• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKUNTABILITAS KINERJA

3.2 ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Litbang Pertanian Tahun 2011 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Analisis dan evaluasi

capaian kinerja tahun 2011 Badan Litbang Pertanian dapat dijelaskan sebagai berikut :

Untuk mencapai sasaran pertama, diukur dengan 4 (empat) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi %

1. Jumlah varietas unggul baru dan benih sumber padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya

11 VUB 29 VUB 263,6

2. Jumlah varietas unggul baru dan benih sumber tanaman hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika dan sub tropika, danhias)

19 VUB 87 VUB 457,9

3. Jumlah varietas/klon unggul dan benih sumber tanaman perkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu

10 VUB 13 VUB 130

Sasaran 1 :

Terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan

produktivitasmendukung pencapaian

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 18

Indikator Kinerja Target Realisasi %

4. Jumlah galur unggul/harapan ternak dan tanaman pakan ternak(TPT) spesifik lokasi

6 galur 14 galur 233,3

Berdasarkan indikator kinerja sasaran pertama yang telah ditargetkan pada tahun 2011 telah melebihi target yang telah ditetapkan, dengan kategori keberhasilan di atas 100 persen

(sangat berhasil).

Pencapaian indikator pertama yaitu telah dilepas 29 varietas unggul baru berasal dari tanaman padi dan palawija antara lain 17 VUB padi, 7 VUB jagung, dan 5 VUB aneka kacang dan umbi. Sebanyak 17 VUB padi yang dihasilkan adalah dari jenis padi hibrida, inbrida, dan padi gogo, antara lain: a) varietas unggul baru padi sawah inbrida sebanyak 8 VUB yang dilepas dengan nama varietas INPARI 14 Pakuan, INPARI 15 Parahyangan, INPARI 16 Pasundan, INPARI 17, INPARI 18, INPARI 19, INPARI 20, dan INPARI Sidenuk, b) varietas unggul baru padi sawah hibrida sebanyak 6 VUB yang dilepas dengan nama varietas HIPA Jatim 1, HIPA Jatim 2, HIPA Jatim 3, HIPA 12 SBU, HIPA 13, dan HIPA 14 SBU, dan c) varietas unggul baru padi gogo dengan keunggulan tahan blas, toleran kekeringan, agak toleran Al dan Pulen sebanyak 3 VUB yang dilepas dengan nama INPAGO 8, INPAGO Unsoed 1, INPAGO Unram 1.

Sebanyak 7 VUB jagung hibrida dan komposit yang dilepas, antara lain: a) varietas unggul jagung hibrida dilepas dengan nama varietas BIMA 12 Q, BIMA 13 Q, BIMA 14 Batara, BIMA 15 Sayang, dan BIMA 16, dan b) varietas unggul baru jagung komposit (bersari bebas) dilepas dengan nama varietas PROVIT A1 dan PROVIT A2 Sebanyak 5 VUB aneka kacang dan umbi yang dihasilkan adalah kedelai unggul baru varietas GEMA, 2 klon harapan ubi jalar dengan kandungan antosianin tinggi dengan nama varietas Antin 1 dan Antin 2, dan VUB kacang tanah dengan nama Hypoma 1 dan Hypoma 2, saat ini sedang menunggu terbitnya SK Menteri Pertanian.

Selain VUB tanaman pangan, telah dihasilkan pula benih sumber tanaman padi berupa benih BS, FS dan SS dengan total 59 ton atau telah tercapai 125,5%. Untuk benih sumber jagung telah dihasilkan 14 ton atau tercapai 175,5%. Sedangkan untuk benih sumber tanaman kacang dan umbi, telah dihasilkan 50 ton atau 97,5%. Dari keluaran yang dicapai terdapat kegiatan yang sudah mencapai outcome, yaitu hampir seluruh VUB padi yang telah dilepas telah disebarluaskan kepada pengguna melalui UPBS yang ada di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian yang tersebar di 33 propinsi di Indonesia sebagai bahan diseminasi melalui demplot. Pemprov Sulsel telah mengembangkan jagung varietas BIMA 14 Batara dan BIMA 15 Sayang untuk dibagikan kepada para penangkar dan petani pada musim tanam 2011/2012. UPBS tanaman pangan siap melakukan perbanyakan benih pada MT 2012 untuk memenuhi kebutuhan pengguna.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 19

