BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.3 Analisis Antena Dengan DGS ……………………………………...η 0
Analisis antena dengan teknik DGS ini terlebih dahulu akan dilakukan untuk antena dengan DGS berukuran (10 x10) mm, namun apabila hasilnya kurang optimal maka akan dilakukan simulasi dengan mengubah-ubah ukuran dan posisi DGS.
4.3.1 Analisis Antena Dengan DGS Berukuran (10 x10) mm
Antena mikrostrip patch segiempat 2 elemen dengan DGS berukuran (10x10) mm seperti Gambar 3.18 akan disimulasikan beberapa parameternya seperti VSWR, return loss, gain, dan impedansi. Berikut adalah hasil simulasi seperti yang diperlihatkan pada masing-masing Gambar 4.5, Gambar 4.6, Gambar 4.7, dan Gambar 4.8.
Gambar 4.6 Nilai Simulasi Return Loss DGS (10x10) mm
Gambar 4.8 Nilai Simulasi Impedansi DGS (10x 10) mm
Dari hasil simulasi didapat nilai VSWR 1,345 , return loss -16,65 dB, gain 7,462 dB dan impedansi 42,44 – j 11,42 Ω.
4.3.2 Analisis Perbandingan Antena Tanpa dan Dengan DGS (10x10) mm
Setelah melakukan simulasi terhadap antena mikrostrip 2 elemen
segiempat tanpa DGS dan dengan DGS (10x10) mm maka diperoleh perbandingan nilai VSWR, bandwidth, return loss, gain, dan impedansi. Nilai perbandingan VSWR dan bandwidth antara antena tanpa dan dengan DGS (10x10) mmdapat dilihat pada Gambar 4.9.
Gambar 4.9 Perbandingan Nilai VSWR Antena Tanpa dan Dengan DGS (10x10) mm
Dari Gambar 4.9 diatas terlihat nilai VSWR antena tanpa dan dengan DGS (10x10) mm masing-masing adalah 1,371 dan 1,345. Antena tanpa DGS memiliki nilai VSWR yang lebih besar daripada antena dengan DGS (10x10) mm. Hal ini menunjukkan bahwa antena dengan DGS berukuran (10x10) mm tersebut mampu memperbaiki kinerja antena mikrostrip 2 elemen patch segiempat tersebut. Dimana, pada DGS (10x10) mm gelombang yang dipantulkan berkurang sedikit daripada antena konvensionalnya.
Ba ndwidth yang dihasilkan pada antena tanpa dan dengan DGS masing-masing adalah 131 MHz dan 133,4 MHz. Bandwidth antena dengan DGS lebih besar daripada antena tanpa DGS. Parameter yang disimulasikan berikutnya adalah return loss. Perbandingan nilai return loss tanpa dan dengan DGS (10x10) mm dapat dilihat pada Gambar 4.10.
Gambar 4.10 Perbandingan Nilai Return Loss Antena Tanpa dan Dengan DGS (10x10) mm
Hasil simulasi return loss antena tanpa dan dengan DGS (10x10) mm masing-masing adalah -16,12 dB dan -16,65 dB. Antena dengan DGS berukuran (10x10) mm memiliki nilai RL sedikit lebih kecil daripada antena
konvensionalnya. Parameter yang disimulasikan berikutnya adalah gain. Adapun perbandingan gain hasil simulasi antena tanpa dan dengan DGS (10x10) mm dapat ditunjukkan pada Gambar 4.11.
Gambar 4.11 Perbandingan Nilai Gain Antena Tanpa dan Dengan DGS (10x10) mm
Pengukuran gain hasil simulasi antena tanpa dan dengan DGS masing-masing adalah 7,501 dB dan 7,462 dB. Penguatan terjadi pada antena tanpa DGS namun, pada antena dengan DGS terjadi pelemahan.
Hasil simulasi pengukuran impedansi antena tanpa dan dengan DGS (10x10) mm diperlihatkan pada Gambar 4.12 berikut.
