• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA

C. Analisis Data

1. Uji Instrumen a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Dalam penelitian ini untuk mengukur validitas dengan cara melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r table untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sample. Jika r hitung > r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan suatu indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2013: 52-53). Hasil pengujian validitas dapat dilihat pada tabel tersebut:

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Item Correted item

total Correlation

Keterangan

Advertising (X1) Butir 1 .672** Valid Butir 2 .715** Valid Butir 3 .640** Valid Butir 4 .760** Valid Butir 5 .609** Valid

(X2) Butir 7 .796** Valid Butir 8 .855** Valid Butir 9 .824** Valid Butir 10 .710** Valid Lokasi (Z) Butir 11 .708** Valid Butir 12 .772** Valid Butir 13 .633** Valid Butir 14 .719** Valid Butir 15 .683** Valid Butir 16 .380** Valid Keputusan Pembelian (Y) Butir 17 .722** Valid Butir 18 .803** Valid Butir 19 .787** Valid Butir 20 .786** Valid Butir 21 .781** Valid

Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Berdasarkan pada tabel di atas, dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel, maka dapat diketahui semua pernyataan yang digunakan dalam kuesioner adalah valid, hal ini dikarenakan r hitung semua item pernyataan > r tabel untuk (df)= 88 adalah .2072.

b. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2013: 47-48), reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban

seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran hanya sekali dan hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α).

Menurut Nunnally dalam Bawono (2006: 68), suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha (α) > 0.60 (Bawono, 2006: 68). Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Hasil Uji Reabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Advertising (X1) .709 Reliabel

Personal Selling (X2) .871 Reliabel Lokasi (Z) .728 Reliabel Keputusan Pembelian

(Y)

.835 Reliabel

Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa masing- masing variabel memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,60 (α > 0,60), sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel

advertising, personal selling, lokasi dan keputusan pembelian adalah reliabel.

2. Uji Spesifikasi Model

Menurut Bawono (2006: 84-86) uji regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis data yang mersifat multivariate.

Analisa ini digunakan untuk meramalkan nilai variabel dependen (Y) dengan variabel independen (X) yang jumlahnya lebih dari satu. Analisa ini disebut sebagai analisa multivariate karena variabel yang mempengaruhi naik turunnya variabel dependen (Y) lebih dari satu variabel independen (X).

Analisis regresi linier berganda, digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh advertising (X1), personal selling (X2), dan keputusan pembelian (Y) pada Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Kantor Cabang Surakarta. Persamaan regresi berganda dapat dicari dengan rumus berikut:

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + e

Hasil pengujian validitas dapat dilihat pada tabel tersebut: Tabel 4.6

Hasil Uji Analisis Regresi Berganda

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y) Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Berdasarkan output SPSS, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 29,529 4,936 5,983 ,000 Advertising (X1) ,274 ,117 ,256 2,339 ,022 Personal Selling (X2) ,025 ,090 ,030 ,274 ,785

Y = 29,529 + (0,274)X1 + (0,025)X2 + 0,10

Dari persamaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa: 1) Konstanta sebesar 29,529 menyatakan bahwa apabila

advertising (X1)dan personal selling (X2) memiliki nilai 0 atau tidak mengalami perubahan atau dengan kata lain tidak ada

advertising (X1) dan personal selling (X2) maka keputusan pembelian (Y) sebesar 29,529.

2) Koefisien regresi advertising (X1) bernilai positif sebesar 0,274 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 point advertising (X1) akan menaikkan keputusan pembelian sebesar 0,274 dengan anggapan personal selling (X2) tetap.

3) Koefisien regresi personal selling (X2) bernilai positif sebesar 0,025 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 point personal selling (X2) akan menaikkan keputusan pembelian sebesar 0,025 dengan anggapan advertising (X1) tetap.

