BAB 3. METODE PENELITIAN
3.8. Analisis Data
3.8.2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk menguji ada tidaknya hubungan cara meneran dan berat badan bayi lahir dengan kejadian ruptur perineum pada ibu bersalin di klinik Nurhalma Deli Serdang, lalu dilakukan uji chi-square kemudian hasilnya dinarasikan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Klinik bersalin Nurhalma berlokasi di Pasar 10 Tembung dimana terdiri dari 4 ruang inap, 2 ruangan periksa, 1 ruangan VK. Adapun tenaga kesehatannya adalah disusun dengan 4 pertanyaan dapat dilihat pada tabel 4.1 adalah :
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Cara Meneran Responden di Klinik Nurhalma Deli Serdang
29
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa cara meneran baik ibu saat bersalin dengan meneran mengikuti dorongna alamiahnya selama kontraksi sebanyak 14 orang (28,57%), tidak boleh menahan nafas pada saat meneran sebanyak 24 orang (48,97%), dapat beristirahat diantara kontraksi sebanyak 25 orang (51,2%), tidak dapat mengangkat bokong untuk menghindari terjadinya robekan pada jalan lahir sebanyak 22 orang (44,89%).
Hasil pengukuran cara meneran pada persalinan normal kemudian dikategorikan. Dan dapat dilihat pada tabel 4.2. :
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi kategori Cara Meneran Responden di Klinik Nurhalma Deli Serdang.
No Cara Meneran f %
3. 1 Baik 20 40,80
4. 2 Tidak Baik 29 59,2
Total 49 100,0
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kategori cara meneran baik pada persalinan normal sebanyak 20 orang (40,80%) dan kategori cara meneran tidak baik pada persalinan normal sebanyak 29 orang (59,2%)
4.2.2. Klasifikasi Berat Badan Bayi Responden
Untuk melihat berat badan bayi baru lahir di klinik Nurhalma Deli Serdang dapat di lihat pada tabel 4.3. :
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Berat Badan Bayi Responden di Klinik Nurhalma Deli Serdang.
No Berat Badan Bayi f %
1. 2500-3500 Gram 16 32,7
2. 3500-5000 Gram 33 67,3
Total 49 100,0
Berdasrakan tabel diatas dapat dilihat bahwa ibu yang memiliki berat badan bayi baru lahir lebih banyak 3500-5000 gram sebanyak 33 orang (67,7%) dan lebih sedikit 2500-3500 gram sebanyak 16 orang (32,7%).
4.2.3. Klasifikasi Ruptur Perineum Responden
Untuk melihat ruptur perineum di klinik Nurhalma Deli Serdang dapat dilihat pada tabel 4.4. :
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Ruptur Perineum Responden di Klinik Nurhalma Deli Serdang.
No Ruptur Perineum f %
1. Ruptur 28 57,1
2. Tidak Ruptur 21 42,9
Total 49 100,0
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa ruptur perineum ibu bersalin lebih banyak dengan ruptur sebanyak 28 orang (57,1%) dan lebih sedikit dengan tidak ruptur sebanyak 21 orang (42,9%).
4.3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah untuk melihat adakah hubungan cara meneran dan berat badan bayi dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan normal denga
31
memakai uji chi-square ditujukan dengan analisa crosstab dan di dapat hasilnya sebagai berikut :
4.3.1. Hubungan Cara Meneran dengan Kejadian Ruptur Perineum pada Persalinan Normal di Klinik Nurhalma Deli Serdang.
Untuk melihat hubungan cara meneran dengan ruptur perineum pada persalinan normal di Klinik Nurhalma Deli Serdangdapat dilihat pada tabel 4.5. : Tabel 4.5. Hubungan Cara Meneran Dengan Kejadian Ruptur Perineum di
Klinik Bersalin Nurhalma Deli Serdang
Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat dari 20 orang ibu bersalin dengan cara meneran baik pada saat bersalin terdapat 9 orang ibu bersalin yang mengalami ruptur perineum (45,0%) dan tidak mengalami ruptur perineum terdapat 11 orang ibu bersalin (55,0%). Dan dari 29 orang ibu bersalin dengan cara meneran tidak baik pada saat bersalin terdapat 19 orang ibu bersalin (65,5%) dan tidak mengalami ruptur perineum terdapat 10 orang orang bersalin (34,5%).
Berdasarkan hasil analisis statistic dengan hasil uji chi-square dimana diperoleh probabilitas (0,000) < α (0,05) berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan cara meneran dengan kejadian ruptur perineum di klinik Nurhalma Deli Serdang.
