• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setelah pengolahan data selesai maka dilakukan analisis data. Data yang diperoleh secara deskriptif kualitatif yang artinya hasil penelitian ini dideskripsikan dalam bentuk penjelasan dan uraian kalimat-kalimat yang mudah dibaca dan dimengerti untuk diinterpretasikan dan ditarik kesimpulan mengenai pertanggungjawaban penyidik polri dan upaya hukum yang dilakukan oleh terpidana dalam hal terjadinya salah tangkap atau error in persona, sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang masalah yang diteliti. Dari hasil analisis tersebut dapat dilanjutkan dengan menarik kesimpulan secara induktif, yaitu cara berfikir dalam mengambil kesimpulan secara umum yang didasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus, dan selanjutnya dari berbagai kesimpulan tersebut dapat diajukan saran.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Pertanggungjawaban penyidik polri kepada terpidana dalam hal salah tangkap atau error in persona yang dilakukannya Pertanggungjawaban penyidik Polri secara individu atau perorangan dengan memberikan jalan untuk mengajukan praperadilan ke Pengadilan agar dapat mengetahui dimanakah letak kekeliruan penerapan salah tangkap tersebut. Pertanggungjawaban penyidik secara perdata dengan memberikan ganti kerugian berupa uang atau lainnya sesuai ketentuan dalam Pasal 95 Ayat (1) KUHAP. Pertanggungjawaban penyidik secara kode etik berupa penurunan pangkat jabatan bahkan pemecatan apabila melakukan tindakan berat yang bertentangan dengan kode etik kepolisian Indonesia. Pertanggungjawaban penyidik Polri secara hukum pidana apabila terjadi salah tangkap atauerror in persona dalam melakukan tugas kepolisian dapat dipidanakan atau dituntut sesuai penyalahgunaan wewenang Kepolisian. Penyidik juga berkewajiban untuk menyatakan penyesalan atau meminta maaf secara terbatas ataupun secara terbuka.

2. Upaya hukum yang dilakukan oleh terpidana dalam hal terjadinya salah tangkap atau error in persona yang dilakukan oleh penyidik polri antara lain Upaya pra peradilan, Upaya hukum banding dan kasasi, Upaya hukum luar biasa berupa peninjauan kembali, Permohonan ganti kerugian dan rehabilitasi.

B. Saran

Adapun saran yang akan diberikan penulis berkaitan dengan analisis pertanggungjawaban penyidik polri dan upaya hukum yang dilakukan oleh terpidana dalam hal terjadinya salah tangkap atau error in persona sebagai berikut:

1. Agar Kepolsian lebih teliti sehingga hasil dalam penyelidikan lebih matang dan dapat meminimalisir terjadinyaerror in persona, selain itu Penyidik harus lebih berhati-hati dalam penyelidikan dan mencari data. Untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya error in persona maka upaya Ditreskrimum memberikan bimbingan secara teknik pada tingkat Polda dan Polres secara langsung ataupun secara tertulis dengan menggunakan telegram atau juklak. 2. Mengenai upaya hukum yang dapat dilakukan oleh seorang terpidana yang

ternyata merupakan korban terjadinya error in persona, maka ia dapat mengajukan upaya hukum berupa upaya pra peradilan, upaya hukum banding dan kasasi, upaya hukum luar biasa berupa peninjauan kembali, permohonan ganti kerugian dan rehabilitasi. Dalam praktek dilapangan sebaiknya terpidana tidak dipersulit dalam mengajukan upaya hukum tersebut.

(Skripsi) oleh Selvi FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah dan Ruang Lingkup ... 6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 7

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual... 8

E. Sistematika Penulisan ... 13

DAFTAR PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pertanggungjawaban Polri ... 15

B. Penyelidikan dan Penyidikan ... 21

C. Penangkapan dan Penahanan... 25

D. PengertianError In Persona... 28

E. Upaya Hukum... 29

DAFTAR PUSTAKA III.METODE PENELITAN A. Pendekatan Masalah ... 34

B. Sumber dan Jenis Data ... 35

C. Penentuan Populasi dan Sampel... 37

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 38

E. Analisis Data ... 39 DAFTAR PUSTAKA

B. Pertanggungjawaban Penyidik Polri kepada Terpidana dalam Hal

Salah Tangkap atau error in persona yang Dilakukannya………...41 C. Upaya Hukum yang Dilakukan oleh Terpidana dalam Hal Terjadinya

Salah Tangkap atau error in persona yang Dilakukan oleh

Penyidik Polri ………. 52

V. PENUTUP

A. Kesimpulan ... 65 B. Saran ... 66

TERPIDANA DALAM HAL TERJADINYA SALAH

TANGKAP ATAUERROR IN PERSONA

Oleh:

Selvi

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Pidana

Fakultas Hukum Universitas Lampung

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

TERJADINYA SALAH TANGKAP ATAU ERROR IN PERSONA

Nama Mahasiswa :

Selvi

No. Pokok Mahasiswa : 0852011205

Bagian : Hukum Pidana

Fakultas : Hukum

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Eddy Rifa’i, S.H.,M.H. Tri Andrisman, S.H.,M.H.