3. Uji Statistik

a. Uji ttest (Uji Secara Individu)

Uji ini menurut Bawono (2006: 89) digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau sendiri-sendiri. Pengujian ini dilakukan secara parsial atau individu, dengan menggunakan uji t statistik untuk masing-masing variabel bebas, dengan tingkat

kepercayaan sebesar 0,05. Hasil pengujian ttest dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.7 Hasil Uji ttest

Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Berdasarkan output SPSS, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) Pengaruh Advertising (X1) terhadap Keputusan Pengambilan

KPR Syariah

Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui nilai signifikan

advertising (X1) adalah 0,022 lebih kecil dari α (0,05) dan nilai t test 2,339 lebih besar dari t tabel 1,2916 (df = 90 – 1 – 4 )

dengan α = 5%, sehingga dapat dikatakan bahwa secara parsial

advertising berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pengambilan KPR Syariah.

2) Pengaruh Personal Selling (X2) terhadap Keputusan Pengambilan KPR Syariah

Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui nilai signifikan variabel personal selling (X2) adalah 0,785 lebih besar dari α (0,05) dan nilai t test 0,274lebih kecil dari t tabel 1,2916 (df =

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 29,529 4,936 5,983 ,000 Advertising (X1) ,274 ,117 ,256 2,339 ,022 Personal Selling (X2) ,025 ,090 ,030 ,274 ,785

90 – 1 – 4 ) dengan α = 5%, sehingga dapat dikatakan bahwa secara parsial variabel personal selling tidak berpengaruh terhadap keputusan pengambilan KPR Syariah.

b. Uji Ftest

Menurut Bawono (2006: 91), uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh semua variabel X1,2,3 ...

(independen) secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel Y (dependen). Hasil Uji Ftest dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8 Hasil Uji Ftest

B

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui nilai F hitung sebesar 3,356. F tabel dapat dicari pada kolom df, yaitu df = (n-k), df = (90-3) = 87, dengan α = 5%, maka F tabel untuk df(87) sebesar

2,709, F hitung > F tabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari nilai α

yaitu 0,039 < 0,05, maka H1 diterima dan H0 ditolak. Sehingga dapat

diambil kesimpulan bahwa variabel independen yang terdiri dari

advertising dan personal selling, secara simultan (bersama-sama)

ANOVAa Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 36,738 2 18,369 3,356 ,039b Residual 476,162 87 5,473 Total 512,900 89

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)

b. Predictors: (Constant), Personal Selling (X2), Advertising (X1) Sumber:Data primer yang diolah (2017)

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah mengambil KPR Syariah.

c. Uji Koefisien Determinasi (Uji R²)

Koefisien determinasi (R²) menunjukkan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Menurut Gujarati (1988: 182-183) analisis koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase (%) pengaruh keseluruhan variabel independen yang digunakan terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan melihat R² pada hasil analisis persamaan regresi yang diperoleh. Apabila angka koefisien determinasi (R²) semakin mendekati 1 berarti model regresi yang digunakan sudah semakin tepat sebagai model penduga terhadap variabel dependen.

Ciri-ciri nilai R² adalah:

5) Besarnya nilai koefisien determinasi terletak antara 0 sampai

dengan 1, jadi nilai R² terletak antara 0 ≤ R² ≤ 1.

6) Nilai nol menunjukkan tidak adanya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

7) Sedangkan nilai 1 menunjukkan adanya hubungan yang sempurna antara variabel independen dengan variabel dependen. 8) Menghitung koefisien determinasi (R²) untuk menilai besarnya sumbangan atau kontribusi variabel independen terhadap nilai

variabel dependen (Bawono, 2006: 92-94). Hasil pengujian koefisien determinasi (R²) dapat dilihat pada tabel tersebut:

Tabel 4.9

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa variabel independen yaitu advertising dan personal selling mampu menjelaskan variabel dependen yaitu keputusan pembelian sebesar 0,16 atau 16% sedangkan sisanya 84% dijelaskan variabel lain diluar model.

4. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:

3) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,268a ,172 ,160 2,339

a. Predictors: (Constant), Personal Selling (X2), Advertising (X1) Sumber: Data primer yang diolah (2017)

variabel independen tidak berarti bebas dari multikolinieritas. Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.

4) Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIP). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas

adalah nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10

(Ghozali, 2013: 105-106).

Hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada tabel tersebut:

Tabel 4.10

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 12,977 5,628 2,306 ,024

Advertising (X1) ,336 ,106 ,314 3,183 ,002 ,876 1,141

Personal Selling (X2) -,069 ,083 -,084 -,835 ,406 ,839 1,191

Lokasi (Z) ,370 ,078 ,453 4,749 ,000 ,941 1,062

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y) Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Tabel 4.11

Hasil Uji Korelasi Antar Variabel Independen

Coefficient Correlationsa Model Lokasi (Z) Advertising (X1) Personal Selling (X2) 1 Correlations Lokasi (Z) 1,000 ,124 -,238 Advertising (X1) ,124 1,000 -,349 Personal Selling (X2) -,238 -,349 1,000 Covariances Lokasi (Z) ,006 ,001 -,002 Advertising (X1) ,001 ,011 -,003 Personal Selling (X2) -,002 -,003 ,007

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y) Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Bersadarkan tabel di atas nilai Tolerance semua variabel independen lebih besar dari 0,10, nilai VIF semua variabel independen lebih kecil dari 10,00 dan melihat besaran korelasi antar variabel independen dapat diketahui bahwa personal selling

memiliki tingkat korelasi paling tinggi dengan advertising sebesar – 0,349 atau sekitar 34,9%. Oleh karena itu korelasi ini dibawah 95%, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi

Heteroskedastisitas. Pada penelitian ini, cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan dua cara sebagai berikut:

1) Grafik Plot

Melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah sumbu Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.

Dasar analisis:

c) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

d) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013: 139-141). Hasil pengujian heteroskedastisitas dengan garfik plot dapat dilihat pada gambar tersebut:

Gambar 4.1 Scatterplot

Berdasarkan grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi keputusan pembelian berdasarkan variabel independen advertising, personal selling, dan lokasi.

2) Uji White

Menurut White, uji ini dapat dilakukan dengan meregres residual kuadrat (U²t) dengan variabel independen, variabel independen kuadrat, dan perkalian (interaksi) variabel independen. Dari persamaan regresi akan muncul nilai R² untuk menghitung c², dimana c² = n*R². Dasar analisisnya jika c² hitung < c² tabel, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013: 143). Hasil pengujian heteroskedastisitas dengan uji white dapat dilihat pada tabel tersebut:

Tabel 4.12 Hasil Uji White

S u m

B

Bersadarkan tabel di atas, dapat diketahui nilai R² sebesar 0,276. Maka c² = 90*0,276 = 24,84. Nilai c² hitung < c² tabel sebesar 109.7730 (df = n-k, dengan α = 5%), dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi keputusan pembelian berdasarkan variabel independen

advertising, personal selling, dan lokasi. c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pada penelitian ini, untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan cara sebagai berikut: 1) Analisis grafik

Analisis grafik adalah cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan cara melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,526a ,276 ,195 2,154

a. Predictors: (Constant), Interaksi X2Z, Advertising (X1²), Lokasi (Z²), Interaksi X1Z, Personal Selling (X2²), Advertising (X1), Interaksi X1X2, Personal Selling (X2), Lokasi (Z)

yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengn garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan megikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2013: 160-163). Hasil pengujian normalitas dengan analisis grafik dapat dilihat pada grafik tersebut:

Gambar 4.2 Histogram

Gambar 4.3

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Berdasarkan grafik histogram dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi normal dan pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)

Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis sebagai berikut:

H0 : Data residual terdistribusi normal HA : Data residual tidak terdistribusi normal

