• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Dalam dokumen lakip dinkes palembang 2011 (Halaman 35-46)

AKUNTABILITAS KINERJA

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Sesuai dengan Penetapan Kinerja Tahun 2010 terdiri dari 33 Indikator kinerja program untuk mendukung 9 sasaran strategik. Capaian kinerja (perfomance results) selama tahun 2010 terdapat 22 indikator kinerja yang mencapai 100 % dan 11 indikator kinerja yang belum mencapai target. Capaian untuk masing- masing sasaran dan indikator kinerja tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Sasaran 1 ”Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat” dengan 3 indikator kinerja yang seluruhnya sudah mencapai target, dengan penjelasan sbb :

1. Indikator Kinerja 1 Cakupan kelurahan siaga aktif, Cakupan kelurahan siaga aktif adalah desa yang mempunyai pos kesehatan kelurahan (poskeskel) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilans berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dibandingkan dengan jumlah kelurahan yang ada, Target Tahun 2010 Cakupan Kelurahan Siaga 69 kelurahan (65 %) dan Cakupan kelurahan siaga Tahun 2010 seluruh kelurahan di Kota Palembang sebanyak 107 kelurahan (155 %) sudah menjadi Kelurahan Siaga, hal ini dikarenakan masyarakat sudah mengerti dan sadar akan pentingnya program desa/keluarga siaga.

2. Indikator Kinerja 2 Cakupan Posyandu Mandiri, Cakupan Posyandu Mandiri adalah Pos Pelayanan Terpadu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun, jumlah kader 5 orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan dengan sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat. Capaian atas indikator ini tercapai 100 %, Target Posyandu Mandiri Tahun 2010 sebanyak 249 Posyandu mandiri (40 %) dan Posyandu mandiri sebanyak 249 buah. (40 %) tercapai 100 %.

3. Indikator Kinerja 3 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkatnya, Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah cakupan siswa SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Target SD/MI yang diperiksa kesehatannya Tahun 2010 adalah sebanyak 448 SD/MI (100%) dan SD/MI yang dijaring kesehatannya 448 SD/MI atau 100%. seluruhnya dilaksanakan penjaringan dengan tujuan sebagai deteksi dini terhadap gangguan kesehatan yang diderita siswa baru.

2) Sasaran ke 2 : “Meningkatnya Sarana dan Prasarana dan kualitas pelayanan kesehatan”, dengan 3 indikator kinerja yang seluruhnya sudah mencapai target, dengan penjelasan sbb :

1. Indikator kinerja 1 Obat essensial dan generik di sarana kesehatan yaitu obat dengan nama, kandungan zat aktifnya serta khasiatnya sama, yang diadakan dengan sumber dana APBD dan APBN di sarana pelayanan kesehatan pemerintah (Dinkes + RSUD BARI) dibandingkan dengan perkalian jumlah penduduk Kota Palembang dikalikan standar WHO (kebutuhan obat per orang), Target Tahun 2010 adalah $ 1 US per penduduk yaitu Rp 13.075.560.000 (jumlah penduduk di Kota Palembang berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2010 adalah 1.452.840. jiwa dikalikan $1US atau Rp 9.000 per dolar US ) sedangkan dana yang tersedia untuk pengadaan obat adalah sebesar Rp 13.606.151.000.- (Dana Pengadaan obat Dinas Kesehatan Rp 7.105.800.000.- dan Dana Pengadaan Obat RSUD Palembang BARI sebesar Rp 6.500.351.000.), Target tersebut tercapai $ 1.04 US atau 104 %.

