• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019

N/A
N/A
Sri Rejeki Lumbantoruan

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2019"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Dinas Kesehatan

Provinsi Sumatera Utara (03)

LAPORAN AKUNTABILITAS

KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT

TAHUN 2019

DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA JALAN PROF. H.M. YAMIN, SH NO. 41 AA

TELP. (061) 4524550, FAX. (061) 4524550 Kode Pos 20234

M E D A N

(2)

L A K I P

(LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH)

DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA (03) TAHUN 2019

---

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : PERENCANAAN KINERJA BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI B. REALISASI ANGGARAN

BAB IV : PENUTUP

LAMPIRAN : PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019

DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA JALAN PROF. H.M. YAMIN, SH NO. 41 AA

TELP. (061) 4524550, FAX. (061) 4524550 Kode Pos 20234

M E D A N

(3)

i

KATA PENGANTAR

Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang mewajibkan kepada setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintah negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dan kebijaksanaan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan Rencana Strategi yang telah dirumuskan sebelumnya. Pertanggungjawaban Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dimaksud dituangkan dalam Laporan Kinerja (LK) yang secara rinci menjelaskan hasil- hasil kinerja serta seberapa jauh indikator di bidang kesehatan masyarakat dapat dicapai.

Satker Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (03) adalah salah satu entitas akuntansi dibawah Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Selain juga melaporkan hasil capaian kinerja setiap program yanng ada di bidang kesehatan masyarakat yang telah dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan Desember 2018.

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lakip) Satker Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (03) mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan dan juga pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja dan Pelaporan Kinerja.

Laporan ini telah disusun dan disajikan dengan berdasarkan kepada indikator kinerja setiap program yang ada di kesehatan masyarakat dan realisasi anggaran dana dekonsentrasi TA.

2019.

Terkait dengan pelaksanaan pencapaian kinerja, maka disusun Laporan ini. Hal ini semata- mata untuk menunjukkan kepada masyarakat, provinsi dan pusat bahwa Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Satker 03 mempunyai komitmen dan tekad yang kuat untuk melaksanakan kinerja organisasi yang berorientasi pada hasil, baik berupa output maupun outcome. Disisi lain penyusunan LK ini juga dimaksudkan sebagai pengejawantahan prinsip transparansi dan akuntabilitas yang merupakan pilar penting pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik (good government).

Mudah-mudahan penyajian LK ini menjadi cerrmin bagi semua pihak untuk mengevaluasi kinerja setiap program yang ada di kesehatan masyarakat selama satu tahun agar dapat melaksanakan kinerja ke depan secara lebih produktif, efektif dan efisien baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun kondisi pelaksanaannya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan atas apa yang telah kita lakukan.

Medan, Maret 2020 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara,

dr. Alwi Mujahit Hasibuan, MKes NIP. 19651119 199903 1 001

(4)

ii

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar………....………... i i Daftar Isi ii Daftar Tabel iii

Daftar Isi……….. ii

Daftar Tabel………... Iii iv Ringkasan 1

BAB I PENDAHULUAN 1 3 1.1 Latar Belakang... 1 4 1.2 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi... 4

1.3 Struktur Organisasi... 5

1.4 Sistematika penulisan LAKIP……….. 6 5 BAB II PERENCANAAN DAN PEJANJIAN KINERJA………... 8

2.1 Perencanaan Kinerja ………... 8

2.3 Penetapan Kinerja………... 8

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA……… 11

3.1 Capaian Kinerja Tahun 2019 ………... 11

3.2 Analisis Capaian Kinerja……….. 14

3.3 Realisasi Keuangan……….. 26

BAB IV PENUTUP………... 28

4.1 Kesimpulan………. . 28

4.2 Saran………... 29

(5)

iii

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 1 Target Kinerja Indikator Kinerja Kesehatan Masyarakat Tahun 2019 9 Tabel 2 Tingkat capaian target nasional, target provinsi dan realisasi kinerja setiap

program di kesehatan masyarakat,

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019

11

Tabel 3 Pencapaian Indikator Kinerja Program Pembinaan Gizi Masyarakat Tahun 2019

15 Tabel 4 Pencapaian Indikator Kinerja

Program Pembinaan Kesehatan Keluarga Tahun 2019

17

Tabel 5 Pencapaian Indikator Kinerja

Program Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2019

21

Tabel 6 Pencapaian Indikator Kinerja

Program Pembinaan Kesehatan Lingkungan Tahun 2019

23

Tabel 7 Pencapaian Indikator Kinerja

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2019

25

Tabel 8 Alokasi dan realisasi dana setiap program TA. 2019 26

(6)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus intervensi untuk keberhasilan pembangunan bangsa Untuk itu dilaksanakan pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pemenuhan hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 29 H ayat (1) dan Undang-Undang Nomor 336 Tahun 2009 tentang Kesehatan dengan tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya melalui pelaksanaan program pembangunan kesehatan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakaan secara sistematis dan berkesinambungan menuju masyarakat mandiri untuk hidup sehat dan Pasal 28 huruf H yaitu

“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal akan mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Dalam penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan lingkungan guna mencapai derajat kesehatan lingkungan yang setinggi-tingginya sebagai prasyarat agar lingkungan semakin produktif menuju tingkat kesejahteraan yang lebih baik.

Dalam melaksanakan tanggung jawab atas penyediaan fasilitas kesehatan sesuai dengan tuntutan UUD 1945 pasal 34 dan sasaran pembangunan kesehatan sebagaimana tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (PJMD) dan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara 2013-2018 maka telah dilaksanakan berbagai upaya pembangunan kesehatan.

Disampingg itu, tujuan Kementerian Kesehatan dalam Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 adalah meningkatnya status kesehatan masyarakat dan meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap resiko sosial dan finansial di bidang kesehatan.

Program Perbaikan Gizi merupakan bagian integral dari Program Kesehatan yang mempunyai peranan penting dalam menciptakan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tinginya. Untuk mencapai tujuan tersebut, program perbaikan gizi harus dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan. Hal ini dilakukan melalui suatu rangkaian upaya terus menerus mulai dari perumusan masalah, penetapan tujuan yang jelas, penentuan strategi intervensi yang tepat sasaran, identifikasi kegiatan yang tepat serta adanya kejelasan tugas pokok dan fungsi institusi yang berperan diberbagai tingkat administrasi.

Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019, telah ditetapkan indikator luaran yang harus dicapai dan kebijakan serta strategis yang harus dilaksanakan,

(7)

2 yaitu : (1) Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan; (2) Persentase balita yang ditimbang berat badannya: (3) Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI eksklusif; (4) Persentase rumah tangga mengonsumsi garam beriodium; (5) Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A; (6) persentase ibu hamil yang mendapatkan TTD mnimal 90 tablet selama masa kehamilan; (7) Persentase ibu hamil KEK yang mendapat Makanan Tambahan; (8) Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan; (9) Persentase remaja putri mendapat TTD; (10) Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A; (11) Persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD; (12) Persentase bayi BBLR; (12) Persentase bayi BBLR; (13) Persentase balita mempunyai buku KIA/KMS; (14) Persentase balita ditimbang yang naik berat badannya; (15) Persentase balita ditimbang yang tidak naik berat badannya (T); (16) Persentase balita ditimbang yang tidak naik berat badannya dua kali berturut-turut (2T); (17) Persentase balita BGM; (18) Persentase ibu hamil anemia.

Capaian Kinerja untuk tingkat satuan kerja daerah, telah ditetapkan indikator luaran yang harus dicapai yaitu : (1) Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan; (2) Persentase balita yang ditimbang berat badannya: (3) Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI eksklusif; (4) Persentase rumah tangga mengonsumsi garam beriodium; (5) Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A; (6) Persentase ibu hamil yang mendapatkan TTD minimal 90 tablet selama masa kehamilan; (7) Persentase ibu hamil KEK yang mendapat Makanan Tambahan;(8) Persentase Kab/ Kota yang melaksanakan surveilans Gizi, dan (9) Persentase Penyediaan Bufferstok MP ASI untuk Bencana.

Dalam meningkatnya status kesehatan masyarakat, indikator keberhasilan yang akan dicapai lainnya adalah meningkatnya upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif, serta meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam rangka pencapaian indikator keberhasilan indicator dan meningkatnya status kesehatan masyarakat, ditetapkan Indikator Kinerja Kegiatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat yaitu : (1) Persentase Kab/Kota yang memiliki Kebijakan PHBS (2) Persentase Desa yang memamfaatkan Dana Desa untuk UKBM (3) Jumlah Dunia Usaha yang memamfaatkan CSR nya untuk Program Kesehatan (4) Jumlah Ormas yang memamfaatkan Sumber dayanya untuk mendukung Kesehatan (5) Persentase Posyandu Aktif (6) Persentase Kab/Kota yang Melaksanak Kampanye Germas melalui berbagai Media.

Capaian Kinerja untuk tingkat Satuan Kinerja Daerah telah ditetapkan indikator yang harus dicapai yaitu : (1) Persentase Rumah Tangga yang Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (2) Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri (3) Persentase Desa Siaga Aktif (4) Persentase Sekolah Yang Mempromosikan Kesehatan (5) Jumlah Kab/Kota yang mengembangkan Program TOGAminimal 2 Desa/Kelurahan per Kab/Kota (6) Jumlah Poskesdes yang beroperasi di Desa/Kelurahan Siaga.

(8)

3 Berdasarkan arah kebijakan pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat dalam RPJMN 2015-2019 tersebut, salah satu yang menjadi fokus Kementerian Kesehatan dalam kaitannya dengan tugas promkes adalah Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Dalam konteks ini, maka perlu disusun/ditetapkan strategi utama dalam pencapaian arah kebijakan tersebut. Sesuai dengan Permenkes 74 Tahun 2016 tentang upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, strategi promosi kesehatan adalah melalui pemberdayaan masyarakat, advokasi dan kemitraan.

Dalam RPJMN tahun 2015-2019 tercantum Program Indonesia Sehat, dimana telah diterbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga dimana terdapat 12 Indikator keluarga sehat, terkait dengan kesehatan lingkungan adalah setiap keluarga menggunakan jamban dan memiliki air bersih. Juga telah terbit Inpres Nomor 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), antara lain yang berkaitan dengan Program Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja dan Olahraga adalah mendorong setiap orang melakukan aktifiatas fisik setiap hari dan menjaga kebersihan lingkungan serta menggunakan jamban sehat

Dalam Pilar Pertama Program Indonesia Sehat (Paradigma Sehat) program kesehatan lingkungan merupakan bagian integral dan strategis guna mencegah penyebaran penyakit dan/

gangguan kesehatan dari faktor resiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat dari aspek fisik, kimia, biologi maupun sosial, juga bila didukung oleh implementasi di tempat kerja / perkantoran/ fasyankes dan masyarakat untuk melakukan kegiatan kesehatan kerja dan olah raga guna mewujudkan masyarakat yang sehat, bugar dan produktif.

Upaya Kesehatan olahraga ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat. Peningkatan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat merupakan upaya dasar dalam meningkatkan prestasi belajar, kerja dan olahraga. Upaya kesehatan olahraga dilaksanakan melalui aktifitas fisik, latihan fisik dan/atau olahraga, sedangkan upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan, Upaya kesehatan kerja dimaksud adalah meliputi pekerja disektor formal dan informal.

Peningkatan kesehatan lingkungan merupakan upaya yang dilakukan melalui penyehatan, pengamanan, dan pengendalian terhadap media lingkungan dan sumber pencemaran lingkungan agar tercipta kondisi kualitas lingkungan yang memenuhi standar baku mutu dan persyaratan kesehatan lingkungan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan. Oleh karena itu, keluarga, lingkungan, maupun penyelenggara tempat-tempat umum, lingkungan khusus dan dalam situasi darurat”

wajib melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan dalam rangka mencegah penularan atau pencegahan penyakit-penyakit berbasis lingkungan

(9)

4 1.2 KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 34 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas yang ada di Provinsi Sumatera Utara maka kedudukan, tugas dan fungsi susunan organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

1.2.1 KEDUDUKAN

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh Kepala Dinas Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur Sumatera Utara. Sementara untuk pimpinan pada setiap bidang dipimpin oleh kepala bidang yang langsung bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.

