• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS (BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENGATASI KEJENUHAN ISTRI MENGURUS

RUMAH TANGGA DI DESA BOLO UJUNGPANGKAH GRESIK)

A. Analisis Faktor-faktor yang melatar belakangi istri mengalami kejenuhan dalam mengurus rumah tangga di Desa Bolo Ujungpangkah Gresik

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, maka faktor-faktor yang melatar belakangi istri mengalami kejenuhan, dapat peneliti analisis sebagai berikut:

1. Melakukan pekerjaan yang monoton setiap harinya

Dapat dikatakan demikian, karena mulai bangun tidur klien sudah melakukan pekerjaan rumah tangganya sampai dengan sore hari. Dan itu sudah menjadi rutinitas setiap hari klien tanpa ada perubahan. Sehingga dapat memicu klien mengalami kejenuhan.

2. Mengalami keletihan terhadap pekejaan rumah tangga yang selalu dilakukan setiap hari.

Meskipun itu pekerjaan yang umum dilakukan ibu rumah tangga, namun karena klien yang mulai dari kecil sampai dewasa jarang melakukan pekerjaan rumah tangga saat masih bersama dengan orang tuanya, sehingga peneliti dapat menganalisis bahwa klien bisa saja mengalami keletihan, karena pekerjaan yang dulunya jarang klien

lakukan. sekarang pekerjaan itu menjadi rutinitas hariannya, sehingga klien merasa letih dengan pekerjaannya.

3. Adanya suatu tekanan internal maupun eksternal;

a. Internal: yaitu Klien mempunyai keinginan bekerja untuk memenuhi kebutuhannya yang kurang tercukupi dari nafkah suami, akan tetapi keinginan tersebut tidak tercapai karena suami tidak memberi izin. Sehingga dapat dianalisis bahwa adanya suatu tekanan dalam diri klien akibat dari keinginan yang tidak tercapai.

b. Eksternal: yaitu tekanan dirasakan oleh klien dari berbagai pihak yakni seperti suami yang sering melarang keluar rumah untuk hal yang tidak terlalu penting seperti shopping, sekedar berkumpul dengan teman-temannya. Selain itu mertua yang selalu ikut campur urusan rumah tangganya dan anak yang sering rewel.

4. Kurang adanya hiburan seperti refreshing atau liburan.

Setiap hari klien berada di rumah. Kegiatannya selain mengurus rumah tangga hanya menonton televisi dan bermain handphone. Sehingga dapat penulis analisis bahwa keseharian klien kurang adanya hiburan untuk jalan-jalan sekedar refreshing ataupun liburan bersama suami maupun anaknya.

5. Belum adanya kesiapan menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga. Dapat dikatakan demikian karena klien berpikir bahwa seseorang yang sudah menikah kehidupannya pasti akan lebih menyenangkan. Namun ketika klien berada dalam posisi demikian kenyataannya tidak sesuai

dengan pemikirannya, sehingga dapat dikatakan bahwa klien tidak ada kesiapan menjadi seorang istri sejati yang disibukkan dengan rutinitas ibu rumah tangga.

Berdasarkan hasil di lapangan tersebut, maka peneliti dapat menganalisis kembali dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif, yakni membandingkan antara teori yang ada dengan data yang diperoleh di lapangan, yang akan peneliti bandingkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1.

Perbandingan antara Teori dan Lapangan mengenai Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Orang Mengalami Kejenuhan

Data Teori Data Empiris/Lapangan

1. penyebab umum orang mengalami kejenuhan adalah keletihan yang melanda individu.

2. Rutinitas kerja yang monoton 3. Bersarangnya penyakit hati 4. Berada dalam tekanan berlebihan 5. Komunikasi yang kurang lancar

antar individu

6. Kurangnya motivasi bekerja karena Allah dan lemahnya pemahaman bahwa bekerja merupakan ibadah kepada Allah

7. Beban pikiran

8. Tidak kondusifnya lingkungan 9. Terlalu banyak kerjaan

10. Kurangnya Pemahaman akan

pekerjaan

11. Hal-hal yang ada tidak lagi memuaskan dirinya

12. Hilangnya pengaruh agama dalam masyarakat

1. Mengalami keletihan terhadap pekejaan rumah tangga yang selalu dilakukan tiap hari.

2. Melakukan pekerjaan yang monoton setiap harinya.

3. Adanya suatu tekanan

a. Internal, adanya tekanan dalam diri klien akibat dari keinginan yang tidak tercapai.

b. Eksternal, tekanan dari berbagai pihak, yakni suami dan mertua. c. Kurang adanya hiburan seperti; jalan-

jalan sekedar refreshing ataupun liburan.

d. Belum adanya kesiapan menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga.

