• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Bivariat

Dalam dokumen Lilis Ratna Dewi R 1111018 (Halaman 43-53)

BAB IV HASIL PENELITIAN

C. Analisis Bivariat

Analisis data ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan kader posyandu tentang IVA Test. Analisis data yang digunakan adalah U-Mann Whitne. Berikut ini hasil uji statistik yang dianalisis.

1. Tingkat pengetahuan kader posyandu tentang IVA test sebelum dilakukan penyuluhan (pretest).

commit to user

Tabel 4.2. Mean Skor Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Tentang IVA Test

Kelompok Mean Std.Deviasi

Pretest eksperimen 71.94 8.175

Postest eksperimen 78.50 7.512

Pretest kontrol 72.72 7.516

Postest kontrol 72.16 7.387

Sumber : Data Primer, 2012

Dari tabel 4.2 diketahui pada kelompok ekperimen nilai rata-rata pretest adalah 71,94 dan nilai rata-rata postest adalah 78,50. Pada kelompok kontrol, nilai rata-rata pretest adalah 72,72 dan nilai rata-rata postest adalah 72,16.

2. Perbedaan selisih Skor Pretest dan Postest Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Tentang IVA Test pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.

Tabel 4.3. Selisih Skor Pretest dan Postest Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Tentang IVA Test pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Kelompok Mean Std. Deviasi

Selisih Eksperimen 6.56 0.663

Selisih Kontrol 0.56 0.129

Sumber: Data Primer, 2012.

Tabel 4.4. Hasil Uji Statistik Mann-Whitney Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Tentang IVA Test

Kelompok

Mann-Whitney U Z Sig. (2-tailed)

Eksperimen Equal variances assumed 671.500 -3.545 0,000 Kontrol Equal variances assumed 883.500 -0.358 0.720

commit to user

Dari tabel 4.3 diketahui pada kelompok eksperimen nilai rata-rata selisih skor pretest-postest adalah 6,56 dan pada kelompok kontrol 0,56.

Kemudian dari tabel 4.4 diketahui bahwa ada signifikan hasil perbedaan selisih skor kelompok eksperimen antara postest dan pretest dengan nilai signifikansi yaitu 0,000 (p<0,05), sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada signifikan perbedaan selisih skor antara postest dan pretest dengan nilai signifikasi 0,720 (p>0,05).

Dari analisis diatas dapat disimpulkan ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan kader posyandu tentang IVA test di wilayah kerja Puskesmas Mantingan.

commit to user

BAB V PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan responden, diantaranya adalah faktor umur, tingkat pendidikan, informasi dan budaya serta pengalaman atau masa kerja responden. Pada penelitian ini peneliti membandingkan tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah mendapat penyuluhan IVA test.

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa kelompok umur terbanyak baik pada kelompok eksperimen maupun kontrol berada pada rentang umur 21-40 tahun sejumlah 30 orang atau 62,5% pada kelompok eksperimen dan 30 orang atau 70% pada kelompok kontrol. Pada umur ini, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial (Hurlock, 2004). Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal mencapai puncak kematangan dan cenderung stabil pada umur ini. Jadi semakin matang usia seseorang, maka dalam memahami suatu masalah akan lebih mudah dan dapat menambah pengetahuan (Nursalam, 2003).

Berdasarkan distribusi jenjang pendidikan terakhir responden, didapatkan hasil sebagian besar responden berpendidikan terakhir SMP yaitu sebanyak 27 orang atau 63% pada kelompok eksperimen dan 25 orang atau 58% pada kelompok kontrol. Tingkat pendidikan responden merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi pengetahuan responden yang diteliti. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin mudah dalam menerima informasi

commit to user

(Notoatmodjo, 2005). Meskipun demikian perlu ditekankan pula bahwa seseorang yang berpendidikan lebih rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal. Dalam hal ini, penyuluhan kesehatan dapat digolongkan dalam pendidikan non formal.