1.2.2 TUGAS POKOK

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara diberikan tugas untuk melaksanakan urusan pemerintahan daerah/kewenangan provinsi dibidang kebijakan teknis pembinaan, pengendalian masalah kesehatan, pelayanan kesehatan, pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan jaminan kesehatan.

1.2.3 FUNGSI

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (03) dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tata kerja berpedoman pada Keputusan Gubernur Sumatera Utara yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi.

Dengan mempertimbangkan hasil kajian atas Visi Gubernur Sumatera Utara, dan sasaran pembangunan kesehatan yang tertuang di dalam RPJMD Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013-2018, maka ditetapkan Visi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara adalah Mewujudkan masyarakat Provinsi Sumatera Utara Sehat, Mandiri dan Berdaya Saing.

Dalam rangka mewujudkan masyarakat Provinsi Sumatera Utara sehat, mandiri, dan berdaya saing, maka ditetapkan beberapa Misi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara sebagai berikut :

1. Menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan bermutu, merata dan terjangkau 2. Meningkatkan pengendalian dan penanggulangan masalah kesehatan

3. Meningkatkan mutu sumberdaya kesehatan

4. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan

(10)

5 Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara melakukan beberapa langkah-langkah strategis sebagai berikut :

 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

 Mendorong peningkatan penyediaan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan

 Meningkatkan pengawasan terhadap kualitas lingkungan dan pengendalian wabah.

 Mendorong pemberdayaan masyarakat serta kemitraan dalam bidang kesehatan

 Mengembangkan sistem jaminan pemeliharaan kesehatan

 Meningkatkan manajemen dan kebijakan kesehatan.

1.3 STRUKTUR ORGANISASI

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi, maka susunan organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Kepala Dinas Kesehatan dibantu oleh :

1. Sekretaris Dinas yang membawahi 3 (tiga) sub bagian, yaitu a. Umum & kepegawaian,

b. Keuangan

c. Program & akuntabilitas publik

2. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, terdiri dari 3 seksi, yaitu : a. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi

b. Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat c. Seksi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja 3. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

a. Seksi Surveilans dan Imunisasi

b. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular c. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular 4. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan

a. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional b. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan

c. Seksi Akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Rujukan Kesehatan 5. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan

a. Sekis Kefarmasian

b. Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga c. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan

(11)

6 6. Kelompok Jabatan Fungsional, yang dipimpin oleh pejabat eselon III yaitu kepala

UPT, dan terdiri dari 6 (enam) UPTD yaitu : a. UPTD RS Khusus Paru

b. UPTD RS Khusus Mata

c. UPTD RS Khusus Kusta Lau Simomo d. UPTD Laboratorium

e. UPTD Pelatihan Kesehatan f. UPTD RSU Indrapura

Secara terinci struktur organisasi Dinas kesehatan Provinsi Sumatera Utara sebagaimana terlampir.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN LAKIP

Pada dasarnya Laporan Kinerja Bidang Kesehatan Masyarakat ini memberikan penjelasan mengenai pencapaian kinerja Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Seksi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerjatahun 2019. Capaian kineja (performance results) tahun 2019 diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance agreement) tahun 2019 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan bidang kesehatan masyarakat. Analisis atas capaian kineja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentiffikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang.

Sistematika penyajian Laporan Kinerja Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja dan Pelaporan Kinerja, sebagai berikut :

1. BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab ini disajikan penjelasan singkat tentang latar belakang, kedudukan tugas dan fungsi stuktur organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi.

2. BAB II PERENCANAAN KINERJA

Pada Bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan 3. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis bidang sesuai dengan hasil pengukuan kinerja.

(12)

7 B. REALISASI ANGGARAN

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaan yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja bidang sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja.

4. BAB IV PENUTUP

Pada Bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja bidang kesehatan masyarakat serta langkah dimasa mendatang yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerjanya.

LAMPIRAN :

1) Perjanjian Kinerja

2) Lain-lain yang dianggap perlu

(13)

8 BAB II

PERENCANAAN KINERJA 2.1 PERENCANAAN KINERJA

Berdasarkan beberapa peratuan sudah ditetapkan bahwa Dinas Kesehata Provinsi Sumatera Utara diberikan tugas melaksnakan urusan pemerintahan daerah/kewenangan provinsi di bidang kebijakan teknis pembinaan pengendalian masalah kesehatan, pelayanan kesehatan, pengembangan sumber daya manusia kesehatan dan jaminan kesehatan serta tugas pembantuan. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, maka khususnya bidang kesehatan masyarakat memiliki fungsi :

• Penyiapan konsep pelaksanaan kegiatan bidang kesehatan masyarakat baik itu kesehatan keluarga & gizi, promosi kesehatan & pemberdayaan masyarakat serta kesehatan lingkungan & kesehatan kerja

• Pembinaan dan pelaksanaan kegiatan ke kabupaten/kota dalam hal kesehatan keluarga & gizi, promosi kesehatan & pemberdayaan masyarakat serta kesehatan lingkungan & kesehatan kerja

• Pelaksanaan tugas lainnya sesuai dengan visi dan misi Gubernur Sumatera Utara

• Pelaksanaan tugas menciptakan masyarakat yang sehat secara menyeluruh di setiap siklus kehidupan

• Melaksanakan usaha kesehatan secara promotif dan preventif bagi seluruh lapisan masyarakat guna mencapai derajat kesehata yang merata

Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara mengacu kepada :

1. RPJMD Sumatera Utara Tahun 2019-2023

2. Renstra Dinas Kesehatan Povinsi Sumatera Utara 2019-2023 3. Perjanjian Kinerja tahun 2019

2.2 PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 yang telah ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (Drs. Agustama, Apt, M.Kes) dengan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat (dr. Kirana Pritasari, MQIH), bulan Desember 2018 tersebut disepakati bahwa Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara akan mewujudkan target kinerja sesuai dengan lampiran dibawah ini.

