LAPORAN AKUNTABILITAS
KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
( L A K I P )
DINAS KESEHATAN
PEMERINTAH KOTA PALEMBANG
DINAS KESEHATAN
Jl. Merdeka No. 72 Telp.(0711) 350651 Fax.(0711) 350523
Website : http://www.dinkes.palembang.go.id
E-Mail : [email protected]
DINAS KESEHATAN
KATA PENGANTAR
Dengan senantiasa bersyukur kehadirat Allah SWT, marilah kita
bersamasama tetap melaksanakan amanah dalam bidang tugas kita masing-masing bagi
kepentingan negara, nusa dan bangsa yang kita cintai ini.
Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan dan menindaklanjuti surat dari Walikota Palembang
Nomor 005/000116/ITKO/2011 Perihal Penyampaian LAKIP Kota Palembang Tahun
2010 , RKT dan TAPKIN 2010 dan dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut di atas,
kami telah berusaha menyajikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun Anggaran 2010
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan
Kota Palembang Tahun 2010 ini merupakan wujud pertanggungjawaban pelaksanaan
Perencanaan Strategis (Renstra), yang berisi informasi tentang keberhasilan maupun
kegagalan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, termasuk hambatan yang dihadapi
dan pemecahan masalahnya.
Akhirnya kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak
yang telah bekerja keras dalam penyusunan Laporan Akunbilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) ini dan semoga Allah SWT. senantiasa memberikan petunjuk serta
memberikan kekuatan kepada kita semua dalam melaksanakan pembangunan kesehatan.
Palembang, Maret 2011
Kepala Dinas Kesehatan
Daftar Isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Ikhtisar Eksekutif iii
I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Tugas dan Fungsi 3
C. Struktur Organisasi 4
D. Sistematika Penyajian 6
II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja Tahun 2008 7
A. Umum 7
B. Arah Kebijakan 9
C. Program Utama 9
D. Strategi 10
E. Program dan Kegiatan Pokok 12
F. Rencana Strategis Tahun 2008 – 2013 17
G. Penetapan Kinerja Tahun 2010 21
III Akuntabilitas Kinerja 24
A. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2010 24
B. Analisis Capaian Kinerja 27
IV Penutup 46
A. Simpulan 46
B. Saran 47
Lampiran
1. Struktur Organisasi
2. RPJMD Kota Palembang 2008-2013
3. Penetapan Kinerja Tahun 2010
Ikhtisar Eksekutif
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan
Kota Palembang tahun 2010 ini merupakan wujud pertanggungjawaban pelaksanaan
Perencanaan Stratejik (Renstra), yang berisi informasi tentang keberhasilan maupun
kegagalan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, termasuk hambatan yang dihadapi
dan pemecahan masalahnya.
Renstra Kota Palembang merupakan suatu rencana jangka menengah tahun 2008 - 2013
yang sangat menentukan dalam meningkatkan kinerja Dinas Kesehatan dan memuat 1
(satu) pernyataan Visi, 4 (empat) pernyataan Misi yang diemban, serta 4 (Empat) tujuan
yang harus dicapai pada akhir tahun 2010.
Sesuai Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang telah disusun untuk tahun 2010
terdapat 9 sasaran, 5 kebijakan, 18 progam, 114 kegiatan yang harus dicapai /
dilaksanakan, dengan dukungan anggaran DPA-SKPD Tahun 2010 yang tersedia
sebesar Rp. 70.025.460.600,00. termasuk belanja pegawai.
Dari evaluasi kinerja secara mandiri (Self assesment), dari 9 sasaran yang
ditetapkan seluruhnya dikategori berhasil mencapai target indikator kerja 100%, namun
masih ada beberapa sasaran yang masih diperlukan upaya perbaikan/ penyempurnaan
dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran tersebut.
Pencapaian Sasaran
Nilai Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) dari 33 indikator yang ada sebanyak
23 (dua puluh tiga ) indikator mencapai target dan 10 (sepuluh) indikator yang belum
mencapai taget 100% yaitu :
1. Rasio Puskesmas per satuan penduduk ditargetkan 1 Puskesmasmelayani
2. Cakupan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Target 70 % baru tercapai 64 %
(91 %)
3. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani, dari target 80 % baru
tercapai 65 % (78,75%)
4. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani target 80% baru
tercapai 33,60% (42%)
5. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada anak usia 6 –
24 bulan keluarga miskin target 100 % terrealisasi 8,7 % (8,7%)
6. Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) target
100 % terrealisasi 94,4 % (94,4 %) atau dari 107 kelurahan yang baru UCI
99 kelurahan
7. Cakupan penemuan dan penanganan TB dari target 80 % tercapai 61,9 %
(62,5 %)
8. Penemuan dan penanganan diare target 100 % tercapai 76,9 % (76,9 %),
sedangan untuk penanganannya tercapai 100 %
9. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin dari target 100%
yang berobat ke Puskesmas 63,0%
10. Tingkat Pelayanan Administrasi perkantoran dari target anggaran belanja
langsung 100 % tercapai 96,9 % .
Kendala Yang Dihadapi
Berdasarkan hasil pencapaian kinerja, kami menyadari bahwa pencapaian
tingkat kinerja belum maksimal. Hal ini disebabkan adanya beberapa kendala, antara
lain:
Penyebab tidak tercapainya target indikator kinerja adalah sebagai berikut
1. Alokasi dana untuk pembangunan baru Puskesmas dengan sumber dana
APBD Kota Palembang terbatas, Tahun 2010 hanya dibangun 1 (satu) buah
2. Alokasi Dana untuk Tahun 2010 untuk pengembangan SIK tidak tersedia
pada APBD Tahun 2010 hanya terdapat untuk service jaringan komputer
dan SIK.
3. Target Cakupan penanganan komplikasi kebidanan terlalu tinggi 80% (dari
20% ibu yang komplikasi kebidanan sebagai denominator terlalu tinggi
karena dari ibu hamil 20% tersebut terdapat ibu hamil dengan faktor resiko
dan komplikasi kebidanan) yaitu seebanyak 6.796 orang (80%) sedangkan
kasus resiko tinggi yang ditemukan sebanyak 4.283 orang (63 %),
4. Target Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditetapkan 15% sebagai
denominator untuk indikator ini terlalu tinggi yaitu 4.759 orang (80%)
sedangkan kasus komplikasi yang ditangani sebanyak 1.600 orang (33,6 %)
dan banyak petugas kesehatan yang belum memahami arti komplikasi
neonatus.
5. Target Universal Child Immunization (UCI) belum tercapai dikarenakan
masih ada masyarakat yang belum mengerti manfaat pentingnya Immunisasi
bagi bayi, balita dan ibu hamil terutama yang jauh dari sarana kesehatan.
6. Dana untuk pengadaan MP-ASI untuk balita gakin umur 6–24 bulan sangat
terbatas baik dari Pusat, Propinsi maupun daerah.
7. Masyarakat miskin belum seluruhnya memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu untuk mengobati
penyakitnya dan umumnya berobat apabila sudah sakit.
8. Pada Tahun 2010 pernah stop droping obat OAT (Obat Anti Tuberculosis)
dan regensia, tidak semua penderita TB berobat ke Puskesmas atau Rumah
Sakit dengan Strategi DOTS (Diretcly Observer Treatment Short Course),
9. Penemuan Penderita Diare adalah jumlah penderita yang datang dan
dilayani di sarana kesehatan dan kader di satu wilayah tertentu dalam waktu
satu tahun, Capaian atas indikator kegiatan P2 Diare 86,34 % dari target 100
%. Target ini dicapai dengan melaksanakan penemuan kasus dan diobati
hingga sembuh dari 63.400 kasus ditemukan dan disembuhkan 54.738 kasus
10. Adanya beberapa kegiatan yang mengalami perubahan alokasi dana
sehingga belum bisa dilaksanakan dan APBD-P baru disahkan pada
Nopember 2010 dan ada beberapa kegiatan yang tidak terserap, misalnya
dana dinas ke luar kota hal tersebut dikarenakan ada beberapa kegiatan
koordinasi yang dilaksanakan hanya melalui telphone, fax atau e-mail dan
ada beberapa kegiatan pusat dilaksanakan di Palembang sehingga dana
konsultasi keluar daerah tidak digunakan serta sisa dana yang tidak terserap
merupakan dana selisih dari pengadaan barang dan jasa.