Gambar 4.12 Perbandingan Nilai Impedansi Antena Tanpa dan Dengan DGS (10x10) mm
Pada Gambar 4.12 terlihat masing-masing nilai impedansi antena tanpa dan dengan DGS (10x10) mm adalah 38,84 – j 8,37 Ω dan 42,44 –j 11,41 Ω. Antena dengan DGS (10x10) mm mendekati antena match η0 Ω. Dari pendekatan nilai impedansi antena DGS (10x10) mm terhadap antena match η0 Ω telah menunjukkan keseluruhan parameter menjadi lebih baik daripada antena mikrostrip 2 elemen tanpa DGS.
Adapun nilai-nilai parameter tersebut masih dapat diperbaiki menjadi lebih baik lagi. Misalnya, pada nilai VSWR. Antena dengan DGS (10x10) mm memiliki nilai VSWR yang lebih baik daripada antena konvensionalnya namun, dilihat dari nilai VSWR antena DGS (10x10) mm sebesar 1,345 tersebut, nilai ini masih belum mendekati nilai VSWR ideal = 1. Sehingga dapat disimpulkan masih terjadi gelombang pantul yang besar pada antena DGS (10x10) mm. Oleh karena itu, kita perlu melakukan simulasi-simulasi berikutnya untuk mencari nilai terbaik dari setiap parameter dengan cara mengubah-ubah ukuran dan posisi DGS.
4.3.3 Analisis Antena Berdasarkan Perubahan Ukuran DGS
Antena mikrostrip patch segiempat 2 elemen yang di tambahkan teknik DGS tersebut akan dianalisis dengan mengubah ukuran DGS dari 10 mm hingga 30 mm. Namun akan diambil hasil iterasi dengan ukuran DGS yang menghasilkan nilai VSWR ≤ 2. Berikut ini adalah hasil iterasi antena mikrostrip 2 elemen dengan DGS seperti yang ditunjukkan Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Simulasi Antena dengan Mengubah Ukuran DGS
Ukuran DGS VSWR Return Loss Gain Impedansi (Ohm) Bandwidth 10x10 mm 1,345 -16,65 dB 7,462 dB 42,44 – j 11,42 133,4 MHz 12x12 mm 1,385 -15,84 dB 7,528 dB 37,36 – j 6,33 134,1 MHz 14x14 mm 1,498 -14,01 dB 7,546 dB 33,38 + j 0,443 137,3 MHz 16x16 mm 1,587 -12,89 dB 7,557 dB 31,85 + j 4,014 146,8 MHz 18x18 mm 1,61 -12,58 dB 7,522 dB 31,67 + j 5,83 158 MHz
20x20 mm 1,22 -20,07 dB 7,411 dB 41,04 + j 1,17 208,6 MHz 22x22 mm 1,75 -11,25 dB 7,401 dB 32,42 + j 14,70 101,3 MHz 24x24 mm 1,29 -17,89 dB 7,262 dB 41,17 + j 7,65 205,4 MHz 26x26 mm 1,096 -26,79 dB 6,935 dB 54,16 + j 2,32 224,5 MHz 28x28 mm 1,29 -17,76 dB 7,348 dB 52,45 + j 13,14 124,8 MHz 30x30 mm 1,39 -15,82 dB 7,242 dB 93,63 + j 7,63 180,6 MHz
Dari hasil simulasi yang diperoleh dengan mengganti-ganti ukuran DGS seperti yang tertera pada Tabel 4.1 di atas. Maka diperoleh hasil VSWR terkecil pada DGS berukuran (26x26) mm yaitu 1,096 dan return loss terkecil -26,79 dB. Adapun grafik dari parameter-parameter yang dihasilkan dari ukuran-ukuran DGS tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.13, Gambar 4.14, Gambar 4.15 dan Gambar 4.16.
Gambar 4.14 Nilai Return Loss Hasil Simulasi Pengubahan Ukuran DGS
Gambar 4.16 Nilai Impedansi Hasil Simulasi Pengubahan Ukuran DGS
4.3.4 Analisis Antena dengan Perubahan Posisi DGS
Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan dengan mengubah-ubahukuran DGS diperoleh hasil yang paling optimal adalah pada DGS berukuran (26x26) mm dimana VSWR yang diperoleh yaitu 1,096 dan return loss terkecil -26,79 dB. Maka dari hasil tersebut akan dioptimasi lagi dengan melakukan simulasi terhadap perubahan posisi DGS yang berukuran (26x26) mm.
