• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Aspek Penilaian Kesehatan Keuangan

Digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri dalam menutupi resiko kemacetan pengembalian pinjaman karena tidak ada atau kurang jaminannya.

Tabel 6 Data untuk menghitung modal sendiri (Dalam rupiah) KETERANGAN 2005 2006 2007 Simpanan pokok 15,350,000 24,905,000 44,367,500 Simpanan wajib 4,180,000 7,360,300 11,636,300 Modal penyertaan 8,030,000 22,700,737 15,467,500 Cadangan umum 840,613 840,613 2,909,301 Cadangan modal - - 2,700,000 Hibah - - 1,100,000 SHU tahun lalu - 4,057,673 - SHU tahun berjalan 3,358,173 1,522,714 3,957,621 Jumlah Modal 31,758,786 61,387,037 82,138,222 Sumber: RAT KJKS BMT Insan Sadar Usaha

Tabel 7 Data untuk menghitung aspek permodalan (Dalam rupiah) Tahun Modal Sendiri Total Aktiva Pembiayaan yang berisiko

2005 31,758,786 96,633,097 84,872,200 2006 61,387,037 237,240,234 193,555,234 2007 82,138,222 285,074,926 222,151,709 Sumber: RAT KJKS BMT Insan Sadar Usaha

Modal Sendiri Permodalan (1) = ____________ x 100% Total Aktiva Rp 31.758.786 2005 = _____________ x 100% = 32,86% Rp 96.663.097 Rp 61.387.037 2006 = _____________ x 100% = 25,88% Rp 237.240.234 Rp 82.138.222 2007 = _____________ x 100% = 28,81% Rp 285.074.926

Tabel 8 Data perkembangan aspek permodalan (1) Tahun Permodalan (1) Perkembangan

2005 32,86% -

2006 25,88% (6,98%)

2007 28,81% 2,93%

Sumber: Data diolah

Setiap Rp 1,00 total aktiva pada tahun 2005 sampai dengan 2007 ditutup oleh modal sendiri sebesar Rp 0,33, Rp 0,26, dan Rp 0,29.

* Tahun 2005 sampai dengan tahun 2006 terjadi penurunan permodalan (1) sebesar 6,98%. Penurunan permodalan ini bukanlah hal yang jelek, karena dilihat dari modal sendiri terjadi kenaikan sebesar 48,26% dan kenaikan total aktiva sebesar 59,27%.

Rp 61,387,037 – Rp 31,758,786 = Rp 29.628.251 Rp 29.628.251

Dalam persentase = _____________ x 100% Rp 61.387.037

Kenaikan total aktiva = 59,27%

Rp 237.240.234 - Rp 96.663.097 = Rp 140.577.137 Rp 140.577.137

Dalam persentase = ______________ x 100% Rp 237,240,234

* Tahun 2006 sampai dengan 2007 terjadi kenaikan permodalan (1) sebesar 2,93% kenaikan permodalan (1) disebabkan adanya kenaikan modal sendiri sebesar 25,26% dan kenaikan total aktiva sebesar 16,78%.

Kenaikan modal sendiri = 25,26 %

Rp 82.138.222 – Rp 61.387.037 = Rp 20.751.185 Rp 20.751.185

Dalam persentase = ______________ x 100% = 25,26% Rp 82.138.222

Kenaikan total aktiva = 16,78%

Rp 285.074.926 – Rp 237.240.234 = Rp 47.834.692 Rp 47.834.692

Dalam persentase = ______________ x 100% = 16,78% Rp 285.074.926

Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Insan Sadar Usaha, dari modal yang ditanamkan dalam keseluruhan aktiva dapat menutupi modal sendiri dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 tergolong baik karena tingkat pertumbuhan modal sendiri sama atau lebih besar dari tingkat

pertumbuhan asset (kenaikan modal sendiri = 48,26% dan 25,26% dan kenaikan total asset 59,27% dan 16,78%).