Dasar analisisnya jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) di atas 0,05 maka distribusi data dinyatakan memenuhi asumsi normalitas, dan jika nilainya di bawah 0,05 maka

diinterpretasikan sebagai tidak normal (https://www.statistikian.com//2012/09/uji-normalitas-dengan- kolmogorov-smirnov-spss.html diakses pada 9 Agustus 2017 pukul 22.10 WIB). Hasil pengujian normalitas dengan uji K-S dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)

Berdasarkan tabel tersebut maka dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,137 > 0,05 maka distribusi data dinyatakan memenuhi asumsi normalitas.

d. Uji Linieritas

Pengujian linieritas digunakan untuk menguji apakah spesifikasi model yang digunakan sudah tepat atau lebih baik dalam spesifikasi model bentuk lain. Uji Durbin-Watson digunakan untuk

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 90

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7 Std. Deviation 2,05875112 Most Extreme Differences Absolute ,122 Positive ,066 Negative -,122 Kolmogorov-Smirnov Z 1,158

Asymp. Sig. (2-tailed) ,137

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

melihat ada tidaknya autokorelasi dalam model. Hasil pengujian Durbin-Watson dapat dilihat pada tabel tersebut:

Tabel 4.14

Hasil Uji Durbin-Watson Model Utama (Persamaan 1)

S u m S u T a b e l 4.15

Hasil Uji Durbin Watson Model Kuadrat (Persamaan 2)

S u m

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui besarnya nilai Durbin Watson keduanya untuk persamaan linier sebesar 2,122 sedangkan persamaan kuadrat sebesar 2,128. Sedangkan nilai D-W, diketahui sebagai berikut: jumlah sampel 90, jumlah variabel independen (k) = 3, dengan asumsi derajat 5%, nilai tabel dL =

1,5863 dan nilai tabel dU = 1,7264, nilai 4-dU = 4 – 1,7264 = 2,2736,

karena nilai D-W test kedua persamaan tersebut diantara dU dan 4dU

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 ,514a ,265 ,239 2,094 2,122

a. Predictors: (Constant), Lokasi (Z), Advertising (X1), Personal Selling (X2) b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)

Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 ,517a ,267 ,214 2,128 2,128

a. Predictors: (Constant), Lokasi (Z²), Advertising (X1), Personal Selling (X2²), Lokasi (Z), Personal Selling (X2), Advertising (X1²)

b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y) Sumber: Data primer yang diolah (2017)

maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kesalahan spesifikasi model atau keduanya layak dipakai.

5. Uji Hipotesis

a. Pengaruh Advertising terhadap Keputusan Pembelian Tabel 4.16

Hasil Uji t test 1

S

B B

Berdasarkan nilai dari thitung diperoleh nilai koefisien sebesar 2,590, t table sebesar1,987. Dalam ini t hitung > t table (2,590 > 1,987) dengan nilai sig 0,011 < 0,05. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel advertising berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin baik kualitas dan kuantitas advertising

yang dibuat oleh Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Kantor Cabang Surakarta maka akan meningkatkan keputusan pengambilan KPR Syariah oleh nasabah.

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 30,093 4,463 6,743 ,000 Advertising (X1) ,284 ,110 ,266 2,590 ,011

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y) Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Imansyah, Rahmawati, Maryono (2015) dengan judul Pengaruh Bauran Promosi terhadap Keputusan Nasabah Menabung Simpeda pada Bank Kalsel Unit Gambut menyatakan bahwa variabel periklanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. b. Pengaruh Personal Selling terhadap Keputusan Pembelian

Tabel 4.17 Hasil Uji ttest 2

Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Berdasarkan nilai dari thitung diperoleh nilai koefisien sebesar

