• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Perilaku Dengan Penanganan Sampah Oleh Pedagang Pasar Ikan dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya - Repository utu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan Perilaku Dengan Penanganan Sampah Oleh Pedagang Pasar Ikan dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya - Repository utu"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

COT MEUGAT KECAMATAN SEUNAGAN

KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

OLEH

RATNA DEWI

NIM : 09C10104115

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH - ACEH BARAT

(2)

COT MEUGAT KECAMATAN SEUNAGAN

KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

OLEH

RATNA DEWI

NIM : 09C10104115

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH - ACEH BARAT

(3)

iv

Pasar Ikan dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya. Dibawah Bimbingan Azhari, SKM, MKM, Dan Zahari, SKM, MARS

Kesehatan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap produktifitas sumber daya manusia. Lingkungan yang bersih dan sehat menjadi keinginan setiap manusia, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan bagi setiap manusia. Tujuan pengelolaan lingkungan antara lain adalah untuk mencegah berbagai pencemaran yang membahayakan masyarakat itu sendiri, penataan lingkungan yang bersih dibutuhkan kesadaran masyarakat yang sangat tinggi, sehingga terciptanya lingkungan yang nyaman, aman dan bebas dari sampah. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisa hubungan pengetahuan, sikap, tindakan, dan fasilitas dengan penanganan sampah oleh pedagang pasar ikan dan sayur Cot Meugat. Jenis penelitian yang dilakukan yaitu jenis Analitik dengan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian adalah pasar ikan dan sayur Cot Meugat. Penelitian di lakukan pada tanggal 25 Agustus s/d 8 September 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah 46 orang, dan sampel 46 orang, Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi-square. Hasil penelitian ditemukan adanya hubungan antara pengetahuan dengan penanganan sampah karena p value = 0,026 atau p = < 0,05 (α = 0,05), sikap dengan penanganan sampah ada hubungan karena p value = 0,000 atau p = < 0,05 (α = 0,05). tindakan dengan penanganan sampah ada hubungan karena p value = 0,063 atau p = < 0,05 (α = 0,05), sedangkan fasilitas dengan penanganan sampah ada hubungan karena p value = 0,000 ataup = < 0,05 (α = 0,05).Disarankan kepada dinas kesehatan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bagi dinas kesehatan agar meningkatkan pengawasan pasar sehingga terciptanya pasar bersih dan sehat, dan disarankan kepada dinas kebersihan hasil penelitian ini diharapkan dapat mmberikan masukan bagi dinas kebersihan dalam menjaga dan penanganan kebersihan pasar ikan dan sayur Cot Meugat.

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

produktifitas sumber daya manusia. Lingkungan yang bersih dan sehat menjadi

keinginan setiap manusia, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan bagi

setiap manusia. Tujuan pengelolaan lingkungan antara lain adalah untuk

mencegah berbagai pencemaran yang membahayakan masyarakat itu sendiri,

penataan lingkungan yang bersih dibutuhkan kesadaran masyarakat yang sangat

tinggi, sehingga terciptanya lingkungan yang nyaman, aman dan bebas dari

sampah. Usaha penataan lingkungan pasar di butuhkan kesadaran dan partisipasi

warga guna mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat. Kesehatan

lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang

optimum sehingga berpositif terhadap terwujudnya status kesehatan masyarakat

yang optimum pula (Notoamodjo, 2005)

Sarudji (2002) menyatakan bahwa masalah penanganan sampah pasar

ternyata tidak mudah, perlu melibatkan banyak pihak, baik pemerintah daerah,

dinas terkait dan masyarakat, juga memerlukan teknoligi, membutuhkan dana

yang cukup dan perlu adanya kesadaran masyarakat yang tinggi, sehingga

program hidup bersih dan sehat dapat terwujud dengan baik sebagaimana yang

didambakan.

Usaha penanganan sampah perlu dilakukan dengan memperlihatkan

berbagai faktor yang dapat menjunjung keberhasilan tujuan tersebut, juga perlu

(5)

ditangani dan usaha pencegahan terhadap faktor-faktor penghambat yang dapat

menjadi suatu kendala untuk terwujudnya lingkungan bersih dan sehat.

Semakin meningkatnya aktifitas masyarakat maka sampah juga semakin

banyak, jika pemerintah bersama masyarakat tidak mengambil langkah-langkah

dalam penanganan sampah pasar, maka dapat berdampak sampah-sampah tersebut

akan menumpuk dan membusuk, apabila sampah yang menumpuk ini dibiarkan

saja, maka dapat menimbulkan bau, yang akhirnya dapat mencemarkan

lingkungan pasar dengan demikian penyakit akan lebih mudah menyebar

(Soemirat, 2007).

Data menurut Dinas Kebersihan Kabupaten Nagan Raya (2013), volume

sampah perbulan dapat mencapai 464M³ dari semua kecamatan yang ada di

Kabupaten Nagan Raya, sedang volume sampah tang terdapat di Kecamatan

seunagan sebanyak 137M³ perbulan.

