• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Bentuk (ukuran dan simbol) pada Logo dan Tagline Baru City

Branding Daerah Istimewa Yogyakarta

Bentuk adalah segala hal yang memiliki diameter tinggi dan lebar. Bentuk dasar yang dikenal banyak orang adalah kotak (rectangle), lingkaran (circle), dansegitiga (triangle). Sementara pada kategori sifatnya, bentuk dapat dikategorikanmenjadi tiga, yaitu: Bentuk Geometrik, yaitu bentuk yang segala sesuatu dapat diukur (balok, kubus, kerucut dan lainnya), Bentuk Natural, yaitu bentuk yang dapat berubah-ubah, berkembang dan tumbuh secara ukuran

(manusia, pohon, daun, bunga), Bentuk Abstrak, yaitu bentuk yang dapat berubah yang tidak sesuai dengan bentuk aslinya.81

Objek Penelitian

Gambar IV.7 Titik pada Huruf “j” Logo dan Tagline Baru City Branding DIY Menggunakanperpaduanantara Biji dan Daun

Penanda Petanda

Titik pada huruf “j” merupakan perpaduan antara biji dan daun. 82

Perpaduan antara biji dan daun tersebut melambangkan keselarasan yang akan menjadi pedoman untuk pembangunan dengan alam.83

Perpaduan antara bentuk biji dan daun tersebut merupakan salah satu prinsip teori

81 Lia Anggraini S. dan Kirana Nathalia. Desain Komunikasi Visual: Dasar-Dasar Panduan Untuk

Pemula. Bandung: Nuansa Cendekia. 2014 hal. 32

82 Waizly Darwin. Jogja istimewa Visual Identity. (2015, 5 februari 2015). Diakses pada 2 Desember 2015 dari http://www.slideshare.net/waizly/jogja-istimewa-city-branding 83 Ibid.

Gestalt, yaitu similarity.

Menurut Gestalt84, mengenai similarity yaitu bentuk visual berdasarkan kesederhanaan (simple) dan stabilitas bentuk. Prinsipnya menekankan pada bentuk dasar seperti persegi panjang, lingkaran, dan segitiga. Sehingga otak yang menerima pesan visual tersebut akan menyelektif pada bentuk yang paling sederhana dan stabil.

Berdasarkan hasil analisis di atas, penulis menginterpretasikan mengenai unsur-unsur lain yang berkaitan atau bahkan memiliki kemiripan bentuk namun tidak terpilih (paradigmatik dan sintagmatik) yaitu berupa biji dan juga daun.

Filosofi biji dalam logo identik dengan melambangkan pangan dan mencerminkan kesejahteraan. Jika titik pada “j” hanya berbentuk biji tanaman saja, maka tidak dapat melambangkan makna dari keselarasan pembangunan seperti yang diharapkan pada logo baru karena hanya merepresentasikan kesejahteraan.

Sedangkan daun, identik dengan lambang atau merepresentasikan kesuburan. Jika titik pada huruf “j” hanya menggunakan simbol daun, maka yang

84 Chiipriscilla. Teori Gestalt dan Contructivism Pada Pesan Visual. (2014, 9 Maret) Diakses pada 2 Februari 2016 dari

ditekankan pada makna logo tersebut adalah kesuburan mengenai alam yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Citra yang ingin ditampilkan berdasarkan perpaduan biji dan daun tersebut adalah keselarasan dalam hal pembangunan. Jika biji ditanam, maka lama kelamaan akan tumbuh daun dari tunas tanamannya. Oleh karena itu ditetapkan untuk memadukan antara biji dan daun sebagai simbolnya.

Objek Penelitian

Gambar IV.8 Huruf “g” dan “j” pada Logo dan Tagline Baru City Branding DIY Seperti Saling Memangku

Penanda Petanda

Huruf “g” dan “j” bentuknya seolah-olah saling memangku dan bersinggungan.

Huruf “g” dan “j” melambangkan semangat “Hamemayu Hayuning Bhawana” yaitu pedoman para pemimpin atau pengampu kebijakan dalam melaksanakan pembangunan dengan selalu mengutamakan kepentingan rakyat dan

menjadikan dirinya sebagai pelayan rakyat yang sejati.85

Di dalam logo tersebut memanfaatkan huruf yang berdekatan dan juga memiliki kemiripan bentuk sehingga terlihat seperti saling memangku untuk menampilkan filosofi atau makna baru. Makna yang ingin ditonjolkan di logo tersebut adalah dasar dari pemerintah Yogyakarta untuk melaksanakan kewajibannya dengan ikhlas sebagai pelayan rakyat dan selalu mengutamakan rakyatnya.

