• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF..."

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

RINGKASAN EKSEKUTIF ... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi ... 1

B. Aspek Strategis Organisasi ... 4

C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi ... 5

D. Struktur Organisasi ... 6

E. Sistematika Penyajian ... 11

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Strategis 2015 - 2019 ... 13 1. Pernyataan Visi ... 13 2. Pernyataan Misi ... 15 3. Tujuan ... 16 4. Sasaran Strategis... 17 5. Sasaran Program ... 17

6. Indikator Kinerja Utama ... 18

7. Program dan Kegiatan ... 19

B. Perjanjian Kinerja 2015 ... 20

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja ... 21

B. Analisis Capaian Kinerja ... 23

Sasaran Program 1 ... ... 23 Sasaran Program 2 ... ... 34 Sasaran Program 3 ... .... 36 Sasaran Program 4 ... .... 37 C. Realisasi Keuangan ... . 38 BAB IV PENUTUP A. Simpulan Umum ... 40

B. Simpulan Capaian Kinerja ... 41

C. Rencana Tindak ... 42

LAMPIRAN

Lampiran 1 Rincian Rekomendasi Hasil Pengawasan Lampiran 2 Daftar Opini LKPD & Kinerja BUMD Lampiran 3 Daftar Asistensi dan Fasilitasi

(4)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Penyajian laporan kinerja bertujuan untuk memberikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dan seharusnya tercapai. Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu mempunyai tugas mewujudkan Rencana Kinerja BPKP di daerah serta turut berkontribusi pada capaian kinerja BPKP dalam lingkup nasional. Dalam rangka implementasi penjabaran Rencana Kinerja tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu menyusun dokumen perencanaan berupa Penetapan Kinerja Tahun 2015.

Untuk mencapai sasaran program serta IKU sebagaimana tercantum dalam Renstra BPKP 2015-1019, Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu melaksanakan tiga program teknis yaitu Program Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara, Program Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI K/L/P/K serta Meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi, dan Program Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P, dan satu program dukungan, yaitu Program Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan.

Capaian sasaran program diindikasikan dengan capaian indikator kinerja utama (IKU) yaitu indikator yang secara signifikan mempengaruhi capaian sasaran program. Pengukuran capaian kinerja sasaran program meliputi identifikasi atas realisasi IKU dan membandingkan dengan targetnya.

Capaian IKU tahun 2015 pada Program Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara adalah sebesar 161,25% dibandingkan dengan target sebesar 40%. Program Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI K/L/P/K sesesar 109,1% dibandingkan dengan targetnya sebesar 50%. Dan Program Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan sebesar 112,71% dengan targetnya sebesar 7 (skala likert 1-10).

Meskipun secara umum capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu telah memuaskan, namun terdapat satu sasaran program yang belum tercapai yaitu meningkatnya kapabilitas APIP ke level 3.

(5)
(6)

BAB I

PENDAHULUAN

Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu memiliki kewajiban untuk melaporkan kinerja tahunannya melalui suatu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tingkat unit kerja. Laporan tersebut pada intinya melaporkan capaian kinerja atas kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan selama satu tahun dibandingkan dengan target-target yang ditetapkan. Capaian kinerja tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi untuk dapat memberikan masukan bagi pelaksanaan kegiatan pada tahun berikutnya. Evaluasi atas pencapaian kinerja tersebut tentunya dikaitkan dengan tugas pokok dan fungsi organisasi, kebijakan pengawasan tahunan, dan sumber daya yang tersedia di unit organisasi.

A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi

Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu sebagai salah satu unit pelaksana BPKP di daerah memiliki tugas, fungsi, dan wewenang yang telah mengalami beberapa kali perubahan. Terakhir, Tugas dan fungsi BPKP diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Menurut Peraturan Presiden tersebut, BPKP mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKP menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1. Perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/ daerah dan pembangunan nasional meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum Negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden;

2. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain

(7)

yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya yang didalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah serta akuntabilitas pembiayaan keuangan negara/ daerah;

3. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset negara/daerah;

4. Pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan program/ kebijakan pemerintah yang strategis;

5. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian harga, audit klaim, audit investigasi terhadap kasus kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit penghitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli, dan upaya pencegahan korupsi;

6. Pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional bersama-sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya;

7. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah pusat;

8. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan badan-badan yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah; pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah sesuai peraturan perundang-undangan;

9. Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah dan sertifikasi jabatan fungsional auditor;

10. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang pengawasan dan sistem pengendalian intern pemerintah;

11. Pembangunan dan pengembangan, serta pengolahan data dan informasi hasil pengawasan atas penyelenggaraan akuntabilitas keuangan Negara Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah;

(8)

12. Pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di BPKP; dan

13. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, kehumasan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

Selain tugas pokok dan fungsi tersebut di atas, BPKP juga memiliki peran dalam pengawasan intern atas akuntabilitas pengelolaan keuangan negara sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, yaitu:

1. Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:

a. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral, yaitu kegiatan yang dalam pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih kementerian negara/lembaga atau pemerintah daerah yang tidak dapat dilakukan pengawasan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah pada Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah karena keterbatasan kewenangan;

b. Kegiatan Kebendaharaan Umum Negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN). Khusus dalam rangka pelaksanaan pengawasan intern atas kegiatan kebendaharaan umum negara, Menteri Keuangan melakukan koordinasi kegiatan yang terkait dengan instansi pemerintah lainnya;

c. Kegiatan lain berdasarkan penugasan Presiden.

2. Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP); 3. Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan Menteri

Keuangan kepada Presiden;

4. Penyampaian ikhtisar laporan hasil pengawasan yang bersifat nasional (dari hasil pengawasan BPKP dan APIP lainnya).

Di samping itu, menurut Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern dalam rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat, BPKP mempunyai tugas untuk melakukan pengawasan dalam rangka meningkatkan penerimaan negara/daerah serta efisiensi dan efektivitas anggaran pengeluaran negara/daerah, meliputi kegiatan:

1. Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan penerimaan pajak, bea dan cukai; 2. Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak pada

(9)

3. Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan Pendapatan Asli Daerah; 4. Audit dan evaluasi terhadap pemanfaatan aset negara/ daerah;

5. Audit dan evaluasi terhadap program/kegiatan strategis di bidang kemaritiman, ketahanan energi, ketahanan pangan, infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan; 6. Audit dan evaluasi terhadap pembiayaan pembangunan nasional/ daerah;

7. Evaluasi terhadap penerapan sistem pengendalian intern dan sistem pengendalian kecurangan yang dapat mencegah, mendeteksi, dan menangkal korupsi;

8. Audit investigatif terhadap penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah untuk memberikan dampak pencegahan yang efektif;

9. Audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara/daerah dan pemberian keterangan ahli sesuai dengan peraturan perundangan.

B. Aspek Strategis Organisasi

Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu memiliki tugas untuk melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dan sebagai pembina penyelenggaraan SPIP bagi seluruh instansi pemerintah di daerah. Adanya pergeseran paradigma auditor internal telah memengaruhi perubahan peran auditor internal di Indonesia. Peran auditor internal telah berubah menjadi sebuah institusi yang melaksanakan peran “assurance” dan “consulting” bagi stakeholdersnya. Kegiatan BPKP selain dipengaruhi adanya pergeseran paradigma tersebut, juga sangat tergantung pada perubahan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan paradigma baru, BPKP harus dapat menunjukkan prestasi melalui unjuk kerja yang optimal sehingga peran BPKP di daerah semakin nyata dalam membantu Pemerintah Daerah dan Instansi Vertikal dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan tata kelola kepemerintahan yang dihadapi.

Dalam upaya mewujudkan peran sesuai amanat PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP, Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu lebih mengedepankan aspek pencegahan, dengan lebih menekankan membangun sistem yang mampu mencegah atau memudahkan deteksi adanya kecurangan/penyimpangan. Dua peran utama yang dilakukan adalah peran assurance dan consulting bagi stakeholders untuk memberikan keyakinan yang memadai atas pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Jasa assurance dilakukan melalui audit, reviu, evaluasi dan pemantauan, sedangkan consulting antara lain berupa sosialisasi, pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan

(10)

konsultansi, pengelolaan hasil pengawasan dan pemaparan hasil pengawasan.

Sementara itu, kerangka kebijakan pengawasan BPKP diarahkan untuk mencapai sasaran terwujudnya kualitas tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif dan terpercaya, mencapai terwujudnya penguatan kebijakan sistem pengawasan intern pemerintah, penguatan pengawasan terhadap kinerja pembangunan nasional, kebijakan dalam penerapan pengawasan intern yang independen, profesional dan sinergis serta kebijakan penerapan sistem manajemen kinerja pembangunan nasional yang efisien dan efektif. Untuk itu, BPKP memiliki strategi pengawasan dalam kurun waktu 2015-2019 yang berfokus pada peningkatan kualitas hasil pengawasan terhadap isu-isu strategis melalui penguatan SPIP, penguatan kapasitas APIP, dan penguatan kapasitas sumber daya manusia BPKP.

C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi

Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu sebagai unit eselon II berkewajiban melaksanakan kegiatan-kegiatan teknis yang telah ditetapkan guna mendukung program BPKP secara nasional. Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu memfasilitasi pelaksanaan beberapa produk unggulan yang bermanfaat bagi pembenahan manajemen pemerintahan di daerah dan melaksanakan kegiatan-kegiatan teknis, antara lain:

1. Pengawasan atas kegiatan lintas sektoral

2. Pengawasan atas permintaan stakeholders 3. Pengawasan atas permintaan Presiden 4. Pengawasan atas Proyek PHLN

5. Pembinaan penyelenggaraan SPIP

6. Pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum negara 7. Bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKKL

8. Pengawasan Penerimaan Negara 9. Bimtek/asistensi penyusunan LKPD

10. Pengawasan atas kinerja pelayanan publik 11. Bimtek/asistensi GCG/KPI

12. Pengawasan atas kinerja BUMD

13. Bimtek/asistensi penyusunan LK BUMD 14. Sosialisasi Program Anti Korupsi

15. Bimtek/asistensi implementasi FCP 16. Kajian pengawasan

(11)