2. Indikator Kinerja 2 Rasio Puskesmas per satuan penduduk yaitu Rasio Puskesmas per satuan penduduk adalah persentasi jumlah puskesmas per satuan penduduk Target Tahun 2010 adalah 1 Puskesmas melayani 35.000 penduduk, di Kota Palembang ditargetkan jumlah Puskesmas sebanyak 41 buah Puskesmas (Jumah Penduduk Kota Palembang Sensus Penduduk 2010

sebanyak 1.452.840 jiwa dibagi 35.000) Puskesmas yang ada sekarang sebanyak 39 buah ( 95 %) atau 1 Puskesmas melayani 37.252 penduduk) 3. Indikator Kinerja 3 Cakupan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah

suatu persentasi pengelolaan informasi di seluruh puskesmas secara sistematis dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat, Tahun 2010 ditargetkan sebanyak 75 % (29 buah) buah Puskesmas dilengkapi SIK yang baik, namun baru tercapai 64,1% ( 25 buah) Puskesmas.

3) Sasaran ke 3 : “Meningkatkan pelayanan kesehatan khusus” dengan 1 indikator kinerja, dengan penjelasan sbb :

1. Indikator Kinerja 11 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin adalah Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin adalah jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan strata pertama di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu, Target Tahun 2010 sebanyak 465.695 orang miskin (100%) yang berkunjung ke sarana kesehatan strata satu (Puskesmas dan Puskesmas Pembantu) sebanyak 298.044 orang ( 64 %).

2. Indikator Kinerja 12 Cakupan pelayanan rujukan kesehatan dasar masyarakat miskin adalah Cakupan Pelayanan Rujukan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin adalah jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan strata pertama di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu, Pada Tahun 2010 sebanyak 35.178 masyarakat miskin yang harus dirujuk dan 35.178 masyarakat yang dirujuk ke rumah sakit (100 %).

4) Sasaran ke 4 : “Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak / Reproduksi” dengan 6 indikator kinerja yang seluruhnya sudah mencapai target, dengan penjelasan sbb : 1) Indikator Kinerja 1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) adalah Cakupan

kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali dalam satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu, Target Tahun 2010 adalah 32.706 ibu

hamil (91%) dan yang memeriksakan kehamilannya 4 kali sebanyak 34.032 ibu hamil (95%) atau capaian program 104,3%. Hal ini dikarenakan sudah meningkatnya kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kesehatan kehamilannya dan membaiknya kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil di fasilitas kesehatan.

2. Indikator Kinerja 2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar rujukan (Polindes, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK) pada tahun 2010 ditargetkan sebesar 80 % (6.796 orang) sedangkan jumlah kasus yang ditangani sebanyak 4.283 orang (63.0 %).

3. Indikator Kinerja 3 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Target Tahun 2010 sebanyak 30.800 ibu bersalin (90 %) dan yang ditolong oleh tenaga kesehatan 32.797 ibu bersalin (93,9 %) hal ini dikarenakan sudah meningkatnya kesadaran ibu hamil untuk melakukan persalinan dengan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan dan semakin baiknya fasilitas pelayanan kesehatan.

4. Indikator Kinerja 4 Cakupan pelayanan nifas adalah Cakupan pelayanan nifas adalah pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar. Target Tahun 2010 sebanyak 30.514 (90%) ibu nifas dan yang memeriksakan ke fasilitas kesehatan sebanyak sebanyak 32.617 ibu nifas (93,6 %) hal ini dikarenakan semakin sadarnya ibu nifas untuk memeriksakan kesehatannya dan sudah semakin baiknya akses pelayanan ibu bersalin dan nifas di sarana kesehatan.

6. Indikator Kinerja 5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus dengan

komplikasi di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan, Tahun 2010 adalah sebesar 80 % (4.759 orang) sedangkan yang ditangani sebanyak 1.600 orang (33,6 %).

7. Indikator Kinerja 6 Cakupan Kunjungan Bayi adalah Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pada Tahun 2010 Target kunjungan bayi 28.544 bayi (90,0 %) dan yang berkunjung ke pelayanan kesehatan minimal 4 kali sebanyak 31.724 bayi (100%). Hal ini dikarenakan tingkat kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatan bayinya semakin baik dan semakin baiknya fasilitas kesehatan

5. Sasaran ke 5 : “Meningkatnya status gizi masyarakat” dari 3 indikator kinerja 2 indikator kinerja sudah mencapai target, dengan penjelasan sbb :

1) Indikator Kinerja 8 Cakupan pelayanan Anak Balita adalah Cakupan pelayanan anak balita adalah anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, Target Tahun 2010 sebanyak 34.572 balita (90%) dan Cakupan Balita sebanyak 38.028 balita (98,99,9%). Hal ini dikarenakan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya semakin baik.