Modal Sendiri

Permodalan(2) = ______________________ x 100% Pembiayaan Yang Berisiko

Rp 31.758.786 2005 = _____________ x 100% = 37,42% Rp 84.872.200 Rp 61.387.037 2006 = _____________ x 100% = 31,72% Rp 193.555.234 Rp 82.138.222 2007 = ______________ x 100% = 36,97% Rp 222.151.709

Tabel 9 Data perkembangan aspek permodalan (2) Tahun Permodalan (2) Perkembangan

2005 37,42% -

2006 31,72% (6,3%)

2007 36,97% 5,25%

Sumber: Data diolah

Setiap Rp 1,00 pembiayaan yang beresiko mampu ditutup oleh modal sendiri sebesar Rp 0,37, Rp 0,32, dan Rp 0.37.

* Tahun 2005 sampai dengan tahun 2006 terjadi penurunan permodalan (2) sebesar 6,3%. Penurunan permodalan (2) ini disebabkan adanya kenaikan modal sendiri sebesar 48,26% dan kenaikan pembiayaan yang berisiko sebesar 56,15%.

Rp 61,387,037 – Rp 31,758,786 = Rp 29.628.251 Rp 29.628.251

Dalam persentase = _____________ x 100% = 48,26% Rp 61.387.037

Kenaikan pembiayaan yang berisiko = 56,15% Rp 193.555.234 – Rp 84.872.200 = Rp 108.683.034

Rp 108.683.034

Dalam persentase = ______________ x 100% = 56,15% Rp 193.555.234

* Tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 terjadi kenaikan permodalan (2) sebesar 5,25%. Kenaikan permodalan (2) ini karena adanya kenaikan modal sendiri sebesar 25,26% dan kenaikan pembiayaan yang berisiko sebesar 12,87%.

Kenaikan modal sendiri = 25,26 %

Rp 82.138.222 – Rp 61.387.037 = Rp 20.751.185 Rp 20.751.185

Dalam persentase = ______________ x 100% = 25,26% Rp 82.138.222

Kenaikan pembiayaan yang berisiko = 12,87% Rp 222.151.709 – Rp 193.555.234 = Rp 28.596.475

Rp 28.596.475

Dalam persentase = ______________ x 100% = 12,87% Rp 222.151.709

Koperasi Jasa keuangan syariah BMT Insan Sadar Usaha, dalam permodalan (2) dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 tergolong baik

karena tingkat pertumbuhan modal sendiri yang berasal dari anggota sekurang-kurangnya 10% dari tahun sebelumnya. Sehingga koperasi tersebut mampu menutup adanya risiko kemacetan pengembalian pembiayaan karena tidak ada atau kurangnya jaminan.

2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif

Digunakan untuk mengetahui kualitas kekayaan koperasi syariah yang dapat menghasilkan penghasilan.

Tabel 10 Data pemberian pembiayaan tahun 2005 s.d tahun 2007

Keterangan 2005 2006 2007

orang (000 Rp) orang (000 Rp) orang (000 Rp) Pembiayaan 133 213,305 216 345,450 297 570,700 Sumber: RAT KJKS BMT Insan Sadar Usaha

Tabel 11 Data untuk menghitung kualitas aktiva produktif

Tahun Volume Pembiayaan pada Anggota Total volume Pembiayaan Risiko Pembiayaan Bermasalah Cadangan Risiko 2005 84,872,200 213,305,000 149,088,600 2,557,150 2006 193,555,234 345,450,000 269,502,617 3,672,400 2007 222,151,709 570,700,000 396,425,855 4,146,250 Sumber: RAT KJKS BMT Insan Sadar Usaha

Volume Pembiayaan pada Anggota

Kualitas Aktiva Produktif (1) = ____________________________ x 100% Total Volume Pembiayaan

Rp 84.872.200 2005 = ______________ x 100% = 39,79% Rp 213.305.000 Rp 193.555.234 2006 = ______________ x 100% = 56,03% Rp 345.450.000

