kata dasar (ii):proses morfologis bahasa gaul

sufiks -i mengalami penambahan fonem /n/ sehingga membentuk prefiks baru, yaitu -in

Perubahan yang terjadi pada sufiks –i di atas adalah adisi fonem. Dalam bahasa gaul, sufiks –i mengalami penambahan fonem /n/ sehingga membentuk sebuah sufiks baru yaitu sufiks –in. Perubahan tersebut dapat disajikan dengan pola:

KD + -kan / -i = KD + -in

Pola ini berlaku untuk semua jenis kata dasar asalkan kata dasar tersebut dibubuhi sufiks –kan atau –in. Misalnya:

(f2) tuang + -kan tuangkan tuangin (g2) basah + -i basahi basahin

Jadi, sufiks –in akan muncul ketika berhadapan dengan kata dasar yang sudah dibubuhi sufiks –kan atau –in. Diluar kedua sufiks tersebut, maka sufiks –in tidak akan muncul.

4.1.1.3 Konfiks

Konfiks disebut juga ambifiks atau sirkumfiks. Secara etimologis dari bahasa Latin, ketiga istilah ini memiliki kesamaan arti. Kon- berasal dari kata confero yang berarti secara bersamaan (bring together), ambi- berasal dari kata ambo yang berarti kedua-duanya (both), dan sirkum- berasal dari kata circumdo yang berarti ditaruh disekeliling (put around) (Gummere dan Horn, 1955). Menurut Alwi dll. (1198:32) konfiks adalah gabungan prefiks dan sufiks yang membentuk suatu kesatuan dan secara serentak diimbuhkan.

Berikut ini contoh data konfiks yang disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.3

Proses Morfologis Bahasa Remaja yang Berkaitan dengan Konfiks

Kata Dasar Bahasa Baku Bahasa Gaul Konteks Pola Perubahan

Konfiks (h1) akibat (h2) izin mengakibatkan mengizinkan ngakibatin ngizinin

bisa ngakibatin apa gt? …bapa aq ga ngizinin meN-kan ng-in (i1) janji (i2) kerja menjanjikan mengerjakan ngejanjiin ngerjain

…dia sih ngejanjiin bsk … bro, kpn mau ngerjain demo…. meN-kan nge- in (j1) sebal (j2) temu (j3) pikir menyebalkan menemukan memikirkan nyebelin nemuin mikirin

...emang nyebelin tu org… …bnr, loe ga nemuin buku gw?…

…cape dweh, idup ko cm mikirin dia doang…

meN-kan -in (k1) nasehat (k2)musuh menasehati memusuhi nasehatin musuhin

...ya, qta sih cm bs nasehatin dia ajj…

…siapa jg yg musuhin

km?…

(1) Pola Perubahan Konfiks meN-kan ng-in

Pada data (h1) dan (h2) terjadi perubahan konfiks meN-kan menjadi ng-in. Kata dasar akibat (h1) dan izin (h2) mendapat imbuhan konfiks meN-kan sehingga menjadi mengakibatkan dan mengizinkan. Kemudian kedua kata tersebut mengalami perubahan, yaitu adanya penghilangan fonem /m/ /e/ /n/ /g/ /k/ /a/ /n/. Fonem-fonem tersebut kemudian digantikan dengan fonem /n/ /g/ /i/ /n/ sehingga membentuk konfiks baru, yaitu ng-in. Kata-kata mengakibatkan, mengizinkan berubah menjadi ngakibatin, ngizinin.

Adapun proses pembentukannya sebagai berikut: (h1) akibat mengakibatkan ngakibatin

meN-kan + akibat mengakibatkan

(-) /m/ /e/ /n/ /g/ /k/ /a/ /n/ (+) /n/ /g/ /i/ /n/

ngakibatin Penjelasan yang sama berlaku juga untuk data (h2-h12). Perubahan tersebut dapat

disajikan dengan pola: meN-kan + KD = ng-in + KD

Pola ini tidak berlaku untuk semua kata dasar. Hanya kata dasar yang diawali fonem /h/ dan fonem vokal, yaitu /a/, /i/, /u/, /e/, /o/ yang bisa diterapkan pada pola ini. Contoh: (h5) meN-kan + habis menghabiskan ngabisin

(h7) meN-kan + iklan mengiklankan ngiklanin (h9) meN-kan + anjur menganjurkan nganjurin (h10) meN-kan + untung menguntungkan nguntungin

(h11) meN-kan + efisien mengefisienkan ngefisienin (h12) meN-kan + operasi mengoperasikan ngoprasiin

Jadi, konfiks ng-in akan muncul bila dilekatkan pada kata dasar yang diawali fonem /h/ dan kata dasar yang dilekatinya itu berada pada lingkungan bunyi vokoid [a,i,u,e,o].