Pencapaian indikator kedua yaitu telah dilepas 87 varietas unggul baru berasal dari tanaman hortikultura, yaitu 19 VUB sayuran, 1 VUB buah tropika, 65 VUB tanaman hias dan 2 VUB jeruk dan buah subtropika.

Sebanyak 19 VUB sayuran terdiri dari 3 VUB kentang dengan nama Andina, Kastanum dan Vernei, 4 VUB bawang merah dengan nama Pikatan, Trisula, Pancasona dan Mentes, dan 12 VUB sayuran potensial yang terdiri dari 3 VUB buncis tegak (Balitsa 1, Balitsa 2 dan Balitsa 3), 3 VUB cabai merah (Lingga, Ciko, Kencana), 3 VUB tomat (Tosca, Ruby, Topaz), dan 3 VUB jamur tiram (Emas, Ratu dan Zafira).

Calon varites unggul baru buah tropika yang berhasil dilepas adalah durian dengan nama Umi. Sedangkan calon varietas manggis masih dalam proses. Untuk VUB tanaman hias telah dihasilkan 20 varietas anggrek yang terdiri dari 10 VUB anggrek Dendrobium dan 10 VUB anggrek Phalaenopsis. Sedangkan untuk calon VUB tanaman hias telah diluncurkan 45 calon VUB yang terdiri dari 6 varietas Dendrobium, 11 varietas Phalaenopsis, 2 varietas Vanda, 15 varietas krisan, 4 varietas gladiol, 2 varietas mawar pot dan 5 varietas anyelir. Untuk VUB jeruk telah dihasilkan 2 VUB yaitu jeruk keprok SoE dan jeruk pamelo dengan sifat seedless, daya hasil tinggi, rasa manis dan warna kulit menarik.

Benih sumber yang telah dihasilkan melalui kegiatan litbang hortikultura adalah (1) 27.976 kg benih sumber bawang merah dan sayuran generatif, (2) 52.738 G0 kentang, (3) 8000 batang benih sumber dari 4 varietas unggul baru durian dan 4000 batang benih

sumber dari 2 varietas unggul baru manggis, (4) 42.136 planlet benih inti/sumber anggrek dan tanaman hias lain dan 503.087 benih stek inti/sumber krisan yang terdiri dari 2.400 planlet benih inti/sumber anggrek dan tanaman hias lain (14.363 botol plantlet krisan, anggrek Phalaenopsis sebanyak 513 botol plantlet, lili 3.249 botol plantlet, anthurium sebanyak 572 botol plantlet dan anyelir sebanyak 21.154 botol plantlet. Produksi tanaman hias lain terdiri atas mawar potong sebanyak 2.832 tanaman, mawar mini sebanyak 412 tanaman, gladiol sebanyak 19.224 subang, lili sebanyak 2.617 umbi dan sedap malam sebanyak 13.200 umbi), (5) 503.087 setek berakar benih inti/sumber krisan, (6) 5.418 benih sumber jeruk dan buah subtropika dengan rincian benih sumber jeruk kelas benih Blok Fondasi sebanyak 848 pohon dan kelas benih BPMT/Blok Penggandaan Mata Tempel sebanyak 4570 pohon, dan (7) Produksi Masal Benih Jeruk Bebas Penyakit Virus (HLB DAN CTV) Secara Cepat Melalu Somatic Embriogenesis telah menghasilkan 410.000 planlet, embrio, kalus dan nuselus pada varietas siem kintamani, keprok batu 55, JC, dan volkameriana.