Pedagang di pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat sebanyak 46 pedagang

yang terdiri dari 16 pedagang sayur dan selebihnya sebanyak 30 pedagang terdiri

dari pedagang ikan, ayam dan daging yang menghasilkan berbagai macam sampah

seperti ikan-ikan busuk dan berbagai macam sayuran yang sudah layu, kering dan

busuk. Penggangkut sampah hanya di pagi hari dan tidak ada petugas kebersihan,

sedangkan untuk tempat sampah tidak mampu menampung sampah yang banyak,

hingga pedagang membuang sampahnya ke sungai yang terdapat dibelakang pasar

tersebut sehingga dapat mengakibatkan bau busuk yang menyengat. Pedagang

dilingkungan pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan

Kabupaten Nagan Raya perlu meningkatkan kesadaran terhadap penanganan

(6)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan bahwa

dipasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan

Raya terdapat masalah yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.

Terbukti dengan adanya berbagai macam sampah yang terdapat pada pasar dan di

aliran sungai yang terdapat di belakang pasar tersebut.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk menganalisa hubungan perilaku dengan penanganan sampah oleh

pedagang pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk menganalisa hubungan pengetahuan dengan penanganan sampah

oleh pedagang pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan

Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

2. Untuk menganalisa hubungan sikap dengan penanganan sampah oleh

pedagang pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan

Kabupaten Nagan Raya.

3. Untuk menganalisa hubungan tindakan dengan penanganan sampah oleh

pedagang ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan

Kabupaten Nagan Raya.

4. Untuk menganalisa hubungan fasilitas dengan penanganan sampah oleh

pedagang ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan

(7)

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis

1. Dinas kesehatan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi Dinas

Kesehatan agar meningkatkan pengawasan pasar sehingga terciptanya

pasar bersih dan sehat

2. Dinas kebersihan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi Dinas

Kebersihan dalam menjaga dan penanganan kebersihan pasar ikan dan

pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya

3. Bagi peneliti

Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan serta pengalaman tentang

penanganan sampah pada pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat

Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya, juga dapat menjadi media

latihan untuk melakukan penelitian sederhana dimasa yang akan datang.

1.4.2. Manfaat Aplikatif

Dengan diketahuinya hubungan perilaku dengan penanganan sampah oleh

pedagang pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan

Kabupaten Nagan Raya tahun 2013, maka pedagang lebih memahami bagaimana

(8)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Prilaku Kesehatan

Dari segi biologis prilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme

yang bersangkutan. Sehingga yang dimaksud dengan prilaku manusia, pada

hakikatnya adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri yang

mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berbicara, tertawa, bekerja,

belajar, menulis, membaca dan sebagainya (Notoamodjo, 2007).

Menurut Skiner (1938), seorang ahli psikologi yang di kutip oleh

Notoatmodjo (2003) mengemukakan bahwa prilaku kesehatan adalah suatu respon

seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,

sistem pelayanan kesehatan, makanan minuman, serta lingkungan. Dari batasan

ini, prilaku kesehatan dapat di klasifikasikan menjadi 3 kelompok yakni prilaku

pemeliharaan kesehatan, prilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas

pelayanan kesehatan, dan prilaku kesehatan lingkungan (Notoamodjo, 2007).

2.2. Pengetahuan

2.2.1. Defenisi Pengetahuan

Menurut Notoamodjo (2002) pengetahuan merupakan hasil tahu dan nilai

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi pada pengelihatan, pendengaran, penerimaan, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan (kognitif) merupakan dominan yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang(over behavior).

(9)

Dari pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa pengetahuan

merupakan unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seseorang yang

merupakan hasil dari tahu setelah orang itu melakukan penginderaan terhadap

suatu objek tertentu dan kemudian diproyeksikan oleh orang tersebut menjadi

suatu gambaran, persepsi, pengamatan, konsep dan fakta.

2.2.3. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoamodjo, (2002) Pengetahuan mempunyai enam tingkatan,

yaitu :

1. Tahu(Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu yang diberikan/materi yang telah

di pelajari sebelumnya termasuk dalam penggunaan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami(Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

harus dapat menjelaskan, menyebutkan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang

dipelajari.

3. Aplikasi(Aplication)

Aplikasi diartikan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

(10)

sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus-rumus, metode,

prinsip dan sebagainya dalam kontes situasi yang lain.

4. Analisa(Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti

menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan.

5. Sintesis(Shyntesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan atau melaksanakan atau

menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi(Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penelitian terhadap suatu materi atau objek.

2.2.4. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoamodjo (2003), Faktor-aktor yang mempengaruhi

pengetahuan diantaranya sebagai berikut :

1. Umur

Umur adalah umur responden dalam tahun terakhir responden. Umur

sangat erat hubungannya dengan pengetahuan seseorang, karena semakin

(11)

2. Pendidikan

Tingkat pendidikan menentukan pola pikir dan wawasan seseorang.

Semakin tinggi pendidikan seseorang maka diharapkan stok modal

semakin meningkat. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

dalam kualitas. Lewat pendidikan mnusia dianggap akan memperoleh

pengetahuan (Notoamodjo, 2007)

3. Lama bekerja

Lama bekerja adalah masa responden memberikan pelayanan, baik instansi

pemerintah maupun swasta. Seperti yang diungkapkan oleh mapire,

pertumbuhan dalam pekerjaan dapat dilalui oleh seseorang apabila telah

menjalani proses belajar dan pengalaman. Maka diharapkan yang

bersangkutan memiliki kecakapan kerja yang bertambah baik serta

memiliki ketrampilan kerja yang tambah dalam kualitas dan kuantitas

(Hurlock, 1999).