Rp 222.151.709

2007 = _____________ x 100% = 38,93% Rp 570.700.000

Tabel 12 Data perkembangan aspek kualitas aktiva produktif (1) Tahun Kualitas aktiva produktif Perkembangan

2005 39,79% -

2006 56,03% 16,24

2007 38,93% (17,1)

Sumber: Data diolah

Kualitas aktiva produktif dari tahun 2005 s.d tahun 2007 adalah 39,79%, 56,03%, dan 38,93%. Ini berarti setiap Rp 1,00 pembiayaan yang diberikan mampu memenuhi pembiayaan kepada anggota sebesar Rp 0, 40, Rp 0,56, dan Rp 0,39.

* Tahun 2005 sampai dengan tahun 2006 terjadi kenaikan KAP (1) sebesar 16,24%. Kenaikan KAP (1) tersebut karena adanya kenaikan volume pembiayaan kepada anggota sebesar 56,15% dan kenaikan total pembiayaan yang diberikan sebesar 38,25 %.

Kenaikan volume pembiayaan pada anggota = 56,15% Rp 193.555.234 - Rp 84.872.200 = Rp 108.683.034

Rp 108.683.034

Dalam persentase = _____________ x 100% = 56,15% Rp 193.555.234

Kenaikan total volume pembiayaan yang diberikan = 38,25% Rp 345.450.000 - Rp 213.305.000 = Rp 132.145.000

Rp 132.145.000

Dalam persentase = _____________ x 100% = 38,25% Rp 345.450.000

* Tahun 2006 s.d tahun 2007, terjadi penurunan KAP (1) sebesar -17,1%. Penurunan KAP (1) ini disebabkan karena adanya kenaikan volume pembiayaan sebesar12,87% dan kenaikan total pembiayaan kepada anggota sebesar 39,47%.

Kenaikan volume pembiayaan pada anggota = 12,87% Rp 222.151.709 - Rp 193.555.234 = Rp 28.596.475

Rp 28.596.475

Dalam persentase = _____________ x 100% = 12,87% Rp 222.151.709

Kenaikan total volume pembiayaan yang diberikan = 39,47% Rp 570.700.000 - Rp 345.450.000 = Rp 225.250.000

Rp 225.250.000

Dalam persentase = ______________ x 100% = 39,47% Rp 570.700.000

Penurunan KAP (1) sebesar -17,1% disebabkan adanya kenaikan total volume pembiayaan diberikan dibandingkan dengan volume pembiayaan pada anggota. Kenaikan total volume pembiayaan tersebut adalah dari 38,25% menjadi 39,47% sedangkan penurunan volume pembiayaan pada anggota adalah dari 56,15% menjadi 12, 87%. Penurunan persentase volume pembiayaan bukanlah hal yang jelek karena kenaikan volume pembiayaan dari tahun 2005 s.d 2006 memang sangat tinggi. Besarnya KAP (1) selama 3 tahun (2005 s.d 2007) belum baik, karena volume pembiayaan pada anggota masih dibawah 60% dari total pinjaman yang diberikan.

Risiko pembiayaan bermasalah

Kualitas Aktiva Produktif (2) = ____________________________ x 100% Total Volume Pembiayaan

Rp 149.088.600 2005 = ______________ x 100% = 69,89% Rp 213.305.000 Rp 269.502.617 2006 = ______________ x 100% = 78,01% Rp 345.450.000 Rp396.425.855 2007 = ______________ x 100% = 69,46% Rp 570.700.000

Tabel 13 Data perkembangan aspek kualitas aktiva produktif (2) Tahun Kualitas Aktiva Produktif Perkembangan

2005 69,89% -

2006 78,01% 8,12

2007 69,46% (8,55)

Sumber: Data diolah

Kualitas aktiva produktif (2) dari tahun 2005 sampai dengan 2007 adalah 69,89%, 78,01% dan 69,46%. Ini berarti setiap Rp 1,00 pembiayaan yang diberikan dapat memenuhi pembiayaan yang bersalah sebesar Rp 0,70, Rp 0,78 dan Rp 0,69.

