• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Prosedur Pengolahan Data

Data primer dan data sekunder yang telah diproses dan terkumpul baik studi kepustakaan ataupun studi lapangan kemudian diproses melalui pengolahan dan pengkajian data . Data yang diperoleh diolah melalui proses:

a. Editing, yaitu proses pemeriksaan kembali data yang diperoleh sehingga didapatkan data yang lengkap, jelas dan relevan dengan penelitian sesuai dengan yang diharapkan.

b. Klasifikasi data, yaitu mengelompokkan data yang diperoleh menurut kerangka yang telah ditetapkan sesuai dengan jenis dan hubungannya dengan masalah penelitian.

c. Sistematisasi data, yaitu menyusun dan menempatkan data pada tiap-tiap pokok bahasan secara sistematis sehingga mempermudah interpretasi data dan tercipta keteraturan dalam menjawab permasalahan..

E.Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipahami. Analisis data yang diperoleh dilakukan melalui kualitatif. Analisis kualitatif adalah analisis dengan cara deskriptif analisis yaitu menguraikan data yang diperoleh dan menghubungkan satu dengan lain agar membentuk suatu kalimat yang tersusun secara sistematis, sedangkan dalam mengambil kesimpulan dan hasil analisis tersebut penulis menggunakan metode deduktif, yaitu suatu cara berfikir yang dilaksanakan pada fakta-fakta yang bersifat umum yang kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Berdasarkan kesimpulan, maka disusun saran.

62

V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian penulis terhadap putusan Pengadilan Negeri Kalianda yang kemudian dikuatkan dengan putusan Pengadilan Tinggi Tanjung Karang Nomor : 30/PID/2013/PT.TK yaitu Analisis Dasar Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Surat, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana dalam putusan No: 30/PID/2013/PT.TK, terdakwa Riski Meliana binti M. Yusuf didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan hakim yang bersifat yuridis dan non-yuridis. Dalam putusan ini hakim Pengadilan Tinggi Tanjung Karang menggunakan pertimbangan bersifat yuridis dalam menentukan telah terbuktinya terdakwa melakukan tindak pidana pemalsuan surat dan menurut Pasal 184 KUHAP hakim meminta alat bukti yang sah berupa keterangan saksi-saksi, keterangan ahli dan barang bukti. Terbuktinya semua unsur-unsur delik yang didakwakan berdasarkan pembuktian fakta-fakta yang terungkap dipersidangan yang didapat dari alat bukti. Pertimbangan non-yuridis dipergunakan untuk mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan ataupun meringankan pidana yang dijatuhkan terhadap terdakwa. Selain itu dalam kasus ini Hakim

63

menggunakan teori pendekatan yang digunakan untuk mempertimbangkan penjatuhan putusan pada suatu perkara yaitu teori keseimbangan, yaitu adanya keseimbangan antara syarat-syarat yang ditentukan undang-undang dan kepentingan pihak yang berkaitan, teori pendekatan keilmuan, yaitu dalam menjatuhkan pidana harus secara sistematik dan penuh kehati-hatian, harus dilengkapi ilmu pengetahuan hukum sehingga putusan yang dijatuhkan dapat dipertanggungjawabkan dan teori ratio decidendi, yaitu teori ini didasarkan pada landasan filsafat yang mendasar dengan mempertimbangkan segala aspek yang berkaitan dengan pokok perkara kemudian mencari peraturan perundangan yang relevan.

2. Dalam putusan No.30/PID/2013/PT.TK untuk menentukan pidana yang dijatuhkan sudah sesuai dan memenuhi rasa keadilan bagi terdakwa, korban dan masyarakat maka hakim melihat dan mempertimbangkan berbagai aspek, yaitu aspek keadilaan korban dan masyarakat, aspek kejiwaan/psikologis terdakwa, aspek edukatif dan aspek agamis/religius dimana terdakwa tinggal

dan dibesarkan, aspek figur terdakwa dan “trial by press”, aspek policy / filsafat pemidanaan guna melahirkan keadilan dan menghindari adanya disparitas dalam hal pemidanaan (sentencing of disparity), dan aspek model sistem peradilan pidana yang ideal bagi Indonesia. Dengan mempertimbangkan berbagai aspek diatas, maka hakim dalam menjatuhkan putusan tidak hanya melihat rasa keadilan korban maupun masyarakat, tetapi juga pidana tersebut harus memberikan rasa keadilan bagi terdakwa. Hal ini sesuai dengan teori keseimbangan, yaitu adanya keseimbangan antara syarat yang ditentukan undang-undang dan kepentingan pihak-pihak yang terkait,

