• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

B. Analisis Capaian Kinerja

Sasaran Program 1

Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara

Sasaran program perbaikan pengelolaan keuangan Negara terkait dengan tujuan pertama BPKP dalam rencana strategis tahun 2015-2019 yaitu peningkatan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional yang bersih dan efektif.

Sasaran program ini diindikasikan oleh satu IKU yaitu Persentase perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara, diukur dengan menghitung tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan terhadap jumlah rekomendasi yang disampaikan dalam laporan hasil pengawasan dibandingkan dengan targetnya. IKU dihitung dari rata-rata IKU per bidang.

Pengukuran IKU dihitung sebagai berikut:

Realisasi tahun 2015 IKU ini adalah sebanyak tindak lanjut dari Rekomendasi Hasil Pengawasan atau dengan perhitungan sebagai berikut :

Bidang Rekomendasi TL atas

Rekomendasi Realisasi Bobot IKU

IPP 15 8 53,33 25 13,33

APD 14 8 57,14 25 14,29

AN 35 19 54,29 25 13,57

INVESTIGASI 74 69 93,24 25 23,31

Jumlah 138 104 64,50

Jika dibandingkan dengan target sebesar 40%, maka capaian IKU tahun 2015 adalah sebesar 161,25%.

Untuk mendukung capaian IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu menghasilkan output berupa rekomendasi hasil pengawasan sebanyak 138 rekomendasi atau 100% dari target sebanyak 138 rekomendasi hasil pengawasan. Capaian kinerja tersebut didukung dengan tindak lanjut atas :

1. Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan

Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu telah melaksanakan berbagai kegiatan lintas sektoral selama Tahun 2015. Dari kegiatan yang telah dilaksanakan, terdapat rekomendasi-rekomendasi yang diharapkan dapat membantu perbaikan akuntabilitas pelaporan bagi mitra kerja.

Uraian ringkas rekomendasi perbaikan akuntabilitas pelaporan adalah sebagai berikut:

Jumlah Tindak Lanjut atas Rekomendasi Hasil Pengawasan Yang Diberikan

% Capaian IKU = X 100%

Jumlah Rekomendasi Hasil Pengawasan Yang Diberikan

Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat;

a. Perbaikan akuntabilitas pelaporan yang dilakukan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Bengkulu melalui Kepala Divisi Administrasi menginstruksikan operator Simak BMN satker Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Bengkulu untuk melakukan koreksi pencatatan atas kontrak Pembangunan Rumah Negara Lapas Kelas IIA Bengkulu pada Satker Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Bengkulu senilai Rp3.616.432.000,00 dari Pos Neraca Konstruksi Dalam Pekerjaan ke dalam Pos Neraca Aset Tetap.

b. Dalam rangka perbaikan akuntabilitas pelaporan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III, langkah langkah strategis yang dilakukan atas rekomendasi BPKP antara lain:

a) Dalam setiap kontrak pengadaan/rehab dan atau peningkatan Jalan, Kepala Satuan Kerja berkoordinasi dengan petugas simak BMN untuk menentukan perlakukan akuntansi dari kontrak pengadaan barang milik negara dalam mencantumkan nomor register atau NUP dari BMN yang dilakukan rehab atau peningkatan, untuk memenimalisir kesalahan pencatatan aset dalam simak BMN;

b) Berkoordinasi dengan KPKNL dalam melakukan penilaian atas tanah badan jalan yang belum di sajikan dalam Laporan Keuangan.

c. Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera VII Provinsi Bengkulu dalam perbaikan akuntabilitas pelaporan mengambil langkah-langkah strategis antara lain:

a) Berkoordinasi dengan Kantor Pelayanan Keuangan Negara dan Lelang Bengkulu untuk melakukan penilaian terhadap tanah yang belum memiliki nilai;

b) Berkoordinasi dengan Kantor Pelayanan Keuangan Negara dan Lelang Bengkulu untuk melakukan penilaian tanah badan jalan dan tanah badan irigasi;

c) Melakukan sertifikasi atas tanah yang belum memiliki sertifikat;

