• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKUNTABILITAS KINERJA A. PENGUKURAN KINERJA

B. ANALISIS PENYEBAB PENINGKATAN DAN PENURUNAN KINERJA SERTA ALTERNATIF SOLUSI YANG DILAKUKAN

1. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Penyelenggaraan kegiatan akademik sesuai dengan Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dan Sistem Penjamin Mutu Intern (SPMI). Pengelola Program Studi memiliki mekanisme pemutakhiran capaian pembelajaran lulusan dengan memperhatikan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan perkembangan dunia kerja.

Kegiatan Pengawasan Intern disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor. 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Untuk mencapai pengelolaan keuangan Negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintah Negara, keandalan pelaporan keuangan,

pengamanan asset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Untuk komponen kegiatan dalam mencapai keluaran dengan indikator kinerja terukur. Kegiatan satuan pengawas internal (SPI) melalui pelaksanaan komponen kegiatan, baik pengawasan seperti Audit, Evaluasi dan Pemantauan. Selain itu terdapat pelaksanaan dukungan pengawasan, meliputi penyiapan budaya organisasi, penyiapan profesionalisme sumber daya manusia, penyiapan Standar Operasional Prosedur (SOP) pelaksanaan kegiatan, penyiapan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan teknis pengawasan. Kegiatan pengawasan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya, yaitu:

1. Pelaksanaan pengawasan internal akuntabilitas keuangan Negara, dan pelaksanaan SPIP

2. Pembinaan administrasi dan pengelolaan pelengkapan serta pembayaran gaji / tunjangan

3. Fasilitas dukungan manajemen

4. Pengawal dan penyaluran sarana dan prasarana

Sumber daya manusia adalah asset Organisasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura. Dan salah satu komponen biaya yang tinggi dalam organisasi, sehingga dengan demikian Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura, perlu memastikan bahwa asset SDM dimanfaatkan dengan tepat sebelum merekrut staf baru dengan memastikan efektivitas perencanaan SDM. Menghitung kebutuhan SDM dalam kebutuhan Institusi dengan struktur organisasi yang kompleks dan manajemen matrix bukan perkara mudah.

Menganalisis ketersediaan tenaga kerja/ SDM dengan memperhatikan Organisasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura, merupakan Institusi Pendidikan Tinggi. Memiliki 6 (Enam) Jurusan dengan 19 (Sembilan belas) program studi. Jumlah 3 Kepala Pusat, 3 Kepala Unit, 3 Kepala Sub.Bagian,

Satuan Pengawas Intern, dan 3 wakil Direktur dan Direktu. Jumlah Tenaga dalam Setiap Bagian/ Unit. Membuat perkiraan kebutuhan SDM dengan alternative: (a) Perkiraan S3 dalam disiplin ilmu; (b) Analisis Trend melalui proyeksi trend masa lalu; (c) Analisis Beban Kerja di masing-masing Jurusan/ Program Studi, Pusat, Unit dan Sub.Bag.

Analisis Tenaga Kerja (work force analyisis) meliputi jumlah, komposisi, dan kualitas tenaga kerja. Kami mengacuh pada suatu sistim pemerintahan (good governance) yang baik. Sistim ini sangat baik diperlukan sebagai alat untuk melaksanakan berbagai pelayanan publik. Instansi Pemerintahan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura, sebagai alat bagi masyarakat setempat untuk berperan serta aktif dalam menentukan arah dan cara mengembangkan taraf hidup pendidikan dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dengan koridor-koridor kehidupan nasional.

Penting dalam pelaksanaan manajemen pendidikan dan manajemen pembelajaran. Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura, dalam menjamin kualitas pembelajaran melalui Sistim Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Untuk menginisiasi SPMI Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura, menggunakan

manajemen Plan, Do, Check, Act (PDCA) dalam mensosialisasi dan menjadi

acuan dalam melakukan pemantauan dan pengamatan pelaksanan tugas pokok dan fungsi serta mengukur pencapaian kinerja.

Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganissian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura, secara efektif dan efisien. Efektif berarti Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura, dapat dicapai sesuai perencanaan. Sedangkan efisien berarti Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura, dalam melaksanakan program pembelajaran secara benar, terorganisir dan sesuai Jadwal.

Efisien juga menunjukkan seberapa baik mekanisme internal kontol Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura, dalam melakukan mekanisme kontrol. Dikatakan efisien atau tidak tidak dapat diperiksa dari sejauhmana pengaruh pengendalian eksternal terhadap internal kontrol. Jika pengawasan manajer terhadap anggaran keuangan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura, longgar maka staf atau karyawan cenderung tidak memiliki motivasi untuk efisien dalam menyelesaikan tugasnya.

