• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 ANALISIS CAIRAN SEREBROSPINAL

Dalam dokumen REFERAT SIFILIS (Halaman 29-35)

Sebelum ditemukan penisilin, pemeriksaan cairan serebrospinal (CSS) dengan cara pungsi lumbal (PL) rutin dilakukan pada pasien sifilis untuk menentukan durasi terapi. Namun, pada awal abad ini, diketahui keuntungan pemeriksaan CSS yaitu dapat memprediksi perkembangan gejala neurosifilis. Abnormalitas CSS seperti pleiositosis dan peningkatan konsentrasi protein terjadi pada 70% sifilis dini.5

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan

pemeriksaan CSS pada pasien dengan gejala / tanda neurologis dan oftalmikus, kejadian S III aktif (misalnya aortitis, guma, iritis), kegagalan terapi, infeksi HIV dengan sifilis laten atau sifilis dengan durasi yang tidak diketahui (PL dilakukan sebelum terapi penisilin). Pungsi lumbal juga diindikasikan untuk semua pasien dengan sifilis laten dan tes serologi non-treponemal ≥1:32. Jika hasil pemeriksaan CSS menunjukan abnormalitas yang sesuai neurosifilis, terapi untuk neurosifilis direkomendasikan. 5

Pada pasien terinfeksi HIV terjadi peningkatan risiko neurosifilis, kegagalan terapi dan relaps, namun angka prevalensi yang pasti masih belum diketahui. Diagnosis neurosifilis pada pasien infeksi HIV sulit, karena pengaruh sifilis dan HIV terhadap CSS menyebabkan abnormalitas CSS. Cairan serebrospinel (CSS) dengan pleiositosis >5 sel/μL dan peningkatan kadar protein mendukung neurosifilis. Namun, infeksi HIV sendiri dapat menyebabkan pleiositosis dan peningkatan konsentrasi protein yang mungkin tidak dapat dibedakan dengan neurosifilis. Pleiositosis >20 sel/μL lebih mungkin disebabkan oleh infeksi spirochaeta daripada infeksi HIV.5

Titer VDRL-CSS yang reaktif mengkonfirmasi diagnosis neurosifilis. Pemeriksaan ini sangat spesifik, namun kurang sensitif. Nilai sensitivitasnya hanya

39%. Hasil positif palsu titer VDRL-CSS terjadi karena kontaminasi darah pada trauma PL. Meskipun terdapat keterbatasan pemeriksaan VDRL-CSS, namun pemeriksaan ini dapat dijadikan tes acuan untuk diagnosis neurosifilis secara laboratoris. Beberapa ahli merekomendasikan pemeriksaan fluorescent treponemal

antibody absorption test (FTA-abs) untuk CSS. Pemeriksaan ini kurang spesifik

untuk neurosifilis dibandingkan dengan VDRL-CSS, tetapi lebih sensitif. Sehingga beberapa ahli mengambil kesimpulan bahwa hasil CSS FTA-abs negatif menyingkirkan diagnosis neurosifilis.5

Dalam 1 tahun pleiositosis dan titer VDRL-CSS akan normal pada pasien tanpa infeksi HIV dengan terapi standar neurosifilis menggunakan rejimen penisilin. Sementara itu pasien dengan infeksi HIV, hitung jumlah leukosit, kadar protein, dan titer VDRL dalam CSS menjadi normal secara perlahan. Titer VDRL-CSS kecil kemungkinannya untuk normal setelah terapi standar penisilin. Dan titer VDRL-CSS lebih sulit untuk kembali normal jika jumlah CD4+ ≤200 /μL dibandingkan dengan jumlah CD4+ >200 /μL. Oleh karena itu pada pasien sifilis dengan infeksi HIV, sulit menyingkirkan kegagalan terapi sehingga diindikasikan pemberian rejimen terapi yang lebih intensif. 5

Treponema pallidum tidak dapat dikultur langsung dari CSS, sehingga

keberhasilan terapi neurosifilis dilihat dari normalisasi petanda CSS yaitu jumlah leukosit, kadar protein dan titer VDRL. Kadar protein CSS tidak terlalu baik untuk dijadikan indikator keberhasilan terapi neurosifilis karena menurun lebih perlahan dibandingkan jumlah leukosit dan titer VDRL. Titer VDRL-CSS reaktif yang menetap setelah terapi tidak terlalu penting dalam menilai respons terhadap terapi

dibandingkan hitung jumlah leukosit. Menurut CDC, keberhasilan terapi dilihat dari penurunan jumlah leukosit dalam 6 bulan dan normalisasi kadar CSS yang lainnya dalam 2 tahun. Namun, besarnya angka penurunan belum diketahui dengan pasti. 5

