Jl.Lingkar Timur Manding Trirenggo Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Kode Pos 55714 Telp (0274) 368828 Fax (0274) 367531 email. [email protected]
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANTUL
TAHUN 2015
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2015 merupakan suatu
bentuk pertanggungjawaban selama kurun waktu 1 (satu) tahun berjalan
dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Intruksi Presiden
Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Kinerja program dan kegiatan sesuai
dengan Rencana Strategis. Adapun Laporan Kinerja pada intinya adalah “pencapaian laporan capaian kenerja (performance result) selama Tahun 2015 yang dibandingkan dengan “Rencana Kinerja” (Performance Plan) tahun 2015
yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategi (Strategic Plan) Dinas
Kesehatan Tahun 2011-2015.
Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran
tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan yang telah ditetapkan sebagai
jabaran dari visi dan misi Dinas Kesehatan untuk mengindikasikan tingkat
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan
program dan kebijakan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengukuran
terhadap realisasi kinerja pada 15 (lima belas) indikator sasaran, rata-rata
realisasi kinerja dengan kategori Sangat Baik. Penjabarannya yaitu 12 (dua
belas) indikator sasaran atau sebanyak 80,00% dikategorikan sangat baik,
2 (dua) indikator sasaran atau 13,33% dikategorikan tinggi, dan 1 (satu)
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
Laporan Kinerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Bantul
merupakan perwujudan
pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi Dinas Kesehatan pada Tahun Anggaran
2015. Laporan Kinerja Dinas
Kesehatan Tahun 2015 merupakan Laporan Kinerja tahun kelima pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMD) Tahun 2011-2015.
Laporan Kinerja mempunyai
beberapa fungsi, antara lain
merupakan alat penilai kinerja sebagai wujud akuntabilitas kinerja
secara kuantitatif, dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas
Kesehatan menuju good governance,
transparansi, dan
pertanggungjawaban kepada
masyarakat. Laporan Kinerja
merupakan alat kendali dan alat pemacu peningkatan kinerja setiap unit organisasi di lingkungan.
Sejalan dengan pelaksanaan
reformasi birokrasi, penerapan
metode pengukuran kinerja yang
dilaksanakan adalah dengan
membandingkan antara target
kinerja sasaran dengan realisasi kinerja sasaran, atau dengan kata
lain membandingkan capaian
indikator kinerja sampai tahun berjalan dengan target kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan.
Kinerja diukur atas dasar penilaian indikator kinerja utama (IKU) yang merupakan indikator keberhasilan pencapaian sasaran-sasaran strategis sebagai mana telah ditetapkan pada Rencana Strategis Dinas Kesehatan tahun 2015 sebagai kontrak kinerja.
Bantul, 24 Februari 2016 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul
Drg. Maya Sintowati Pandji, MM Pembina Utama Muda, IV/c NIP.19591105 198803 2 002 drg Maya Sintowati Pandji, MM
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
K
A
T
A
P
E
N
G
A
N
T
A
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………i
Daftar Isi ………ii
IkhtisarEksekutif ………iii
BAB I PENDAHULUAN ………1
1.1 Latar Belakang ………1
1.2 Landasan Hukum ………2
1.3 Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kesehatan 1.4 Analisis Aspek Strategis 1.5 Sistematika Laporan ………3
...5
...11
BAB II PERENCANAAN KERJA ………..12
2.1 Program dan Kegiatan Tahun 2015 2.2 Penetapan Kinerja ………..13
………..15
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ………..21
3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama ………..22
3.2 Pencapaian Kinerja ………..27
3.3 Evaluasi Capaian Sasaran Strategis Tahun 2013 ………..33
3.4 Pencapaian Kinerja Lainnya 3.5 Akuntabilitas Anggaran ………..47
...50
BAB IV Penutup LAMPIRAN ………..53
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
1
B A B I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih (good governance)
merupakan prasyarat untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan
mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara. Untuk penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih dan akuntabel, dikembangkan suatu sistem
pertanggungjawaban penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Undang-undang Nomor 28 Tahun
1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas KKN
menyatakan akuntabilitas sebagai salah satu asas umum dalam
penyelenggaraan negara. Azas akuntabilitas ini menentukan bahwa setiap
kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan
tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas
penggunaan anggaran. Penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran
kinerja dan evaluasi serta pengungkapan secara memadai hasil analisis
terhadap pengukuran kinerja.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan merupakan tolok ukur
keberhasilan dalam pelaksanaan program kebijakan dan pengembangan
kesehatan masyarakat. Informasi yang diharapkan dari Laporan Kinerja
adalah penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan secara efesien,
efektif dan responsif terhadap masyarakat, sehingga menjadi masukan dan
umpan balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan serta dapat menjaga
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
2
1.2. Landasan Hukum
1. Undang – Undang No 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih bebas dari Nepotisme
2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
6. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ;
8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 09 Tahun 2007, tentang Pedoman Umum
Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi
Pemerintah
9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
10.Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
3
11.Peraturan Daerah Nomor. 5 Tahun 2014 Tentang Perubahan
Peraturan Daerah Nomor 01 Tahun 2011 tentang RPJMD Kabupaten
Bantul Tahun 2011-2015;
12.Peraturan Bupati Bantul Nomor 74 Tahun 2015 Tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Bupati Bantul Nomor 74 Tahun 2015 Tentang
Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten Bantul Tahun 2011 - 2015
1.3. Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kesehatan
Kedudukan Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana Pemerintah
Daerah di bidang Kesehatan, dipimpin oleh Kepala Dinas dan berkedudukan
di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Tugas pokok Dinas Kesehatan adalah melaksanakan urusan rumah tangga
pemerintah daerah dan tugas pembantuan dibidang kesehatan.
Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bantul,
terdiri dari:
I. Sekretariat, terdiri dari :
1. Sub-Bagian Umum
2. Sub-Bagian Program
3. Sub-Bagian Keuangan dan Aset
II. Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari :
1. Seksi Penyelenggaraan Kesehatan Ibu dan Anak
2. Seksi Bina Gizi Masyarakat
3. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
III. Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan, terdiri dari :
1. Seksi Penyelenggaraan Surveillance
2. Seksi Pengendalian Penyakit
3. Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatan Matra.
IV. Bidang Perberdayaan Mayarakat Sehat, terdiri dari :
1. Seksi Penyelenggaraan Promosi Kesehatan;
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
4
3. Seksi Pembiayaan Kesehatan Kesehatan dan Kemitraan.
IV. Bidang Sumber daya Kesehatan, terdiri dari :
1. Seksi Penyelenggaraan Pengembangan SDM Kesehatan
2. Seksi Penyelenggaraan Regulasi kesehatan
3. Seksi Penyelenggaraan Kefarmasian dan Sarana Kesehatan
V. UPTD
VI. Kelompok Jabatan Fungsional.
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
Penjabaran tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan kabupaten Bantul
tertuang dalam Keputusan Bupati Nomor 59 tahun 2008 tanggal 15 KESEHATAN IBU DAN
SEKSI
SEKSI BINA GIZI MASYARAKAT PEMBIAYAAN KES. DAN KEMITRAAN
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
5
Desember 2008. Untuk melaksanakan fungsi tersebut diatas Dinas Kesehatan
Kabupaten Bantul mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
a Menyusun rencana dan program kebijaksanaan teknis dibidang
kesehatan.
b Melaksanakan pembinaan umum dibidang kesehatan berdasarkan
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati.
c Melaksanakan pembinaan teknis dibidang upaya pelayanan kesehatan
dasar dan upaya pelayanan kesehatan rujukan dan farmasi
berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati.
d Melaksanakan pembinaan operasional sesuai kebijaksanaan yang
ditetapkan oleh Bupati.
e Memberikan perijinan bidang kesehatan sesuai kebijaksanaan yang
ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
f Melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang
kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
g Melaksanakan pengendalian dan pembinaan UPTD dalam lingkup
tugasnya;
h Melaksanakan pengelolaan rumah tangga dan tata usaha Dinas.
i Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang
tugasnya.
