Analisis bivariat - Hasil Penelitian

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.2 Analisis bivariat

Hubungan antara tingkat pendidikan dengan penurunan kecemasan setelah dilakukan intervensi SSBM pada ibu menopause di Jember Lor Wilayah Kerja Puskesmas Patrang Kabupaten Jember dapat diketahui dengan menggunakan uji

Spearman didapatkan p-value sebesar 0,822 yang berarti p-value > α (0,05), maka disimpulkan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan penurunan tingkat kecemasan ibu menopause setelah dilakukan SSBM. (Lampiran 11)

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

Hubungan antara pekerjaan dengan penurunan kecemasan setelah dilakukan intervensi SSBM pada ibu menopause di Jember Lor Wilayah Kerja Puskesmas Patrang Kabupaten Jember dapat diketahui dengan menggunakan uji Spearman

didapatkan p-value sebesar 0,425 yang berarti p-value > α (0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan penurunan tingkat kecemasan ibu menopause setelah dilakukan SSBM. (Lampiran 11)

Perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi SSBM terhadap tingkat kecemasan pada ibu menopause di Jember Lor Wilayah Kerja Puskesmas Patrang Kabupaten Jember dapat diketahui dengan menggunakan uji wilcoxon. Hasil uji dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6 Perbedaan Tingkat Kecemasan Sebelum dan Setelah SSBM di Jember Lor Wilayah Kerja Puskesmas Patrang Kabupaten Jember April-Mei Tahun 2012 (n: 30)

Tingkat Kecemasan Frekuensi (orang) Persentase (%) Meningkat Tetap Menurun 0 13 17 0 43,3% 56,7% Total 30 100

Sumber: Data primer (2012)

Tabel 5.6 menunjukkan perbandingan tingkat kecemasan ibu menopause sebelum dan setelah intervensi SSBM Sebelum dan setelah intervensi SSBM terdapat 13 orang (43,3%) tetap berada pada kategori tingkat kecemasan yang sama sedangkan 17 orang (56,7%) mengalami penurunan pada kategori tingkat kecemasan.

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

Tabel 5.7 Pengaruh SSBM terhadap Kecemasan Ibu Menopause di Jember Lor Wilayah Kerja Puskesmas Patrang Kabupaten Jember April-Mei Tahun 2012 (n: 30)

SSBM

Tingkat Kecemasan Total P-

value 0,000

Ringan Sedang Berat

F % f % f % F % Sebelum Sesudah 0 6 0 20,0 10 15 33,3 50,0 20 9 66,7 30,0 30 30 100 100 Sumber: Data primer (2012)

Hasil penelitian didapatkan nilai uji beda wilcoxon match pairs test

didapatkan p value sebesar 0,000. Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat derajat kemaknaan (α=0,05). Karena p value < 0,05 dan p-value < 0,001, maka H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh yang amat sangat bermakna SSBM terhadap tingkat kecemasan ibu menopause. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik ada perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan setelah dilakukan SSBM,

sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh SSBM terhadap kecemasan ibu menopause (p value: 0,000; α: 0,05).

Dalam dokumen ENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE (SSBM) TERHADAP KECEMASAN IBU MENOPAUSE DI JEMBER LOR WILAYAH KERJA PUSKESMAS PATRANG KABUPATEN JEMBER (Halaman 96-98)