Iterasi awal akan dilakukan dengan cara menggeser-geser posisi DGS secara vertikal (diantara kedua patch) dengan menggeser-geser posisi DGS terhadap sumbu y namun tetap menjaga posisinya terhadap sumbu X agar DGS tersebut tetap berada ditengah yang disesuaikan dengan ukuran DGS. Untuk pergeseran letak posisi DGS akan digeser setiap 1 mm keatas dan kebawah dari posisi DGS yang diletakkan ditengah (Y). Seperti yang diilustrasikan pada Gambar 3.20.
Dari hasil iterasi pada perubahan posisi DGS maka diperoleh hasil yang paling optimal adalah pada DGS berukuran (26x26) mm dengan posisi Y-4 artinya pergeseran 4 mm ke bawah dari posisi DGS di tengah. Adapun data hasil
simulasi pergeseran posisi DGS berukuran (26x26) mm ditujukkan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Simulasi Antena dengan Mengubah Posisi DGS
Pergeseran DGS VSWR Return Loss Gain Impedansi
(Ohm) Bandwidth Y+3 mm 3,073 -5,688 dB 6,764 37,51 + j 49,67 - Y+2 mm 2,357 -7,869 dB 7,159 37,06 + J 35,77 - Y+1 mm 1,873 -10,35 dB 7,28 dB 38,89 + j 25,86 125,9 MHz Y mm 1,566 -13,13 dB 7,30 dB 41,79 + j 18,97 131,1 MHz Y-1 mm 1,353 -16,49 dB 7,22 dB 45,32 + j 13,67 205,4 MHz Y-2 mm 1,208 -20,52 dB 7,01 dB 49,59 + j 9,4 145 MHz Y-3 mm 1,145 -23,41 dB 6,88 dB 51,48 + j 6,71 234,9 MHz Y-4 mm 1,096 -26,8 dB 6,93 dB 54,16 + j 2,32 224,5 MHz Y-5 mm 1,109 -25,76 dB 7,01 dB 55,03 – j 1,99 228,8 MHz
Ket : Y = posisi DGS berada ditengah
Grafik hasil iterasi antena dilakukan dengan mengubah-ubah posisi DGS dan mensimulasikan beberapa parameter antena yang akan di uji. Adapun grafik hasil simulasi beberapa parameter antena tersebut adalah seperti yang ditunjukkan masing-masing padaGambar 4.17 , Gambar 4.18, Gambar 4.19, dan Gambar 4.20.
Gambar 4.17 Nilai VSWR Hasil Simulasi Perubahan Posisi DGS
Gambar 4.18 Nilai Return Loss Hasil Simulasi Perubahan Posisi DGS
Gambar 4.20 Nilai Impedansi Hasil Simulasi Perubahan Posisi DGS
4.4 Analisis Antena Optimal
Dari data yang diperoleh nilai VSWR yang optimal adalah ketika ukuran DGS berbentuk segiempat berukuran (26x26) mm pada posisi 4 mm dari atas saluran pencatu. Analisis hasil dari simulasi yang dilakukan akan menghasilkan nilai parameter - parameter yang dibahas yaitu : VSWR, return loss, gain, impedansi dan mutual coupling. Berikut adalah gambar letak DGS pada antena mikrostrip 2 elemen seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.21.
DGS Posisi Y-4 27,25 mm 10,6 mm 21,4 mm 10,6 mm 10,6 mm 5 mm 0,69 mm 9,6 mm 9,6 mm 27,25 mm Y Y -Y + X 3 mm
Gambar 4.21 Antena Mikrostrip DenganPosisi DGS Optimal (Y-4 mm)
4.4.1 VSWR
Setelah dilakukan simulasi pada antena mikrostrip array 2 elemen maka diperoleh nilai VSWR seperti yang diharapkan VSWR < 2 untuk frekuensi 3,35 GHz adalah 1,096. Hal ini menunjukkan saluran transmisi dalam keadaan ma tching. Adapun grafik VSWR tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.22.