Berdasarkan tabel diatas, mengenai faktor-faktor yang melatar belakangi kejenuhan, dapat peneliti simpulkan bahwa, kejenuhan yang dialami orang pada umumnya berbeda dengan kejenuhan yang dialami istri dalam mengurus rumah tangga, karena berdasarkan tabel diatas yang telah dipaparkan oleh peneliti, bahwa antara data teori dengan data di lapangan ada

suatu kesamaan namun ada juga perbedaan. Hal itu merupakan temuan dalam penelitian mengenai faktor-faktor yang melatar belakangi kejenuhan istri mengurus rumah tangga.

Adapun temuan baru mengenai faktor-faktor yang melatar belakangi kejenuhan yang berbeda dengan teori adalah sebagai berikut:

1. Kurang adanya hiburan untuk jalan-jalan sekedar refreshing ataupun liburan.

2. Belum adanya kesiapan dalam diri individu.

B. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Realitas dalam Mengatasi Kejenuhan Istri Mengurus Rumah tangga di Desa Bolo Ujungpangkah Gresik

Dalam menganalisis proses konseling ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif komparatif, sehingga peneliti membandingkan antara data teori dan data dari lapangan.

Tabel 4.2

Perbandingan proses pelaksanaan dilapangan dengan teori Konseling Islam

No Data Teori Data Empiris

1

2

Identifikasi Masalah

Langkah digunakan untuk

mengumpulkan data dari berbagai

sumber yang berfungsi untuk

mengenal kasus beserta gejala-gejala yang nampak pada klien.

Diagnosa

Langkah dalam menetapkan masalah yang dihadapi klien beserta latar belakangnya.

Konselor mengumpulkan data diperoleh dari berbagai sumber yakni: klien, suami klien, mertua klien, dan tetangga klien. Sehingga data yang diperoleh tersebut dirasa cukup untuk melihat masalah yang nampak pada klien. Dari hasil yang diperoleh dari wawancara dan observasi konselor dengan klien dan sumber lain, menunjukkan bahwa klien memang sedang mengalami kejenuhan dalam mengurus rumah tangganya. Melihat dari hasil identifikasi masalah maka dapat disimpulkan permasalahan yang dialami klien adalah murni kejenuhan, yang disebabkan karena setiap harinya klien hanya mengurus rumah tangga saja, sedangkan suaminya tidak mengizinkan keluar rumah apalagi bekerja. Padahal klien masih ingin bekerja dan bersenang- senang. Di tambah ketika mertua selalu ikut campur dengan urusan rumah tangganya, di

3

4

Prognosa

Menentukan jenis bantuan atau terapi yang sesuai dengan permasalahan klien. Langkah ini ditetapkan

berdasarkan kesimpulan dari

diagnosis.

Terapi/Treatment

Tahap ini adalah tahap pelaksanaan bantuan yang telah ditetapkan pada langkah prognosa. Dalam tahap ini konselor memberikan bantuan dengan jenis terapi. Adapun terapi yang digunakan adalah Terapi Realitas. Adapun tehnik dalam terapi realitas yakni:

a. Terlibat dalam permainan peran dengan klien.

b. Menggunakan humor

c. Mengonfrontasikan klien dan menolak dalih apapun

d. Membantu klien dalam

merumuskan rencana-rencana yang spesifik bagi tindakan e. Bertindak sebagai model dan

guru

f. Memasang batas-batas dan menyusun situasi terapi

g. Menggunakan terapi kejutan

verbal” atau sarkasme yang layak untuk mengonfrontasikan klien dengan tigkah lakunya yang tidak realistis

h. Melibatkan diri dengan klien

dalam upayanya mencari

kehidupan yang lebih efektif. Adapun tahap dalam melakukan konseling realitas yakni:

a. Menunjukkan keterlibatan

situlah klien merasakan titik jenuh yang berlebihan.