1.4. Analisis Aspek Strategis
Aspek strategis adalah aspek yang mendukung dan merupakan
sumber daya dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan menuju perwujudan
visi dan misi Dinas kesehatan Bantul, aspek-aspek tersebut antara lain:
1.4.1 Aspek Sumber Daya Manusia
Jumlah pegawai Dinas Kesehatan Tahun 2015 termasuk Puskesmas
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
6
Tabel 1.1 Keadaan Tenaga Berdasarkan Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul
NO PENDIDIKAN 2013 2014 2015
1 2 3 4 5
I MEDIS
1. Dokter Umum 75 85 79
2. Dokter Gigi 36 42 40
II PASCA SARJANA
1. Magister Kesehatan Masyarakat 6 9 7
2. Magister Public Health 10 11 12
3. Magister Sains Ekonomi 2 2 2
4. Magister Ekonomi Pembangunan 1 1 1
5. Magister Manajemen 6 6 6
6. Magister Science 1 2 1
7. PHD 0 0 1
III PARAMEDIS
1. D4 Bidan 14 18 22
2. D3 Bidan 121 115 125
3. D1 Bidan 65 63 52
4. Keperawatan/Ners 12 11 14
5. D4 Keperawatan 8 8 10
6. D3 Keperawatan 135 139 150
7. Sekolah Pendidikan Keperawatan 47 37 35
8. Sekolah Perawat (PKC/E) 2 2 1
9. D4 Perawat Gigi 3 4 4
10.D3 Perawat Gigi 32 34 39
11.Sekolah Pendidikan Perawat Gigi 32 28 25
IV PARAMEDIS NON PERAWAT
1. Kesehatan Masyarakat 34 31 32
2. S1 Gizi 1 2 3
3. D4 Gizi 3 5 8
4. D3 Gizi 42 38 36
5. SPAG 4 2 2
6. S1 Sanitarian 7 4 6
7. D4 Sanitarian 4 4 5
8. D3 Sanitarian 30 30 27
9. SPPH 4 4 4
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
7
NO PENDIDIKAN 2013 2014 2015
11.D3 Analis Kesehatan 20 19 25
12.Sekolah Menengah Analis
Kesehatan (SMAK)
17 17 12
13.Apoteker 9 11 11
14.Sarjana Farmasi 1 4 4
15.Sekolah Menengah Farmasi
(SMF)/Asisten apoteker
22 23 22
16.D4 Epidemiologi 2 2 2
17. D3 Fisioterapi 16 16 16
18. D3 Pranata Rontgen 0 1 1
19. D4 Teknik Elektromedik 0 1 1
20. D3 Rekam Medis 13 13 14
V Non Kesehatan/ Administrasi/ Tata Usaha
1. S1 Administrasi 4 15 15
2. D4 Non Kesehatan 0 0 5
3. D3 Non Kesehatan 9 9 9
4. Arsiparis 1 1 1
5. SLTA 88 86 85
6. SLTP 34 21 22
7. SD 6 6 8
Total 1108 1104 1159
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
1.4.2 Aspek Sarana Pelayanan Kesehatan
Tabel 1.2 Jenis dan Jumlah Sarana Kesehatan Di Kabupaten Bantul Tahun 2013 - 2015
No Fasilitas Pelayanan Kesehatan Umum 2014 2015
1 Rumah Sakit Umum 10 10
2 Rumah Sakit Bersalin 1 1
3 Rumah Sakit Khusus (Bedah, Paru, KIA) 3 3
4 Klinik Utama 2 2
5 Klinik Pratama 24 30
6 Klinik Rawat Inap Pelayanan Medik Dasar 5 5
7 Apotek 104 107
8 Klinik kecantikan estetika 5 5
9 Laboratorium 4 4
10 Toko Obat 1 4
11 Toko Alat Kesehatan 1 1
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
8
No Fasilitas Pelayanan Kesehatan Umum 2014 2015
13 Puskesmas Rawat Inap 16 16
14 Puskesmas Non Rawat Inap 11 11
15 Puskesmas Pembantu 67 67
16 Puskesmas Keliling 27 27
17 Posyandu 1132 1132
18 Posyandu Lansia 901 901
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
Dari tabel 1.2 diatas dapat dilihat bahwa sarana kesehatan yang ada di
Kabupaten Bantul cukup banyak dan merata di seluruh kecamatan terutama
sarana pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat yaitu Puskesmas,
Puskesmas Pembantu dan Posyandu.
1.4.3 Aspek Pembiayaan Kesehatan
Tabel 1.3. Alokasi Pembiayaan Kesehatan Dinas Kesehatan Tahun 2013 - 2015
NO JENIS SUMBER BIAYA
JUMLAH ALOKASI
2013 2014 2015
1 APBD KAB.
BANTUL
41.768.413.863 82.794.905.415 100.102.076.200
a. DAU 23.208.342.829 28.242.017.074 30.356.046.706
b. DAK 5.619.240.000 7.174.211.000 4,114,570,000
c. Pajak Rokok 0 0 12.505.000.000
d. DBH-CHT 917.805.150 917.805.150 917.805.150
e. Opr. Pukesmas 12.940.831.034 47.378.677.341 53.126.459.494
2 APBD I 28.196.600 36.242.000 73,980,100
3 APBN 398.131.000 5.813.608.000 571,186,400
4 BOK 2.376.810.000 2.376.810.000 3,110,488,000
Jumlah 44.571.551.463 88.644.755.415 103.857.730.700
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
Tabel 1.4 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan anggaran Dinas
Kesehatan dari berbagai sumber dana. Peningkatan relatif mencolok pada
APBD Kabupaten tahun 2013, 2014, dan 2015. Hal ini disebabkan adanya
anggaran kapitasi kepesertaan Jaminan Kesehatan di Puskesmas dari BPJS
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
9
1.4.4. Aspek Wilayah
Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima Kabupaten yang
ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan luas wilayah
seluruhnya mencapai 506,85 km2 dan merupakan 15,91% dari seluruh luas
wilayah Propinsi DIY.Kabupaten Bantul terletak di bagian Selatan Wilayah
Propinsi DIY, yaitu antara 07o ’ ” – 08o ’ ” LS dan o ’ ” – 110o
’ ” BT. Sebelah Utara berbatasan dengan kota Yogyakarta dan Kabupaten
Sleman, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul, sebelah
Selatan dibatasi oleh Samudera Indonesia dan sebelah Barat berbatasan
dengan Kabupaten Kulon Progo. Kontur geografis meliputi dataran rendah
pada bagian tengah, perbukitan pada bagian timur dan barat, dengan bentang
alam relatif membujur dari utara ke selatan. Tata guna lahan yaitu
Pekarangan 36,16%, Sawah 33,19%, Tegalan 14,90% dan Hutan 3,35%.
