• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

B. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat dilakuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan dependen, dengan menggunakan uji Chi-Square, dengan derajat kepercayaan / CI 95% dan α = 0,05. Persamaan rumus Chi-Square adalah sebagai berikut (Hastono, 2006).

( 0–E) ²

x²=

Σ

E Yaitu :

O = Frekuensi observed (nilai pengamatan) E = Frekuensi expected (nilai yang diharapkan)

Adapun hipotesisnya adalah:

1. HO diterima = jika p value<ά, artinya ada hubungan pengetahuan dengan penanganan sampah oleh pedagang pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

2. HO ditolak = jika p value>ά, artinya ada hubungan sikap dengan penanganan sampah oleh pedagang pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Raya.

3. HO ditolak = jika p value>ά, artinya ada hubungan tindakan dengan penanganan sampah oleh pedagang pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

4. HO ditolak = jika p value>ά, artinya ada hubungan fasilitas dengan penanganan sampah oleh pedagang pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

24 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat terletak di Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.Dimana merupakan wilayah pusat pembelanjaan yang terletak dipinggir jalan raya JeuramBeutong Ateuh.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 25 Agustus s/d 8 September 2013 di pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat pada 46 responden dengan judul, Hubungan Perilaku Dengan Penanganan Sampah Oleh Pedagang Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013. Adapun hasil penelitian adalah sebagai berikut:

4.1.1 Analisis Univariat 1. Pengetahuan

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.

No Pengetahuan Frekuensi %

1 Baik 17 37,0

2 Kurang 29 63,0

Total 46 100

Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa dari 46 responden, paling dominan 37,0% yang memperoleh pengetahuan yang baik, sedangkan yang kurang hanya 63,0% yang memperoleh pengetahuan.

2. Sikap

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.

No Sikap Frekuensi %

1 Baik 16 34,8

2 Kurang 30 65,2

Total 46 100

Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa dari 46 responden, paling dominan 34,8% yang memperoleh sikapyang baik, sedangkan 65,2% yang memperoleh sikap yang kurang.

3. Tindakan

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.

No Tindakan Frekuensi %

1 Baik 25 54,3

2 Kurang 21 45,7

Total 46 100

Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa dari 46 responden, paling dominan 54,3% yang memperoleh tindakan yang baik, sedangkan 45,7% yang memperoleh tindakan yang kurang.

4. Fasilitas

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Fasilitas Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.

No Fasilitas Frekuensi %

1 Baik 19 41,3

2 Kurang 27 58,7

Total 46 100

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa dari 46 responden, paling dominan 41,3% yang memperoleh fasilitas yang baik, sedangkan yang kurang hanya 58,7% yang memperoleh fasilitas.

5. Penanganan Sampah

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penanganan Sampah Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.

No Penanganan Sampah Frekuensi %

1 Baik 15 32,6

2 Kurang 31 67,4

Total 46 100

Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa dari 46 responden, paling dominan 32,6% yang memperoleh penanganan sampah yang baik, sedangkan yang kurang hanya 67,4% yang memperoleh penanganan sampah.

4.1.2 Analisis Bivariat

1. Hubungan Antara Pengetahuan Terhadap Penanganan Sampah Tabel 4.6 Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Penanganan Sampah

Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.

Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square pada derajat kemaknaan 95% (α = 0,05) antara pengetahuan dengan penanganan sampah menujukkan nilai p value = 0,026 atau α < 0,05, maka artinya bahwa ada

Pengetahuan Penanganan Sampah Total p OR Kurang Baik n % n % n % Kurang 16 51,6 13 86,7 29 63,0 0,026 0,164 Baik 15 48,4 2 13,3 17 37,0 Jumlah 31 67,4 15 32,6 46 100

hubungan antara pengetahuan dengan penanganan sampah pasar ikan dan sayur Cot Meugat.

Namun jika dilihat dari odds ratio (OR) yaitu sebesar 0,164. Maka artinya pengetahuanyang kurang dan yang baik tidak memiliki peluang.

2. Hubungan Antara Sikap Terhadap Penanganan Sampah

Tabel 4.7 Hubungan Antara Sikap Dengan Penanganan Sampah Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.

Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square pada derajat kemaknaan 95% (α = 0,05) antara sikap dengan penanganan sampah menujukkan nilai p value = 0,000 atau α < 0,05, maka artinya bahwa ada hubungan antara sikap dengan penanganan sampah pasar ikan dan sayur Cot Meugat.

Namun jika dilihat dari odds ratio (OR) yaitu sebesar 60,667. Maka artinya sikap yang kurang memiliki peluang 61 kali dibandingkan dengan sikap yang baik. Sikap Penanganan Sampah Total p OR Kurang Baik n % n % n % Kurang 28 90,3 2 13,3 30 65,2 0,000 60,667 Baik 3 9,7 13 86,7 16 34,8 Jumlah 31 65,2 15 34,8 46 100

3. Hubungan Antara Tindakan Terhadap Penanganan Sampah

Tabel 4.8 Hubungan Antara Tindakan Dengan Penanganan Sampah Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.

Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square pada derajat kemaknaan 95% (α = 0,05) antara tindakan dengan penanganan sampah menujukkan nilai p value = 0,063 atau α < 0,05, maka artinya bahwa ada hubungan antara tindakan dengan penanganan sampah pasar ikan dan sayur Cot Meugat.

Namun jika dilihat dari odds ratio (OR) yaitu sebesar 0,275. Maka artinya tindakan yang kurang dan yang baik tidak memiliki peluang.