(14)

9 Dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan, dan pencapaian target kinerja tersebut merupakan tanggung jawab dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Sementara Direktoral Jenderal Kesehatan Masyarakat akan melakukan supevisi dan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini sebagai pertimbangan penyusunan anggaran tahun berikutnya. Kedua belah pihak bersepakat akan memabahas ulang perjanjian kinerja ini bila terjadi perubahan kebijakan anggaran.

Adapun perjanjian kinerja tersebut, adalah sebagai berikut :

Tabel 1. : Target Kinerja Indikator Kinerja Kesehatan Masyarakat Tahun 2019

SASARAN PROGRAM/

KEGIATAN N O

INDIKATOR KINERJA TARGET NASIONAL

TARGET PROVSU

Pembinaan Gizi Masyarakat

1 Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapatkan Makanan Tambahan

95% 90%

2 Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD)

98% 90%

3 Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif

50% 50%

4 Persentase Bayi Baru Lahir Mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

47% 50%

5 Pesentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan 50% 90%

6 Persentase remaja puteri yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD)

30% 20%

Pembinaan Kesehatan Keluarga

1 Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) 90% 85%

2 Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimaal empat kali (k4)

80% 80%

3 Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 1

70% 80%

4 Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 7 & 10

60% 80%

5 Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja

45% 50%

6 Persentase Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil 90% 90%

7 Persentase Puskesmas yang melaksanakan Orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

100% 90%

Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga

1 Persentase Puskesams yang menyelenggarakan Kesehatan Kerja Dasar

80% 80%

2 Jumlah Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) di daerah PPI/TPI 730 10 3 Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi

standar

100% 100%

4 Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok di wilayah kerjanya

60% 60%

(15)

10

SASARAN PROGRAM/

KEGIATAN N O

INDIKATOR KINERJA TARGET

NASIONAL

TARGET PROVSU

Penyehatan Lingkungan

1 Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)

45.000 2.254

2 Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan 50% 50%

3 Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) yang

memenuhi syarat kesehatan 58% 60%

4 Persentase RS yang melakukan pengelolaan limbah

medis sesuai standar 36% 36%

5 Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang

memenuhi syarat kesehatan 32% 35%

6 Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan tatanan

kawasan sehat 386 17

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

1 Persentase kabupaten/kota yang memiliki kebijakan PHBS

80% 60%

2 Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10%

untuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)

50% 55%

3 Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSRnya untuk

program kesehatan 20 4

4 Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan

sumber dayanya untuk mendukung kesehatan 15 5

Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat

1 Persentase realisasi kegiatan administrasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat

94% 92%

(16)

11 BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA

3.1 Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2019

Pengukuran tingkat capaian kinerja Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2019 dilakukan dengan cara membandingkan antara target nasional yang tertuang dalam penetapan kinerja tahun 2019 dan target provinsi dengan realisasinya.

Untuk melihat peningkatan atau penurunan capaian dilihat dari perbandingan realisasi yang telah dicapai dibandingkan dengan target Provinsi Sumatera Utara. Tingkat capaian target nasional, target provinsi dan realisasi kinerja berdasarkan hasil pengukurannya dapat diilustrasikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2 : Tingkat capaian target nasional, target provinsi dan realisasi kinerja setiap program di kesehatan masyarakat,

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019

Pembinaan Gizi Masyarakat Indikator Kinerja Target Target

Sumut

Realisasi %

Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapatkan Makanan Tambahan

95% 90% 98,8% 108

Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD)

98% 90% 90% 100

Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif

50% 50% 46% 92

Persentase Bayi Baru Lahir Mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

47% 50% 59.9% 119

Pesentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan

50% 90% 96.4% 107

Persentase remaja puteri yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD)

30% 20% 52.9% 264

(17)

12 Pembinaan Kesehatan Keluarga

Indikator Kinerja Target Nasional

Target Sumut

Realisasi %

Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1)

90% 85% 87.6% 103

Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimaal empat kali (K4)

80% 80% 82% 102

Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 1

70% 80% 95% 118

Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 7 & 10

60% 80% 94% 117

Persentase Puskesmas yang

menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja

45% 50% 57.9% 115

Persentase Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil

90% 90% 99% 110

Persentase Puskesmas yang melaksanakan Orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

100% 90% 97.5% 108

Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga

Indikator Kinerja Target Nasional

Target Sumut

Realisasi %

Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan Kesehatan Kerja Dasar

80% 80% 85% 106

Jumlah Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) di daerah PPI/TPI

730 10 10 100

Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar

100% 100% 100% 100

Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok di wilayah kerjanya

60% 60% 82.9% 138

(18)

13 Penyehatan Lingkungan

Indikator Kinerja Target Nasional

Target Sumut

Realisasi %

Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)

45,000 2,254 3,229 143

Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan

50% 50% 71% 142

Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU)

yang memenuhi syarat kesehatan 58% 60% 58% 97

Persentase RS yang melakukan pengelolaan

limbah medis sesuai standar 36% 36% 15.6% 43

Persentase Tempat Pengelolaan Makanan

(TPM) yang memenuhi syarat kesehatan 32% 35% 10.2% 29 Jumlah kabupaten/kota yang

menyelenggarakan tatanan kawasan sehat 386 17 17 100

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Indikator Kinerja Target Nasional

Target Sumut

Realisasi %

Persentase kabupaten/kota yang memiliki kebijakan PHBS

80% 60% 66% 110

Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)

50% 55% 73% 132

Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan

CSRnya untuk program kesehatan 20 4 4 100

Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan

15 5 5 100

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat

Indikator Kinerja Target Nasional

Target Sumut

Realisasi %

Persentase realisasi kegiatan administrasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat

94% 92% 99% 107

(19)

14 3.2 Analisis capaian Kinerja

Berdasarkan hasil capaian kinerja setiap program, maka harus disampaikan analisis dari hasil capaian kinerja tersebut, dengan tujuan agar dapat menjadi bahan evaluasi apakah kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan didukung dana yang ada efektif atau tidak, tepat sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan tercapai atau tidak, artinya dengan menganalisa hasil capaian kinerja ini, menjadi suatu bahan dasar perencanaan selanjutnya baik dari segi teknis maupun anggaran. Pencapaian target kinerja pada Bidang Kesehatan Masyarakat adalah sebagai berikut :