Varietas baru yang dilepas pada tahun 2011 ini diantaranya telah diperbanyak oleh Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Balitsa diantaranya cabai varietas Kencana sebanyak 45 g. Selain itu varietas baru buncis tegak Balitsa 1 dan Balitsa 2 telah dilisensikan ke PT. Fajar Seed untuk pengembangannya. Namun demikian pada tahun 2011 varietas yang telah dilepas pada tahun sebelumnya telah disebarluaskan dan didistribusikan kepada pengguna diantaranya BPTP, Dinas Pertanian, Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi dan intansi terkait, Perusahaan Swasta, pameran, penelitian, petani dan masyarakat umum lainnya di seluruh

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 20

Indonesia diantaranya Nangro Aceh Darusalam, Sumut, Sulsel, Jambi, Lampung, Banten, DKI, Jabar, Jatim, Sulselsel, Sultra, Bali, NTT, NTB, dan Kalsel.

Pencapaian indikator ketiga dihasilkan melalui sub kegiatan Perakitan Varietas, Perakitan Teknologi Peningkatan Produktivitas, Perakitan Produk Olahan/Teknologi Peningkatan Nilai Tambah, Pelestarian Plasma Nutfah Tanaman Perkebunan, dan Pengelolaan Benih Sumber Tanaman Perkebunan. Varietas unggul baru tanaman perkebunan yang telah dilepas sebanyak 15 varietas unggul, yang terdiri dari: a) 4 varietas tanaman rempah dan obat yaitu 1 varietas sambiloto dengan nama SAMBINA 1, 1 varietas kunyit tahan naungan dengan nama CURDONA 1, dan 2 varietas akar wangi dengan nama VERINA 1 dan VERINA 2; b) 3 varietas tanaman industry, yaitu 2 varietas kemiri minyak (kemiri Sunan 1 dan 2), 1 varietas Jambu mete (populasi Muna); c) 2 varietas tanaman kelapa dan palma lainnya, yaitu 1 varietas aren super genjah Kutim dan 1 varietas Kelapa Dalam Adonara; dan d) pelepasan 4 varietas unggul tembakau, yaitu Tembakau Bondowoso varietas Maesan1, Tembakau Bondowoso varietas Maesan2, Tembakau Probolinggo varietas Paiton1, dan Tembakau Probolinggo varietas Paiton2.

Benih sumber tanaman perkebunan, dicapai melalui kegiatan Pengelolaan UPBS, dengan output berupa benih sumber, yaitu (1) tanaman obat dan aromatika sebanyak 6 ton, (2) tanaman tembakau dan serat-seratan sebanyak 9,32 ton, (3) tanaman rempah dan aneka tanaman industri sebanyak 33,36 ton, dan (4) tanaman kelapa dan palma 322 ton.

Pencapaian indikator keempat yang dihasilkan melalui kegiatan litbang peternakan telah melepas 14 galur harapan, meliputi 7 galur harapan ternak, yaitu ayam KUB, itik PMp, domba Komposit Garut, domba Komposit Sumatera, domba Barbados Cross, kambing Boerka, dan kambing Boerawa, serta 7 galur tanaman pakan ternak (TPT) Calopogonium mucunoides, Centrosema macrocarpum, Arachis hybrid, Lab-lab purpureus, Stylosanthes scabra, Panicum maximum cv, dan Paspalum atratum.

Outcome dari pelepasan galur harapan adalah 1) tersedianya bibit/benih unggul ternak/tanaman dengan produktivitas tinggi, 2) termanfaatkannya bibit/benih unggul sebagai dasar perbanyakan populasi, 3) peningkatan populasi ternak/benih dengan produktivitas tinggi.