2.9 TERAPI

Sifilis Pengobatan Pemantauan serologic

Siflis primer 1. Penicillin G

benzanin dosis 4,8 juta unit secara IM (2,4 juta) dan diberikan satu kali seminggu.

2. Penisili G prokain dalam dosis total 6 juta unit, diberikan 0,6 juta unit/hari selama 10 hari. 3. PAM ( penicillin prokain + 2% aluminium monostrerat). Dosis total 4,8 juta unit, diberikan 1,2 jut unit/kali 2

Pada bulan I,III,IV dan XII dan setiap enam bulan pda tahun ke II.

seminggu. Sifilis sekunder sama

seperti sifilis primer

Sifilis Laten 1. Penicillin G

benzantin, dosis total 7,2 juta unit. 2. Penicillin g

prokain dalam akua, dosis total 12 juta unit (0,6 juta unit / hari ).

3. PAM dosis total 7,2 juta unit (1,2 juta unit/kali, 2 kali seminggu).

Sifilis S III 1. Penisilin G

benzantin, dosis total 9,6 juta unit. 2. Penisilin G prokain

dalam akua, dosis . 18 juta unit (0,6 juta unit/hari). 3. PAM,dosis total

9,6 juta unit (1,2 juta unit / kali, 2 kali seminggu).

TABEL 1. Penatalaksanaan sifilis ( dikutip dari perpustakaan No.3)

Antibiotik lainnya

Yang alergi penisilin diberikan tetrasiklin 4 x 500 mg/hari, atau eritromisisn 4x 500 mg/hari, atau dosisiklin 2x 100 mg/hari. Lama pengobatan 15 hari bagi S I dan SII dan 30 hari bagi stadium laten. Eritromisin bagi yang hail, tidak dianjurkan. Doksisiklin absorbsiny lebih baik dari tetrasiklin.4

Obat lain golongan sefalosporin, misalnya sefaleksin 2x 500 mg sehari selama 15 hari. Juga seftriakson setiap hari 2 gr, dosis tunggal i.m atau i.v selama 15 hari.Azitromisin juga dapat digunakan untuk S I dan S II, dosisnya 500 mg sehari sebagai dosis tunggal. Lama pengobatan 10 hari.4

Penatalaksanaan sifilis primer dan sekunder menurut CDC tahun 2015 yang mana Parenteral penisilin G telah digunakan secara efektif untuk mencapai resolusi klinis (yaitu, penyembuhan lesi dan pencegahan penularan seksual) dan untuk mencegah akhir gejala sisa.5

Penisilin diberikan secara parenteral, dosis dan lama pengobatannya tergantung pada stadium dan manifestasi klinis dari penyakit ini. Pengobatan untuk sifilis laten dan tersier membutuhkan durasi yang lebih lama terapinya, karena orgnisme secara teoritis mungkin membagi lebih lambat.5

Recommended Regimen For Adults Early Latent Syphilis

Benzathine penicillin G G 2.4 million units IM in a single dose

Late latent syhillis or latent syphilis of unknown duration

Benzanthine penicillin G 7,2 million units total, administered as 3 doses of 2,4 million units IM each at 1-week intevals.

persons with HIV infection and pregnant women are discussed elsewhere in this report (see Syphilis among Persons with HIV infection and Syphilis during Pregnancy).

Recommended regimens for infants and children

Early Latent Syphilis

Benzantine penicillin G 50,000 units/kg IM, up to the adult dose of 2,4 million units in a single dose

Late latent syphilis

Benzanthine penicillin G 50,000 unit.kg IM, up to the adult dose of 2,4 million units, administered as 3 doses at 1-week intervals (total 150,000 units/kg up to the adult total dose of 7,2 million units).

Table 2. penatalaksanaan menurut CDC tahun 2015

Dalam dokumen REFERAT SIFILIS (Halaman 29-35)

Dokumen terkait