• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

B. Analisis Capaian Kinerja

Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran strategis, khususnya terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) dominan pada tiap-tiap sasaran strategis. Analisis juga dilakukan terhadap IKU yang tidak secara langsung mendukung capaian kinerja sasaran namun berpengaruh terhadap perwujudan sasaran strategis. Selain itu, analisis dilakukan dengan membandingkan capaian 2012 dengan capaian 2011, serta mengaitkannya dengan kemungkinan tercapainya sasaran tahun terakhir Renstra, 2014, sebagaimana terinci dalam Lampiran 2.

Analisis tentang delapan sasaran strategis yang ditetapkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur sebagai alat untuk mewujudkan tujuan strategis pada akhir masa Renstra, disajikan sebagai berikut:

Meningkatnya kualitas laporan keuangan pemerintah pusat, kementerian/lembaga, dan pemerintah daerah merupakan tekad BPKP sebagai perwujudan fungsi consulting. Upaya strategis yang dilaksanakan dalam rangka menyukseskan tercapainya sasaran ini adalah pendekatan yang intensif kepada para mitra kerja BPKP sehingga BPKP dapat melakukan pendampingan penyusunan ataupun reviu atas Laporan Keuangan sebelum diterbitkan oleh K/L/Pemda. Outcome yang diharapkan adalah laporan keuangan dapat sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang ditunjukkan dengan opini yang diperoleh dari BPK RI minimal WDP.

Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Keuangan” diindikasikan oleh tiga IKU dominan yang terkait langsung dengan kualitas Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Bersama sembilan IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2012 dibandingkan

Sasaran Strategis

1

dengan tahun 2011 dan dikaitkan dengan target tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1

No. Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/

(Penurunan) Target KInerja 2014 Capaian 2012/ Target 2014 2011 2012 1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan % - 100 - 95 105,26 2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP % - 97,34 - 95 102,46 3 Persentase Pemda yang menerapkan SIMDA Keuangan % - 48,72 - 50 97,44 4 Persentase pemda yang menerapkan SIMDA Keuangan memperoleh opini minimal WDP % - 100 - 95 105,26 5 Persentase Pemda yang menerapkan SIMDA Aset % - 43,60 - 60 72,67 6 Persentase pemda yang menerapkan SIMDA Aset tanpa kualifikasi asset pada Laporan Keuangan % - 23,52 - 35 67,20 7 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini % - 100 - 95 105,26

No. Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/ (Penurunan) Target KInerja 2014 Capaian 2012/ Target 2014 2011 2012 8 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat % - 100 - 95 105,26 9 Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke Pusat % - 100 - 95 105,26 10 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang disampaikan tepat waktu % - 100 - 90 111,11 11 Persentase BUMD yang laporan keuanggannya memperoleh opini minimal WDP % - 100 - 60 166,67

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1 terlihat bahwa ketiga IKU dominan sasaran strategis satu tahun 2012 tercapai 119,06%. Secara keseluruhan, dengan delapan IKU, rata-rata capaian sasaran satu adalah 124,88%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1.

Persentase Instansi Pemerintah Pusat yang Mendapat Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan

IKU pertama dalam pencapaian sasaran strategis 1 adalah “Persentase Instansi Pemerintah Pusat (IPP) yang Mendapat Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan” dengan target sebesar 85%. Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah instansi vertikal yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan dibandingkan dengan target dalam PKPT.

Dalam tahun 2012, instansi vertikal yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan adalah sebanyak 27 instansi atau 100% dari ditarget. Bila dibandingkan dengan targetnya sebesar 85%, maka capaian IKU ini tersebut adalah sebesar 117,65%.

Realisasi IKU tahun 2012 sebesar 100% tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2011 karena tahun 2011 pengukuran indikator kinerja belum menghitung capaian outcome. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 105,26% dari target sebesar 95%. Mengikuti target RPJMN 2010-2014, target akhir periode Renstra BPKP tahun 2014 perlu disesuaikan menjadi 100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp185.112.900,00 atau 171,72% dari anggaran sebesar Rp107.800.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 1.052 OH atau 131,99% dari rencana sebanyak 797 OH.

2. Persentase IPD yang Laporan Keuangannya memperoleh opini minimal WDP

BPKP berupaya mendorong akuntabilitas keuangan Pemerintah Daerah kearah yang lebih baik dengan Indikator Kinerja “Persentase IPD yang Laporan Keuangannya memperoleh opini minimal WDP.”. Keberhasilan pencapaian Indikator Kinerja ini diukur dari Realisasi jumlah IPD yang memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan jumlah IPD yang ada di Jawa Timur.