Ketidak konsistensi dalam manajemen keuangan bisa mengakibatkan pemborosan pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura. Pastikan staf keuangan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura, memproses seluruh pembayaran, baik itu gaji pegawai/ kontrak, sewa gedung, maupun transaksi dengan vendor atau supplier tepat waktu sehingga Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura, tidak memiliki utang. Penetapan kebijakan dan tenggat waktu akan membantu Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura, memperlancar arus kas selain itu, hal ini juga memudahkan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura, menghasilkan laporan keuangan yang lengkap setiap bulan pada waktu yang diharapkan.

Integrasi manajemen akuntasi dengan manajemen lainnya, manajemen akuntasi tidak dapat berjalan sendiri dan bergantung pada manajemen-manajemen lain yang menggunakan pembiayaan manajerial. Usaha yang perlu di upayakan untuk memperbaiki Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura, agar dapat beroperasi dengan baik dan efisien. Salah satu upaya meningkatkan efisiensi Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura, melalui perbaikan manajerial. Oleh karena itu suatu teknik pengukuran tidak hanya menilai” bobot kinerja” tetapi juga mengukur sumber-sumber inefisiensi sangat dibutuhkan sehingga dapat diperoleh kebijakan korelasi internal dan ekternal.

Efektivitas Manajemen Pembelajaran (management instructional) prosedur dalam pengambilan keputusan untuk memulai suatu kegiatan pembelajaran untuk siswa. Analisis awal dari komponen-komponen kegiatan pembelajaran, hal ini berevolusi dalam kualitas pembelajaran. Tujuan merubah perilaku atau pengembangan sub-sistem yang efektif, semua ini dengan cara

siswa berkontribusi. Keberhasilan proses management instructional, apapun

tergantung pada perhatian siswa, bagaimana pemrosesan informasi aktif dan pemberian feedback.

Kelayakan Program

Sesuai fungsi Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura,

menyelenggarakan “Tri Dharma Perguruan Tinggi meliputi: Pendidikan dan Pengajaran – Penelitian serta Pengabdian Kepada Masyarakat dengan berorientasi pada Kualitas. Perubahan status demografi, pola hidup dan karakteristik masyarakat mengakibatkan kompleksnya masalah pelayanan kesehatan yang dihadapi. Agar semua profesi kesehatan dapat melakukan praktik kolaborasi antar profesi, maka diperlukan kompetensi kolaborasi sejak proses pendidikan yang disebut dengan Interprofesional Education.

Interprofesional Education, pendidikan yang melibatkan dua atau lebih jenis profesi (Misalnya: Jurusan Keperawatan, Jurusan Gizi, Jurusan Kesehatan Lingkungan, dan Jurusan Farmasi). Proses pendidikan ini penting dilakukan dalam upaya mempersiapkan lulusan profesi kesehatan siap bekerja di dalam Tim dan melakukan praktik kolaborasi dengan efektif untuk merespon

atau mengatasi masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Interprofesional

education, peserta didik dapat belajar tentang peran dan fungsi yang overlapping antar profesi, dapat dengan baik untuk mencapai pelayanan kesehatan yang aman, efektif dan efisien dengan melibatkan multidisiplin.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi. Kurikulum Pendidikan Tinggi merupakan amanah institusi yang harus senantiasa diperbaharui sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan IPTEKS yang dituangkan dalam Capaian Pembelajaran. Perguruan tinggi sebagai penghasil sumber daya manusia terdidik perlu mengukur lulusannya, apakah lulusan yang dihasilkan memiliki „kemampuan‟ setara dengan „kemampuan‟ (capaian pembelajaran) yang telah dirumuskan dalam jenjang kualifikasi KKNI. Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jayapura dalam menyusun atau mengembangkan kurikulum, wajib mengacu pada KKNI dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Tantangan yang dihadapi oleh Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura, dalam pengembangan kurikulum di era Industri 4.0 adalah menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan literasi baru meliputi literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia yang berakhlak mulia berdasarkan pemahaman keyakinan agama. Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura, perlu melakukan reorientasi pengembangan kurikulum yang mampu menjawab tantangan tersebut.

Dalam konteks kekinian peserta didik diharapkan mampu memiliki kelincahan budaya (cultural agility) yang dianggap sebagai mega kompetensi yang wajib dimiliki oleh calon profesional di abad ke-21 ini dengan penguasaan minimal tiga kompetensi yaitu, minimisasi budaya (cultural minimization, yaitu kemampuan kontrol diri dan menyesuaikan dengan standar, dalam kondisi bekerja pada tataran internasional) adaptasi budaya (cultural adaptation), serta integrasi budaya (cultural integration).

2. Analisis Program atau Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan atau

Dokumen terkait