Gambar 4.22 Nilai VSWR Hasil Simulasi DGS Optimal
Adapun nilai bandwidth dapat ditentukan dari batas atas dan batas bawah frekuensi yang memiliki nilai VSWR ≤ 2. Maka nilai bandwidth dapat dihitung sebagai berikut :
BW = 3,4807 – 3,2562
= 0,2245 GHz = 224,5 MHz
Ba ndwidth yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan ≥ 100 MHz . Dalam simulasi ini sudah memenuhi nilai yang diharapkan yaitu sebesar 224,5 MHz. 4.4.2 Return Loss
Return Loss merupakan perbandingan antara amplitude dari gelombang yang direfleksikan terhadap amplitude gelombang yang dikirim akibat dari tidak kesesuaian impedansi. Return Loss memiliki kaitan yang erat dengan nilai VSWR hal ini dapat dilihat dari rumus untuk mencari nilai return loss seperti yang terdapat pada Persamaan 2.20. Adapun nilai return loss yang diperoleh dari hasil simulasi dapat dilihat pada Gambar 4.23.
Gambar 4.23 Nilai Return Loss Hasil Simulasi Antena DGS Optimal
Nilai return loss yang diperoleh dari hasil simulasi antena DGS optimal ini adalah -26,8 dB. Perbaikan level return loss ini disebabkan karena slot DGS yang
dibuat pada bidang ground antena menyebabkan gelombang permukaan tidak dapat berpropagasi disepanjang substrat. Karena gelombang permukaan tidak dapat berpropagasi, maka sejumlah besar daya teradiasi ke udara.
4.4.3 Gain
Adapun gain yang diharapkan dari spesifikasi adalah sebesar > 5 dB, Dan dari simulasi tersebut diperoleh gain sebesar 6,93 dB sehingga sudah memenuhi spesifikasi. Adapun gain hasil simulasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.24
Gambar 4.24 Nilai Gain Hasil Simulasi Antena DGS Optimal
4.4.4 Impedansi
Nilai impedansi matching yang diharapkan adalah mendekati 50 Ω. Hasil simulasi nilai impedansi antena DGS optimal adalah η4,1θ + j 2,32 Ω. Adapun hasil impedansi pada simulasi terlihat pada Gambar 4.25.
Gambar 4.25 Nilai Impedansi Hasil Simulasi Antena DGS Optimal
Dari gambar diatas terlihat bahwa nilai impedansi antena dengan DGS mendekati nilai impedansi pada spesifikasi antena matching yaitu η0 Ω.
4.5 Analisis Perbandingan Antena Tanpa dan Dengan DGS Optimal
Setelah melakukan simulasi terhadap antena mikrostrip 2 elemen segiempat tanpa DGS dan dengan DGS maka diperoleh nilai VSWR, bandwidth, return loss, gain, dan impedansi.
Besar nilai VSWR = 1 adalah nilai ideal yang menyatakan bahwa tidak terjadi gelombang pantul dan dapat dikatakan terjadi transfer daya maksimu m. Sedangkan, nilai VSWR = ∞ menyatakan bahwa tidak ada gelombang yang diteruskan atau dipantulkan semua. Nilai perbandingan VSWR dan nilai perbandingan bandwidth antara antena tanpa DGS dan antena dengan DGS adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.26.
Gambar 4.26 Perbandingan Nilai VSWR Antena Tanpa dan Dengan DGS Optimal
Dari Gambar 4.26 tersebut dapat dilihat nilai VSWR antena dengan DGS memiliki nilai VSWR yang lebih kecil yaitu 1,096 dibandingkan nilai VSWR antena tanpa DGS yaitu 1,371. Hal ini menunjukkan bahwa antena dengan DGS mampu memperbaiki nilai VSWR antena konvensionalnya walaupun nilai VSWR antena dengan DGS tersebut menunjukkan bahwa masih ada toleransi gelombang yang dipantulkan tetapi tidak terlalu besar.
