• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data yang diperoleh terkumpul secara keseluruhanbaik yang diperoleh dari hasil penelitian studi pustaka(data sekunder) maupun hasil penelitian lapangan(data

primer) kemudian dianalisis secara kualitatif yang menguraikan data dalam bentuk kalimat yang disusun secara sistematik kemudian di interpretasikan dengan bentuk kalimat yang disusun secara sistematis,dari analisis data tersebut dilanjutkan dengan menarik kesimpulan secara induktif yaitu suatu cara berfikir yang didasarkan fakta-fakta bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan secara khusus yang kemudian diinterpretasikan dengan berlandaskan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti sehingga diperoleh gambaran yang jelas dari mengenai pokok bahasan yang akhirnya menjadi jawaban permasalahan berdasarkan hasi penelitian.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai dasar-dasar alasan Jaksa dalam mengajukan kasasi serta dasar pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap pelaku tindak pidana korupsi dana APBD Lampung Timur, maka penulis mengambil kesimpulan :

1. Bahwa yang menjadi alasan Jaksa Penuntut Umum dalam mengajukan kasasi adalah karena Majelis Hakim telah salah menerapkan hukum atau menerapkan hukum yang tidak sesuai sebagaimana mestinya, sehingga terdakwa dinyatakan bebas. Namun dengan alasan bahwa hakim telah salah dalam menafsirkan terhadap undang-undang yang dilanggar dalam perkara tindak pidana korupsi sehingga Mahkamah Agung menyatakan bahwa putusan yang diberikan oleh Pengadilan Negeri tersebut harus dibatalkan dan Mahkamah Agung akan mengadili sendiri perkara tersebut dan mejatuhkan vonis pidana penjara selama 15 (lima belas) tahun, dengan pidana denda sebesar Rp.500.000.000,(lima ratus juta rupiah) dengan ketentuan apabila pidana tersebut tidak dibayar, maka kepada terdakwa dikenakan pidana pengganti berupa pidana kurungan selama 6 (enam) bulan. Dan menghukum terdakwa membayar pidana tambahan berupa uang pengganti sebesar

Rp.10.586.575.000 (sepuluh milyar lima ratus delapan puluh enam juta lima ratus tujuh puluh lima ribu rupiah) dan apabila terdakwa tidak membayar uang pengganti tersebut paling lama satu (1) bulan sesudah putusan ini mempunyai hukum tetap, maka harta bendanya dapat disita oleh jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut, dan apabila harta benda terdakwa tidak mencukupi untuk membayar uang pengganti tersebut, maka dipidana dengan pidana penjara selama tiga (3) tahun.

2. Dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana terhadap pelaku tindak pidana korupsi dana APBD lampung timur No.253.K/pid.sus/2012.MA, dengan memperhatikan pada pertimbangan yang bersifat yuridis dogmatis yaitu terdakwa Hi.Satono.SH.SP bin Hi.Darmo Susiswo telah melanggar Pasal 3 jo. Pasal 18 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah dirubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat(1) ke-1 KUHP, undang No.48 Tahun 2009, Undang-Undang No.8 Tahun 1981, Undang-Undang-undang No.14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah dirubah dan ditambah dengan Undang-undang No.5 Tahun 2004, dan perubahan kedua dengan Undang-undang No.3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain.

3. Perbuatan melawan hukum yang dilakukan terdakwa yaitu terbukti melanggar Pasal 3 jo. Pasal 18 Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 sebagai mana diubah dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2001 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, karena terdakwa melakukan tindak pidana korupsi

“Bersama-sama Melakukan Korupsi dan Berlanjut” dana APBD Lampung Timur.

4. Sifat melawan hukum yang dilakukan tedakwa bertentangan dengan sifat melawan hukum materil dalam fungsi positif mengandung arti, meski perbuatan tidak memenuhi unsur delik, tetapi jika diangap perbuatan tercela karena tidak sesuai dengan rasa keadilan atau norma dimasyarakat, maka perbuatan itu dapat dipidana, penjelasan Pasal 2 ayat (1) UUPTK menyebut yang dimaksud dengan “melawan hukum” mencakup perbuatan melawan hukum dalam arti formil maupun materil, yakni meski perbuatan itu tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan, namun jika perbuatan itu diangap tercela karena tidak sesuai dengan rasa keadilan atau norma kehidupan sosial dimasyarakat, maka perbuatan itu dapat dipidana.

