• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Asumsi Klasik

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai residual berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :

1). Analisis Grafik

Menurut Sarwono (2005) dasar pengambilan keputusan untuk Uji Normalitas sbb :

a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas

b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 4.1 Grafik Normal P-P Plot

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Expe

cted Cum Prob

Dependent Variable: Pendapatan

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Sumber : Pengolahan Data Gambar 4.1 Grafik P-P Plot

Pada Gambar 4.1 Grafik P-P Plot dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, jadi dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2). Analisis Statistik

Pengujian normalitas dilakukan berdasarkan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Menurut Nugoroho (2005: 112) dasar pengambilan keputusan untuk Kolmogorov-Smirnov yaitu nilai value pada kolom Asimp. Sig (2-tailed) > level of significant (α = 5%).

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 47 2.9149 .61960 .321 .296 -.321 2.198 .000 N Mean Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

Sumber : Data primer diolah 2010

Pada Tabel 4.9 menunjukkan nilai signifikan Kolmogorv-Smirnov

sebesar 0,000 dimana nilai signifikan tersebut < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi linier ditemukan adanya korelasi yang tinggi di antara variabel bebas. Menurut Nugroho (2005:58) untuk menguji apakah variabel terkena multikol atau tidak maka nilai nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih besar dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1.

Tabel 4.10 Multikolinieritas Coefficientsa .919 1.088 .919 1.089 .999 1.001 Jam Kerja Modal Pengalaman Berusaha Model 1 Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Pendapatan a.

Pada Tabel 4.9 menunjukkan nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 10

Nilai Tolerance Jam Kerja (0,919) > 0,1 dan nilai VIF (1,088) < 10 tidak terkena multikol

Nilai Tolerance Modal (0,919) > 0,1 dan nilai VIF (1,089) < 10 tidak terkena multikol

Nilai Tolerance Pengalaman Berdagang (0,999) > 0,1 dan nilai VIF (1,001) < 10 tidak terkena multikol

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu residual pengamatan ke pengamatan lain. 1). Melihat Grafik

Menurut Nugroho (2005) dasar analisis untuk pengambilan keputusan adalah sbb :

a) Jika ada pola tertentu, seperti titik- titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 4.2 Normal Scatterplot

Sumber : Pengolahan Data, 2010 Gambar 4.2 Scatterplot

Pada Gambar 4.2 Scatterplot menunjukkan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, yang menandakan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

2). Uji Glejser

Pada pengujian ini variabel terikatnya adalah ABSUT, dimana jika nilai signifikan > 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

Tabel 4.11 Uji Glejser

Coefficientsa 1.605 .408 3.933 .000 -.194 .081 -.252 -2.382 .022 .400 .058 .736 6.949 .000 .145 .065 .225 2.212 .032 (Constant) Jam Kerja Modal Pengalaman Berusaha Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: Pendapatan a.

Sumber : Data primer diolah 2010

Tabel 4.11 menunjukkan nilai signifikan variabel jam kerja (0,022), variabel modal (0,000), dan variabel pengalaman berdagang (0,032) > 0,05 jadi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Dasar pengambilan keputusan dalam uji ini yaitu du < DW < 4-du (Gujarati, 2006:217) Tabel 4.12 Autokorelasi Model Summaryb .746a .557 .526 .42653 1.575 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

Predictors: (Constant), Pengalaman Berusaha, Jam Kerja, Modal a.

Dependent Variable: Pendapatan b.

Sumber : Data primer diolah 2010

Tabel 4.12 menunjukkan nilai pada kolom Durbin-Watson sebesar 1,575 dengan menggunakan nilai tingkat signifikansi α = 5%, jumlah sampel (n) 47 dan jumlah variabel independen K = 3 maka dari tabel Durbin Watson diperoleh dl = 1,47 dan du = 1,67.

Karena du < DW < 4-du (1,67 > 1,575 < 4-1,67) jadi diperoleh nilai 1,67 > 1,575 < 2,33 dengan demikian maka tidak terdapat masalah autokorelasi.