Bila dibandingkan dengan tahun 2010, persentase pencapaian sasaran pertama dapat dilihat pada tabel berikut :

Indikator Kinerja Realisasi 2010 (%)

Realisasi 2011(%)

1. Jumlah varietas unggul baru dan benih sumber padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya

244,4 263,6

2. Jumlah varietas unggul baru dan benih sumber tanamanhortikultura (tanaman sayuran, buah tropika dan sub tropika, danhias)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 21

Indikator Kinerja Realisasi 2010 (%)

Realisasi 2011(%)

3. Jumlah varietas/klon unggul dan benih sumber tanamanperkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu

133,3 130

4. Jumlah galur unggul/harapan ternak dan tanaman pakan ternak(TPT) spesifik lokasi

283,3 233,3

Dari setiap indikator kinerja, capaian tahun 2010-2011 melebihi target yang ditetapkan dengan perbandingan tidak terlalu signifikan. Namun, capaian indikator kedua yaitu jumlah VUB dan benih sumber tanaman hortikultura, tahun 2011 meningkat pesat lebih dari 3 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Pencapaian ini disumbang melalui diperolehnya VUB dan calon VUB tanaman hias, terutama dari komoditas tanaman anggrek, mawar dan anyelir.

Untuk mencapai sasaran kedua, diukur dengan 10 (sepuluh) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi %

1. Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk

8 tekn. 11 tekn. 137,5

2. Jumlah prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian

4 prototipe 18 prototipe 450,0

3. Jumlah teknologi vaksin ternak isolat lokal, diagnostik dan formula obat biofarmaka untuk hewan.

3 tekn. 5 tekn. 166,7

4. Jumlah teknologi budidaya, dan panen

38 tekn. 47 tekn. 123,7

Sasaran 2 :

Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 22

Indikator Kinerja Target Realisasi %

5. Jumlah peta potensi sumber daya lahan untuk pembukaan sawah baru, lahan terlantar, dan lahan terdegradasi

8 peta 12 peta 150,0

6. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim

6 tekn. 8 tekn. 133,3

7. Jumlah peta genetik/marka molekuler sifat-sifat penting komoditas pertanian

3 peta gen 3 peta gen 100,0

8. Jumlah sidik jari DNA sumberdaya genetik pertanian

288 sidik jari DNA 195 sidik jari DNA 67,7 9. Jumlah bioprospeksi

sumberdaya genetik pertanian

0 0 0

10. Jumlah teknologi spesifik lokasi

96 tekn. 122 tekn. 127,1

Berdasarkan indikator kinerja sasaran kedua yang telah ditargetkan pada tahun 2011, 7 indikator telah melebihi target, dengan kategori keberhasilan di atas 100 persen (sangat berhasil). Namun, untuk kegiatan Litbang Bioteknologi dan Sumberdaya Pertanian dengan indikator jumlah sidik jari DNA sumberdaya genetik pertanian, dari target 288 peta genetik tidak dapat tercapai sepenuhnya (kurang

berhasil), sedangkan untuk indikator jumlah bioprospeksi

sumberdaya genetik pertanian pada tahun 2011 tidak tercapai karena kegiatan tidak dilaksanakan, kegiatan baru akan dilaksanakan pada tahun 2013.

Pencapaian indikator pertama sebanyak 11 teknologi pengelolaan SDL, diantaranya Formulasi pupuk organik, anorganik, pembenah tanah, prototipe test kit PUPO, PUTR, dan test kit digital untuk PUTS serta informasi efektifitas formula pupuk dan pembenah tanah pada skala rumah kaca, teknologi pengolahan tanah, pengelolaan air dan pupuk untuk mendukung peningkatan produktivitas padi dalam program P2BN, dua paket komponen teknologi (pemupukan dan konservasi) pengelolaan tanah untuk meningkatkan produktivitas lahan kering iklim kering > 20%, formula urea yang berlapis arang aktif yang diperkaya mikroba pendegradasi POPs, serta rakitan teknologi pengelolaan padi di tanah gambut dan tanah mineral.