2.3. Sikap

Sikap adalah merupakan suatu reaksi atau respon seseorang yang masih

tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan

konotasi adanya kesesuaian reaksi stimulus tertentu (Notoamodjo, 2003)

Dalam kehidupan sehari adalah reaksi yang bersifat emosional terhadap

stimulus sisial. Salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap itu

merupakan kesiapan atau kesediaan atau bertindak dan bukan pelaksana motif

(12)

Dalam bagian lain Allfort (1954) yang dikutip oleh Notoamodjo (2003)

menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu : Kepercayaan,

ide dan konsep terhadap suatu objek, kehidupan emosional atau evaluasi

emosional terhadap suatu objek, kecendrungan untuk bertindak. Ketiga komponen

itu secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh. Dalam penentuan sikap

yang utuh ini, pengetahuan berfikir, keyakinan dan emosi memegang peranan

penting.

2.3.1. Tingkatan Sikap 1. Menerima(Reciving)

Diartikan bahwa orang (Subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang

berikan (Objek).

2. Merespon

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap karena dengan suatu

usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,

lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide

tersebut.

3. Menghargai

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang

lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga,

4. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab atas segala suatu yang telah dipilihnya dengan segala

(13)

dilakukan secara langsung dan tidak langsung responden terhadap suatu

objek (Notoamodjo, 2003)

2.3.2. Faktor Pembentuk Sikap

Dalam interaksi sosial, individu bereaksi untuk membentuk pola sikap

tertentu terhadap berbagai objek yang dihadapinya. Berikut ini akan diuraikan

peranan masing-masing faktor dalam membentuk sikap manusia (Azwar.S, 2002).

1. Pengalaman pribadi

Apa yang telah dan sedang kita alami ikut membentuk dan mempengaruhi

penghayatan kita terhadap stimulus social. Tanggapan akan menjadi salah

satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan

penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan

dengan objek psikologis. Apabila penghayatan itu kemudian akan

membentuk sikap positif atau sikap negatif.

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi

haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena, sikap akan lebih mudah

terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang

melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi,

penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama

berbekas.

2. Pengaruh orang lain dianggap penting

Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial

yang ikut mempengaruhi kita, seseorang yang dianggap penting, seseorang

yang kita harapkan persetujuannya sitiap gerak tingkah dan pendapat kita,

(14)

bagi kita, akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap

sesuatu. Pada umumnya individu cendrung untuk memiliki sikap yang

konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting.

Kecendrungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berfiliasi

dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap

penting tersebut.

3. Media masa

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti televisi,

radio, surat kabar, majalah dan lain sebagainya mempunyai pengaruh besar

dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian

informasi sebagai tugas pokoknya, media masa membawa pesan-pesan

yang berisi sugesti yang mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi

baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru

terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.

4. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem

mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarnakan keduanya

meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri. Pemehaman

akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang beleh dan tidak

boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan pusat keagamaan serta

ajaran sangat menentukan sistem kepercayaan maka tidaklah

mengherankan kalau pada gilirannya kemudian konsep individu terhadap

(15)

5. Pengaruh faktor ekonomi

Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan

pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap

merupakan pernyataan yang didasari oleh emosional yang berfungsi

sebagai penyalur frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahaan

ego. Sikap demikian merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu

begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang

lebih persistem dan bertahan lama contohnya prasangka.

2.3.3. Fungsi Sikap Manusia 1. Fungsi instrumental

Fungsi ini menyatakan bahwa individu dengan sikapnya berusaha untuk

memaksimalkan hal-hal yang diinginkan dan minimalkan hal-hal yang

tidak diinginkan.

2. Fungsi pertahanan ego

Sewaktu individu mengalami hal yang tidak menyenangkan dan dirasa

akan mengancam egonya atau sewaktu ia mengetahui fakta dan kebenaran

yang tidak mengenakkan bagi dirinya maka sikapnya dapat berfungsi

sebagai mekanisme pertahanan ego yang akan melindunginya dari

kepahitan kenyataan tersebut. Sikap dalam hal ini, merefleksikan problem

kepribadian yang tidak terselesaiakan.

3. Fungsi pernyataan nilai

Nilai adalah konsep dasar mengenai apa yang dianggap baik dan

(16)

tertentu untuk memperoleh kepuasan dalam menyatakan nilai yang

dianutnya yang sesuai dengan penilaian pribadi dan konsep dirinya.

4. Fungsi pengetahuan

Manusia mempunyai dorongan dasar untuk tahu, atau mencari penalaran

dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsur-unsur

pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh

individu akan disusun, ditata kembali, atau diubah sedemikian rupa

sehingga tercapai suatu konsistensi. Sikap fungsi suatu skema yaitu suatu

cara strukturisasi agar dunia disekitar tampak logis dan masuk akal. Sikap

digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap fenomena luar yang ada dan

mengorganisasikannya (Azwar, 2002)

2.4. Tindakan

Menurut Soemirat (2007), yang mengutip pendapat G.M. Foster

menyatakan, selain aspek sosial yang mempengaruhi prilaku seseorang, aspek

budaya juga mempengaruhi seseorang dalam tindakan penanganan sampah, antara

lain : (1) tradisi, (2) sikap fatalisme, (3) nilai, (4) ethnocentrism, dan (5) unsur

budaya yang dipelajari pada tingkat awal dalam proses sosialisasi.