Langkah – langkah yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Kota Palembang untuk mengatasi kendala :
1. Melakukan koordinasi dan advokasi ke Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Propinsi Sumatera Selatan serta Pemerintah Kota Palembang untuk
menambah alokasi dana untuk pembangunan Puskesmas baru atau
meningkatkan status Puskesmas Pembantu menjadi Puskesmas yang
dilakukan secara bertahap.
2. Merencanakan alokasi dana untuk melengkapi puskesmas dengan sistem
informasi kesehatan (SIK) yang baik secara bertahap.
3. Melaksanakan koordinasi dan advokasi dengan Pusat dan Propinsi dalam
menentukan target komplikasi kebidanan yang ditangani terlalu tinggi
dikarenakan status kesehatan ibu hamil di Kota Palembang semakin baik,
sehingga perlu peninjauan kembali target yang ditetapkan.
4. Melaksanakan koordinasi dan advokasi dengan Pusat dan Propinsi dalam
menentukan target Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani
terlalu tinggi dikarenakan status kesehatan Neonatus di Kota Palembang
semakin baik, sehingga perlu peninjauan kembali target yang ditetapkan
dan terus melakukan bimbingan teknis dan supervisi untuk memberikan
pemahaman kepada petugas kesehatan tentang kasus komplikasi neonatus.
5. Meningkatkan koordinasi lintas sektor (Rumah Sakit, Dokter Praktek
6. Memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
dan melaksanakan supervisi ke tempat pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
7. Melaksanakan koordinasi dan advokasi dengan Pusat, Propinsi, dan
Pemerintah Kota Palembang untuk menambah alokasi dana MP-ASI, dan
prioritas pemberian MP-ASI kepada Balita Kurang Gizi dari Keluarga
Miskin.
8. Meningkatkan koordinasi lintas sektor dengan Rumah Sakit, Dokter Praktek
Swasta dalam penanggulangan masalah TB dengan system DOTS DOTS
(Direcly Observer Treatment Short Course), dan meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pemahaman penyakit TB dan Pola Hidup Bersih dan
Sehat dalam mencegah penyakit TB.
9. Peningkatan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan dan berperilkau hidup sehat untuk mencegah
penyakit diare.
10. Membuat dan merencanakan kegiatan prioritas yang berdampak pada
kesehatan masyarakat yang berdasarkan data (evidene base)
Rencana dan Realisasi Anggaran
Anggaran yang tersedia untuk Dinas Kesehatan Kota Palembang tahun 2010 sebesar
Rp 70.025.460.600.00 Dana yang terealisasi sebesar Rp.70.025.460.600.00 atau 96,9 %
dari anggaran tersebut Anggaran Belanja Pegawai sebesar Rp 42.013.029.766.00 dan
terealisasi Rp 39.385.185,726 (98,55 %) sedangkan untuk Belanja Pembangunan Tahun
2009 dianggarakan Rp 27.214.847.600.00 dan terealisasi Rp 26.394.262.310,52
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tujuan Pembangunan Nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945 alinea 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan
program pembangunan nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dalam
pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini sesuai
dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) bahwa setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan
Keberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat dilihat dari
pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk mencapai IPM
tersebut, salah satu komponen utama yang mempengaruhinya yaitu indikator status
kesehatan selain pendidikan dan pendapatan per kapita. Dengan demikian
pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya utama untuk peningkatan
kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya mendukung percepatan
pembangunan nasional.
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik
dimasa mendatang diperlukan Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Kota
Palembang Tahun 2010, yang berisi visi, misi serta tahapan-tahapan kegiatan yang
harus dilakukan dalam rangka mencapai target (indikator) yang telah ditetapkan.
Dinas Kesehatan Kota Palembang sebagai salah satu Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Palembang mempunyai tugas untuk membantu
Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang kesehatan
dalam rangka mewujudkan visi Kota Palembang yaitu “Palembang Kota
Internasional, Sejahtera dan Berbudaya 2013”dan Misi Kota Palembang sebagai
1. Meningkatkan kualitas SDM yang cerdas, sehat, bermoral, berbudaya serta
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Meningkatkan kesejahteraan dan peran serta masyarakat dalam pembangunan
3. Meningkatkan sarana dan prasarana perkotaan sesuai rencana tata ruang
berkelanjutan.
4. Meningkatkan pertumbuhan perekonomian melalui peningkatan jejaring kerja
antar daerah baik dalam negeri maupun luar negeri
5. Melanjutkan reformasi birokrasi baik secara kultural maupun struktural untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
6. Meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat secara adil dan merata
serta mendorong terlaksananya penegakan hukum
7. Melestarikan sumber daya alam, lingkungan hidup, warisan sejarah dan
budaya
Dari 7 misi tersebut misi yang sangat erat terkait dengan sektor kesehatan
adalah misi ke 1 (satu), 2 (dua), 3 (tiga) dan dalam mencapai Visi dan Misi
Pemerintah Kota Palembang menetapkan Program Strategis yaitu :
1. Peningkatan IPM Kota Palembang (Bidang Kesehatan, Bidang
Pendidikan, Bidang Ekonomi)
2. Pencegahan penurunan kualitas lingkungan
3. Optimalisasi fungsi sistem drainase perkotaan
4. Indikasi Rencana Program Prioritas untuk menurunkan angka pengangguran
5. Menyusun sistem manajemen transportasi yang ramah lingkungan
6. Meningkatkan luasan kawasan Hijau Perkotaan
7. Optimasi pengembangan kebudayaan dan kepariwisataan
8. Peningkatan akses pelayanan air bersih
Program strategis tersebut seluruhnya sangat berpengaruh terhadap
pembangunan bidang kesehatan, sedangkan Program Prioritas Kota Palembang
sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2008-2013
1. Program Obat dan perbekalan kesehatan
2. Program Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan
3. Program Optimalisasi Pelayanan Kesehatan Masyarakat
4. Program Pengawasan Obat dan Makanan
5. Program Peningkatan KB
Sebagai pertanggungjawaban atas kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang
selama tahun anggaran 2010, disusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2010 sebagaimana
ditegaskan dalam Peraturan Menteri Penertiban Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 Tanggal 31 Januari 2010 Tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Hal ini semata-mata kita tunjukkan kepada masyarakat bahwa Dinas
Kesehatan Kota Palembang mempunyai komitmen dan tekad yang kuat untuk
melaksanakan kinerja organisasi yang berorientasi pada hasil, baik berupa output
maupun outcomes, disisi yang lain, penyusunan LAKIP Dinas Kesehatan Kota
Palembang juga dimaksudkan sebagai pengejawantahan prinsip transparansi dan
akuntabilitas yang merupakan pilar penting pelaksanaan good governance dan
menjadi cermin untuk mengevaluasi kinerja organisasi selama satu tahun agar dapat
melaksanakan kinerja ke depan secara lebih produktif, efektif dan efisien, baik dari
aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi
pelaksanannya.
B. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 9 Tahun 2008
Tanggal 20 Agustus 2008 Tentang Pembentukan , Susunan Organisasi dan Tata kerja
Dinas Daerah Kota Palembang dan Peraturan Walikota Palembang Nomor 29 Tahun
2008 Tanggal 20 Agustsu 2008 Tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota
Palembang Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Pembentukan , Susunan Organisasi dan
1. Kedudukan
Dinas Kesehatan Kota Palembang unsur pelaksana urusan daerah dibidang
kesehatan berdasarkan kewenangan yang dimiliki berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah
2. Tugas Pokok
Dinas Kesehatan Kota Palembang mempunyai tugas membantu Walikota
Palembang dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah
berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan dibidang kesehatan.