C. Analisis Regresi Linier Berganda.

Metode analisis regresi berganda digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh variabel bebas (jam jerja, modal dan pengalaman berdagang) terhadap variabel terikat (pendapatan).

Tabel 4.13 Regresi Berganda Coefficients a 1.605 .408 -.194 .081 .400 .058 .145 .065 (Constant) Jam Kerja Modal Pengalaman Berusaha Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients

Dependent Variable: Pendapatan a.

Sumber : Data primer diolah 2010

Persamaan regresinya :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + + e

Y = 1,605 - 0,194 X1 + 0,400 X2 + 0,145 X3

Di mana :

a. Konstanta sebesar 1,605 mempunyai arti jika ada atau terjadi jam kerja model dan pengalaman berdagang, maka pendapatan akan sebesar 1,605.

b. Koefisien regresi kesadaran jam kerja sebesar -0,194 menunjukkan bahwa setiap terjadi pengurangan jam kerja sebesar 0,194 maka pendapatan akan meningkat sebesar 1 kali.

c. Koefisien regresi modal sebesar 0,400 menunjukkan bahwa setiap penambahan modal sebesar 0,400 maka pendapatan akan meningkat sebesar 1 kali.

d. Koefisien regresi penglaman berdagang sebesar 0,145 menunjukkan bahwa setiap penambahan pengalaman berdagang sebasar 0,145 maka pendapatan akan meningkat sebesar 1 kali.

Ada tiga (3) jenis kriteria ketepatan dalam analisis regresi berganda yaitu :

1. Pengujian Determinansi

Koefisien deteminansi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinansi adalah 0 ≤ R² ≤ 1.

Kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen akan semakin baik bila nilai R² semakin mendekati 1 (Sarwono, 2005:82). Tabel 4.14 Pengujian Determinansi Model Summary b .746a .557 .526 .42653 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), Pengalaman Berusaha, Jam

Kerja, Modal a.

Dependent Variable: Pendapatan b.

Sumber : Data primer diolah 2010

Nilai R sebesar 0,746 sama dengan 74,6% yang menunjukkan bahwa hubungan antara jam kerja, modal dan pengalaman berdagang dengan variabel pendapatan cukup erat.

2). Nilai R Square (angka korelasi atau r yang dikuadratkan) sebesar 0,620.

R Square disebut juga sebagai koefisien diterminasi. Besarnya nilai koefisien determinasi 0,557 atau sama dengan 55,7%. Nilai tersebut berarti bahwa sebesar 55,7% pendapatan yang terjadi dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel jam kerja, modal dan pengalaman berdagang. Sisanya yaitu 44,3% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor penyebab lainnya, dan model dinyatakan layak.

3). Nilai adjusted R Square sebesar 0,526 atau sama dengan 52,6%, ini menunjukkan bahwa variabel pembelian dapat dijelaskan oleh variabel jam kerja, modal dan pengalaman berdagang sebesar 52,6% sedangkan sisanya sebesar 47,4% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti.

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji - F)

Uji - F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Kriteria hipotesis dalam penelitian ini adalah : H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0

Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Ha : b1 ≠ b2≠ b3 ≠ b4 ≠ 0

Artinya secara bersama-sama terdapat pngaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5% Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

Tabel 4.15 ANOVAb 9.837 3 3.279 18.024 .000a 7.823 43 .182 17.660 46 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Pengalaman Berusaha, Jam Kerja, Modal a.

Dependent Variable: Pendapatan b.

Sumber : Data primer diolah 2010

Hasil uji-F untuk koefisien korelasi persamaan regresi diperoleh nilai Fhitung sebesar 18,024 dengan tingkat signifikan sebesar 0.000. Nilai Ftabel dicari pada tabel distribusi F dengan df1 = 3 dan df2 = 44 sehingga diperoleh nilai Ftabel sebesar 2,825 dengan hasil tersebut dimana Fhitung > Ftabel dan nilai signifikan yang lebih kecil dari pada alpha 5% maka kesimpulan yang dapat diambil adalah signifikan secara statisik. Hipotesis Ha diterima karena Fhitung > Ftabel (18,040 > 2,825) dan signifikan F < alpha 5% (0,000 < 0,05) yang berarti bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh sigifikan antara variabel bebas (jam kerja, modal dan pengalaman berdagang) terhadap variabel terikat (pendapatan).