Untuk PUTR (Perangkat Uji Tanah Rawa) sudah dilaunching pada saat pelaksanaan Pekan Rawa Nasional yang diselenggarakan pada tanggal 12-15 Juli 2011 di Kalimantan Selatan. Dalam acara tersebut juga dilakukan penyerahan PUTR kepada Gubernur Kalsel (diwakili oleh Sekretaris Daerah). Pemanfaatannya saat ini masih terbatas untuk lahan sulfat masam, dan ke depan ditargetkan untuk untuk lahan rawa secara keseluruhan. Mengingat sudah banyaknya yang berminat terhadap PUTR, saat ini tengah dilakukan negosiasi dengan salah satu perusahaan swasta untuk proses pabrikasi PUTR. D emikian juga dengan Urea berlapis arang aktif yang diperkaya mikroba pendegradasi POPs, sudah dilounching dan saat ini sedang

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 23

dilakukan negosiasi untuk proses pabrikasi. Sedangkan untuk PUPO dan PUTS Digital akan dilaunching pada pertengahan tahun ini. PUTS Digital merupakan produk pengembangan lanjutan dari PUTS manual yang sudah disebar dan dimanfaatkan di seluruh wilayah Indonesia.

Pencapaian indikator kedua telah dihasilkan 18 prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian, dengan rincian prototipe sebagai berikut, mesin aplikator pupuk organik dan olah tanah, mesin sortasi benih kedelai kap. 3 ton/hari, alsin fermentasi biji kopi terkendali, mesin sortasi dan pembersih serealia, mesin penyawut MOCAF, mesin pengiris umbi kentang, penyosoh sorghum, paket pabrik mini MOCAF kap 10 ton/hari, model teknologi tepung cassava skala 10 ton, alsin fertigasi budidaya manggis, mesin fertigasi budidaya krisan, mesin pemanen dan grading kentang, alat penyemprot hama OPT jeruk, mesin penanganan segar buah ekspor kap. 4 ton/hari, tungku biomassa, mesin delinter benih kapas, model SITT sawit – ternak, dan model proses produksi pupuk organik limbah kelapa.

Outcome dari protipe yang dihasilkan adalah telah diintroduksinya 9 prototipe ke beberapa Balit, BPTP, pihak swasta, Dinas Pertanian, KUD dan Gapoktan.

Pencapaian indikator ketiga telah dihasilkan 5 teknologi veteriner dengan rincian sebagai berikut, 2 teknologi vaksin ternak isolat lokal (yaitu vaksin AI bivalen dan vaksin multivalent untuk colibasilosis,

entero-toksemia dan pasteurellosis), 2 teknologi diagnostik penyakit Hog Cholera dan penyakit BVD dan 1 formula obat biofarmaka untuk hewan Trypanosomiasis (Surra).

Pencapaian indikator keempat, yaitu 47 teknologi budidaya dan panen tanaman hortikultura dan perkebunan, dengan rincian 14 teknologi budidaya dan panen tanaman hortikultura dan 33 tanaman perkebunan.

Dari 14 teknologi budidaya dan panen tanaman hortikultura diperoleh melalui sub kegiatan litbang sayuran, buah, tanaman hias dan jeruk, dengan rincian sebagai berikut, 3 teknologi sayuran (bawang merah dan kentang), 4 teknologi buah tropika (mangga dan pisang), 4 teknologi tanaman hias dan 3 teknologi jeruk dan buah subtropika.

Dari keluaran yang dicapai terdapat kegiatan yang sudah mencapai outcome, yaitu :

1. Telah termanfaatkannya teknologi SE untuk memperbanyak benih jeruk batang atas dan batang bawah hasil perbanyakan SE sebanyak 410.000 planlet oleh stakeholder.

2. Terlaksananya 4 usulan paten yang berjudul Komposisi minyak atsiri daun Eupathorium unifolium sebagai perangkap lalat buah

B. Tau, Formulasi bahan penolak hama penggerek buah jeruk menggunakan minyak atsiri sereh wangi dan parafin cair; Komposisi Gliostar dan proses pembuatannya serta Komposisi M-RIF dan proses pembuatannya.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 24

Teknologi budidaya dan panen tanaman perkebunan telah dicapai sebanyak 33 teknologi yang mencakup 12 teknologi pengendalian hama penyakit, 5 teknologi pemupukan, 2 teknologi pengelolaan lahan dan 14 perbaikan teknologi melalui kultur jaringan.