A. Pembinaan Gizi Masyarakat

Program perbaikan gizi merupakan bagian dari program kesehatan yang mempunyai peranan penting dalam menciptakan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di setiap siklus kehidupan. Untuk mencapai tujuan tersebut, program perbaikan gizi harus dilaksanakan secara sinergis mulai dari tingkat puskesmas, kabupaten/kota sampai tingkat provinsi. Tingkat keberhasilan kegiatan program gizi dapat dilihat dari tersedianya semua data yang berhubungan dengan gizi.

a. Tujuan Umum

Meningkatkan status gizi masyakarat di Provinsi Sumatera Utara yang meliputi status gizi balita, status gizi ibu hamil, ibu hamil KEK dan meningkatkan kapasitas institusi dalam mengembangkan kebijaksanaan program gizi.

b. Tujuan Khusus

✓ Menangani masalah gizi buruk dengan melakukan penanganan gizi buruk di Provinsi Sumatera Utara

✓ Meningkatkan status gizi balita dengan melakukan kegiatan penimbangan setiap bulan, pemberian Vitamin A bulan Februari dan Agustus di kab/kota Provinsi Sumatera Utara.

✓ Meningkatan kapasitas Institusi dalam mengembangkan kebijaksanaan program dan surveilans gizi.

✓ Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk merencanakan dan menerapkan pedoman gizi seimbang

(20)

15

✓ Meningkatan status gizi ibu hamil dengan program pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet bagi ibu hamil, dan pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK)

✓ Meningkatkan komunikasi gizi masyarakat.

Berikut disajikan data hasil pencapaian kinerja program gizi, dan analisanya bila dibandingkan dengan target nasional dan target Provinsi Sumatera Utara tahun 2019.

Tabel 3 : Pencapaian Indikator Kinerja Program Pembinaan Gizi Masyarakat

Tahun 2019

Indikator Kinerja Target Nasional

Target

Sumut Realisasi % thd nasional

% thd Sumut

Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapatkan Makanan Tambahan

95% 90% 98,8% 103 108

Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD)

98% 90% 90% 92 100

Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif

50% 50% 46% 92 92

Persentase Bayi Baru Lahir Mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

47% 50% 59.9% 127 119

Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan

50% 90% 96.4% 192 107

Persentase remaja puteri yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD)

30% 20% 52.9% 176 264

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 6 (enam) indikator kinerja program gizi masyarakat, sebagian besar mengalami peningkatan dari target yang telah ditetapkan.

Dari enam indikator hanya satu indikator yang tidak mencapai target provinsi yaitu Persentase bayi kurang 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif yaitu 46%. Hal ini dikarenakan masih kurang aktifnya pelaporan dari masyarakat, disamping pemberian ASI ekslusif yang masih belum terlalu populer dikalangan masyarakat, terutama yang berdomisili di daerah perkotaan.

(21)

16 Untuk indikator lain seperti pemberian tablet tambah darah bagi ibu hamil dan remaja putri sudah mencapai target provinsi maupun target nasional. Hal ini dipengaruhi ketersediaan TTD di puskesmas dan pemantauan secara berkala oleh kabupaten/kota dan provinsi.

Untuk indikator persentase ibu hamil (KEK) yang mendapat makanan Tambahan dan Balita Kurus yang mendapat makanan tambahan sudah mencapai target, hal ini didukung dengan dropping makanan tambahan dari Pusat, dengan diimbangi dengan pengadaan APBD Provinsi. Pencatatan penditribusian juga sudah semakin tertib, disebabkan pelaporan melalui e-ppgbm yang semakin sering diupdate.

B. Pembinaan Kesehatan Keluarga

Dalam upaya meningkatkan kesehatan keluarga, perlu intervensi yang menyeluruh sejak bayi baru lahir, anak bayi, balita, remaja, usia subur hingga usia lanjut usia (continuum of care), dan dalam aplikasinya kebijakan-kebijakan tersebut tertuang dalam 12 (duabelas) indikator keluarga sehat yaitu keluarga mengikuti KB, Ibu hamil yang mendapatkan ANC (antenatal care) sesuai standar, bayi mendapatkan imunisasi lengkap, pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan, pemantauan pertumbuhan balita, penderita TB paru yang berobat sesuai standar, penderita hipertensi yang berobat teratur, penderita gangguan jiwa berat yang diobati, tidak ada anggota keluarga yang merokok, seluruh keluarga menjadi anggota JKN, mempunyai sarana air bersih serta menggunakan jamban keluarga.

Continuum of Care merupakan pendekatan untuk melakukan intervensi dalam peningkatan kesehatan keluarga, dimana perlakukan difokuskan pada fase kehidupan yang meliputi ibu hamil dan bayi baru lahir, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, balita, anak prasekolah, anak usia sekolah, remaja, pasangan usia subur, dan lanjut usia. Intervensi pada tiap tahap kehidupan ini menjamin kontuinitas dalam menjaga kualitas kesehatan masyarakat.

a. Tujuan Umum

Tujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan keluarga melalui continuum of care pada tiap tahap kehidupan melalui pelayanan kesehatan bayi baru lahir, bayi, balita, anak usia sekolah, anak remaja, pasangan usia subur dan usia lanjut.

(22)

17 b. Tujuan Khusus

1. Memahami prosedur program pelayanan peningkatan kualitas hidup keluarga

2. Memahami metode implementasi program kesehatan keluarga

3. Meningkatkan persentase cakupan indikator pelayanan kesehatan keluarga

4. Memahami cara pencegahan komplikasi melalui peningkatan kualitas penanganan komplikasi yang adekuat

5. Meningkatkan kualitas dan akses pelayanan kesehatan baik dari tingkat dasar maupun rujukan

6. Agar ibu, anak dan lansia mendapatkan pelayanan kesehatan dasar yang paripurna sehingga dapat tumbuh kembang secara optimal

7. Peningkatan akses dan cakupan pelayanan terhadap ibu, bayi baru lahir, balita dan lansia yang berkualitas

Berikut disajikan data hasil pencapaian kinerja program kesehatan keluarga, dan analisanya bila dibandingkan dengan target nasional dan target Provinsi Sumatera Utara tahun 2019.