3. Fungsi.
Dalam melaksanakan tugas pokok terrsebut, Dinas Kesehatan Kota Palembang
menyelenggarakan fungsi :
1) Perumusan kebijakan tekhnis dibidang kesehatan,
2) Penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum
dibidang kesehatan,
3) Pembinaan dan Pelaksanaan Tugas di bidang kesehatan
4) Pengaturan , pengawasan dan pemberian perizinan dibidang kesehatan
5) Pelaksanaan pelayanan tekhnis ketatausahaan Dinas
6) Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi
7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
C. Struktur Organisasi
Untuk melaksanakan tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja
tersebut, sesuai Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 9 Tahun 2008 Tanggal 20
Agustus 2008 Tentang Pembentukan , Susunan Organisasi dan Tata kerja Dinas
Daerah Kota Palembang dan Peraturan Walikota Palembang Nomor 29 Tahun 2008
Tanggal 20 Agustsu 2008 Tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Palembang
Dinas Daerah Kota Palembang, Kepala Dinas Kesehatabn Kota Palembang, dibantu
oleh:
1. Sekretariat, yang membawahi :
1) Sub Bagian Penyusunan Program
2) Sub Bagian Tata Usaha
3) Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan
2. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi :
1) Seksi Kesehatan Dasar
2) Seksi Kesehatan Rujukan
3) Seksi Kesehatan Khusus
3. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, membawahi :
1) Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
2) Seksi Surveilens, Bencana dan Penyebaran Informasi
3) Seksi Kesehatan Lingkungan
4. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, membawahi
1) Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan
2) Seksi Pengawasan dan Pengendalian
3) Seksi Registrasi, Perizinan dan Akreditasi
5. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan, membawahi :
1) Seksi Jaminan Kesehatan
2) Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan
3) Seksi Kefarmasian
6. Unit Pelaksana Tekhnis Dinas,
7. Kelompok Jabatan Fungsional.
D. Sistematika Penyajian
Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini mengkomunikasikan
pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang selama tahun 2010. Capaian
kinerja (performance results) 2010 tersebut diperbandingkan dengan Penetapan
Kinerja (performance agreement) 2010 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan
organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan
memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi
perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir seperti itu, sistematika penyajian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Kota
Palembang Tahun 2010 adalah sebagai berikut ini.
Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, aspek strategis
Dinas Kesehatan Kota Palembang dan struktur organisasi;
Bab II – Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja 2010, menjelaskan berbagai
kebijakan umum Dinas Kesehatan Kota Palembang , rencana strategis Dinas
Kesehatan Kota Palembang untuk periode tahun 2008 - 2013 dan penetapan kinerja
untuk tahun 2010.
Bab III – Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan analisis pencapaian kinerja Dinas
Kesehatan Kota Palembang dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap
pencapaian sasaran strategis untuk tahun 2010.
Bab IV – Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas
Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang tahun 2010 ini dan menguraikan
BAB II
RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2010
A. Umum
Dalam menyikapi perubahan lingkungan strategis yang ada di Kota Palembang,
Dinas Kesehatan menyadari sepenuhnya akan peran di masa yang akan datang
sebagai tumpuan dan harapan masyarakat kota untuk mengatasi masalah kesehatan
yang timbul akibat perubahan pola hidup masyarakat perkotaan. Masalah kesehatan
yang disadari antara lain masalah lingkungan pemukiman, gizi, kesehatan reproduksi
maupun penanggulangan penyakit menular yang ada di lingkungan kota maupun
yang datang dari luar kota.
Untuk menjalankan peran penting kesehatan tersebut, Dinas Kesehatan Kota
Palembang memiliki visi yaitu “Tercapainya Palembang Sehat ”.
Dilandasi dengan pemikiran di atas maka selayaknya Dinas Kesehatan
bertanggung jawab untuk mengemban amanah yang diberikan Walikota Palembang
yaitu memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan sesuai standar Departemen
Kesehatan RI pada masyarakat, seperti yang dinyatakan dalam visi GBHN yaitu
“Terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya
saing, maju dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
yang didukung oleh manusia yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak
mulia, cinta tanah air berkesadaran hukum dan lingkungan sehat, menguasai
teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi dan berdisiplin”
Visi tersebut dinyatakan sejalan dengan perubahan - perubahan di era reformasi
ini, yaitu Palembang sehat adalah penduduk yang hidup di lingkungan sehat,
memperaktekkan perilaku hidup bersih dan sehat serta mampu menyediakan
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, sehingga memiliki derajat
kesehatan yang optimal dengan indeks pembangunan manusia semakin baik antara
lain dengan meningkatnya Umur Harapan Hidup dari 69,9 tahun menjadi 70,6 tahun;
menurunnya Angka Kematian Bayi dari 35 menjadi 26 per 1.000 kelahiran hidup.
menurunnya Angka Kematian Ibu dari 307 menjadi 266 per 100.000 kelahiran hidup.
Untuk mencapai visi tersebut diperlukan misi Dinas Kesehatan Kota Palembang
sehingga hal yang abstrak pada visi akan terlihat lebih nyata. Dengan pernyataan misi
diharapkan seluruh insan kesehatan dan pihak yang berkepentingan dapat lebih
mengenal cara hidup sehat di tengah-tengah masyarakat mengetahui
program-program kesehatan serta hasil yang akan dicapai di masa yang akan datang.
Dalam mencapai visi yang telah ditetapkan, terdapat 4 (empat) misi yang
diemban dan akan dilaksanakan yaitu:
1. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat;
2. Meningkatkan profesionalitas provider;
3. Meningkatkan dan memelihara upaya pelayanan kesehatan yang bermutu
prima;
4. Menurunkan risiko kesakitan dan kematian.
Dalam mempercepat Tercapainya Palembang Sehat dan sesuai dengan
misi yang telah ditetapkan dijabarkan dalam bentuk kegiatan pembangunan
kesehatan yaitu Misi 1, Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat,
kegiatannya antara lain meningkatkan kemitraan pada lintas sektor dan
pemberdayaan masyarakat, Misi 2. Meningkatkan profesionalitas aparatur
pemerintah, kegiatan yang dilaksanakan antara lain tersedianya SDM yang
berkualitas dan bekerja sesuai dengan Standard Of Procedure (SOP) yang
ditetapkan.Misi 3 Meningkatkan pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang
bermutu prima, kegiatannya antara lain (1) Tersedianya obat generik di sarana
kesehatan (2) Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan (3) Meningkatkan
jumlah, Puskesmas dengan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) (4) Meningkatkan
akses, keterjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan perorangan; (5)
Meningkatkan pelayanan kesehatan yang harus memenuhi persyaratan ilmiah medis
dan bermutu melalui puskesmas dan jaringannya terutama neonatus, bayi, dan anak
usia prasekolah; ibu hamil (bumil), ibu nifas (bufas), dan pasangan usia subur (PUS)
yang diarahkan ke kelurahan siaga; (6) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang
harus memenuhi persyaratan ilmiah medis dan bermutu melalui Puskesmas dan
Menurunkan risiko kesakitan dan kematian kegiatan (1) Terselenggaranya
pencegahan dan pemberantasan penyakit; (2 mewujudkan mutu lingkungan hidup
yang sehat melalui pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk
menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan; (3) Meningkatkan kesadaran
gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu
hamil, bayi, dan balita serta usia produktif; (4) Memberdayakan individu, keluarga
dan masyarakat agar mampu menimbulkan perilaku hidup bersih dan sehat serta
mengembangkan upaya kesehatan berbasis masyarakat.
