• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAKIP 2015 dinkes.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAKIP 2015 dinkes."

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

Jl.Lingkar Timur Manding Trirenggo Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Kode Pos 55714 Telp (0274) 368828 Fax (0274) 367531 email. [email protected]

LAPORAN KINERJA

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANTUL

TAHUN 2015

(2)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2015 merupakan suatu

bentuk pertanggungjawaban selama kurun waktu 1 (satu) tahun berjalan

dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Intruksi Presiden

Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Kinerja program dan kegiatan sesuai

dengan Rencana Strategis. Adapun Laporan Kinerja pada intinya adalah “pencapaian laporan capaian kenerja (performance result) selama Tahun 2015 yang dibandingkan dengan “Rencana Kinerja” (Performance Plan) tahun 2015

yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategi (Strategic Plan) Dinas

Kesehatan Tahun 2011-2015.

Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran

tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan yang telah ditetapkan sebagai

jabaran dari visi dan misi Dinas Kesehatan untuk mengindikasikan tingkat

keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan

program dan kebijakan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengukuran

terhadap realisasi kinerja pada 15 (lima belas) indikator sasaran, rata-rata

realisasi kinerja dengan kategori Sangat Baik. Penjabarannya yaitu 12 (dua

belas) indikator sasaran atau sebanyak 80,00% dikategorikan sangat baik,

2 (dua) indikator sasaran atau 13,33% dikategorikan tinggi, dan 1 (satu)

(3)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

Laporan Kinerja Dinas

Kesehatan Kabupaten Bantul

merupakan perwujudan

pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi Dinas Kesehatan pada Tahun Anggaran

2015. Laporan Kinerja Dinas

Kesehatan Tahun 2015 merupakan Laporan Kinerja tahun kelima pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMD) Tahun 2011-2015.

Laporan Kinerja mempunyai

beberapa fungsi, antara lain

merupakan alat penilai kinerja sebagai wujud akuntabilitas kinerja

secara kuantitatif, dalam

pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas

Kesehatan menuju good governance,

transparansi, dan

pertanggungjawaban kepada

masyarakat. Laporan Kinerja

merupakan alat kendali dan alat pemacu peningkatan kinerja setiap unit organisasi di lingkungan.

Sejalan dengan pelaksanaan

reformasi birokrasi, penerapan

metode pengukuran kinerja yang

dilaksanakan adalah dengan

membandingkan antara target

kinerja sasaran dengan realisasi kinerja sasaran, atau dengan kata

lain membandingkan capaian

indikator kinerja sampai tahun berjalan dengan target kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan.

Kinerja diukur atas dasar penilaian indikator kinerja utama (IKU) yang merupakan indikator keberhasilan pencapaian sasaran-sasaran strategis sebagai mana telah ditetapkan pada Rencana Strategis Dinas Kesehatan tahun 2015 sebagai kontrak kinerja.

Bantul, 24 Februari 2016 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul

Drg. Maya Sintowati Pandji, MM Pembina Utama Muda, IV/c NIP.19591105 198803 2 002 drg Maya Sintowati Pandji, MM

(4)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

K

A

T

A

P

E

N

G

A

N

T

A

(5)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………i

Daftar Isi ………ii

IkhtisarEksekutif ………iii

BAB I PENDAHULUAN ………1

1.1 Latar Belakang ………1

1.2 Landasan Hukum ………2

1.3 Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kesehatan 1.4 Analisis Aspek Strategis 1.5 Sistematika Laporan ………3

...5

...11

BAB II PERENCANAAN KERJA ………..12

2.1 Program dan Kegiatan Tahun 2015 2.2 Penetapan Kinerja ………..13

………..15

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ………..21

3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama ………..22

3.2 Pencapaian Kinerja ………..27

3.3 Evaluasi Capaian Sasaran Strategis Tahun 2013 ………..33

3.4 Pencapaian Kinerja Lainnya 3.5 Akuntabilitas Anggaran ………..47

...50

BAB IV Penutup LAMPIRAN ………..53

(6)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

1

B A B I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih (good governance)

merupakan prasyarat untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan

mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara. Untuk penyelenggaraan

pemerintahan yang bersih dan akuntabel, dikembangkan suatu sistem

pertanggungjawaban penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas

korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Undang-undang Nomor 28 Tahun

1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas KKN

menyatakan akuntabilitas sebagai salah satu asas umum dalam

penyelenggaraan negara. Azas akuntabilitas ini menentukan bahwa setiap

kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang

kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan

tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas

penggunaan anggaran. Penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran

kinerja dan evaluasi serta pengungkapan secara memadai hasil analisis

terhadap pengukuran kinerja.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan merupakan tolok ukur

keberhasilan dalam pelaksanaan program kebijakan dan pengembangan

kesehatan masyarakat. Informasi yang diharapkan dari Laporan Kinerja

adalah penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan secara efesien,

efektif dan responsif terhadap masyarakat, sehingga menjadi masukan dan

umpan balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan serta dapat menjaga

(7)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

2

1.2. Landasan Hukum

1. Undang – Undang No 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih bebas dari Nepotisme

2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah;

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006

tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

6. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang

perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ;

8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 09 Tahun 2007, tentang Pedoman Umum

Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi

Pemerintah

9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas

laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

10.Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan

(8)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

3

11.Peraturan Daerah Nomor. 5 Tahun 2014 Tentang Perubahan

Peraturan Daerah Nomor 01 Tahun 2011 tentang RPJMD Kabupaten

Bantul Tahun 2011-2015;

12.Peraturan Bupati Bantul Nomor 74 Tahun 2015 Tentang Perubahan

Kedua Atas Peraturan Bupati Bantul Nomor 74 Tahun 2015 Tentang

Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten Bantul Tahun 2011 - 2015

1.3. Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kesehatan

Kedudukan Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana Pemerintah

Daerah di bidang Kesehatan, dipimpin oleh Kepala Dinas dan berkedudukan

di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Tugas pokok Dinas Kesehatan adalah melaksanakan urusan rumah tangga

pemerintah daerah dan tugas pembantuan dibidang kesehatan.

Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bantul,

terdiri dari:

I. Sekretariat, terdiri dari :

1. Sub-Bagian Umum

2. Sub-Bagian Program

3. Sub-Bagian Keuangan dan Aset

II. Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari :

1. Seksi Penyelenggaraan Kesehatan Ibu dan Anak

2. Seksi Bina Gizi Masyarakat

3. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan

III. Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan, terdiri dari :

1. Seksi Penyelenggaraan Surveillance

2. Seksi Pengendalian Penyakit

3. Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatan Matra.

IV. Bidang Perberdayaan Mayarakat Sehat, terdiri dari :

1. Seksi Penyelenggaraan Promosi Kesehatan;

(9)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

4

3. Seksi Pembiayaan Kesehatan Kesehatan dan Kemitraan.

IV. Bidang Sumber daya Kesehatan, terdiri dari :

1. Seksi Penyelenggaraan Pengembangan SDM Kesehatan

2. Seksi Penyelenggaraan Regulasi kesehatan

3. Seksi Penyelenggaraan Kefarmasian dan Sarana Kesehatan

V. UPTD

VI. Kelompok Jabatan Fungsional.

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015

Penjabaran tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan kabupaten Bantul

tertuang dalam Keputusan Bupati Nomor 59 tahun 2008 tanggal 15 KESEHATAN IBU DAN

SEKSI

SEKSI BINA GIZI MASYARAKAT PEMBIAYAAN KES. DAN KEMITRAAN

(10)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

5

Desember 2008. Untuk melaksanakan fungsi tersebut diatas Dinas Kesehatan

Kabupaten Bantul mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

a Menyusun rencana dan program kebijaksanaan teknis dibidang

kesehatan.

b Melaksanakan pembinaan umum dibidang kesehatan berdasarkan

kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati.

c Melaksanakan pembinaan teknis dibidang upaya pelayanan kesehatan

dasar dan upaya pelayanan kesehatan rujukan dan farmasi

berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati.

d Melaksanakan pembinaan operasional sesuai kebijaksanaan yang

ditetapkan oleh Bupati.

e Memberikan perijinan bidang kesehatan sesuai kebijaksanaan yang

ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

f Melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang

kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

g Melaksanakan pengendalian dan pembinaan UPTD dalam lingkup

tugasnya;

h Melaksanakan pengelolaan rumah tangga dan tata usaha Dinas.

i Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang

tugasnya.