Dalam tahun 2012, realisasi IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP sebanyak 38 IPD atau 97,34% dari 39 IPD. Bila dibandingkan dengan dengan target sebesar 85%, maka capaian indikator Kinerja tersebut adalah sebesar 114,52%.

Rincian opini BPK atas laporan Keuangan IPD dapat dilihat dalam Lampiran 3.

Realisasi indikator kinerja tahun 2012 tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2011, karena untuk tahun 2011 pengukuran indikator

kinerja hanya sampai ke level Output, sehingga tidak bisa diperbandingkan.

Apabila dibandingkan dengan target tahun 2014, maka sampai dengan tahun 2012 realisasi indikator kinerja ini telah mencapai 97,34% atau 102,46% dari target Renstra 2014 sebesar 95%.

Untuk mendukung tercapaianya indikator kinerja ini dilaksanakan melalui kegiatan :

‐ Pelaksanaan Evaluasi Laporan penyelenggaraan pemerintah Daerah (LPPD)

‐ Evaluasi AKIP

‐ Evaluasi penetapan APBD

‐ Pendampingan reviu terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Kegiatan untuk mencapai Indikator Kinerja ini menggunakan anggaran sebesar Rp.767.289.099 atau 100,97% dari pagu sebesar Rp759.942.790, serta menggunakan SDM sebanyak 3.751 OH atau 80,88% dari rencana sebanyak 4.638 OH.

3. Persentase Pemda yang menerapkan SIMDA Keuangan

Salah satu peran BPKP adalah sebagai pembina Pemerintah Daerah dalam mendorong akuntabilitas Pemerintah Daerah yang lebih baik melalui IKU “Persentase Pemda yang menerapkan SIMDA Keuangan”. SIMDA Keuangan sebagai suatu produk BPKP yang bisa dijadikan sebagai alat oleh Pemerintah Daerah dalam menyajikan informasi manajemen dalam pengelolaan keuangan daerah.

Keberhasilan Indikator Kinerja ini bisa diukur dari jumlah Pemerintah Daerah yang menerapkan SIMDA Keuangan dibandingkan dengan jumlah seluruh Pemerintah Daerah yang ada di Jawa Timur.

Dalam tahun 2012, Pemerintah Daerah yang menerapkan SIMDA Keuangan sebanyak 20 Pemda atau 48,72% dari 39 Pemda di Jawa Timur. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2012 sebesar 30%, maka capaian indikator Kinerja ini adalah sebesar 162,40%.

Realisasi indikator kinerja tahun 2012 tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2011, karena untuk tahun 2011 pengukuran indikator kinerja hanya sampai ke level Output, sehingga tidak bisa diperbandingkan..

Apabila dibandingkan dengan target tahun 2014, maka sampai dengan tahun 2012 capaian indikator kinerja ini telah mencapai 97,44% dari target Renstra 2014 sebesar 50%.

Kegiatan untuk mencapai Indikator Kinerja ini menggunakan dana dari pihak ketiga atau 0% dari pagu anggaran sebesar Rp. 199.500.000, serta menggunakan SDM sebanyak 4.051 OH atau 148,15% dari rencana sebanyak 2.710 OH.

4. Persentase Pemda yang menerapkan SIMDA Keuangan memperoleh opini minimal WDP

Suatu Pemerintah Daerah bisa dikatakan telah melakukan tata kelola keuangan dengan baik adalah dengan memperoleh opini minimal WDP dari BPK RI. BPKP dengan SIMDA Keuangannya berusaha untuk membantu Pemerintah Daerah dalam meningkatkan tata kelola keuangan menjadi lebih baik melalui Indikator Kinerja “Persentase Pemda yang menerapkan SIMDA Keuangan memperoleh opini minimal WDP.”

Capaian Indikator Kinerja ini, dapat diukur dengan Jumlah Pemda yang diasistensi memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan jumlah Pemda yang menerapkan SIMDA Keuangan.

Indikator Kinerja “persentase pemda yang menerapkan SIMDA Keuangan memperoleh opini minimal WDP” untuk tahun 2012 terealisasi sebanyak 20 Pemda atau 100% dari jumlah Pemda yang mendapat asistensi SIMDA Keuangan dari BPKP. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2012 sebesar 85%, maka capaian indikator kinerja ini sebesar 117,65%.

