• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel bebas Respons yang meliputi daya tanggap, kehandalan, jaminan, empati dan bukti langsung dengan variabel terikat respons terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Melati pada tingkat kemaknaan α = 0,05 dengan menggunakan uji chi-square sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

4.3.1 Hubungan Daya Tanggap Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Melati

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat tabel silang b a h w a dari 84 responden yang memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan daya tanggap yang baik sebesar 22 responden (16,0%), daya tanggap kurang baik sebanyak 62 (84,0%), daya tanggap baik yang memanfaatkan sebanyak 16 (19,0%) yang tidak memanfaatkan 6 (7,2%), sedangkan daya tanggap tidak baik yang memanfaatkan sebanyak 23 (27,4%) dan daya tanggap tidak baik tidak memanfaatkan sebanyak 39 (46,4%).

Hasil uji chi-square diperoleh nilai p=0,004 (p<0,05 ada hubungan yang bermakna antara daya tanggap dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Melati. Secara rinci dapat dilihat dari hasil tabulasi silang pada tabel 4.16 berikut ini:

Tabel 4.16 Hubungan Daya Tanggap Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Mealati

Daya Tanggap Pemanfaatan puskesmas Total

p value Memanfatkan Tidak

memanfaatkan

n % n % N %

Baik 16 19,0 6 7,2 22 16,0 0,004

Kurang Baik 23 27,4 39 46,4 62 84,0

Jumlah 39 46,4 45 53,6 84 100,0

Hasil analisis statistik dengan uji regresi logistik berganda, menunjukan bahwa variabel daya tanggap memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan (ρ=0,010,) p<0,05. ). Dengan nilai p<0,05 maka variabel daya tanggap masuk kedalam model regresi yang akan di gunakan untuk memprediksi pemanfaatan puskesmas. Nilai koefisien daya tanggap adalah 0,236,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

yang berarti jika variabel daya tanggap naik satu poin maka pemanfaatan puskesmas akan naik 0,236 poin. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Hermanto (2010) yang menyatakan tidak ada pengaruh yang bermakna antara daya tanggap pelayanan kesehatan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Hasil analisis menunjukakan variabel daya tanggap memiliki hubungan yang bermakna terhadap pemanfaatan puskesmas oleh masyarakat melati 1 di Puskesmas Melati, dalam hal ini disebabkan karena pelayanan dari petugas kesehatan dinilai masih tergolong lambat sesuai dengan pandangan atau persepsi masyarakat yang memanfaatkan pelayanan di puskesmas tersebut sehingga masyarakat membutuhkan waktu yang lama dalam mendapatkan pelayanan dari petugas, kemudian kurangnya daya tanggap petugas dalam menanggapi keluhan- keluhan pasien yang berobat kepuskesmas tersebut. Pada penelitian dilapangan responden kurang merasakan daya tanggap petugas dalam melayani pasien sehingga responden merasa tidak nyaman saat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia.kemudian petugas kurang menanggapi keluhan pasien yang berobat ke puskesmas diantaranya pada saat pelayanan administrasi pasien membutuhkan waktu yang lama dalam menyelesaikan masalah administrasi.

4.3.2 Hubungan Kehandalan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Melati

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat tabel silang b a h w a dari 84 responden yang memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan variabel kehandalan yang baik adalah sebesar 33 responden (46,4%), kehandalan kurang baik sebanyak 51 (53,6%), kehandalan baik yang memanfaatkan sebanyak 18 (21,4%)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

yang tidak memanfaatkan 15 (17,9%), sedangkan kehandalan tidak baik yang memanfaatkan sebanyak 21 (25,0%) dan kehandalan tidak baik tidak memanfaatkan sebanyak 30 (35,7%).

Hasil uji chi-square diperoleh nilai p = 0,230 (p>0,05) yang berarti tidak adanya hubungan yang bermakna antara variabel kehandalan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Melati. Secara rinci dapat dilihat dari hasil tabulasi silang variabel kehandalan pada tabel 4.17 berikut ini :

Tabel 4.17 Tabel Silang Kehandalan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Melati menunjukan bahwa variabel kehandalan tidak memiliki pengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Hermanto (2010) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang bermakna antara kehandalan pelayanan kesehatan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan.

4.3.3 Hubungan Jaminan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Melati

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat tabel silang bahwa dari 84 responden yang memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan jaminan yang baik sebesar 32 responden (46,4%), jaminan kurang baik sebanyak 52 (53,6%),

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

jaminan baik yang memanfaatkan sebanyak 18 (21,4%) yang tidak memanfaatkan 14 (16,7%), sedangkan jaminan tidak baik yang memanfaatkan sebanyak 21 (25,0%) dan jaminan tidak baik tidak memanfaatkan sebanyak 31 (36,9%).

Hasil uji chi-square diperoleh nilai p=0,157 (p>0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara jaminan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Melati. Secara rinci dapat dilihat dari hasil tabulasi silang pada tabel 4.18 berikut ini :

Tabel 4.18 Tabel Silang Jaminan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Melati menunjukan bahwa variabel jaminan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Aritonang (2014) bahwa ada pengaruh yang bermakna antara variabel jaminan pelayanan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan.

4.3.4 Hubungan Empati Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Melati

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat tabel silang bahwa dari 84 responden yang memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan empati yang baik sebesar 29 responden (46,4%), empati kurang baik sebanyak 55 (53,6%), empati baik yang memanfaatkan sebanyak 19 (22,6%) yang tidak memanfaatkan 10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(11,9%), sedangkan empati tidak baik yang memanfaatkan sebanyak 20 (23,8%) dan jaminan tidak baik tidak memanfaatkan sebanyak 35 (41,7%).

Hasil uji chi-square diperoleh nilai p=0,011 (p>0,05) yang berarti ada hubungan bermakna antara empati dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Melati. Secara rinci dapat dilihat dari hasil tabulasi silang pada tabel 4.19 berikut ini :

Tabel 4.19 Hubungan Empati Dengan Pemanfaatan Kesehatan di Puskesmas Melati menunjukan bahwa variabel empati memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan (ρ=0,024< 0,05). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Hermanto (2010) yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara empati pelayanan kesehatan terhadap kepuasan pasien.

4.3.5 Hubungan Bukti Langsung Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Melati

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat tabel silang bahwa dari 84 responden yang memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan bukti langsung yang baik sebesar 33 responden (46,4%), bukti langsung kurang baik sebanyak 51 (53,6%), bukti langsung baik yang memanfaatkan sebanyak 19 (22,6%) yang tidak memanfaatkan 14 (16,7%), sedangkan bukti langsung tidak baik yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

memanfaatkan sebanyak 20 (23,8%) dan bukti langsung tidak baik tidak memanfaatkan sebanyak 31 (36,9%).

Hasil uji chi-square diperoleh nilai p=0,099 (p>0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara bukti langsung dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Melati. Secara rinci dapat dilihat dari hasil tabulasi silang pada tabel 4.20 berikut ini :

Tabel 4.20 Hubungan Bukti Langsung Dengan Pemanfaatan Pelayanan menunjukan bahwa variabel bukti langsung tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Hermanto (2010) yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara bukti langsung pelayanan kesehatan terhadap kepuasan pasien.

Dokumen terkait