• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN LITBANG PERTANIAN TAHUN 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN LITBANG PERTANIAN TAHUN 2011"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

BADAN LITBANG PERTANIAN TAHUN 2011

KEMENTERIAN PERTANIAN

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Jl. Ragunan No. 29 Pasar Minggu

(2)

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Badan Litbang Pertanian Tahun 2011 ini merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban kinerja Badan Litbang Pertanian dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, sesuai dengan Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Keputusan Kepala Lembaga Adminstrasi Negara (LAN) No. 239/IX/6/8/2003 tentang Panduan Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Permen PAN-RB No. 29/2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Litbang Pertanian ini disusun berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis 2010 – 2014 dengan melaksanakan 1 (satu) sasaran yang dijabarkan dari 1 (satu) program utama Badan Litbang Pertanian dengan 5 (lima) indikator kinerja sasaran. Secara operasional, kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan oleh Pusat/Puslitbang/Balai Besar/Balai Penelitian/ Loka Penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian yang berfungsi

kegiatan litbang pertanian spesifik lokasi di 32 propinsi di Indonesia.

Diharapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Litbang Pertanian Tahun 2011 ini dapat bermanfaat sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan program dan umpan balik dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja Badan Litbang Pertanian selanjutnya. Jakarta, Februari 2012 Kepala Badan, Dr. Ir. Haryono, MSc. N I P 1 6

(3)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

IKHTISAR EKSEKUTIF ... 1

BAB I. PENDAHULUAN ... 3

BAB II.

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 8

2.1 Visi ... 9

2.2 Misi Badan Litbang Pertanian ... 9

2.3 Tujuan ... 9

2.4 Sasaran ... 10

2.5 Arah Kebijakan ... 11

2.6 Program Utama ... 12

2.7 Kegiatan Badan Litbang Pertanian ... 12

2.8 Indikator Kinerja ... 15

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ... 18

3.1 Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2011 ... 18

3.2 Analisis Capaian Kinerja ... 19

3.3 Akuntabilitas Keuangan. ... 38

BAB IV. PENUTUP ... 43

LAMPIRAN ... 44

Halaman Tabel 1. Perkembangan Komposisi SDM Badan Litbang Pertanian Tahun 2010 – 2011 menurut Tingkat Pendidikan ... 5

Tabel 2. Perkembangan Komposisi Tenaga Fungsional Badan Litbang Pertanian Tahun 2010 – 2011 ... 6

Tabel 3. Laboratorium Pengujian Terakreditasi ISO/IEC 17025:2005 ... 7

Tabel 4. Capaian Kinerja Indikator Sasaran RPJM Badan Litbang Pertanian Tahun 2011 ... 18

(4)

iii DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Persentase Pagu Anggaran Badan

Litbang Pertanian TA 2011 Per UK ... 39 Gambar 2. Persentase Pagu Anggaran Badan

Litbang Pertanian TA 2011 Per Belanja ... 39 Gambar 3. Perbandingan (Persentase) Realisasi

Terhadap Pagu Anggaran Badan Litbang

Pertanian TA 2011 Per Belanja ... 40 Gambar 4. Perbandingan (Persentase) Realisasi

Terhadap Pagu Anggaran Badan Litbang

Pertanian TA 2011 Per Eselon 2 ... 40 Gambar 5. Komposisi Estimasi dan Realisasi PNBP

Fungsional dan Umum ... 42

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Gambar Struktur Organisasi Badan Litbang Pertanian Lampiran 2. Realisasi Keuangan per Belanja per Unit Kerja Lingkup

Badan Litbang per Desember tahun 2011 Lampiran 3. Formulir Rencana Strategis (RS)

Lampiran 4. Formulir Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

Lampiran 5. Formulir Penetapan Kinerja (PK)

Lampiran 6. Formulir Pengukuran Kinerja Tingkat Unit Eselon I Kementerian/ Lembaga

(5)

iv KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Badan Litbang Pertanian Tahun 2011 ini merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban kinerja Badan Litbang Pertanian dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, sesuai dengan Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Keputusan Kepala Lembaga Adminstrasi Negara (LAN) No. 239/IX/6/8/2003 tentang Panduan Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Permen PAN-RB No. 29/2011 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Litbang Pertanian ini disusun berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis 2011 – 2014 dengan melaksanakan 1 (satu) sasaran yang dijabarkan dari 1 (satu) program utama Badan Litbang Pertanian

dengan 5 (lima) indikator kinerja sasaran. Secara operasional, kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan oleh Pusat/Puslitbang/Balai Besar/Balai Penelitian/ Loka Penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian yang berfungsi sebagai litbang pertanian strategis nasional, dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang melaksanakan kegiatan litbang pertanian spesifik lokasi di 32 propinsi di Indonesia.

Diharapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Litbang Pertanian Tahun 2011 ini dapat bermanfaat sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan program dan umpan balik dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja Badan Litbang Pertanian selanjutnya.

Jakarta, Februari 2012

Kepala Badan,

(6)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1

IKHTISAR EKSEKUTIF

Dalam rangka menjamin pelaksanaan program penelitian dan pengembangan pertanian yang konsisten dan kontinyu, Badan Litbang Pertanian telah menetapkan Rencana Strategis 2010 – 2014. Rencana Strategis ini dilaksanakan dengan mengacu kepada Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Panjang 2005-2025; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; dan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014. Renstra Litbang Pertanian merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penelitian dan pengembangan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan oleh Badan Litbang Pertanian selama lima tahun ke depan (2010-2014). Agar Badan Litbang Pertanian dapat senantiasa eksis, antisipatif dan inovatif, dalam dokumen ini pula, ditetapkanlah visi Badan Litbang ke depan yaitu : “Pada tahun 2014 menjadi

lembaga penelitian dan pengembangan pertanian berkelas dunia yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi pertanian untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal”.

Dalam rangka mendukung pelaksanaan program Kementerian Pertanian, Badan Litbang Pertanian menetapkan program utama pada periode 2010-2014 yang diarahkan untuk penciptaan

teknologi dan varietas unggul berdaya saing. Oleh karena itu

Badan Litbang Pertanian menetapkan kebijakan alokasi sumber daya

litbang menurut komoditas prioritas utama, yaitu 5 komoditas prioritas (padi, jagung, kedelai, sapi, dan tebu) dan 34 fokus komoditas lainnya mencakup: pangan (ubi kayu dan kacang tanah), hortikultura (kentang, cabai merah, bawang merah, mangga, manggis, pisang, anggrek, krisan, durian dan jeruk), perkebunan (kelapa sawit, karet, kelapa, sagu, aren, kakao, kopi, teh, kina, lada, jambu mete, kapas, tembakau, cengkeh, jahe, dan nilam), serta peternakan (sapi perah, kambing, domba, babi, ayam buras dan itik).

Sesuai dengan organisasi Badan Litbang Pertanian, program Badan Litbang Pertanian untuk periode 2010-2014 terdiri dari 12 kegiatan, yaitu sebagai berikut: (1) Kegiatan Litbang Tanaman Pangan; (2) Kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura; (3) Kegiatan Litbang Tanaman Perkebunan; (4); Kegiatan Litbang Peternakan dan Veteriner; (5) Kegiatan Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian; (6) Kegiatan Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian; (7) Kegiatan Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian; (8) Kegiatan Perekayasaan/Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pertanian; (9) Kegiatan Litbang Pascapanen Pertanian; (10) Kegiatan Pengembangan Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian; (11) Kegiatan Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian; (12) Kegiatan Dukungan Manajemen, Fasilitas dan Instrumen Teknis dalam Pelaksanaan Kegiatan Litbang Pertanian. Sementara itu, dalam tahun anggaran 2010, Badan Litbang Pertanian telah menetapkan 1 (satu) sasaran yang selanjutnya diukur dengan 4 (empat) indikator kinerja.

(7)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2 Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2010

sebagian besar telah tercapai dan melebihi target yang ditetapkan. Badan Litbang Pertanian berupaya agar hasil teknologi penelitian memiliki daya saing yang tinggi. Dalam rangka perlindungan kekayaan intelektual diusahakan agar inovasi hasil penelitian mendapatkan pengakuan diantaranya adalah hak paten. Selama 5 tahun terakhir, sebanyak 19 teknologi telah memperoleh hak paten. Selain melalui hak paten, perlindungan kekayaan hasil Litbang juga diupayakan melalui Hak Cipta, Merk dan PVT. Hasil penelitian Badan Litbang Pertanian yang telah mendapatkan Hak Cipta, Merk dan PVT selama tahun 2004 – 2008 adalah 8 hak cipta, 3 merk dan 3 PVT. Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan Per 31 Desember 2010, anggaran Badan Litbang Pertanian telah direalisasikan sebesar 93,83%. Rata-rata realisasi anggaran per eselon-2 lingkup Badan Litbang Pertanian menunjukkan hasil yang cukup baik, yaitu di atas 90%.