Keberhasilan Indikator Kinerja ini, didukung dengan kegiatan asistensi/pendampingan berupa :

‐ Asistensi Penyusunan LKPD

‐ Asistensi/ Pendampingan Pelaksanaan reviu LKPD yang dilaksanakan oleh Inspektorat Pemerintah Daerah.

Realisasi indikator kinerja tahun 2012 tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2011, karena untuk tahun 2011 pengukuran indikator kinerja hanya sampai ke level Output, sehingga tidak bisa diperbandingkan.

Apabila dibandingkan dengan target tahun 2014, maka sampai dengan tahun 2012 capaian indikator kinerja ini telah mencapai 105,26% dari target Renstra 2014 sebesar 95%.

Kegiatan untuk mencapai Indikator Kinerja ini menggunakan dana dari pihak ketiga, serta menggunakan SDM sebanyak 890 OH.

5. Persentase Pemda yang Menerapkan SIMDA Aset

BPKP sebagai patner pemda sekaligus pembina Pemda, menciptakan suatu alat untuk membantu Pemda dalam mengelola aset- aset yang dimiliki yaitu SIMDA Aset. Melalui Indikator Kinerja “Persentase Pemda yang Menerapkan SIMDA Aset” diharapkan untuk Pemerintah Daerah yang menerapkan SIMDA Aset dapat mengelola asetnya dengan lebih baik.

Keberhasilan Indikator Kinerja ini dapat diukur dari Jumlah Pemda yang menerapkan SIMDA Aset dibandingkan dengan jumlah Pemerintah Daerah yang ada di Jawa Timur.

Indikator Kinerja “ Persentase Pemda yang Menerapkan SIMDA Aset” pada tahun 2012 terealisasi sebanyak 17 Pemda atau 43,60% dari jumlah pemda sebanyak 39 Pemda. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2012 sebanyak 16 Pemda atau 40%, maka capaian Indikator Kinerja untuk tahun ini sebesar 109%.

Keberhasilan Indikator Kinerja ini didukung oleh kegiatan asistensi/pendampingan SIMDA Aset di Kabupaten/Kota di Jawa Timur.

Realisasi Indikator Kinerja tahun 2012 ini tidak dapat dibandingkan dengan capaian Indikator Kinerja tahun 2011, karena untuk tahun

2011 pengukuran indikator kinerja hanya sampai ke level indikator output, sedangkan untuk tahun 2012 Indikator Kinerja sampai ke level Outcome, sehingga tidak bisa diperbandingkan.

Apabila dibandingkan dengan target tahun 2014, maka sampai dengan tahun 2012 capaian indikator kinerja ini telah mencapai 72,67% dari target Renstra 2014 sebesar 60%.

Kegiatan untuk mencapai Indikator Kinerja ini menggunakan dana sebesar Rp.10.000.000 atau 5,01% dari pagu anggaran sebesar Rp. 199.500.000. Rendahnya penggunaan anggaran tersebut disebabkan karena kegiatan asistensi/pendampingan SIMDA Aset banyak menggunakan dana pihak ketiga (Beban Obrik). Serta penggunaan SDM sebanyak 3.802 OH atau 140,30% dari rencana sebanyak 2.710 OH.

6. Persentase Pemda yang Menerapkan Simda Aset Tanpa Kualifikasi Aset pada Laporan Keuangan

Salah satu permasalahan yang sering menjadi temuan BPK dalam melakukan pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah adalah masalah aset yang dimiliki oleh Pemda. Salah satu ukuran bahwa asistensi/pendampingan SIMDA Aset berhasil dilaksanakan adalah melalui indikator kinerja “Persentase Pemda yang Menerapkan SIMDA Aset tanpa kualifikasi Aset pada Laporan Keuangan”.

Indikator Kinerja persentase pemda yang menerapkan Simda Aset tanpa kualifikasi Aset pada Laporan Keuangan dapat dicapai dari Jumlah Pemda yang Laporan Keuangannya tidaka ada catatan kualifikasi opini tentang aset dibandingkan dengan Pemda yang menerapkan SIMDA Aset. Tahun 2012 jumlah Pemda yang mendapat pendampingan Simda Aset sebanyak 17 Pemda.

Tahun 2012, indikator kinerja ini terealisasi sebanyak 4 Pemda atau 23,52% dari target tahun 2012 sebanyak 6 Pemda atau 35%. Apabila dibandingkan dengan 2012, maka capaian indikator kinerja ini mencapai 67,20 % dari target.