NIP 19610912 198603 1 003 NIP 19611231 198903 1 023

2. Ketua Bagian Hukum Pidana

Diah Gustiniati Maulani, S.H.,M.H. NIP 19620817 198703 2 003

1. Tim Penguji

Ketua :Dr. Eddy Rifa’i, S.H., M.H. ………

Sekretaris/Anggota :Tri Andrisman, S.H., M.H. ………

Penguji Utama :Diah Gustiniati Maulani, S.H., M.H. ………

2. Dekan Fakultas Hukum

Dr. Heryandi, S.H.,M.S. NIP 19621109 198703 1 003

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 31 Agustus 1990 yang merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Bapak Drs.Mahyuddin Siabat dan Ibu Arma Husnaini,BA. Pendidikan yang telah diselesaikan oleh penulis adalah Sekolah Dasar Negeri 3 Gunung Terang Bandar Lampung pada Tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Tanjung Karang Bandar Lampung yang diselesaikan pada Tahun 2005, lalu penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Yayasan Pembina Unila Bandar Lampung yang diselesaikan pada Tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung. Pada Tahun 2011 penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang bertempat pada Kelurahan Margorejo Kec.Metro Selatan Kotamadya Metro, Lampung. Sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum, penulis melakukan penelitian pada Kepolisian Daerah lampung, Hakim Pengadilan Tinggi Lampung, dan Akademisi Fakultas Hukum Universitas Lampung sebagai objek bahan penelitian penulisan skripsi.

Ridho nya Orang Tua adalah Awal dari Sebuah Kesuksesan (Selvi)

Sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan

membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh Permasalahan akan rusak.

Skripsi ini aku persembahkan kepada :

Kedua orangtuaku tercinta dan tersayang Papa Drs. Mahyuddin Siabat dan Mama Arma Husnaini, sebagai wujud bakti pengabdian dan tanda kasih sayang sebagai anak yang paling bahagia di dunia ini.

Kedua kakak lakiku tercinta Rizal dan Harli, semoga Selvi bisa menjadi adik yang baik dan berguna bagi kalian.

Seluruh keluarga besar Siabat dan keluarga Arsyad yang telah membuatku semakin termotivasi menjadi lebih baik dalam kehidupan ini.

Sahabat- sahabat tercintaku yang senantiasa menemani hari-hari sepanjang hidup ini.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Alhamdulillah, Allah telah memberikan segala kesempurnaan, kebahagiaan, kemudahan, dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pertanggungjawaban Penyidik Polri Dan Upaya Hukum Yang Dilakukan Oleh Terpidana Dalam Hal Terjadinya Salah Tangkap Atau Error In Persona ”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan tulus kepada :

1. Bapak Dr. Heryandi, S.H.,M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung.

2. Bapak Hi. Armen Yasir, S.H.,M.Hum., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Lampung.

3. Ibu Diah Gustiniati Maulani, S.H.,M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Pidana Universitas Lampung.

4. Bapak Tri Andrisman, S.H.,M.H., selaku Sekretaris Bagian Hukum Pidana Universitas Lampung.

masukan, pengarahan, ide perbaikan kerangka teori, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Tri Andrisman, S.H.,M.H., selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan langkah-langkah penulisan dan semangat disela-sela kesibukannya sebagai Sekretaris Bagian Hukum Pidana Universitas Lampung.

7. Ibu Diah Gustiniati Maulani, S.H.,M.H., selaku Dosen Pembahas I, yang telah memberikan kritik dan saran terhadap penulisan skripsi, sehingga saya dapat memperbaiki dan menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan benar dan tepat waktu.

6. Ibu Rini Fathonah, S.H.,M.H., selaku Dosen Pembahas II, yang telah memberikan kritik dan saran terhadap penulisan skripsi, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat waktu.

7. Ibu Hj. Wati Rahmi S.H.,M.H., selaku Pembimbing Akademik yang selalu bersedia meluangkan waktu dalam membantu proses perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini.

8. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah memberikan perkuliahan, ilmu pengetahuan, motivasi, dan pelajaran hidup terkait masalah hukum selama kuliah.

10. AKP Iryouw Yohanis, S.H., selaku Kepala Ditreskrimum Kepolisian Daerah Lampung, terima kasih telah meluangkan waktu dan bersedia menjadi responden untuk memberikan informasi terkait permasalahan pada skripsi ini.

dengan penulisan skripsi ini.

12. Bapak Shafruddin, S.H.,M.H., selaku Dosen Fakultas Hukum, terima kasih telah bersedia menjadi responden dan memberikan jawaban atas permasalahan dalam skripsi ini.

13. Mba Sri, Mba Yanti, Babe Narto, Ibu Arniah, Mba Yani, dan Mba Dian, terima kasih telah membantu dalam mengurus borang pengajuan judul, pembuatan SK Seminar, jalannya seminar I dan II, pengurusan borang pengajuan SK Kompre sampai dengan pelaksanaan Ujian Kompre, dan segala kebaikan dan perhatian lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu. 14. Terkhusus rasa cinta, sayang dan hormat yang setulusnya kepada kedua

orangtuaku Papa dan Mama, terima kasih telah melahirkan, membesarkan, menjaga, mendidik, membimbing, berusaha memberi yang terbaik untuk pendidikanku hingga kuliah dan memberikan arti kehidupan di dunia ini. Kepada Kedua kakakku yaitu Rizal dan Harli terima kasih telah memberikan semangat yang besar dalam menjalani hidup.

15. Seluruh keluarga besar Siabat dan Arsyad yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas segala doa dan dukungan semangatnya.

16. Teman-teman terdekat (seven icons ala-ala) yang setia dari awal perkuliahan hingga saat ini menjadi teman sejatiku Asri Rejeki Utami, Rahandini Woro Patitis, Wirda Apriliani, Silca Ariani Jasib Bustam, Donna Nidya Yolanda, Alana Arum Sari.

Anasya Achba, Raestin Silfani, Muhaiminul Aziziah, Burmansyah, Wira Nanda Subing, Indra dan seven icons ala-ala.

18. Teman- teman arisan AishaTheHijabees

19. Om Zaini yang telah memberi masukan dan pengarahan untuk menjawab permasalahan dalam skripsi ini, M.Rezaguna Ekasaputera yang selalu kasih semangat disaat penulis merasa down dalam menyesaikan skripsi ini.

20 Seluruh guru dan teman pada SDN 3 Gunung Terang Bandar Lampung, SMPN 10 Bandar Lampung, SMA Yayasan Pembina Unila Bandar Lampung (tanpa jasa para guru dan kebersamaan bersama teman-teman dalam menjalani kehidupan pada masa-masa itu, saya tidak mungkin mencapai keberhasilan ini.)

21. Seluruh teman-teman di Fakultas Hukum Universitas Lampung Angkatan 2008, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas segala bentuk kebaikan kalian dengan kebaikan yang lebih besar. Amin Ya Rabbal Alamin

Bandar Lampung, Februari 2012 Penulis

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PENYIDIK POLRI DAN UPAYA HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH TERPIDANA DALAM HAL

TERJADINYA SALAH TANGKAP ATAUERROR IN PERSONA

Oleh SELVI

Proses penangkapan yang dilakukan penyidik Polri terhadap tersangka yang diduga kuat telah melakukan suatu tindak pidana bisa jadi mengalami suatu kekeliruan atau kesalahan-kesalahan yang bersumber pada human error yaitu kesalahan penyidiknya dalam praktek di lapangan. Kesalahan dalam proses penangkapan mempunyai konsekuensi yang cukup besar karena kekeliruan tersebut bila tidak segera diperbaiki akan terus berlanjut pada tahap-tahap selanjutnya. Konsekuensi hukum dalam kasus salah tangkap tersebut seharusnya tidak hanya bagi pihak korban yang menjadi korban salah tangkap saja namum seharusnya demi memenuhi rasa keadilan dalam masyarakat yang semestinya juga menjadi tanggung jawab dari penyidik. Bagaimana pertanggungjawaban penyidik polri kepada terpidana dalam hal salah tangkap atau error in persona yang dilakukannya dan bagaimana upaya hukum yang dilakukan oleh terpidana dalam hal terjadinya salah tangkap atau error in persona yang dilakukan oleh penyidik polri.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan secara yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris. Adapun sumber dan jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari studi lapangan dengan melakukan wawancara terhadap penyidik Polda Lampung, Hakim Pengadilan Tinggi Tanjung Karang dan Dosen bagian pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung. Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan cara memeriksa dan mengkoreksi data, setelah data diolah yang kemudian dianalisis secara analisis kualitatif guna mendapatkan suatu kesimpulan yang memaparkan kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari penelitian.