5. Terdakwa memenuhi kriteria mampu bertanggung jawab karena mampu mengetahui atau menyadari bahwa perbuatanya itu bertentangan dengan hukum dan dapat menentukan kehendaknya sesuai dengan kesadaran yang dimilikinya.

6. Perbuatan yang dilakukan terdakwa adalah dengan unsur kesengajaan untuk memperkaya diri (dolus) demikian pula terhadap diri terdakwa tiada melekat alasan pemaaf maupun alasan pembenar (culpa) yang dapat menghapuskan sifat perbuatan pidana.

B. Saran

Berdasarkan analisa dan kesimpulan atas permasalahan yang telah dibahas, maka yang menjadi saran penulis adalah:

1. Sebaiknya hakim dapat memberikan putusan yang berpihak pada keadilan yang objektif sehingga mampu menemukan hukum yang sebenarnya dan tidak memihak, serta diharapkan mampu membuat jera setiap pelaku yang ingin melakukan tindak pidana korupsi khususnya diwilayah Hukum Provinsi Lampung khususnya di kabupaten Lampung Timur.

2. Seharusnya tentang pengawasan dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) lebih ditingkatkan dengan adanya solidaritas antara pemerintah, para penegak hukum dan seluruh masyarakat untuk menegakan peraturan hukum yang berlaku agar tidak terjadi pelanggaran tindak pidana korupsi.

DAFTAR PUSTAKA

Andrisman, Tri 2007, Asas-Asas Dan Aturan Umum Hukum Pidana Indonesia, Fakultas Hukum Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Arief, Barda Nawawi ,1984. Sari Kuliah Hukum Pidana II.Badan Penyediaan Kuliah Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang.

Arief, Barda Nawawi ,1987. Perbandingan Hukum Pidana II.Badan Penyediaan Kuliah Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang.

Harmien Hadiati, Koeswadji, 2001. Korupsi Di Indonesia Dari Delik Jabatan Ketindak Pidana Korupsi. PT.citra aditya bakti, Bandung.

Hamzah. Andi.2008. Hukum Acara Pidana Indonesia. Sinar Grafika Jakarta. 2008 Husin, Kadri “Sistem Peradilan Pidana Di Indonesia” Universitas Lampung

2011. Bandar Lampung.

Mulyadi, Lilik. Putusan Hakim Dalam Hukum Acara Pidana Indonesia, Citra Aditya Bakti. Bandung, 2010

Nasution, Bahder johan. 2008. Metode penalitian ilmu Hukum. Mandar maju.Bandung.

Poerwadaminta,W,J,S. 1995. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka Indonesia. Jakarta.

Rifai, Eddy. 2011. Sifat Melawan Hukum Pidana Korupsi. Lampung post edisi 15 Desember 2011.

Soerodibroto, Soenarto.1996. KUHP dan KUHAP. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. September 1996

Manan, Bagir.2000. Wajah Hukum di Era Reformasi, Citra Aditia Bakti. Bandung, 2009

Universitas lampung. 2008. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Lampung University Press. Bandar Lampung

Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi Di Pengadilan Mahkamah Agung Republik Indonesia.

Soedarto, 1975. Hukum Pidana jilid I A Badan penyediaan bahan kuliah fakultas hukum Universitas Diponegoro, Semarang.

Soekanto, Soerjono, 1988, Pengantar penelitian hukum, Universitas Indonesia, Jakarta

Universitas lampung 2008, Format Penulisan Karya Ilmiah, Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Undang- undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Undang- undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Undang-undang Nomor 48 tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman dan Mahkamah Agung

Salinan Putusan Mahkamah Agung Nomor : 253.K/pid.sus/2012/MA

Salinan Putusan Pengadilan Negeri Kelas I A Tanjungkarang Nomor : 304/PID.SUS/2011/PN.TK

Dokumen terkait