64

yaitu adanya keseimbangan yang berkaitan dengan kepentingan korban, kepentingan terdakwa dan kepentingan masyarakat.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas maka penulis menyarankan kepada penegak hukum dalam mengkaji suatu kasus diharapkan dapat benar-benar cermat mempertimbangkan pertimbangan yuridis maupun non yuridis, hakim sebaiknya terus meningkatkan cara terbaik dalam menjatuhkan putusannya dengan melihat semua aspek berdasarkan kepastian hukum, kemanfaatan hukum, dan keadilan hukum. Sehingga tercapai tujuan pemidaan yang semata-mata bukanlah untuk melakukan suatu balas dendam tetapi lebih ditujukan untuk mendidik terdakwa agar dikemudian hari tidak melakukan perbuatan pidana lagi.

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Andrisman, Tri, 2011, Hukum Pidana, Universitas Lampung, Bandar Lampung. ---, 2009, Asas-Asas dan Dasar Aturan Hukum Pidana Indonesia, Bagian

Hukum Pidana Unila, Bandar Lampung.

---, 2013, Hukum Peradilan Anak, Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Chazawi, Adami, 2007, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Dewantoro, Nanda Agung, 1987, Masalah Kebebasan Hakim dalam Menangani Suatu Perkara Pidana, Aksara Persada, Jakarta.

Fajar, Mukti dan Achmad, Yulianto, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Hamdan, M, 2000, Tindak Pidana Pencemaran Lingkungan Hidup, Mandar Maju, Bandung.

Hamzah, Andi, 1996, Hukum Acara Pidana Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta. ---, 2011, KUHP dan KUHAP, Rineka Cipta, Jakarta.

Harahap, M.Yahya, 2003, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP : Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali, Sinar Grafika, Jakarta

Machmud, Syahrul, 2012, Penegakan Hukum dan Perlindungan Hukum Bagi Dokter Yang Diduga Melakukan Malpraktek, CV. Karya Putra Darwati, Bandung. Masriani, Yulies Tiena, 2012, Pengantar Hukum Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta. Muhammad, Abdulkadir, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT.Citra Aditya

Mulyadi, Lilik, 2007, Putusan Hakim dalam Hukum Acara Pidana,Teori, Praktik, Teknik Penyusunan, dan Permasalahannya, Citra Aditya Bakti, Bandung. Prasetyo, Teguh, 2012, Hukum Pidana, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Rawls, John. 1971. A Theory of Justice, Chapter II The Principle of justice,

Terjemahan Susanti Adi Nugroho : Kencana Prenada Media Group. Soedarto, 1986, Kapita Selekta Hukum Pidana, Alumni, Bandung.

---, 1990, Hukum Pidana I, Yayasan Sudarto, Semarang. Sugiyono, 2007, Statistika Untuk Penelitian, CV Alfabeta, Bandung.

Sunggono, Bambang. 2012. Metodelogi Penelitian Hukum, PT Raha Grafindo Persada, Jakarta.

Soekanto, Soerjono, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

B. Peraturan Perundang-undangan

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, 2011, Sinar Grafika, Jakarta. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, 2011, Sinar Grafika, Jakarta. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.

C. Lain-lain

Putusan Nomor 30/PID/2013/PT.TK

http://yayansuhendri.blogspot.com/2012/12/tindak-pidana-pemalsuan-surat-dokumen.html

http://hadisiti.blogspot.com/2012/11/teori-keadilan-menurut-para-ahli.html http://sitimaryamnia.blogspot.com/2012/02/tindak-pidana-pemalsuan-surat.html

Dokumen terkait