BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
B. Analisis Data
Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 30
sampel perusahaan. Data yang dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari variabel
independen manajemen laba, variabel dependen return saham, variabel kontrol
pertumbuhan perusahaan, dan variabel pemoderasi kecerdasan investor.
Berikut akan dijelaskan analisis statistik deskriptif yaitu menjelaskan
deskripsi data dari seluruh variabel yang akan dimasukkan dalam model
penelitian.
a. Statistik Deskriptif
Tabel 4.2 menyajikan statistik deskriptif untuk variabel-variabel dalam
model penelitian ini. Data sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 30 perusahaan dengan kepemilikan institusi ≥ 40%. Variabel-variabel yang disajikan adalah discretionary accrual (DA), cumulative
abnormal return (CAR), kepemilikan institusi (INST), pertumbuhan
perusahaan (Growth). Adapun hasil analisisnya sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif Min Maks Mean Deviasi
Standar Discretionary Accruals 0,0624 0,2110 0,105028 0,0428779
Pertumbuhan Perusahaan -0,7000 234,60 9,0707 42,76878
Kepemilikan Institusi 0,4005 0,9552 0,653060 0,1459654
Discretionary accruals (DA) merupakan besarnya manajemen laba
yang dilakukan oleh suatu perusahaan dimana manajemen dalam
penyusunan laporan keuangan dapat menaikkan atau menurunkan laba
perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif dapat
diketahui bahwa dari 30 perusahaan sampel yang SEO pada tahun
2001-2011 mempunyai discretionary accruals terendah sebesar 0,0624,
sementara nilai tertinggi sebesar 0,2110, dengan standar deviasi sebesar
0,105028. Adapun nilai rata-rata discretionary accruals-nya adalah
0,0428779. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan melakukan
manajemen laba dengan menaikkan laba 1 tahun sebelum SEO.
Pertumbuhan perusahaan (Growth) dihitung berdasarkan total aktiva
yang dimiliki setiap tahunnya. Hasil statistik deskriptif pertumbuhan
perusahaan menunjukkan nilai minimum sebesar -0,7000 dan nilai
maksimum sebesar 234,60 dengan rata-rata tingkat pertumbuhan sebesar
9,0707. Hal ini menunjukkan perusahaan yang melakukan SEO dalam
tingkat pertumbuhan yang tinggi.
Kepemilikan institusi perusahaan sampel yang diobservasi sangat
tinggi, ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebesar 65,3%. Kepemilikan
institusi terendah sebesar 40%, sedangkan nilai tertinggi sebesar 95%
dengan nilai standar deviasi sebesar 14,6%. Tingkat kepemilikan institusi
Cumulative abnormal return (CAR) menunjukkan reaksi pasar setelah
perusahaan mengumumkan penerbitan right issue. Perusahaan dengan
kepemilikan institusi ≥ 40% memiliki rata-rata nilai cumulative abnormal return sebesar 0,1050 dengan deviasi standar sebesar 0,0428.
b. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test. Pengambilan keputusan dalam pengujian
normalitas ini melihat pada angka probabilitas yaitu dengan
membandingkan nilai p yang diperoleh dengan taraf signifikan yang telah
ditentukan yaitu 0,05. Apabila nilai p > 0,05 maka data terdistribusi
normal (Ghozali, 2009). Berikut disajikan hasil pengujian normalitas:
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .10943840
Most Extreme Differences Absolute .087
Positive .083
Negative -.087
Kolmogorov-Smirnov Z .478
Asymp. Sig. (2-tailed) .976
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas dapat dilihat bahwa nilai
probabilitas sebesar 0,976 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data
dalam penelitian ini berdistribusi normal.
c. Uji Asumsi Klasik
1) Pengujian Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji
Glejser. Pengujian ini dilakukan dengan meregresikan nilai absolute
residual terhadap variabel independen. Apabila variabel independen
signifikan secara statistik dalam mempengaruhi variabel dependen, maka
terdapat indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Berikut merupakan hasil
pengujian heteroskedastisitas:
Tabel 4.4
Hasil Pengujian Uji Glejser
Model t Sig. 1 (Constant) .894 .380 DA -.848 .405 GROWTH -1.021 .317 INST -.308 .761 DA*INST .788 .438
a. Dependent Variable: ABRESID
Hasil pengujian menunjukkan bahwa model dalam penelitian perioda
heteroskedastisitas, yakni ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari semua
variabel berada diatas tingkat signifikan 0,05.
2) Pengujian Autokorelasi
Dalam pengujian autokorelasi menggunakan pendekatan Durbin
Watson (DW), yaitu membandingkan nilai DW statistik dengan DW tabel.
Autokorelasi terjadi apabila nilai DW statistik berada antara du dan 4-du.
Hasil pengujian (Tabel 4.6) menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi
pada model penelitian, karena nilai DW statistik sebesar 2,242, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini terbebas dari
masalah autokorelasi.