Konselor menetapkan jenis bantuan berdasarkan diagnosa, yaitu berupa bimbingan konseling Islam dengan menggunakan terapi realitas, karena melihat kasus yang dialami oleh klien tersebut, klien sedang mengalami kejenuhan dalam mengurus rumah tangganya, terlihat bahwa klien belum mampu menerima kenyataan dan belum menyadari identitasnya sebagai ibu rumah tangga, sehingga tindakan klien kurang bisa dianggap bertanggung jawab. Untuk itu dibutuhkan Bimbingan konseling dengan terapi realitas, untuk mengarahkan klien dan menyadarkan dirinya akan identitas dan kenyataan yang ada, sehingga klien mampu mengetahui langkah tindakannya yang lebih bertanggung jawab. Selain itu memberikan arahan dan solusi untuk menentukan pilihan-pilihan mengenai rencana tindakan, demi masa depannya yang lebih baik bagi kehidupan klien.

Dalam usaha mengatasi masalah kejenuhan yang dialami oleh klien, konselor disini berusaha untuk menyadarkan klien mengenai identitas diri klien dan kenyataan yang ada, serta mendorong klien untuk mau berubah serta membuat rencana- rencana tindakan yang lebih bertanggung jawab dengan memulai usaha sampingan lain, dalam upaya mengatasi kejenuhan klien agar memperoleh kehidupan yang lebih baik dan tentram.

Dalam pelaksanaan terapi/treatmen dengan terapi realitas, konselor menggunakan tehnik di dalam terapi realitas yakni: Bertindak sebagai model dan guru yang sifatnya direktif untuk mengarahkan dan menyadarkan klien.

Dalam penggunaan tehnik tersebut konselor menggunakan beberapa tahap atau langkah, yakni sebagai berikut:

a. Membantu klien untuk menerima kenyataan dan menyadarkan akan identitas dirinya. b. Mengarahkan klien untuk menilai baik

buruk tingkah lakunya sendiri.

c. Membantu klien untuk mampu merumuskan rencana-rencana tindakan yang akan dilakukannya agar tidak jenuh.

d. Selain rencana yang sudah klien ungkapkan, disini konselor memberikan alternatif atau masukan lain mengenai rencana tindakan untuk kehidupan yang lebih baik dalam usaha mengatasi kejenuhan klien.

5

dengan konseli.

b. Fokus pada perilaku sekarang. c. Mengekplorasi total behavior

konseli.

d. Menilai diri sendiri.

e. Merencanakan tindakan yang bertanggung jawab.

f. Membuat komitmen. g. Tidak menerima alasan. h. Tindak lanjut

Follow up/Evaluasi

Tahap ini dilakukan untuk menindak lanjuti dan mengetahui sejauh mana langkah konseling mencapai hasil.

Melihat perubahan pada diri klien setelah dilakukanya proses Bimbingan Konseling Islam dengan menggunakan Terapi Realitas, yaitu

a. Klien sudah mampu menerima kenyataan dan sadar akan identitasnya sebagai ibu rumah tangga, sedikit demi sedikit klien merubah tindakannya, terlihat mulai mau menyiapkan sarapan untuk suaminya. Sesuai apa yang diungkapkan oleh mertua.

b. Klien sudah mampu mengontrol emosinya, terbukti bahwa klien sudah tidak menjadikan anak sebagai pelampiasan kejenuhannya. c. Terkadang klien masih mudah marah dan

masih belum bisa biasa dengan perkataan orang (tersinggungan).

d. Klien sudah mulai menikmati pekerjaan rumah tangganya dan mengatur waktunya agar tidak jenuh dengan bersilaturrahim ke orang tua.

e. Klien nampak lebih ceria dengan adanya usaha sampingan dengan berjualan busana muslim.