2) Indikator Kinerja 9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6–24 bulan keluarga miskin adalah Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6–24 bulan keluarga miskin, Target Tahun 2010 sebesar 20.206 balita usia 6–24 bulan dari keluarga miskin dan yang mendapat MP-ASI sebanyak 1.766 anak (8,7 %).

3) IIndikator Kinerja 10 Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapat perawatan adalah Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu, Jumlah Balita Gizi Buruk Tahun 2010 yang ditemukan sebanyak 24 orang dan seluruhnya 24 orang (100%) dirawat di rumah sakit.

6. Sasaran ke 6 : “Meningkatnya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit” dari 7 indikator kinerja 5 indikator kinerja sudah mencapai target, dengan penjelasan sbb : 1) Indikator Kinerja 7 Cakupan Kelurhan Universal Child Immunization (UCI)

adalah Desa/Kelurahan dimana > 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Tahun 2010 target 100 % (seluruh kelurahan sudah UCI) Pencapaian program baru 101 kelurahan (94,4 %) kelurahan yang mencapai target UCI.

2) Indikator Kinerja 13 Jumlah kasus Acute Flacid Paralysys (AFP) Non Polio yang ditemukan di antara 100.000 penduduk < 15 tahun pertahun di satu wilayah tertentu ditargetkan 2 / 100.000, yang ditemukan pada Tahun 2010 hasil surveilens adalah sebanyak 4 / 100.000.-, tercapai 200 %

3) Indikator Kinerja 14 Penemuan Penderita Pneumonia Balita yaitu Persentasi balita dengan Pneumonia yang ditemukan dan diberikan pengobatan sesuai tatalaksana dan standar di sarana kesehatan di satu wilayah dalam waktu satu tahun, Target Tahun 2010 adalah 100 % (5.036 bayi) yang tercapai sebanyak 5.036 bayi atau 100 %.

4) Indikator Kinerja 13 Cakupan Penemuan dan Penanganan Penyakit DBD adalah Persentase penderita DBD yang ditangani sesuai dengan standar di satu wilayah dalam waktu 1 (satu) tahun dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang di temukan/dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun yang sama. Pada tahun 2010 target penemuan kasus DBD sebanyak 553 kasus (82 %) dan Cakupan/Pencapaian untuk tahun 2010 sebanyak 668 kasus (120,8%).

5) Indikator Kinerja 16 Cakupan penemuan dan penanganan TB adalah Angka penemuan pasien baru TB-BTA Positif atau Case Detection Rate (CDR) dimana persentasi jumlah penderita baru TB BTA Positif yang ditemukan dibandingkan dengan jumlah perkiraan kasus baru TB BTA Positif dalam wilayah tertentu dalam waktu satu tahun. Target Tahun 2010 sebesar 80 % (1796 orang) tercapai sebanyak 1.112 orang (61,9%).

6) Indikator Kinerja 17 yaitu Penemuan Penderita Diare adalah Penemuan Penderita Diare adalah jumlah penderita yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader di satu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun, Target

Tahun 2010 adalah 90 % atau 64.861 kasus, ditemukan pada tahun 2010 adalah sebanyak 49.898 kasus (76, 9 %)

7. Sasaran ke 7 : “Meningkatnya kualitas lingkungan” dengan 3 indikator kinerja yang seluruhnya sudah mencapai target, dengan penjelasan sbb :

1) Indikator Kinerja 23 Tempat–Tempat Umum (TTU) memenuhi syarat kesehatan adalah Tempat Tempat Umum (TTU) adalah jumlah tempat kegiatan bagi umum yang dilakukan oleh badan maupun perorangan yang langsung digunakan oleh masyarakat umum, mempunyai tempat dan kegiatan yang tetap serta mempunyai fasilitas yang memenuhi syarat kesehatan. Target Tahun 2010 sebanyak 254 buah TTU (85 %) yang memenuhi syarat 259 TTU yang memenuhi syarat (88,7%) atau 101,9 %.