Secara administratif Kabupaten Bantul terdiri atas 17 kecamatan,
yang terdiri dari 75 desa dan 933 dusun. Kecamatan yang paling jauh adalah
Kecamatan Dlingo dengan jarak sekitar 30 Km dari Ibukota Kabupaten,
wilayahnya merupakan perbukitan yang berbatasan dengan Kabupaten
Gunungkidul. Kondisi wilayah sebagian besar adalah dataran yang cukup
menguntungkan bagi masyarakat karena mudah dalam menjangkau dan
mendapatkan pelayanan kesehatan dasar, dengan jarak terjauh dari
kelurahan dalam satu Kecamatan ke Puskesmas hanya ± 3 Km.
Tabel 1.4. Jarak Puskesmas Hubungannya dengan Situasi Geografis Kabupaten Bantul Tahun 2015
NO KECAMATAN LUAS
WIL.
JUMLAH DESA/ KEL
DUKUH PUSKESMAS Rata-rata
WaktuTem puh dari Kab. ke Puskesmas
1 Srandakan 18,32 2 43 Srandakan 20 menit
2 Sanden 23,16 4 62 Sanden 20 menit
3 Kretek 26,77 5 52 Kretek 20 menit
4 Pundong 23,68 3 49 Pundong 20 menit
5 Bambanglipuro 22,70 3 45 Bambanglipuro 20 menit
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
10
NO KECAMATAN LUAS
WIL.
JUMLAH DESA/ KEL
DUKUH PUSKESMAS Rata-rata
WaktuTem puh dari Kab. ke Puskesmas
menit
7 Bantul 21,95 5 55 Bantul I, II 10 menit
8 Jetis 24,47 4 50 Jetis I, II 10-15
menit
9 Imogiri 54,49 8 64 Imogiri I, II 30-45
menit
10 Dlingo 55,87 6 72 Dlingo I, II 45 - 60
menit
11 Pleret 22,97 5 58 Pleret 30 menit
12 Piyungan 32,54 3 57 Piyungan 50 menit
13 Banguntapan 28,48 8 47 Banguntapan I,
II dan III
50 menit
14 Sewon 27,16 4 60 Sewon I, II 25 menit
15 Kasihan 32,25 4 63 Kasihan I, II 25 menit
16 Pajangan 32,25 3 53 Pajangan 20 menit
17 Sedayu 34,36 4 54 Sedayu I, II 40 - 50
menit
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
1.4.5. Aspek Permasalahan Kesehatan
Prioritas masalah kesehatan di Kabupaten Bantul tahun 2015
berdasarkan permasalahan yang ada sebagai berikut:
1. Peningkatan kesehatan ibu dan anak
2. Penanggulangan penyakit menular
3. Penyehatan lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat
4. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan serta perluasan cakupan
jaminan kesehatan menyeluruh
5. Peningkatan upaya kesehatan promotif dan preventif (paradigma
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
11
1.5. Sistematika Laporan
Sistematika penyusunan Laporan sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan :
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kesehatan
1.4 Analisis Aspek Strategis
1.5 Sistematika Penyusunan
BAB II Perencanaan Kinerja
2.1.Rencana Strategis
2.1.1 Visi dan Misi
2.1.2 Tujuan dan Sasaran
2.1.3 Kebijakan dan Program
2.2. Rencana Kerja
2.2.1 Program Kegiatan
2.2.2 Perjanjian Kinerja
BAB. III Akuntabilitas Kinerja
3.1. Pengukuran Kinerja
3.1.1 Metode Pengukuran Kinerja
3.1.2 Metode Penyimpulan Capaian Kinerja Sasaran
3.2. Evaluasi Kinerja Dan Analisis Kinerja Tahun 2015
3.2.1 Pengukuran Kinerja Kegiatan
3.2.2 Evaluasi Kinerja
3.2.3 Realisasi Anggaran
3.3. Program dan Kegiatan Bersumber APBD II
3.4. Alokasi dan Realisasi Anggaran Bersumber APBD I
3.5. Alokasi dan Realisasi Anggaran Bersumber APBN
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
12
BAB
II
PERENCANAAN
KINERJA
Kinerja ataupun performance dari organisasi adalah gambaran
mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan organisasi sebagai
penjabaran dari visi, misi, yang mengindikasikan tingkat keberhasilan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.
Konsep-konsep pengukuran kinerja organisasi (key performance indicators)
telah berkembang sejalan dengan semangat perubahan untuk memperbaiki
kinerja organisasi. Semangat perubahan dimaksud adalah pola orientasi
manajemen dari pola yang berorientasi pada masukan (input) kepada pola
yang berorientasi hasil, manfaat dan dampak kegiatan (output, outcomes dan
benefit). Rencana kinerja merupakan penggalan dari suatu perencanaan
strategis dalam waktu satu tahun. Rencana Kinerja Dinas Kesehatan tahun
2015, sebagai berikut :
Tabel 2.1. Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Tahun 2015
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
URAIAN TARGET
1 2 3 4
1 Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)
70/100.000 KH
2 Menurunkan Angka Kematian
Bayi (AKB) 7,0/1.000 KH
3 Angka Gizi Buruk Balita 0.43%
4 Umur Harapan Hidup (UHH) 71,40 tahun
2 Meningkatnya kualitas
pelayanan kesehatan 5
Puskesmas melaksanakan Sistem Manajemen Mutu / Total Quality Manajemen (TQM)
8 Prevalensi HIV-AIDS pada
Populasi 0.50%
9
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
13
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
URAIAN TARGET
1 2 3 4
4
Mewujudkan mutu lingkungan hidup
10 Kualitas Air Minum 95%
11 Jamban Sehat 85%
5
Meningkatnya
pemberdayaan masyarakat menuju Desa Siaga
12 Cakupan desa siaga kategori baik 90%
6
Meningkatnya jumlah penduduk yang memiliki jaminan kesehatan
13 Persentase penduduk yang
memiliki jaminan kesehatan 90%
7 Meningkatnya Penggunaan
Obat Rasional (POR) 14 Penggunaan Obat Rasional (POR) 91%
8
Meningkatnya sertifikasi PIRT pada peserta Penyuluhan Keamanan Pangan
15 Peserta PKP mendapatkan
sertifikat PIRT 65%
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
2.1. Program dan Kegiatan Tahun 2015
Program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu
guna mencapai sasaran dan tujuan. Program kesehatan tahun 2015 mengacu
pada Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah beserta perubahannya
Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2007 namun demikian inti program
kesehatan tersebut sesuai dengan Renstra Dinas kesehatan tahun 2011
-2015 dan merupakan kegiatan lanjutan dari tahun sebelumnya.
Program-program kesehatan yang ada dalam Permendagri 13 Tahun 2006 meliputi:
1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.
2) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
3) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kerja dan Keuangan
4) Program Upaya Kesehatan Masyarakat
5) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
6) Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
14
8) Program Upaya Kesehatan Masyarakat
9) Program Pengawasan Obat dan Makanan
10) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
11) Program Perbaikan Gizi Masyarakat
12) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
13) Program Peningkatan dan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak.