Bidang Pengawasan Akuntabilitas Pemerintah Daerah;

a. Rekomendasi kepada Bupati Kaur untuk mempergunakan software dukungan yang kompatibel dengan SIMDA Keuangan dan melakukan kaderisasi petugas administrator SIMDA Keuangan sebelum mengganti petugas lama dilaksanakan sebagaimana telah disepakati.

kepada Gubernur Bengkulu dan Bupati Bengkulu Tengah telah dilaksanakan. c. Rekomendasi agar melakukan langkah perbaikan administrasi WP Daerah dan

menempatkan SDM yang kompeten dalam aplikasi SIMDA Pendapatan yang ditujukan kepada Bupati Kaur telah dilaksanakan.

d. Rekomendasi Strategis penyusunan Rencana Aksi Tindak Lanjut hasil pemeriksaan BPK-RI atas LKPD tahun 2014 Kabupaten Bengkulu Tengah telah ditindaklanjuti sesuai dengan arahan rekomendasi yang ditujukan kepada Bupati Bengkulu tengah.

2. Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum Negara

Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat;

a. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu menginstruksikan Kepala Satuan Kerja Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kota Bengkulu untuk memerintahkan Koordinator BKM pada 9 (sembilan) kelurahan yang di uji petik untuk segera menyelesaikan penagihan dan penyetoran tunggakan uang pinjaman pada BKM.

b. Bupati Rejang Lebong melalui Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Rejang Lebong mendorong penyelesaian penyalahgunaan Dana Bergulir oleh Oknum Ketua UPK pada BKM Bersinar Kelurahan Adirejo Tahun 2012 yang sudah dalam status Penyelidikan oleh Penyelidik dari Kepolisian Resort Rejang Lebong sesuai dengan surat Kasat Reskrim Polres Rejang Lebong Nomor SP2HP/17/I/2014 Bulan Januari 2014.

c. Bupati Bengkulu Selatan melalui Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkulu Selatan melakukan koordinasi dengan Satker PBL Provinsi Bengkulu, untuk kemudian melalui Tim Koordinasi Kabupaten kegiatan P2KP dan mengusulkan langkah-langkah alternatif kepada Bupati Bengkulu Selatan terkait pola pengawasan terhadap pengelolaan dana bergulir yang dikelola UPK pada 11 BKM/LKM di Kecamatan Kota Manna.

Bidang Akuntan Negara;

a. Direksi PT Bengkulu Mandiri melaksanakan tindak lanjut dengan mengambil langkah-langkah strategis, sebagai berikut :

a) Melakukan evaluasi terhadap unit usaha daging ayam boiler dan benih jagung hibrida baik perjanjiannya maupun manajemennya;

b) Menegur pihak kedua atas kelalaiannya menyusun laporan kegiatan pengelolaan usaha benih jagung hibrida;

c) Memerintahkan pihak kedua mempertanggungjawabkan penggunaan uang yang belum dipertanggungjawabkan.

b. Walikota mengambil melaksanakan tindak lanjut dengan mengambil langkah strategis sebagai berikut :

a) mengusulkan kepada Pemerintah Pusat agar membuka kembali skema penyelesaian / penghapusan piutang negara pada PDAM Kota Bengkulu. b) Menginstruksikan Direktur PDAM untuk memastikan pengoperasian aplikasi SIA PDAM dapat berjalan secara berkelanjutan, dengan menyusun SOP untuk setiap bagian serta menunjuk pegawai yang bertindak sebagai administrator dan operator aplikasi SIA PDAM.

c. Direktur RSUD Kabupaten kepahiang berkoordinasi dengan instansi terkait (Bagian Hukum, Sekretariat Kabupaten Kepahiang) dalam memproses pengesahan SOP/Pedoman Pengadaan Barang/Jasa khusus yang dibiayai dana BLUD.

d. Direktur RSUD Kabupaten Lebong Berkoordinasi dengan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Lebong membahas draft RBA Tahun 2015, dan mengusulkan revisi DPA pada saat pengajuan revisi APBD-Perubahan, sehingga pola Pengelolaan Keuangan BLUD pada RSUD Kabupaten Lebong memiliki dasar pelaksanaan anggaran.

3. Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Korporasi

Bidang Akuntan Negara;

a. Direktur RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu mengambil langkah untuk mempertanggungjawabkan pengeluaran bulan Januari s.d Juli 2015 sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Direktur PDAM Kabupaten Kepahiang mengambil langkah strategis sebagai berikut :

a) Membuat Surat Keputusan Direktur untuk menambah tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Bagian Umum sebagai pengelola aset PDAM.

b) Menelusuri kembali selisih data aset instalasi sumber air, transimisi dan distribusi, sehingga dapat diperoleh data yang valid.

c. Bupati Kepahiang menginstruksikan Direktur RSUD Kabupaten Kepahiang untuk menuntaskan inventarisasi aset dan serah terima aset dari Pemerintah Pusat/ Daerah, sehingga penyajian aset dalam laporan keuangan didukung dengan bukti yang memadai.

melakukan pemantauan implementasi SIA BLUD secara berkala dan meningkatkan kompetensi SDM bidang keuangan.

e. Direktur PDAM Kabupaten Bengkulu Tengah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkulu Tengah dalam pembuatan Berita Acara Pengelolaan atas penyertaan modal/pekerjaan yang diterima oleh PDAM Bengkulu Tengah Sejak Tahun 2010 sampai dengan 2014 dan menelusuri kembali selisih nilai penyertaan modal/pekerjaan.

f. Direktur RSUD Curup Kabupaten Rejang Lebong mengambil langkah strategis dengan melakukan monitoring terhadap proses input data transaksi bendahara penerimaan, bendahara pengeluaran, dan akuntansi.

g. Bupati Lebong menginstruksikan Direktur RSUD Kabupaten Lebong untuk: a) Membuat usulan draft Peraturan Bupati mengenai Tarif Layanan BLUD

yang dapat berupa besaran tarif atau pola tarif sesuai jenis layanan. b) Membuat Peraturan Pemimpin BLUD mengenai Pedoman/Kebijakan

Akuntansi dan Kebijakan Penatausahaan/Pengelolaan Keuangan BLUD. h. Direktur RSUD Argamakmur menginstruksikan penyusunan SOP tentang

Penatausahaan/Pengelolaan Keuangan BLUD dan SOP Pelaksanaan SIABLUD yang ditetapkan oleh Pemimpin BLUD.

i. Bupati Bengkulu Utara menginstruksikan Direktur RSDU Argamakmur menunjuk pegawai yang bertindak sebagai administrator dan operator SIA BLUD dengan Surat Keputusan Pemimpin BLUD.

4. Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah

Bidang Pengawasan Akuntabilitas Pemerintah Daerah;

a. Gubernur Bengkulu mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan proses dan penyusunan serta penetapan APBD tahun 2015 yang mengalami keterlambatan.

b. Gubernur Bengkulu menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menerapkan Cash Management System (CMS) yang terintegrasi antara aplikasi SIMDA Keuangan dengan Bank Bengkulu

5. Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Pusat, Daerah, dan Korporasi

Bidang Pengawasan Akuntabilitas Pemerintah Daerah;

a. Bupati Bengkulu Utara, Bupati Kaur dan Bupati Lebong mendorong pelaksanaan DAK Tambahan Usulan Daerah Tahun Anggaran 2015.

b. Bupati Bengkulu Utara meningkatkan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan penanggulangan penyakit menular pada Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara.

c. Bupati Kepahiang meningkatkan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan penanggulangan penyakit menular pada Pemerintah Kabupaten Kepahiang.