Sedangkan dari faktor masa kerja didapatkan hasil sebagian besar responden bekerja lebih dari 10 tahun sejumlah 23 orang atau 48% pada kelompok eksperimen dan 17 orang atau 40% pada kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama bekerja maka pengetahuannya juga semakin bertambah. Seseorang akan memiliki pengetahuan yang lebih banyak dari pengalaman yang telah dialami. Pengalaman kerja secara tidak langsung mempengaruhi pengetahuan seseorang. Notoatmodjo (2007) mengemukakan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan sosial kebudayaan.

Berdasarkan penjelasan di atas, faktor umur, pendidikan serta masa kerja berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan. Akan tetapi, secara statistik intervensi penyuluhan IVA test lebih signifikan mempengaruhi kenaikan tingkat pengetahuan responden. Hal ini ditunjukan dari hasil kelompok eksperimen (yang diberi penyuluhan) nilai rata-rata selisih skor pretest-postest adalah 6,56 dan pada kelompok kontrol (yang tidak diberi penyuluhan) adalah 0,56.

commit to user

B. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Kader Posyandu

Tentang IVA Test

Berdasarkan hasil analisis data penelitian menggunakan uji U mann-whitney dengan program SPSS versi 17 diperoleh p value 0,000 (P<.0,05) berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu terdapat pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan tentang IVA test.

Peningkatan pengetahuan terjadi pada kelompok eksperimen dan juga kontrol, tetapi pada kelompok eksperimen setelah mendapatkan intervensi berupa penyuluhan. Terjadi peningkatan nilai yang signifikan dengan nilai terendah dari pretest 55% menjadi 64% pada postest atau termasuk kategori cukup, sedangkan pada kelompok kontrol masih terdapat nilai terendah 55% atau termasuk kategori kurang. Kemudian ada signifikan hasil perbedaan selisih skor kelompok eksperimen antara postest dan pretest dengan nilai signifikansi yaitu 0,000 (p<0,05), sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada signifikan perbedaan selisih skor antara postest dan pretest dengan nilai signifikasi 0,720 (p>0,05).

Semakin baik pengetahuan tentang IVA test maka seorang kader posyandu akan cenderung lebih berperan aktif memberikan kesadaran untuk deteksi dini kanker serviks. Hal ini terjadi karena memang pengetahuan merupakan salah satu aspek psikis yang dapat menjadi motivasi atau faktor pendorong seseorang melakukan suatu perilaku atau aktifitas.

Menurut Lawrence Green (Notoatmodjo, 2005) perilaku (khususnya bidang kesehatan) ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor predisposisi (disposing factors), faktor-faktor pemungkin (enabling factors) dan faktor

commit to user

penguat (reinforcing factors). Pengetahuan sendiri termasuk faktor predisposisi yang dapat meningkat dengan intervensi pendidikan ataupun penyuluhan.

Penyuluhan kesehatan merupakan gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan upaya pencegahan sesuai yang bisa dilakukannya (Depkes RI 2004). Setelah mendapat penyuluhan kesehatan dimungkinkan terjadi peningkatan pengetahuan yang lebih tinggi pada kelompok yang diberi penyuluhan.

Dalam penelitian ini media penyuluhan yang digunakan adalah ceramah yang berupa penyajian materi melalui penuturan secara lisan pada sekelompok orang. Penggunaan metode ini digunakan karena sebagian besar responden belum mengetahui tentang IVA test sehingga perlu adanya penjelasan dari peneliti melalui ceramah. Dengan metode ceramah responden bisa lebih berkonsentrasi mendengarkan dan memahami materi yang diberikan. Peran penyuluh lebih banyak untuk memberikan materi penyuluhan, sehingga pembicaraan lebih bersifat satu arah sementara peserta penyuluhan cenderung hanya mendengarkan. Oleh karena itu, untuk mendukung pengetahuan dari responden, selain menggunakan metode ceramah juga disertai dengan adanya diskusi. Diskusi merupakan suatu bentuk komunikasi dua arah sehingga bisa terjalin komunikasi aktif antara peneliti dengan responden dan bisa mengembangkan pemahaman responden yang lebih baik mengenai pokok bahasan yang disampaikan. Maka dari itu dengan kedua metode tersebut

commit to user

pengetahuan responden pada penelitian ini bisa meningkat secara signifikan. Hal ini sesuai dengan teori menurut Tarigan (2010), metode ceramah memiliki beberapa keterbatasan maka dalam penggunaannya perlu digabung dengan metode-metode lain, salah satunya diskusi. Media ceramah sendiri mempunyai kelebihan antara lain efisien waktu, meningkatkan daya dengar dan memberikan wawasan yang luas.