1.4. Analisis Aspek Strategis

Aspek strategis adalah aspek yang mendukung dan merupakan

sumber daya dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan menuju perwujudan

visi dan misi Dinas kesehatan Bantul, aspek-aspek tersebut antara lain:

1.4.1 Aspek Sumber Daya Manusia

Jumlah pegawai Dinas Kesehatan Tahun 2015 termasuk Puskesmas

(11)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

6

Tabel 1.1 Keadaan Tenaga Berdasarkan Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul

NO PENDIDIKAN 2013 2014 2015

1 2 3 4 5

I MEDIS

1. Dokter Umum 75 85 79

2. Dokter Gigi 36 42 40

II PASCA SARJANA

1. Magister Kesehatan Masyarakat 6 9 7

2. Magister Public Health 10 11 12

3. Magister Sains Ekonomi 2 2 2

4. Magister Ekonomi Pembangunan 1 1 1

5. Magister Manajemen 6 6 6

6. Magister Science 1 2 1

7. PHD 0 0 1

III PARAMEDIS

1. D4 Bidan 14 18 22

2. D3 Bidan 121 115 125

3. D1 Bidan 65 63 52

4. Keperawatan/Ners 12 11 14

5. D4 Keperawatan 8 8 10

6. D3 Keperawatan 135 139 150

7. Sekolah Pendidikan Keperawatan 47 37 35

8. Sekolah Perawat (PKC/E) 2 2 1

9. D4 Perawat Gigi 3 4 4

10.D3 Perawat Gigi 32 34 39

11.Sekolah Pendidikan Perawat Gigi 32 28 25

IV PARAMEDIS NON PERAWAT

1. Kesehatan Masyarakat 34 31 32

2. S1 Gizi 1 2 3

3. D4 Gizi 3 5 8

4. D3 Gizi 42 38 36

5. SPAG 4 2 2

6. S1 Sanitarian 7 4 6

7. D4 Sanitarian 4 4 5

8. D3 Sanitarian 30 30 27

9. SPPH 4 4 4

(12)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

7

NO PENDIDIKAN 2013 2014 2015

11.D3 Analis Kesehatan 20 19 25

12.Sekolah Menengah Analis

Kesehatan (SMAK)

17 17 12

13.Apoteker 9 11 11

14.Sarjana Farmasi 1 4 4

15.Sekolah Menengah Farmasi

(SMF)/Asisten apoteker

22 23 22

16.D4 Epidemiologi 2 2 2

17. D3 Fisioterapi 16 16 16

18. D3 Pranata Rontgen 0 1 1

19. D4 Teknik Elektromedik 0 1 1

20. D3 Rekam Medis 13 13 14

V Non Kesehatan/ Administrasi/ Tata Usaha

1. S1 Administrasi 4 15 15

2. D4 Non Kesehatan 0 0 5

3. D3 Non Kesehatan 9 9 9

4. Arsiparis 1 1 1

5. SLTA 88 86 85

6. SLTP 34 21 22

7. SD 6 6 8

Total 1108 1104 1159

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015

1.4.2 Aspek Sarana Pelayanan Kesehatan

Tabel 1.2 Jenis dan Jumlah Sarana Kesehatan Di Kabupaten Bantul Tahun 2013 - 2015

No Fasilitas Pelayanan Kesehatan Umum 2014 2015

1 Rumah Sakit Umum 10 10

2 Rumah Sakit Bersalin 1 1

3 Rumah Sakit Khusus (Bedah, Paru, KIA) 3 3

4 Klinik Utama 2 2

5 Klinik Pratama 24 30

6 Klinik Rawat Inap Pelayanan Medik Dasar 5 5

7 Apotek 104 107

8 Klinik kecantikan estetika 5 5

9 Laboratorium 4 4

10 Toko Obat 1 4

11 Toko Alat Kesehatan 1 1

(13)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

8

No Fasilitas Pelayanan Kesehatan Umum 2014 2015

13 Puskesmas Rawat Inap 16 16

14 Puskesmas Non Rawat Inap 11 11

15 Puskesmas Pembantu 67 67

16 Puskesmas Keliling 27 27

17 Posyandu 1132 1132

18 Posyandu Lansia 901 901

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015

Dari tabel 1.2 diatas dapat dilihat bahwa sarana kesehatan yang ada di

Kabupaten Bantul cukup banyak dan merata di seluruh kecamatan terutama

sarana pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat yaitu Puskesmas,

Puskesmas Pembantu dan Posyandu.

1.4.3 Aspek Pembiayaan Kesehatan

Tabel 1.3. Alokasi Pembiayaan Kesehatan Dinas Kesehatan Tahun 2013 - 2015

NO JENIS SUMBER BIAYA

JUMLAH ALOKASI

2013 2014 2015

1 APBD KAB.

BANTUL

41.768.413.863 82.794.905.415 100.102.076.200

a. DAU 23.208.342.829 28.242.017.074 30.356.046.706

b. DAK 5.619.240.000 7.174.211.000 4,114,570,000

c. Pajak Rokok 0 0 12.505.000.000

d. DBH-CHT 917.805.150 917.805.150 917.805.150

e. Opr. Pukesmas 12.940.831.034 47.378.677.341 53.126.459.494

2 APBD I 28.196.600 36.242.000 73,980,100

3 APBN 398.131.000 5.813.608.000 571,186,400

4 BOK 2.376.810.000 2.376.810.000 3,110,488,000

Jumlah 44.571.551.463 88.644.755.415 103.857.730.700

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015

Tabel 1.4 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan anggaran Dinas

Kesehatan dari berbagai sumber dana. Peningkatan relatif mencolok pada

APBD Kabupaten tahun 2013, 2014, dan 2015. Hal ini disebabkan adanya

anggaran kapitasi kepesertaan Jaminan Kesehatan di Puskesmas dari BPJS

(14)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

9

1.4.4. Aspek Wilayah

Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima Kabupaten yang

ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan luas wilayah

seluruhnya mencapai 506,85 km2 dan merupakan 15,91% dari seluruh luas

wilayah Propinsi DIY.Kabupaten Bantul terletak di bagian Selatan Wilayah

Propinsi DIY, yaitu antara 07o ’ ” – 08o ’ ” LS dan o ’ ” – 110o

’ ” BT. Sebelah Utara berbatasan dengan kota Yogyakarta dan Kabupaten

Sleman, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul, sebelah

Selatan dibatasi oleh Samudera Indonesia dan sebelah Barat berbatasan

dengan Kabupaten Kulon Progo. Kontur geografis meliputi dataran rendah

pada bagian tengah, perbukitan pada bagian timur dan barat, dengan bentang

alam relatif membujur dari utara ke selatan. Tata guna lahan yaitu

Pekarangan 36,16%, Sawah 33,19%, Tegalan 14,90% dan Hutan 3,35%.

Secara administratif Kabupaten Bantul terdiri atas 17 kecamatan,

yang terdiri dari 75 desa dan 933 dusun. Kecamatan yang paling jauh adalah

Kecamatan Dlingo dengan jarak sekitar 30 Km dari Ibukota Kabupaten,

wilayahnya merupakan perbukitan yang berbatasan dengan Kabupaten

Gunungkidul. Kondisi wilayah sebagian besar adalah dataran yang cukup

menguntungkan bagi masyarakat karena mudah dalam menjangkau dan

mendapatkan pelayanan kesehatan dasar, dengan jarak terjauh dari

kelurahan dalam satu Kecamatan ke Puskesmas hanya ± 3 Km.