Berdasarkan tabel diatas bahwa analisis proses bimbingan konseling islam dilakukan konselor dengan langkah-langkah konseling, mulai dari identifikasi masalah, diagnosa, prognosa, treatment, dan evaluasi.

Pada tahap identifikasi masalah sampai dengan prognosa, dalam perbandingannya diketahui adanya relevansi antara teori dengan lapangan. Namun pada tahap treatment konselor tidak menggunakan semua tehnik yang ada dalam teori. Telah disebutkan bahwa ada delapan tehnik dan tujuh langkah dalam terapi realitas, namun konselor hanya menggunakan satu tehnik dengan empat langkah. Hal ini dilakukan konselor karena menyesuaikan keadaan klien serta permasalahan yang dialami oleh klien.

Jadi, berdasarkan perbandingan antara teori dan lapangan pada saat proses Bimbingan Konseling Islam diperoleh kesesuaian dan persamaan yang mengarah pada bimbingan konseling Islam, meskipun dalam pemberian treatment tidak dilakukan sama persis dengan teori, tetapi hal itu tidak merubah esensi dari teori pada proses bimbingan konseling Islam yang ada.

C. Analisis Hasil Akhir Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Realitas dalam Mengatasi Kejenuhan Istri Mengurus Rumah tangga di Desa Bolo Ujungpangkah Gresik

Keberhasilan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan terapi realitas dalam mengatasi kejenuhan istri mengurus rumah tangga di Desa Bolo Ujungpangkah Gresik ini bisa dilihat dari perubahan yang terjadi pada diri klien ke arah yang yang lebih baik. Pada sub bab ini akan dijelaskan hasil dari proses Bimbingan Konseling Islam dengan terapi realitas dalam mengatasi kejenuhan istri mengurus rumah tangga. Tingkat keberhasilan proses bimbingan dan konseling islam dengan terapi realitas nantinya dapat dijelaskan melalui tabel dibawah ini. berdasarkan proses konseling yang telah dilakukan, terdapat perubahan pada diri klien saat sebelum dan sesudah pelaksanaan proses konseling. Perubahan-perubahan tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.3

Kondisi konseli sebelum dan sesudah proses konseling

No Kondisi Klien

Sebelum Sesudah

Ya Tidak Ya Tidak Kadang-

kadang

1 Tertekan dan sedih

2 Terlalu banyak pikiran

3 Mudah tersinggung

4 Malas mengerjakan urusan rumah tangga

5 Mudah marah 6

Kehilangan daya kontrol, seperti anak ikut disalahkan, dimarahi, tidak diperhatikan, dan dicubit

Berdasarkan tabel diatas, konselor dapat melihat tingkat keberhasilan atau kegagalan penggunaan terapi realitas dalam proses konseling. Untuk melihat tingkat keberhasilan atau kegagalan tersebut, konselor menggunakan tolok ukur prosentase perubahan perilaku dengan standart uji sebagai berikut: 1. >75% sampai dengan 100% : Berhasil

2. 50% sampai dengan 75% : Cukup Berhasil

3. <50% : Tidak Berhasil1

Dari tabel tersebut, dapat diketahui ada enam gejala kejenuhan yang dialami oleh klien sebelum dilakukannya proses bimbingan dan konseling Islam dengan terapi Realitas yang akan dianalisis berdasarkan standart uji dalam tabel diatas dengan melihat perubahan sesudah proses konseling dilakukan. Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa:

1. Gejala yang sudah tidak dilakukan : 4 point 2. Gejala yang kadang-kadang masih dilakukan : 1 point

3. Gejala yang masih dilakukan : 1 point

Dengan perhitungan sebagai berikut: 4 : 6 x 100% = 67%

1 : 6 x 100% = 14% 1 : 6 x 100% = 14%

1

Ismail Nawawi Uha, Metode Penelitian Kualitatif teori dan aplikasi untuk ilmu Sosial, Ekonomi/Ekonomi Islam, Agama Manajemen, dan Ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Dwi Putra pustaka Jaya, 2012), h, 284.