B. Arah Kebijakan.
Arah kebijakan pembangunan di Kota Palembang bidang kesehatan yang merupakan
bagian dari Rencana Pembangunan Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2008 – 2013
pada Sasaran 1.2.1.1 Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana kesehatan dan
Sasaran 1.2.1.1.Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat dan sesuai
dengan kesepakatan Millenium Development Goals (MDGs) bahwa Pembangunan
kesehatan diarahkan untuk mencapai sasaran MDGs 2015,
Arah kebijakan pembangunan kesehatan adalah :
1. Menyediakan sarana dan prasarana untuk meningkatkan cakupan pelayanan
kesehatan dasar
2. Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini dan Penyelidikan Epidemiologi serta
Penanggulangan Kejadian Luar Biasa / KLB melalui Deteksi Dini KLB
3. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
4. Memberikan jaminan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat
C. Program Utama.
Program Utama yang tercantum Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota
Palembang Tahun 2008 – 2013 sejalan dengan sasaran pembangunan kesehatan
nasional sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional / RPJMN (Perpres No.7 Tahun 2005) dan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Kota Palembang Tahun 2005 – 2025 (Perda Nomor 5
Tahun 2009) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional / RPJMN
(RPJMD) Kota Palembang Tahun 2008 – 2013 (Perda Nomor 6 Tahun 2009),
Program Utama Dinas KesehatanKota Palembang sebagai berikut :
1) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
2) Program obat dan Perbekalan Kesehatan
3) Program Upaya Kesehatan Masyarakat
4) Program Pengawasan Obat dan Makananan
5) Program Perbaikan Gizi Masyarakat
6) Program Pengembangan Lingkungan Sehat
7) Program Pencegahan dan Penanggulangan penyakit Menular
8) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
9) Progran Pengadaan , peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas/Pustu dan Jaringannya
10) Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
11) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
12) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
13) Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
14) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
D. STRATEGI
Strategi pembangunan kesehatan dalam mempercepat tercapainya
indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam Ketetapan Kinerja (Tapkin) dan
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2010 adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat.
1) Meningkatkan Cakupan kelurahan siaga aktif
2) Meningkatkan Cakupan Posyandu Mandiri
3) Meningkatkan Cakupan penjaringan kesehatan SD dan tingkatnya
2. Meningkatnya sarana prasarana dan kualitas pelayanan kesehatan
1) Meningkatkan Penggunaan Obat Generik di sarana kesehatan
2) Meningkatkan Rasio Puskesmas per satuan penduduk
3. Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Khusus
1) Meningkatkan Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat
Miskin
2) Meningkatkan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin
4. Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak / Reproduksi.
1) Meningkatkan Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4)
2) Meningkatkan Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
3) Meningkatkan Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan
4) Meningkatkan Cakupan pelayanan nifas
5) Meningkatkan Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
6) Meningkatkan Cakupan kunjungan bayi
5. Meningkatnya status Gizi masyarakat :
1) Meningkatkan cakupan pelayanan anak balita
2) Meningkatkan cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak
usia 6 – 24 bulan dari keluarga miskin.
3) Meningkatkan cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
6. Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit
1) Meningkatkan Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization
(UCI)
2) Mengoptimalkan pelacakan Acute Flacid Paralisys (AFP
3) Meningkatkan Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Balita
4) Meningkatkan Cakupan Penemuan pasien baru TB-BTA Positif
5) Meningkatkan Cakupan Penderita DBD yang ditangani
6) Meningkatkan Cakupan Penemuan Penderita Diare
7) Meningkatkan Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan
7. Meningkatnya kualitas lingkungan :
1) Meningkatkan Cakupan Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat
kesehatan (TTU)
2) Meningkatkan Cakupan Penggunaan Air Bersih Rumah Tangga
3) Meningkatkan Cakupan Tempat Pengolahan Makanan yang memenuhi
syarat kesehatan (TPM)
8. Meningkatkanya Kualitas Pelayanan Kantor.
1) Meningkatkan Tingkat Pelayanan Administrasi perkantoran
2) Meningkatkan Tingkat Ketersediaan Sarana dan Prasarana Aparatur
3) Meningkatkan Tingkat Disiplin Aparatur
4) Meningkatkan Tingkat Ketersediaan aparatur yang kompeten
5) Meningkatkan Rasio dokumen perencanaan dan dokumen pelaporan yang
disusun tepat waktu
E. PROGRAM DAN KEGIATAN POKOK.
Seluruh tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan hanya dapat dicapai apabila
telah disusun, ditetapkan dan dilaksanakannya strategi yang tepat. Strategi yang
dibangun ini dilandasi informasi dan data yang relevan dari analisis lingkungan,
nilai-nilai yang ada dan faktor-faktor kunci keberhasilan. Penjabaran strategi ini
diwujudkan dalam bentuk kebijakan, program dan kegiatan pokok .
1. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari program ini meliputi :
1) Meningkatkan pemahaman petugas mengenai toga
2) Peningkatan dan pemahaman tentang narkoba
3) Terlaksananya lomba toga
4) Meningkatkan pengetahuan peserta dalam bidang kesehatan
5) Penilaian posyandu di tingkat kecamatan Kota Palembang
6) Terlaksananya radio spot, talk show dan celah berita
7) Terlaksananya pembinaan guru UKS dan petugas UKM puskesmas
9) Pemahaman peserta JPKM
10) Terlaksananya peningkatan pemahaman metode teknik promkes
11) Terlaksananya pembuatan spanduk dan leaflet
12) Terlaksananya penjaringan/skrining anak SD/MI, SLTP/MTS
13) Terlaksananya pemahaman tentang PHBS
14) Terlaksananya pelayanan kesehatan peduli remaja
2. Progam Obat dan Perbekalan Kesehatan
Kegiatan Pokok program obat dan perbekalan kesehatan, yaitu :
1) Pengadaan obat PKD
2) Pengadaan reagen lab dan pestisida
3) Pengadaan obat PKD untuk masyarakat
4) Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari program ini meliputi :
5) Terselenggaranya pengadaan obat PKD
6) Terselenggaranya pengadaan reagen lab dan pestisida
7) Transport obat dari gudang obat ke puskesmas
3. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari progranm ini meliputi :
1) Terlaksananya Sharing program JAMSOSKES SEMESTA
2) Terlaksananya kegiatan DHS II
3) Terlaksananya Kegiatan NICE
4) Terlaksananya pembinaan RS penerintah dan swasta
5) Terlaksananya Senam Kesegaran Jasmani
6) Sharing program Jamkesmas
7) Terlaksananya tenaga kesehatan teladan tingkat Kota Palembang
8) Tersedianya biaya kunjungan perawatan kesehatan masyarakat
9) TerlaksananySurvey perizinan tenaga dan sarana kesehatan
4. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari program ini meliputi :
2) Terlaksananya pemberian makanan tambahan bagi balita
3) Terlaksananya penanggulangan KEP, Anemia gizi, GAKY, Vitamin A
4) Terlaksananya pembinaan Kadarzi, pedoman gizi seimbang melalui radio
5) Terlaksananya pembinaan konsulatasi gizi bagi petugas gizi puskesmas
5. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari program ini meliputi :
1) Terlaksananya pengawasan dan pembinaan higiene sanitasi hotel
2) Terlaksananya pengawasan dan pembinaan perumahan lingkungan sehat
3) Terlaksananya pengawasan dan pembinaan sarana wisata/transport
4) Terlaksananya pengawasan dan pembinaan pasar swalayan/tradisional
5) Terlaksananya pengawasan dan monitoring sarana kesehatan
6) Terlaksananya pengawasan sarana industri
7) Terlaksananya pengendalian negatif dampak sampah di TPS/TPA
8) Diperiksa sampel depot air minum, sumur gali, kolam renang
9) Terlaksananya pembinaan petugas sanitasi puskesmas
10) Terlaksananya pengawasan dan pencegahan penyakit berbasis lingkungan
11) Terlaksananya pembinaan laik higiene sanitasi di TTU
6. Program Pencegahan dan Penangggulangan Penyakit
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari progran ini meliputi :
1) Terlaksananya penyemprotan, fogging sarang nyamuk
2) Terlaksananya pelayanan imunisasi TT bagi ibu hamil
3) Terlaksananya pelayanan vaksinasi dasar bagi bayi