Tabel 1.4. Jarak Puskesmas Hubungannya dengan Situasi Geografis Kabupaten Bantul Tahun 2015

NO KECAMATAN LUAS

WIL.

JUMLAH DESA/ KEL

DUKUH PUSKESMAS Rata-rata

WaktuTem puh dari Kab. ke Puskesmas

1 Srandakan 18,32 2 43 Srandakan 20 menit

2 Sanden 23,16 4 62 Sanden 20 menit

3 Kretek 26,77 5 52 Kretek 20 menit

4 Pundong 23,68 3 49 Pundong 20 menit

5 Bambanglipuro 22,70 3 45 Bambanglipuro 20 menit

(15)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

10

NO KECAMATAN LUAS

WIL.

JUMLAH DESA/ KEL

DUKUH PUSKESMAS Rata-rata

WaktuTem puh dari Kab. ke Puskesmas

menit

7 Bantul 21,95 5 55 Bantul I, II 10 menit

8 Jetis 24,47 4 50 Jetis I, II 10-15

menit

9 Imogiri 54,49 8 64 Imogiri I, II 30-45

menit

10 Dlingo 55,87 6 72 Dlingo I, II 45 - 60

menit

11 Pleret 22,97 5 58 Pleret 30 menit

12 Piyungan 32,54 3 57 Piyungan 50 menit

13 Banguntapan 28,48 8 47 Banguntapan I,

II dan III

50 menit

14 Sewon 27,16 4 60 Sewon I, II 25 menit

15 Kasihan 32,25 4 63 Kasihan I, II 25 menit

16 Pajangan 32,25 3 53 Pajangan 20 menit

17 Sedayu 34,36 4 54 Sedayu I, II 40 - 50

menit

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015

1.4.5. Aspek Permasalahan Kesehatan

Prioritas masalah kesehatan di Kabupaten Bantul tahun 2015

berdasarkan permasalahan yang ada sebagai berikut:

1. Peningkatan kesehatan ibu dan anak

2. Penanggulangan penyakit menular

3. Penyehatan lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat

4. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan serta perluasan cakupan

jaminan kesehatan menyeluruh

5. Peningkatan upaya kesehatan promotif dan preventif (paradigma

(16)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

11

1.5. Sistematika Laporan

Sistematika penyusunan Laporan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan :

1.1 Latar Belakang

1.2 Landasan Hukum

1.3 Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kesehatan

1.4 Analisis Aspek Strategis

1.5 Sistematika Penyusunan

BAB II Perencanaan Kinerja

2.1.Rencana Strategis

2.1.1 Visi dan Misi

2.1.2 Tujuan dan Sasaran

2.1.3 Kebijakan dan Program

2.2. Rencana Kerja

2.2.1 Program Kegiatan

2.2.2 Perjanjian Kinerja

BAB. III Akuntabilitas Kinerja

3.1. Pengukuran Kinerja

3.1.1 Metode Pengukuran Kinerja

3.1.2 Metode Penyimpulan Capaian Kinerja Sasaran

3.2. Evaluasi Kinerja Dan Analisis Kinerja Tahun 2015

3.2.1 Pengukuran Kinerja Kegiatan

3.2.2 Evaluasi Kinerja

3.2.3 Realisasi Anggaran

3.3. Program dan Kegiatan Bersumber APBD II

3.4. Alokasi dan Realisasi Anggaran Bersumber APBD I

3.5. Alokasi dan Realisasi Anggaran Bersumber APBN

(17)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

12

BAB

II

PERENCANAAN

KINERJA

Kinerja ataupun performance dari organisasi adalah gambaran

mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan organisasi sebagai

penjabaran dari visi, misi, yang mengindikasikan tingkat keberhasilan

pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.

Konsep-konsep pengukuran kinerja organisasi (key performance indicators)

telah berkembang sejalan dengan semangat perubahan untuk memperbaiki

kinerja organisasi. Semangat perubahan dimaksud adalah pola orientasi

manajemen dari pola yang berorientasi pada masukan (input) kepada pola

yang berorientasi hasil, manfaat dan dampak kegiatan (output, outcomes dan

benefit). Rencana kinerja merupakan penggalan dari suatu perencanaan

strategis dalam waktu satu tahun. Rencana Kinerja Dinas Kesehatan tahun

2015, sebagai berikut :

Tabel 2.1. Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Tahun 2015

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

URAIAN TARGET

1 2 3 4

1 Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)

70/100.000 KH

2 Menurunkan Angka Kematian

Bayi (AKB) 7,0/1.000 KH

3 Angka Gizi Buruk Balita 0.43%

4 Umur Harapan Hidup (UHH) 71,40 tahun

2 Meningkatnya kualitas

pelayanan kesehatan 5

Puskesmas melaksanakan Sistem Manajemen Mutu / Total Quality Manajemen (TQM)

8 Prevalensi HIV-AIDS pada

Populasi 0.50%

9

Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI

(18)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

13

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

URAIAN TARGET

1 2 3 4

4

Mewujudkan mutu lingkungan hidup

10 Kualitas Air Minum 95%

11 Jamban Sehat 85%

5

Meningkatnya

pemberdayaan masyarakat menuju Desa Siaga

12 Cakupan desa siaga kategori baik 90%

6

Meningkatnya jumlah penduduk yang memiliki jaminan kesehatan

13 Persentase penduduk yang

memiliki jaminan kesehatan 90%

7 Meningkatnya Penggunaan

Obat Rasional (POR) 14 Penggunaan Obat Rasional (POR) 91%

8

Meningkatnya sertifikasi PIRT pada peserta Penyuluhan Keamanan Pangan

15 Peserta PKP mendapatkan

sertifikat PIRT 65%

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015

2.1. Program dan Kegiatan Tahun 2015

Program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu

guna mencapai sasaran dan tujuan. Program kesehatan tahun 2015 mengacu

pada Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah beserta perubahannya

Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2007 namun demikian inti program

kesehatan tersebut sesuai dengan Renstra Dinas kesehatan tahun 2011

-2015 dan merupakan kegiatan lanjutan dari tahun sebelumnya.

Program-program kesehatan yang ada dalam Permendagri 13 Tahun 2006 meliputi:

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.

2) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

3) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kerja dan Keuangan

4) Program Upaya Kesehatan Masyarakat

5) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

6) Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan

(19)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

14

8) Program Upaya Kesehatan Masyarakat

9) Program Pengawasan Obat dan Makanan

10) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan

Prasarana Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Jaringannya

11) Program Perbaikan Gizi Masyarakat

12) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita

13) Program Peningkatan dan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak.