Pengujian signifikansi t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.

Kriteria hipotesis dalam penelitian ini adalah :

a. H0 : b1 = 0

Artinya bahwa variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

b. Ha : b1 ≠ 0

Artinya bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika t hitung < t table pada α = 5 % Ha diterima jika t hitung > t table pada α = 5%

Tabel 4.16 Uji t Coefficientsa 1.605 .408 3.933 .000 -.194 .081 -.252 -2.382 .022 .400 .058 .736 6.949 .000 .145 .065 .225 2.212 .032 (Constant) Jam Kerja Modal Pengalaman Berusaha Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: Pendapatan a.

Sumber : Data primer diolah 2010

Hasil uji t di Tabel 4.18 koefisien korelasi persamaan regresi diperoleh nilai thitung untuk variabel jam kerja, modal dan pengalaman berdagang masing-masing (-2,382); (6,949) dan (2,212) dan nilai signifikan untuk

masing-masing variabel jam kerja, modal dan pengalaman berdagang (0,022); (0,000) dan (0,032). Nilai t tabel dicari pada tabel t dengan level of test α = 5% dan df1 = 45 sehingga diperoleh nilai t tabel sebesar 2,021 Dapat disimpulkan bahwa variabel jam kerja, modal dan pengalaman berdagang berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang pakaian wanita secara parsial (-2,382, 6.949 dan 2,212 > 2,021 nilai signifikan 0,022, 0,000 dan 0,032 > 0,05).

D. Pembahasan

1) Berdasarkan hasil penelitian bahwa koefisien regresi sebesar -0.194 maka dapat diartikan bahwa jam kerja berpengaruh negatif terhadap pendapatan pedagang pakaian wanita. Dari hasil uji t secara pasial, jam kerja (-2,382) > -2,021 dan nilai signifikan 0,022 > 0,05 hipotesis Ha diterima yang berarti bahwa jam kerja berpengaruh signifikan terhadap pendapatan, artinya semakin lama waktu jam kerja maka bervariasi pendapatan pedagang pakaian wanita perbulan-nya, jadi waktu jam kerja fleksibel meningkatkan pendapatan yang melibatkan waktu tenaga kerja. Hal yang menyebabkan signifikannya variabel jam kerja ini selain karena nilai signifikannya di atas 0,05 juga karena sudah berkurangnya jam kerja oleh tenaga kerja pedagang pakaian wanita.

Menurut Algifari (2005), Kerja adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Rumusan budaya kerja secara operasional berdasarkan kesimpulan yaitu "Suatu tatanan atau aturan permainan dalam organisasi yang harus ditaati oleh semua sumber daya manusia yang ada, untuk

mencapai kinerja yang tinggi." Pengertian jam kerja dalam penelitian ini merupakan suatu subyek penelitian yang difokuskan dari budaya kerja, oleh karena budaya kerja memiliki ruang lingkup penelitian yang cukup besar. Menurut Algifari (2005), jam kerja adalah waktu yang dijadwalkan untuk perangkat peralatan yang dioperasikan atau waktu yang dijadwalkan bagi pegawai untuk bekerja. Jam kerja bagi seseorang sangat menentukan efisiensi dan produktivitas kerja

2) Berdasarkan hasil penelitian bahwa koefisien regresi sebesar 0.400 maka dapat diartikan bahwa modal berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang pakaian wanita. Dari hasil uji t secara pasial, modal 6,949 > 2,021 dan nilai signifikan 0,000 > 0,05 hipotesis Ha diterima yang berarti bahwa modal berpengaruh signifikan terhadap pendapatan, artinya semakin besar modal maka semakin besar pendapatan pedagang pakaian wanita perbulanya, jadi modal dapat meningkatkan pendapatan yang didukung oleh pembelajaan jumlah barang dan peningkatan harga jual. Hal yang menyebabkan signifikannya variabel modal ini selain karena nilai signifikannya di atas 0,05 juga karena sudah bertambahnya modal dengan memperhatikan kuantitas atau jumlah barang dan harga jual.