Ba ndwidth yang dihasilkan pada antena yang ditambahkan DGS memiliki ba ndwidth lebih besar yaitu 224,5 MHz dibandingkan bandwidth yang dihasilkan antena tanpa DGS yaitu 131 MHz.
% = , 9 − ,, % = , %
% ℎ = , − % = , %
Maka didapat perbaikan VSWR 20,1 % dan perlebaran bandwidth sebesar 71,4 %. Dari hasil simulasi maka dinyatakan bahwa gelombang pantul berkurang dengan tereduksinya gelombang permukaan. Perbaikan ini terjadi dengan dicacatkannya groundplane.
Parameter yang disimulasikan berikutnya adalah perbandingan nilai return loss tanpa DGS dengan nilai return loss (S11) antena menggunakan DGS yang diperlihatkan pada Gambar 4.27.
Gambar 4.27 Perbandingan Nilai Return Loss Antena Tanpa dan Dengan DGS Optimal
Hasil simulasi return loss terlihat antena tanpa DGS memiliki nilai return loss (S11) sebesar – 16,12 dB dan antena dengan DGS memiliki nilai retur n loss sebesar – 26,79 dB ini artinya antena dengan DGS berbentuk segiempat berhasil menekan laju efek mutual coupling sebesar 66,2 % pada frekuensi kerja 3,35 GHz.
% = − , 9 − − ,− , % = , %
Hasil ini menunjukkan bahwa antena dengan DGS dalam kondisi yang lebih matching dibandingkan antena tanpa DGS dan ini berarti efisiensi antena dapat ditingkatkan, karena berdasarkan rumus efisiensi antena pada Persamaan (3.34) jika nilai return loss semakin baik maka nilai |Г|2 semakin kecil, ini menyebabkan efisiensi refleksi (er) semakin meningkat. Sehingga, apabila efisiensi radiasi (ecd) meningkat maka daya (Psw) yang diakibatkan oleh gelombang permukaan akan ditekan.
Parameter berikutnya yang disimulasikan adalah gain. Adapun perbandingan gain hasil simulasi antena tanpa DGS dan dengan DGS ditunjukkan seperti Gambar 4.28.
Gambar 4.28 Perbandingan Nilai Gain Antena Tanpa dan Dengan DGS Optimal
Pengukuran gain hasil simulasi antena tanpa DGS dan dengan DGS yang diperlihatkan pada Gambar 4.28 tersebut menunjukkan bahwa nilai gain antena dengan DGS memiliki penguatan yang lebih lemah yaitu sebesar 6,935 dB dibandingkan antena tanpa DGS yang memiliki nilai penguatan sebesar 7,502 dB. Sehingga terjadi pelemahan sebesar 7,6 %. Pelemahan tersebut disebabkan karena daya yang diradiasikan antena dengan DGS lebih kecil daripada daya yang diradiasikan oleh antena tanpa DGS. Namun penguatan yang dimiliki antena dengan DGS tersebut memenuhi syarat penguatan antena ≤ 5 dB.
% ℎ � = ,9 − ,, % = , %
Hasil simulasi pengukuran impedansi antena tanpa DGS dan antena dengan DGS diperlihatkan pada Gambar 4.29 yang menujukkan antena dengan DGS lebih matching daripada antena tanpa DGS, hal ini ditunjukkan oleh nilai
impedansi antena dengan DGS sebesar η4,1θ + j 2,32 Ω yang lebih mendekati η0 Ω.
Gambar 4.29 Perbandingan Nilai Impedansi Antena Tanpa dan Dengan DGS Optimal
Hasil simulasi berikutnya adalah mencari nilai mutual coupling (S12). Adapun hasil simulasi perbandingan nilai mutual coupling antena tanpa dan antena dengan DGS diperlihatkan pada Gambar 4.30.
Gambar 4.30 Perbandingan Nilai Mutual Coupling Antena Tanpa dan Dengan DGS Optimal
Dari hasil simulasi yang diperoleh menunjukkan bahwa antena dengan DGS pada posisi Y- 4 mm mampu memperbaiki nilai mutual coupling 1 %.