Pencapaian indikator kelima sebanyak 12 peta potensi sumber daya lahan untuk pembukaan sawah baru, lahan terlantar, dan lahan terdegradasi dihasilkan melalui kegiatan sumberdaya lahan pertanian. Output ini digunakan untuk mendukung kegiatan P2BN, Pengembangan Kawasan Hortikultura, perluasan areal pertanian, dan antisipasi perubahan iklim. Peta-peta tersebut menyajikan informasi potensi sumberdaya lahan untuk mendukung perencanaan pembukaan sawah baru, pendataan luas lahan terlantar dan lahan terdegradasi. Peta yang dihasilkan akan disampaikan kepada pemda dan dinas terkait yang lokasinya termasuk dalam cakupan peta untuk dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam penyusunan perencanaan pengembangan pertanian di wilayah tersebut.

Salah satu kendala yang cukup serius untuk menghasilkan output peta di atas, adalah terbatasnya tenaga berkeahlian khusus, yakni tenaga teknisi surveyor (pemeta). Saat ini tenaga yang ada jumlahnya tidak sebanding dengan tuntutan volume pekerjaan pemetaan. Untuk mengatasi keterbatasan jumlah tenaga teknisi surveyor tersebut, dilakukan pemberdayaan kembali para pensiunan tenaga teknisi surveyor yang kondisi fisiknya masih memungkinkan untuk melakukan kegiatan pemetaan/survey.

Pencapaian indikator keenam yaitu sebanyak 8 teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim juga dihasilkan melalui kegiatan sumberdaya lahan pertanian. Output berupa teknologi ini mendukung kegiatan antisipasi perubahan iklim, antisipasi kelangkaan air dan perencanaan pertanian. Kendala yang dihadapi oleh para peneliti untuk menghasilkan output di atas antara lain: keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, dan gangguan sinyal GSM yang terjadi pada penelitian pengembangan sistim informasi iklim dan hidrologi (telemetri). Outcome dari teknologi yang dihasilkan adalah telah disosialisasikannya Kalender Tanam (KATAM) Terpadu ke 4 provinsi (DIY, Kalsel, Sulsel, dan NTB) dan telah dilaksanakan soft launching

aplikasi web KATAM Terpadu oleh Menteri Pertanian pada tanggal 28 Desember 2011. KATAM terpadu salah satu “tool” penting dalam penyesuaian pola tanam tanaman pangan dengan perubahan iklim. Gangguan sinyal GSM menyebabkan tidak lancarnya arus informasi dan penerimaan data terkait penelitian pengembangan sistim informasi iklim dan hidrologi (telemetri). Terbatasnya SDM berkualitas menjadi kendala dalam proses digitasi peta dan pengolahan data.

Pencapaian indikator ketujuh, telah dihasilkan 3 peta genetik/marka molekuler sifat-sifat penting komoditas pertanian, dengan rincian : 1) 1 peta genetik sekuen kelapa sawit Tenera yang sudah diolah secara bioinformatik seperti sequence assembly dan contigs, dimana data ini nantinya akan digunakan untuk menghasilkan marka SNP bagi komoditas kelapa sawit; 2) 1 peta