* Tahun 2005 s.d tahun 2007 mengalami kenaikan kualitas aktiva produktif (2) sebesar 8,12%. Kenaikan KAP (2) tersebut disebabkan adanya kenaikan pembiayaan yang berisiko sebesar 44,68% dan kenaikan total volume pembiayaan sebesar 38,25%.

Kenaikan risiko pembiayaan bermasalah = 44,68% Rp 269.502.617 - Rp 149.088.600 = Rp 120.414.017

Rp 120.414.017

Dalam persentase = ______________ x 100% = 44,68% Rp 269.502.617

Kenaikan total volume pembiayaan yang diberikan = 38,25% Rp 345.450.000 - Rp 213.305.000 = Rp 132.145.000

Rp 132.145.000

Dalam persentase = ________________ x 100% = 38,25% Rp 345.450.000

* Tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 terjadi penurunan KAP (2) sebesar -8,55%. Penurunan KAP (2) ini disebabkan karena risiko pembiayaan yang bermasalah mengalami kenaikan sebesar 32,02% dan total volume pembiayaan juga mengalami kenaikan sebesar 39,47%.

Kenaikan pembiayaan risiko yang bermasalah = 32,02% Rp396.425.855 - Rp 269.502.617 = Rp 126.923.238

Rp 126.923.238

Dalam persentase = ______________ x 100% = 32,02% Rp396.425.855

Kenaikan total volume pembiayaan yang diberikan = 39,47% Rp 570.700.000 - Rp 345.450.000 = Rp 225.250.000

Rp 225.250.000

Dalam persentase = ______________ x 100% = 39,47% Rp 570.700.000

Besarnya KAP (2) selama 3 tahun berturut-turut (2005 s.d 2007) sudah baik. Karena besarnya kenaikan pembiayaan yang diberikan dapat menutupi adanya kenaikan pembiayaan macet yang dialami koperasi yang bersangkutan.

Cadangan risiko

Kualitas Aktiva Produktif (3) = ________________________ x 100% Risiko Pembiayaan bermasalah Rp 2.557.150 2005 = _______________ x 100% = 1,72% Rp 149.088.600 Rp 3.672.400 2006 = ______________ x 100% = 1,36% Rp 269.502.617 Rp 4.146.250 2007 = ______________ x 100% = 1,05% Rp396.425.855

Tabel 14 Data perkembangan aspek kualitas aktiva produktif (3) Tahun Kualitas Aktiva Produktif (3) Perkembangan

2005 1,72% -

2006 1,36% (0,36%)

2007 1,05% (0,31%)

Sumber: Data diolah

Besarnya kualitas aktiva produktif (3) selama 3 tahun dari tahun 2005 sampai dengan 2007 sebesar 1,72%, 1,36% dan 1,05%. Ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 risiko pembiayaan yang bermasalah dapat ditutupi oleh cadangan risiko sebesar Rp 0,017, Rp 0,014, dan Rp 0,011.

* Tahun 2005 s.d tahun 2006, mengalami penurunan sebesar -0,36%. Penurunan KAP (3) ini disebabkan adanya kenaikan cadangan resiko sebesar 30,37% dan kenaikan risiko pembiayaan yang bermasalah sebesar 44,68%.

Kenaikan cadangan resiko = 30,37%

Rp 1.115.250

Dalam persentase = _____________ x 100% = 30,37% Rp 3.672.400

Kenaikan risiko pembiayaan bermasalah = 44,68% Rp 269.502.617 - Rp 149.088.600 = Rp 120.414.017

Rp 120.414.017

Dalam persentase = ______________ x 100% = 44,68% Rp 269.502.617

* Tahun 2006 s.d tahun 2007, KAP (3) juga mengalami penurunan sebesar -0,31%. Penurunan KAP (3) ini disebabkan adanya kenaikan cadangan risiko sebesar 11,43% dan kenaikan risiko pembiayaan bermasalah yang diberikan kepada anggota sebesar 32,02%.