14) Program Promosi Kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

15) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia

16) Program pengembangan Lingkungan Sehat

17) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

18) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular

(20)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

15

2.2. Penetapan Kinerja

Tabel 2.2. Penetapan Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Tahun 2015

NO SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA

UTAMA TARGET PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN

1 2 3 4 5 6 7 Melahirkan dan Anak

Peningkatan SDM

masyarakat Rp 82,850,000

Peningkatan pelayanan

kesehatan Rp 47,430,000

Program pengadaan, peningkatan dan

perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskesmas pembantu dan jaringannya

Pengadaan sarana dan

prasarana Puskesmas Rp 203,000,000

Pengadaan sarana dan prasarana Puskesmas tenaga dan sarana kesehatan

Monitoring, evaluasi dan

pelaporan Rp 41,784,000

3 Angka Gizi Buruk

Balita 0,43%

(21)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

16

NO SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA

UTAMA TARGET PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN

1 2 3 4 5 6 7

Penanggulangan KEP, anemia gizi besi, GAKY, kekurangan vitamin A, dan kekurangan zat gizi mikro lainnya

Pelaksanaan BLUD di

Puskesmas Rp 53,126,459,494

Monitoring, evaluasi dan

(22)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

17

NO SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA

UTAMA TARGET PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN

1 2 3 4 5 6 7

Pembangunan dan Pemutakhiran Data Dasar Standar Pelayanan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ bagi penderita akibat dampak asap rokok

Rp 9,446,309,150 dan Penanggulangan Penyakit Menular

Penyemprotan /Fogging

Monitoring, evaluasi dan

pelaporan Rp 8,530,000 Endemik dan Epidemik

(23)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

18

NO SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA

UTAMA TARGET PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN

1 2 3 4 5 6 7

Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular

Perawatan, kontrol, dan evaluasi akibat dampak asap rokok dan Penanggulangan Penyakit Menular

Pelayanan Vaksinasi bagi

balita dan anak sekolah Rp 21,185,000 Lingkungan sehat

Pengawasan kualitas air

bersih dan air minum Rp 112,197,500

siaga kategori baik 90%

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat

Rp 23,420,000

Monitoring, evaluasi dan

pelaporan Rp 1,210,131,100

(24)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

19

NO SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA

UTAMA TARGET PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN

1 2 3 4 5 6 7

Pelayanan Jamkesda pada

UPT Jamkesda Rp 17,019,000,000

Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Pendampingan Jamkesda Rp 339,275,850

Kemitraan bagi pasien

kurang mampu Rp 59,527,500

Fasilitasi pelayanan kesehatan di lingkungan kerja

14 Penggunaan Obat

Rasional (POR) 91%

Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

Penyediaan obat dan

perbekalan kesehatan Rp 2,070,601,456 Peningkatan pemerataan

obat dan perbekalan kesehatan

Rp 51,077,750

Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan

Rp 25,929,750

Monitoring, evaluasi dan

pelaporan Rp 6,988,000

Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan (Obat penunjang/ Suplemen)

(25)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

20

NO SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA

UTAMA TARGET PROGRAM KEGIATAN ANGGARAN

1 2 3 4 5 6 7

8

Meningkatnya sertifikasi PIRT pada peserta Penyuluhan Keamanan Pangan

15

Peserta PKP mendapatkan sertifikat PIRT

65% Program Pengawasan

Obat dan Makanan

Peningkatan pemberdayaan

konsumen/ masyarakat di bidang obat dan makanan

Rp 116,125,000

Rp 97,069,303,800

Total Anggaran Rp100.102.076.200,-

(26)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

21

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah perwujudan

kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai

tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui alat

pertanggungjawaban secara periodik. Esensi pembangunan berbasis kinerja

adalah orientasi untuk mendorong perubahan dengan menggunakan

program/kegiatan dan sumber daya anggaran untuk mencapai rumusan

perubahan pada level keluaran, hasil maupun dampak.

Pendekatan pembangunan berbasis kinerja sejalan dengan prinsip

good governance dengan pilarnya akuntabilitas yang akan menunjukkan

pemenuhan tugas dan mandat suatu instansi dalam pelayanan publik yang

bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Pengendalian dan

pertanggungjawaban program/kegiatan menjadi bagian penting dalam

memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada publik telah

tercapai.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja

pada level sasaran untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara

sasaran dengan indikator kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran

berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan

jelas. Alat ukur yang digunakan untuk ukuran keberhasilan atau kegagalam

capaian kinerja adalah Indikator Kinerja Utama (IKU). IKU merupakan acuan

untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan capaian kinerja prioritas

program yang bersifat strategis. IKU ditetapkan secara mandiri oleh instansi

pemerintah dan SKPD di lingkungannya. Kriteria yang dipergunakan dalam

penilaian kinerja organisasi pemerintah menggunakan skala nilai peringkat

kinerja dikutip dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010,

(27)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

22

Tabel 3.1. Skala Nilai Peringkat Kinerja

No Interval Nilai Realisasi Kinerja

Kriteria Penilaian

Realisasi Kinerja Kode

1. Sangat Baik

2. 75,1 – 90,0 Tinggi

3. 65,1 – 75,0 Sedang

4. 50,1 – 65,0 Rendah

5. ,0 Sangat Rendah

Sumber : Permendagri No. 54 Tahun 2010, diolah

Nilai realisasi kinerja dilakukan dengan membandingkan rencana dan

realisasi sebagai berikut:

a. Apabila semakin tinggi realisasi menggambarkan pencapaian rencana

tingkat capaian yang semakin baik, digunakan rumus sebagai berikut:

Persentase capaian = Realisasi

x 100 % Rencana

b. Apabila Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah

pencapaian rencana tingkat capaian, digunakan rumus sebagai berikut:

Persentase capaian = Rencana – (Realisasi-Rencana) x 100 %

Rencana

Dalam rangka pengembangan Sistem AKIP pada tahap pengukuran

dan evaluasi atas kinerja, beberapa kegiatan ditetapkan indikator kinerja

outcomes yang lebih tinggi (ultimate outcomes) serta disajikan perbandingan

dengan capain kinerja pada tahun sebelumnya. Penghitungan nilai realisasi

kinerja ini telah dilakukan pada Sistem AKIP secara elektronik (e-sakip).

3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2015

Konsep-konsep pengukuran kinerja organisasi (key performance

ndicators) telah berkembang sejalan dengan semangat perubahan untuk

memperbaiki kinerja organisasi. Semangat perubahan dimaksud adalah pola

(28)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

23

kepada pola yang berorientasi hasil, manfaat dan dampak kegiatan (output,

outcomes dan benefit).

Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) sesuai dengan Peraturan

Menteri Negara PAN dan RB Nomor : PER/09/M.PAN/5/2007, Tanggal 31

Mei 2007, tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di

Lingkungan Instansi Pemerintah. IKU instansi pemerintah harus selaras

antar tingkatan unit organisasi meliputi indikator kinerja keluaran (output)

dan hasil (outcome). Tujuan dalam penetapan IKU adalah untuk; 1) Untuk

memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam

menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik; 2) Untuk memperoleh

ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis

organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan

akuntabilitas kinerja.

a. Indikator Kinerja Utama Bupati

Tabel 3.4. Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat

No

(29)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

24

Sasaran ini merupakan dukungan misi ”Meningkatkan kualitas hidup rakyat menuju masyarakat Bantul yang sehat, cerdas, berakhlak mulia,

dan berkepribadian Indonesia dengan memperhatikan pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi”.

b. Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul

Dalam menyusun IKU Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul melalui

tahap pengumpulan dokumen – dokumen yang berkaitan dengan

perencanaan, baik di tingkat nasional maupun di daerah, yaitu;

1. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,

2. Rencana Strategis, kebijakan umum dan atau dokumen strategis

lainnya yang relevan;

3. Bidang kewenangan, tugas dan fungsi, serta peran lainnya;

4. Kebutuhan informasi kinerja untuk penyelenggaraan akuntabilitas

kinerja;

5. Kebutuhan data statistik pemerintah;

6. Kelaziman pada bidang tertentu dan perkembangan ilmu

(30)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

25

Tabel 3.2. Pencapaian IKU Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2015

NO IKU SATU

AN RUMUS YANG DIGUNAKAN

CAPAI-TAHUN 2015 TARGET

AKHR RENSTRA

(2015)

TAR-GET PENGHITUNGAN CAPAIAN

%

REALI-SASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A. Sasaran : Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

