• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif, yaitu menguraikan data dalam bentuk kalimat yang disusun secara sistematik kemudian diinterpretasikan dengan bentuk kalimat yang disusun secara sistematik, kemudian diinterpretasikan dengan melandaskan pada peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti sehingga akan mendapatkan gambaran yang jelas dan terang dalam pokok bahasan sehingga akhirnya akan menuju pada suatu kesimpulan. Kesimpulan akan ditarik dengan menggunakan metode deduktif yaitu suatu cara penarikan kesimpulan dari hal yang khusus ke hal yang umum.

V. PENUTUP

A. Simpulan

Setelah melakukan pembahasan terhadap data yang diperoleh dalam penelitian, maka sebagaimana penutupan dari pembahasan atas permasalahan dalam skripsi ini, penulis menarik simpulan:

1. Penegakan hukum pidana terhadap anak pelaku pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan matinya orang dapat diketahui melihat teori penegakan hukum pidana yaitu pada tahap formulasi, aplikasi dan eksekusi yang menjadi persoalan paling relevan yaitu pada tahap formulasi atau Undang-Undang sebab dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak dapat dikatakan lebih mengedepankan yuridis formal dengan menonjolkan penghukuman. Selain itu juga pengaturan mengenai penahanan yang menempatkan anak di Rumah Tahanan dirasa kurang memberikan perlindungan bagi anak yang berhadapan dengan hukum, hal ini berbeda dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang telah mengatur mengenai lembaga penempatan khusus anak, serta belum mengaturnya keadilan restoratif dan diversi. Selain itu juga aparat penegak hukum yang kurang memahami persoalan anak dengan mengikuti pendidikan pengadilan anak.

2. Faktor Penghambat penegakan hukum pidana terhadap anak pelaku pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan matinya orang yang paling dominan adalah faktor penegak hukum yaitu sikap profesionalisme aparat penegak hukum mulai dari kepolisian sampai pengadilan, sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dalam sistem peradilan pidana terpadu yang kurang memahami persoalan anak dengan mengikuti pendidikan pengadilan anak, selain itu faktor undang-undang, dimana belum mengatur sepenuhnya mengenai hak-hak anak, proses penahanan yang ditempatkan di Rumah Tahanan, serta penjatuhan pidana yang masih mengedapankan bersifat penghukuman semata.

B. Saran

1. Aparat penegak hukum harus bersikap profesionlisme dalam menangani anak sebagai pelaku tindak pidana pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan matinya orang dengan memperhatikan hak-hak anak baik dalam proses penyidikan, penuntutan, dan persidangan.

2. Asas, prinsip, konsep dan pemikiran yang termuat dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak harus segera

diimplementasikan. Sosialisasi dan pendidikan terkait diversi harus dilakukan kepada polisi, penyidik, jaksa, hakim, masyarakat dan pihak terkait agar upaya perlindungan anak terutama anak pelaku tindak pidana dapat terlaksana. Selain itu, pemerintah harus segera membangun fasilitas dan sarana sebagaimana yang diamanatkan dalam RancanganUndang-Undang tentang Sistem Peradilan Pidana Anak agar anak (pelaku, korban atau saksi) mendapatkan pembinaan, pemulihan, pengamanan dan pelatihan demi mewujudkan restorative justice

3. Penerapan pidana terhadap pelaku anak sebaiknya menjadi pilihan atau obat terakhir (ultimum remedium) dan hakim hendaknya memandang terdakwa atau pelaku yang masih dikategorikan sebagai anak yang perkembangan jiwa dan masa depannya harus dipertimbangkan, bukan sebagai penjahat yang harus dijatuhi pidana untuk menimbulkan efek jera. Hal-hal yang bersifat non- penal harus pula diperhatikan. Meskipun harus dijatuhi penerapan hukum pidana terhadap pelaku anak, penjatuhan pidana tersebut harus bertujuan merehabilitasi anak kearah yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku/Literatur :

Andrisman, Tri. 2011. Hukum Pidana Asas- Asas Dan Dasar Aturan Umum Hukum Pidana Indonesia. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

---. 2013. Hukum Peradilan Anak. Bandar Lampung: Fakultas Hukum Unila.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

Bassar , 1999. Tindak-tindak Pidana Tertentu. Bandung: Ghalian.

Fajar, Mukti dan Yulianto Achmad. 2010. Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mahmud Marzuki, Peter. 2005. Penelitian Hukum.Jakarta: Kencana Prenada Group.

Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum dan Penelitan Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Mulyadi, Lilik. 2005 Pengadilan Anak di Indonesia( Teori Praktek dan permasalahannya), Bandung: CV. Mandar Maju,

Muladi dan Barda Nawawi. 1992. Bunga Rampai Hukum Pidana, Bandung, Alumni.

Nasir Djamil, M. 2013.Anak Bukan Untuk Dihukum catatan pembahasan Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU-SPPA),Jakarta: Sinar Grafika.

Nawawi Arief, Barda.2005. .Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan Hukum dan Pengembangan Hukum Pidana. Bandung: PT. Citra Adtya Bakti.

---. 2008.Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Kejahatan. Jakarta: Kencana.

Prodjodikoro, Wiryono. Tindakan-Tindakan pidana Tertentu di Indonesia, Bandung: Erosco.

Prakoso, Djoko dan Nurwachid. 1984. Studi Tentang Pendapat-Pendapat Mengenai Efektivitas Pidana Mati Di Indonesia Dewasa Ini. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Reksodiputro, Mardjono. 1994. Sistem Peradilan Pidana Indonesia, Melihat Kejahatan dan Penegakan Hukum dalam Batas-batas Toleransi. Jakarta: Pusat Keadilan dan Pengabdian Hukum.

Shafrudin, 1998. Politik Hukum Pidana. B.Lampung: Universitas Lampung. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta:

LP3ES.

Soekanto, Soerjono. 2007. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI-Press. ---. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Universitas Indonesia. ---. 2009. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

---. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakkan Hukum, cetakan ke-11. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Sudarto. 1990. Hukum Pidana, Purwokerto: Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman

---. Hukum Pidana I, 1990. Semarang: Yayasan Sudarto.

Soetodjo, Wagiati. 2010. Hukum Pidana Anak. Bandung: PT refika Aditama. Utrecht, 1986. Hukum Pidana, Surabaya: Pustaka Tinta Mas.

B. Peraturan Perundang-Undangan :

Tim Redaksi. 2011. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Jakarta: Bumi Akasara.

Tim Redaksi. 2009. UndangUndang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak. Bandung: Fokus Media.

Tim Redaksi. 2012. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. Jakarta: Sinar Grafika.

Tim Redaksi. 2013. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Bandung. Fokus Media.

Tim Redaksi.2009. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Jakarta: Sinar Grafika.

Dokumen terkait