2) Indikator Kinerja 24 Keluarga menggunakan air bersih adalah Air Bersih Rumah Tangga adalah Air yang memenuhi syarat kesehatan yang digunakan dalam kegiatan rumah tangga pada kurun waktu tertentu. Target Keluarga menggunakan Air Bersih sebanyak 1.257.473 jiwa (85 %) dan penduduk yang menggunakan air bersih sebanyak 1.313.394 jiwa (88.78 %) atau 104,44 %. 3) Indikator Kinerja 25 Tempat Pengolahan Makanan (TPM) memenuhi syarat

kesehatan adalah Tempat Pengolahan Makanan yang memenuhi syarat kesehatan (TPM) adalah tempat dilakukannya upaya penyimpanan dan pengolahan bahan makanan serta penyajian makanan, yang keseluruhan proses tersebut memenuhi persyaratan kesehatan. Target Tahun 2010 jumlah TPM yang memenuhi syarat sebanyak 2.851 buah (85 %) setelah dibina dan memenuhi syarat sebanyak 2.974 buah (88,7 %) atau 104 %

8. Sasaran ke 8 : “Menigkatnya budaya hidup bersih dan sehat di masyarakat” dengan 1 indikator kinerja yang seluruhnya sudah mencapai target, dengan penjelasan sbb :

a. Indikator Kinerja 22 Cakupan PHBS adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan kesehatan di masyarakat. Target PHBS Tahun 2010 adalah 80 % yaitu dari 125.924 rumah tangga

yang menjadi sampel dan setelah disurvei terdapat 112.824 rumah tangga (80 %) memenuhi syarat PHBS atau pencapaian program 100 %.

9. Sasaran ke 9 : “Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kantor” dengan 5 indikator kinerja yang seluruhnya sudah mencapai target, dengan penjelasan sbb :

1) Tingkat Pelayanan Administrasi perkantoran adalah kegiatan yang terdapat dalam program pelayanan administrasi perkantoran. Kemudian dibandingkan dengan keseluruhan kegiatan yang ada dalam program pelayanan administrasi pada tahun tersebut. Target tahun 2010 adalah sebesar 100% Target dicapai dengan melaksanakan rekapitulasi seluruh segiatan di Dinas Kesehatan yang direncanakan dalam Rencana Kerja Tahun 2010. Target ini tercapai 96,9 % dimana dari 114 kegiatan dalam RKT yang dilaksanakan sebanyak 110 kegiatan,

2) Tingkat Ketersediaan Sarana dan Prasarana Aparatur adalah membandingkan sarana dan prasarana aparatur yang telah ada dan dibandingkan dengan jumlah kebutuhan. Capaian indikator ini tercapai 100.0 % Target dicapai dengan melaksanakan menambah dan memperbaiki sarana dan prasarana perkantoran yang dibutuhkan sesuai dengan beban kerja

3) Tingkat Disiplin Aparatur adalah PNS yang tidak mendapat teguran (baik lisan/tulisan) pada tahun bersangkutan dibandingkan dengan jumlah PNS yang ada di SKPD. Capaian indikator ini tercapai 100.0 % Target dicapai dengan melaksanakan pembinaan aparatur secara berjenjang dengan metode pengawasan melekat, dari 1311 pegawai (PNS /Honda/PHL) di SKPD Dinas Kesehatan tidak ada seorang Peawai pun yang mendapat teguran displin baik lisan maupun tertulis dari Walikota Palembang / atau aparat pengawasan intern / Inspektorat.