Kendala yang dihadapi seperti kegiatan penelitian yang tergantung musim dan proses pencairan anggaran (karena revisi, pelaksanaan lelang dan swa kelola) serta pengadaan terlambat, masih dihadapi oleh Badan Litbang Pertanian. Namun, agar sasaran tetap tercapai, langkah antisipatif telah diupayakan oleh seluruh jajaran Badan Litbang Pertanian dengan mengoptimalkan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi serta peningkatan kapabilitas dan pembinaan program.

BAB I PENDAHULUAN

Pada kurun waktu 2010-2014, Kementerian Pertanian telah menetapkan sistem pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, ekspor dan kesejahteraan petani sebagai visi pembangunan pertanian. Sistem pertanian industrial merupakan suatu sistem yang menerapkan integrasi usaha tani disertai dengan koordinasi vertikal dalam satu alur produk, sehingga karakteristik produk akhir yang dipasarkan dapat dijamin dan disesuaikan dengan preferensi konsumen akhir. Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan pertanian industrial berkelanjutan tersebut, penelitian dan pengembangan (litbang) di bidang pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis.

Perkembangan organisasi Badan Litbang Pertanian yang dilaksanakan secara berkelanjutan dan disesuaikan dengan dinamika tuntutan perubahan lingkungan strategis Litbang Pertanian berperan penting dalam mendukung pencapaian Visi dan Misi Badan Litbang Pertanian. Kebijakan yang bertujuan untuk mewujudkan organisasi pemerintah yang efektif dan efisien telah dilakukan melalui penerbitan dua peraturan perundangan yaitu Peraturan Presiden RI No. 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara dan Peraturan Presiden No. 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian

(8)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3 Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I

Kementerian Negara.

Tindak lanjut pelaksanaan kebijakan tersebut, Menteri Pertanian telah menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian (Permentan No.61/Permentan/OT.140/10.2010). Struktur Organisasi Badan Litbang Pertanian tahun 2011 terdiri dari jajaran eselon II yang meliputi: (1) Sekretariat Badan; (2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan; (3) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura; (4) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan; (5) Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan; (6) Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian; (7) Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian; (8) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian; (9) Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian; (10) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian; (11) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian; (12) Balai Besar Penelitian Tanaman Padi; (13) Balai Besar Penelitian Veteriner; dan (14) Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.

Sejalan dengan dinamika perubahan makro dan mikro, dimana terdapat perubahan struktur organisasi PT. RPN yang telah menjadil institusi mandiri dan adanya pemekaran wilayah, maka struktur organisasi Pusat, Puslitbang, Balai Besar, Balai Penelitian, Balai Pengkajian, dan Loka Penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian saat ini dinilai perlu disempurnakan untuk periode lima tahun

mendatang. Berdasarkan surat persetujuan dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Nomor B/2287/M.PAN-RB/9/2011 kepada Menteri Pertanian tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Litbang Pertanian, Badan Litbang Pertanian melakukan penyempurnaan organisasi pada 5 UPT yaitu Puslitbang Tanaman Pangan, Puslitbang Perkebunan, Puslitbang Peternakan, dan Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Usulan penyempurnaan organisasi meliputi perubahan nomenklatur, peningkatan status eselonering, penambahan mandat dan pembentukan UPT baru, yang semuanya itu telah diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian.

Spesialisasi komoditas dan bidang masalah pada struktur organisasi hasil penyempurnaan ini telah mengakomodir komoditas hasil penelitian dan pengembangan yang sebelumnya dilaksanakan oleh PT. RPN, dimana penambahan mandat ini telah ditampung pada balai penelitian lingkup Puslitbangbun. Selain itu, telah terbentuk pula UPT baru karena pemekaran wilayah di Kepri. Dengan demikian, struktur organisasi Badan Litbang Pertanian dapat mendukung fungsi-fungsi sistem agribisinis suatu komoditas secara utuh, walaupun membawa konsekuensi luas termasuk dalam aspek kebutuhan SDM dan fasilitas Sehingga, berdasarkan cakupan bidang tugas dan fungsinya, Balai Penelitian dan Loka Penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian yang ada saat ini dapat memenuhi kriteria organisasi yang disyaratkan yaitu tugas dan fungsi lebih fokus, ramping struktur, dan mengantisipasi prinsip-prinsip dasar otonomi daerah. Selama kurun waktu 2005-2009, Badan Litbang Pertanian

(9)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 4 telah menunjukkan perannya secara signifikan melalui inovasi dan

pengembangan teknologi berupa varietas unggul, pengelolaan tanaman terpadu, teknologi alat mesin pertanian (alsintan) dan pasca panen, pengembangan model kelembagaan serta saran kebijakan untuk mendukung pencapaian swasembada beras dan jagung, peningkatan produktivitas, nilai tambah dan daya saing produk pertanian serta peningkatan kesejahteraan petani.

Dalam menjalankan perannya ke depan, permasalahan yang dihadapi semakin kompleks, seperti 1) makin terbatasnya sumberdaya lahan, air dan energi, 2) perubahan iklim global, 3) perkembangan dinamis sosial budaya masyarakat, 4) status dan luas kepemilikan lahan, 5) rendahnya diseminasi inovasi teknologi, 6) kelembagaan serta terbatasnya akses permodalan, 7) tekanan globalisasi dan liberalisasi pasar, 8) pesatnya perubahan kemajuan teknologi dan informasi pertanian global, dan 9) dinamika politik dalam dan luar negeri. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, Badan Litbang Pertanian telah, sedang dan akan terus berinisiatif melakukan langkah-langkah visioner melalui reorganisasi dan restrukturisasi program, optimalisasi pemanfaatan dan peningkatan sumberdaya penelitian yang dimiliki.

Paradigma Badan Litbang Pertanian dalam era pembangunan yang makin kompetitif adalah penciptaan teknologi pertanian yang memiliki nilai tambah ekonomi yang tinggi untuk mewujudkan peran litbang dalam pembangunan pertanian (impact recognition) dan nilai ilmiah tinggi (scientific mission/recognition) untuk pencapaian status sebagai lembaga penelitian berkelas dunia (a world class research

institution). Perubahan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal harus dijawab dengan meningkatkan prioritas dan kualitas hasil litbang yang berorientasi pasar baik domestik maupun internasional dan berdaya saing tinggi. Guna menjawab kesemuanya itu, ke depan Badan Litbang Pertanian akan meningkatkan kerja sama/networking baik dengan pemerintah daerah, lembaga penelitian dan pelaku usaha nasional maupun internasional.

Peran Badan Litbang Pertanian yang semakin besar harus didukung oleh sumber daya yang memadai (SDM, pendanaan dan sarana-prasarana). SDM yang berkarakter dan kompeten akan terus dikembangkan dalam lima tahun ke depan melalui sistem rekruitmen berbasis kompetensi dan peningkatan kompetensi melalui pelatihan jangka pendek dan jangka panjang. Sumber dana yang memadai baik untuk penelitian maupun penguatan sarana dan prasarana akan terus diupayakan baik melalui pendanaan APBN, APBD, maupun peningkatan kerja sama dalam dan luar negeri.

Jumlah SDM Badan Litbang Pertanian per Desember 2011 sebanyak 8.151 orang atau 36.97% dari total SDM Kementerian Pertanian yang berjumlah 22.045 orang. SDM tersebut terdistribusi ke 65 Satuan kerja (Satker) di lingkungan Badan Litbang Pertanian. Perkembangan komposisi SDM Badan Litbang Pertanian menurut tingkat pendidikan dalam lima tahun terakhir disajikan pada Tabel 1.