Tabel 4 : Pencapaian Indikator Kinerja Program Pembinaan Kesehatan Keluarga

Tahun 2019

Pembinaan Kesehatan Keluarga Indikator Kinerja Target

Nasional

Target Sumut

Realisasi % thd nasional

% thd sumut

Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1)

90% 85% 87.6% 97 103

Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimaal empat kali (K4)

80% 80% 82.1% 102 102

Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 1

70% 80% 95% 135 118

(23)

18

Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 7 & 10

60% 80% 94% 156 117

Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja

45% 50% 57.9% 128 115

Persentase Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil

90% 90% 99% 110 110

Persentase Puskesmas yang melaksanakan Orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

100% 90% 97.5% 97 108

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk realisasi cakupan kunjungan ibu hamil K4 yang dilakukan sesuai defenisi operasional yakni, 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III, sudah mencapai 82%, sudah mencapai target nasional yaitu 80% dan target provinsi 80%, hal ini merupakan pencapaian yang baik, dan dipengaruhi oleh upaya untuk melengkapi sarana pemeriksaan kesehatan ibu hamil melalui penyediaan ADRK (Alat deteksi resiko Kehamilan) yang dilakukan melalui pengadaan Kementerian Kesehatan. Selain itu pelaksanaan kegiatan ANC terpadu mendorong untuk meningkatkan cakupan pelayanan.

Pelayanan terhadap ibu hamil maupun bayi baru lahir juga didukung dengan dilakukannya kunjungan tenaga kesehatan ke rumah ibu hamil dengan menggunakan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas. Sehingga skrining ibu hamil dapat berjalan optimal.

Persentase puskesmas yang melaksanakan kelas ibu

Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu sudah mencapai persentase 99% dan sudah memenuhi target kinerja provinsi yaitu 90% dan target nasional 90%. Hal ini dikarenakan meningkatnya alokasi dana untuk pelaksanaan kelas ibu di puskesmas, melalui pendanaan BOK, dimana pelaksanaan kelas ibu merupakan salah satu prioritas kegiatan dalam menu kegiatan BOK puskesmas sesuai dengan Petunjuk Teknis Penggunaan dana DAK Non Fisik.

Untuk frekuensi pelaksanaan kelas ibu di Puskesmas sudah memenuhi tagert, tetapi bila ditilik kegiatan kelas ibu masih belum berjalan optimal, dimana materi

(24)

19 pembahasan pada kelas ibu, serta peserta yang mengikuti kelas ibu belum seluruh ibu hamil/ibu balita.

Persentase puskesmas yang melakukan Orientasi Program P4K

Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) diutamakan dilakukan di tingkat Puskesmas dengan melibatkan lintas sektor dan lintas program di tingkat kecamatan, indikator puskesmas yang melaksanakan Orientasi Program P4K, diartikan sebagai dilaksanakannya pertemuan/kegiatan yang membahas mengenai perencanaan persalinan dan upaya untuk melakukan rujukan bila dijumpai komplikasi maupun sasaran dengan resiko tinggi, sesuai dengan Petunjuk Teknis dalam penggunaan dana DAK Non fisik yaitu dana BOK di Puskesmas kegiatan ini merupakan salah satu menu kegiatam, sehingga dengan demikian dapat meningkatkan realisasi indikator yaitu sebesar 97,5% puskesmas telah melaksanakan, dan ini sesuai dengan target provinsi yang ditetapkan yaitu 90%, meski masih dibawah target nasional sebesar 100%.

Persentase cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) dan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN Lengkap)

Kunjungan neonatus dilakukan pada usia bayi baru lahir sampai dengan 28 hari, dengan jarak waktu kunjungan adalah usia bayi baru lahir 6 jam- 48 jam (kunjungan pertama), usia bayi baru lahir 3 hari – 7 hari (kunjungan kedua), usia bayi baru lahir 8 hari – 28 hari (kunjungan ketiga). Realisasi untuk kunjungan pertama dan kunjungan lengkap sudah mencapai target provinsi yaitu, 85% target untuk kunjungan pertama. Dimana realisasi capaian adalah 87,6% untuk kunjungan pertama. Hal ini didukung oleh dana BOK puskesmas yang memasukkan kunjungan neonatus sebagai menu kegiatan, petugas melakukan kunjungan rumah, sehingga capaian target dapat tercapai.

Pencapaian cakupan persentase kunjungan neonatal pertama KN1 mencapai 87,6%

sudah mencapai target provinsi yaitu 85%, tetapi masih dibawah target nasional yaitu 90%, hal ini dikarenakan kunjungan yang dilakukan belum seluruhnya sesuai standar, seperti kurangnya pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini dan pemberian vitamin K1.

Persentase puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 1, kelas 7 dan kelas 10

Pelayanan kesehtan pada anak usia sekolah dilakukan melalui penjaringan kesehatan pada anak baru masuk SD, SMP, SMP, untuk menilai kondisi kesehatan anak.

(25)

20 Berdasarkan hasil pelaporan hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan anak sekolah/peserta didik sudah mencapai target, yaitu 95% untuk siswa kelas 1, dan 94%

untuk peserta didik kelas 7 dan kelas 10.

Hal ini didukung oleh tersedianya dana BOK puskesmas yang memiliki menu kegiatan untuk kunjungan petugas puskesmas ke sekolah dalam rangka penjaringan kesehatan anak sekolah.

Tetapi meskipun sudah mencapai target, pada prakteknya realisasi kegiatan belum semua sekolah dilakukan penjaringan, terutama terkendala pada sekolah SMU, dimana masih kebijakan provinsi untuk menarik sekolah tingkat SMU menjadi pembinaan Provinsi, mempengaruhi kerjasama antara pihak puskesmas dengan pihak sekolah, dimana masih ada sekolah yang belum bersedia untuk menerima kunjungan dari puskesmas, karena belum adanya edaran/arahan dari Dinas Pendidikan Provinsi.

Begitupula untuk tingkat SD dan tingkat SMP, masih ada beberapa puskesmas yang memiliki kendala dalam penjaringan peserta didik dikarenakan kurangnya petugas dalam melakukan penjaringan, terutama pada puskesmas yang memiliki banyak sekolah di wilayah kerjanya.