Kenaikan Cadangan Risiko = 11,43% Rp 4.146.250 - Rp 3.672.400 = Rp 473.850

Rp 473.850

Dalam persentase = _____________ x 100% = 11,43% Rp 4.146.250

Kenaikan pembiayaan risiko yang bermasalah = 32,02% Rp396.425.855 - Rp 269.502.617 = Rp 126.923.238

Rp 126.923.238

Dalam persentase = ______________ x 100% = 32,02% Rp396.425.855

Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Insan Sadar Usaha selama 3 tahun (2005 s.d 2006) terhadap KAP (3) kurang baik. Karena besarnya pertumbuhan cadangan risiko tidak mampu menutupi adanya pembiayaan macet yang dialami koperasi tersebut.

3. Aspek Manajemen

Penilaian aspek manajemen digunakan untuk melihat apakah semua kegiatan usaha berjalan dengan baik dan tujuan yang ditetapkan telah tercapai. Komponen aspek manajemen yang telah ditetapkan atau dilaksanakan oleh Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Insan Sadar Usaha adalah sebagai berikut:

Tabel 15 Penilaian Aspek Manajemen tahun 2005 s.d tahun 2007 NO

ASPEK YANG

DINILAI 2005 2006 2007

JAWABAN JAWABAN JAWABAN

P N P N P N 1 Permodalan 5 - 5 - 5 - 2 Kualitas Aktiva 3 2 3 2 3 2 3 Pengelolaan 5 - 5 - 5 - 4 Rentabilitas 5 - 5 - 5 - 5 Likuiditas 5 - 5 - 5 -

Sumber: Data diolah

Komponen aspek manajemen yang sudah terlaksana atau belum terlaksana dengan baik adalah sebagai berikut:

a. Tahun 2005

Aspek manajemen yang telah terlaksana dengan baik adalah aspek permodalan, aspek pengelolaan, aspek rentabilitas dan aspek likuiditas. Aspek manajemen yang belum terlaksana dengan baik adalah aspek kualitas aktiva produktif.

Kualitas Aktiva:

1) Tidak mencapai pembiayaan lancar minimal sebesar 90% dari pembiayaan yang diberikan.

2) Dana cadangan penghapusan pembiayaan sama atau lebih besar dari tahunan pembiayaan macet.

b. Tahun 2006

Aspek manajemen yang telah terlaksana dengan baik adalah aspek permodalan, aspek pengelolaan, aspek rentabilitas dan aspek likuiditas. Aspek manajemen yang belum terlaksana dengan baik adalah aspek kualitas aktiva.

Kualitas Aktiva:

1) Tidak mencapai pembiayaan lancar minimal sebesar 90% dari pembiayaan yang diberikan.

2) Dana cadangan penghapusan pembiayaan sama atau lebih besar dari tahunan pembiayaan macet.

c. Tahun 2007

Seperti tahun-tahun sebelumnya, aspek manajemen yang telah terlaksana dengan baik adalah aspek permodalan, aspek pengelolaan, aspek rentabilitas dan aspek likuiditas. Aspek manajemen yang belum terlaksana dengan baik adalah aspek kualitas aktiva.

Kualitas Aktiva:

1) Tidak mencapai pembiayaan lancar minimal sebesar 90% dari pembiayaan yang diberikan.

2) Dana cadangan penghapusan pembiayaan sama atau lebih besar dari tahunan pembiayaan macet.

4. Aspek Rentabilitas

Digunakan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memperoleh Sisa Hasil Usaha selama periode tertentu.