(10)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 5 Tabel 1. Perkembangan Komposisi SDM Badan Litbang Pertanian

Tahun 2010 – 2011 menurut Tingkat Pendidikan

No. Pendidikan 2010 2011 1 S3 376 385 2 S2 1.097 1.133 3 S1 1.911 2.076 4 <S1 4.818 4.558 TOTAL 8.202 8.151

Berdasarkan bidang tugasnya, SDM Badan Litbang Pertanian pada tahun 2011 terdiri atas tenaga fungsional (termasuk fungsional non peneliti) sebanyak 2.635 orang (32.3%), dan tenaga administrasi 5.516 orang (67.7%). Adapun perkembangan jumlah tenaga fungsional dalam lima tahun terakhir disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Perkembangan Komposisi Tenaga Fungsional Badan Litbang Pertanian Tahun 2010 – 2011

No. Jabatan Fungsional 2010 2011

1 Peneliti 1.689 1.644 2 Perekayasa 30 31 3 Penyuluh Pertanian 211 293 4 Teknisi Litkayasa 537 540 5 Pustakawan 86 81 6 Arsiparis 25 27 7 Pranata Komputer 11 7 8 Analis Kepegawaian 4 3 9 Perencana 1 2 10 Pranata Humas 7 3 11 Statistisi 3 2

12 Pengawas Bibit Ternak 2 2

13 Medik Veteriner 1 -

Jumlah 2.607 2.635

Untuk menjawab tantangan globalisasi, standarisasi lembaga penelitian dalam kaitannya dengan kebijakan komersialisasi hasil dan jasa penelitian, Badan Litbang Pertanian harus mampu memberikan jaminan mutu terhadap hasil-hasil penelitiannya dan mendapatkan pengakuan secara nasional dan internasional melalui proses akreditasi/sertifikasi. Jaminan mutu dan pengakuan akreditasi/sertifikasi tersebut hanya dapat dicapai bila laboratorium dan unit kerja lingkup Badan Litbang Pertanian dapat menerapkan

Good Laboratory Practices (GLP) dan Quality Management System

(QMS) dalam melaksanakan segala kegiatannya. GLP dan QMS tersebut dapat dilaksanakan melalui implementasi sistem akreditasi/sertifikasi dengan dasar acuan standar yang ada. Dasar acuan yang digunakan untuk GLP adalah ISO/IEC 17025: 2005, sedangkan QMS dasar acuannya adalah ISO 9001:2008. Dalam

(11)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 6 pelaksanaannya, implementasi ISO/IEC 17025: 2005 pada unit kerja

lingkup Badan Litbang Pertanian diarahkan untuk pengembangan laboratorium uji mutu dan produk, termasuk uji mutu benih/bibit. Sedangkan implementasi ISO 9001: 2008 akan lebih diarahkan untuk pengembangan manajemen Unit Kerja dan sertifikasi Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) pada Balai Penelitian Komoditas. Laboratorium pengujian lingkup Balai Besar, Balai dan Loka Penelitian di Badan Litbang Pertanian sebanyak 166 yang meliputi bidang pengujian: uji tanah, pupuk, tanaman, mutu benih, air, alsin pertanian, proksimat pangan dan pakan, penyakit hewan serta mutu dan keamanan pangan hasil pertanian, dan biologi molekuler serta fasilitas BSL3 untuk penanganan mikroba. Sampai dengan tahun 2011, sebanyak 17 unit laboratorium telah terakreditasi dan tersebar di beberapa UPT, seperti terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Laboratorium Pengujian Terakreditasi ISO/IEC 17025:2005

No UPT Ruang Lingkup Pengujian yang Terakreditasi

1 BBP Mektan Pengujian Traktor, Pompa Air dan Alsin Pascapanen Biji-Bijian

2 BB Padi Pengujian Proksimat dan Mutu Benih UPBS ISO 9001:2008

3 BB SDLP/Balai Penelitian Tanah

Pengujian Tanah, Pupuk dan Air

4 BB-Biogen Pengujian GMO Kualitatif dan RAPD 5 BB Veteriner Pengujian Penyakit Hewan, keamanan

pangan dan BSL3

6 BB Pascapanen Pengujian Karakterisasi Tepung 7 Balitbu Pengujian Mutu Benih

8 Balitsa Pengujian Virus, Tanah, Tanaman dan Pupuk

9 Balittro Pengujian Fisiologi dan Ekofisiologi 0 Balithi Pengujian Mutu Benih

11 Balitnak Pengujian Proksimat Pakan 12 BPTP Sumut Pengujian Tanah dan Pupuk 13 BPTP Sumbar Pengujian Tanah dan Pupuk 14 BPTP DIY Pengujian Tanah dan Pupuk 15 BPTP Jatim Pengujian Tanah dan Pupuk 16 BPTP NTB Pengujian Tanah dan Pupuk 17 BPTP Sulsel Pengujian Tanah dan Pupuk

Selain laboratorium, dalam pelaksanaan tupoksinya, Badan Litbang Pertanian juga didukung oleh 119 kebun percobaan yang digunakan untuk penelitian pemuliaan dan teknik budidaya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan seluas 5.753,26 ha. Luas kebun yang digunakan khusus untuk ex-situ konservasi plasma nutfah aneka buah (durian, mangga, pisang, jeruk, apel, anggur) 40,86 ha, untuk tanaman perkebunan (kelapa, kapuk, lada, kayu manis, cengkeh, pala) 1.556,8 ha, dan untuk pakan serta ternak (sapi, kambing dan domba) 302,70 ha.

(12)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 7 Pengembangan sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi

(IPTEK) ditujukan untuk mengubah penggunaan IPTEK dari yang berciri tradisional ke arah yang lebih maju. Dengan sumberdaya yang terbatas dan tatanan pasar yang sangat kompetitif, penerapan inovasi teknologi merupakan faktor kunci dalam pengembangan pertanian industrial unggul berkelanjutan. Inovasi teknologi harus bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas produksi dan produktivitas sehingga dapat memacu pertumbuhan produksi dan peningkatan daya saing. Inovasi teknologi juga diperlukan dalam pengembangan produk (product development) dalam rangka peningkatan nilai tambah, diversifikasi produk dan transformasi produk sesuai dengan preferensi konsumen.

Badan Litbang Pertanian telah dan terus mengembangkan kegiatan manajemen dengan melakukan sinkronisasi dan konsolidasi dalam penyusunan strategi, arah kebijakan dan kebijakan litbang pertanian. Untuk mencapai harmonisasi perencanaan kegiatan litbang pertanian secara menyeluruh, terintegrasi, dan bersinergi dengan sektor lain dalam mencapai tujuan pembangunan pertanian, Badan Litbang Pertanian perlu menyusun rencana strategis (renstra) sehingga hasil litbang yang dicapai dapat memberikan arti dalam mendukung pencapaian pembangunan pertanian nasional yang berbasis iptek.

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Rencana Strategis Badan Litbang Pertanian dilaksanakan dengan mengacu kepada Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Panjang 2005-2025; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; dan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014.

Renstra Litbang Pertanian merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penelitian dan pengembangan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan oleh Badan Litbang Pertanian selama lima tahun ke depan (2010-2014). Dokumen ini disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang, tantangan dan permasalahan termasuk isu strategis terkini yang dihadapi pembangunan pertanian dan perkembangan IPTEK dalam lima tahun ke depan. Renstra Badan Litbang Pertanian 2010-2014 merupakan implementasi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2010-2014) bidang penelitian dan pengembangan pertanian. Dokumen Renstra ini selanjutnya diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan arahan bagi Unit kerja Jajaran Birokrasi di lingkup Badan Litbang Pertanian dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian dan pengembangan pertanian periode 2010-2014 secara menyeluruh, terintegrasi, dan sinergis baik di dalam maupun antar sektor/ sub-sektor terkait.

(13)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 8 Reformasi perencanaan dan penganggaran 2010-2014

mengharuskan Badan Litbang Pertanian merestrukturisasi program dan kegiatan dalam kerangka Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance-based Budgeting). Untuk itu, dokumen renstra ini dilengkapi dengan indikator kinerja utama sehingga akuntabilitas pelaksana kegiatan beserta organisasinya dapat dievaluasi selama periode tahun 2010-2014.

2.1 Visi

“Pada tahun 2014 menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian berkelas dunia yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi pertanian untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal”

2.2 Misi Badan Litbang Pertanian

a. Menghasilkan, mengembangkan dan mendiseminasikan inovasi teknologi, sistem dan \model serta rekomendasi kebijakan di bidang pertanian yang berwawasan lingkungan dan berbasis sumber daya lokal guna mendukung terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan.

b. Meningkatkan kualitas sumber daya penelitian dan pengembangan pertanian serta efisiensi dan efektivitas pemanfaatannya.

c. Mengembangkan jejaring kerja sama nasional dan internasional (networking) dalam rangka penguasaan Iptek

(scientific recognition) dan peningkatan peran Badan Litbang Pertanian dalam pembangunan pertanian (impact recognition).

2.3 Tujuan

a. Menghasilkan dan mengembangkan teknologi benih, bibit, pupuk, alat dan mesin pertanian, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dan ternak, serta teknologi pascapanen dalam rangka mendukung peningkatan produksi, nilai tambah, daya saing dan ekspor.

b. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi lembaga (capacity building) untuk menghasilkan, mengembangkan, mendiseminasikan, dan mempromosikan teknologi berbasis sumberdaya lokal dalam penyediaan dan perbanyakan benih, bibit, pupuk, aneka obat dan alat mesin pertanian, teknologi pascapanen, serta bioteknologi.

c. Menghasilkan, mengembangkan dan mendiseminasikan teknologi mutakhir terutama bioteknologi bidang pangan yang mampu mengantisipasi perubahan iklim global, gangguan OPT, serta preferensi pengguna teknologi dalam rangka peningkatan produksi, diversifikasi pangan, nilai tambah dan daya saing.

d. Meningkatkan efektifitas berbagai metode dan media diseminasi inovasi teknologi pertanian kepada petani dalam rangka mendukung pengembangan sistem pertanian industrial.