Objek Penelitian

Gambar IV.9 Huruf “g” pada Logo dan Tagline Baru City Branding DIY Menyerupai Angka 9

Penanda Petanda

Huruf “g” pada logo baru menggunakan huruf kecil yang kemudian menyerupai angka 9.

Huruf “g” kecil melambangkan 9 renaisance yang memuat 9 cita-cita pembangunan Yogyakarta di bidang pendidikan, pariwisata, teknologi,

85 Waizly Darwin. Jogja istimewa Visual Identity. (2015, 5 februari 2015). Diakses pada 2 Desember 2015 dari http://www.slideshare.net/waizly/jogja-istimewa-city-branding

ekonomi, energi, pangan, kesehatan, keamanan serta tata ruang dan pangan.86 Sudut kanan atas pada huruf “g”

terdapat lubang yang meruncing ke dalam dan siap tumbuh tunas baru.

Untuk melambangkan kelestarian alam, pada logo baru city branding Daerah Istimewa Yogyakarta menggunakan garis dan lekukan berupa lubang yang meruncing pada sudut kanan huruf “g”.87

Pada kata “jogja” menggunakan huruf kecil semua dengan alasan jika menggunakan huruf capital, maka huruf “g” juga akan menjadi “G” (kapital). Jika huruf “g” menggunakan huruf kapital maka akan menyerupai angka 6 dan tidak dapat mewakili lambang dari 9 renaisans yang merupakan visi misi sekaligus tujuan dari perubahan logo city branding Daerah Istimewa Yogyakarta. Rounded

archs adalah lengkung bulat yang mengesankan kekokohan88

Dalam hubungannya dengan elemen seni rupa, garis atau lekukan tertentu dibuat untuk mengungkapkan konsep. Jika pada sudut kanan huruf “g” tersebut menggunakan rounded archs atau lengkungan bulat, maka kesan yang ditampilkan adalah kesan kekokohan sehingga tidak ada kaitannya dengan makna yang diharapkan pada logo baru tersebut meskipun bentuknya hampir menyerupai karena terdiri dari lengkungan.

86 Ibid. 87 Ibid.

88 Kepheta. Arti Garis Warna dan Bentuk Pada Sebuah Logo. (2008, 31 Oktober) Diakses pada 12 Februari 2016 dari https://kepheta.wordpress.com/2008/10/31/arti-garis-warna-dan-bentuk-pada-sebuah-logo

Objek Penelitian

Gambar IV.10 Tulisan “jogja” pada Logo dan Tagline Baru City Branding DIY Lebih Besar daripada “istimewa”

Penanda Petanda

Tulisan “jogja istimewa” menggunakan huruf kecil namun kata “jogja” memiliki ukuran lebih besar dari pada kata “istimewa”.

Selain karena “jogja” merupakan kata yang dianggap mudah dilafalkan, Yogyakarta sebagai daerah yang melakukan rebranding dan ingin lebih mempopulerkan daerahnya perlu lebih menonjolkan kata “jogja” untuk mempertegas nama wilayah yang perlu diingat oleh banyak orang.

Seperti logo terdahulunya, kata “jogja” pada “Jogja Never Ending Asia” juga dibuat lebih besar ukuran hurufnya dibandingkan kata ”Never Ending Asia”. Hal ini dikarenakan kata “jogja” adalah kata yang paling diingat oleh semua kalangan, di samping “jogja” adalah nama lain yang mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta. Jika kata “istimewa” yang ditampilkan dengan ukuran huruf lebih besar dari pada kata “jogja” maka tujuan dari city branding tersebut tidak dapat terwujud karena orang akan fokus pada tulisan yang lebih besar.