Berdasarkan prosentase diatas, dapat diketahui bahwa: “Hasil dari proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan terapi Realitas dalam Mengatasi Kejenuhan Istri Mengurus Rumah Tangga di Desa Bolo Ujungpangkah Gresik” masuk dalam kategori Cukup Berhasil.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam pemberian Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Realitas yang dilakukan konselor dapat dikatakan cukup berhasil karena pada awalnya terdapat enam gejala yang nampak dialami oleh klien sebelum proses pemberian terapi realitas yang diberikan pada klien, empat dari enam gejala kejenuhan yang terjadi pada klien tidak lagi nampak. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 tentang Kondisi Klien Sebelum dan Sesudah Proses Konseling.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengambil beberapa kesimpulan, antara lain:

1. Faktor-faktor yang melatarbelakangi kejenuhan

Selama proses konseling dilaksanakan, dapat diketahui ada beberapa faktor yang melatarbelakangi klien mengalami kejenuhan dalam mengurus rumah tangga. Adapun faktor-faktor tersebut adalah: a) Melakukan pekerjaan yang monoton setiap harinya

b) Mengalami keletihan terhadap pekejaan rumah tangga yang selalu dilakukan setiap hari.

c) Adanya suatu tekanan internal maupun eksternal;

1) Internal: yakni, tekanan ada pada diri klien akibat keinginan yang tidak tercapai.

2) Eksternal: yaitu, tekanan dirasakan oleh klien dari berbagai pihak yakni suami dan mertua.

d) Kurang adanya hiburan seperti refreshing (jalan-jalan) atau liburan. e) Belum adanya kesiapan menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga. 2. Proses bimbingan dan konseling Islam dengan terapi realitas dalam

mengatasi kejenuhan istri mengurus rumah tangga di Desa Bolo Ujungpangkah Gresik.

Proses bimbingan konseling Islam dilakukan konselor dengan menggunakan langkah-langkah bimbingan konseling islam, yang meliputi tahap identifikasi masalah, diagnosa, prognosa, treatment, dan evaluasi/follow up.

Berdasarkan perbandingan antara teori dan lapangan pada saat proses Bimbingan Konseling Islam diperoleh kesesuaian dan persamaan yang mengarah pada bimbingan konseling Islam, meskipun dalam pemberian treatment tidak dilakukan sama persis dengan teori, tetapi hal itu tidak merubah esensi dari teori pada proses bimbingan konseling Islam yang ada.

3. Hasil akhir bimbingan dan konseling Islam dengan terapi realitas dalam mengatasi kejenuhan istri mengurus rumah tangga di desa bolo ujungpangkah gresik

Adapun hasil dari bimbingan dan konseling Islam dengan terapi realitas dalam mengatasi kejenuhan istri mengurus rumah tangga di desa bolo ujungpangkah gresik cukup berhasil, yaitu 67% dari gejala yang tidak dilakukan klien.

B. Saran

1. Kepada konselor

Kepada konselor, untuk selalu mengamalkan ilmunya kepada setiap orang, agar ilmunya bermanfaat bagi sesama. Dengan banyak mengamalkan ilmu itu, maka banyak pengalaman yang akan diperoleh, karena sebaik-baik guru bagi kita adalah sebuah pengalaman.

Permasalahan yang di hadapi seorang konselor tentu akan terus mengalami perubahan sesuai dengan fenomena yang terjadi di masyarakan sehinggah di butuhkan banyak bekal bagi konselor untuk bisa membantu klien dalam menyelesaikan masalanya salah satunya dengan banyak mengamalkan ilmu bagi orang yang membutuhkan. 2. Kepada klien

Tetaplah sabar dan berusaha untuk lebih baik untuk kedepan, karena ini semua merupakan sebuah ujian kehidupan, dan Allah tidak akan pernah menguji hamba-Nya diluar batas kemampuan hamba itu sendiri. Percayalah bahwa Allah senantiasa bersama kita. Dan pasti akan selalu ada hikmah dibalik suatu kejadian.

Selalu mengingat Allah merupakan salah satu cara untuk menenangkan hati dan pikiran. Jika kita sudah mampu tenang dalam hati dan pikiran, niscaya kita akan dapat berfikir lebih positif, karena dengan berfikir positif, dengan mudah kita akan segera menemukan penyelesaian masalah tersebut.