(14)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 9 e. Mengkaji dan mengembangkan berbagai model kerja sama

kelembagaan antar pelaku usaha untuk mendiseminasikan hasil inovasi dan kelembagaan kepada petani dan pengguna secara proporsional untuk mendukung pengembangan sistem pertanian industrial.

f. Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian yang bersifat antisipatif dan responsif untuk mendukung pengembangan sistem pertanian industrial, serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

2.4. Sasaran

Sebagai lembaga penelitian dan pengembangan yang berkelas dunia, sasaran yang harus dicapai :

a. Terciptanya varietas unggul dan galur/klon (benih dan bibit), pupuk, alsintan, serta strategi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan;

b. Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan sumberdaya pertanian serta rekomendasi kebijakan mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan;

c. Terciptanya teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor;

d. Terciptanya model kelembagaan dan rekomendasi kebijakan pengembangan agribisnis dan agroindustri untuk peningkatan kesejahteraan petani;

e. Meningkatnya sistem diseminasi, promosi dan diseminasi inovasi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan internasional;

f. Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional, hak kekayaan intelektual (HAKI), serta komersialisasi hasil penelitian;

g. Meningkatnya kapasitas SDM, kelembagaan dan sarana prasarana penelitian.

2.5 Arah Kebijakan

Arah kebijakan dan strategi litbang pertanian ke depan disusun dengan mempertimbangkan sasaran pembangunan pertanian 2010 – 2014 melalui peningkatan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang inovatif, efisien dan efektif dengan mengedepankan kaidah ilmiah dan berkontribusi terhadap perkembangan iptek. Kebijakan tersebut diimplementasikan melalui pemanfaatan sumberdaya penelitian yang ada secara optimal dan meningkatkan jejaring kerjasama dengan institusi lain baik nasional

(15)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 10 maupun internasional. Dalam upaya mendukung pencapaian sasaran

pembangunan pertanian, rumusan arah kebijakan litbang pertanian dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kategori sesuai dengan 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian, yaitu:

1. Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan; 2. Peningkatan diversifikasi panga;

3. Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; 4. Peningkatan kesejahteraan petani.

2.5.1 Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan

a) Memfokuskan pada penciptaan inovasi teknologi benih/bibit unggul, pupuk, alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan pertanian, yaitu: (1) pemantapan swasembada beras, jagung, daging ayam, dan gula konsumsi; (2) pencapaian swasembada kedelai, daging sapi, gula industri; dan (3) peningkatan produksi susu segar, buah, sayur, bunga, tanaman perkebunan dan produk-produk pertanian substitusi impor. b) Memprioritaskan penyediaan inovasi teknologi untuk

optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian c) Mitigasi dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim. d) Meningkatkan kuantitas dan kualitas pengkajian teknologi dan

adaptasi inovasi teknologi spesifik lokasi untuk

mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pertanian nasional yang beragam.

2.5.2 Peningkatan diversifikasi pangan

a) Mendukung percepatan diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal melalui penyediaan inovasi teknologi.

b) Melakukan promosi dan diseminasi penggunaan pangan lokal non beras sebagai sumber karbohidrat.

2.5.3 Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor

a) Memperkuat inovasi teknologi dan kelembagaan untuk pengembangan industri hilir pertanian di perdesaan berbasis kelompok tani untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor produk pertanian.

b) Mempercepat penyediaan inovasi teknologi untuk pengembangan bio-energy berbasis bahan baku lokal terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat khususnya di perdesaan dan mensubstitusi BBM.

2.5.4 Peningkatan kesejahteraan petani

a) Mendorong peningkatan kesejahteraan petani melalui pengembangan rekayasa model kelembagaan dan rumusan kebijakan pembangunan pertanian antisipatif dan responsif yang berpihak kepada petani.

(16)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 11 b) Memberikan bantuan benih/bibit dan bimbingan teknologi

kepada petani/kelompok tani di pedesaan.

2.6 Program Utama

Program utama Badan Litbang Pertanian pada periode 2010-2014 diarahkan untuk penciptaan teknologi dan varietas unggul

berdaya saing. Oleh karena itu Badan Litbang Pertanian

menetapkan kebijakan alokasi sumber daya litbang menurut komoditas prioritas utama yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian, yaitu 5 komoditas prioritas (padi, jagung, kedelai, sapi, dan tebu) dan 34 fokus komoditas lainnya mencakup: pangan (ubi kayu dan kacang tanah), hortikultura (kentang, cabai merah, bawang merah, mangga, manggis, pisang, anggrek, krisan, durian dan jeruk), perkebunan (kelapa sawit, karet, kelapa, sagu, aren, kakao, kopi, teh, kina, lada, jambu mete, kapas, tembakau, cengkeh, jahe, dan nilam), serta peternakan (sapi perah, kambing, domba, babi, ayam buras dan itik).

2.7 Kegiatan Badan Litbang Pertanian

Sesuai dengan organisasi Badan Litbang Pertanian, program Badan Litbang Pertanian untuk periode 2010-2014 terdiri dari 12 kegiatan, yaitu sebagai berikut:

2.7.1 Kegiatan Litbang Tanaman Pangan

Perakitan varietas tanaman pangan umur ultra genjah, toleran terhadap cekaman biotik/abiotik, dan adaptif untuk daerah tropis serta dampak perubahan iklim global. Selain itu, juga dirakit inovasi teknologi untuk peningkatan produktivitas benih F1 hibrida padi dan jagung serta akselerasi produksi dan penyebaran benih sumber untuk mempercepat diseminasi varietas unggul baru. Sejalan dengan hal tersebut, juga diprogramkan penelitian untuk menghasilkan teknologi budidaya pendukung peningkatan produktivitas dan peningkatan indek panen yang efisien dan ramah lingkungan serta teknologi panen dan pasca panen primer.

2.7.2 Kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura

Pemuliaan dan pengelolaan sumberdaya genetik hortikultura sebagai bahan perakitan varietas unggul baru adaptif daerah tropis (genjah,

better eating quality, seedless, trendsetter), serta inovasi teknologi modern yang efektif, efisien dan ramah lingkungan berbasis sumber daya lokal yang dapat mengantisipasi perubahan iklim dan menanggulangi permasalahan OPT.

2.7.3 Kegiatan Litbang Tanaman Perkebunan

Penelitian dan pengembangan tanaman perkebunan dilakukan dalam konteks kebijakan prioritas komoditas melalui kegiatan pemuliaan dan pengelolaan sumberdaya genetik, inovasi teknologi budidaya dan pengolahan hasil, serta rekomendasi kebijakan berbasis pada: (1) pengembangan bahan bakar nabati (jarak pagar,

(17)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 12 kemiri sunan, sagu, aren), (2) penghasil serat (kapas, kenaf) dan

pemanis (stevia, tebu, bit), (3) kelapa, aren dan kelapa sawit, (4) tanaman obat (tembakau, kina) dan aromatik (minyak atsiri), (5) rempah dan tanaman penyegar (kaako, kopi, the), serta (6) komoditas lain seperti karet dan tanaman industri lain.

2.7.4 Kegiatan Litbang Peternakan dan Veteriner

Penelitian peternakan dan veteriner dilaksanakan melalui pengelolaan sumber daya genetik, perakitan galur baru ternak (dengan konsep low external input) dan varietas tanaman pakan. Perakitan inovasi teknologi budi daya ternak dan tanaman pakan mengantisipasi perubahan iklim serta rekomendasi kebijakan peternakan dan veteriner. Pengembangan sistem integrasi ternak dengan komoditas pangan, hortikultura dan perkebunan. Sedangkan penelitian veteriner dilaksanakan untuk mendukung peningkatan populasi ternak, meningkatkan status kesehatan hewan, keamanan pangan dan pengendalian penyakit zoonosis.

2.7.5 Kegiatan Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian

Inventarisasi dan evaluasi potensi sumber daya lahan pertanian meliputi pemetaan tanah sistematis dan pemetaan tematik di lokasi terpilih, yang dilakukan dengan memanfaatkan citra satelit, digital elevation model (DEM) berbasis GIS. Penelitian optimalisasi pemanfaatan sumber daya lahan, berupa pengembangan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian (sawah, lahan kering, lahan rawa, iklim dan air), formulasi pupuk (anorganik,

organik, hayati dan pengembangan teknologi nano) dan formulasi pembenah tanah. Sementara kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan lingkungan pertanian terdiri dari perakitan teknologi mengantisipasi pencemaran lingkungan pertanian, perubahan iklim global (teknologi rendah emisi dan measurable, reportable, verifiable

(MRV) methodology) dan lahan terdegradasi.