4.3. Pembahasan

Logo dan tagline baru city branding Daerah Istimewa Yogyakarta telah berpengaruh terhadap daya tarik pariwisata Yogyakarta saat ini. Dengan melakukan rebranding melalui perubahan logo dan tagline, secara tidak langsung turut mengubah kinerja pemerintahannya untuk terus mempopulerkan Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya melalui sektor pariwisata. Hal ini terbukti bahwa Yogyakarta menjadi destinasi terpopuler ke 3 di Indonesia setelah Bali dan Jakarta, berdasarkan Travelers Choice Top Destination 2016 yang diadakan oleh www.tripavisor.co.id.89

Hasil penelitian pada logo dan tagline “jogja istimewa” dianalisis sebagai penanda dan petanda menggunakan analisis semiotika Ferdinand De Saussure. Berdasar hasil analisis tersebut, maka penulis dapat memaparkan makna logo dan

tagline baru dari city branding Daerah Istimewa Yogyakarta dalam meningkatkan

citra positif dari masing-masing aspek berupa teks, font, bentuk dan warna.

Tabel IV.1 Analisis Gabungan Tanda dan Makna

KATEGORI TANDA MAKNA

Teks Logo dan tagline baru dari city

branding Yogyakarta berupa

1. Kata “jogja” merupakan sebutan lain untuk

89 TripAdvisor® adalah situs wisata terbesar di dunia yang membantu wisatawan merencanakan dan memesan perjalanan impian. TripAdvisor menawarkan saran dari jutaan wisatawan serta berbagai pilihan dan fitur perencanaan wisata dengan link cepat ke alat bantu pemesanan yang memeriksa ratusan situs web untuk mencari harga hotel terbaik. Situs web TripAdvisor merupakan komunitas wisata terbesar di dunia yang menjangkau 340 juta pengunjung unik setiap bulannya, serta menampilkan lebih dari 350 juta ulasan dan opini tentang 6,5 juta akomodasi, restoran, dan objek wisata. Situs ini beroperasi di 48 negara di seluruh dunia.

tulisan “jogja istimewa” Yogyakarta yang dianggap mudah dalam pelafalannya karena tujuan rebranding ini juga ingin mempopulerkan Yogyakarta di kancah Internasional.

2. Istimewa, yang berarti beda dari yang lain. Istimewa yang dimaksud bukan sekedar dalam status politik, namun menjadi dasar dalam kehidupan di masyarakat Yogyakarta agar bisa menjadi lebih baik dari yang lain.

Font Logo “jogja istimewa”

menggunakan jenis huruf original yang diadopsi berdasarkan Aksara Jawa.

Jenis huruf tersebut dimaksudkan untuk mewakili kekuatan akar budaya masyarakat Yogyakarta. Bentuk

(ukuran dan

1. Titik pada huruf “j” merupakan perpaduan

1. Perpaduan bentuk biji dan daun pada huruf “j”

simbol) bentuk biji dan daun.

2. Huruf “g” dan “j” seperti saling memangku dan bersinggungan

melambangkan semangat “Hamemayu Hayuning Bhawana”.

3. Huruf “g” menggunakan huruf kecil agar menyerupai

angka 9 untuk

mencerminkan 9

renaisance. Selain itu di sudut kanan atas terdapat lubang yang bentuknya meruncing ke dalam.

4. Tulisan “jogja” berukuran lebih besar daripada tulisan “istimewa”.

dimaksudkan sebagai apabila kita menanam biji, maka akan tumbuh tunas baru berupa daun. Hal ini melambangkan pedoman untuk yang lestari dan selaras dengan alam.

2. Huruf “g” dan “j” yang saling memangku dan bersinggungan untuk melambangkan pedoman bagi setiap pemimpin dan pengampu kebijakan untuk selalu menjadikan dirinya sebagai “pelayan rakyat sejati” dalam mewujudkan pembangunan.

3. Angka 9 yang digambarkan pada huruf “g” memiliki makna 9 renaisance yang dimanifestasikan dalam gerakan “Jogja Gumregah” dalam bidang:

(1) Pendidikan, (2) Pariwisata, (3) Teknologi, (4) Ekonomi, (5) Energi, (6) Pangan, (7) Kesehatan, (8) Keterlindungan Warga dan (9) Tata Ruang dan Lingkungan.

4. Tulisan “jogja” lebih besar daripada tulisan “istimewa” dimaksudkan agar

masyarakat ataupun wisatawan akan selalu mengingat kota Yogyakarta yang istimewa. Bukan sekedar istimewa

berdasarkan geografisnya saja, namun didukung oleh masyarakat dan fasilitas-fasilitas lainnya.