4. Hubungan Antara Fasilitas Terhadap Penanganan Sampah

Tabel 4.9 Hubungan Antara Fasilitas Dengan Penanganan Sampah Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.

Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square pada derajat kemaknaan 95% (α = 0,05) antara fasilitas dengan penanganan sampah

Tindakan Penanganan Sampah Total p OR Kurang Baik n % n % n % Kurang 11 35,5 10 66,7 21 45,7 0,063 0,275 Baik 20 64,5 5 33,3 25 54,3 Jumlah 31 45,7 15 54,3 46 100 Fasilitas Penanganan Sampah Total p OR Kurang Baik n % n % n % Kurang 26 83,9 1 6,7 27 58,7 0,000 72,800 Baik 5 16,1 14 93,3 19 41,3 Jumlah 31 67,4 15 32,6 46 100

menujukkan nilai p value = 0,000 atau α < 0,05, maka artinya bahwa ada hubungan antara fasilitas dengan penanganan sampah pasar ikan dan sayur Cot Meugat.

Namun jika dilihat dari odds ratio (OR) yaitu sebesar 72,800. Maka artinya fasilitas yang kurang memiliki peluang 73 kali dibandingkan dengan fasilitas yang baik.

4.2. Pembahasan

1. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Penanganan Sampah

Dari hasil analisa tabel silang diketahui Pengetahuan dengan penanganan sampah menunjukkan bahwa nilai p value = 0,026 atau α < 0,05, maka artinya bahwa ada hubungan antara pengetahun dengan penanganan sampah pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat.

Namun jika dilihat dari odds ratio (OR) yaitu sebesar 0,164. Maka artinya pengetahuanyang kurang dan yang baik tidak memiliki peluang.

Menurut Atikah. (2012), ada keeratan hubungan antara pengetahuan dalam upaya memperbaiki perilaku. Dengan demikian meningkatkan pengetahuan akan memberikan hasil yang cukup berarti untuk memperbaiki perilaku. Hal ini sesuai dengan penyataan Rogers dalam Atikah, (2012) yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan dominan yang sangat penting bagi terbentuknya perilaku, dan perilaku yang disadari pengetahuan akang bertahan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak disadari pengetahuan. Menurut pendapat peneliti, pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh, yaitu: tingkat pendidikan, pekerjaan, dan umur.

2. Hubungan Antara Sikap Dengan Penanganan Sampah

Dari hasil analisa tabel silang diketahui sikap dengan penanganan sampah menunjukkan bahwa nilai pvalue = 0,000 atau α> 0,05, maka artinya bahwa ada hubungan antara sikap dengan penanganan sampah pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat.

Namun jika dilihat dari odds ratio (OR) yaitu sebesar 60,667. Maka artinya sikap yang kurang memiliki peluang 61 kali dibandingkan dengan sikap yang baik.

Sikap seseorang dalam hal masalah penanganan sampah merupakan proses penilaian orang pada hal-hal yang berkaitan dengan penanganan sampah dan pemeliharaan kesehatan yaitu bagaimana penilaian seseorang terhadap cara-cara penanganan sampah dan berperilaku hidup sehat, sikap terhadap sakit dan penyakit serta sikap terhadap kesehatannya (Notoamodjo, 2007)

Menurut pendapat penelitian masih rendahnya penanganan sampah pasar ikan dan sayur Cot Meugat di karenakan kurangnya pengetahuan tentang pengetahuan kesehatan lingkungan sehingga mereka berperilaku atau bersikap sesuai dengan kemauan mereka.

3. Hubungan Antara Tindakan Dengan Penanganan Sampah

Dari hasil analisa tabel silang diketahui tindakan dengan penanganan sampah menunjukkan bahwa nilai p value = 0,063 atau α < 0,05, maka artinya bahwa ada hubungan antara tindakan dengan penanganan sampah pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat.

Namun jika dilihat dari odds ratio (OR) yaitu sebesar 0,275. Maka artinya tindakan yang kurang dan yang baik tidak memiliki peluang.

Praktek atau tindakan kesehatan ataupun tindakan dalam penanganan sampah adalah semua kegiatan atau aktifitas seseorang dalam rangka memelihara kesehatanya. Semua sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan, untuk mewujudkannya menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktorpendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan dukungan dari pihak lain (Notoamodjo, 2007).

Menurut pendapat peneliti.Masih rendahnya penanganan sampah pasar ikan dan sayur Cot Meugat karena fasilitas yang ada di pasar ikam dan pasar sayur masih banyak terpenuhi standar.

4. Hubungan Antara Fasilitas Dengan Penanganan Sampah

Dari hasil analisa tabel silang diketahui fasilitas dengan penanganan sampah menunjukkan bahwa nilai p value = 0,000atau α = 0,05, maka artinya bahwa ada hubungan antara fasilitas dengan penanganan sampah pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat.

Namun jika dilihat dari odds ratio (OR) yaitu sebesar 72,800. Maka artinya fasilitas yang kurang memiliki peluang 73 kali dibandingkan dengan fasilitas yang baik.

Menurut Notoamodjo, (2007), Perancangan tata letak mencakup penyusunan fisikal dan dari fasilitas industri di mana penyusunan tersebut sudah ada maupun masih dalam bentuk perancangan yang berisi ruang yang dibutuhkan oleh pergerakan material, penyimpanan, pekerja tak langsung dan aktifitas pendukung dan pembantu, yang sama-sama merupakan perlengkapan operasi dan personal.

BAB V

Dokumen terkait