Tabel 16 Data Untuk Menghitung Aspek Rentabilitas

Tahun

Sisa Hasil Usaha

Sebelum Pajak Total Aktiva

Beban Operasional Pendapatan Operasional 2005 3,358,173 96,633,097 28,705,508 32,063,681 2006 1,522,714 237,240,234 40,970,287 42,493,001 2007 3,957,446 285,074,926 67,680,001 71,637,447 Sumber: RAT KJKS BMT Insan Sadar Usaha

Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak

Rentabilitas (1) = __________________________ x 100% Pendapatan Operasional Rp 3.358.173 2005 = ___________ x 100% = 10,47% Rp 32.063.681 Rp1.522.714 2006 = ___________ x 100% = 3,58% Rp 42.493.001 Rp 3.957.446 2007 = ___________ x 100% = 5,52% Rp 71.637.447

Tabel 17 Data perkembangan Rentabilitas (1) Tahun Rentabilitas (1) Perkembangan

2005 10,47% -

2006 3,58% (6,89%)

2007 5,52% 1,94%

Sumber: Data diolah

Besarnya Rentabilitas (1) dari dahun 2005 sampai dengan tahun 2006 adalah 10,47%, 3,58% dan 5,52%. Ini berarti setiap Rp 1,00 pendapatan operasional menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,10, Rp 0,04 dan Rp 0,06.

* Tahun 2005 s.d tahun 2006 terdapat penurunan rentabilitas (1) sebesar -6,89%. Penurunan rentabilitas (1) ini disebabkan adanya penurunan Sisa

Hasil Usaha sebesar -120% dan kenaikan pendapatan operasional sebesar 25,54%.

Penurunan Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak = -120% Rp1.522.714 - Rp 3.358.173 = (Rp 1.835.459)

(Rp 1.835.459)

Dalam persentase = ____________ x 100% = -120% Rp1.522.714

Kenaikan Pendapatan Operasional = 25,54% Rp 42.493.001 - Rp 32.063.681 = Rp 10.429.320

Rp 10.429.320

Dalam persentase = ____________ x 100% = 24,54% Rp 42.493.001

* Tahun 2006 s.d tahun 2007 terjadi kenaikan rentabilitas (1) sebesar 1,94%. Kenaikan rentabilitas (1) ini disebabkan karena kenaikan Sisa Hasil Usaha sebesar 61,52% dan kenaikan pendapatan operasional sebesar 40,68%.

Kenaikan sisa hasil usaha = 61,52%

Rp 3.957.446 - Rp1.522.714 = Rp 2.434.732 Rp 2.434.732

Dalam persentase = _____________ x 100% = 61,52% Rp 3.957.446

Kenaikan pendapatan operasional = 40,68% Rp 71.637.447 - Rp 42.493.001 = Rp 29.144.446

Rp 29.144.446

Dalam persentase = _____________ x 100% = 40,68% Rp 71.637.447

Penurunan rentabilitas (1) pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2006 menyebabkan adanya kenaikan sisa hasil usaha sebelum pajak terhadap pendapatan operasional dari -120% menjadi 61,52%. Dan kenaikan pendapatan operasional dari 24,54% menjadi 40,68%. Besarnya persentase rentabilitas (1) ini sudah tergolong baik walaupun pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2006 terjadi penuruna sisa hasil usaha.

Sisa hasil usaha sebelum pajak

Rentabilitas (2) = _________________________ x 100% Total aktiva Rp 3.358.173 2005 = _____________ x 100% = 3,48% Rp 96.633.097 Rp1.522.714 2006 = _____________ x 100% = 0,64% Rp 237.240.234 Rp 3.957.446 2007 = ______________ x 100% = 1,39% Rp 285.074.926

Tabel 18 Data perkembangan rentabilitas (2) Tahun Rentabilitas (2) Perkembangan

2005 3,48% -

2006 0,64% (2,84%)

2007 1,39% 0,75

Sumber: Data diolah

Besarnya rentabilitas (2) secara berturut-turut selama 3 tahun (2005 s.d 2007) adalah sebesar 3,48%, 0,64% dan 1,39%. Ini berarti setiap Rp 1,00 modal dapat menghasilkan keuntungan Rp 0,035, Rp 0,006 dan Rp 0,014.