4) Terlaksananya munisasi
5) Terlaksananya Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
6) Vaksinasi semua penderita gigitan hewan suspek rabies
7) Terlaksananya pencegahan dan penanggulangan penyakit TB paru
8) Terlaksananya penanggulangan diare
9) Terlaksananya pengobatan penyakit kusta
10) Terlaksananya surveilans epidemiologi di seluruh unit pelayanan kesehatan
7. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari progran ini meliputi :
1) Meningkatkan kemampuan petugas LAN di puskesmas
2) Tersedianya data dasar kesehatan di dinas dan puskesmas
3) Terpantaunya pelaksanaan pemantauan program kesehatan di puskesmas
4) Tersedianya rumusan kinerja kesehatan Palembang
5) Tersedianya karcis retribusi yankes dengan baik
6) Tersedianya RKA-SKPD di setiap Subdin kesehatan
7) Tersedianya dokumen kesehatan KW-SPM
8. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari progran ini meliputi :
1) Terlaksananya pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
2) Terlaksananya rujukan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
3) Terlaksananya penemuan dan pengobatan balita dengan pneumonia
4) Terlaksananya penemuan dan pengobatan sifilis dan HIV/AIDS
9. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas/Pustu dan Jaringannya
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari progran ini meliputi :
1) Terselenggaranya pengadaan spektrofometer untuk obat di puskesmas
2) Terselenggaranya pengadaan alat pallet untuk obat di puskesmas
3) Terselenggaranya pengadaan ECG
4) Terselenggaranya pengadaan alat centrifuge microhematokrit untuk
puskesmas
5) Terselenggaranya pengadaan alat dental unit untuk puskesmas
6) Terselenggaranya Pengadaan alat bor diamond low and high speed untuk
puskesmas
10. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari progran ini meliputi :
1) Terselenggaranya peningkatan kualitas paramedis tentang BTLS
2) Terselenggaranya peningkatan kualitas dokter tentang ATLS
3) Terselenggaranya peningkatan kualitas paramedis tentang PPGD
4) Terselenggaranya peningkatan kualitas petugas laboratorium puskesmas
5) Terselenggaranya peningkatan kualitas petugas dan kader UKK puskesmas
6) Terselenggaranya peningkatan kualitas petugas kesehatan olahraga
7) Terselenggaranya peningkatan kualitas petugas puskesmas pembimbing PKL
8) Terselenggaranya peningkatan kualitas mutu costumer service petugas
puskesmas
11. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari progran ini meliputi :
1) Terbinanya petugas puskesmas tentang tatalaksana BBLR
2) Terbinanya pembinaan petugas tentang kesehatan peduli remaja
3) Meningkatnya pembinaan SD/MI dan TK bagi petugas puskesmas
4) Pembinaan guru TK/PAUD
5) Pemahaman petugas poliklinik KIA puskesmas tentang autopsi verbal
6) Penilaian balita di wilayah kerja puskesmas untuk dua kategori umur
7) Monitoring tumbuh kembang balita apras di TK/PAUD
8) Evaluasi kegiatan kesehatan anak di puskesmas
9) Audit kematian neonatus, bayi dan balita di tingkat kota Palembang
12. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari program ini meliputi :
1) Terselenggaranya pembinaan kebugaran kader as terhadap kesehatan usila
2) Terselenggaranya pembinaan petugas usila
3) Terselenggaranya lomba senam lansia
13. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari program ini meliputi :
1) Pengidentifikasian makanan yang kadaluarsa maupun yang mengandung
bahan bahaya
2) Terlatihnya petugas DFI bagi petugas sanitasi Dinas dan Puskesmas
3) Terbinanya dn terawasinya IRTP yang memenuhi syarat kesehatan
4) Terlaksananya penarikan retribusi RITP
5) Terbinanya jasaboga yang memenuhi syarat kesehatan
6) Terlaksananya pembelian ATK
7) Terpantaunya dan terbinanya rumah makan dan restoran
8) Terlaksananya target penarikan retribusi rumah makan dan restoran
14. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari program ini meliputi :
1) Terselenggaranya peningkatan pemahaman kesehatan ibu hamil dan ibu
bersalin
2) Terselenggaranya pembinaan tentang manajemen PKRE
3) Terbinanya pembinaan petugas GSI
4) Terlaksananya bimbingan teknik program KIA
5) Terlaksananya pertemuan bulanan Bidan Koordinator Puskesmas
6) Terlaksananya pertemuan audit maternal
7) Terlaksananya lomba GSI tingkat kota
8) Terlaksananya pemantauan pemahaman kesehatan reproduksi
9) Terlaksananya pengawasan Bidan Praktek Swasta dan klinik swasta
F. RENCANA STRATEGIS
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2008 - 2013, merupakan penjabaran
dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang yang
terdiri dari sasaran dan indikator kinerja yang harus dicapai Dinas Kesehatan Kota
Tabel 1
MATRIKS PROGRAM LIMA TAHUNAN RPJMD DI BIDANG KESEHATAN
Program Kota Palembng
Indikator
Kinerja Satuan 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Obat dan Perbekalan kesehatan
Optimalisasi pelayanan kesehatan masyarakat
9 Cakupan kelurahan Universal Child
Immunization (UCI)
% 99 100 100 100 100 100
10 Cakupan pelayanan anak balita
% 90 90 90 90 90 90
11 Cakupan balita gizi buruk mendapatkan perawatan
% 100 100 100 100 100 100
12 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin
% 100 100 100 100 100 100
13 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
% 100 100 100 100 100 100
14 Cakupan pelayanan rujukan
kesehatan dasar masyarakat miskin
% 100 100 100 100 100 100
15 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkatnya
Optimalisasi pelayanan kesehatan masyarakat
16 Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD
% 75 78 82 85 88 90
17 Cakupan penemuan dan penanganan TB
% 70 70 70 70 70 70
18 Cakupan kelurahan mengalami KLB dilakukan penyelidikan epidemiologi kurang< 24 jam
% 100 100 100 100 100 100
19 Cakupan desa siaga aktif
% 45,5 50 55 60 70 80
20 Tempat-tempat umum
memenuhi syarat kesehatan
% 80 83 85 90 95 100
21 Keluarga menggunakan air bersih
% 80 85 87 90 95 98
Program pengawasan obat dan makanan
22 Tempat pengolahan makanan(TPM) memenuhi syarat kesehatan
G. PENETAPAN KINERJA (TAPKIN) TAHUN 2010
Sasaran umum pembangunan kesehatan Kota Palembang sejalan dengan
sasaran pembangunan kesehatan nasional sebagaimana tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional / RPJMN (Peraturan Presiden Nomor 7
Tahun 2005) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Palembang Tahun 2008 – 2013 (Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2009)
Sasaran dan Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2010
terdapat penambahan indikator kinerja dibanding dengan RPJMD dan Rentra
dikarenakan pada Penetapan Kinerja Tahun 2010 disesuaikan dengan Keptusan
Menteri Kesehatan Nomor 741/MENKES/2009 tentang Standar Pelayanan Minimal
yaitu sebagai berikut :
Tabel 2
Sasaran dan Indikator Kinerja
Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2010.
No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target
2010
1 Cakupan kelurahan siaga
aktif % 65
2 Cakupan Posyandu Mandiri % 45
3
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
4 Obat Generik di sarana
kesehatan $US/pddk 1.1
5 Rasio Puskesmas per satuan
penduduk 1/30000 pddk 1/35.000
6 Cakupan Sistem Informasi
Kesehatan (SIK) % 80
3 Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin
% 100
8
Cakupan Rujukan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin
4
Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child
Immunization (UCI)
% 100
10 Acute Flacid Paralysys
(AFP) /100.000 2/100000
11 Penemuan Penderita
Pneumonia Balita % 100
12 Penemuan pasien baru
TB-BTA Positif % 85
13 Penderita DBD yang
ditangani % 85
14 Penemuan Penderita Diare % 85
15
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
% 100
Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan (TTU)
% 85
17
Tempat Pengolahan Makanan yang memenuhi syarat kesehatan (TPM)
% 85
18 Air Bersih Rumah Tangga % 85
6
Meningkatnya status Gizi masyarakat
19 Cakupan pelayanan anak
balita % 90
20
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan keluarga miskin
% 100
21 Cakupan balita gizi buruk
mendapat perawatan % 100
7
Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak / Reproduksi
22 Cakupan Kunjungan Ibu
Hamil (K4) % 93
23 Cakupan komplikasi
kebidanan yang ditangani % 90
24
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
% 90
25 Cakupan pelayanan nifas % 90
26 Cakupan neonatus dengan
komplikasi yang ditangani % 80
8
Tumbuhnya budaya hidup bersih dan sehat di masyarakat
28 Cakupan PHBS % 80
9
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kantor.