Keberhasilan indikator kinerja ini, didukung dengan kegiatan reviu laporan aset yang dibuat oleh Pemda dan asistensi rekonsiliasi antara pengelola aset di Pemda dengan pengelola aset di tingkat SKPD.

Realisasi indikator kinerja tahun 2012 ini tidak dapat dibandingkan dengan capaian indikator kinerja tahun 2011, karena untuk tahun 2011 pengukuran indikator kinerja hanya sampai ke level indikator output, sedangkan untuk tahun 2012 Indikator Kinerja sampai ke level Outcome, sehingga tidak bisa diperbandingkan.

Apabila dibandingkan dengan target tahun 2014, maka sampai dengan tahun 2012 capaian indikator kinerja ini telah mencapai 52,27% dari target Renstra 2014 sebesar 45%.

Kegiatan untuk mencapai Indikator Kinerja ini menggunakan dana dari pihak ke tiga. Rendahnya penggunaan anggaran tersebut disebabkan karena kegiatan asistensi/pendampingan SIMDA Aset banyak menggunakan dana pihak ketiga (beban obrik). Serta penggunaan SDM sebanyak 680 OH atau 100% dari rencana penugasan.

7. Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang Memperoleh Opini Dukungan WTP

IKU “Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan WTP” merupakan IKU utama dalam pencapaian Sasaran Strategis 1. IKU ini diukur dari jumlah laporan keuangan proyek Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) yang memperoleh opini dukungan WTP dibandingkan dengan jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang diaudit.

Realisasi tahun 2012 IKU ini adalah sebanyak 100,00% dari 108 Laporan Hasil Audit. Dengan demikian capaian IKU tahun 2012 sebesar 125% dari target sebesar 80,00%.

Realisasi indikator kinerja tahun 2012 ini tidak dapat dibandingkan dengan capaian Indikator Kinerja tahun 2011, karena untuk tahun 2011 pengukuran indikator kinerja hanya sampai ke level indikator output, dan telah mencapai 105,26%% dari target pada akhir tahun Renstra 2014 sebesar 95%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp829.577.300,00 atau 73,82% dari anggaran sebesar Rp1.123.728.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 4.494 OH atau 129,77% dari rencana sebanyak 3.463 OH.

Tabel 3.3

Daftar Audit Proyek PHLN Tahun 2012

No Kegiatan Audit Laporan Jumlah Opini Audit

WTP WDP TMP TW 1 IMHERE 11 11 - - - 2 PAUD 2 2 - - - 3 SCBD 5 5 - - - 4 FEATI 2 2 - - - 5 BERMUTU 2 2 - - - 6 PNPM Mandiri Perkotaan 8 8 - - - 7 HPEQ 4 4 - - - 8 BOS KITA 10 10 - - - 9 MEP 7 7 - - -

10 PNPM Mandiri Pedesaan dan

PNPM Generasi 12 12 - - - 11 INVEST 12 12 - - - 12 BEC 9 9 - - - 13 PISP 21 21 - - - 14 DOISP 1 1 - - - 15 SRIP 2 2 - - - Jumlah 108 108 - - -

8. Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat

Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mandat yang diberikan kepada BPKP antara lain melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Dengan PP tersebut,

kompetensi dalam melakukan pengawasan intern yang bersifat lintas sektoral dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga pengawasan atas program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan terkait dengan berbagai aspek dapat dilakukan oleh BPKP.

Hasil pengawasan BPKP atas program/kegiatan yang melibatkan dua atau lebih kementerian/lembaga seperti Pengawasan atas Distribusi Bantuan Langsung Benih Unggul, yang melibatkan Kementerian Pertanian, Kementerian BUMN dan Pemerintah Daerah untuk memberikan rekomendasi dalam rangka pengambilan kebijakan atau keputusan yang lebih komprehensif pada Program Ketahanan Pangan. Semakin besarnya rekomendasi yang diperhatikan dan dipergunakan oleh stakeholders menunjukkan bahwa rekomendasi hasil pengawasan BPKP telah tepat sasaran dalam memberikan perbaikan tata kelola Program Ketahanan Pangan.

Dalam rangka mendukung pencapaian target kinerja tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur melaksanakan kegiatan pengawasan yang bersifat lintas sektoral yang berada di wilayah Jawa Timur.

IKU “Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat” diukur dengan menghitung jumlah laporan hasil audit bersifat lintas sektor yang dikirimkan ke Pusat dibandingkan dengan target yang tercantum dalam PKPT.