Persentase puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja Pelayanan kesehatan remaja yang dimaksud merupakan pelayanan ditingkat puskesmas yang mencakup standar tersedianya petugas terlatih, ketersediaan modul/buku panduan pelaksanaan kesehatan reproduksi remaja, dan dilakukannnya konseling terhadap remaja baik di dalam maupun di luar gedung.

Berdasarkan hasil realisasi pelaporan, tersedia 57,9% puskesmas di wilayah Provinsi Sumatera Utara, yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan remaja sesuai standar tersebut. Meskipun realisasi ini sudah mencapai target yaitu sebesar 45%, angka ini masih jauh dari ideal karena masih sedikit puskesmas yang mampu melakukan pelayanan. Hal ini dipengaruhi oleh masih kurangnya tenaga terlatih di tingkat puskesmas, dan masih belum terjalin kerjasama antar lintas program maupun lintas sektor terkait dengan pelayanan pada sasaran usia remaja.

C. Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga

Pembinaan upaya kesehatan kerja dan olahraga dilaksanakan dalam rangka menciptakan kesehatan yang optimal dilingkungan kerja, kaitannya dengan kesehatan olahaga juga, maka progam ini dilaksanakan dengan beberapa indikato kinerja.

(26)

21 a. Tujuan Umum

Tujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kerja dan olahraga melalui pelayanan kesehatan pekerja, dengan melibatkan organisasi lainnya

b. Tujuan Khusus

1. Memahami prosedur program pelayanan kesehatan kerja dan olahraga 2. Memahami metode implementasi program kesehatan kerja dan olahraga 3. Meningkatkan persentase cakupan indikator pelayanan kesehatan kerrja

dan olahraga

Berikut disajikan data hasil pencapaian kinerja program kesehatan kerja dan olahraga, dan analisanya bila dibandingkan dengan target nasional dan target Provinsi Sumatera Utara tahun 2019.

Tabel 5 : Pencapaian Indikator Kinerja

Program Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2019

Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga Indikator Kinerja Target

Nasional

Target Sumut

Realisasi % thd Nasional

% thd Sumut

Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan Kesehatan Kerja Dasar

80% 80% 85% 106 106

Jumlah Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) di daerah PPI/TPI

730 10 10 1.4 100

Persentase fasilitas

pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar

100% 100% 100% 100 100

Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok di wilayah kerjanya

60% 60% 82.9% 138 138

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 4 (empat) indikator kinerja program kesehatan kerja dan olah raga sudah mencapai target yang ditetapkan.

(27)

22 Keberhasilan ini tentunya didukung oleh kesiapan program untuk melaksanakan kegiatan. Seperti contohnya untuk pengukuran kebugaran jemaah haji, rutin dilaksanakan semaksimal mungkin karena didukung tentunya oleh adanya anggaran baik APBN maupun APBD.

D. Pembinaan Penyehatan Lingkungan

Dalam penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan lingkungan guna mencapai derajat kesehatan lingkungan yang setinggi-tingginya sebagai prasyarat agar lingkungan semakin produktif menuju tingkat kesejahteraan yang lebih baik.

Peningkatan kesehatan lingkungan merupakan upaya yang dilakukan melalui penyehatan, pengamanan, dan pengendalian terhadap media lingkungan dan sumber pencemaran lingkungan agar tercipta kondisi kualitas lingkungan yang memenuhi standar baku mutu dan persyaratan kesehatan lingkungan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan. Oleh karena itu, keluarga, lingkungan, maupun penyelenggara tempat-tempat umum, lingkungan khusus dan dalam situasi darurat” wajib melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan dalam rangka mencegah penularan atau pencegahan penyakit- penyakit berbasis lingkungan

a. Tujuan Umum

Meningkatkan kesehatan lingkungan b. Tujuan Khusus

1. Memahami prosedur program kesehatan lingkungan

2. Memahami metode implementasi program kesehatan lingkungan

3. Meningkatkan persentase cakupan indikator pelayanan kesehatan lingkungan

Berikut disajikan data hasil pencapaian kinerja program kesehatan lingkungan, dan analisanya bila dibandingkan dengan target nasional dan target Provinsi Sumatera Utara tahun 2019.

(28)

23 Tabel 6 : Pencapaian Indikator Kinerja

Program Pembinaan Kesehatan Lingkungan Tahun 2019

Penyehatan Lingkungan Indikator Kinerja Target

Nasional

Target Sumut

Realisasi % thd Nasional

% thd Sumut

Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)

45.000 2.254 3.229 7,2 143

Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan

50% 50% 71% 142 142

Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan

58% 60% 58.6% 101 97

Persentase RS yang melakukan pengelolaan limbah medis sesuai standar

36% 36% 15.6% 43 43

Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang

memenuhi syarat kesehatan

32% 35% 10.2% 31 29

Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat

386 17 17 4,4 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 6 (enam) indikator kinerja program penyehatan lingkungan, sebagian besar sudah mencapai target seperti yang diharapkan, indikator tesebut adalah jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat), persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan, persentase RS yang melakukan pengelolaan limbah medis sesuai standar, persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan dan jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat.

Indikator yang masih dibawah target adalah persentase Tempat Pengolahan Makanan (TPM) yang masih dibawah target yaitu 10,2% dimana target provinsi adalah sebesar 35%. Hal ini dikarenakan masih kurangnya kontribusi kabupaten/kota untuk menyelenggarakan Fasilitas TPM terutama dengan mengalokasikan kegiatan bersumber dana APBD kabupaten/kota untuk menyokong kegiatan yang sudah

(29)

24 dilakukan di tingkat provinsi sehingga menyebabkan kurangnya sosialisasi standar kesehatan di TPM.

Keberhasilan yang sudah diperoleh adalah telah dibinanya kabupaten/kota sehat, pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), pemicuan STOP BABS (Stop Buang Air Besar Sembarangan), dsb. Baik kegiatan yang sudah berhasil dibina maupun yang akan dilanjutkan tentunya sudah direncanakan dan dipersiapkan untuk dilanjutkan pelaksanaannya, didukung dengan adanya anggaran baik dari APBN maupun APBD.

E. Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat

Program promosi kesehataan dan pemberdayaan masyarakat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, perubahan perilaku masyarakat, sehingga masyarakat mampu secara mandiri menjaga kesehatannya. Kegiatan program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat terdiri dari :

• Pemberdayaan Masyarakat

Ditujukan untuk menciptakan kesadaran, kemauan, serta kemampuan individu, keluarga, dan kelompok masyarakat dalam rangka meningkatkan kepedulian dan peran aktif di berbagi upaya kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Dilakukan dengan cara fasilitasi proses pemecahan masalah melalui pendekatan edukatif dan partisipatif, dengan memperhatikan kebutuhan, potensi dan sosial budaya setempat

• Advokasi

Dilakukan kepada para penentu kebijakan dan pemangku kepentingan guna mendapatkan dukungan dalam bentu kebijakan dan sumber daya yang diperlukan

• Kemitraan

Dilakukan untuk mendukung pemberdayaan masyarakat dan advokasi dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilaksanakan dengan prinsip kesamaan kepentingan, kejelasan tujuan, kesetaraan kedudukan, dan transparansi di bidang kesehatan

a. Tujuan Umum

Meningkatkan Perilaku Sehat dan Peran Serta Individu, Keluarga, Masyarakat dalam setiap gerakan kesehatan masyarakat melalui upaya promosi kesehatan yang bersinergi dan terintegrasi secara lintas program,

(30)

25 sektor, swasta, dan masyarakat, sehingga masyarakat mampu mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi secara mandiri.

b. Tujuan Khusus

1. Meningkatnya upaya advokasi untuk mendorong regulasi sektoral yang mendukung pembangunan kesehatan

2. Meningkatnya jumlah mitra/jejaring kerja dengan sectoral

3. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat melalui upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM)

4. Meningkatnya masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat

Berikut disajikan data hasil pencapaian kinerja program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, dan analisanya bila dibandingkan dengan target nasional dan target Provinsi Sumatera Utara tahun 2019.

Tabel 7 : Pencapaian Indikator Kinerja

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2019

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Indikator Kinerja Target Nasional

Target Sumut

Realisasi % thd

Nasional

% thd Sumut Persentase kabupaten/kota

yang memiliki kebijakan PHBS

80% 60% 66% 82 110

Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)

50% 55% 73% 146 132

Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSRnya untuk program kesehatan

20 4 4 20 100

Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan

15 5 5 33 100

(31)

26 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 4 (empat) indikator kinerja program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, sebanyak 3 (tiga) indikator elum mencapai target yaitu indikator persentase kabupaten/kota yang memiliki kebijakan PHBS, persentase kabupaten/kota yang memiliki kebijakan PHBS dan jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan.

Sementara indikator lainnya yang mencapai target nasional maupun target provinsi adalah Persentase desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).

Kegiatan promosi kesehatan lebih banyak yang sifatnya melakukan advokasi ke kabupaten/kota terkait regulasi promosi kesehatan, indikator belum banyak tercapai akan tetapi masih proses terus.

F. REALISASI ANGGARAN

Realisasi anggaran Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (03) bersumber dana APBN Tahun Anggaran 2019 adalah sebagai berikut :

1. Pagu anggaran seluruhnya berjumlah Rp15.266.921.000,- , semuanya berasal dari rupiah murni. Jenis belanja yang ada pada sumber dana APBN ini semuanya merupakan belanja barang, tidak terdapat belanja modal dan belanja pegawai.

Adapun alokasi dana APBN TA. 2019 untuk setiap program yang ada di kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut :

Tabel 8 : Alokasi dan realisasi dana setiap program TA. 2019

KODE PROGRAM ALOKASI

(Rp)

REALISASI (Rp)

% 06.2080 Pembinaan Gizi Masyarakat 3.604.490.000 3.592.351.000 99,66 06.2089 Pembinaan Upaya Kesehatan

Kerja dan Olahraga

1.085.798.000 1.081.861.500 99,64 06.5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga 2.803.500.000 2.696.662.714 96,19 06.5833 Promosi Kesehatan dan

Pemberdayaan Masyarakat

5.630.353.000 5.619.591.000 99,81 06.5834 Penyehatan Lingkungan 754.314.000 751.347.129 99,61 06.2085 Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat

1.388.466.000 1.386.202.600 99,84

TOTAL 15.266.921.000 15.128.017.003 99,09

(32)

27 2. Realisasi belanja negara sampai dengan 31 Desember 2019 adalah sebesar Rp

15.128.017.003,- atau 99,09%.

Realisasi Belanja Negara sampai dengan 31 Desember 2019 sebesar Rp15.128.017.003, - dari total anggaran Rp15.266.921.000,- atau sekitar 99,09 %. Hal ini mengalami peningkatan, dimana realisasi tahun 2018 adalah sebesar Rp28.009.430.452,- dari total dana Rp 30.247.191.000 atau sekitar 92,6%.

Sehingga dapat dikatakan bahwa di tahun 2018, realisasi meningkat 6,49 persen bila dibandingkan dengan tahun 2018.

Rekening Pemerintah yang digunakan dalam kegiatan operasional Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (03) adalah : BRI Cabang Iskandar Muda No. AC : 0336.01.000.940.30.0 atas nama Satker Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (03) guna menampung uang untuk belanja Negara dalam rangka pelaksanaan kegiatan APBN Dana Dekonsentrasi yang ditatausahakan oleh Bendahara Pengeluaran Satker Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Kode Satker 024.03.079020.

Gambar

Tabel 1. : Target Kinerja Indikator Kinerja Kesehatan Masyarakat Tahun  2019
Tabel  2 : Tingkat capaian target nasional, target provinsi dan realisasi kinerja  setiap program di kesehatan masyarakat,
Tabel 3 : Pencapaian Indikator Kinerja   Program Pembinaan Gizi Masyarakat
Tabel 4 : Pencapaian Indikator Kinerja   Program Pembinaan Kesehatan Keluarga
+4

Referensi

Dokumen terkait

CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016 Berdasarkan LKJIP 2016 13 No Sasaran strategis Program dan Kegiatan Indikator kinerja Target Reali sasi % Capaian 1 2 3 4 5 6 7 1 Meningkatnya