29 Tingkat Pelayanan
Administrasi perkantoran % 100
30 Tingkat Ketersediaan Sarana
dan Prasarana Aparatur % 100
31 Tingkat Disiplin Aparatur % 100
32 Tingkat Ketersediaan
aparatur yang kompeten % 100
33
Rasio dokumen perencanaan dan dokumen pelaporan yang disusun tepat waktu
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA
Pengukuran capaian kinerja yang mencakup penetapan indikator dan
capaian kinerjanya digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan kegiatan dan program yang telah ditetapkan dalam Perencanaan
Strategis. Rincian pengukuran kinerja berisi indikator kinerja, target realisasinya,
dan pencapaian target masing-masing kegiatan dan sasaran yang disajikan dalam
bentuk fomulir Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK), dilanjutkan dengan formulir
Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS). Penetapan indikator kinerja didasarkan
pada kelompok : masukan (inputs), proses (process), keluaran (outputs) dan hasil
(outcomes). Sedangkan satuan pengukuran masing-masing indikator ditetapkan
dalam bentuk : orang, rupiah, buah, hari dan sebagainya.
Berdasarkan sasaran yang ingin dicapai sesuai dengan Rencana
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota
Palembang Tahun 2008 – 2013, Visi, Misi dan Tujuan, kegiatan yang akan
dilaksanakan pada tahun 2010, dituangkan dalam Penetapan Kinerja (Tapkin)
Tahun 2010. Hasil Pengukuran Capaian Kineja Tahun 2010 adalah sebagai berikut
Tabel 3:
Hasil Pengukuran Pencapaian Sasaran Kinerja Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2010
No Sasaran Indikator Kinerja
2010 %
Capaian Program
Target Realisa si
1
Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat
1 Cakupan kelurahan siaga
aktif 65,0 100,0 153,84
2 Cakupan Posyandu
Mandiri 40.0 40.0 100.0
3
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkatnya
2
4 Obat Generik di sarana
kesehatan 1 1.04 104
5 Rasio Puskesmas per satuan penduduk
70,0 69,0 98,57
3 Meningkatkan
100.0 64.0 64.0
8
Cakupan Rujukan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
100.0 100.0 100.0
4
Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak / Reproduksi
9 Cakupan Kunjungan Ibu
Hamil (K4) 91.0 95,2 104,61
10 Cakupan komplikasi
kebidanan yang ditangani 80.0 63,00 78,75
11
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
90.0 95,5 104,3
12 Cakupan pelayanan nifas 90.0 93,6 104
13
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
80.0 48,8 42,00
14 Cakupan kunjungan bayi 90.0 81,3 111,1
5
Meningkatnya status Gizi masyarakat
15 Cakupan pelayanan anak
balita 90.0 98,99 109,9
16
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan keluarga miskin
100.0 8,75 8,75
17
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
100.0 100.0 100.0
6
Meningkatnya Pencegahan dan
Penanggulang an Penyakit
19 AFP rate 2/100.000 pddk 100.0002/ 100.0004/ 200.0
20 Penemuan Penderita
Pneumonia Balita 100.0 100 100
21
Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD
82.0 99,1 120,8
22 Cakupan penemuan dan
penanganan TB 80.0 61,9 62,5
23 Penemuan Diare 100.0 76,9 76,9
24
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
100.0 100.0 100.0
7
Meningkatnya kualitas lingkungan
25
Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan (TTU)
85.0 89.60 105.4
26
Tempat Pengolahan Makanan yang memenuhi syarat kesehatan (TPM)
85.0 88.66 104.3
27 Air Bersih Rumah
Tangga 87.0 86,69 99,64
8
28 Cakupan PHBS 80.0 76,04% 95.0
9
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kantor.
29 Tingkat Pelayanan
Administrasi perkantoran 100.0 96.9 96.9
30
Tingkat Ketersediaan Sarana dan Prasarana Aparatur
100.0 100.0 100.0
31 Tingkat Disiplin
Aparatur 100.0 100.0 100.0
32 Tingkat Ketersediaan
aparatur yang kompeten 100.0 100.0 100.0
33
Rasio dokumen perencanaan dan
dokumen pelaporan yang disusun tepat waktu
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Sesuai dengan Penetapan Kinerja Tahun 2010 terdiri dari 33 Indikator
kinerja program untuk mendukung 9 sasaran strategik. Capaian kinerja (perfomance
results) selama tahun 2010 terdapat 22 indikator kinerja yang mencapai 100 % dan
11 indikator kinerja yang belum mencapai target. Capaian untuk masing- masing
sasaran dan indikator kinerja tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Sasaran 1 ”Meningkatnya kemitraan pada lintas sektor dan pemberdayaan
masyarakat” dengan 3 indikator kinerja yang seluruhnya sudah mencapai target,
dengan penjelasan sbb :
1. Indikator Kinerja 1 Cakupan kelurahan siaga aktif, Cakupan kelurahan siaga
aktif adalah desa yang mempunyai pos kesehatan kelurahan (poskeskel)
atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi
pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan,
surveilans berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan
(gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
dibandingkan dengan jumlah kelurahan yang ada, Target Tahun 2010
Cakupan Kelurahan Siaga 69 kelurahan (65 %) dan Cakupan kelurahan
siaga Tahun 2010 seluruh kelurahan di Kota Palembang sebanyak 107
kelurahan (155 %) sudah menjadi Kelurahan Siaga, hal ini dikarenakan
masyarakat sudah mengerti dan sadar akan pentingnya program
desa/keluarga siaga.
2. Indikator Kinerja 2 Cakupan Posyandu Mandiri, Cakupan Posyandu
Mandiri adalah Pos Pelayanan Terpadu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali pertahun, jumlah kader 5 orang atau lebih,
cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu
menyelenggarakan program tambahan dengan sumber pembiayaan dari
dana sehat yang dikelola oleh masyarakat. Capaian atas indikator ini
tercapai 100 %, Target Posyandu Mandiri Tahun 2010 sebanyak 249
Posyandu mandiri (40 %) dan Posyandu mandiri sebanyak 249 buah. (40 %)
3. Indikator Kinerja 3 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan
setingkatnya, Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
adalah cakupan siswa SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh
tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui
penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Target SD/MI yang diperiksa kesehatannya Tahun 2010 adalah sebanyak
448 SD/MI (100%) dan SD/MI yang dijaring kesehatannya 448 SD/MI
atau 100%. seluruhnya dilaksanakan penjaringan dengan tujuan sebagai
deteksi dini terhadap gangguan kesehatan yang diderita siswa baru.
2) Sasaran ke 2 : “Meningkatnya Sarana dan Prasarana dan kualitas pelayanan
kesehatan”, dengan 3 indikator kinerja yang seluruhnya sudah mencapai target,
dengan penjelasan sbb :
1. Indikator kinerja 1 Obat essensial dan generik di sarana kesehatan yaitu
obat dengan nama, kandungan zat aktifnya serta khasiatnya sama, yang
diadakan dengan sumber dana APBD dan APBN di sarana pelayanan
kesehatan pemerintah (Dinkes + RSUD BARI) dibandingkan dengan
perkalian jumlah penduduk Kota Palembang dikalikan standar WHO
(kebutuhan obat per orang), Target Tahun 2010 adalah $ 1 US per penduduk
yaitu Rp 13.075.560.000 (jumlah penduduk di Kota Palembang berdasarkan
Sensus Penduduk Tahun 2010 adalah 1.452.840. jiwa dikalikan $1US atau
Rp 9.000 per dolar US ) sedangkan dana yang tersedia untuk pengadaan
obat adalah sebesar Rp 13.606.151.000.- (Dana Pengadaan obat Dinas
Kesehatan Rp 7.105.800.000.- dan Dana Pengadaan Obat RSUD
Palembang BARI sebesar Rp 6.500.351.000.), Target tersebut tercapai $
1.04 US atau 104 %.
2. Indikator Kinerja 2 Rasio Puskesmas per satuan penduduk yaitu Rasio
Puskesmas per satuan penduduk adalah persentasi jumlah puskesmas per
satuan penduduk Target Tahun 2010 adalah 1 Puskesmas melayani 35.000
penduduk, di Kota Palembang ditargetkan jumlah Puskesmas sebanyak 41
sebanyak 1.452.840 jiwa dibagi 35.000) Puskesmas yang ada sekarang
sebanyak 39 buah ( 95 %) atau 1 Puskesmas melayani 37.252 penduduk)
3. Indikator Kinerja 3 Cakupan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah
suatu persentasi pengelolaan informasi di seluruh puskesmas secara
sistematis dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat,
Tahun 2010 ditargetkan sebanyak 75 % (29 buah) buah Puskesmas
dilengkapi SIK yang baik, namun baru tercapai 64,1% ( 25 buah)
Puskesmas.