14) Program Promosi Kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
15) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
16) Program pengembangan Lingkungan Sehat
17) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
18) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
15
2.2. Penetapan Kinerja
Tabel 2.2. Penetapan Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Tahun 2015
NO SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
UTAMA TARGET PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN
1 2 3 4 5 6 7 Melahirkan dan Anak
Peningkatan SDM
masyarakat Rp 82,850,000
Peningkatan pelayanan
kesehatan Rp 47,430,000
Program pengadaan, peningkatan dan
perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskesmas pembantu dan jaringannya
Pengadaan sarana dan
prasarana Puskesmas Rp 203,000,000
Pengadaan sarana dan prasarana Puskesmas tenaga dan sarana kesehatan
Monitoring, evaluasi dan
pelaporan Rp 41,784,000
3 Angka Gizi Buruk
Balita 0,43%
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
16
NO SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
UTAMA TARGET PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN
1 2 3 4 5 6 7
Penanggulangan KEP, anemia gizi besi, GAKY, kekurangan vitamin A, dan kekurangan zat gizi mikro lainnya
Pelaksanaan BLUD di
Puskesmas Rp 53,126,459,494
Monitoring, evaluasi dan
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
17
NO SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
UTAMA TARGET PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN
1 2 3 4 5 6 7
Pembangunan dan Pemutakhiran Data Dasar Standar Pelayanan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ bagi penderita akibat dampak asap rokok
Rp 9,446,309,150 dan Penanggulangan Penyakit Menular
Penyemprotan /Fogging
Monitoring, evaluasi dan
pelaporan Rp 8,530,000 Endemik dan Epidemik
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
18
NO SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
UTAMA TARGET PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN
1 2 3 4 5 6 7
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
Perawatan, kontrol, dan evaluasi akibat dampak asap rokok dan Penanggulangan Penyakit Menular
Pelayanan Vaksinasi bagi
balita dan anak sekolah Rp 21,185,000 Lingkungan sehat
Pengawasan kualitas air
bersih dan air minum Rp 112,197,500
siaga kategori baik 90%
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
Rp 23,420,000
Monitoring, evaluasi dan
pelaporan Rp 1,210,131,100
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
19
NO SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
UTAMA TARGET PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN
1 2 3 4 5 6 7
Pelayanan Jamkesda pada
UPT Jamkesda Rp 17,019,000,000
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Pendampingan Jamkesda Rp 339,275,850
Kemitraan bagi pasien
kurang mampu Rp 59,527,500
Fasilitasi pelayanan kesehatan di lingkungan kerja
14 Penggunaan Obat
Rasional (POR) 91%
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Penyediaan obat dan
perbekalan kesehatan Rp 2,070,601,456 Peningkatan pemerataan
obat dan perbekalan kesehatan
Rp 51,077,750
Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan
Rp 25,929,750
Monitoring, evaluasi dan
pelaporan Rp 6,988,000
Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan (Obat penunjang/ Suplemen)
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
20
NO SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
UTAMA TARGET PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN
1 2 3 4 5 6 7
8
Meningkatnya sertifikasi PIRT pada peserta Penyuluhan Keamanan Pangan
15
Peserta PKP mendapatkan sertifikat PIRT
65% Program Pengawasan
Obat dan Makanan
Peningkatan pemberdayaan
konsumen/ masyarakat di bidang obat dan makanan
Rp 116,125,000
Rp 97,069,303,800
Total Anggaran Rp100.102.076.200,-
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
21
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah perwujudan
kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai
tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui alat
pertanggungjawaban secara periodik. Esensi pembangunan berbasis kinerja
adalah orientasi untuk mendorong perubahan dengan menggunakan
program/kegiatan dan sumber daya anggaran untuk mencapai rumusan
perubahan pada level keluaran, hasil maupun dampak.
Pendekatan pembangunan berbasis kinerja sejalan dengan prinsip
good governance dengan pilarnya akuntabilitas yang akan menunjukkan
pemenuhan tugas dan mandat suatu instansi dalam pelayanan publik yang
bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Pengendalian dan
pertanggungjawaban program/kegiatan menjadi bagian penting dalam
memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada publik telah
tercapai.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja
pada level sasaran untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara
sasaran dengan indikator kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran
berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan
jelas. Alat ukur yang digunakan untuk ukuran keberhasilan atau kegagalam
capaian kinerja adalah Indikator Kinerja Utama (IKU). IKU merupakan acuan
untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan capaian kinerja prioritas
program yang bersifat strategis. IKU ditetapkan secara mandiri oleh instansi
pemerintah dan SKPD di lingkungannya. Kriteria yang dipergunakan dalam
penilaian kinerja organisasi pemerintah menggunakan skala nilai peringkat
kinerja dikutip dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010,
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
22
Tabel 3.1. Skala Nilai Peringkat Kinerja
No Interval Nilai Realisasi Kinerja
Kriteria Penilaian
Realisasi Kinerja Kode
1. Sangat Baik
2. 75,1 – 90,0 Tinggi
3. 65,1 – 75,0 Sedang
4. 50,1 – 65,0 Rendah
5. ,0 Sangat Rendah
Sumber : Permendagri No. 54 Tahun 2010, diolah
Nilai realisasi kinerja dilakukan dengan membandingkan rencana dan
realisasi sebagai berikut:
a. Apabila semakin tinggi realisasi menggambarkan pencapaian rencana
tingkat capaian yang semakin baik, digunakan rumus sebagai berikut:
Persentase capaian = Realisasi
x 100 % Rencana
b. Apabila Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah
pencapaian rencana tingkat capaian, digunakan rumus sebagai berikut:
Persentase capaian = Rencana – (Realisasi-Rencana) x 100 %
Rencana
Dalam rangka pengembangan Sistem AKIP pada tahap pengukuran
dan evaluasi atas kinerja, beberapa kegiatan ditetapkan indikator kinerja
outcomes yang lebih tinggi (ultimate outcomes) serta disajikan perbandingan
dengan capain kinerja pada tahun sebelumnya. Penghitungan nilai realisasi
kinerja ini telah dilakukan pada Sistem AKIP secara elektronik (e-sakip).
3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2015
Konsep-konsep pengukuran kinerja organisasi (key performance
ndicators) telah berkembang sejalan dengan semangat perubahan untuk
memperbaiki kinerja organisasi. Semangat perubahan dimaksud adalah pola
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
23
kepada pola yang berorientasi hasil, manfaat dan dampak kegiatan (output,
outcomes dan benefit).
Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) sesuai dengan Peraturan
Menteri Negara PAN dan RB Nomor : PER/09/M.PAN/5/2007, Tanggal 31
Mei 2007, tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di
Lingkungan Instansi Pemerintah. IKU instansi pemerintah harus selaras
antar tingkatan unit organisasi meliputi indikator kinerja keluaran (output)
dan hasil (outcome). Tujuan dalam penetapan IKU adalah untuk; 1) Untuk
memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam
menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik; 2) Untuk memperoleh
ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis
organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan
akuntabilitas kinerja.
a. Indikator Kinerja Utama Bupati
Tabel 3.4. Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat
No
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
24
Sasaran ini merupakan dukungan misi ”Meningkatkan kualitas hidup rakyat menuju masyarakat Bantul yang sehat, cerdas, berakhlak mulia,
dan berkepribadian Indonesia dengan memperhatikan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi”.
b. Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul
Dalam menyusun IKU Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul melalui
tahap pengumpulan dokumen – dokumen yang berkaitan dengan
perencanaan, baik di tingkat nasional maupun di daerah, yaitu;
1. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
2. Rencana Strategis, kebijakan umum dan atau dokumen strategis
lainnya yang relevan;
3. Bidang kewenangan, tugas dan fungsi, serta peran lainnya;
4. Kebutuhan informasi kinerja untuk penyelenggaraan akuntabilitas
kinerja;
5. Kebutuhan data statistik pemerintah;
6. Kelaziman pada bidang tertentu dan perkembangan ilmu
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
25
Tabel 3.2. Pencapaian IKU Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2015
NO IKU SATU
AN RUMUS YANG DIGUNAKAN
CAPAI-TAHUN 2015 TARGET
AKHR RENSTRA
(2015)
TAR-GET PENGHITUNGAN CAPAIAN
%
REALI-SASI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. Sasaran : Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
1
Jumlah ibu yang meninggal karena hamil, bersalin, dan nifas
di suatu wilayah pada kurun
waktu tertentu x 100.000 96,83 104,70 70 11 x 100.000 = 87,50 75,00 70,00
Jumlah kelahiran hidup di wilayah
dan pada kurun waktu yang sama
Jumlah bayi (berumur < 1 tahun) yg meninggal di suatu wilayah
pada kurun waktu tertentu x 1000 9,39
8,75 7,0 105 x 1.000 = 8,35 80,71 7,00
Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
12.570
3 Gizi buruk %
Jumlah balita gizi buruk yang ditemukan pada tempat dan
kurun waktu tertentu x 100% 0,42 0,38 0,43 195 x 100 % = 0,38 111,63 0,43
Jumlah seluruh balita pada tempat & periode waktu yg sama
50.661
4 Umur Harapan
Hidup (UHH) tahun
penghitungan eo dilakukan secara
tidak langsung menggunakan dua variabel yakni rata-rata anak yang
dilahirkan hidup (live birth) dan
rata-rata anak yang masih hidup (still living) untuk setiap wanita berusia 15-49 tahun menurut kelompok umur lima tahunan
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
26
NO IKU SATU
AN RUMUS YANG DIGUNAKAN
CAPAI-TAHUN 2014 TARGET
AKHR RENSTRA
(2015)
TAR-GET PENGHITUNGAN CAPAIAN
%
REALI-SASI
1 2 3 4 5 6 7 8 9
5
Prevalensi HIV -
AIDS %
Jumlah penderita HIV di suatu wilayah pada kurun waktu
tertentu x100% 0,05 0,05 <0,50 628 x 100% = 0,064 187,20 <0,50
Jumlah penduduk di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
971.511
6
Angka Kematian DBD (Case Fatality Rate/CFR)
%
Jumlah penderita HIV di suatu wilayah pada kurun waktu
tertentu x100% 0,67 0,16 1 13 x 100% = 0,93 107,00 1
Jumlah penduduk di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
1417
B. Sasaran : Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
1
Jumlah Puskesmas yang telah
menerapkan SMM x100% 66,67 66,67 100 27 x 100% = 100 100 100
Jumlah Puskesmas pada kurun
waktu yang sama
Jumlah penduduk yang memiliki kartu peserta jaminan kesehatan prabayar di satu wilayah pada
kurun waktu tertentu x100% 96,62 89,66 90 946.327
x 100 % = 97,69 108,54 90
Jumlah penduduk pada tempat dan waktu yang sama
971.511
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
27
3.2. Pengukuran Kinerja
Tabel 3.3. Pengukuran Kinerja Tahun 2015
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Interval Realisasi Kinerja(%)
50,1 - 65 65,1 -75 75,1 -90 1 Meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat
1) Angka Kematian Ibu* 2) Angka Kematian
Bayi*
3) Status Gizi Buruk Balita*
4) Umur Harapan Hidup* 2 Meningkatnya kualitas
pelayanan kesehatan
3 Menurunnya angka
kesakitan
6) Prevalensi HIV-AIDS* 7) Angka kematian
(CFR) DBD
8) Penyembuhan kasus TB
9) Cakupan Desa UCI
Persentase 4 Meningkatnya kualitas
kesehatan lingkungan
10)Kualitas air minum 11)Jamban Sehat
Persentase kemitraan di bidang kesehatan dan pemberdayaan masyarakat menuju Desa Siaga
12)Desa Siaga kategori baik (Purnama dan Mandiri)
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
28
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Capaian Interval Realisasi Kinerja(%)
50,1 - 65 65,1 -75 75,1 -90 6 Meningkatnya jumlah
penduduk yang memiliki jaminan kesehatan
13)Penduduk yang memiliki jaminan kesehatan
Persentase 90 97,69 108,54
7 Meningkatnya
ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan secara merata dan bermutu
14)Penggunaan Obat Rasional pada kasus J00
Persentase 91 96,04 105,54
8 Meningkat-nya
sertifikasi PIRT pada peserta Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP)
15)Produksi Pangan Industri Rumah Tangga yang memenuhi syarat/ bersertifikasi
Persentase 65 67,60 104,00
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
29
Mencermati tabel diatas, dari sejumlah 15 indikator kinerja pada
Dinas Kesehatan, mayoritas kinerja yang dicapai telah memenuhi kriteria
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
c. Cascade Down Indikator Kinerja
Cascade down indikator kinerja merupakan gambaran pohon kinerja
yang berurutan untuk mencapai tujuan dari IKU Bupati, maka diturunkan
pada IKU SKPD (Eselon II), selanjutnya IKU SKPD ditunjang oleh indikator
kinerja Eselon III dan indikator kegiatan yang ada pada eselon IV.
Gambar Pohon Kinerja Eselon III dan IV Dinas Kesehatan Kab. Bantul
80,00% 13,33%
6,67%
Sangat Baik Tinggi Sedang
sangat baik yaitu sebesar
80,00% (12 indikator), kriteria
tinggi 13,33% (2 indikator),
sedang sebesar 6,67% (1
indikator). Capaian realisasi
kinerja ini tampak pada gambar
disamping.
Gambar 3.1. Capaian Pengukuran Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2015
Angka Kematian Ibu
Eselon II Eselon III Eselon IV
Cakupan K4 Bumil
Cakupan Linakes
RT ber PHBS
Cakupan Desa Siaga
Review kelas ibu & ANC Terpadu Evaluasi Prog. KIA
Puskesmas PONED
AMP & diseminasi
Pendampingan PHBS
Bimtek Promkes
Jml Desa Siaga aktif
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
30 Angka
Kematian Bayi
Angka Gizi Buruk Balita
Eselon II Eselon III Eselon IV
Cakupan MP ASI
Cakupan Balita Gizi Buruk dirawat Cakupan ASI Eksklusif Pelayanan Bayi
Pelayanan Balita Pelayanan neonatal
Kekerasan terhadap Perempuan & anak Manaj. komplikasi neonatal
AMP & diseminasi
Kapasitas petugas dalam SDIDTK
PMT Balita Gizi Buruk MP ASI Baduta
Surveilens Gizi
Audit Gizi Buruk Pendampingan Perbup ASI Ekslusif
Kapasitas petugas dalam ASI Eksklusif
Pendampingan Kadarzi Konsumsi garam
beryodium RT
Monev ASI Eksklusif
Sosialisasi PGS Desa Universal
Child Immunization
PemeliharaanColdchain
Distribusi Logistik
Bimtek UPS
Jamban Sehat
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
31
Eselon II Eselon III Eselon IV
Umur Harapan Hidup
Puskesmas Santun Lansia
Kemitraan dengan institusi pendidikan
Forum kemitraan Screening
kesehatan Lansia
Temu kader Posyandu Lansia
PMT Posyandu Lansia
Rakor dan Bimtek
Angka Kematian DBD
Penanggulangan KLB <24 jam Akses air minum
TTU dan TPM Sehat
Insiden Rate DBD
Kekerasan thd Perempuan
Fogging Focus
Refreshing kader DBD
Inspeksi sanitasi air
Pemeriksaan sampel KLB
Audit KLB Desa STBM
Lokasi tatanan Kabupaten Sehat
Studi EHRA
Pemantauan TTU dan TPM Sehat Deklarasi Desa Stop BABS
Puskesmas Sentinel
PTM Pemantauan TTU
dan TPM Sehat
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
32
Eselon II Eselon III Eselon IV
Prevalensi HIV
Puskesmas dengan SMM
Cakupan Jaminan Kesehatan
Penemuan Kasus HIV
Angka
Kesembuhan TB
Supervisi TB HIV Refreshing Program HIV & IMS
Koordinasi Program HIV
Refreshing TB HIV
Cakupan Mutu
Pelayanan Puskesmas Upaya Pengembangan
Puskesmas
Active Selective Case Finding TB
Temu kader TB
Pendampingan BLUD Puskesmas
Penilaian Kinerja Puskesmas
Cakupan Sarana Puskesmas Baik
Pengadaan alkes
Rehab Puskesmas VCT populasi berisiko
Cakupan Pelayanan Masyarakat Miskin
Sosialisasi Jamkes Rakor TP Jamkes
Evaluasi Jamkes Bimtek Jamkes
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
33
3.3. Evaluasi Capaian Sasaran Strategis Tahun 2015
Pengukuran pencapaian sasaran pembangunan kesehatan diukur
dengan menggunakan indikator-indikator pembangunan kesehatan yang
mengacu pada Indikator Kinerja Utama bidang Kesehatan Tahun 2015.
