• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Berdasarkan Profil Lipid

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran umum lokasi penelitian

5.2 Hasil Penelitian

5.2.3 Analisis Berdasarkan Profil Lipid

a) Total kolesterol

Gambar 6 menunjukkan analisis profil lipid total kolesterol pada pasien penyakit jantung koroner dengan dislipidemia. Dari data yang diperoleh, total kolesterol paling tinggi dicatatkan ialah 251- 300 mg/dl sebanyak 10 orang (33.3%), diikuti dengan 201- 250 mg/dl sebanyak 9 orang (30%), 301- 350 mg/dl sebanyak 6 orang (20%), paling rendah ialah 151- 200 mg/dl sebanyak 5 orang (16.7%).

b) HDL

Gambar 7 menunjukkan analisis profil lipid HDL pada pasien penyakit jantung koroner dengan dislipidemia. Dari data yang diperoleh, nilai HDL yang paling tinggi pada pasien penyakit jantung koroner dengan dislipidemia adalah 40- 49 mg/dl sebanyak 12 orang (40%), diikuti dengan 20- 29 mg/dl sebanyak 6 orang (20%), 60- 69 mg/dl sebanyak 5 orang (16.7%), 30- 39 mg/dl sebanyak 4 orang (13.3%) dan paling rendah adalah 50- 59 mg/dl sebanyak 3 orang (10%).

c) LDL

Gambar 8 menunjukkan kadar profil lipid LDL pada penderita penyakit jantung koroner dengan dislipidemia. Nilai yang paling tinggi adalah 151- 170 mg/dl sebanyak 11 orang (36.7%), diikuti dengan 111- 130 mg/dl sebanyak 6 orang (20%), 171- 190 mg/dl dan 191- 210 mg/dl masing- masing sebanyak 4 orang (13.3%), seterusnya 131- 150 mg/dl sebanyak 3 orang (10%), paling rendah adalah 211- 230 mg/dl sebanyak 2 orang (6.7%).

Gambar 9 menunjukkan kadar profil lipid trigliserida pada penderita penyakit jantung koroner dengan dislipidemia. Nilai yang paling tinggi adalah 51- 150 mg/dl sebanyak 15 orang (50%), diikuti dengan 151- 250 mg/dl sebanyak 10 orang (33.3%), 301- 350 mg/dl sebanyak 3 orang (10%), paling rendah adalah 251- 300 mg/dl sebanyak 2 orang (6.7%).

Gambar 5.7 menunjukkan analisis penyakit penyerta pada penderita penyakit jantung koroner dengan dislipidemia. Dari data yang diperoleh, penderita penyakit jantung koroner dislipidemia paling banyak menderita penyakit diabetes mellitus (DM) dan hipetensi (HTN) iaitu sebanyak 12 orang. Seterusnya 8 orang penderita penyakit jantung koroner dengan dislipidemia mengalami hipertensi sedangkan 10 orang penderita lagi tidak mengalami HTN dan DM.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan software statistik serta disesuaikan dengan tujuan penelitian, pembahasan dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

Dari 30 kasus penyakit jantung koroner dengan dislipidemia di RS Unhas, dapat dilihat pada Gambar 4, jenis kelamin laki- laki mencatatkan kasus yang lebih tinggi dari wanita. Sebanyak 17 kasus yang diperoleh dari jenis kelamin laki- laki sedangkan 13 kasus dari jenis kelamin wanita. Secara teoritis, menurut Lennep 2002, kejadian penyakit jantung koroner degan dislipidemia pada laki- laki lebih besar dari wanita. Diduga faktor hormonal seperti estrogen endogen bersifat protektif terhadap perempuan. Diketahui bahwa estrogen juga memiliki efek vasodilator akut di dinding pembuluh darah dan efek ateroprotektif termasuk inhibisi dari proliferasi sel otot polos. Selain itu hal yang mempengaruhi tingginya resiko jenis kelamin pria terhadap kejadian penyakit jantung koroner dengan dislipidemia adalah multifaktorial dimana kebiasaan merokok, hipertensi, faktor stress, serta inaktivitas fisik yang lebih banyak dialami oleh pria. Namun setelah menopause insidensi penyakit jantung koroner meningkat dengan cepat dan sebanding dengan insidens pada laki-laki. (22)