* Tahun 2005 s.d tahun 2006 terjadi penurunan rentabilitas sebesar -2,84%. Penurunan ini disebabkan adanya penurunan sisa hasil usaha yang sangat tajam sebesar -120% dan terdapat kenaikan total aktiva sebesar 59,27%.

Penurunan Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak = -120% Rp1.522.714 - Rp 3.358.173 = (Rp 1.835.459)

(Rp 1.835.459)

Dalam persentase = ____________ x 100% = -120% Rp1.522.714

Kenaikan total aktiva = 59,27%

Rp 237.240.234 - Rp 96.633.097 = Rp 140.607.137 Rp 140.607.137

Dalam persentase = _____________ x 100% = 59,27% Rp 237.240.234

Pada tahun 2006 s.d tahun 2007 terjadi kenaikan rentabilitas (2) sebesar 0,75%. Kenaikan ini terjadi disebabkan karena terdapat kenaikan sisa hasil usaha sebesar 61,52% dan kenaikan total aktiva sebesar 16,78%. Kenaikan sisa hasil usaha = 61,52%

Rp 3.957.446 - Rp1.522.714 = Rp 2.434.732 Rp 2.434.732

Dalam persentase = _____________ x 100% = 61,52% Rp 3.957.446

Kenaikan total aktiva = 16,78%

Rp 47.834.692

Dalam persentase = _____________ x 100% = 16,78% Rp 285.074.926

Penurunan rentabilitas (2) tahun 2005 sampai dengan tahun 2006 yang sangat tajam membuat adanya kenaikan sisa hasil usaha yang lumayan besar terhadap total aktiva. Kenaikan persentase sisa hasil usaha sebelum pajak tersebut adalah dari -120% menjadi 61,52% dan persentase kenaikan total aktiva adalah 59,27% dan 16,78%. Besarnya kenaikan persentase rentabilitas (2) selama 3 tahun sudah tergolong baik karena modal yang ditanamkan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan sudah baik. Beban operasional Rentabilitas (3) = ____________________ x 100% Pendapatan operasional Rp 28.705.508 2005 = ________________ x 100% = 89,53% Rp 32.063.681 Rp 40.970.287 2006 = _____________ x 100% = 96,42% Rp 42.493.001 Rp 67.680.001 2007 = _____________ x 100% = 94,48% Rp 71.637.447

Tabel 19 Data perkembangan rentabilitas (3) Tahun rentabilitas (3) Perkembangan

2005 89,53% -

2006 96,42% 6,89% 2007 94,48% (1,94%) Sumber: Data diolah

Besarnya rentabilitas (3) selama 3 tahun adalah 89,53%, 96,42% dan 94,48%. Artinya setiap Rp 1,00 pendapatan tahun 2005 s.d tahun 2007 mempunyai biaya operasional sebesar Rp 0,90, Rp 0,96 dan Rp 0,94. * Tahun 2005 s.d tahun 2006 mengalami kenaikan rentabilitas sebesar

6,89%. Kenaikan tersebut disebabkan adanya kenaikan beban operasional sebesar 29,94% dan kenaikan pendapatan operasional sebesar 25,54%.

Kenaikan beban operasional = 29,94%

Rp 40.970.287 - Rp 28.705.508 = Rp 12.264.779 Rp 12.264.779

Dalam persentase = _____________ x 100% = 29,94% Rp 40.970.287

Kenaikan Pendapatan Operasional = 25,54% Rp 42.493.001 - Rp 32.063.681 = Rp 10.429.320

Rp 10.429.320

Dalam persentase = ______________ x 100% = 24,54% Rp 42.493.001

* Tahun 2006 s.d 2007 terjadi penurunan rentabilitas (3) sebesar -1,94%. Penurunan rentabilitas ini disebabkan karena adanya kenaikan beban operasional sebesar 39,46% dan kenaikan pendapatan operasional sebesar 40,68%.