1,086, t table sebesar 1,987. Dalam ini t hitung < t table (1,086 < 1,987) dengan nilai sig 0,280. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa personal selling tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Milt Grassell (1986) dalam Pawitra (2001) terhadap 70 pembelian eksekutif, terdapat sepuluh komplain tertinggi terhadap proses presentasi tenaga penjualan diantaranya adalah menjatuhkan pesaing, menjadi terlalu agresif atau kasar, tidak mempunyai pengetahuan yang cukup atas produk atau jasa pesaing,

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 37,817 3,523 10,735 ,000 Personal Selling (X2) ,095 ,087 ,115 1,086 ,280

tidak mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai organisasi atau bisnis perusahaan yang didatangi untuk presentasi, dan menyampaikan presentasi yang buruk. Terdapat beberapa kemungkinan Personal Selling tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Pertama, dikarenakan tenaga penjual Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Kantor Cabang Surakarta bekerja dibawah tekanan target dana pembiayaan yang harus dikeluarkan setiap bulannya sehingga memungkinkan terjadi unsur pemaksaan dalam menawarkan produk KPR Syariah kepada nasabah dan hal ini menyimpang dari pernyataan dalam kuesioner. Kedua, tenaga penjual Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Kantor Cabang Surakarta tidak terlalu intens dalam mempromosikan produk KPR Syariah kepada nasabah dikarenakan pihak bank mendapatkan nasabah langsung dari developer yang telah menjalin kerjasama dengan pihak Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Kantor Cabang Surakarta.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Darna dan Wardani (2013) dengan judul Pengaruh Bauran Promosi terhadap Keputusan Pengambilan Produk Pembiayaan KPR Platinum iB pada Bank X Syariah Cabang Harmoni Jakarta, menyatakan bahwa variabel personal selling tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian produk pembiayaan KPR Platinum iB.

c. Pengaruh Lokasi terhadap Hubungan antara Advertising terhadap Keputusan Pembelian

Tabel 4.18

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²) Moderasi 1

Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Berdasarkan tabel di atas, nilai Adjusted R Square sebesar 0,237. Hal ini berarti 23,7% variabel keputusan pembelian (Y) dapat dijelaskan oleh variabel independen advertising (X1), lokasi (Z), dan variabel moderat atau interaksi (X1*Z). Sisanya 76,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.

Tabel 4.19

Hasil Uji Ftest Moderasi 1

S

Berdasarkan tabel di atas, nilai F hitung sebesar 10,221 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena signifikansi 0,000 < 0,005

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,513a ,263 ,237 2,097

a. Predictors: (Constant), Interaksi X1Z, Advertising (X1), Lokasi (Z)

ANOVAa Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 134,810 3 44,937 10,221 ,000b Residual 378,090 86 4,396 Total 512,900 89

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)

b. Predictors: (Constant), Interaksi X1Z, Advertising (X1), Lokasi (Z) Sumber: Data primer yang diolah (2017)

maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel keputusan pembelian (Y), atau dapat dikatakan bahwa variabel

advertising (X1), lokasi (Z), moderat atau interaksi (X1*Z) secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y).

Tabel 4.20 Hasil Uji ttest Moderasi 1

B e

r

Berdasarkan tabel di atas, advertising (X1) memberikan nlai koefisien parameter sebesar 1,351 dengan tingkat signifikansi 0,366 > 0,05. Lokasi (Z) memberikan nilai koefisien parameter sebesar 1,242 dengan tingkat signifikansi 0,327 > 005. Variabel moderat atau interaksi (X1*Z) memberikan nilai koefisien parameter sebesar -,022 dengan tingkat signifikansi 0,482 > 0,05. Tingkat signifikansi variabel moderat yang merupakan interaksi antara X1*Z tidak signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa lokasi (Z) tidak mempengaruhi hubungan advertising (X1) terhadap keputusan pembelian (Y) atau lokasi (Z) tidak memoderasi hubungan antara

advertising (X1) terhadap keputusan pembelian (Y). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Kurniawan (2012) yang menyatakan