(2) Pola Perubahan Konfiks meN-kan nge-in

Perubahan konfiks meN-kan lainnya dapat dilihat pada data (i1) dan (i2). Pada data ini terjadi perubahan konfiks meN-kan menjadi nge-in. Kata dasar janji dan kerja mendapat imbuhan konfiks meN-kan sehingga menjadi menjanjikan dan mengerjakan. Kemudian kedua kata tersebut mengalami perubahan, yaitu adanya penghilangan fonem /m/ /e/ /N/ /k/ /a/ /n/. Fonem-fonem tersebut kemudian digantikan dengan fonem /n/ /g/ /e/ /i/ /n/ sehingga membentuk konfiks baru, yaitu nge-in. Kata-kata menjanjikan, mengerjakan berubah menjadi ngejanjiin, ngerjain . Perubahan konfiks diatas terjadi pula pada data (i3-i6). Adapun proses pembentukannya sebagai berikut:

(i1) janji menjanjikan ngejanjiin meN-kan + janji menjanjikan

(-) /m/ /e/ /N/ (+) /n/ /g/ /e/ /i/ /n/

ngejanjiin

Pola ini juga tidak berlaku untuk semua kata dasar. Hanya kata dasar yang memiliki fonem awal tertentu yang bisa diterapkan dalam pola ini, yaitu:

(a) kata dasar yang diawali fonem /p/, /b/, /t/, /d/, /g/, Contoh:

(i5) meN-kan + baca membacakan ngebacain (i7) meN-kan + dapat mendapatkan ngedapetin (i8) meN-kan + gempar menggemparkan ngegemparin (i9) meN-kan + padam memadamkan ngemadamin (i10) meN-kan + tumpah menumpahkan ngenumpahin (i11) meN-kan + kerah mengerahkan ngerahin

Semua fonem di atas apabila dilihat dari kelompok bunyinya termasuk ke dalam bunyi stop.

(b) kata dasar yang diawali fonem /l/ Contoh:

(i12) meN-kan + laksana melaksanakan ngelaksanain

Fonem ini apabila dilihat dari kelompok bunyinya termasuk ke dalam bunyi lateral.

(c) kata dasar yang diawali fonem /m/, /n/

(i13) meN-kan + manfaat memanfaatkan ngemanfaatin (i14) meN-kan + netral menetralkan ngenetralin

Kedua fonem tersebut apabila dilihat dari kelompok bunyinya termasuk ke dalam bunyi nasal.

(d) kata dasar yang diawali fonem /s/, /r/, /h/, /v/, /f/, /z/ Contoh:

(i15) meN-kan + sah mengesahkan ngesahin (i3) meN-kan + repot merepotkan ngerepotin (i16) meN-kan + hubung menghubungkan ngehubungin (i17) meN-kan + variasi memvariasikan ngevariasiin (i18) meN-kan + film memfilmkan ngefilmin (i19) meN-kan + zakat menzakatkan ngezakatin

Semua fonem di atas apabila dilihat dari kelompok bunyinya termasuk ke dalam bunyi frikatif.

(e) kata dasar yang diawali fonem /j/, /w/ Contoh:

(i1) meN-kan + janji menjanjikan ngejanjiin (i20) meN-kan + wajib mewajibkan ngewajibin

Fonem ini apabila dilihat dari kelompok bunyinya termasuk ke dalam bunyi semi vokal.

Jadi konfiks nge-in akan terbentuk apabila kata dasar yang dilekatkan itu berada pada lingkungan bunyi stop, lateral, nasal, frikatif, dan semivokal.

Dokumen terkait