1

Jumlah ibu yang meninggal karena hamil, bersalin, dan nifas

di suatu wilayah pada kurun

waktu tertentu x 100.000 96,83 104,70 70 11 x 100.000 = 87,50 75,00 70,00

Jumlah kelahiran hidup di wilayah

dan pada kurun waktu yang sama

Jumlah bayi (berumur < 1 tahun) yg meninggal di suatu wilayah

pada kurun waktu tertentu x 1000 9,39

8,75 7,0 105 x 1.000 = 8,35 80,71 7,00

Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

12.570

3 Gizi buruk %

Jumlah balita gizi buruk yang ditemukan pada tempat dan

kurun waktu tertentu x 100% 0,42 0,38 0,43 195 x 100 % = 0,38 111,63 0,43

Jumlah seluruh balita pada tempat & periode waktu yg sama

50.661

4 Umur Harapan

Hidup (UHH) tahun

penghitungan eo dilakukan secara

tidak langsung menggunakan dua variabel yakni rata-rata anak yang

dilahirkan hidup (live birth) dan

rata-rata anak yang masih hidup (still living) untuk setiap wanita berusia 15-49 tahun menurut kelompok umur lima tahunan

(31)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

26

NO IKU SATU

AN RUMUS YANG DIGUNAKAN

CAPAI-TAHUN 2014 TARGET

AKHR RENSTRA

(2015)

TAR-GET PENGHITUNGAN CAPAIAN

%

REALI-SASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9

5

Prevalensi HIV -

AIDS %

Jumlah penderita HIV di suatu wilayah pada kurun waktu

tertentu x100% 0,05 0,05 <0,50 628 x 100% = 0,064 187,20 <0,50

Jumlah penduduk di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

971.511

6

Angka Kematian DBD (Case Fatality Rate/CFR)

%

Jumlah penderita HIV di suatu wilayah pada kurun waktu

tertentu x100% 0,67 0,16 1 13 x 100% = 0,93 107,00 1

Jumlah penduduk di wilayah dan pada kurun waktu yang sama

1417

B. Sasaran : Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

1

Jumlah Puskesmas yang telah

menerapkan SMM x100% 66,67 66,67 100 27 x 100% = 100 100 100

Jumlah Puskesmas pada kurun

waktu yang sama

Jumlah penduduk yang memiliki kartu peserta jaminan kesehatan prabayar di satu wilayah pada

kurun waktu tertentu x100% 96,62 89,66 90 946.327

x 100 % = 97,69 108,54 90

Jumlah penduduk pada tempat dan waktu yang sama

971.511

(32)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

27

3.2. Pengukuran Kinerja

Tabel 3.3. Pengukuran Kinerja Tahun 2015

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Interval Realisasi Kinerja(%)

50,1 - 65 65,1 -75 75,1 -90 1 Meningkatnya derajat

kesehatan masyarakat

1) Angka Kematian Ibu* 2) Angka Kematian

Bayi*

3) Status Gizi Buruk Balita*

4) Umur Harapan Hidup* 2 Meningkatnya kualitas

pelayanan kesehatan

3 Menurunnya angka

kesakitan

6) Prevalensi HIV-AIDS* 7) Angka kematian

(CFR) DBD

8) Penyembuhan kasus TB

9) Cakupan Desa UCI

Persentase 4 Meningkatnya kualitas

kesehatan lingkungan

10)Kualitas air minum 11)Jamban Sehat

Persentase kemitraan di bidang kesehatan dan pemberdayaan masyarakat menuju Desa Siaga

12)Desa Siaga kategori baik (Purnama dan Mandiri)

(33)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

28

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Capaian Interval Realisasi Kinerja(%)

50,1 - 65 65,1 -75 75,1 -90 6 Meningkatnya jumlah

penduduk yang memiliki jaminan kesehatan

13)Penduduk yang memiliki jaminan kesehatan

Persentase 90 97,69 108,54

7 Meningkatnya

ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan secara merata dan bermutu

14)Penggunaan Obat Rasional pada kasus J00

Persentase 91 96,04 105,54

8 Meningkat-nya

sertifikasi PIRT pada peserta Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP)

15)Produksi Pangan Industri Rumah Tangga yang memenuhi syarat/ bersertifikasi

Persentase 65 67,60 104,00

(34)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

29

Mencermati tabel diatas, dari sejumlah 15 indikator kinerja pada

Dinas Kesehatan, mayoritas kinerja yang dicapai telah memenuhi kriteria

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015

c. Cascade Down Indikator Kinerja

Cascade down indikator kinerja merupakan gambaran pohon kinerja

yang berurutan untuk mencapai tujuan dari IKU Bupati, maka diturunkan

pada IKU SKPD (Eselon II), selanjutnya IKU SKPD ditunjang oleh indikator

kinerja Eselon III dan indikator kegiatan yang ada pada eselon IV.

Gambar Pohon Kinerja Eselon III dan IV Dinas Kesehatan Kab. Bantul

80,00% 13,33%

6,67%

Sangat Baik Tinggi Sedang

sangat baik yaitu sebesar

80,00% (12 indikator), kriteria

tinggi 13,33% (2 indikator),

sedang sebesar 6,67% (1

indikator). Capaian realisasi

kinerja ini tampak pada gambar

disamping.

Gambar 3.1. Capaian Pengukuran Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2015

Angka Kematian Ibu

Eselon II Eselon III Eselon IV

Cakupan K4 Bumil

Cakupan Linakes

RT ber PHBS

Cakupan Desa Siaga

Review kelas ibu & ANC Terpadu Evaluasi Prog. KIA

Puskesmas PONED

AMP & diseminasi

Pendampingan PHBS

Bimtek Promkes

Jml Desa Siaga aktif

(35)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

30 Angka

Kematian Bayi

Angka Gizi Buruk Balita

Eselon II Eselon III Eselon IV

Cakupan MP ASI

Cakupan Balita Gizi Buruk dirawat Cakupan ASI Eksklusif Pelayanan Bayi

Pelayanan Balita Pelayanan neonatal

Kekerasan terhadap Perempuan & anak Manaj. komplikasi neonatal

AMP & diseminasi

Kapasitas petugas dalam SDIDTK

PMT Balita Gizi Buruk MP ASI Baduta

Surveilens Gizi

Audit Gizi Buruk Pendampingan Perbup ASI Ekslusif

Kapasitas petugas dalam ASI Eksklusif

Pendampingan Kadarzi Konsumsi garam

beryodium RT

Monev ASI Eksklusif

Sosialisasi PGS Desa Universal

Child Immunization

PemeliharaanColdchain

Distribusi Logistik

Bimtek UPS

Jamban Sehat

(36)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

31

Eselon II Eselon III Eselon IV

Umur Harapan Hidup

Puskesmas Santun Lansia

Kemitraan dengan institusi pendidikan

Forum kemitraan Screening

kesehatan Lansia

Temu kader Posyandu Lansia

PMT Posyandu Lansia

Rakor dan Bimtek

Angka Kematian DBD

Penanggulangan KLB <24 jam Akses air minum

TTU dan TPM Sehat

Insiden Rate DBD

Kekerasan thd Perempuan

Fogging Focus

Refreshing kader DBD

Inspeksi sanitasi air

Pemeriksaan sampel KLB

Audit KLB Desa STBM

Lokasi tatanan Kabupaten Sehat

Studi EHRA

Pemantauan TTU dan TPM Sehat Deklarasi Desa Stop BABS

Puskesmas Sentinel

PTM Pemantauan TTU

dan TPM Sehat

(37)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

32

Eselon II Eselon III Eselon IV

Prevalensi HIV

Puskesmas dengan SMM

Cakupan Jaminan Kesehatan

Penemuan Kasus HIV

Angka

Kesembuhan TB

Supervisi TB HIV Refreshing Program HIV & IMS

Koordinasi Program HIV

Refreshing TB HIV

Cakupan Mutu

Pelayanan Puskesmas Upaya Pengembangan

Puskesmas

Active Selective Case Finding TB

Temu kader TB

Pendampingan BLUD Puskesmas

Penilaian Kinerja Puskesmas

Cakupan Sarana Puskesmas Baik

Pengadaan alkes

Rehab Puskesmas VCT populasi berisiko

Cakupan Pelayanan Masyarakat Miskin

Sosialisasi Jamkes Rakor TP Jamkes

Evaluasi Jamkes Bimtek Jamkes

(38)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

33

3.3. Evaluasi Capaian Sasaran Strategis Tahun 2015

Pengukuran pencapaian sasaran pembangunan kesehatan diukur

dengan menggunakan indikator-indikator pembangunan kesehatan yang

mengacu pada Indikator Kinerja Utama bidang Kesehatan Tahun 2015.