% = − ,99 − − , 9
− , 9 % = %
Tabel 4.3 berikut menunjukkan hasil simulasi parameter-parameter perbandingan antena tanpa dan antena dengan DGS. Dari Tabel 4.3 terdapat nilai parameter antena mikrostrip susun 2 elemen patch segiempat dengan defected ground structure berbentuk segiempat yang menghasilkan perbaikan nilai VSWR sebesar 20,1 % terhadap antena tanpa dan antena dengan DGS juga mampu memperlebar bandwidth sebesar 71,4 %.
Tabel 4.3 Perbandingan Nilai Parameter Antena Tanpa dan Dengan DGS Optimal
Parameter Antena Antena Tanpa DGS Antena dengan DGS Keterangan
VSWR Min 1,371 1,096 Penurunan nilai
VSWR 20,1 %
Bandwidth (MHz)
VSWR ≤ 2
131 MHz 224,5 MHz Kenaikan Bandwidth 71,4 %
Return Loss -16,12 dB -26,79 dB Penurunan RL 66,2 %
Gain (dB) 7,502 dB 6,935 dB Pelemahan 7,6 % dB
Impedansi 38,84 –j 8,37 Ω η4,1θ + j 2,32 Ω
Mutual Coupling - 21,79 dB - 21,997 dB Penurunan mutual
coupling 1 %
Nilai RL juga mengalami penurunan sebesar 66,2 % antena DGS mampu memperbaiki kinerja antena menjadi lebih baik. Pada gain terlihat antena tanpa
DGS memiliki penguatan yang lebih besar dari antena dengan DGS. Adapun nilai impedansi antena DGS lebih match mendekati η0 Ω daripada antena tanpa DGS. Nilai berikutnya adalah nilai mutual coupling. Antena dengan DGS mampu memperkecil nilai mutual coupling sebesar 1%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada tugas akhir ini telah dirancang antena mikrostrip susun 2 elemen pa tch segiempat dengan penerapan DGS pada bagian ground antena tersebut. Adapun ukuran DGS optimal adalah (26x26) mm dengan posisi (Y- 4 mm). Hal ini dilakukan guna memperbaiki kinerja performa parameter-parameter antena susun tersebut yang nilainya tidak stabil akibat terkena gangguan dari efek gelombang permukaan. Perbaikan tersebut terbukti dari hasil simulasi dan analisa yang didapat sehingga diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai VSWR yang dihasilkan dari simulasi pada perancangan antena tanpa DGS adalah 1,371 sedangkan hasil simulasi antena dengan DGS menghasilkan nilai VSWR sebesar 1,096 hal ini membuktikan bahwa antena yang menggunakan DGS mampu memperbaiki kinerja VSWR dimana kedua antena tersebut bekerja pada frekuensi yang sama yaitu 3,3 GHz – 3,4 GHz.
2. Nilai Return Loss (S11) yang dihasilkan dari simulasi pada perancangan antena tanpa DGS adalah -16,12 dB sedangkan hasil yang diperoleh untuk return loss pada antena yang menggunakan DGS adalah -26,8 dB. Hal ini membuktikan bahwa antena dengan DGS memberikan nilai yang lebih unggul dalam memperbaiki performa kinerja return loss pada antena mikrostrip susun 2 elemen yang bekerja pada frekuensi 3,3 GHz-3,4 GHz. Sehingga diperoleh kesimpulan antena dengan DGS mampu melakukan penekanan sebesar 10,68 dB terhadap antena tanpa DGS.
3. Nilai Gain yang diperoleh melalui hasil perancangan antena tanpa DGS adalah 7,502 dB sedangkan nilai gain pada antena dengan DGS menghasilkan nilai yang lebih rendah yaitu 6,93 dB. Hal ini menunjukkan terjadi pelemahan pada antena yang menggunakan DGS.