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -30,101 60,170 -,500 ,618 Advertising (X1) 1,351 1,486 1,265 ,909 ,366 Lokasi (Z) 1,242 1,260 1,519 ,986 ,327 Interaksi X1Z -,022 ,031 -1,431 -,706 ,482

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y) Sumber:Data primer yang diolah (2017)

bahwa lokasi tidak memoderasi pengaruh paparan iklan pada perilaku dan sesuai dengan pendapat Putra (2012: 13), yang menyatakan bahwa tanah yang dimiliki dimanapun lokasinya, strategis atau tidak hal tersebut tidak mempengaruhi apapun. Dikarenakan tata kota akan selalu berubah, begitupun dengan letak tanah yang awalnya tidak strategis akan menjadi strategis seiring dengan laju pertumbuhan suatu kota. Sehingga dimanapun lokasi perumahan tersebut tidak mempengaruhi hubungan advertising

terhadap keputusan pembelian. Dalam brosur KPR Syariah di Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Kantor Cabang Surakarta hanya memuat special margin mulai 8,50%, tanpa provisi, dan proses yang cepat serta mudah, tidak memuat lokasi yang strategis.

d. Pengaruh Lokasi terhadap Hubungan antara Personal Selling

terhadap Keputusan Pembelian

Tabel 4.21

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²) Moderasi 2

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui nilai Adjusted R Square sebesar 0,149. Hal ini berarti 14,9% keputusan pembelian (Y) dapat dijelaskan oleh personal selling (X2), lokasi (Z), dan

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,422a ,178 ,149 2,214

a. Predictors: (Constant), Interaksi X2Z, Lokasi (Z), Personal Selling (X2) Sumber: Data primer yang diolah (2017)

variabel moderat atau interaksi (X2*Z). Sisanya 85,1% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.

Tabel 4.22

Hasil Uji Ftest Moderasi 2

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 91,251 3 30,417 6,204 ,001b

Residual 421,649 86 4,903

Total 512,900 89

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)

b. Predictors: (Constant), Interaksi X2Z, Lokasi (Z), Personal Selling (X2) Sumber:Data primer yang diolah (2017)

Berdasarkan tabel di atas, nilai F hitung sebesar 6,204 dengan tingkat signifikansi 0,001. Karena signifikansi 0,001 < 0,005 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi keputusan pembelian (Y), atau dapat dikatakan bahwa personal selling (X2), lokasi (Z), moderat atau interaksi (X2*Z) secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y).

Tabel 4.23 Hasil Uji ttest Moderasi 2

Sumber: Data primer yang diolah (2017) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 22,764 55,642 ,409 ,683 Personal Selling (X2) ,063 1,394 ,077 ,045 ,964 Lokasi (Z) ,373 1,154 ,456 ,323 ,748 Interaksi X2Z -,001 ,029 -,070 -,029 ,977

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa personal selling (X2) memberikan koefisien parameter sebesar 0,063 dengan tingkat signifikansi 0,964 > 0,05. Lokasi (Z) memberikan nilai koefisien parameter sebesar 0,373 dengan tingkat signifikansi 0,748 > 005. Variabel moderat atau interaksi (X2*Z) memberikan nilai koefisien parameter sebesar -0,001 dengan tingkat signifikansi 0,977 > 0,05. Tingkat signifikansi variabel moderat yang merupakan interaksi antara X2*Z tidak signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa lokasi (Z) tidak mempengaruhi hubungan personal selling

(X2) terhadap keputusan pembelian (Y) atau lokasi (Z) tidak memoderasi hubungan antara personal selling (X2) terhadap keputusan pembelian (Y). Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Putra (2012: 13), yang menyatakan bahwa tanah yang dimiliki dimanapun lokasinya, strategis atau tidak hal tersebut tidak mempengaruhi apapun. Dikarenakan tata kota akan selalu berubah,

Dokumen terkait