Modal (sumber-sumber ekonomi ciptaan manusia) mempunyai penawaran yang lebih elastis karena dari waktu ke waktu warga masyarakat menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk ditabung (saving) dan kemudian sektor produksi akan menggunakan dana tabungan ini untuk pabrik-pabrik baru, membeli mesin-mesin (investasi). Karena adanya

saving dan investasi, maka penawaran dari barang-barang modal dari waktu ke waktu bisa bertambah sedangkan permintaan akan barang-barang modal terutama sekali dipengaruhi oleh gerak permintaan akan barang-barang jadi. Bila harga pakaian naik, maka permintaan akan naik. (Alma, 1992:23).

3) Berdasarkan hasil penelitian bahwa koefisien regresi sebesar 0.145 maka dapat diartikan bahwa pengalaman berdagang berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang pakaian wanita. Dari hasil uji t secara pasial, pengalaman berdagang 2,212 > 2,021 dan nilai signifikan 0,032 > 0,05 hipotesis Ha diterima yang berarti pengalaman berdagang berpengaruh signifikan terhadap pendapatan, artinya semakin lama pengalaman berdagang pakaian wanita maka semakin besar pendapatan pedagang pakaian wanita perbulanya, jadi pengalaman dapat membentuk pengusaha supaya dapat mengatur atau memanajemen usahanya dari tindakan usaha yang sebelumnya agar dapat meningkatkan pendapatan. Hal yang menyebabkan signifikannya variabel pengalaman berdagang ini selain karena nilai signifikannya di atas 0,05 juga karena sudah bertambahnya pengalaman berdagang usaha pakaian wanita maka pedagang dapat belajar dan merealisasikan tindakan dari pelaksanaan yang sebelumnya.

Menurut Algifari (2005), pengalaman kerja didefinisikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang pernah dialami oleh seseorang ketika mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengalaman kerja juga dapat diperoleh dari orang-orang yang peduli dengan keadaan seseorang

seperti dukungan sosial yaitu sebagai informasi verbal atau non-verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh dukungan sosial, secara emosional merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah :

1. Hasil uji F hipotesis Ha diterima karena Fhitung > Ftabel (18,040 > 2,825) dan signifikan F < alpha 5% (0,000 < 0,05) yang berarti bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas (jam kerja, modal dan pengalaman berdagang) terhadap variabel terikat (pendapatan).

2. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel jam kerja, modal dan pengalaman berdagang berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang pakaian wanita secara parsial (-2,382, 6.949 dan 2,212 > 2,021 nilai signifikan 0,022, 0,000 dan 0,032 > 0,05).

3. Hasil koefisien determinasi yaitu nilai R sebesar 0,746 sama dengan 74,6% yang menunjukkan bahwa hubungan antara jam kerja, modal dan pengalaman berdagang dengan variabel pendapatan cukup erat. R Square

disebut juga sebagai koefisien diterminasi.

4. Besarnya nilai koefisien determinasi 0,557 atau sama dengan 55,7%. Nilai tersebut berarti bahwa sebesar 55,7% pendapatan yang terjadi dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel jam kerja, modal dan pengalaman berdagang. Sisanya yaitu 44,3% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor penyebab lainnya, dan model dinyatakan layak.

5. Nilai adjusted R Square sebesar 0,526 atau sama dengan 52,6%, ini menunjukkan bahwa variabel pembelian dapat dijelaskan oleh variabel jam kerja, modal dan pengalaman berdagang sebesar 52,6% sedangkan sisanya sebesar 47,4% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti.

Dokumen terkait