Bidang Pengawasan Intansi Pengawasan Pusat;

a. Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum meminta Berita Acara Serah Terima Aset berupa Peralatan dan Mesin kepada Sekretaris Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia.

b. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bengkulu menginstruksikan seluruh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu untuk mempedomani Sistem Akuntansi Pemerintah dan Peraturan Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga.

c. Bupati Rejang Lebong melakukan analisis kebutuhan tenaga kesehatan dan mengusulkan formasi kebutuhan tenaga kesehatan yang sangat dibutuhkan di Puskesmas dan menganggarkan secara bertahap pembangunan dan pengadaan sarana kesehatan.

d. Kepala Kepolisian Daerah Bengkulu memerintahkan para Penyidik di jajaran Reskrimsus dan Polres Kabupaten/Kota se-provinsi Bengkulu untuk:

a) menyampaikan tembusan Berita Acara Penyitaan beserta barang buktinya kepada Pejabat Pengemban Fungsi Pengelolaan Barang Bukti pada Direktorat Tahanan dan Barang Bukti Polda Bengkulu dan Satuan Tahanan dan Barang Bukti Polres sehari setelah dilakukan penyitaan, penyerahan dan pengelolaan barang bukti.

b) Seluruh benda sitaan dan barang rampasan harus diungkapkan secara penuh/full disclosure dalam Catatan Atas Laporan Keuangan

e. Gubernur Bengkulu memerintahkan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu untuk melaksanakan rekomendasi dalam rangka mewujudkan Swasembada Pangan dan Akuntabilitas Keuangan Negara, berupa:

a) mendorong percepatan penyerapan anggaran, sehingga ada multiplier

effect untuk lebih menggerakkan perekonomian dan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi Bengkulu.

b) mendorong dan mempercepat proses pengadaan peralatan dan mesin pertanian agar tepat waktu, tepat jumlah dan tepat sasaran serta dapat

segera dimanfaatkan oleh petani.

f. Direktur RSUD Kepahiang mengambil langkah strategis dalam melakukan penagihan klaim pelayanan peserta jamkesda di RSUD Kepahiang pada tahun 2010.

g. Direktur RSUD Curup Kabupaten Rejang Lebong mengambil langkah strategis berupa:

a) Merevisi RBA tahun 2015 dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku dengan melibatkan seluruh bagian dan bidang dalam penyediaan data dan dalam menetapkan dan mengevaluasi capaian kinerja yang telah ditetapkan.

b) Menginstruksikan bagian IFRS melakukan kalibrasi alat laboratorium dan radiologi serta melakukan analisa yang akurat untuk alat-alat yang diperlukan penjadwalan kalibrasi secara berkala.

h. Bupati Rejang Lebong menginstruksikan Direktur PDAM Kabupaten Rejang Lebong segera menuntaskan inventarisasi aset sehingga penyajian aset dalam laporan keuangan PDAM dilakukan secara memadai, serta menyelesaikan proses pemisahan aset kepada PDAM Kabupaten Kepahiang dan PDAM Kabupaten Lebong.

i. Direktur PDAM Kabupaten Bengkulu Utara mengambil langkah strategis sebagai berikut :

a) Menginstruksikan operator SIA PDAM untuk melakukan Back Up data dan menyimpan database harian.

b) Membentuk satuan tugas pengelola SIA PDAM dengan Surat Keputusan Direktur.

j. Direktur PDAM Kabupaten Rejang Lebong mengambil langkah strategis sebagai berikut :

a) Menuntaskan inventarisasi aset sehingga penyajian Aset Tetap dalam laporan keuangan PDAM dilakukan secara memadai.

b) Menyelesaikan proses pemisahan dan serah terima aset kepada PDAM Kabupaten Kepahiang dan PDAM Kabupaten Lebong, dengan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten terkait.

k. Bupati Rejang Lebong mengambil langkah strategis sebagai berikut :

a) Menginstruksikan Direktur RSUD Curup Kabupaten Rejang Lebong mengusulkan anggaran penanganan limbah melalui APBD Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong untuk perbaikan instalasi pengolahan limbah cair.