2.7.6 Kegiatan Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian

Pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya genetik pertanian seperti tanaman dan mikroba; kloning gen dan pengembangan peta genetik sifat-sifat penting komoditas pertanian; perbaikan komoditas pertanian untuk sifat-sifat unggul (produktivitas, adaptabilitas, tahan cekaman biotik) melalui teknik kultur in vitro, rekayasa genetik, atau marka molekuler; serta pemanfaatan bioteknologi untuk perbanyakan bibit, pengolahan produk dan limbah pertanian.

2.7.7 Kegiatan Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Menghasilkan pengetahuan, data, informasi, analisis dan rekomendasi kebijakan yang berkaitan dengan hasil: (1) pengkajian kebijakan penguatan dan perlindungan usaha pertanian, (2) pengkajian kebijakan sumberdaya alam, infratruktur dan investasi pertanian, (3) pengkajian kebijakan kelembagaan dan regulasi pertanian, (4) pengkajian kebijakan ekonomi makro, ketahanan

(18)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 13 pangan, pengentasan kemiskinan dan pembangunan perdesaan, (5)

penelitian dinamika ekonomi pertanian dan perdesaan, serta (6) pelaksanaan evaluasi dan tanggap cepat atas isu kebijakan aktual dan 7) diseminasi hasil dan peningkatan kapasitas lembaga.

2.7.8 Kegiatan Perekayasaan/Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pertanian

Perekayasaan/penelitian dan pengembangan mekanisasi meliputi lima kegiatan utama, yaitu perekayasaan/penelitian teknologi mekanisasi pertanian untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya pertanian, peningkatan kualitas dan nilai tambah produk pertanian, pemanfaatan limbah dan sumber daya energi terbarukan di bidang pertanian, pengembangan dan penerapan teknologi mekanisasi pertanian berbasis kemitraan dan analisis dan sintesis kebijakan untuk percepatan pengembangan mekanisasi pertanian.

2.7.9 Kegiatan Litbang Pascapanen Pertanian

Kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen difokuskan untuk menghasilkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian mendukung pencapain target diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor. Kegiatan dilakukan baik dalam skala laboratorium, pilot maupun skala operasional meliputi penanganan segar produk pertanian, diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor, serta

pengembangan produk dan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing.

2.7.10 Kegiatan Pengembangan Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

Pengembangan perpustakaan digital lingkup Kementerian Pertanian dilakukan untuk lebih meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan informasi melalui peningkatan keahlian SDM. Peningkatan penyebarluasan teknologi pertanian terus dilakukan melalui berbagai media diseminasi, antara lain media elektronik, cetak, pameran dan seminar serta media tradisional yang berkembang di masyarakat. Peningkatan kegiatan komunikasi dan partisipasi kegiatan ilmiah dilakukan melalui seminar, workshop, magang, pengembangan

website, dan publikasi ilmiah baik nasional maupun internasional. Pengembangan sistem komunikasi Badan Litbang dengan pengguna dilakukan untuk mengefektifkan pemenuhan kebutuhan teknologi.

2.7.11 Kegiatan Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian

Program pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi pertanian meliputi kegiatan pengkajian spesifik lokasi, percepatan diseminasi inovasi, dan koordinasi. Kegiatan pengkajian spesifik lokasi dilakukan dengan memadukan hasil penelitian UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian dengan lokal genius yang dikembangkan masyarakat. Percepatan diseminasi inovasi pertanian melalui pengembangan berbagai pendekatan untuk menunjang terwujudnya pertanian

(19)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 14 industrial perdesaan. Koordinasi dilakukan dalam rangka

mensinergikan kegiatan pengkajian di 32 BPTP.

2.7.12 Kegiatan Dukungan Manajemen, Fasilitas dan Instrumen Teknis dalam Pelaksanaan Kegiatan Litbang Pertanian

Kegiatan pengembangan kelembagaan mencakup pengembangan budaya kerja inovatif berorientasi bisnis melalui peningkatan jumlah institusi di lingkup Badan Litbang Pertanian yang menerapkan reformasi birokrasi secara menyeluruh, pengembangan sumber daya litbang (SDM, sarana dan prasarana) diikuti pengembangan standarisasi dan akreditasi lembaga dan pranata litbang. Di samping itu, untuk memicu tercapainya output yang optimal, maka akan dilakukan pengembangan manajemen teknologi dan sistem informasi, koordinasi jaringan kerja sama penelitian dan pengkajian, reformasi perencanaan dan penganggaran, monitoring dan evaluasi serta penyiapan regulasi paten dan lisensi.

2.8 Indikator Kinerja

Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian tahun 2010-2014 sesuai dengan Program Penciptaan

Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing adalah:

1. Tersedianya varietas unggul dan benih sumber padi, jagung, dan kedelai potensi hasil tinggi dan adaptif terhadap dampak perubahan iklim.

2. Tersedianya varietas unggul dan benih sumber sayuran tahan penyakit, buah-buahan seedless, tanaman hias novelty.

3. Tersedianya varietas/klon unggul tanaman perkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu.

4. Tersedianya galur/bangsa unggul ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi.

5. Tersedia dan terdiseminasinya teknologi peternakan dan veteriner untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi.

6. Tersedianya teknologi vaksin ternak isolat lokal dan formula obat biofarmaka untuk hewan.

7. Tersedia dan dimanfaatkannya teknologi dan informasi analisis genom komoditas pertanian.

8. Tersedia dan dimanfaatkannya teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk.

9. Tersedia dan terdiseminasinya prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian.

10. Tersedia dan terdiseminasinya teknologi untuk penanganan segar produk pertanian, diversifikasi pangan, subtitusi pangan impor, dan pengembangan produk bernilai tambah dan berdaya saing.

11. Tersedia dan dimanfaatkannya rekomendasi kebijakan yang terkait dengan penguatan daya saing, perlindungan usaha pertanian, penguatan kelembagaan dan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian.

(20)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 15 12. Tersedia dan terdiseminasinya teknologi penyediaan bahan

baku dan pengolahan bio-energi.

13. Tersedia dan dimanfaatkannya teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim.

14. Tersedia dan dimanfaatkannya informasi hasil litbang pertanian.

15. Tersedia dan terdiseminasinya teknologi budidaya pertanian spesifik lokasi untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi produksi.

Berdasarkan RPJM 2010 – 2014, Badan Litbang Pertanian mempunyai 1 (satu) sasaran: Meningkatnya Inovasi dan Diseminasi Teknologi Pertanian, dan 4 (empat) indikator sasaran, yaitu :

1. Inovasi teknologi benih, bibit, pupuk, obat hewan dan tanaman, alsintan, dan produk olahan.

2. Inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya pertanian. 3. Rekomendasi kebijakan pertanian.

4. Diseminasi inovasi teknologi benih, bibit, pupuk, obat hewan dan tanaman, alsintan dan produk olahan.

Mengacu sasaran dan indikator RPJM di atas, pada tahun 2011 Badan Litbang Pertanian menyusun 7 (tujuh) sasaran dan 20 (dua puluh) indikator yang tertuang di dalam Renstra 2010 - 2014 Badan Litbang Pertanian . Penetapan dokumen PK 2011 yang ditandatangani Kepala Badan Litbang Pertanian dengan Menteri

Pertanian didasarkan pada Renstra diatas. Pada perjalanannya, sasaran dan indikator yang tertuang dalam Renstra tersebut mengalami revisi menjadi 6 (enam) sasaran dan 18 (delapan belas) indikator, namun PK 2011 tidak direvisi (masih mengacu pada 7 sasaran).

(21)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 16 BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Pada Bab ini diuraikan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu (1)

sangat berhasil: > 100 persen; (2) berhasil: 80 – 100 persen;

(3) cukup berhasil: 60 – 79 persen; dan tidak berhasil: 0 – 59 persen. Realisasi sampai akhir tahun 2011 menunjukkan bahwa sasaran telah dapat dicapai dengan rata-rata capaian sebesar 129,35% ( sangat berhasil ).

Keberhasilan pencapaian sasaran disebabkan oleh faktor pengawalan kegiatan melalui monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian yang cukup ketat, mulai dari tahap awal hingga tahap akhir kegiatan. Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut juga didorong oleh dukungan manajemen penelitian, baik aspek pelayanan keuangan, pengolahan data, perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian.