3.3.1. Misi 1 : Mengupayakan pelayanan kesehatan yang paripurna, merata, dan bermutu.
1) Angka Kematian Ibu (AKI)
Kematian ibu pada tahun 2015 sebanyak 11 kematian atau AKI sebesar
87,5 per 100.000 kelahiran hidup, menurun secara signifikan dibanding
tahun 2014 sebanyak 14 kasus kematian ibu atau AKI sebesar 104,7 per
100.000 kelahiran hidup, dan telah mencapai target provinsi DIY sebesar 100
per 100.000 kelahiran hidup dan target MDG’s sebesar per .
kelahiran hidup. Pencapaian AKI ini belum mencapai target Bantul sebesar
70 /100.000 KH dengan nilai realisasi kinerja sebesar 75,00% dalam kategori
predikat Sedang. Selanjutnya kecenderungan AKI pada lima tahun terakhir
disajikan pada gambar 3.2. berikut ini.
No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Tar-get
Capai -an
Interval Realisasi Kinerja (%)
50,1
Kematian Bayi* 3) Status Gizi
Buruk Balita* 4) Umur Harapan
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
34
Gambar 3.2. Angka Kematian Ibu di Kabupaten Bantul dibandingkan dengan
Angka Kematian Ibu di Provinsi DIY Tahun 2011 – 2015
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
Gambar diatas menunjukkan capaian AKI per tahun mengalami
fluktuasi dengan kecenderungan menurun selama 5 (lima) tahun. Seluruh
kasus kematian ibu telah dilakukan Audit Maternal Perinatal (AMP) yang
diselenggarakan untuk mengkaji hal – hal yang terkait dengan riwayat dan
kondisi sejak ibu masih hamil, penatalaksanaan persalinan dan kronologis
kasus sampai terjadinya kematian. Hasil audit penyebab kematian ibu
tersebut sebagian besar disebabkan pengenalan resiko oleh masyarakat dan
petugas kesehatan serta pemilihan fasilitas layanan persalinan pada ibu
hamil/bersalin/nifas dengan komplikasi yang kurang tepat sehingga
menyebabkan keterlambatan penatalaksanaan kasus emergency obstetric di
rumah sakit rujukan dengan fasilitas yang memadai. Hasil kajian audit
didapatkan kematian ibu sebagian besar (50%) karena Pre Eklampsia Berat
(PEB) yang bisa terjadi pada ibu hamil dan bersalin. Perencanaan program di
tahun yang akan datang akan difokuskan pada kegiatan yang ditujukan untuk
peningkatan pengenalan dan kewaspadaan dini masyarakat terhadap tanda
bahaya serta risiko. Selain itu juga dibutuhkan peningkatan kualitas sumber
daya manusia dalam hal teamwork yang solid serta response time yang cepat
dalam hal pengenalan risiko, penegakan diagnosa dan ketepatan dalam
pengambilan keputusan klinik untuk menghindari keterlambatan tindakan
111,2
52,2
96,83 104,7
87,5 124,89
89,21 99,04 88,9
66,36
0 20 40 60 80 100 120 140
2011 2012 2013 2014 2015
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
35
dan kesalahan intervensi sehingga kematian ibu dapat dicegah dan
diturunkan.
Kegiatan yang telah dilaksanakan guna menurunkan angka kematian
ibu pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan SDM Kesehatan: Sosialisasi pengenalan deteksi dini resiko
ibu hamil resiko tinggi.
b. Peningkatan Pelayanan Kesehatan: Fasilitasi Problem Solving, Review
Maternal Perinatal, Disiminasi Hasil Rekomendasi Tk. Kabupaten,
Review Deteksi Dini Ibu Hamil Beresiko, Sosialisasi Asuhan Persalinan
Normal, Rakor Koordinator KIA, Rakor DTKB, Rakor KB, Rakor Bidan
c. Kemitraan Lintas Sektor dan Lintas Program
d. Pemantapan sistem rujukan
e. Promosi kesehatan dan pemberdayaan kesehatan melalui program
inovatif Dusun Bebas 4 Masalah Kesehatan (DB4MK) yang merupakan
program penyelesaian masalah kesehatan secara komprehensif.
Pelaksanaan program ini melibatkan seluruh komponen masyarakat
disemua tingkatan dengan penekanan utama yaitu upaya penurunan
kematian ibu, kematian bayi, balita gizi buruk, penanggulangan demam
berdarah, dan pencegahan penyakit TBC.
2) Angka Kematian Bayi (AKB)
Pencapaian AKB pada tahun 2015 sebesar 8,35/1000 KH dari target
7,0/1000 KH dengan nilai realisasi kinerja sebesar 80,71% termasuk
kategori Tinggi, dan mengalami penurunan dibandingkan dengan capaian
pada tahun 2014 sebesar 8,75/1000 KH. Kecenderungan Angka Kematian
Bayi pada lima tahun terakhir dari tahun 2011 - 2015 disajikan dalam
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
36
Gambar 3.3. Angka Kematian Bayi di Kabupaten Bantul dibandingkan dengan Angka Kematian Bayi di Provinsi DIY Tahun 2011- 2015
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
Gambar ini memperlihatkan kecenderungan penurunan AKB
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Angka Kematian bayi juga
berada di bawah AKB Prov. DIY. Penyebab kematian bayi pada tahun 2014
dan 2015 disajikan pada tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.4. Kematian Bayi Berdasarkan Penyebab Kematian Di Kabupaten Bantul Tahun 2014 dan 2015
NO PENYEBAB
2014 2015
JUMLAH % JUMLAH %
1 Asphyxia 33 28,20 27 25,71
2 Kelainan bawaan 31 26,49 21 20,00
3 BBLR 30 25,64 30 28,57
4 Aspirasi 9 7,69 1 0,95
5 Pneumonia 3 2,56 6 5,71
6 Diare 2 1,71 4 3,81
7 Sepsis 1 0,85 4 3,81
8 Infeksi Usus 1 0,85 0 0
9 Kecelakaan 1 0,85 0 0
10 Lain – lain 3 2,56 12 11,44
Total 117 100,00 105 100,00
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
9,8
8,5 8,6 9,38 8,75 8,35
7,9
9,34 8,9 9,9 8,9 8,65
0 2 4 6 8 10 12
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
37
3) Status Gizi Buruk Balita
Status gizi buruk Balita sebesar 0,38% dengan target 0,43% termasuk
kategori Sangat Baik (nilai 111,63%). Status gizi buruk dari tahun ke tahun
terus menurun sesuai harapan.