b) Menginstruksikan Direktur RSUD Curup Kabupaten Rejang Lebong segera mengajukan permintaan atas kebutuhan Dokter Spesialis Radiologi.

c) Menginstruksikan Direktur RSUD Curup Kabupaten Rejang Lebong mengusulkan anggaran untuk kalibrasi alat kesehatan.

l. Bupati Bengkulu Selatan mengurangi jumlah Dewan Pengawas RSUD Hasanuddin Damrah Manna sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.05/2007.

m. Direktur RSUD Hasanuddin Damrah Manna untuk menyusun pedoman/SOP Pengadaan Barang dan Jasa/yang dibiayai dana BLUD.

n. Direktur PDAM Kabupaten Rejang Lebong mengambil langkah berupa:

a) Menandatangani Pakta Integritas secara berkala dan pada saat terjadinya kejadian atau transaksi penting.

b) Berkoordinasi dengan Dewan Pengawas dalam menetapkan mekanisme penilaian kinerja Direktur dan penetapan auditor eksternal termasuk dalam menyusun rencana kerja tahunan Badan Pengawas serta mengawasi efektifitas pelaksanaan audit eksternal.

o. Direktur PDAM Kabupaten Bengkulu Tengah mengambil langkah berupa: a) Menandatangani Pernyataan Pakta Integritas dan menyusun Pedoman

Penghargaan dan sanksi bagi pegawai di lingkungan PDAM.

b) Berkoordinasi dengan Badan Pengawas dan Bupati dalam menunjuk auditor independen yang akan melakukan audit Laporan Keuangan PDAM.

c) Menyusun kebijakan mengenai SOP Peningkatan Kualitas Air Minum dan Hak Konsumen.

d) Menetepakan struktur organisasi secar formal. e) Menyusun kebijakan SPIP dan manajemen risiko.

6. Rekomendasi Keinvestigasian

a. Bupati Kabupaten Seluma melaksanakan langkah-langkah strategis sebagai berikut:

a) mengetahui pelaksanaan anggaran, terutama pelaksanaan anggaran pembangunan yang berada di wilayahnya melalui penyelenggaraan sistem pengendalian intern.

Intern Pemerintah (APIP) dengan membangun Sistem Peringatan Dini (Early Warning System)

b. Bupati Lebong melaksanakan langkah-langkah strategis sebagai berikut: a) Menerapkan prinsip perganggungjawaban penggunaan anggaran belanja

daerah yang harus mentaati ketentuan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Perubahannya. b) Menerapkan prinsip pengadaan barang/jasa yang harus mentaati Perpres

no. 54/2010 yang telah diperbaharui dengan Perpres No.70/2012.

c) Menerapkan prinsip tanggung jawab, yaitu pejabat yang bersangkutan atas pelaksanaan APBD bertanggung jawab terhadap kebenaran material dan akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti dimaksud.

c. Gubernur Bengkulu melaksanakan langkah-langkah strategis sebagai berikut:

a) Menerapkan prinsip persaingan yang sehat diantara sebanyak mungkin Penyedia Barang/Jasa yang setara dan memenuhi persyaratan.

b) Menginstruksikan pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa harus mematuhi etika, tidak saling mempengaruhi, menghindari/mencegah terjadinya pertentangan kepentingan serta menghindari penyalahgunaan wewenang.

d. Kepala Kejari Manna melaksanakan langkah-langkah strategis sebagai berikut:

a) Penuntut Umum menegaskan kembali bahwa seharusnya kontraktor tidak berhak atas pengadaan barang tersebut karena dalam proses lelangnya sudah diatur/direkayasa sehingga kontraktor juga tidak berhak atas keuntungan tersebut.

b) Atas pernyataan/pertanyaan dari pihak tersangka/pembela kepada Ahli diluar keahlian yang bersangkutan agar Jaksa Penuntut dapat memberikan penjelasan kepada tersangka/pembela bahwa pertanyaan/pernyataan tersebut diluar kompetensi Ahli.