3.1 PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2010

Berdasarkan RPJM 2010 – 2014, Badan Litbang Pertanian mempunyai 1 (satu) sasaran dan 4 (empat) indikator sasaran dengan target dan capaian untuk tahun 2011 adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Capaian Kinerja Indikator Sasaran RPJM Badan Litbang Pertanian Tahun 2011

Sasaran

Indikator Kinerja

Uraian Target Capaian %

Meningkat -nya inovasi dan diseminasi teknologi pertanian Inovasi teknologi benih, bibit, pupuk, obat hewan dan tanaman, alsintan,

dan produk olahan 94 teknologi 132 teknologi 140,4 Inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya pertanian 131 teknologi 250 teknologi 190,8 Rekomendasi kebijakan pertanian 94 rekomendasi 81 rekomendasi 86,2 Diseminasi inovasi teknologi benih, bibit, pupuk, obat hewan dan tanaman, alsintan dan produk olahan 32 paket teknologi 32 paket teknologi 100

Pada indikator ketiga, yaitu mengenai rekomendasi kebijakan pertanian, pada RPJM ditargetkan sebesar 94 rekomendasi, sedangkan pada dokumen PK 2011, target awal rekomendasi kebijakan pertanian hanya sebanyak 12 rekomendasi. Target

(22)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 17

rekomendasi yang tertuang di RPJM sebanyak 94 rekomendasi diperoleh dari beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Puslitbangbun, PSEKP, BBSDLP dan BBP2TP. Sedangkan target rekomendasi yang teruang pada PK Badan Litbang Pertanian sebanyak 12 rekomendasi, merupakan target dari kegiatan yang dilaksanakan oleh PSEKP.

Pada tahun 2011, capaian indikator kinerja ketiga yang tertuang dalam RPJM, hanya sebesar 86,2% atau hanya sebanyak 81 rekomendasi dari target awal sebanyak 94 rekomendasi. Tidak tercapainya jumlah rekomendasi yang dihasilkan disebabkan oleh tidak tercapainya jumlah rekomendasi dari kegiatan yang dilaksanakan oleh BBP2TP, dimana hanya dihasilkan 43 rekomendasi dari target awal sebanyak 66 rekomendasi, atau sekitar 65,2%. Tidak tercapainya target tersebut disebabkan oleh penentuan kegiatan kebijakan diselaraskan dengan dinamika dan kebuutuhan pemecahan masalah di daerah. Selain itu, adanya penghapusan alokasi anggaran untuk kegiatan anjak di beberapa BPTP sehingga menyebabkan capaian target untuk kegiatan anjak kurang berhasil.

3.2 ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Litbang Pertanian Tahun 2011 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Analisis dan evaluasi

capaian kinerja tahun 2011 Badan Litbang Pertanian dapat dijelaskan sebagai berikut :

Untuk mencapai sasaran pertama, diukur dengan 4 (empat) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi %

1. Jumlah varietas unggul baru dan benih sumber padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya

11 VUB 29 VUB 263,6

2. Jumlah varietas unggul baru dan benih sumber tanaman hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika dan sub tropika, danhias)

19 VUB 87 VUB 457,9

3. Jumlah varietas/klon unggul dan benih sumber tanaman perkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu

10 VUB 13 VUB 130

Sasaran 1 :

Terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan

produktivitasmendukung pencapaian

(23)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 18

Indikator Kinerja Target Realisasi %

4. Jumlah galur unggul/harapan ternak dan tanaman pakan ternak(TPT) spesifik lokasi

6 galur 14 galur 233,3

Berdasarkan indikator kinerja sasaran pertama yang telah ditargetkan pada tahun 2011 telah melebihi target yang telah ditetapkan, dengan kategori keberhasilan di atas 100 persen

(sangat berhasil).

Pencapaian indikator pertama yaitu telah dilepas 29 varietas unggul baru berasal dari tanaman padi dan palawija antara lain 17 VUB padi, 7 VUB jagung, dan 5 VUB aneka kacang dan umbi. Sebanyak 17 VUB padi yang dihasilkan adalah dari jenis padi hibrida, inbrida, dan padi gogo, antara lain: a) varietas unggul baru padi sawah inbrida sebanyak 8 VUB yang dilepas dengan nama varietas INPARI 14 Pakuan, INPARI 15 Parahyangan, INPARI 16 Pasundan, INPARI 17, INPARI 18, INPARI 19, INPARI 20, dan INPARI Sidenuk, b) varietas unggul baru padi sawah hibrida sebanyak 6 VUB yang dilepas dengan nama varietas HIPA Jatim 1, HIPA Jatim 2, HIPA Jatim 3, HIPA 12 SBU, HIPA 13, dan HIPA 14 SBU, dan c) varietas unggul baru padi gogo dengan keunggulan tahan blas, toleran kekeringan, agak toleran Al dan Pulen sebanyak 3 VUB yang dilepas dengan nama INPAGO 8, INPAGO Unsoed 1, INPAGO Unram 1.

Sebanyak 7 VUB jagung hibrida dan komposit yang dilepas, antara lain: a) varietas unggul jagung hibrida dilepas dengan nama varietas BIMA 12 Q, BIMA 13 Q, BIMA 14 Batara, BIMA 15 Sayang, dan BIMA 16, dan b) varietas unggul baru jagung komposit (bersari bebas) dilepas dengan nama varietas PROVIT A1 dan PROVIT A2 Sebanyak 5 VUB aneka kacang dan umbi yang dihasilkan adalah kedelai unggul baru varietas GEMA, 2 klon harapan ubi jalar dengan kandungan antosianin tinggi dengan nama varietas Antin 1 dan Antin 2, dan VUB kacang tanah dengan nama Hypoma 1 dan Hypoma 2, saat ini sedang menunggu terbitnya SK Menteri Pertanian.

Selain VUB tanaman pangan, telah dihasilkan pula benih sumber tanaman padi berupa benih BS, FS dan SS dengan total 59 ton atau telah tercapai 125,5%. Untuk benih sumber jagung telah dihasilkan 14 ton atau tercapai 175,5%. Sedangkan untuk benih sumber tanaman kacang dan umbi, telah dihasilkan 50 ton atau 97,5%. Dari keluaran yang dicapai terdapat kegiatan yang sudah mencapai outcome, yaitu hampir seluruh VUB padi yang telah dilepas telah disebarluaskan kepada pengguna melalui UPBS yang ada di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian yang tersebar di 33 propinsi di Indonesia sebagai bahan diseminasi melalui demplot. Pemprov Sulsel telah mengembangkan jagung varietas BIMA 14 Batara dan BIMA 15 Sayang untuk dibagikan kepada para penangkar dan petani pada musim tanam 2011/2012. UPBS tanaman pangan siap melakukan perbanyakan benih pada MT 2012 untuk memenuhi kebutuhan pengguna.

(24)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 19

Pencapaian indikator kedua yaitu telah dilepas 87 varietas unggul baru berasal dari tanaman hortikultura, yaitu 19 VUB sayuran, 1 VUB buah tropika, 65 VUB tanaman hias dan 2 VUB jeruk dan buah subtropika.

Sebanyak 19 VUB sayuran terdiri dari 3 VUB kentang dengan nama Andina, Kastanum dan Vernei, 4 VUB bawang merah dengan nama Pikatan, Trisula, Pancasona dan Mentes, dan 12 VUB sayuran potensial yang terdiri dari 3 VUB buncis tegak (Balitsa 1, Balitsa 2 dan Balitsa 3), 3 VUB cabai merah (Lingga, Ciko, Kencana), 3 VUB tomat (Tosca, Ruby, Topaz), dan 3 VUB jamur tiram (Emas, Ratu dan Zafira).

Calon varites unggul baru buah tropika yang berhasil dilepas adalah durian dengan nama Umi. Sedangkan calon varietas manggis masih dalam proses. Untuk VUB tanaman hias telah dihasilkan 20 varietas anggrek yang terdiri dari 10 VUB anggrek Dendrobium dan 10 VUB anggrek Phalaenopsis. Sedangkan untuk calon VUB tanaman hias telah diluncurkan 45 calon VUB yang terdiri dari 6 varietas Dendrobium, 11 varietas Phalaenopsis, 2 varietas Vanda, 15 varietas krisan, 4 varietas gladiol, 2 varietas mawar pot dan 5 varietas anyelir. Untuk VUB jeruk telah dihasilkan 2 VUB yaitu jeruk keprok SoE dan jeruk pamelo dengan sifat seedless, daya hasil tinggi, rasa manis dan warna kulit menarik.

Benih sumber yang telah dihasilkan melalui kegiatan litbang hortikultura adalah (1) 27.976 kg benih sumber bawang merah dan sayuran generatif, (2) 52.738 G0 kentang, (3) 8000 batang benih sumber dari 4 varietas unggul baru durian dan 4000 batang benih

sumber dari 2 varietas unggul baru manggis, (4) 42.136 planlet benih inti/sumber anggrek dan tanaman hias lain dan 503.087 benih stek inti/sumber krisan yang terdiri dari 2.400 planlet benih inti/sumber anggrek dan tanaman hias lain (14.363 botol plantlet krisan, anggrek Phalaenopsis sebanyak 513 botol plantlet, lili 3.249 botol plantlet, anthurium sebanyak 572 botol plantlet dan anyelir sebanyak 21.154 botol plantlet. Produksi tanaman hias lain terdiri atas mawar potong sebanyak 2.832 tanaman, mawar mini sebanyak 412 tanaman, gladiol sebanyak 19.224 subang, lili sebanyak 2.617 umbi dan sedap malam sebanyak 13.200 umbi), (5) 503.087 setek berakar benih inti/sumber krisan, (6) 5.418 benih sumber jeruk dan buah subtropika dengan rincian benih sumber jeruk kelas benih Blok Fondasi sebanyak 848 pohon dan kelas benih BPMT/Blok Penggandaan Mata Tempel sebanyak 4570 pohon, dan (7) Produksi Masal Benih Jeruk Bebas Penyakit Virus (HLB DAN CTV) Secara Cepat Melalu Somatic Embriogenesis telah menghasilkan 410.000 planlet, embrio, kalus dan nuselus pada varietas siem kintamani, keprok batu 55, JC, dan volkameriana.