Gambar 5 menunjukkan kejadian penyakit jantung koroner dengan dislipidemia mengikut kelompok umur. Kasus penyakit jantung koroner dengan dislipidemia yang paling tinggi terjadi pada umur 60- 69 tahun, sebanyak 25 kasus. Menurut Ferrara and Barrett-Connor, 1997; Ericsson et al. 1991, peningkatan usia menyebabkan konsentrasi kolesterol LDL meningkat. Kolesterol LDL mencapai plateau pada laki- laki pada usia 50- 60 tahun dan 60- 70 tahun pada wanita. Pada dasarnya sebelum menopause, nilai kolesterol total pada wanita lebih rendah dari laki- laki. Dengan peningkatan usia pada

laki- laki dan wanita, nilai kolesterol total meningkat biasanya pada usia 60- 65 tahun (Kreisberg and Kasim, 1987). Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan kasus penyakit jantung koroner dengan dislipidemia sesuai dengan peningkatan usia. Satu penelitian telah dijalankan oleh Copenhagen City Heart Study [Iverson et al.2009] menunjukkan hubungan antara peningkatan usia dengan penyakit jantung koroner dengan dislipidemia tidak sesuai untuk kelompok usia 80 tahun dan ke atas. Penelitian ini telah terbukti apabila data yang diperoleh dari RS Unhas menunjukkan jumlah kasus bagi kelompok usia 70- 79 tahun sebanyak 8 orang, berkurang dari kelompok usia 60- 69 tahun.(23)

Dari hasil penelitian di RS Unhas, didapatkan bahawa 30 orang penderita penyakit jantung koroner mengalami dislipidemia yaitu peningkatan nilai profil lipid kolesterol total dan LDL serta penurunan nilai HDL. Dari Gambar 6 dapat diperoleh profil lipid total kolesterol yang paling tinggi adalah 251- 300 mg/dl sebanyak 10 orang. Profil lipid HDL dapat diperoleh dari Gambar 7 yang menunjukkan nilai HDL yang paling tinggi pada pasien penyakit jantung koroner dengan dislipidemia adalah 40- 49 mg/dl sebanyak 12 orang. Seterusya dari Gambar 8 dapat diperoleh profil lipid LDL yang menunjukkan nilai yang paling tinggi adalah 151- 170 mg/dl sebanyak 11 orang. Terakhir adalah profil lipid trigliserida dari Gambar 9 yang menujukkan nilai yang paling tinggi adalah 51- 150 mg/dl sebanyak 15 orang. Banyak penelitian yang menunjukkan korelasi kuat antara nilai kolesterol dan kejadian penyakit jantung koroner. Menurut penelitian oleh Manolio et al. 1991, nilai kolesterol total dan kolesterol LDL berpengaruh dengan kejadian penyakit jantung koroner pada laki- laki dan wanita termasuk pada kelompok usia yang lebih tua (>65 tahun). Hal yang sama dibuktikan oleh Frost et al. 1996, apabila menemukan persamaan dalam serum lipid dan kejadian penyakit jantung koroner. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan kejadian penyakit jantung

koroner meningkat sebanyak 22- 35% apabila kolesterol non- HDL atau LDL meningkat sebanyak 40 mg/dl, dan peningkatan sebanyak 9- 13% pada kejadian penyakit jantung koroner apabila kolesterol non- HDL atau LDL meningkat sebanyak 10% (0.472 mmol/l pada non- HDL dan 0.398 pada LDL).(23)

Mengenai penyakit penyerta pada penderita penyakit jantung koroner dengan dislipidemia dapat dilihat pada Gambar 10. Dari data yang diperoleh, pasien penyakit jantung koroner dengan dislipidemia lebih besar pada kelompok DM dan HTN sebanyak 12 orang. Beberapa penelitian telah membuktikan peningkatan kasus penyakit jantung koroner berkaitan dengan sindrom metabolik. Peningkatan trigeliserida dan penurunan nilai kolesterol HDL amat penting dalam sindrom metabolik dengan obesitas sentral, tekanan darah tinggi dan resistensi insulin (Linblad et al. 2001). Sindrom metabolik telah dialami oleh 44% dari populasi US pada usia lebih dari 50 tahun, dan mempengaruhi lebih banyak pada wanita dari laki- laki. Golongan lanjut usia kurang sensitif pada insulin berbanding populasi yang lebih muda disebabkan oleh massa lemak dan kebugaran. Resistensi insulin berkait dengan penurunan kadar protein pembawa gula dalam otot (Sawabe et al. 2009). Pengurangan sekresi insulin juga menyebabkan resistensi insulin dan oleh itu menyebabkan peningkatan kejadian sindrom metabolik pada golongan lanjut usia.(23)

Dokumen terkait