7. Rekomendasi Perbaikan SPI Korporasi Bidang Akuntan Negara

a. Direktur PDAM PT Tirta Dharma Kota Bengkulu mengambil langkah strategis dengan menindaklanjuti temuan dengan melakukan penagihan kepada masing-masing pegawai.

b. Direktur PDAM Tirta Raflesia Kabupaten Bengkulu Tengah melakukan finalisasi Corporate Plan serta menyusun RKAP yang dapat diandalkan

termasuk rencana ekspansi jaringan distribusi dan sambungan rumah.

c. Direktur PDAM Kabupaten Kepahiang mengambil langkah strategis sebagai berikut :

a) Memerintahkan bagian penagihan untuk melakukan penagihan lebih intensif atas piutang pelanggan.

b) Mencatat semua perolehan aset tahun 2014 serta mengelola aset yang sudah tidak berfungsi lagi dan menyajikan secara terpisah dalam Laporan Keuangan.

d. Direktur PDAM Kabupaten Rejang Lebong mengambil langkah strategis dengan melakukan penagihan lebih intensif serta mengambil langkah-langkah yang strategis atas piutang pelanggan.

e. Direktur PDAM Kabupaten Bengkulu Tengah mengambil langkah strategis dengan melaporkan, menyampaikan dan membahas draft Corporate Plan bersama Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah.

f. Bupati Bengkulu Tengah mengambil langkah strategis dengan memproses Raperda Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Tengah. g. Direktur PDAM Tirta Manna Kabuapten Bengkulu Selatan mengambil langkah

strategis sebagai berikut :

a) Mengarahkan karyawan untuk memastikan ketepatan pelaksanaan pekerjaan, mengurangi kesalahpahaman, serta mendorong berkurangnya tindakan pelanggaran.

b) Berkoordinasi dengan Dewan Pengawas dan membuat agenda pertemuan secara berkala.

c) Membuat mekanisme yang memungkinkan informasi mengalir keseluruh bagian dan komunikasi yang lancar antar bagian.

d) Melakukan pemantauan secara berkala atas catatan persediaan dengan fisiknya dan segera melakukan perbaikan atas selisih yang dijumpai serta melakukan koreksi persediaan pada laporan keuangan.

h. Direktur PDAM Kabupaten Bengkulu Utara mengambil langkah strategis sebagai berikut :

a) Mempertimbangkan risiko baik yang berasal dari internal maupun eksternal dalam menyusun sasaran dan renstra.

b) Mengkomunikasikan Rencana Jangka Panjang dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.

c) Membandingkan pencatatan atas aset dengan aset fisiknya serta menelusuri jika terdapat selisih.

i. Direktur PDAM Kabupaten Bengkulu Selatan mengambil langkah sebagai berikut :

a) Melakukan inventarisasi Aset Tetap secara menyeluruh dengan membentuk Tim Inventarisasi Aset Tetap dan melakukan koreksi atas penyajian Aset Tetap dalam Laporan Keuangan sesuai dengan hasil inventarisasi aset tersebut.

b) Melakukan inventarisasi piutang dengan membentuk Tim Inventarisasi Piutang dan melakukan koreksi atas Penyajian Piutang dalam Laporan Keuangan sesuai dengan hasil inventarisasi.

j. Direktur PD Rena Skalawi untuk mengambil langkah strategis sebagai berikut: a) Menelusuri nilai saldo awal berdasarkan laporan keuangan sebelumnya serta menyusun laporan keuangan secara lengkap sesuai dengan Peraturan Bupati tentang Pedoman Akuntansi.

b) Berkoordinasi dengan Inspektorat Kabupaten Rejang Lebong dan DPPKAD Kabupaten Rejang Lebong untuk menelusuri nilai penyertaan modal PD Rena Skalawi sampai dengan tahun 2014.

c) Berkoordinasi dengan pegawai dan Direktur masa jabatan sebelumnya untuk menelusuri berkas dokumen perusahaan yang belum diserahterimakan.