Varietas baru yang dilepas pada tahun 2011 ini diantaranya telah diperbanyak oleh Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Balitsa diantaranya cabai varietas Kencana sebanyak 45 g. Selain itu varietas baru buncis tegak Balitsa 1 dan Balitsa 2 telah dilisensikan ke PT. Fajar Seed untuk pengembangannya. Namun demikian pada tahun 2011 varietas yang telah dilepas pada tahun sebelumnya telah disebarluaskan dan didistribusikan kepada pengguna diantaranya BPTP, Dinas Pertanian, Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi dan intansi terkait, Perusahaan Swasta, pameran, penelitian, petani dan masyarakat umum lainnya di seluruh

(25)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 20

Indonesia diantaranya Nangro Aceh Darusalam, Sumut, Sulsel, Jambi, Lampung, Banten, DKI, Jabar, Jatim, Sulselsel, Sultra, Bali, NTT, NTB, dan Kalsel.

Pencapaian indikator ketiga dihasilkan melalui sub kegiatan Perakitan Varietas, Perakitan Teknologi Peningkatan Produktivitas, Perakitan Produk Olahan/Teknologi Peningkatan Nilai Tambah, Pelestarian Plasma Nutfah Tanaman Perkebunan, dan Pengelolaan Benih Sumber Tanaman Perkebunan. Varietas unggul baru tanaman perkebunan yang telah dilepas sebanyak 15 varietas unggul, yang terdiri dari: a) 4 varietas tanaman rempah dan obat yaitu 1 varietas sambiloto dengan nama SAMBINA 1, 1 varietas kunyit tahan naungan dengan nama CURDONA 1, dan 2 varietas akar wangi dengan nama VERINA 1 dan VERINA 2; b) 3 varietas tanaman industry, yaitu 2 varietas kemiri minyak (kemiri Sunan 1 dan 2), 1 varietas Jambu mete (populasi Muna); c) 2 varietas tanaman kelapa dan palma lainnya, yaitu 1 varietas aren super genjah Kutim dan 1 varietas Kelapa Dalam Adonara; dan d) pelepasan 4 varietas unggul tembakau, yaitu Tembakau Bondowoso varietas Maesan1, Tembakau Bondowoso varietas Maesan2, Tembakau Probolinggo varietas Paiton1, dan Tembakau Probolinggo varietas Paiton2.

Benih sumber tanaman perkebunan, dicapai melalui kegiatan Pengelolaan UPBS, dengan output berupa benih sumber, yaitu (1) tanaman obat dan aromatika sebanyak 6 ton, (2) tanaman tembakau dan serat-seratan sebanyak 9,32 ton, (3) tanaman rempah dan aneka tanaman industri sebanyak 33,36 ton, dan (4) tanaman kelapa dan palma 322 ton.

Pencapaian indikator keempat yang dihasilkan melalui kegiatan litbang peternakan telah melepas 14 galur harapan, meliputi 7 galur harapan ternak, yaitu ayam KUB, itik PMp, domba Komposit Garut, domba Komposit Sumatera, domba Barbados Cross, kambing Boerka, dan kambing Boerawa, serta 7 galur tanaman pakan ternak (TPT) Calopogonium mucunoides, Centrosema macrocarpum, Arachis hybrid, Lab-lab purpureus, Stylosanthes scabra, Panicum maximum cv, dan Paspalum atratum.

Outcome dari pelepasan galur harapan adalah 1) tersedianya bibit/benih unggul ternak/tanaman dengan produktivitas tinggi, 2) termanfaatkannya bibit/benih unggul sebagai dasar perbanyakan populasi, 3) peningkatan populasi ternak/benih dengan produktivitas tinggi.

Bila dibandingkan dengan tahun 2010, persentase pencapaian sasaran pertama dapat dilihat pada tabel berikut :

Indikator Kinerja Realisasi 2010 (%)

Realisasi 2011(%)

1. Jumlah varietas unggul baru dan benih sumber padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya

244,4 263,6

2. Jumlah varietas unggul baru dan benih sumber tanamanhortikultura (tanaman sayuran, buah tropika dan sub tropika, danhias)

(26)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 21

Indikator Kinerja Realisasi 2010 (%)

Realisasi 2011(%)

3. Jumlah varietas/klon unggul dan benih sumber tanamanperkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu

133,3 130

4. Jumlah galur unggul/harapan ternak dan tanaman pakan ternak(TPT) spesifik lokasi

283,3 233,3

Dari setiap indikator kinerja, capaian tahun 2010-2011 melebihi target yang ditetapkan dengan perbandingan tidak terlalu signifikan. Namun, capaian indikator kedua yaitu jumlah VUB dan benih sumber tanaman hortikultura, tahun 2011 meningkat pesat lebih dari 3 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Pencapaian ini disumbang melalui diperolehnya VUB dan calon VUB tanaman hias, terutama dari komoditas tanaman anggrek, mawar dan anyelir.

Untuk mencapai sasaran kedua, diukur dengan 10 (sepuluh) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi %

1. Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk

8 tekn. 11 tekn. 137,5

2. Jumlah prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian

4 prototipe 18 prototipe 450,0

3. Jumlah teknologi vaksin ternak isolat lokal, diagnostik dan formula obat biofarmaka untuk hewan.

3 tekn. 5 tekn. 166,7

4. Jumlah teknologi budidaya, dan panen

38 tekn. 47 tekn. 123,7

Sasaran 2 :

Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan

(27)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 22

Indikator Kinerja Target Realisasi %

5. Jumlah peta potensi sumber daya lahan untuk pembukaan sawah baru, lahan terlantar, dan lahan terdegradasi

8 peta 12 peta 150,0

6. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim

6 tekn. 8 tekn. 133,3

7. Jumlah peta genetik/marka molekuler sifat-sifat penting komoditas pertanian

3 peta gen 3 peta gen 100,0

8. Jumlah sidik jari DNA sumberdaya genetik pertanian

288 sidik jari DNA 195 sidik jari DNA 67,7 9. Jumlah bioprospeksi

sumberdaya genetik pertanian

0 0 0

10. Jumlah teknologi spesifik lokasi

96 tekn. 122 tekn. 127,1

Berdasarkan indikator kinerja sasaran kedua yang telah ditargetkan pada tahun 2011, 7 indikator telah melebihi target, dengan kategori keberhasilan di atas 100 persen (sangat berhasil). Namun, untuk kegiatan Litbang Bioteknologi dan Sumberdaya Pertanian dengan indikator jumlah sidik jari DNA sumberdaya genetik pertanian, dari target 288 peta genetik tidak dapat tercapai sepenuhnya (kurang

berhasil), sedangkan untuk indikator jumlah bioprospeksi

sumberdaya genetik pertanian pada tahun 2011 tidak tercapai karena kegiatan tidak dilaksanakan, kegiatan baru akan dilaksanakan pada tahun 2013.

Pencapaian indikator pertama sebanyak 11 teknologi pengelolaan SDL, diantaranya Formulasi pupuk organik, anorganik, pembenah tanah, prototipe test kit PUPO, PUTR, dan test kit digital untuk PUTS serta informasi efektifitas formula pupuk dan pembenah tanah pada skala rumah kaca, teknologi pengolahan tanah, pengelolaan air dan pupuk untuk mendukung peningkatan produktivitas padi dalam program P2BN, dua paket komponen teknologi (pemupukan dan konservasi) pengelolaan tanah untuk meningkatkan produktivitas lahan kering iklim kering > 20%, formula urea yang berlapis arang aktif yang diperkaya mikroba pendegradasi POPs, serta rakitan teknologi pengelolaan padi di tanah gambut dan tanah mineral.