Warna Warna tulisan pada logo “jogja istimewa” adalah merah bata. Sedangkan backgroundnya

Warna merah bata sebagai warna pelambang keratin dan spirit keberanian untuk

adalah warna putih. mewarnai era modern dan masa depan namun tetap berbekal akar budaya dan sejarah masa lalu.

Sedangkan warna merah di atas background warna putih untuk menggambarkan Yogyakarta selalu menyimpan ruh ke-Indonesia-an yang berdiri kokoh di atas sejarah panjang kebudayaan unggul Nusantara.

Untuk menanamkan semangat perubahan di benak masyarakat, maka pemerintah daerah melakukan city branding. Dalam proses branding ini, kota atau suatu wilayah digambarkan dengan suatu identitas atau brand identity. Melalui

brand identity inilah sejarah, budaya, karakter dan kondisi sosial di suatu wilayah

direpresentasikan ke dalam komunikasi visual berupa logo dan juga verbal melalui slogan (tagline).

Makna pada logo dan tagline “jogja istimewa” terdapat unsur budaya jawa yang terkandung di dalamnya. Hal ini dapat terlihat jelas pada jenis huruf yang digunakan yang diadopsi dari huruf aksara Jawa. Semangat dari masyarakat dan juga pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta juga ditunjukkan melalui pemilihan

warna merah bata yang merupakan warna yang digunakan juga pada lambing keratin Yogyakarta. Sedangkan rasa cinta dan bangganya Yogyakarta terhadap sejarah bangsa Indonesia, ditunjukkan pada logo yang berwarna merah berlatar belakang putih.

Rasa bangga terhadap Yogyakarta juga diperkuat dengan pemilihan

tagline “jogja istimewa”. Tagline tersebut merepresentasikan citra keistimewaan

yang dimiliki Yogyakarta tidak hanya dari segi geografis yang merupakan kota sejarah, namun melalui kesederhanaannya, keramahan masyarakat sekitar, dan kenyamanan bagi siapapun yang singgah ataupun tinggal di kota tersebut. Citra positif inilah yang ingin dibentuk untuk lebih mempopulerkan Yogyakarta sebagai kota yang istimewa di mata dunia.

Menurut Herry Zudianto, Branding ini harapannya menjadi citizen

branding. Ini akan menjadi simbol gerakan seperti yang dilandasi gagasan Sultan

pada arah pembangunan Jogja Renaisans dan Sabda Tama.90

Rebranding Yogyakarta tidak sekedar mengubah logo dan tagline dari city branding akan tetapi didukung dengan pergantian arah pembangunan dari

Yogyakarta saat ini. Hal ini dapat dilihat dari sektor pariwisatanya, Yogyakarta bukan hanya mempertahankan yang sudah ada namun juga mulai membangun daerah-daerah wisata baru. Dari segi perekonomian, semakin banyak para pengusaha yang tertarik membuka usahanya di Yogyakarta bahkan kedai kopi ala café, yang identik dengan perkotaan, juga mulai banyak di Yogyakarta.

90 Jogja Kedepankan Keistimewaan Pada Logo Baru. (2015, 3 Oktober) Diakses pada 30 Mei 2016 dari http://jogjaistimewa.co/jogja-kedepankan-keistimewaan-dalam-logo-baru/

Saat masih menggunakan Jogja Never Ending Asia, citra yang dibentuk lebih mengarah kepada fungsi pemasaran dan pendukung sektor pariwisata. Akan tetapi pemahaman akan slogan yang digunakan masih sangat minim, baik di kalangan umum maupun akademisi. Kurangnya pemahaman mengenai filosofi dari slogan dan juga simbol-simbol yang digunakan memunculkan pendapat bahwa slogan tersebut tidak relevan atau tidak mencerminkan potensi Yogyakarta. Bahkan slogan Never Ending Asia dianggap terlalu berat bagi Yogyakarta dan juga tidak mencerminkan bagian dari Indonesia.

Pada logo dan tagline baru city branding Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu “jogja istimewa” citra yang dibentuk lebih ke nilai-nilai keistimewaan yang ada di internal Yogyakarta sebagai bagian dari Indonesia. Oleh karena itu

rebranding ini harus didukung penuh dari internalisasi maupun dari dalam diri

Dokumen terkait