3.3.1. Misi 1 : Mengupayakan pelayanan kesehatan yang paripurna, merata, dan bermutu.

1) Angka Kematian Ibu (AKI)

Kematian ibu pada tahun 2015 sebanyak 11 kematian atau AKI sebesar

87,5 per 100.000 kelahiran hidup, menurun secara signifikan dibanding

tahun 2014 sebanyak 14 kasus kematian ibu atau AKI sebesar 104,7 per

100.000 kelahiran hidup, dan telah mencapai target provinsi DIY sebesar 100

per 100.000 kelahiran hidup dan target MDG’s sebesar per .

kelahiran hidup. Pencapaian AKI ini belum mencapai target Bantul sebesar

70 /100.000 KH dengan nilai realisasi kinerja sebesar 75,00% dalam kategori

predikat Sedang. Selanjutnya kecenderungan AKI pada lima tahun terakhir

disajikan pada gambar 3.2. berikut ini.

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Tar-get

Capai -an

Interval Realisasi Kinerja (%)

50,1

Kematian Bayi* 3) Status Gizi

Buruk Balita* 4) Umur Harapan

(39)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

34

Gambar 3.2. Angka Kematian Ibu di Kabupaten Bantul dibandingkan dengan

Angka Kematian Ibu di Provinsi DIY Tahun 2011 – 2015

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015

Gambar diatas menunjukkan capaian AKI per tahun mengalami

fluktuasi dengan kecenderungan menurun selama 5 (lima) tahun. Seluruh

kasus kematian ibu telah dilakukan Audit Maternal Perinatal (AMP) yang

diselenggarakan untuk mengkaji hal – hal yang terkait dengan riwayat dan

kondisi sejak ibu masih hamil, penatalaksanaan persalinan dan kronologis

kasus sampai terjadinya kematian. Hasil audit penyebab kematian ibu

tersebut sebagian besar disebabkan pengenalan resiko oleh masyarakat dan

petugas kesehatan serta pemilihan fasilitas layanan persalinan pada ibu

hamil/bersalin/nifas dengan komplikasi yang kurang tepat sehingga

menyebabkan keterlambatan penatalaksanaan kasus emergency obstetric di

rumah sakit rujukan dengan fasilitas yang memadai. Hasil kajian audit

didapatkan kematian ibu sebagian besar (50%) karena Pre Eklampsia Berat

(PEB) yang bisa terjadi pada ibu hamil dan bersalin. Perencanaan program di

tahun yang akan datang akan difokuskan pada kegiatan yang ditujukan untuk

peningkatan pengenalan dan kewaspadaan dini masyarakat terhadap tanda

bahaya serta risiko. Selain itu juga dibutuhkan peningkatan kualitas sumber

daya manusia dalam hal teamwork yang solid serta response time yang cepat

dalam hal pengenalan risiko, penegakan diagnosa dan ketepatan dalam

pengambilan keputusan klinik untuk menghindari keterlambatan tindakan

111,2

52,2

96,83 104,7

87,5 124,89

89,21 99,04 88,9

66,36

0 20 40 60 80 100 120 140

2011 2012 2013 2014 2015

(40)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

35

dan kesalahan intervensi sehingga kematian ibu dapat dicegah dan

diturunkan.

Kegiatan yang telah dilaksanakan guna menurunkan angka kematian

ibu pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan SDM Kesehatan: Sosialisasi pengenalan deteksi dini resiko

ibu hamil resiko tinggi.

b. Peningkatan Pelayanan Kesehatan: Fasilitasi Problem Solving, Review

Maternal Perinatal, Disiminasi Hasil Rekomendasi Tk. Kabupaten,

Review Deteksi Dini Ibu Hamil Beresiko, Sosialisasi Asuhan Persalinan

Normal, Rakor Koordinator KIA, Rakor DTKB, Rakor KB, Rakor Bidan

c. Kemitraan Lintas Sektor dan Lintas Program

d. Pemantapan sistem rujukan

e. Promosi kesehatan dan pemberdayaan kesehatan melalui program

inovatif Dusun Bebas 4 Masalah Kesehatan (DB4MK) yang merupakan

program penyelesaian masalah kesehatan secara komprehensif.

Pelaksanaan program ini melibatkan seluruh komponen masyarakat

disemua tingkatan dengan penekanan utama yaitu upaya penurunan

kematian ibu, kematian bayi, balita gizi buruk, penanggulangan demam

berdarah, dan pencegahan penyakit TBC.

2) Angka Kematian Bayi (AKB)

Pencapaian AKB pada tahun 2015 sebesar 8,35/1000 KH dari target

7,0/1000 KH dengan nilai realisasi kinerja sebesar 80,71% termasuk

kategori Tinggi, dan mengalami penurunan dibandingkan dengan capaian

pada tahun 2014 sebesar 8,75/1000 KH. Kecenderungan Angka Kematian

Bayi pada lima tahun terakhir dari tahun 2011 - 2015 disajikan dalam

(41)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

36

Gambar 3.3. Angka Kematian Bayi di Kabupaten Bantul dibandingkan dengan Angka Kematian Bayi di Provinsi DIY Tahun 2011- 2015

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015

Gambar ini memperlihatkan kecenderungan penurunan AKB

dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Angka Kematian bayi juga

berada di bawah AKB Prov. DIY. Penyebab kematian bayi pada tahun 2014

dan 2015 disajikan pada tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.4. Kematian Bayi Berdasarkan Penyebab Kematian Di Kabupaten Bantul Tahun 2014 dan 2015

NO PENYEBAB

2014 2015

JUMLAH % JUMLAH %

1 Asphyxia 33 28,20 27 25,71

2 Kelainan bawaan 31 26,49 21 20,00

3 BBLR 30 25,64 30 28,57

4 Aspirasi 9 7,69 1 0,95

5 Pneumonia 3 2,56 6 5,71

6 Diare 2 1,71 4 3,81

7 Sepsis 1 0,85 4 3,81

8 Infeksi Usus 1 0,85 0 0

9 Kecelakaan 1 0,85 0 0

10 Lain – lain 3 2,56 12 11,44

Total 117 100,00 105 100,00

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015

9,8

8,5 8,6 9,38 8,75 8,35

7,9

9,34 8,9 9,9 8,9 8,65

0 2 4 6 8 10 12

2010 2011 2012 2013 2014 2015

(42)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

37

3) Status Gizi Buruk Balita

Status gizi buruk Balita sebesar 0,38% dengan target 0,43% termasuk

kategori Sangat Baik (nilai 111,63%). Status gizi buruk dari tahun ke tahun

terus menurun sesuai harapan.

Gambar 3.4. Angka Gizi Buruk Balita di Kabupaten Bantul dibandingkan dengan Angka Angka Gizi Buruk Balita di Provinsi DIY Tahun 2011-2015

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015

Mencermati grafik diatas, menunjukkan perbaikan status gizi Balita

yang ditandai dengan menurunnya angka gizi buruk pada Balita. Program

perbaikan gizi mencakup beberapa kegiatan yaitu surveilans gizi, konsultasi,

pemeriksaan balita oleh dokter ahli, pemantauan ASI Eksklusif dan Inisiasi

Menyusu Dini (IMD) serta pemberdayaan masyarakat melalui Kelompok

Pendukung Ibu (KP-Ibu). Upaya lain yang dikembangkan oleh Pemerintah

Kabupaten Bantul adalah program Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

Balita Gizi Buruk berupa bantuan makanan tambahan selama 180 hari makan

anak bagi 205 Balita serta kunjungan dan pemeriksaan oleh dokter ahli anak

di Puskesmas. Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada anak usia

6 – 24 bulan (Baduta) dari keluarga miskin (gakin) sudah tercapai 100%.