3) Sasaran ke 3 : “Meningkatkan pelayanan kesehatan khusus” dengan 1 indikator
kinerja, dengan penjelasan sbb :
1. Indikator Kinerja 11 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
adalah Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin
adalah jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan
strata pertama di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu,
Target Tahun 2010 sebanyak 465.695 orang miskin (100%) yang
berkunjung ke sarana kesehatan strata satu (Puskesmas dan Puskesmas
Pembantu) sebanyak 298.044 orang ( 64 %).
2. Indikator Kinerja 12 Cakupan pelayanan rujukan kesehatan dasar
masyarakat miskin adalah Cakupan Pelayanan Rujukan Kesehatan Dasar
Pasien Masyarakat Miskin adalah jumlah kunjungan pasien masyarakat
miskin di sarana kesehatan strata pertama di satu wilayah kerja tertentu pada
kurun waktu tertentu, Pada Tahun 2010 sebanyak 35.178 masyarakat
miskin yang harus dirujuk dan 35.178 masyarakat yang dirujuk ke rumah
sakit (100 %).
4) Sasaran ke 4 : “Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak / Reproduksi” dengan 6
indikator kinerja yang seluruhnya sudah mencapai target, dengan penjelasan sbb :
1) Indikator Kinerja 1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) adalah Cakupan
kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali dalam satu
hamil (91%) dan yang memeriksakan kehamilannya 4 kali sebanyak 34.032 ibu
hamil (95%) atau capaian program 104,3%. Hal ini dikarenakan sudah
meningkatnya kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kesehatan
kehamilannya dan membaiknya kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil di
fasilitas kesehatan.
2. Indikator Kinerja 2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu dengan komplikasi
kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat
penanganan definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada
tingkat pelayanan dasar rujukan (Polindes, Puskesmas PONED, Rumah
Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK) pada tahun 2010 ditargetkan sebesar
80 % (6.796 orang) sedangkan jumlah kasus yang ditangani sebanyak 4.283
orang (63.0 %).
3. Indikator Kinerja 3 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan adalah Cakupan Pertolongan Persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah ibu bersalin yang
mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Target
Tahun 2010 sebanyak 30.800 ibu bersalin (90 %) dan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan 32.797 ibu bersalin (93,9 %) hal ini dikarenakan sudah meningkatnya
kesadaran ibu hamil untuk melakukan persalinan dengan tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan dan semakin baiknya fasilitas pelayanan
kesehatan.
4. Indikator Kinerja 4 Cakupan pelayanan nifas adalah Cakupan pelayanan nifas
adalah pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42
hari pasca persalinan sesuai standar. Target Tahun 2010 sebanyak 30.514 (90%)
ibu nifas dan yang memeriksakan ke fasilitas kesehatan sebanyak sebanyak
32.617 ibu nifas (93,6 %) hal ini dikarenakan semakin sadarnya ibu nifas untuk
memeriksakan kesehatannya dan sudah semakin baiknya akses pelayanan ibu
bersalin dan nifas di sarana kesehatan.
6. Indikator Kinerja 5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah
komplikasi di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani
sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan
kesehatan, Tahun 2010 adalah sebesar 80 % (4.759 orang) sedangkan yang
ditangani sebanyak 1.600 orang (33,6 %).
7. Indikator Kinerja 6 Cakupan Kunjungan Bayi adalah Cakupan kunjungan bayi
adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan
standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis
kesehatan, paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Pada Tahun 2010 Target kunjungan bayi 28.544 bayi (90,0 %) dan yang
berkunjung ke pelayanan kesehatan minimal 4 kali sebanyak 31.724 bayi
(100%). Hal ini dikarenakan tingkat kesadaran masyarakat untuk memeriksakan
kesehatan bayinya semakin baik dan semakin baiknya fasilitas kesehatan
5. Sasaran ke 5 : “Meningkatnya status gizi masyarakat” dari 3 indikator kinerja 2
indikator kinerja sudah mencapai target, dengan penjelasan sbb :
1) Indikator Kinerja 8 Cakupan pelayanan Anak Balita adalah Cakupan pelayanan
anak balita adalah anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, Target Tahun 2010 sebanyak
34.572 balita (90%) dan Cakupan Balita sebanyak 38.028 balita (98,99,9%). Hal
ini dikarenakan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya
semakin baik.
2) Indikator Kinerja 9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak
usia 6–24 bulan keluarga miskin adalah Cakupan pemberian makanan
pendamping ASI pada anak usia 6–24 bulan keluarga miskin, Target Tahun 2010
sebesar 20.206 balita usia 6–24 bulan dari keluarga miskin dan yang mendapat
MP-ASI sebanyak 1.766 anak (8,7 %).
3) IIndikator Kinerja 10 Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapat perawatan
adalah Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk
yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu, Jumlah Balita Gizi Buruk Tahun
2010 yang ditemukan sebanyak 24 orang dan seluruhnya 24 orang (100%)
6. Sasaran ke 6 : “Meningkatnya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit” dari 7
indikator kinerja 5 indikator kinerja sudah mencapai target, dengan penjelasan sbb :
1) Indikator Kinerja 7 Cakupan Kelurhan Universal Child Immunization (UCI)
adalah Desa/Kelurahan dimana > 80% dari jumlah bayi yang ada di desa
tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.
Tahun 2010 target 100 % (seluruh kelurahan sudah UCI) Pencapaian program
baru 101 kelurahan (94,4 %) kelurahan yang mencapai target UCI.
2) Indikator Kinerja 13 Jumlah kasus Acute Flacid Paralysys (AFP) Non Polio
yang ditemukan di antara 100.000 penduduk < 15 tahun pertahun di satu
wilayah tertentu ditargetkan 2 / 100.000, yang ditemukan pada Tahun 2010
hasil surveilens adalah sebanyak 4 / 100.000.-, tercapai 200 %
3) Indikator Kinerja 14 Penemuan Penderita Pneumonia Balita yaitu Persentasi
balita dengan Pneumonia yang ditemukan dan diberikan pengobatan sesuai
tatalaksana dan standar di sarana kesehatan di satu wilayah dalam waktu satu
tahun, Target Tahun 2010 adalah 100 % (5.036 bayi) yang tercapai sebanyak
5.036 bayi atau 100 %.
4) Indikator Kinerja 13 Cakupan Penemuan dan Penanganan Penyakit DBD adalah
Persentase penderita DBD yang ditangani sesuai dengan standar di satu wilayah
dalam waktu 1 (satu) tahun dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang di
temukan/dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun yang sama. Pada tahun 2010
target penemuan kasus DBD sebanyak 553 kasus (82 %) dan Cakupan/Pencapaian
untuk tahun 2010 sebanyak 668 kasus (120,8%).
5) Indikator Kinerja 16 Cakupan penemuan dan penanganan TB adalah Angka
penemuan pasien baru TB-BTA Positif atau Case Detection Rate (CDR)
dimana persentasi jumlah penderita baru TB BTA Positif yang ditemukan
dibandingkan dengan jumlah perkiraan kasus baru TB BTA Positif dalam
wilayah tertentu dalam waktu satu tahun. Target Tahun 2010 sebesar 80 %
(1796 orang) tercapai sebanyak 1.112 orang (61,9%).