4) Tingkat Ketersediaan aparatur yang kompeten adalah Aparatur yang kompeten yang memiliki standar pendidikan formal, diklat fungsional dan diklat substansi dibandingkan dengan jumlah aparatur di SKPD Capaian indikator ini

tercapai 100.0 %. Target dicapai dengan melaksanakan penetapan pegawai sesuai dengan pendidikan formal / informal yang mendukung kepada tugas pokok dan fungsinya yang melekat pada jabatan aparatur tersebut.

5) Rasio dokumen perencanaan dan dokumen pelaporan yang disusun tepat waktu adalah Indikator Kinerja Utama (IKU) SKPD, Renstra SKPD, Renja SKPD, Penetapan Kinerja SKPD dan Dokumen Pelaporan adalah Laporan Keuangan Prognosis SKPD, Lakip SKPD, LPPD SKPD, Capaian indikator ini tercapai 100.0 %. Target dicapai dengan melaksanakan pelaporan kegiatan sesuai waktu yang ditetapkan.

Dari 9 sasaran yang ada dan 33 indikator kinerja yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja (TAPKIN) Tahun 2010 ada 10 indikator kinerja yang belum mencapai target yaitu sebagai berikut :

Tabel 4

Indikator Kinerja yang belum tercapai Dalam Penetapan Kinerja (TAPKIN) Tahun 2010.

Indikator Kinerja

2010 % Capaian

Program

Target Realisasi

1 Rasio Puskesmas per satuan penduduk 1/35000pddk 1/37000pddk 95,00

2 Cakupan Sistem Informasi Kesehatan

(SIK) 70,0 64,0 91,0

3 Cakupan pelayanan kesehatan dasar

masyarakat miskin 100.0 64.0 64.0

4 Cakupan komplikasi kebidanan yang

ditangani 80.0 63,00 78,75

5 Cakupan neonatus dengan komplikasi

yang ditangani 80.0 33,60 42,00

6

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan keluarga miskin

100.0 8,75 8,75

7 Cakupan Desa/ Kelurahan Universal

Child Immunization (UCI) 100.0 94.40 94.40

9 Penemuan Diare 100.0 76,9 76,9 10 Tingkat Pelayanan Administrasi

perkantoran 100.0 96.9 96.9

Penyebab tidak tercapainya target indikator kinerja (2) dan (3) adalah sebagai berikut

1) Alokasi dana untuk pembangunan baru Puskesmas dengan sumber dana APBD Kota Palembang terbatas, Tahun 2010 hanya dibangun 1 (satu) buah Puskesmas Baru.

2) Alokasi Dana untuk Tahun 2010 untuk pengembangan SIK tidak tersedia pada APBD Tahun 2010 hanya terdapat untukservicejaringan komputer dan SIK. 3) Target Cakupan penanganan komplikasi kebidanan terlalu tinggi 80% (dari 20%

ibu yang komplikasi kebidanan sebagai denominator terlalu tinggi karena 20% tersebut terdapat ibu hamil dengan faktor resiko dan komplikasi kebidanan) yaitu seebanyak 6.796 orang sedangkan kasus resiko tinggi yang ditemukan sebanyak 4.283 orang (63 %),

4) Target Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditetapkan 15% sebagai denominator untuk indikator ini terlalu tinggi yaitu sebanyak 4.759 orang (80%) sedangkan kasus komplikasi yang ditangani sebanyak 1.600 orang (33,6 %) dan banyak petugas kesehatan yang belum memahami arti komplikasi neonatus.

5) Target Universal Child Immunization (UCI) belum tercapai dikarenakan masih ada masyarakat yang belum mengerti manfaat pentingnya Immunisasi bagi bayi, balita dan ibu hamil terutama yang jauh dari sarana kesehatan.

6) Dana untuk pengadaan MP-ASI untuk balita gakin umur 6–24 bulan sangat terbatas baik dari Pusat, Propinsi maupun daerah.

7) Masyarakat miskin belum seluruhnya memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu untuk mengobati penyakitnya dan umumnya berobat apabila sudah sakit.