Tindakan dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan menurut kualitasnya, yaitu :

1. Guided respons, yaitu apabila seseorang telah melakukan sesuatu tetapi

masih tergantung pada tuntutan atau penggunaan panduan, disebut juga

tindakan terpimpin.

2. Mechabism,yaitu apabila seseorang telah melakukan tindakan sesuatu

(17)

3. Adoption, adalah suatu tindakan yang sudah berkembang, bukan sekedar

rutinitas atau mekanisme saja, sudah dilakukan modifikasi atau tindakan

prilaku yang berkualitas (Notoamodjo, 2007).

Setelah seseorang mengetahui stimulus, kemudian mengadakan penilaian

atau pendapat terhadap apa yang telah diketahui untuk dilaksanakan atau

dipraktekan. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan.

Agar terwujud sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor

pendukung berupa fasilitas dan dukungan dari pihak lain. Tindakan terdiri

dari beberapa tingkat yaitu :

1. Persepsi

Mekanisme mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan

tindakan yang akan muncul.

2. Respon terpimpin

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai

dengan contoh.

3. Mekanisme

Dapat melakukan sesuatu secara otomatis tanpa menunggu perintah

atau ajakan orang lain

4. Adopsi

Suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan

itu telah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran dari tindakan tersebut

(18)

2.5. Sampah

Sampah adalah suatu bahan atau benda padat yang sudah tidak di pakai

lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah di gunakan dalam suatu kegiatan

manusia dan di buang (Notoamodjo, 2003)

2.5.1. Jenis Sampah 1. Sampah anorganik

Sampah anorganik adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk,

misalnya logam/besi, pecahan kaca, kaleng, alat-alat medis, bahan-bahan

elektronik, dan sebagainya.

2. Sampah organik

Sampah organik adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk,

misalnya sisa makanan, daun, kertas, pembungkus, buah-buahan dan

sebagainya. (Notoamodjo, 2007)

2.5.2. Penanganan Sampah

Penanganan sampah merupakan suatu prosedur atau langkah kerja

ditetapkan, sehingga saling keterpaduan untuk mencapai tujuan yang di inginkan.

Kotler (2002), untuk melaksanakan suatu pekerjaan, perlu di awali dari tahap awal

sampai dengan tahap akhir, yaitu masing-masing tahap harus saling berkaitan

dengan terpadu sehingga dapat dilaksanakan suatu proses pekerjaan dengan baik,

jika ada kesalahan atau penyimpangan-penyimpangan maka dapat diadakan

(19)

2.5.3. Sistem Penanganan Sampah

Penanganan sampah di lakukan mulai dari tahap pengumpulan dan

pembersihan lingkungan tempat tinggal atau lingkungan pasar. Pengumpulan

sampah di tempatkan pada suatu tempat atau pada tempat yang telah disediakan

seperti bak penampungan sementara sampah. Apabila sampah yang dikumpulkan

berupa sampah padat seperti kaleng bekas, botol atau sampah padat lainnya maka

lebih bagus dilakukan penanaman atau dikubur sehingga tidak mencemarkan

lingkungan, apabila sampah masih bisa dimanfaatkan maka dapat dilakukan daur

ulang sehingga dapat memberikan mamfaat kepada manusia itu sendiri,secara

umum teknologi pengolahan sampah dibedakan menjadi 3 metode yaitu

a. MetodeOpen Dumping

Merupakan sistem pengolahan sampah dengan hanya membuang/

menimbun sampah disuatu tempat tanpa ada perlakukan khusus/ pengolahan

sehingga sistem ini sering menimbulkan gangguan pencemaran lingkungan.

b. MetodeControlled Landfill(Penimbunan Terkendali)

Controlled Landfill adalah sistem open dumping yang diperbaiki yang

merupakan sistem pengalihan open dumping dan sanitary landfill yaitu dengan

penutupan sampah dengan lapisan tanah dilakukan setelah TPA penuh yang

dipadatkan atau setelah mencapai periode tertentu.

c. MetodeSanitary landfill(Lahan Urug Saniter)

Sistem pembuangan akhir sampah yang dilakukan dengan cara sampah

ditimbun dan dipadatkan, kemudian ditutup dengan tanah sebagai lapisan

penutup. Untuk sampah organik seperti daun, sisa makanan dan sampah lainnya

(20)

membersihkan sampah organik dengan anorganik. Jika perlu sampah organik

dapat diolah menjadi pupuk tanaman sehingga dapat dimanfaatkan sendiri jika

dijual untuk menambah penghasilan keluarga (Notoamodjo, 2003).