6) Indikator Kinerja 17 yaitu Penemuan Penderita Diare adalah Penemuan
Penderita Diare adalah jumlah penderita yang datang dan dilayani di sarana
Tahun 2010 adalah 90 % atau 64.861 kasus, ditemukan pada tahun 2010 adalah
sebanyak 49.898 kasus (76, 9 %)
7. Sasaran ke 7 : “Meningkatnya kualitas lingkungan” dengan 3 indikator kinerja yang
seluruhnya sudah mencapai target, dengan penjelasan sbb :
1) Indikator Kinerja 23 Tempat–Tempat Umum (TTU) memenuhi syarat
kesehatan adalah Tempat Tempat Umum (TTU) adalah jumlah tempat kegiatan
bagi umum yang dilakukan oleh badan maupun perorangan yang langsung
digunakan oleh masyarakat umum, mempunyai tempat dan kegiatan yang tetap
serta mempunyai fasilitas yang memenuhi syarat kesehatan. Target Tahun 2010
sebanyak 254 buah TTU (85 %) yang memenuhi syarat 259 TTU yang
memenuhi syarat (88,7%) atau 101,9 %.
2) Indikator Kinerja 24 Keluarga menggunakan air bersih adalah Air Bersih
Rumah Tangga adalah Air yang memenuhi syarat kesehatan yang digunakan
dalam kegiatan rumah tangga pada kurun waktu tertentu. Target Keluarga
menggunakan Air Bersih sebanyak 1.257.473 jiwa (85 %) dan penduduk yang
menggunakan air bersih sebanyak 1.313.394 jiwa (88.78 %) atau 104,44 %.
3) Indikator Kinerja 25 Tempat Pengolahan Makanan (TPM) memenuhi syarat
kesehatan adalah Tempat Pengolahan Makanan yang memenuhi syarat
kesehatan (TPM) adalah tempat dilakukannya upaya penyimpanan dan
pengolahan bahan makanan serta penyajian makanan, yang keseluruhan proses
tersebut memenuhi persyaratan kesehatan. Target Tahun 2010 jumlah TPM
yang memenuhi syarat sebanyak 2.851 buah (85 %) setelah dibina dan
memenuhi syarat sebanyak 2.974 buah (88,7 %) atau 104 %
8. Sasaran ke 8 : “Menigkatnya budaya hidup bersih dan sehat di masyarakat” dengan 1
indikator kinerja yang seluruhnya sudah mencapai target, dengan penjelasan sbb :
a. Indikator Kinerja 22 Cakupan PHBS adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan kesehatan di masyarakat.
yang menjadi sampel dan setelah disurvei terdapat 112.824 rumah tangga (80
%) memenuhi syarat PHBS atau pencapaian program 100 %.
9. Sasaran ke 9 : “Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kantor” dengan 5 indikator
kinerja yang seluruhnya sudah mencapai target, dengan penjelasan sbb :
1) Tingkat Pelayanan Administrasi perkantoran adalah kegiatan yang terdapat
dalam program pelayanan administrasi perkantoran. Kemudian dibandingkan
dengan keseluruhan kegiatan yang ada dalam program pelayanan administrasi
pada tahun tersebut. Target tahun 2010 adalah sebesar 100% Target dicapai
dengan melaksanakan rekapitulasi seluruh segiatan di Dinas Kesehatan yang
direncanakan dalam Rencana Kerja Tahun 2010. Target ini tercapai 96,9 %
dimana dari 114 kegiatan dalam RKT yang dilaksanakan sebanyak 110
kegiatan,
2) Tingkat Ketersediaan Sarana dan Prasarana Aparatur adalah membandingkan
sarana dan prasarana aparatur yang telah ada dan dibandingkan dengan jumlah
kebutuhan. Capaian indikator ini tercapai 100.0 % Target dicapai dengan
melaksanakan menambah dan memperbaiki sarana dan prasarana perkantoran
yang dibutuhkan sesuai dengan beban kerja
3) Tingkat Disiplin Aparatur adalah PNS yang tidak mendapat teguran (baik
lisan/tulisan) pada tahun bersangkutan dibandingkan dengan jumlah PNS yang
ada di SKPD. Capaian indikator ini tercapai 100.0 % Target dicapai dengan
melaksanakan pembinaan aparatur secara berjenjang dengan metode
pengawasan melekat, dari 1311 pegawai (PNS /Honda/PHL) di SKPD Dinas
Kesehatan tidak ada seorang Peawai pun yang mendapat teguran displin baik
lisan maupun tertulis dari Walikota Palembang / atau aparat pengawasan intern
/ Inspektorat.
4) Tingkat Ketersediaan aparatur yang kompeten adalah Aparatur yang kompeten
yang memiliki standar pendidikan formal, diklat fungsional dan diklat
tercapai 100.0 %. Target dicapai dengan melaksanakan penetapan pegawai
sesuai dengan pendidikan formal / informal yang mendukung kepada tugas
pokok dan fungsinya yang melekat pada jabatan aparatur tersebut.
5) Rasio dokumen perencanaan dan dokumen pelaporan yang disusun tepat waktu
adalah Indikator Kinerja Utama (IKU) SKPD, Renstra SKPD, Renja SKPD,
Penetapan Kinerja SKPD dan Dokumen Pelaporan adalah Laporan Keuangan
Prognosis SKPD, Lakip SKPD, LPPD SKPD, Capaian indikator ini tercapai
100.0 %. Target dicapai dengan melaksanakan pelaporan kegiatan sesuai waktu
yang ditetapkan.
Dari 9 sasaran yang ada dan 33 indikator kinerja yang ditetapkan dalam Penetapan
Kinerja (TAPKIN) Tahun 2010 ada 10 indikator kinerja yang belum mencapai target
yaitu sebagai berikut :
Tabel 4
Indikator Kinerja yang belum tercapai Dalam Penetapan Kinerja (TAPKIN) Tahun 2010.
Indikator Kinerja
2010 % Capaian
Program
Target Realisasi
1 Rasio Puskesmas per satuan penduduk 1/35000pddk 1/37000pddk 95,00
2 Cakupan Sistem Informasi Kesehatan
(SIK) 70,0 64,0 91,0
3 Cakupan pelayanan kesehatan dasar
masyarakat miskin 100.0 64.0 64.0
4 Cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani 80.0 63,00 78,75
5 Cakupan neonatus dengan komplikasi
yang ditangani 80.0 33,60 42,00
6
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan keluarga miskin
100.0 8,75 8,75
7 Cakupan Desa/ Kelurahan Universal
Child Immunization (UCI) 100.0 94.40 94.40
9 Penemuan Diare 100.0 76,9 76,9
10 Tingkat Pelayanan Administrasi
perkantoran 100.0 96.9 96.9
Penyebab tidak tercapainya target indikator kinerja (2) dan (3) adalah sebagai berikut
1) Alokasi dana untuk pembangunan baru Puskesmas dengan sumber dana APBD
Kota Palembang terbatas, Tahun 2010 hanya dibangun 1 (satu) buah Puskesmas
Baru.
2) Alokasi Dana untuk Tahun 2010 untuk pengembangan SIK tidak tersedia pada
APBD Tahun 2010 hanya terdapat untukservicejaringan komputer dan SIK.
3) Target Cakupan penanganan komplikasi kebidanan terlalu tinggi 80% (dari 20%
ibu yang komplikasi kebidanan sebagai denominator terlalu tinggi karena 20%
tersebut terdapat ibu hamil dengan faktor resiko dan komplikasi kebidanan)
yaitu seebanyak 6.796 orang sedangkan kasus resiko tinggi yang ditemukan
sebanyak 4.283 orang (63 %),
4) Target Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditetapkan 15% sebagai
denominator untuk indikator ini terlalu tinggi yaitu sebanyak 4.759 orang
(80%) sedangkan kasus komplikasi yang ditangani sebanyak 1.600 orang (33,6
%) dan banyak petugas kesehatan yang belum memahami arti komplikasi
neonatus.
5) Target Universal Child Immunization (UCI) belum tercapai dikarenakan masih
ada masyarakat yang belum mengerti manfaat pentingnya Immunisasi bagi bayi,
balita dan ibu hamil terutama yang jauh dari sarana kesehatan.
6) Dana untuk pengadaan MP-ASI untuk balita gakin umur 6–24 bulan sangat
terbatas baik dari Pusat, Propinsi maupun daerah.
7) Masyarakat miskin belum seluruhnya memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu untuk mengobati
penyakitnya dan umumnya berobat apabila sudah sakit.
8) Pada Tahun 2010 pernah stop droping obat OAT (Obat Anti Tuberculosis) dan
regensia, tidak semua penderita TB berobat ke Puskesmas atau Rumah Sakit