8) Pada Tahun 2010 pernah stop droping obat OAT (Obat Anti Tuberculosis) dan regensia, tidak semua penderita TB berobat ke Puskesmas atau Rumah Sakit dengan Strategi DOTS (Directly Observer Treatment Short Course),

9) Penemuan Penderita Diare adalah jumlah penderita yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader di satu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun, Capaian atas indikator kegiatan P2 Diare 86,34 % dari target 100 %. Target ini dicapai dengan melaksanakan penemuan kasus dan diobati hingga sembuh dari 63.400 kasus ditemukan dan disembuhkan 54.738 kasus (86,34%) yang selebihnya sebanyak 13,6 % dirujuk ke rumah sakit dan kematian yang diakibatkan oleh penyakit diare tidak ada (0),

10) Adanya beberapa kegiatan yang mengalami perubahan alokasi dana sehingga belum bisa dilaksanakan dan APBD-P baru disahkan pada Nopember 2010 dan ada beberapa kegiatan yang tidak terserap, misalnya dana dinas ke luar kota hal tersebut dikarenakan ada beberapa kegiatan koordinasi yang dilaksanakan hanya melalui telhone, fax atau e-mail dan ada beberapa kegiatan pusat dilaksanakan di Palembang sehingga dana konsultasi keluar daerah tidak digunakan serta sisa dana yang tidak terserap merupakan dana selisih dari pengadaan barang dan jasa.

Langkah – langkah yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Kota Palembang untuk mengatasi kendala :

1) Melakukan koordinasi dan advokasi ke Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan serta Pemerintah Kota Palembang untuk menambah alokasi dana untuk pembangunan Puskesmas baru atau meningkatkan status Puskesmas Pembantu menjadi Puskesmas yang dilakukan secara bertahap. 2) Merencanakan alokasi dana untuk melengkapi puskesmas dengan sistem

informasi kesehatan (SIK) yang baik secara bertahap.

3) Melaksanakan koordinasi dan advokasi dengan Pusat dan Propinsi dalam menentukan target komplikasi kebidanan yang ditangani terlalu tinggi dikarenakan status kesehatan ibu hamil di Kota Palembang semakin baik, sehingga perlu peninjauan kembali target yang ditetapkan.

4) Melaksanakan koordinasi dan advokasi dengan Pusat dan Propinsi dalam menentukan target Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani terlalu tinggi dikarenakan status kesehatan Neonatus di Kota Palembang semakin baik, sehingga perlu peninjauan kembali target yang ditetapkan dan terus

memlakukan bimbingan tekhnis dan supervisi untuk memberikan pemahaman kepada petugas kesehatan tentang kasus komplikasi neonatus.

5) Meningkatkan koordinasi lintas sektor (Rumah Sakit, Dokter Praktek Swasta) dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya memberikan immunisasi kepada bayi dan ibu hamil.

6) Memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan dan melaksanakan supervisi ke tempat pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

7) Melaksanakan koordinasi dan advokasi dengan Pusat, Propinsi, dan Pemerintah Kota Palembang untuk menambah alokasi dana MP-ASI, dan prioritas pemberian MP-ASI kepada Balita Kurang Gizi dari Keluarga Miskin.

8) Meningkatkan koordinasi lintas sektor dengan Rumah Sakit, Dokter Praktek Swasta dalam penanggulangan masalah TB dengan system DOTS DOTS

(Directly Observer Treatment Short Course), dan meningkatkan kesadaran

masyarakat tentang pemahaman penyakit TB dan Pola Hidup Bersih dan Sehat dalam mencegah penyakit TB.

9) Peningkatan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan berperilkau hidup sehat untuk mencegah penyakit diare.

10) Membuat dan merencanakan kegiatan prioritas yang berdampak pada kesehatan masyarakat yang berdasarkan data (evidene base)

Dalam dokumen lakip dinkes palembang 2011 (Halaman 35-46)

Dokumen terkait