2.5.4. Dampak Sampah Bagi Kesehatan Manusia

Penanganan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang

tidak terkontrol) dapat menimbulkan dampak buruk bagi manusia. Tempat-tempat

penumpukan sampah merupakan tempat yang baik bagi perkembangan organisme

penyebar penyakit seperti tikus, nyamuk dan lalat (Soehardjo, 2003).

Berjangkitnya penyakit dari tempat-tempat penimbunan sampah yang

hanya dibiarkan begitu saja dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung

yaitu melalui udara, air minum dan makanan. Biasanya penyakit yang muncul

berasal dari bakteri pathogen dan virus. Dalam ryadi (1989) disebutkan berbagai

macam penyakit yang di akibatkan oleh sampah yaitu : diare, cholera, tifus,

malaria, scabies panu dan disentri.

2.6 Kerangka Teori

(21)

2.7. Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan teoritis, maka dapat digambarkan variabel yang

diteliti sesuai dengan kerangka konsep berdasarkan teori Notoamodjo.S (2002).

Variabel Independen (Bebas) Variabel Dependen (Terikat)

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

2.8. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan Pengetahuan dengan Penanganan Sampah oleh pedagang

pasar ikan dan sayur di Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten

Nagan Raya.

2. Ada hubungan Sikap dengan Penanganan Sampah oleh pedagang pasar

ikan dan sayur di Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan

Raya.

3. Ada hubungan Tindakan dengan Penanganan Sampah oleh pedagang pasar

ikan dan sayur di Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan

Raya.

4. Ada hubungan Fasilitas dengan Penanganan Sampah oleh pedagang pasar

ikan dan sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya. Pengetahuan

Sikap

Penanganan Sampah

Tindakan

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah analitik dan rancangan penelitian ini adalah cross

sectional yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk

menganalisa hubungan variabel independen dengan variabel dependen melalui

pengajuan hipotesa (Notoamodjo, 2002).

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat

Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 25 Agustus s/d 8 September 2013.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi

dalam penelitian ini adalah semua pedagang pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat

Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya sebanyak 46 orang.

(23)

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Notoamodjo, 2002).Sampel penelitian ini adalah

semua pedagang pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan

Kabupaten Nagan Raya sebanyak 46 orang.

3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer

Penelitian ini menggunakan data primer yang diambil dengan menggunakan

kuesioner, dimana kuesioner terdiri dari dua bagian, yaitu pertanyaan demografi

responden yang meliputi umur, pendidikan dan pertanyaan-pertanyaan yang

berhubungan dengan penanganan sampah oleh pedagang pasar ikan dan pasar sayur

Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

3.4.2. Data Sekunder

Data yang didapat dari Dinas kebersihan pada tahun 2013 jumlah produksi

sampah yang ditangani sebanyak 22.5 m³/hari yang diangkut menggunakan 8 armada

(24)

3.5. Defenisi Operasional

Tabel. 3.1. Variabel Penelitian

No Variabel Keterangan Variabel Independen

1. Pengetahuan Defenisi Segala sesuatu yang diketahui reponden tentang penanganan sampah

2. Sikap Defenisi Dapat berupa pendapat responden tentang penanganan sampah

3. Tindakan Defenisi Reaksi dan respon terhadap kegiatan Cara Ukur Wawancara

Alat Ukur Kuesioner Hasil Ukur 1. Baik

2. Kurang Skala Ukur Ordinal

4. Fasilitas Defenisi Ketersedian tempat-tempat sampah Cara Ukur Wawancara

(25)

3.6. Aspek Pengukuran

A. Pengetahuan

1. Baik jika pertanyaan yang di jawab benar≥3 dari total pertanyaan.

2. Kurang baik jika pertanyaan yang di jawab benar < 3 dari total pertanyaan.

B. Sikap

1. Baik jika pertanyaan yang di jawab benar≥3 dari total pertanyaan.

2. Kurang baik jika pertanyaan yang di jawab benar < 3 dari total pertanyaan.

C. Tindakan

1. Baik jika pertanyaan yang di jawab benar≥3 dari total pertanyaan.

2. Kurang baik jika pertanyaan yang di jawab benar < 3 dari total pertanyaan.

D. Fasilitas

1. Baik jika pertanyaan yang di jawab benar≥3 dari total pertanyaan.

2. Kurang baik jika pertanyaan yang di jawab benar < 3 dari total pertanyaan.

E. Penanganan Sampah

1. Baik jika pertanyaan yang di jawab benar≥ 3dari total pertanyaan.

2. Kurang baik jika pertanyaan yang di jawab benar < 3 dari total pertanyaan.

3.7. Analisis Data A. Analisis Univariat

Analisis Univariat yaitu untuk mendapatkan distribusi frekuaensi dan

(26)

B. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat dilakuan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen dengan dependen, dengan menggunakan uji Chi-Square, dengan derajat

kepercayaan / CI 95% dan α = 0,05. Persamaan rumus Chi-Square adalah sebagai

berikut (Hastono, 2006).

( 0–E) ²

x²=

Σ

E

Yaitu :

O = Frekuensi observed (nilai pengamatan)

E = Frekuensi expected (nilai yang diharapkan)

Adapun hipotesisnya adalah:

1. HO diterima = jika p value<ά, artinya ada hubungan pengetahuan dengan

penanganan sampah oleh pedagang pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat

Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

2. HO ditolak = jika p value>ά, artinya ada hubungan sikap dengan

penanganan sampah oleh pedagang pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat

Kecamatan Seunagan Kabupaten Raya.