3. Kepada Masyarakat

Dengan adanya permasalahan ini, penulis berpesan kepada masyarakat khususnya bagi seseorang yang berencana untuk membina rumah tangga, hendaklah memikirkan secara matang dan penting untuk memperhatikan terlebih dahulu kesiapan lahir dan batinnya. Dan jangan selalu berpikir bahwa hanya kesenangan yang diperoleh ketika sudah membina bahtera rumah tangga, jika pemikiran belum matang dan secara

lahir batin belum siap maka kejenuhan bisa saja datang dalam rumah tangga.

4. Kepada Mahasiswa

Untuk para mahasiswa, khususnya mahasiswa Bimbingan dan Konseling Islam agar melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi mengenai pelaksanaan Terapi Realitas dalam mengatasi Kejenuhan, untuk mengetahui validitas keberhasilan terapi kepada kelompok yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Adhim, Fauzil. 1999. Mencapai Pernikahan Barokah. Yogyakarta: Mitra Pustaka. A, Hallen. 2005. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Quantum Teaching.

Amin, Samsul Munir. 2010. Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Amzah. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Aswadi. 2009. Iyadah dan Takziyah Prespektif Bimbingan dan Konseling Islam. Surabaya: Dakwah digital press.

Buchorie, St. Rogayah. 2006. Wanita Islam. Bandung: Baitul Hikmah.

Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif Dan Kualitatif. Surabaya: Universitas Airlangga.

Corey, Gerald. 2003. Teori dan Peraktek Konseling & Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama.

Departemen Agama Republik Indonesia. 2010. Al-Qur’an dan terjemahnya. Bandung: Diponegoro,

Djumhur dan Moh. Surya. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung CV. Ilmu.

Faqih, Aunur Rahim. 2001. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Jogjakarta: UII press.

Indrawan, Rully dan Poppy Yaniawati. 2014. Metode Penelitian. Bandung: Refika Aditama.

Komalasari, Gantina. dkk. 2011. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: Indeks. Kartono, Kartini. 1985. Bimbingan dan Dasar-dasar Pelaksanaannya. Jakarta:

CV. Rajawali.

Langgulung, Hasan. 1992. Teori-Teori Kesehatan Mental. Jakarta: Pustaka Al- Husna.

Lubis, Namora Lumongga. 2011. Memahami Dasar-dasar Konseling dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana.

Mawardi. 1984. Hukum Perkawinan dalam Islam. Yogyakarta: BPFE.

Moleong, Lexy J. 2014. Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muawanah, Elfi. 2012. Bimbingan dan Konseling Islami Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyana, Deddy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Qodratilah, Meity Taqdir. 2011. Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar. Jakarta: DEPDIKBUD.

Rosidin. 2003. Fiqih Munakahah Praktis. Malang: Litera Ulul Albab.

Subagyo, Joko. 2004. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung, Alfabeta.

Sumanto. 2014. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian. Jakarta: CAPS.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Syarifie. 1999. Membina Cinta Menuju Perkawinan. Gresik: Putra Pelajar.

Uha, Ismail Nawawi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif teori dan aplikasi untuk ilmu Sosial, Ekonomi/Ekonomi Islam, Agama Manajemen, dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Dwi Putra pustaka Jaya.

Uus Uswatunsholihah, dkk, “Mengemas Kebosana dalam Rumah tangga”,

Komunika Jurnal Dakwah dan Komunikasi, volume 6 No I (Januari-Juni 2012).

Winkel, Ws. 1989. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia.

Fandifirmansyah.blogspot.com/2013/05/ketika-bosan-melanda-rumah- tangga.html?m=1 http://wawasanbk.blogspot.com/2012/10/kejenuhan-dalam-proses- pembelajaran.html) http://wawasanbk.blogspot.com/2012/10/kejenuhan-dalam-proses- pembelajaran.html) http://saipuddin.wordperss.com/2011/02/25/mengatasi-kejenuhan/

Majalah Ummi No. 8/VI tahun 1994/1415 H

(http://members.tripod.com/abu_fatih/jenuh.htm) www.muhsinbudiono.com/02/24/mengatasi-rasa-bosan/

Dokumen terkait