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 25

genetik sekuen jarak pagar IP3 yang sudah diolah secara bioinformatik seperti sequence assembly dan contigs. Data ini nantinya akan digunakan untuk menghasilkan marka SNP bagi komoditas jarak pagar; dan 3) 1 peta genetik marka SNP terkait erat dengan hasil, komponen hasil, dan umur genjah pada padi. Pencapaian indikator kedelapan, telah dihasilkan sebanyak 195 profil sidik jari DNA sumberdaya genetic pertanian, namun pencapaian ini kurang berhasil karena hanya tercapai 67,7% dari target semula. Secara rinci profil sidik jari DNA yang diperoleh dengan menggunakan marka SSR adalah dari 75 aksesi plasma nutfah padi, 70 aksesi plasma nutfah kedelai dan 50 aksesi plasma nutfah mangga. Hambatan yang dialami adalah primer M13 berlabel yang tersedia terbatas sehingga target untuk menganalisis profil sidik jari DNA 288 aksesi dari plasma nutfah padi, kedelai dan mangga tidak mencapai target.

Pencapaian indikator kesepuluh, telah tercapai sebesar 127,08 persen, atau terealisasi 122 teknologi dari target 96 teknologi. Sasaran ini dicapai melalui kegiatan pengkajian dengan Dana dari APBN maupun melalui kegiatan pengkajian yang dibiayai melalui kegiatan Program Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PIPKPP). Adapun output yang diperoleh berupa: 51 teknologi budidaya tanaman pangan, 11 teknologi hortikultura, 15 teknologi tanaman perkebunan, 8 teknologi pengolahan dan industri rumah tangga, 23 teknologi budidaya peternakan, serta 14 teknologi kelembagaan.

Output dari indikator kesepuluh ini akan didiseminasikan ke seluruh provinsi melalui kegiatan di BPTP pada tahun 2012.

Perbandingan capaian sasaran kedua pada tahun 2010 dan 2011 dapat dilihat melalui tabel berikut :

Indikator Kinerja Realisasi 2010 (%)

Realisasi 2011(%)

1. Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk

100,0 137,5

2. Jumlah prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian

100,0 450,0

3. Jumlah teknologi vaksin ternak isolat lokal, diagnostik dan formula obat biofarmaka untuk hewan.

100,0 166,7

4. Jumlah teknologi budidaya, dan panen 207,4 123,7 5. Jumlah peta potensi sumber daya

lahan untuk pembukaan sawah baru, lahan terlantar, dan lahan terdegradasi

100,0 150,0

6. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 26

Indikator Kinerja Realisasi 2010 (%)

Realisasi 2011(%)

7. Jumlah peta genetik/marka molekuler sifat-sifat penting komoditas pertanian

0 100,0

8.

9. Jumlah sidik jari DNA sumberdaya genetik pertanian

- 67,7

10. Jumlah bioprospeksi sumberdaya genetik pertanian

0 0

11. Jumlah teknologi spesifik lokasi 106,3 127,1

Dari pencapaian sepuluh indikator kinerja dalam mendukung sasaran kedua, terlihat tidak semua indikator mencapai hasil yang telah ditetapkan. Bahkan ada beberapa indikator belum ada realisasinya pada tahun 2010 dan 2011, yaitu indikator kesembilan mengenai bioprospeksi sumberdaya genetik pertanian. Hal ini disebabkan kegiatan yang menunjang pencapaian indikator kesembilan baru akan dilaksanakan pada tahun 2012. Sedangkan untuk indikator keenam dan kedelapan, pada tahun 2010 belum ditargetkan karena kegiatan baru terlaksana pada tahun 2011. Untuk mencapai sasaran ketiga, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:

Berdasarkan indikator kinerja sasaran ketiga yang telah ditargetkan pada tahun 2010 telah mencapai target (berhasil) dengan kategori keberhasilan 100 persen.

Output berupa 13 teknologi dapat dirinci sebagai berikut, 1) 4 teknologi penanganan segar produk pertanian yang dapat memperpanjang daya simpan dan menekan kerusakan untuk tujuan ekspor dan domestik; (2) 2 teknologi/produk untuk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor berupa produk berbasis sumber daya lokal mendukung target penurunan konsumsi beras 3%/th dan substitusi impor terigu 10%; serta (3) 7 teknologi/produk baru untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing.

Sasaran 3 :

Terciptanya teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung

Dokumen terkait