3. HO ditolak = jika p value>ά, artinya ada hubungan tindakan dengan

penanganan sampah oleh pedagang pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat

Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

4. HO ditolak = jika p value>ά, artinya ada hubungan fasilitas dengan

penanganan sampah oleh pedagang pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat

(27)

24 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat terletak di Kecamatan Seunagan

Kabupaten Nagan Raya.Dimana merupakan wilayah pusat pembelanjaan yang

terletak dipinggir jalan raya JeuramBeutong Ateuh.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 25 Agustus s/d

8 September 2013 di pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat pada 46 responden

dengan judul, Hubungan Perilaku Dengan Penanganan Sampah Oleh

Pedagang Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013. Adapun hasil penelitian adalah sebagai berikut:

4.1.1 Analisis Univariat 1. Pengetahuan

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.

No Pengetahuan Frekuensi %

1 Baik 17 37,0

2 Kurang 29 63,0

Total 46 100

Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa dari 46 responden, paling

dominan 37,0% yang memperoleh pengetahuan yang baik, sedangkan yang

(28)

2. Sikap

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.

No Sikap Frekuensi %

1 Baik 16 34,8

2 Kurang 30 65,2

Total 46 100

Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa dari 46 responden, paling

dominan 34,8% yang memperoleh sikapyang baik, sedangkan 65,2% yang

memperoleh sikap yang kurang.

3. Tindakan

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.

No Tindakan Frekuensi %

1 Baik 25 54,3

2 Kurang 21 45,7

Total 46 100

Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa dari 46 responden, paling

dominan 54,3% yang memperoleh tindakan yang baik, sedangkan 45,7% yang

memperoleh tindakan yang kurang.

4. Fasilitas

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Fasilitas Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.

No Fasilitas Frekuensi %

1 Baik 19 41,3

2 Kurang 27 58,7

Total 46 100

(29)

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa dari 46 responden, paling

dominan 41,3% yang memperoleh fasilitas yang baik, sedangkan yang kurang

hanya 58,7% yang memperoleh fasilitas.

5. Penanganan Sampah

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penanganan Sampah Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.

No Penanganan Sampah Frekuensi %

1 Baik 15 32,6

2 Kurang 31 67,4

Total 46 100

Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa dari 46 responden, paling

dominan 32,6% yang memperoleh penanganan sampah yang baik, sedangkan

yang kurang hanya 67,4% yang memperoleh penanganan sampah.

4.1.2 Analisis Bivariat

1. Hubungan Antara Pengetahuan Terhadap Penanganan Sampah Tabel 4.6 Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Penanganan Sampah

Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.

Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square pada derajat

kemaknaan 95% (α = 0,05) antara pengetahuan dengan penanganan sampah

Kurang 16 51,6 13 86,7 29 63,0 0,026 0,164

Baik 15 48,4 2 13,3 17 37,0

(30)

hubungan antara pengetahuan dengan penanganan sampah pasar ikan dan sayur

Cot Meugat.

Namun jika dilihat dari odds ratio (OR) yaitu sebesar 0,164. Maka artinya

pengetahuanyang kurang dan yang baik tidak memiliki peluang.

2. Hubungan Antara Sikap Terhadap Penanganan Sampah

Tabel 4.7 Hubungan Antara Sikap Dengan Penanganan Sampah Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.

Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square pada derajat

kemaknaan 95% (α = 0,05) antara sikap dengan penanganan sampah menujukkan

nilai p value = 0,000 atau α < 0,05, maka artinya bahwa ada hubungan antara

sikap dengan penanganan sampah pasar ikan dan sayur Cot Meugat.

Namun jika dilihat dari odds ratio (OR) yaitu sebesar 60,667. Maka artinya

sikap yang kurang memiliki peluang 61 kali dibandingkan dengan sikap yang

baik. Sikap

Penanganan Sampah

Total

p OR

Kurang Baik

n % n % n %

Kurang 28 90,3 2 13,3 30 65,2 0,000 60,667

Baik 3 9,7 13 86,7 16 34,8

(31)

3. Hubungan Antara Tindakan Terhadap Penanganan Sampah

Tabel 4.8 Hubungan Antara Tindakan Dengan Penanganan Sampah Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.

Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square pada derajat

kemaknaan 95% (α = 0,05) antara tindakan dengan penanganan sampah

menujukkan nilai p value = 0,063 atau α < 0,05, maka artinya bahwa ada

hubungan antara tindakan dengan penanganan sampah pasar ikan dan sayur Cot

Meugat.

Namun jika dilihat dari odds ratio (OR) yaitu sebesar 0,275. Maka artinya

tindakan yang kurang dan yang baik tidak memiliki peluang.

4. Hubungan Antara Fasilitas Terhadap Penanganan Sampah

Tabel 4.9 Hubungan Antara Fasilitas Dengan Penanganan Sampah Pasar Ikan Dan Pasar Sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013.

Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square pada derajat

kemaknaan 95% (α = 0,05) antara fasilitas dengan penanganan sampah

Kurang 11 35,5 10 66,7 21 45,7 0,063 0,275

Baik 20 64,5 5 33,3 25 54,3

Jumlah 31 45,7 15 54,3 46 100

Fasilitas

Kurang 26 83,9 1 6,7 27 58,7 0,000 72,800

Baik 5 16,1 14 93,3 19 41,3

(32)

menujukkan nilai p value = 0,000 atau α < 0,05, maka artinya bahwa ada

hubungan antara fasilitas dengan penanganan sampah pasar ikan dan sayur Cot

Meugat.

Namun jika dilihat dari odds ratio (OR) yaitu sebesar 72,800. Maka artinya

fasilitas yang kurang memiliki peluang 73 kali dibandingkan dengan fasilitas yang

baik.

4.2. Pembahasan

1. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Penanganan Sampah

Dari hasil analisa tabel silang diketahui Pengetahuan dengan penanganan

sampah menunjukkan bahwa nilai p value = 0,026 atau α < 0,05, maka artinya

bahwa ada hubungan antara pengetahun dengan penanganan sampah pasar ikan

dan pasar sayur Cot Meugat.

Namun jika dilihat dari odds ratio (OR) yaitu sebesar 0,164. Maka artinya

pengetahuanyang kurang dan yang baik tidak memiliki peluang.

Menurut Atikah. (2012), ada keeratan hubungan antara pengetahuan dalam

upaya memperbaiki perilaku. Dengan demikian meningkatkan pengetahuan akan

memberikan hasil yang cukup berarti untuk memperbaiki perilaku. Hal ini sesuai

dengan penyataan Rogers dalam Atikah, (2012) yang menyatakan bahwa

pengetahuan merupakan dominan yang sangat penting bagi terbentuknya perilaku,

dan perilaku yang disadari pengetahuan akang bertahan lebih langgeng dari pada

perilaku yang tidak disadari pengetahuan. Menurut pendapat peneliti, pengetahuan

(33)

2. Hubungan Antara Sikap Dengan Penanganan Sampah

Dari hasil analisa tabel silang diketahui sikap dengan penanganan sampah

menunjukkan bahwa nilai pvalue = 0,000 atau α> 0,05, maka artinya bahwa ada

hubungan antara sikap dengan penanganan sampah pasar ikan dan pasar sayur Cot

Meugat.

Namun jika dilihat dari odds ratio (OR) yaitu sebesar 60,667. Maka artinya

sikap yang kurang memiliki peluang 61 kali dibandingkan dengan sikap yang

baik.

Sikap seseorang dalam hal masalah penanganan sampah merupakan proses

penilaian orang pada hal-hal yang berkaitan dengan penanganan sampah dan

pemeliharaan kesehatan yaitu bagaimana penilaian seseorang terhadap cara-cara

penanganan sampah dan berperilaku hidup sehat, sikap terhadap sakit dan

penyakit serta sikap terhadap kesehatannya (Notoamodjo, 2007)

Menurut pendapat penelitian masih rendahnya penanganan sampah pasar

ikan dan sayur Cot Meugat di karenakan kurangnya pengetahuan tentang

pengetahuan kesehatan lingkungan sehingga mereka berperilaku atau bersikap

sesuai dengan kemauan mereka.

3. Hubungan Antara Tindakan Dengan Penanganan Sampah

Dari hasil analisa tabel silang diketahui tindakan dengan penanganan

sampah menunjukkan bahwa nilai p value = 0,063 atau α < 0,05, maka artinya

bahwa ada hubungan antara tindakan dengan penanganan sampah pasar ikan dan

pasar sayur Cot Meugat.

Namun jika dilihat dari odds ratio (OR) yaitu sebesar 0,275. Maka artinya

(34)

Praktek atau tindakan kesehatan ataupun tindakan dalam penanganan

sampah adalah semua kegiatan atau aktifitas seseorang dalam rangka memelihara

kesehatanya. Semua sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan, untuk

mewujudkannya menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktorpendukung

atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping

faktor fasilitas, juga diperlukan dukungan dari pihak lain (Notoamodjo, 2007).

Menurut pendapat peneliti.Masih rendahnya penanganan sampah pasar ikan

dan sayur Cot Meugat karena fasilitas yang ada di pasar ikam dan pasar sayur

masih banyak terpenuhi standar.

4. Hubungan Antara Fasilitas Dengan Penanganan Sampah

Dari hasil analisa tabel silang diketahui fasilitas dengan penanganan sampah

menunjukkan bahwa nilai p value = 0,000atau α = 0,05, maka artinya bahwa ada

hubungan antara fasilitas dengan penanganan sampah pasar ikan dan pasar sayur

Cot Meugat.

Namun jika dilihat dari odds ratio (OR) yaitu sebesar 72,800. Maka artinya

fasilitas yang kurang memiliki peluang 73 kali dibandingkan dengan fasilitas yang

baik.

Menurut Notoamodjo, (2007), Perancangan tata letak mencakup penyusunan

fisikal dan dari fasilitas industri di mana penyusunan tersebut sudah ada maupun

masih dalam bentuk perancangan yang berisi ruang yang dibutuhkan oleh

pergerakan material, penyimpanan, pekerja tak langsung dan aktifitas pendukung

(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan analitik seperti yang diuraikan

pada bab sebelumnya, maka penelitian ini menghasilkan sebagai berikut :

1. Persentase penanganan sampah yang mempunyai pengetahuanyang baik

adalah sebesar 37,0%, dan pengetahuan yang kurang adalah sebesar 63,0%.