Gambar 3.4. Angka Gizi Buruk Balita di Kabupaten Bantul dibandingkan dengan Angka Angka Gizi Buruk Balita di Provinsi DIY Tahun 2011-2015
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
Mencermati grafik diatas, menunjukkan perbaikan status gizi Balita
yang ditandai dengan menurunnya angka gizi buruk pada Balita. Program
perbaikan gizi mencakup beberapa kegiatan yaitu surveilans gizi, konsultasi,
pemeriksaan balita oleh dokter ahli, pemantauan ASI Eksklusif dan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) serta pemberdayaan masyarakat melalui Kelompok
Pendukung Ibu (KP-Ibu). Upaya lain yang dikembangkan oleh Pemerintah
Kabupaten Bantul adalah program Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Balita Gizi Buruk berupa bantuan makanan tambahan selama 180 hari makan
anak bagi 205 Balita serta kunjungan dan pemeriksaan oleh dokter ahli anak
di Puskesmas. Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada anak usia
6 – 24 bulan (Baduta) dari keluarga miskin (gakin) sudah tercapai 100%.
Selain itu, upaya perbaikan gizi juga dilakukan dengan PMT bagi 214 ibu
hamil (Bumil) Kurang Energi Kronis (KEK) untuk 90 hari makan. Realisasi
pemberian PMT Balita, Bumil, Baduta Gakin sebagai berikut :
0,52
0,44 0,42
0,38 0,38
0,68
0,59
0,49 0,51
2011 2012 2013 2014 2015
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
38
Gambar 3.5. Pemberian Makanan Tambahan pada Balita Gizi Buruk, Bumil KEK dan MP ASI Baduta Gakin di Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015
4) Umur Harapan Hidup
Pencapaian umur harapan hidup sebesar 73,24 tahun dengan target
71,40 tahun, meningkat dibanding dengan tahun 2014 sebesar 71,62 tahun,
dengan realisasi kinerja 102,58% termasuk kategori Sangat Baik. Umur
harapan hidup (UHH) pada waktu lahir (eo) adalah rata-rata jumlah tahun
yang akan dijalani oleh sekelompok orang yang dilahirkan pada suatu waktu
tertentu jika pola mortalitas untuk kelompok umur tersebut bersifat tetap
pada masa mendatang. UHH menjadi suatu indikator peningkatan derajat
kesehatan.
Gambar 3.5. Umur Harapan Hidup di Kabupaten Bantul dibandingkan
dengan Umur Harapan Hidup di Provinsi DIY Tahun 2010 – 2015
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul , 2015
220 225 220
200
205
0
210 200
340
214
0 0
740
400
510
0 100 200 300 400 500 600 700 800
2011 2012 2013 2014 2015
Balita Bumil Baduta Gakin
71,31 71,33 71,34 71,4
73,24
74,17 74,26 74,36 74,45
74,5
69 70 71 72 73 74 75
2010 2011 2012 2013 2014
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
39
Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa UHH Kabupaten Bantul terus
mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2010 UHH Kabupaten Bantul
71,21 tahun meningkat menjadi 73,24 tahun pada tahun 2015. Untuk
mencapai umur harapan hidup yang baik maka upaya-upaya telah dilakukan
antara lain dengan memasyarakatkan pentingnya upaya kesehatan preventif
kepada kelompok usia lanjut, upaya pemeliharaan kesehatan dengan
melakukan olah raga yang teratur dan pentingnya konsumsi makanan yang
seimbang bagi kelompok usia lanjut.
5. Penerapan Manajemen Mutu di Puskesmas
Standarisasi pengembangan mutu pelayanan di Puskesmas sebesar
100% mencapai dengan target 100% dan nilai realisasi kinerja 100%
termasuk kategori Sangat Baik. Tabel 3.5. berikut ini menunjukkan upaya
hasil standarisasi pengembangan mutu pelayanan di Puskesmas.
Tabel 3.5 Puskesmas dengan Penerapan Manajemen Mutu Tahun 2015
No.
Jenis Standarisasi Pengembangan Mutu
Pelayanan
Puskesmas
1 Pengembangan
Manajemen Kinerja Klinis (PMKK)
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
40
3.3.2. Misi 2 : Mengupayakan penanggulangan masalah kesehatan dan penyehatan lingkungan
1) Prevalensi HIV-AIDS
Prevalensi HIV-AIDS sebesar 0,064% dengan target 0,5% dan nilai
realisasi kinerja 190% termasuk kategori Sangat Tinggi. Akselerasi
pengendalian HIV-AIDS dilakukan melalui peningkatan akses pelayanan
kesehatan pada kelompok kunci dan pada kelompok potensial (umur 15-24
tahun), dengan cara intensifikasi konseling, penemuan dan pengobatan
kasus, serta peningkatan pengetahuan komprehensif tentang HIV pada
kelompok potensial. Hasil kegiatan pengendalian HIV-AIDS tahun 2014
antara lain cakupan KIE pada kelompok kunci (kelompok pekerja seks dan
pengguna Narkoba) sebesar 100%. Cakupan KIE pada kelompok rentan (usia
15-24 tahun) sebesar 100% dan cakupan VCT pada kelompok kunci sebesar
100%. Kasus HIV-AIDS pada tahun 2014 sebanyak 538 kasus, meningkat
menjadi 688 kasus pada tahun 2015.
Pencapaian kondisi ini dilakukan dengan peningkatan pelayanan
Voluntary Consulting and Testing (VCT) dan Care Support and Treatment
(CST) di RSUD Panembahan Senopati, klinik layanan Infeksi Menular Seksual
(IMS) di Puskesmas Kretek, Imogiri I, Srandakan, Kasihan II, Dlingo I dan
Sedayu I serta Klinik layanan terapi metadon bagi pemakai Narkoba suntik di
Puskesmas Banguntapan II.
No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Tar get
Capai an
Interval Realisasi Kinerja (%)
50
2) Angka kematian (CFR) DBD 3) Penyembuhan
kasus TB
4) Cakupan Desa UCI
Persentase
5) Kualitas air minum
6) Jamban Sehat
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
41
Gambar 3.6. Penemuan kasus HIV AIDS di Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
Grafik diatas memperlihatkan kecenderungan peningkatan kasus
HIV-AIDS. Peningkatan kasus ini menunjukkan keberhasilan program
penjangkauan penderita HIV-AIDS. Penderita yang telah ditemukan
kemudian diterapi, sehingga dapat memutus rantai penularan dan
menurunkan angka prevalensi HIV-AIDS. Angka prevalensi HIV-AIDS sampai
tahun 2015 sebesar 0,062% meningkat dibanding tahun 2014 sebesar
0,058%, namun masih termasuk dalam kategori endemis rendah (<0,5%).