Untuk PUTR (Perangkat Uji Tanah Rawa) sudah dilaunching pada saat pelaksanaan Pekan Rawa Nasional yang diselenggarakan pada tanggal 12-15 Juli 2011 di Kalimantan Selatan. Dalam acara tersebut juga dilakukan penyerahan PUTR kepada Gubernur Kalsel (diwakili oleh Sekretaris Daerah). Pemanfaatannya saat ini masih terbatas untuk lahan sulfat masam, dan ke depan ditargetkan untuk untuk lahan rawa secara keseluruhan. Mengingat sudah banyaknya yang berminat terhadap PUTR, saat ini tengah dilakukan negosiasi dengan salah satu perusahaan swasta untuk proses pabrikasi PUTR. D emikian juga dengan Urea berlapis arang aktif yang diperkaya mikroba pendegradasi POPs, sudah dilounching dan saat ini sedang

(28)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 23

dilakukan negosiasi untuk proses pabrikasi. Sedangkan untuk PUPO dan PUTS Digital akan dilaunching pada pertengahan tahun ini. PUTS Digital merupakan produk pengembangan lanjutan dari PUTS manual yang sudah disebar dan dimanfaatkan di seluruh wilayah Indonesia.

Pencapaian indikator kedua telah dihasilkan 18 prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian, dengan rincian prototipe sebagai berikut, mesin aplikator pupuk organik dan olah tanah, mesin sortasi benih kedelai kap. 3 ton/hari, alsin fermentasi biji kopi terkendali, mesin sortasi dan pembersih serealia, mesin penyawut MOCAF, mesin pengiris umbi kentang, penyosoh sorghum, paket pabrik mini MOCAF kap 10 ton/hari, model teknologi tepung cassava skala 10 ton, alsin fertigasi budidaya manggis, mesin fertigasi budidaya krisan, mesin pemanen dan grading kentang, alat penyemprot hama OPT jeruk, mesin penanganan segar buah ekspor kap. 4 ton/hari, tungku biomassa, mesin delinter benih kapas, model SITT sawit – ternak, dan model proses produksi pupuk organik limbah kelapa.

Outcome dari protipe yang dihasilkan adalah telah diintroduksinya 9 prototipe ke beberapa Balit, BPTP, pihak swasta, Dinas Pertanian, KUD dan Gapoktan.

Pencapaian indikator ketiga telah dihasilkan 5 teknologi veteriner dengan rincian sebagai berikut, 2 teknologi vaksin ternak isolat lokal (yaitu vaksin AI bivalen dan vaksin multivalent untuk colibasilosis,

entero-toksemia dan pasteurellosis), 2 teknologi diagnostik penyakit Hog Cholera dan penyakit BVD dan 1 formula obat biofarmaka untuk hewan Trypanosomiasis (Surra).

Pencapaian indikator keempat, yaitu 47 teknologi budidaya dan panen tanaman hortikultura dan perkebunan, dengan rincian 14 teknologi budidaya dan panen tanaman hortikultura dan 33 tanaman perkebunan.

Dari 14 teknologi budidaya dan panen tanaman hortikultura diperoleh melalui sub kegiatan litbang sayuran, buah, tanaman hias dan jeruk, dengan rincian sebagai berikut, 3 teknologi sayuran (bawang merah dan kentang), 4 teknologi buah tropika (mangga dan pisang), 4 teknologi tanaman hias dan 3 teknologi jeruk dan buah subtropika.

Dari keluaran yang dicapai terdapat kegiatan yang sudah mencapai outcome, yaitu :

1. Telah termanfaatkannya teknologi SE untuk memperbanyak benih jeruk batang atas dan batang bawah hasil perbanyakan SE sebanyak 410.000 planlet oleh stakeholder.

2. Terlaksananya 4 usulan paten yang berjudul Komposisi minyak atsiri daun Eupathorium unifolium sebagai perangkap lalat buah

B. Tau, Formulasi bahan penolak hama penggerek buah jeruk menggunakan minyak atsiri sereh wangi dan parafin cair; Komposisi Gliostar dan proses pembuatannya serta Komposisi M-RIF dan proses pembuatannya.

(29)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 24

Teknologi budidaya dan panen tanaman perkebunan telah dicapai sebanyak 33 teknologi yang mencakup 12 teknologi pengendalian hama penyakit, 5 teknologi pemupukan, 2 teknologi pengelolaan lahan dan 14 perbaikan teknologi melalui kultur jaringan.

Pencapaian indikator kelima sebanyak 12 peta potensi sumber daya lahan untuk pembukaan sawah baru, lahan terlantar, dan lahan terdegradasi dihasilkan melalui kegiatan sumberdaya lahan pertanian. Output ini digunakan untuk mendukung kegiatan P2BN, Pengembangan Kawasan Hortikultura, perluasan areal pertanian, dan antisipasi perubahan iklim. Peta-peta tersebut menyajikan informasi potensi sumberdaya lahan untuk mendukung perencanaan pembukaan sawah baru, pendataan luas lahan terlantar dan lahan terdegradasi. Peta yang dihasilkan akan disampaikan kepada pemda dan dinas terkait yang lokasinya termasuk dalam cakupan peta untuk dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam penyusunan perencanaan pengembangan pertanian di wilayah tersebut.

Salah satu kendala yang cukup serius untuk menghasilkan output peta di atas, adalah terbatasnya tenaga berkeahlian khusus, yakni tenaga teknisi surveyor (pemeta). Saat ini tenaga yang ada jumlahnya tidak sebanding dengan tuntutan volume pekerjaan pemetaan. Untuk mengatasi keterbatasan jumlah tenaga teknisi surveyor tersebut, dilakukan pemberdayaan kembali para pensiunan tenaga teknisi surveyor yang kondisi fisiknya masih memungkinkan untuk melakukan kegiatan pemetaan/survey.

Pencapaian indikator keenam yaitu sebanyak 8 teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim juga dihasilkan melalui kegiatan sumberdaya lahan pertanian. Output berupa teknologi ini mendukung kegiatan antisipasi perubahan iklim, antisipasi kelangkaan air dan perencanaan pertanian. Kendala yang dihadapi oleh para peneliti untuk menghasilkan output di atas antara lain: keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, dan gangguan sinyal GSM yang terjadi pada penelitian pengembangan sistim informasi iklim dan hidrologi (telemetri). Outcome dari teknologi yang dihasilkan adalah telah disosialisasikannya Kalender Tanam (KATAM) Terpadu ke 4 provinsi (DIY, Kalsel, Sulsel, dan NTB) dan telah dilaksanakan soft launching

aplikasi web KATAM Terpadu oleh Menteri Pertanian pada tanggal 28 Desember 2011. KATAM terpadu salah satu “tool” penting dalam penyesuaian pola tanam tanaman pangan dengan perubahan iklim. Gangguan sinyal GSM menyebabkan tidak lancarnya arus informasi dan penerimaan data terkait penelitian pengembangan sistim informasi iklim dan hidrologi (telemetri). Terbatasnya SDM berkualitas menjadi kendala dalam proses digitasi peta dan pengolahan data.

Pencapaian indikator ketujuh, telah dihasilkan 3 peta genetik/marka molekuler sifat-sifat penting komoditas pertanian, dengan rincian : 1) 1 peta genetik sekuen kelapa sawit Tenera yang sudah diolah secara bioinformatik seperti sequence assembly dan contigs, dimana data ini nantinya akan digunakan untuk menghasilkan marka SNP bagi komoditas kelapa sawit; 2) 1 peta

Gambar

Tabel 2.   Perkembangan Komposisi Tenaga Fungsional Badan  Litbang Pertanian Tahun 2010 – 2011
Tabel 3.    Laboratorium Pengujian Terakreditasi ISO/IEC  17025:2005
Tabel 4.   Capaian  Kinerja  Indikator  Sasaran  RPJM  Badan  Litbang  Pertanian Tahun 2011
Gambar 1.  Persentase Pagu Anggaran Badan Litbang Pertanian TA  2010 Per Unit Kerja
+3

Referensi

Dokumen terkait

• Rencana tindak individu dan kelompok yang disusun dan diimplementasikan oleh masing-masing Agen Perubahan dalam berperilaku melaksanakan tugas keseharian dalam unit

Pentingnya pengetahuan pajak sebagai hal mendasar untuk Wajib Pajak agar mengetahui apa dan bagaimana saja hak dan kewajibannya dan menumbuhkan sikap kesadaran

Tidak tahu Jawaban No KOLOM D Ya Tidak 1 Apakah selama bekerja anda merasa nyaman

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa identifikasi faktor internal dan eksternal usahatani kacang tanah, dapat diketahui bahwa (1) Kekuatan yang dimiliki dalam

Akan tetapi secara statistik pada penelitian ini menunjukan hasil bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kejadian depresi pada usia lanjut pasca

Garis-Garis Besar Program Kerja Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, selanjutnya disingkat GBPK adalah pedoman OrganisasiUnusidadalam melaksanakan

Optimasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari nilai optimum yang terbaik dari desain yang sudah ada dengan kondisi batas tertentu.. Proses optimasi dilakukan

Pembidangan ilmu-ilmu keislaman juga diusahakan melalui pengkategorian apa yang menjadi sasaran kajiannya, maka ditemukanlah pembidangan seperti Ilmu al-Qur’ân yang