2. Persentase penanganan sampah yang mempunyai sikap yang baik adalah

sebesar 34,8%, dan sikap yang kurang adalah sebesar 65,2%.

3. Persentase penanganan sampah yang mempunyai tindakanyang baik adalah

sebesar 54,3%, dan tindakan yang kurang adalah sebesar 45,7%.

4. Persentase penanganan sampah yang mempunyai fasilitas yang baik adalah

sebesar 41,3%, dan fasilitas yang kurang adalah sebesar 58,7%.

5. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan

dengan penanganan sampah pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat. Jika

dilihat dari odds ratio (OR) yaitu sebesar 0,164. Maka artinya pengetahuan

yang kurang dan yang baik tidak memiliki peluang.

6. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan

penanganan sampah pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat. Jika dilihat dari

odds ratio (OR) yaitu sebesar 60,667. Maka artinya sikap yang kurang

memiliki peluang 61 kali dibandingkan dengan sikap yang baik.

7. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara tindakan dengan

penanganan sampah pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat.

(36)

Jika dilihat dari odds ratio (OR) yaitu sebesar 0,275.Maka artinya tindakan

yang kurang dan yang baik tidak memiliki peluang.

8. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara fasilitas dengan

penanganan sampah pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat. Jika dilihat dari

odds ratio (OR) yaitu sebesar 72,800. Maka artinya fasilitas yang kurang

memiliki peluang 73 kali dibandingkan dengan fasilitas yang baik.

5.2. SARAN

1. Dinas kesehatan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi Dinas Kesehatan

agar meningkatkan pengawasan pasar sehingga terciptanya pasar bersih dan

sehat.

2. Dinas Kebersihan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi Dinas

Kebersihan dalam menjaga dan penanganan kebersihan pasar ikan dan pasar

sayur Cot Meugat Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

3. Bagi Peneliti

Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan serta pengalaman tentang

penanganan sampah pada pasar ikan dan pasar sayur Cot Meugat Kecamatan

Seunagan Kabupaten Nagan Raya, juga dapat menjadi media latihan untuk

(37)

Alfort, 1954. Definisi Sikap dan Tingkatan Sikap, Bina Kesehatan Masyarakat,

Jakarta.

Arikunto, S. 1998. ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta.

Jakarta.

Azwar. S. 2002.Sikap Manusia. Pustaka Pelajar, Jakarta.

Atikah. 2012.Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat(PHBS). Nuha Medika, Yogyakarta.

Hastono, 2006. Analisis Univariat dan Analisis Bivariat, Universitas gajah Mada,

Yogyakarta.

Hurlock, 1999. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan, Nuha Medika,

Yogyakarta.

Hastono, S.P, Sabri, L, 2007.Statistik Kesehatan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kotler, Philiup. 2002.Sistem Pengendalian Lingkungan Hidup.Erlangga Jakarta.

Notoatmodjo. 2002.Metodelogi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta Jakarta.

__________. 2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat.Rineka Cipta Jakarta.

__________. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Cetakan Pertama, Rineka

Cipta Jakarta:

__________. 2007.Promosi Kesehatan Dan Ilmu Prilaku. Rineka Cipta, Jakarta.

Soemirat, J. 2007.Kesehatan Lingkungan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Soehadjo, 2003. Penggololaan Sampah dan Penanganan Sampah, PT Grafindo,

Jakarta.

Sarudji, 2002. Penanganan Sampah, dan Lingkungan Hidup, Usaha Nasional,

Surabaya.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka teori menurut Notoamodjo, 2003. Yang telah dimodifikasi.
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Tabel. 3.1. Variabel Penelitian
Tabel 4.1Distribusi
+5

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan usahatani kacang tanah sebagai komoditas unggulan, peningkatan keuntungan, dan skala usahatani di lahan kering

( RINDA MELEMPARKAN PAKAIAN ANTON DAN SEPATUNYA LEWAT JENDELA. RINDA KEMBALI KE TEMPAT TIDUR, BERSELIMUT KEMBALI DAN MENUNGGU. KEMUDIAN TERDENGAR KETUKAN DI PINTU

[r]

Ditentukan dengan menyesuaikan dengan bentuk tepi-tepi daun yang dipanduan D i te ntukan dengan cara menyesuakan bentuk ujung daun sample dengan buku panduan ujung daun.. Di

Makalah keynote speaker pada Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami (SI MaNIS) 2017 oleh Jurusan Matematika FST UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Sabtu 6 Mei

Dari kedua definisi tersebut, dapat dijelaskan bahwa sumber daya alam pada daerah aliran sungai merupakan seluruh unsur lingkungan yang menyusun sistem daerah aliran sungai,

(OR) 4,833, artinya ibu yang mengalami anemia mempunyai peluang 4,833 kali untuk memiliki bayi baru lahir yang mengalami asfiksia neonatorum dibandingkan dengan ibu

Perencanaan menggunakan media film dokumenter dalam pembelajaran PPKn pada siklus I, II dan III adalah dengan menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran termasuk