Selain itu, upaya perbaikan gizi juga dilakukan dengan PMT bagi 214 ibu

hamil (Bumil) Kurang Energi Kronis (KEK) untuk 90 hari makan. Realisasi

pemberian PMT Balita, Bumil, Baduta Gakin sebagai berikut :

0,52

0,44 0,42

0,38 0,38

0,68

0,59

0,49 0,51

2011 2012 2013 2014 2015

(43)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

38

Gambar 3.5. Pemberian Makanan Tambahan pada Balita Gizi Buruk, Bumil KEK dan MP ASI Baduta Gakin di Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015

4) Umur Harapan Hidup

Pencapaian umur harapan hidup sebesar 73,24 tahun dengan target

71,40 tahun, meningkat dibanding dengan tahun 2014 sebesar 71,62 tahun,

dengan realisasi kinerja 102,58% termasuk kategori Sangat Baik. Umur

harapan hidup (UHH) pada waktu lahir (eo) adalah rata-rata jumlah tahun

yang akan dijalani oleh sekelompok orang yang dilahirkan pada suatu waktu

tertentu jika pola mortalitas untuk kelompok umur tersebut bersifat tetap

pada masa mendatang. UHH menjadi suatu indikator peningkatan derajat

kesehatan.

Gambar 3.5. Umur Harapan Hidup di Kabupaten Bantul dibandingkan

dengan Umur Harapan Hidup di Provinsi DIY Tahun 2010 – 2015

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul , 2015

220 225 220

200

205

0

210 200

340

214

0 0

740

400

510

0 100 200 300 400 500 600 700 800

2011 2012 2013 2014 2015

Balita Bumil Baduta Gakin

71,31 71,33 71,34 71,4

73,24

74,17 74,26 74,36 74,45

74,5

69 70 71 72 73 74 75

2010 2011 2012 2013 2014

(44)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

39

Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa UHH Kabupaten Bantul terus

mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2010 UHH Kabupaten Bantul

71,21 tahun meningkat menjadi 73,24 tahun pada tahun 2015. Untuk

mencapai umur harapan hidup yang baik maka upaya-upaya telah dilakukan

antara lain dengan memasyarakatkan pentingnya upaya kesehatan preventif

kepada kelompok usia lanjut, upaya pemeliharaan kesehatan dengan

melakukan olah raga yang teratur dan pentingnya konsumsi makanan yang

seimbang bagi kelompok usia lanjut.

5. Penerapan Manajemen Mutu di Puskesmas

Standarisasi pengembangan mutu pelayanan di Puskesmas sebesar

100% mencapai dengan target 100% dan nilai realisasi kinerja 100%

termasuk kategori Sangat Baik. Tabel 3.5. berikut ini menunjukkan upaya

hasil standarisasi pengembangan mutu pelayanan di Puskesmas.

Tabel 3.5 Puskesmas dengan Penerapan Manajemen Mutu Tahun 2015

No.

Jenis Standarisasi Pengembangan Mutu

Pelayanan

Puskesmas

1 Pengembangan

Manajemen Kinerja Klinis (PMKK)

(45)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

40

3.3.2. Misi 2 : Mengupayakan penanggulangan masalah kesehatan dan penyehatan lingkungan

1) Prevalensi HIV-AIDS

Prevalensi HIV-AIDS sebesar 0,064% dengan target 0,5% dan nilai

realisasi kinerja 190% termasuk kategori Sangat Tinggi. Akselerasi

pengendalian HIV-AIDS dilakukan melalui peningkatan akses pelayanan

kesehatan pada kelompok kunci dan pada kelompok potensial (umur 15-24

tahun), dengan cara intensifikasi konseling, penemuan dan pengobatan

kasus, serta peningkatan pengetahuan komprehensif tentang HIV pada

kelompok potensial. Hasil kegiatan pengendalian HIV-AIDS tahun 2014

antara lain cakupan KIE pada kelompok kunci (kelompok pekerja seks dan

pengguna Narkoba) sebesar 100%. Cakupan KIE pada kelompok rentan (usia

15-24 tahun) sebesar 100% dan cakupan VCT pada kelompok kunci sebesar

100%. Kasus HIV-AIDS pada tahun 2014 sebanyak 538 kasus, meningkat

menjadi 688 kasus pada tahun 2015.

Pencapaian kondisi ini dilakukan dengan peningkatan pelayanan

Voluntary Consulting and Testing (VCT) dan Care Support and Treatment

(CST) di RSUD Panembahan Senopati, klinik layanan Infeksi Menular Seksual

(IMS) di Puskesmas Kretek, Imogiri I, Srandakan, Kasihan II, Dlingo I dan

Sedayu I serta Klinik layanan terapi metadon bagi pemakai Narkoba suntik di

Puskesmas Banguntapan II.

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Tar get

Capai an

Interval Realisasi Kinerja (%)

50

2) Angka kematian (CFR) DBD 3) Penyembuhan

kasus TB

4) Cakupan Desa UCI

Persentase

5) Kualitas air minum

6) Jamban Sehat

(46)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

41

Gambar 3.6. Penemuan kasus HIV AIDS di Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015

Grafik diatas memperlihatkan kecenderungan peningkatan kasus

HIV-AIDS. Peningkatan kasus ini menunjukkan keberhasilan program

penjangkauan penderita HIV-AIDS. Penderita yang telah ditemukan

kemudian diterapi, sehingga dapat memutus rantai penularan dan

menurunkan angka prevalensi HIV-AIDS. Angka prevalensi HIV-AIDS sampai

tahun 2015 sebesar 0,062% meningkat dibanding tahun 2014 sebesar

0,058%, namun masih termasuk dalam kategori endemis rendah (<0,5%).

2) Angka Kematian Demam Berdarah dengue (DBD)

Angka kematian DBD pada tahun 2015 adalah 0,93%, yaitu sejumlah

13 kematian dari 1417 kasus DBD, dengan kategori nilai capaian kinerja

Sangat Baik (107,00%). Upaya yang telah dilakukan untuk menekan

merebaknya kasus DBD adalah pemberdayaan masyarakat melalui Gertak

PSN, pemberantasan vektor dan KIE yang terus-menerus dilakukan oleh

jajaran kesehatan didukung lintas sektor, kecamatan dan kelurahan. Grafik

kecenderungan penurunan angka kesakitan DBD sebagai berikut:

54

312

473 508

688

0 100 200 300 400 500 600 700 800

(47)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

42

Gambar 3.7. Angka Kematian DBD Di Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015

3. Angka kesembuhan TB

Angka kesembuhan pengobatan TBC dari tahun ke tahun terus

mengalami peningkatan. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah

Daerah adalah peningkatan status gizi penderita TB, penerapan strategi

DOTS, dan peningkatan jejaring TB dengan fasilitas kesehatan swasta (dokter

dan apotik). Kunci sukses pengobatan TB adalah kepatuhan dalam minum

obat TB.

Gambar 3.8. Angka Kesembuhan TBC di Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015

Grafik diatas memperlihatkan bahwa angka kesembuhan TBC

cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2011 angka kesembuhan TBC

Kabupaten Bantul sebesar 86,4%, terjadi penurunan pada tahun 2015

sebesar 74,33%. Menurunnya angka kesembuhan ini karena adanya

peningkatan jumlah penderita TB dengan Multi Drug Resistant (MDR) yang

sulit disembuhkan.