Tabel 4.5
Hasil Pengujian Autokorelasi
Uji Durbin-Watson Model Regresi
DA(t-1)
INST≥40%
DW statistik 2,242
Batas tidak Autokorelasi: 1,650< d <2,350
Keterangan Tidak Autokorelasi
d. Uji Hipotesis
1) Pengukuran Manajemen Laba
Manajemen laba diukur dari nilai discretionary accruals dengan
pendekatan instrumental variabel. Pendekatan ini menyatakan bahwa
manajemen laba terjadi apabila nilai discretionary accruals (DA) > 0.
statistik parametrik one sample t-test. Dari hasil pengujian menunjukkan
bahwa perusahaan melakukan manajemen laba pada perioda sebelum SEO
(t-1). Tabel 4.3 menunjukkan nilai t statistik discretionary accruals sebelum SEO dengan kepemilikan institusi ≥40% lebih besar dari nol dan
secara statistik signifikan pada tingkat kepercayaan 1%.
Tabel 4.6
Discretionary Accruals sebelum SEO One-Sample Test
Test Value = 0
t df Sig. (2-tailed)
DA 13.416 29 .000
Dari pengujian ini juga memberikan hasil mengenai motivasi
perusahaan dalam melakukan manajemen laba. Motivasi perusahaan
melakukan manajemen laba perioda t-1 sebelum SEO dengan kepemilikan
institusi ≥ 40% adalah menaikkan laba (income increasing). Hasil ini ditunjukkan melalui seluruh sampel yang mempunyai DA positif.
Berdasarkan hasil analisis yang dipaparkan, maka hipotesis penelitian
yang menyatakan bahwa perusahaan yang SEO melakukan manajemen
laba sebelum SEO (t-1) dapat didukung.
2) Pengujian Regresi Berganda
Uji regresi berganda adalah analisis nilai pengaruh dua variabel bebas
atau lebih terhadap satu variabel terikat. Berikut disajikan hasil pengujian
Tabel 4.7
Hasil Regresi Manajemen Laba, Pertumbuhan Perusahaan, dan Return Saham (Tanpa Pemoderasi)
Tabel 4.8
Hasil Regresi Manajemen Laba, Pertumbuhan Perusahaan, Kecerdasan Investor dan Return Saham
N i l a i VARIABEL INDEPENDEN t-1 B t Sig. Constant -0.080 -1.232 0.229
Akrual Diskresioner (DA) 0.275 0.486 0.631
Pertumbuhan Perusahaan (Growth) 0.000 -1.204 0.239
Variabel Dependen : Cumulative Abnormal Return
R2 : 0.068
Adjusted R2 : -0.001
F : 0.982
Sig F : 0.387
VARIABEL INDEPENDEN t-1 SEO
B t Sig.
Constant -0.809 -2.857 0.008
Akrual Diskresioner (DA) 5.022 2.413 0.023
Pertumbuhan Perusahaan (Growth) -0.001 -2.163 0.04 Kepemilikan Institusi (INST) 1.165 2.636 0.014
Moderasi (DA*INST) -7.618 -2.388 0.025
Variabel Dependen : Cumulative Abnormal Return
R2 : 0.272
Adjusted R2 : 0.155
F : 2.333
Nilai adjusted R Square sebesar 0,155 (15,5%), hal ini menunjukkan
bahwa variabel-variabel independen tersebut mampu mempengaruhi
return saham sebesar 15,5%, sedangkan sisanya sebesar 84,5% return
saham dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model
penelitian ini.
Berdasarkan hasil uji statistik F, didapatkan nilai F hitung sebesar 2,33
dengan nilai signifikansi sebesar 0,083, hal ini berarti bahwa terdapat
pengaruh secara bersama-sama (simultan) variabel independen terhadap
return saham, sehingga variabel manajemen laba, kecerdasan investor, dan
pertumbuhan perusahaan sebagai prediktor menurunnya return saham
perusahaan tepat penggunaannya dalam model regresi.
Hasil regresi pada tabel 4.8, diperoleh model persamaan regresi
sebagai berikut :
CAR = -0,809+ 5,022 DA + 1,165 INST – 7,618 DA* INST – 0,001 GROWTH
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda di atas, diperoleh
hasil uji t sebagai berikut:
Variabel pemoderasi memiliki nilai t hitung -2,388 dan signifikansi
sebesar 0,025, hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh negatif signifikan
variabel pemoderasi terhadap return saham. Artinya manajemen laba
berpengaruh negatif terhadap return saham ketika mempertimbangkan
kecerdasan investor. Dengan kata lain, ketika investor cerdas pengaruh
hasil pengujian model regresi tanpa memasukkan variabel pemoderasi
dalam model penelitian (tabel 4.7). Ketika variabel pemoderasi
dikeluarkan dari model penelitian, manajemen laba yang dilakukan
sebelum SEO tidak berpengaruh terhadap return saham, sedangkan ketika
variabel pemoderasi diuji dalam model, manajemen laba berpengaruh
negatif terhadap return saham. Sehingga kecerdasan investor sebagai
variabel pemoderasi memperkuat pengaruh manajemen laba terhadap
return saham.
Variabel pertumbuhan perusahaan memiliki nilai t hitung -2,163 dan
signifikansi sebesar 0,040, hal ini berarti bahwa tidak terdapat pengaruh
positif variabel pertumbuhan perusahaan terhadap return saham. Artinya
semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan return saham yang
diterima semakin rendah dan sebaliknya.