2) Angka Kematian Demam Berdarah dengue (DBD)
Angka kematian DBD pada tahun 2015 adalah 0,93%, yaitu sejumlah
13 kematian dari 1417 kasus DBD, dengan kategori nilai capaian kinerja
Sangat Baik (107,00%). Upaya yang telah dilakukan untuk menekan
merebaknya kasus DBD adalah pemberdayaan masyarakat melalui Gertak
PSN, pemberantasan vektor dan KIE yang terus-menerus dilakukan oleh
jajaran kesehatan didukung lintas sektor, kecamatan dan kelurahan. Grafik
kecenderungan penurunan angka kesakitan DBD sebagai berikut:
54
312
473 508
688
0 100 200 300 400 500 600 700 800
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
42
Gambar 3.7. Angka Kematian DBD Di Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
3. Angka kesembuhan TB
Angka kesembuhan pengobatan TBC dari tahun ke tahun terus
mengalami peningkatan. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah
Daerah adalah peningkatan status gizi penderita TB, penerapan strategi
DOTS, dan peningkatan jejaring TB dengan fasilitas kesehatan swasta (dokter
dan apotik). Kunci sukses pengobatan TB adalah kepatuhan dalam minum
obat TB.
Gambar 3.8. Angka Kesembuhan TBC di Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
Grafik diatas memperlihatkan bahwa angka kesembuhan TBC
cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2011 angka kesembuhan TBC
Kabupaten Bantul sebesar 86,4%, terjadi penurunan pada tahun 2015
sebesar 74,33%. Menurunnya angka kesembuhan ini karena adanya
peningkatan jumlah penderita TB dengan Multi Drug Resistant (MDR) yang
sulit disembuhkan.
0,81
0
0,67
0,16
0,93
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
1 2 3 4 5
Kematian DBD Target Bantul
86,4 86,12 79,75 81,7 74,33
2011 2012 2013 2014 2015
%
K
e
se
m
b
u
h
a
n
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
43
3.3.3 Misi 3 : Meningkatkan kemandirian masyarakat melalui
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
Pencapaian indikator terkait misi 3 Sangat Tinggi. Upaya yang
dilakukan guna mendukung misi 3 ini melalui sarasehan, dan pertemuan
tokoh masyarakat. Berbagai kegiatan dalam rangka Desa Siaga ini adalah
pendataan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan rumah
tangga, dan fasilitasi kegiatan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM).
Pemberdayaan masyarakat juga dilakukan melalui kegiatan inovatif
Desa Bebas 4 Masalah Kesehatan (DB4MK) Plus yang sudah dimulai sejak
tahun 2007. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengubah pola pikir, pola
sikap, dan pola tindak seluruh stakeholder, termasuk juga para pejabat dan
masyarakat dalam ikut menangani permasalahan kesehatan, yaitu
menurunkan kematian ibu, menurunkan kematian bayi, menurunkan jumlah
kasus DBD, menurunkan jumlah penderita Balita gizi buruk, dan
meningkatkan penemuan kasus TB.
Unit analisis DB4MK Plus telah diubah dari desa bebas 4 masalah
kesehatan menjadi dusun bebas 4 masalah kesehatan. Hal ini berdasarkan
aspirasi kepala desa dan masyarakat karena peluang masyarakat untuk
mendapatkan reward lebih besar dengan unit analisis yang lebih kecil dan
masyarakat mempunyai harapan yang lebih besar untuk mengupayakan
dusunnya bebas empat masalah kesehatan. Reward diberikan bagi dusun
dengan kriteria bebas kematian ibu, kematian bayi, gizi buruk, dan DBD.
No Sasaran Indikator
Kinerja Satuan
Tar-get
Capai an
Interval Realisasi Kinerja (%)
50,1 - 65
65,1 -75
75,1 -90
1 Meningkatnya kemitraan di bidang kesehatan dan pemberdayaan masyarakat menuju Desa Siaga
1) Desa Siaga kategori baik (Purnama dan Mandiri)
Persentase
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
44
Pemberdayaan masyarakat melalui DB4MK Plus ini meningkatkan
kemandirian masyarakat, dan strata Desa Siaga aktif, seperti pada grafik
berikut:
Gambar 3.9. Strata Desa Siaga Di Kabupaten Bantul Tahun 2011 - 2015
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
Gambar diatas menunjukkan bahwa strata Desa Siaga Aktif (Purnama
dan Mandiri) telah meningkat, yang berarti bahwa masyarakat telah
berpartisipasi aktif dan berdaya di bidang kesehatan.
3.3.4. Misi 4 : Mengupayakan tersedianya pembiayaan jaminan
kesehatan semesta
Pencapaian indikator terkait misi 4 yaitu tentang jaminan kesehatan
semesta pada tahun 2015 sebesar 97,69 %, meningkat dibandingkan tahun
2011 2012 2013 2014 2015
Pratama Madya Purnama Mandiri
No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Tar get
Capai an
Interval Realisasi Kinerja(%)
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
45
kinerja 108,54%, termasuk dalam kategori Sangat Baik. Program jaminan
kesehatan yang dilaksanakan meliputi beberapa jenis dari berbagai
penyelenggara jaminan kesehatan dan sumber biaya. Sejumlah 946.327 jiwa
(97,69%) penduduk telah mempunyai jaminan kesehatan, secara rinci
tertera pada tabel berikut ini.
Tabel 3.6. Peserta Jaminan Kesehatan di Kabupaten Bantul Tahun 2015
NO JENIS KEPESERTAAN JUMLAH
1 BPJS
a. PBI 472.442
b.Non PBI 203.885
2 Jamkesda 220.000
3 Jamkessos 50.000
Total 946.327
Persentase 97,69 %
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
3.3.5. Misi 5 : Mengupayakan ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan yang bermutu
Pencapaian indikator terkait misi 5 yaitu Penggunaan Obat Rasional
pada kasus J00 pada tahun 2015 sebesar 96,24% meningkat dibandingkan
dengan tahun 2014 sebesar 95,23%. Angka ini juga telah mencapai target
91% dengan nilai realisasi kinerja 105,76 atau kategoriSangat Baik. Upaya
yang telah dilakukan pada tahun 2015 terkait penyediaan obat esensial yang
bersumber dari dana DAK maupun APBD II. Jumlah kecukupan obat esensial
sudah tercapai. Penggunaan obat yang rasional akan mengurangi dampak
No Sasaran Indikator
Kinerja Satuan
Tar-get
Capai an
Interval Realisasi Kinerja (%)
50,1 - 65
65,1 -75
75,1 - 90
1 Meningkatnya ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan secara merata dan bermutu
6) Penggunaan Obat Rasional pada kasus J00
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015
46
negatif resistensi kuman terhadap antibiotik tertentu, sehingga menurunkan
angka kesakitan dan kematian. Cakupan POR dari tahun ke tahun semakin
meningkat, seperti terlihat pada grafik berikut.
Gambar 3.10. Penggunaan Obat Rasional di Kabupaten Bantul
Tahun 2011 – 2015
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2014
Gambar diatas menunjukkan peningkatan POR dan memiliki arti
bahwa rasionalisasi penggunaan antibiotika oleh dokter di Puskesmas pada
kasus JOO (influenza) sudah memenuhi standar.
3.3.6. Misi 6 : Melaksanakan pengawasan dan pengaturan di bidang kesehatan
Pencapaian indikator terkait misi 5 yaitu Produksi Pangan Industri
Rumah Tangga yang memenuhi syarat/ bersertifikasi pada Tahun 2015
sebesar 67,60% telah melampaui target 65% dengan nilai realisasi kinerja
sebesar 104,00% atau kategori Sangat Tinggi. Program dan upaya untuk
2011 2012 2013 2014 2015
Target POR
No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Tar-get
Capai an
Interval Realisasi Kinerja (%)
50,1