0,81

0

0,67

0,16

0,93

0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2

1 2 3 4 5

Kematian DBD Target Bantul

86,4 86,12 79,75 81,7 74,33

2011 2012 2013 2014 2015

%

K

e

se

m

b

u

h

a

n

(48)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

43

3.3.3 Misi 3 : Meningkatkan kemandirian masyarakat melalui

pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan

Pencapaian indikator terkait misi 3 Sangat Tinggi. Upaya yang

dilakukan guna mendukung misi 3 ini melalui sarasehan, dan pertemuan

tokoh masyarakat. Berbagai kegiatan dalam rangka Desa Siaga ini adalah

pendataan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan rumah

tangga, dan fasilitasi kegiatan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

(UKBM).

Pemberdayaan masyarakat juga dilakukan melalui kegiatan inovatif

Desa Bebas 4 Masalah Kesehatan (DB4MK) Plus yang sudah dimulai sejak

tahun 2007. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengubah pola pikir, pola

sikap, dan pola tindak seluruh stakeholder, termasuk juga para pejabat dan

masyarakat dalam ikut menangani permasalahan kesehatan, yaitu

menurunkan kematian ibu, menurunkan kematian bayi, menurunkan jumlah

kasus DBD, menurunkan jumlah penderita Balita gizi buruk, dan

meningkatkan penemuan kasus TB.

Unit analisis DB4MK Plus telah diubah dari desa bebas 4 masalah

kesehatan menjadi dusun bebas 4 masalah kesehatan. Hal ini berdasarkan

aspirasi kepala desa dan masyarakat karena peluang masyarakat untuk

mendapatkan reward lebih besar dengan unit analisis yang lebih kecil dan

masyarakat mempunyai harapan yang lebih besar untuk mengupayakan

dusunnya bebas empat masalah kesehatan. Reward diberikan bagi dusun

dengan kriteria bebas kematian ibu, kematian bayi, gizi buruk, dan DBD.

No Sasaran Indikator

Kinerja Satuan

Tar-get

Capai an

Interval Realisasi Kinerja (%)

50,1 - 65

65,1 -75

75,1 -90

1 Meningkatnya kemitraan di bidang kesehatan dan pemberdayaan masyarakat menuju Desa Siaga

1) Desa Siaga kategori baik (Purnama dan Mandiri)

Persentase

(49)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

44

Pemberdayaan masyarakat melalui DB4MK Plus ini meningkatkan

kemandirian masyarakat, dan strata Desa Siaga aktif, seperti pada grafik

berikut:

Gambar 3.9. Strata Desa Siaga Di Kabupaten Bantul Tahun 2011 - 2015

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015

Gambar diatas menunjukkan bahwa strata Desa Siaga Aktif (Purnama

dan Mandiri) telah meningkat, yang berarti bahwa masyarakat telah

berpartisipasi aktif dan berdaya di bidang kesehatan.

3.3.4. Misi 4 : Mengupayakan tersedianya pembiayaan jaminan

kesehatan semesta

Pencapaian indikator terkait misi 4 yaitu tentang jaminan kesehatan

semesta pada tahun 2015 sebesar 97,69 %, meningkat dibandingkan tahun

2011 2012 2013 2014 2015

Pratama Madya Purnama Mandiri

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Tar get

Capai an

Interval Realisasi Kinerja(%)

(50)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

45

kinerja 108,54%, termasuk dalam kategori Sangat Baik. Program jaminan

kesehatan yang dilaksanakan meliputi beberapa jenis dari berbagai

penyelenggara jaminan kesehatan dan sumber biaya. Sejumlah 946.327 jiwa

(97,69%) penduduk telah mempunyai jaminan kesehatan, secara rinci

tertera pada tabel berikut ini.

Tabel 3.6. Peserta Jaminan Kesehatan di Kabupaten Bantul Tahun 2015

NO JENIS KEPESERTAAN JUMLAH

1 BPJS

a. PBI 472.442

b.Non PBI 203.885

2 Jamkesda 220.000

3 Jamkessos 50.000

Total 946.327

Persentase 97,69 %

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015

3.3.5. Misi 5 : Mengupayakan ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan yang bermutu

Pencapaian indikator terkait misi 5 yaitu Penggunaan Obat Rasional

pada kasus J00 pada tahun 2015 sebesar 96,24% meningkat dibandingkan

dengan tahun 2014 sebesar 95,23%. Angka ini juga telah mencapai target

91% dengan nilai realisasi kinerja 105,76 atau kategoriSangat Baik. Upaya

yang telah dilakukan pada tahun 2015 terkait penyediaan obat esensial yang

bersumber dari dana DAK maupun APBD II. Jumlah kecukupan obat esensial

sudah tercapai. Penggunaan obat yang rasional akan mengurangi dampak

No Sasaran Indikator

Kinerja Satuan

Tar-get

Capai an

Interval Realisasi Kinerja (%)

50,1 - 65

65,1 -75

75,1 - 90

1 Meningkatnya ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan secara merata dan bermutu

6) Penggunaan Obat Rasional pada kasus J00

(51)

Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2015

46

negatif resistensi kuman terhadap antibiotik tertentu, sehingga menurunkan

angka kesakitan dan kematian. Cakupan POR dari tahun ke tahun semakin

meningkat, seperti terlihat pada grafik berikut.

Gambar 3.10. Penggunaan Obat Rasional di Kabupaten Bantul

Tahun 2011 – 2015

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2014

Gambar diatas menunjukkan peningkatan POR dan memiliki arti

bahwa rasionalisasi penggunaan antibiotika oleh dokter di Puskesmas pada

kasus JOO (influenza) sudah memenuhi standar.

3.3.6. Misi 6 : Melaksanakan pengawasan dan pengaturan di bidang kesehatan

Pencapaian indikator terkait misi 5 yaitu Produksi Pangan Industri

Rumah Tangga yang memenuhi syarat/ bersertifikasi pada Tahun 2015

sebesar 67,60% telah melampaui target 65% dengan nilai realisasi kinerja

sebesar 104,00% atau kategori Sangat Tinggi. Program dan upaya untuk

2011 2012 2013 2014 2015

Target POR

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Tar-get

Capai an

Interval Realisasi Kinerja (%)

50,1

Gambar

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul
Tabel 1.1 Keadaan Tenaga Berdasarkan Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan
Tabel 1.2 Jenis dan Jumlah Sarana Kesehatan Di Kabupaten Bantul  Tahun 2013 -  2015
Tabel 1.3. Alokasi Pembiayaan Kesehatan Dinas Kesehatan
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Kadang-kadang antara vaksin dengan pengencernya terpisah dan harus harus disimpan pada temperatur yang berbeda (4) vaksinasi dilakukan saat udara dingin, yaitu pada pagi hari

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbandingan Nilai Gizi Komposit Tepung Sukun dan

1) Akad pembiayaan mura&gt;bah}ah. 2) Bentuk perjanjian pembiayaan mura&gt;bah}ah pada kredit pemilikan rumah. 3) Klasifikasi permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan pembiayaan

Berdasarkan hasil simulasi dari 33 cross dengan menggunakan HEC-RAS, sebagian besar penampang kondisi tanggulnya tidak memenuhi standar tinggi jagaaan yaitu 0,8 m

Dalam Laporan ini, pencapaian kinerja diukur dari pencapaian sasaran, yaitu dengan melakukan pengukuran atas indikator-indikator yang dianggap mampu mengukur pencapaian sasaran

Capaian indikator kinerja sasaran Dinas Pertanian Kabupaten Magetan merupakan tingkat pencapaian target dari indikator kinerja sasaran yang dicapai pada Tahun 2016,

Berdasarkan hasil temuan diatas, dapat diketahui bahwa strategi penghidupan yang dilakukan oleh para pedagang kaki lima di Yogya, Hanoi, Surigao, Kigali dan Johannesburg adalah

Kegiatan ajudikasi dalam pendaftaran tanah adalah untuk pendaftaran tanah yang pertama sekali merupakan prosedur khusus yang prosesnya dilakukan pada pemberian