4. Nilai impedansi pada perancangan antena tanpa DGS 38,84 –j 8,37 Ω dan antena denganDGS menghasilkan 54,16 + j 2,32 Ω terlihat bahwa antena dengan DGS lebih match daripada antena tanpa DGS.
5. Nilai mutual coupling pada antena tanpa DGS menghasilkan nilai -21,997 dB sedangkan antena dengan DGS 4 mm kebawah dari posisi Y atau (Y – 4mm) menghasilkan nilai -21,79 dB hal ini menunjukkan bahwa DGS pada posisi optimal ini mampu memperbaiki nilai mutual coupling daripada antena tanpa DGS hingga 0,207 dB. Hal ini menunjukkan keberadaan DGS mampu menekan efek mutual coupling.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah :
1. Pada perancangan antena ini diperlukan waktu yang lama dalam
pensimulasian yangdilakukan dengan simulator AWR Microwave Office 2004 sehingga dapat dicoba dengansimulator lain, seperti CST
2. Penggunaanya pada aplikasi WIMAX yang saat ini terus dikembangkan memungkinkanagar perancangan antena mikrostrip ini dilanjutkan pada tahap proses pabrikasi.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Surjati, Indra. 2010. “Antena Mikrostrip: Konsep dan Aplikasinya”. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti.
[2] Constantine. A. Balanis, Antenna Theory : Analysis and Design, (USA : John Willey and Sons, 1997).
[3] Zulkifli, F. Y. (2008). “Studi Tentang Antena Mikrostrip Dengan Defected Ground Structure (DGS)”.
[4] Kraus, J. D.,”Antennas”,2nd ed., Mc.Graw Hill, New Delhi, 1988.
[η] D.R. Lide, Ed. “CRC Ha ndbook of Chemistry a nd Physics, 8η th Ed”. CRC
press. Boca Raton. Halaman 8-141. 2004.
[θ] Fawwaz T, Ulaby. “Fundamentals of Applied Electromagnetic”. USA :
Prentice Hall. 2001.
[7] Lee, K.F., Luk K.M., dan Dahele, J.S., "Characteristics of the Equilateral Tria ngula r Microstrip Antenna,” Electron. Lett. Vol.34, pp. 319-321, 1998. [8] Rambe, Ali Hanafiah. 2008. “Rancang Bangunan Antena Mikrostrip Patch Segiempat Planar Array 4 Elemen Dengan Pencatuan Aperture-Coupled Untuk Aplikasi CPE Pada WIMAX”. Tesis Teknik Elektro Universitas Indonesia.
[9] Amirullah, Lestari. (2008). “Rancang Bangun Antena Mikrostrip Dengan
Menggunakan Teknik DGS Bentuk Dumbbell Square – Hea d Pada Patch Segitiga Linear Array”. Skripsi Teknik Elektro Universitas Indonesia.
Wiley & Sons.
[11] Tobing, Robby Ramdani Gilang. “Analisa Pengaruh Mutua l Coupling Terhadap Susunan Dua Antena Mikrostrip Segitiga Sama Sisi Dengan Frekuensi Resonan Yang Berbeda (1,η GHz dan 1,7 GHz)”. Skripsi Teknik Elektro dan Komunikasi IT Telkom. Bandung.
[12] Yustandi Achmad, Dr. Ir. Heroe Wijanto, MT, Dr. Ir. Yuyu Wahyu, MT, “Perancangan Dan Analisis Antena Microstrip Rectangular Susun Dua Elemen Dengan Penerapan Defected Ground Stucture Berbentuk Persegi Pada FrekuensI 3.3–3.4GHz”, IT Telkom,Bandung, 2010.
[13] Garg, R. (Ed.). (2001). “Microstrip Antenna Design Ha ndbook”. Artech House.
[14] Liu, Haiwen, et al., “Ha rmonic SuppressiWith Photonic Ba ndga p and
Defected Ground Structure for a Microstrip Pa tch Antenna”, IEEE Microwave and Wireless Components Letters, vol. 15, no. 2, pp.55-56, February 2005.
[15] Hirasawa, K. dan Haneishi, M., “Ana lysis, Design, a nd Mea surement of