Realisasi tahun 2012 IKU ini adalah sebanyak 100,00% dari 91 target laporan hasil audit yang harus dikirim ke pusat. Dengan demikian capaian IKU tahun 2012 sebesar 117,65% dari target sebesar 85,00%. Kegiatan pengawasan lintas sektor yang dilaksanakan selama tahun 2012 adalah audit program ketahanan pangan, PPIP, BOS, Dana Dekonsentrasi, BOK/Jamkesmas, Program Wajardikdas 9 Tahun dan Dikmen Kemenag, serta program lintas sektor lainnya.

Realisasi indikator kinerja tahun 2012 tidak dapat dibandingkan dengan capaian tahun 2011, karena untuk tahun 2011 pengukuran

indikator kinerja hanya sampai ke level indikator output, dan jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 105,26% dari target sebesar 95%. Mengikuti target RPJMN 2010-2014, target akhir periode Renstra BPKP tahun 2014 perlu disesuaikan menjadi 100%.

Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU ini menggunakan dana sebesar Rp779.207.191,00 atau 117,03% dari anggaran sebesar Rp665.809..000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 8.203 OH atau 186,43% dari rencana sebanyak 4.400 OH. 9. Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang

disampaikan ke Pusat

IKU “Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke Pusat” merupakan indikator pencapaian Sasaran Strategis 1 dalam rangka pelaksanaan tugas BPKP melakukan pengawasan intern melalui kegiatan pengawasan lainnya berdasarkan penugasan dari Presiden, sesuai dengan amanat pasal 49 ayat 2 butir c PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP.

Capaian IKU ini diukur berdasarkan jumlah laporan hasil audit atas permintaan presiden yang dikirimkan ke Pusat dibandingkan dengan target yang tercantum dalam PKPT.

Jumlah laporan yang telah dikirimkan ke Pusat dalam tahun 2012 adalah sebanyak 58 laporan atau 100% dari targetnya, maka capaian IKU tahun 2012 sebesar 117,65% dari target sebesar 85%.

Realisasi indikator kinerja tahun 2012 tidak dapat dibandingkan dengan capaian tahun 2011, karena untuk tahun 2011 pengukuran indikator kinerja hanya sampai ke level indikator output, dan jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 105,26% pada akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 95%. Mengikuti target RPJMN 2010-2014, target akhir periode Renstra BPKP tahun 2014 perlu disesuaikan menjadi 100%.

Kegiatan pengawasan atas permintaan presiden yang dilaksanakan tahun 2012 adalah Evaluasi Penyerapan Anggaran, Clearance Pembangunan Gedung, Monitoring Kegiatan Prioritas Pembangunan Nasional, Audit PNBP, Monitoring dan Evaluasi Raskin, serta Monev Penerimaan Siswa Baru.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp404.504.500,00 atau 122,84% dari anggaran sebesar Rp329.282.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 1.024 OH atau 77,99% dari rencana sebanyak 1.313 OH.

10. Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang disampaikan tepat waktu

IKU “Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang disampaikan tepat waktu” merupakan IKU untuk mencapai Sasaran Strategis 1 dengan target sebesar 80,00%. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah laporan hasil audit atas permintaan stakeholders

yang dikirimkan ke Pusat dibandingkan dengan target yang tercantum dalam PKPT.

Dalam tahun 2012, jumlah laporan yang dikirimkan ke Pusat adalah 100% dari jumlah yang ditargetkan dalam PKPT sebanyak 3 laporan. Dibandingkan dengan targetnya sebesar 80,00%, maka capaian IKU tersebut adalah sebesar 125 %. Selain itu Tahun 2012 Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur telah melaksanakan kegiatan pengawasan atas permintaan stakeholders diluar yang direncanakan antara lain:

a. Audit kinerja BNP2TKI

b. Reviu perpanjangan izin Multiyears Contract c. Audit eskalasi/penyesuaian harga

d. Audit tujuan tertentu pada SKS Pembangunan Jembatan Nasional Suramadu Bentang Tengah

e. Perjanjian pembangunan dan fungsionalisasi Rusun, PSU pada Pusat Pengembangan Kabupaten

f. Pendampingan Pengadaan Barang dan Jasa pada Instansi g. Reviu Penyusunan RKB Pemilukada

h. Pemetaan Penggunaan dana BOS

i. Pendampingan audit pada Polda Jawa Timur

Realisasi indikator kinerja tahun 2012 tidak dapat dibandingkan dengan capaian tahun 2011, karena untuk tahun 2011 pengukuran indikator kinerja hanya sampai ke level indikator output, dan jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 111,11% dari target sebesar 90%. Mengikuti target RPJMN 2010-2014, target akhir periode Renstra BPKP tahun 2014 perlu disesuaikan menjadi 100%

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana anggaran DIPA sebesar Rp301.664.400,00 atau 1.096,96% dari anggaran sebesar Rp27.500.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 234 OH atau 107,83% dari rencana sebanyak 217 OH.