Sasaran Program 2

Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI KLPK serta Meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), BPKP melakukan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih. Sejak pergantian pemerintahan pada tahun 2014, lembaga BPKP menjadi bagian dari Kantor Kepresidenan, dan perannya dipertajam lagi dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, dan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern dalam rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat. Pengawasan intern tidak lagi hanya bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, namun lebih luas lagi yaitu mewujudkan

kesejahteraan rakyat.

Untuk mendukung proses kegiatan peningkatan Kualitas Penerapan SPI KLPK tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu menghasilkan output berupa rekomendasi sebanyak 2 rekomendasi dan telah ditindak lanjuti dalam rangka peningkatan SPIP.

A. Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu telah melakukan kegiatan koordinasi dan 35 supervisi pencegahan (Korsupgah) korupsi yang bekerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dalam rangka mendukung program prioritas Nawacita keempat. Kegiatan Korsup Pencegahan Korupsi tahun 2015 dilakukan pada 2 (dua) pemerintah daerah yaitu Pemerintah Kabupaten Seluma dan Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara, dengan fokus pada bidang:

1) Pengelolaan APBD tahun anggaran 2014 dan tahun anggaran 2015;

2) Pengadaan barang dan jasa tahun anggaran 2014 dan 2015.

Dari hasil kegiatan Korsup Pencegahan Korupsi yang dilakukan pada tahun 2015, BPKP bersama dengan pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan pihak pemerintah Kabupaten Seluma dan Bengkulu Utara dilakukan semiloka yang dilaksanakan di Kantor Pemerintah Provinsi Bengkulu dengan mengundang instansi/pihak terkait yang dianggap dapat mendorong tindakan preventif dalam penanggulangan tindak pidana korupsi, tokoh masyarakat serta wartawan. Selanjutnya atas kegiatan korsup tersebut oleh pihak KPK dilakukan seminar untuk tingkat nasional pada saat peringatan hari anti korupsi sedunia yang dilaksanakan di Gedung Sasana Budaya Ganesha Bandung Jawa Barat.

B. Korsup Pencegahan Korupsi tersebut merupakan upaya preventif dalam penanggulangan tindak pidana korupsi dengan tujuan:

1) Mendorong pengelolaan APBD dan pengadaan barang dan jasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

2) Menurunkan peluang terjadinya tindak pidana korupsi; dan

Sasaran Program 3

Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P

Arah kebijakan dan strategi pengawasan BPKP menjadi salah satu pendukung terwujudnya sasaran pembangunan nasional, yaitu terwujudnya penguatan sistem pengawasan intern pemerintah melalui:

a. Peningkatan kapabilitas pengawasan intern melalui peningkatan Internal Auditor

Capability Model (IACM) APIP yang mampu mendorong pemantapan penerapan

sistem pengendalian intern kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan korporasi (K/L/P/K) dan mampu bersinergi dengan APIP lain dalam membangun tata kelola yang baik (good governance) dan dalam melakukan pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional.

b. Penguatan pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pengawasan sinergis bersama-sama dengan APIP K/L/P/K serta pengawasan yang terintegrasi dengan sistem perencanaan dan penganggaran untuk mengawal pencapaian sasaran program pembangunan yang bersifat lintas bidang di RPJMN 2015-2019.

Untuk mendukung proses kegiatan peningkatan kapabilitas APIP tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu menghasilkan output berupa rekomendasi pembinaan dan peningkatan kapabilitas APIP sebanyak 2 rekomendasi dan telah ditindak lanjuti dalam rangka peningkatan kapabilitas APIP.

Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan Kapabilitas APIP antara lain:

1. Pelatihan tentang Standar Audit bagi APIP dan Penggunaan Aplikasi Simda berbasis Akrual;

2. Pelatihan Pengendalian Pengadaan PBJ melalui Probity Audit; 3. Melaksanakan penilaian risiko tingkat Kabupaten;

Dokumen terkait