• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.4. Analisis Hidraulika

3.4.2. Analisis

Dalam analisis ini, pompa yang digunakan adalah jenis pompa vertikal dengan kapasitas 1800 m3/jam pada ketinggian efisien 90 m. Karena intake

yang direncanakan adalah intake dengan model ponton, jadi rencana dari pipa tersebut menggunakan pipa yang fleksibel sehingga mampu menyesuaikan dengan tinggi rendahnya air serta goncangan saat memompa air. Analisis hidraulika ini diperlihatkan besarnya tekanan air yang dipompa dan dialirkan melalui pipa, besarnya headloss akibat elevasi ataupun jalur pipa yang sangat ekstrim yang mempengaruhi jangkauan pelayanan maksimum. Setelah mendapatkan data yang ada, dilakukan penggambaran jalur pipa yang sudah ditetapkan dan beserta pompa, intake, junction, elevasi

Gambar 3.10. Gambar Jalur Pipa dari Intake Sampai dengan Reservoir Sumber : PT INAKKO Internasional Konsulindo, 2015

Gambar 3.11. Gambar Jalur Pipa yang digambar Melalui AutoCAD Sumber : PT INAKKO Internasional Konsulindo, 2015

Hal utama dalam menganalisa hidraulika adalah setting EPANET dahulu pada defaultnya pada Project lalu Default.

Gambar 3.12. Tampilan Defaults pada ID Labels yang Harus diisi. Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015

Pada ID Labels diisikan singkatan dari Object yang ada dikolom sebelah kiri untuk label di tampilkan pada program EPANET. Pada Hydraulics, Flow Units diganti dengan LPS (Litter Per Second).

Setelah itu memasukan gambar backdrop yang sudah sesuai dengan skala ke EPANET lalu menggambar junction, pipa, dll. Namun, pihak konsultan menemukan cara yang lebih cepat yaitu dengan EPACAD. EPACAD berfungsi untuk membuat file AutoCAD yang telah digambar dengan titik junction dan jalur pipa didalam gambar tersebut lalu di transfer ke EPANET sudah menjadi gambar jalur pipa beserta junctionnya.

Gambar 3.14. Tampilan Program EPACAD Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015

Gambar 3.15. Hasil dari Transfer EPACAD ke EPANET Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015

Pada ujung gambar nodes/junction dan pipa yang dibawah diganti menjadi Reservoir dan Pump, karena sumber air sendiri adalah pada Waduk Gajah Mungkur dan dari Waduk Gajah Mungkur di pompa menuju junction selanjutnya.

Setelah mengganti Nodes/Junction dan Pipa menjadi Reservoir dan Pump, langkah selanjutnya memasukan data-data sebagai berikut.

1. Elevasi dari tiap-tiap junction.

2. Total Head atau elevasi dari muka air laut pada reservoir. 3. Length, Diameter, Roughness pada Pipa.

4. Kurva dari pompa.

5. Base Demand dari junction yang terakhir atau paling ujung.

Untuk data dari elevasi dari tiap-tiap junction terdapat pada gambar Autocad yang telah diplot pada junction-junction. Cara memasukan elevasi pada junction double click pada junction dan masukan elevasi.

Gambar 3.17. Contoh Data Elevasi yang dimasukan Pada Junction n127 Sumber : PT. INAKKO Internasional Konsulindo, 2015

Memasukan elevasi waduk dari muka air laut pada Total Head, dengan cara double

click pada gambar waduk dan masukan elevasi pada total head.

Gambar 3.18. Data Elevasi Waduk dari Permukaan Air Laut dimasukan Pada

Total Head.

Sumber : PT. INAKKO Internasional Konsulindo, 2015

Memasukan data pipa dengan double click pada gambar pipa lalu isikan panjang pipa dengan memasukan angka di length, memasukan diameter pipa pada diameter, dan memasukan kekasaran pada coefisien. Untuk data panjang pipa dapat di ukur melalui AutoCAD. Untuk coefisien semua menggunakan 120. Namun untuk diameter dicoba-coba untuk mendapatkan diameter pipa yang pas. Setelah di coba- coba di dapat diameter pipa sebesar 450 mm.

Gambar 3.19. Data Length, Diameter, dan Roughness yang dimasukan dalam Pipa p127.

Sumber : PT. INAKKO Internasional Konsulindo, 2015

Untuk tahap selanjutnya memasukan kurva pada pompa dengan double click pada pompa lalu memasukan judul data pompa pada Pump Curves dengan data yang telah dimasukan.

Gambar 3.20. Data Kurva dari Pompa yang akan digunakan dimasukan Pada

Curve Editor dan dipilih dari Pump Curve.

Gambar 3.21. Gambar Pompa yang dipakai Sumber : PT. INAKKO Internasional Konsulindo, 2015

Gambar 3.22. Spesifikasi Pompa yang dipakai Sumber : PT. INAKKO Internasional Konsulindo, 2015

Dan yang terakhir adalah memasukan Base Demand atau yang disebut sebagai kebutuhan air yang dibutuhkan sebesar 500 liter.

Gambar 3.23. Memasukan Data Kebutuhan Air pada Base Demand.

Sumber : PT. INAKKO Internasional Konsulindo, 2015

Setelah semuanya selesai, untuk mengetahui hasil dari semuanya klik run untuk menjalankan analisis. Jika berhasil maka akan tertera bahwa analisis berhasil, namun jika gagal pasti ada data-data yang belum masuk atau data yang salah. Setelah analisis berjalan, dibuka beberapa tabel untuk mengecek analisis hidraulika jalannya air dari intake sampai ke junction terakhir. Tabel-tabel tersebut adalah tabel untuk Junction dan Pipa. Untuk cara membuka tabel tersebut melihat urutan dari gambar 3.24. sampai gambar 3.28.

Gambar 3.24. Membuka Report Pada Menu Bar lalu Pilih Table.

Sumber : PT. INAKKO Internasional Konsulindo, 2015

Gambar 3.25. Untuk Melihat Analisis pada Junction Pilih Network Nodes at dan

Setting 24 Jam.

Gambar 3.26. Halaman Colums yang di Centang Semua.

Sumber : PT. INAKKO Internasional Konsulindo, 2015

Gambar 3.27. Halaman Analisis Junction Setelah di OK Sumber : PT. INAKKO Internasional Konsulindo, 2015

Untuk membuka tabel analisis pada pipa pun sama langkah-langkahnya namun hanya beda pemilihan pada halaman type memilih Network Links at dan untuk

Colums juga di centang semua. Ketika di OK akan muncul seperti gambar 3.27.

Gambar 3.28. Halaman Analisis untuk Pipa Setelah di OK.

Sumber : PT. INAKKO Internasional Konsulindo, 2015

Untuk data – data dan hasil lengkap tabel-tabel di atas dapat dilihat pada lampiran 6 dan lampiran 7.

Setelah dilakukan analisis hidraulika yang dibantu dengan program EPANET, didapat hasil – hasil dari tekanan pada pipa. Pada tabel tersebut didapat tekanan /

pressure yang tertinggi adalah 155,3 dan memiliki ketinggian / head setinggi 287 m. Dari hasil tersebut, pihak konsultan memberi opsi untuk memakai pipa yang mampu menahan tekanan dari tekanan tertinggi yaitu 155,3 yaitu pipa GIP (galvanized iron pipe) yang dapat memfasilitasi tekanan 2 kali lipat dari tekanan tertinggi sekitar 16-20 bar.

Dokumen terkait