secara individu atau perorangan dengan memberikan jalan untuk mengajukan praperadilan ke Pengadilan agar dapat mengetahui dimanakah letak kekeliruan penerapan salah tangkap tersebut. Memberikan ganti kerugian berupa uang atau lainnya sesuai ketentuan dalam Pasal 95 Ayat (1) KUHAP. Penyidik berkewajiban untuk menyatakan penyesalan atau meminta maaf secara terbatas ataupun secara terbuka. Penyidik (pelanggar) dalam hal terjadi error in persona dapat diberikan sanksi berupa sanksi administratif seperti tour of duty, sanksi pemberhentian dengan hormat, atau sanksi pemberhentian dengan tidak hormat. Upaya hukum yang dilakukan oleh terpidana dalam hal terjadinya salah tangkap atau error in persona yang dilakukan oleh penyidik polri antara lain Upaya pra peradilan, Upaya hukum banding dan kasasi, Upaya hukum luar biasa berupa peninjauan kembali, Permohonan ganti kerugian dan rehabilitasi.

Adapun saran yang diberikan penulis yaitu agar kepolsian lebih teliti sehingga hasil dalam penyelidikan lebih matang jadi dapat meminimalisir terjadinya error in persona, selain itu Penyidik harus lebih berhati-hati dalam penyelidikan dan mencari data. Agar mencegah dan menanggulangi terjadinya error in persona maka upaya Ditreskrimum memberikan bimbingan secara teknik pada tingkat Polda dan Polres secara langsung ataupun secara tertulis dengan menggunakan telegram atau juklak. Mengenai upaya hukum yang dapat dilakukan oleh seorang terpidana yang ternyata merupakan korban terjadinya error in persona, maka ia dapat mengajukan upaya hukum berupa upaya pra peradilan, upaya hukum banding dan kasasi, upaya hukum luar biasa berupa peninjauan kembali, permohonan ganti kerugian dan rehabilitasi. Dalam praktek dilapangan sebaiknya terpidana tidak dipersulit dalam mengajukan upaya hukum tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, Adi. 2008. Hukum Acara Pidana Indonesia. Sinar Grafika, Jakarta. Harahap, Yahya. 2002. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP.

Sinar Grafika, Jakarta.

Merpaung, Leden. 2004. Perumusan Memori dan Peninjauan Kembali Perkara Pidana. Sinar Grafika, Jakarta.

Prints, Darwan. 2002. Hukum Acara Pidana dalam Praktek. Djambatan dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jakarta.

Reksodisiputro, Mardjono. 1997. Hak Asasi Manusia dalam Sistem Peradilan Pidana. Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengadilan Hukum UI, Jakarta.

Soekanto, Soerjono. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. UI Press, Jakarta. Andrisman, Tri. 2009. Hukum Pidana. Universitas Lampung, Bandar Lampung. Kitab Undang- Undang Hukum Acara Pidana

Undang- Undang Dasar 1945

Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Kepolisian http://www.kontras.org/index.php?hal=siaran pers&pid=1297

www.kilasberita.com

DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, Andi. 2004. Hukum Acara Pidana Indonesia. Sinar Grafika, Jakarta. Harahap, Yahya. 2002. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP.

Sinar Grafika, Jakarta.

Merpaung, Leden. 2004. Perumusan Memori dan Peninjauan Kembali Perkara Pidana. Sinar Grafika. Jakarta.

Prints, Darwan. 2002. Hukum Acara Pidana dalam Praktek. Djambatan dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jakarta.

Sitompul. 2000. Beberapa Tugas dan Peranan Polisi. CV Wanthy Jaya, Jakarta. Kitab Undang- Undang Hukum Acara Pidana

Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Kepolisian

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Citra Aditya, Bandung.

Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. 1989. Metode Penelitian Survey. Grafika, Jakarta

Soemitro, Ronny Hanitijo. 1990. Metodologi Penelitian Hukum dari Jurimetri. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Soekanto, Soerjono. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. UI Press, Jakarta.

Tim Penyusun Kamus. 1997. Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta.

Universitas Lampung. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung Press, Bandar Lampung.

Dokumen terkait