Dalam penelitian ini, selain menggunakan metode ceramah dan diskusi juga perlu didukung dengan adanya media penyuluhan salah satunya dengan media leaflet. Media leaflet merupakan salah satu media cetak yang dapat menyampaikan informasi melalui lembar yang dilipat dan berisi kalimat maupun gambar. Dengan menggunakan leaflet responden akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan karena diperkuat dengan adanya gambar pada leaflet, sehingga responden bisa melihat dan mengamati secara langsung contoh materi yang diberikan. Leaflet diberikan pada responden dengan harapan dibaca ulang dirumah sehingga adanya aktifitas yang berkesinambungan yaitu mendengar, melihat dan mengulang/ membaca ulang dirumah. Selain itu leaflet juga mempunyai kelebihan dengan ukurannya yang kecil memudahkan responden untuk membawanya dan menyebarluaskan informasi yang telah didapat. Hal ini sesuai dengan pendapat Fitriani (2011) bahwa leaflet adalah salah satu bentuk media cetak yang digunakan untuk memberikan informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi bisa dalam bentuk kaliman maupun gambar, atau kombinasi keduanya. Ukuran leaflet kecil, sehingga mudah dibawa, disebarluaskan dan dibaca.

commit to user

Menurut penelitian sejenis sebelumnya yang berjudul “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Primipara Tentang ASI Eksklusif Di RSIA Assalam Gemolong Sragen” didapatkan hasil bahwa penyuluhan dengan metode ceramah dan diskusi dapat meningkatkan pengetahuan yang signifikan pada responden dari kategori pengetahuan kurang baik sebelum diberi penyuluhan sebanyak 37% menjadi kategori baik sejumlah 92,6% setelah diberi penyuluhan.

Penelitian lain yang berjudul “Pengaruh penyuluhan tentang personal hygiene terhadap perilaku mencegah keputihan pada siswi SMK Wikarya Karanganyar Tahun 2012” juga membuktikan bahwa penyuluhan dengan metode ceramah disertai dengan media leaflet dapat meningkatkan pengetahuan responden mengenai perilaku personal hygiene.

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian ini, bahwa pelaksanaan penyuluhan kesehatan akan mempengaruhi peningkatan pengetahuan peserta penyuluhan, yang kedepannya diharapkan tercapai perubahan perilaku dan terbentuk perilaku sehat. Salah satu indikator perubahan perilaku tersebut dapat dinilai dari perubahan pengetahuan responden (Fitriani, 2010).

commit to user 35 39 BAB VI PENUTUP A. Simpulan

1. Tingkat pengetahuan kader posyandu sebelum diberi penyuluhan tentang IVA test pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol sebagian besar mempunyai kategori cukup yaitu pada kelompok eksperimen sebanyak 25 orang (52%) dan pada kelompok kontrol sebanyak 23 orang (53%).

2. Tingkat pengetahuan kader posyandu setelah diberi penyuluhan tentang IVA test pada kelompok eksperimen sebagian besar mempunyai kategori baik sebanyak 34 orang (71%) dan pada kelompok kontrol sebagian besar mempunyai kategori cukup sebanyak 24 orang (56%).

3. Terdapat pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan kader posyandu tentang IVA test di wilayah kerja Puskesmas Mantingan dengan nilai p=0,000.

B. Saran

1. Bagi Instansi Kesehatan

Penyuluhan kesehatan khususnya tentang IVA test sebaiknya tidak hanya dilakukan pada tenaga kesehatan dan kader saja tetapi juga pada masyarakat umum dan tidak hanya di wilayah sekitar tenaga kesehatan.

commit to user

35 39

2. Bagi Masyarakat

Pengetahuan yang telah dimiliki terkait IVA test sebaiknya diikuti dengan perilaku yang positif yaitu dengan aktif mengikuti IVA test.

Dalam dokumen Lilis Ratna Dewi R 1111018 (Halaman 43-53)

Dokumen terkait