Kenaikan beban operasional = 39,46%

Rp 67.680.001 - Rp 40.970.287 = Rp 26.709.714

Rp 26.709.714

Dalam persentase = _______________ x 100% = 39,46% Rp 67.680.001

Kenaikan pendapatan operasional = 40,68% Rp 71.637.447 - Rp 42.493.001 = Rp 29.144.446

Rp 29.144.446

Dalam persentase = _____________ x 100% = 40,68% Rp 71.637.447

Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Insan Sadar Usaha, dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 aspek rentabilitasnya (3) semakin besar yaitu 89,53%, 96,42% dan 94,48%. Ini menandakan adanya ketidak efisienan koperasi tersebut. Karena setiap rupiah pendapatan yang terserap dalam biaya operasional juga tinggi sehingga pendapatan operasional yang tersedia untuk laba menjadi kecil.

5. Aspek Likuiditas

Digunakan untuk mengukur penyediaan aktiva lancar yang mencukupi dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.

Tabel 20 Data untuk menghitung aspek likuiditas Tahun

Total volume

pembiayaan diberikan Dana yang diterima 2005 213,305,000 96,633,097 2006 345,450,000 237,240,234 2007 570,700,000 285,074,926 Sumber: RAT KJKS BMT Insan Sadar Usaha

Total Volume Pembiayaan Diberikan

Likuiditas = ______________________________ x 100% Dana yang diterima

Rp 213.305.000 2005 = _____________ x 100% = 220,74% Rp 96.633.097 Rp 345.450.000 2006 = _____________ x 100% = 145,61% Rp 237.240.234 Rp 570.700.000 2007 = _____________ x 100% = 200,19% Rp 285.074.926

Tabel 21 Data perkembangan aspek likuiditas Tahun Likuiditas Perkembangan

2005 220,74% - 2006 145,61% (75,13%) 2007 200,19% 54,58% Sumber: Data diolah

Tahun 2005 s.d tahun 2006 mengalami penurunan sebesar -75,13%. Penurunan likuiditas ini karena adanya kenaikan pembiayaan sebesar 38,25% dan kenaikan dana yang diterima sebesar 59,27%.

Kenaikan pembiayaan diberikan = 38,25%

Rp 345.450.000 - Rp 213.305.000 = Rp 132.145.000 Rp 132.145.000

Dalam persentase = ________________ x 100% = 38,25% Rp 345.450.000

Kenaikan dana yang diterima = 59,27%

Rp 140.607.137

Dalam persentase = _____________ x 100% = 59,27% Rp 237.240.234

Tahun 2006 s. tahun 2007 aspek likuiditas mengalami kenaikan sebesar 54,58%. Ini diakibatkan adanya kenaikan pembiayaan sebesar 39,47% dan kenaikan dana yang diterima sebesar 16,78%.

Kenaikan pembiayaan yang diberikan = 39,47% Rp 570.700.000 - Rp 345.450.000 = Rp 225.250.000

Rp 225.250.000

Dalam persentase = ______________ x 100% = 39,47% Rp 570.700.000

Kenaikan dana yang diterima = 16,78%

Rp 285.074.926 - Rp 237.240.234 = Rp 47.834.692 Rp 47.834.692

Dalam persentase = _____________ x 100% = 16,78% Rp 285.074.926

Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Insan Sadar Usaha, aspek likuiditasnya selama 3 tahun berturut-turut (2005 s.d 2007) kurang baik. Ini disebabkan karena besarnya dana yang diterima tertanam dalam pembiayaan yang diberikan (nilai likuiditasnya > 90%).

Dokumen terkait