11.

Persentase BUMD yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP

Sesuai dengan Undang-Undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun 2004 Pasal 58 ayat 2, Kepala Daerah selaku pengguna anggaran/barang wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan, dilampiri dengan Laporan Keuangan BUMD pada Pemerintah Daerah.

Dengan kondisi kemampuan Sumber Daya Manusia BUMD yang pada umumnya masih belum memadai, BPKP berperan aktif dalam pendampingan penyusunan Laporan Keuangan BUMD agar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Oleh karena itu pendampingan ini dianggap mendukung pencapaian Sasaran Strategis 1 dengan IKU “BUMD yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP”.

IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang yang memperoleh opini minimal WDP dan membandingkannya dengan jumlah diasistensi oleh BPKP.

Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara dari Hasil Pengawasan Dari kegiatan aisitensi/bimtek tahun 2012 terhadap 33 BUMD, BUMD yang memperoleh opini minimal WDP adalah sebanyak 33 BUMD ((100%) atau sebesar 200% dari target sebesar 50%.

Realisasi IKU tahun 2012 sebesar 200% telah mencapai target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 60,00%.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar 145.905.000,00 atau 102,06% dari anggaran sebesar Rp148.916.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 6.204 OH atau 243,29% dari rencana sebanyak 2.550 OH. Adapun kegiatan untuk menudukung capaian IKU tersebut meliputi:

1) Bimtek Implementasi SIKOMPAK pada PDAM 2) Bimpek implementasi SIPAKBLUD

3) Bimtek PDAM (SAK ETAP)

4) Bimtek/Asistensi penyusunan SIA PDAM 5) Monitoring implementasi SIKOMPAK 6) Sosialisasi/bimtek SIKOMPAK pada PDAM

Sasaran Strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Dari Hasil Pengawasan” di Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur memiliki satu IKU untuk mengukur keberhasilannya yaitu Persentase Hasil Pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat”.

Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011 dan dikaitkan dengan target tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.4 berikut ini:

Sasaran Strategis

2

Tabel 3.4

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2 No. Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan /

(Penurunan) Target KInerja 2014 Capaian 2012 / Target 2014 2011 2012 1 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke pusat % - 100 - 95 105,26

1. Persentase hasil Pengawasan BUN yang disampaikan ke pusat

Indikator kinerja “Persentase Hasil Pengawasan BUN yang disampaikan ke pusat “ merupakan indiakor kinerja yang mendorong tercapaianya sasaran strategi 2 . Pencapaian ini dapat diukur dari Jumlah laporan yang dikirim ke pusat tepat waktu dibandingkan dengan jumlah laporan.

Untuk Tahun 2012, realisasi indikator kinerja ini sebesar 100%. Dengan demikian untuk tahun 2012 seluruh laporan terbit telah dikirim ke BPKP Pusat mencapai 100%.

Apabila dibandingkan dengan target tahun 2012 capaian Iindikator kinerja ini adalah 100% atau 117,65% dari target 2012 sebesar 85%.

Realisasi Indikator Kinerja tahun 2012 ini tidak dapat dibandingkan dengan capaian Indikator Kinerja tahun 2011, karena untuk tahun 2011 pengukuran indikator kinerja hanya sampai ke level indikator output, sedangkan untuk tahun 2012 Indikator Kinerja sampai ke level Outcome, sehingga tidak bisa diperbandingkan.

Apabila dibandingkan dengan target tahun 2014, maka sampai dengan tahun 2012 capaian indikator kinerja ini telah mencapai 100 atau 105,26% dari target Renstra 2014 sebesar 95%.

Keberhasilan dari Indikator Kinerja ini didukung oleh kegiatan audit terhadap dana DAK yaitu :

‐ Verifikasi Advance payment DAK tahun 2012

Meningkatnya Kualitas Penerapan Tata kelola Kepemerintahan/ Perusahaan Kegiatan untuk mencapai Indikator Kinerja ini menggunakan dana sebesar Rp.1.081.081..000 atau 133,66% dari anggaran sebesar Rp. 808.800.000. Serta penggunaan SDM sebanyak 2.332 OH atau 80,69% dari rencana

Dokumen terkait