4.3.2. Hubungan Berat Badan Bayi dengan Kejadian Ruptur Perineum pada Persalinan Normal di Klinik Nurhalma Deli Serdang.
Untuk melihat hubungan berat badan bayi dengan kejadian ruptur perineum di Klinik Nurhalma Deli Serdang dapat di lihat pada tabel 4.4:
Tabel 4.6. Hubungan Berat Badan Bayi dengan Kejadian Ruptur Perineum di bersalin (43,8%) yang mengalami ruptur perineum dan tidak ruptur perineum terdapat 9 orang ibu bersalin (56,2%). Dan dari 33 orang ibu bersalin yang memiliki berat badan bayi 3500-5000 gram pada saat bersalin terdapat 21 orang ibu bersalin (63,6%) yang mengalami ruptur perineum dan tidak ruptur perineum terdapat 12 orang ibu bersalin (36,4%).
Berdasarkan hasil analisis statistic dengan hasil uji chi-square dimana diperoleh probabilitas (0,000) < α (0,05) berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan berat badan bayi dengan kejadian ruptur perineum di klinik Nurhalma Deli Serdang.
33
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Hubungan Cara Meneran dengan Kejadian Ruptur Peerineum
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu bersalin yang tidak baik cara meneran mengalami ruptur perineum sebesar 79,3%. Hasil analisa statistic menggunakan uji chi-square diperoleh probabilitas 0,000 < α 0,05 berarti Ho ditolak, artinya terdapat hubungan cara meneran dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan normal di Klinik Nurhalma Deli Serdang. Mengacu pada uji tersebut menunjukkan bahwa semakin tidak baik cara meneran maka semakin besar pula kemungkinan terjadi ruptur perineum.
Dilihat dari manfaatnya cara meneran secara benar sangat penting dalam kelancaran proses persalinan kala II. Jika semua ibu bersalin menyadari pentingnya bimbingan meneran yang benar, maka kasus ketidaklancaran persalinan kala II dapat menurun. Sebagaimana diketahui masalah-masalah kesehatan yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini adalah masih tingginya angka kematian ibu atau bayi. Masalah kesiapan ibu bersalin dan tenaga kesehatan merupakan masalah yang mendasar.
Dapat diketahui masih banyak bidan yang belum memberikan bimbingan meneran yang benar sejak ANC hingga inpartu sekitar 45-60 % (Supriatmaja, 2010).
Menurut asumsi peneliti bahwa ibu bersalin yang tidak baik cara meneran mengakibatkan terjadinya ruptur perineum. Responden yang mengalami ruptur perineum cenderung mengalami penurunan kualitas hidup seperti tidak mampu
33
mengontrol BAK (buang air kecil) dan BAB (buang air besar) lantaran ada beberapa saraf atau bahkan otot yang.
5.2 Hubungan Berat Badan Bayi dengan Kejadian Ruptur Perineum
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu bersalin yang memiliki berat badan bayi diatas 3500 gram mengalami ruptur sebanyak 23 orang (69,7%). Hasil analisa statistik menggunakan uji chi-square diperoleh probabilitas 0,000 < α 0,05 berarti Ho ditolak, artinya terdapat hubungan berat badan bayi dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan normal di Klinik Nurhalma Deli Serdang. Mengacu pada uji tersebut menunjukkan bahwa semakin besar berat badan bayi maka semakin besar pula kemungkinan terjadi ruptur perineum.
Ruptur perineum yang di akibatkan oleh berat badan bayi dapat berdampak pada ibu yaitu menyebabkan mengakibatkan perdarahan. Kejadian laserasi akan meningkat jika bayi dilahirkan terlalu besar dan tidak terkendali. Disamping itu, kejadian yang paling sering terjadi adalah cara meneran ibu yang tidak baik yang tidak dikendalikan dan tidak ditolong (Oxorn, 2010).
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anita Yuniati (2007). Pada penelitian menggunakan rumus Kriteria Keeratan, nilai yang diperoleh = 0,50. Harga nilai keeratan maksimal adalah 0,707, dilihat dari tabel kriteria asosiatif pada nilai 0,707 dengan nilai kriteria keeratan= 0,50 menunjukkan tingkat keeratan, hal ini berarti ada hubungan antara berat badan bayi baru lahir dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan normal. Yang
35
membedakan dengan penelitian penulis ialah subjek penelitian, waktu dan tempat penelitian, dan analisis data penelitian.
Menurut asumsi peneliti bahwa responden yang mengalami ruptur perineum cenderung mengalami penurunan kualitas hidup seperti tidak mampu mengontrol BAK (buang air kecil)dan BAB (buang air besar) disebabkan ada beberapa saraf atau bahkan otot yang tergunting dan pada ibu yang memiliki bayi besar, bayi yang dilahirkan oleh ibu kemungkinan mengalami diabetes melitus.
Oleh karena itu tenaga medis, terutama kepada bidan diharuskan memilki pengetahuan dan keterampilan dalam hal memberikan pelayanan kepada ibu bersalin terutama pada persalinan pertama maupun pada persalinan berikutnya.dan kepada ibu hamil dianjurkan agar lebih rajin memeriksakan kehamilan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Ada hubungan cara meneran dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan normal di Klinik Nurhalma Deli Serdang.
2. Ada hubungan berat badan bayi dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan normal di klinik Nurhalma Deli serdang.
6.2 Saran
1. Diharapkan kepada ibu bersalin untuk mengikuti arahan tekhnik cara meneran dari penolong saat bersalin untuk menghindari terjadinya ruptur perineum.
2. Diharapkan kepada ibu-ibu hamil untuk mengurangi mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat supaya berat badan bayi tidak melampau batas normal.`
3. Diharapkan kepada lembaga pendidikan kebidanan untuk dapat menambah refrensi dan sumber informasi tentang gizi ibu hamil supaya berat badan bayi tidak melampau batas.
4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat mengikutsertakan pengetahuan ibu atau dukungan keluarga dalam penelitian selanjutnya untuk mencegah terjadinya ruptur perineum pada proses persalinan.
5. Diharapkan kepada keluarga atau suami ibu yang akan melakukan persalinan untuk dapat memberikan motivasi kepada ibu sehingga dapat menghindari terjadinya ruptur perineum.
36
37
DAFTAR PUSTAKA
Burvill, 2002 , Asuhan kebidanan,persalinan dan kelahiran, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Barret et all, 2000 , Asuhan kebidanan,persalinan dan kelahiran, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Chapman, 2006, Asuhan kebidanan,persalinan dan kelahiran, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Cunningham, 2005 , Asuhan kebidanan,persalinan dan kelahiran, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Doenges, 2001 , Asuhan kebidanan,persalinan dan kelahiran, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Harri Oxorn & William R. Forte, 2010. Ilmu Kebidanan : Patologi & Fisiologi Persalinan, yayasan essential medica(YEM), Jakarta.
http://www.klikdokter.com, Hilmy, 2009, Ruptur Perineum.
http:http//Profil Kesehatan Indonesia Tahun2008, Depkes RI, 2008 Jakarta.
http:http//Survei Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2007.
http:http//Profil Kesehatan Indonesia Tahun2008, Depkes RI, 2008 Jakarta. Penelitian Mahasiswa Kedokteran Universitas Indonesia.
JNPK-KR, 2008, Asuhan Persalinan Normal, Jakarta.
Kettle, Tohil 2008 ,dalam buku chapman, 2006, Asuhan kebidanan,persalinan dan kelahiran, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Myles 2009 ,dalam buku chapman, 2006, Asuhan kebidanan,persalinan dan kelahiran, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Mochtar, Rustam, (1998). Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian. Jakarta: Saleba Medika.
Prawihardjo, Sarwono. 2001, ilmu kebidanan, Jakarta. Yayasan bina pustaka Saifudin AB, dkk / editor 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN CARA MENERAN DAN BERAT BADAN BAYI DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI
KLINIK NURHALMA DELI SERDANG
A. Identitas
1. No. Responden :
2. Nama :
3. Umur :
4. Pendidikan :
5. Alamat :
B. Pertanyaan Pengetahuan
Dibawah ini terdapat beberapa pernyataan tentang senam hamil Petunjuk Pengisian :
1. Bacahlah pertanyaan berikut dengan baik kemudian pilih salah satu jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda silang (x) pada jawaban yang sesuai
2. Untuk mendapatkan data akurat saya mohon ibu hamil untuk mengisi kuesioner ini dengan kemampuan ibu hamil yang sebenarnya.
3. Pilihlah salah satu jawaban yang cocok dan sesuai menurut pendapat ibu hamil, jawaban yang dipilih tidak mempengaruhi apapun.
39
A. Cara Meneran
1. Pada saat meneran ibu dianjurkan untuk meneran mengikuti dorongan alamiahnya selama kontraksi ?
a. Ya b. Tidak
2. Pada saat meneran ibu tidak boleh menahan nafas pada saat meneran ? a. Ya
b. Tidak
3. Pada saat meneran ibu boleh beristirahat diantara kontraksi ? a. Ya
b. Tidak
4. Pada saat meneran ibu tidak boleh mengangkat bokong untuk menghindari terjadinya robekan pada jalan lahir ibu /
a. Ya b. Tidak
Lampiran 1 : Master Data
MASTER DATA PENELITIAN
No Cara Meneran Berat Badan Bayi Ruptur Perineum
1 2 3 4 Total
41
38 1 1 1 1 4 0 0 1 0 1 1 1 1 0 2 0
39 1 1 1 0 3 0 0 1 0 1 1 1 1 1 3 0
40 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 3 0
41 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 3 0
42 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 3 0
43 1 1 0 0 2 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1
44 1 1 0 0 2 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1
45 0 0 1 1 2 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1
46 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1
47 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1
48 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1
49 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1