17. Audit investigasi atas Hambatan Kelancaran Pembangunan, Klaim, dan Penyesuaian Harga

18. Audit investigasi, Perhitungan Kerugian Keuangan Negara, dan Pemberian Keterangan Ahli atas Permintaan Instansi Penyidik

19. Audit investigasi atas permintaan instansi lainnya 20. Reviu terhadap laporan dan pengaduan masyarakat.

D. Struktur Organisasi

Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu merupakan instansi vertikal BPKP di daerah. Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPKP berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP. Untuk dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara efektif, Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu memiliki struktur organisasi sebagai berikut:

Gambar 1.1

Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu

Catatan:--- = Penugasan JFA melalui Bidang Pengawasan/Teknis

Adapun tugas pokok pada masing-masing bagian/bidang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bagian Tata Usaha

Tugas pokok Bagian Tata Usaha adalah melaksanakan penyusunan rencana dan program pengawasan, urusan kepegawaian, keuangan, persuratan, urusan

(12)

dalam, perlengkapan, rumah tangga, pengelolaan perpustakaan, dan pelaporan hasil pengawasan.

Fungsi yang diselenggarakan adalah:

a. Penyusunan rencana dan program pengawasan;

b. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, persuratan, urusan dalam, perlengkapan, dan rumah tangga;

c. Pengelolaan perpustakaan;

d. Penyusunan laporan berkala hasil pengawasan.

Bagian Tata Usaha memiliki sub-sub bagian, yaitu:

a. Subbagian Program dan Pelaporan, dengan tugas menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program serta penyusunan laporan berkala hasil pengawasan;

b. Subbagian Kepegawaian, dengan tugas melakukan urusan kepegawaian dan pengembangan pegawai;

c. Subbagian Keuangan, dengan tugas melakukan urusan keuangan;

d. Subbagian Umum, dengan tugas melakukan urusan persuratan, perlengkapan, urusan dalam, dan rumah tangga serta pengelolaan perpustakaan.

2. Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat

Tugas pokok Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat adalah melaksanakan penyusunan rencana, program, pelaksanaan pengawasan instansi pemerintah pusat, dan pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat serta pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas instansi pemerintah pusat dan evaluasi hasil pengawasan.

3. Bidang Pengawasan Akuntabilitas Pemerintah Daerah

Tugas pokok Bidang Pengawasan Akuntabilitas Pemerintah Daerah adalah melaksanakan penyusunan rencana, program, dan pengawasan instansi pemerintah daerah atas permintaan daerah serta pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas, dan evaluasi hasil pengawasan.

4. Bidang Akuntan Negara

Tugas pokok Bidang Akuntan Negara adalah melaksanakan penyusunan rencana, program, dan pelaksanaan pemeriksaan serta evaluasi pelaksanaan

(13)

good corporate governance dan laporan akuntabilitas kinerja badan usaha milik

negara, Pertamina, cabang usaha Pertamina, kontraktor bagi hasil, dan kontrak kerja sama, badan-badan lain yang didalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas permintaan daerah, serta evaluasi hasil pengawasan.

5. Bidang Investigasi

Tugas pokok Bidang Investigasi adalah melaksanakan penyusunan rencana, program, dan pelaksanaan pemeriksaan terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan negara, badan usaha milik negara, dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan kelancaran pembangunan, dan pemberian bantuan pemeriksaan pada instansi penyidik dan instansi pemerintah lainnya.

Dalam upaya mencapai tujuan organisasi, Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu didukung oleh komponen-komponen dukungan, sebagai berikut:

1. Sumber Daya Manusia

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu per 31 Desember 2015, didukung sumber daya manusia sebanyak 95 orang, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1.1

Sumber Daya Manusia Per 31 Desember 2015

No Uraian IV Golongan III II Jumlah S2 S1 Pendidikan DIII SLTA Jumlah

1 Struktural 6 4 - 10 2 7 1 - 10 2 PFA 7 39 17 63 1 39 23 - 63 3 Calon PFA - 2 - 2 - 2 - - 2 4 Prakom - 2 - 2 - - - 2 2 5 Arsiparis - 2 - 2 - 1 - 1 2 6 Analis Kepegawaian - 1 - 1 - 1 - - 1 7 PFU - 14 1 15 - 6 - 9 15 Jumlah 13 64 18 95 3 56 24 12 95

(14)

Gambar 1.2

Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan

Gambar 1.3

Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Pendidikan

Tabel 1.2

Jumlah Pegawai menurut Jabatan

Jabatan Jumlah (orang)

  Struktural • Eselon II 1 • Eselon III 5 • Eselon IV 4 

 Pejabat Fungsional Auditor

• Pengendali Teknis 9

• Ketua Tim 10

• Anggota Tim 46

 Pejabat Fungsional Pranata Komputer 2

 Pejabat Fungsional Arsiparis 

 Pejabat Fungsional Analis Kepegawaian 2 1 

 Pejabat Fungsional Umum 15

Total 95 0 5 10 15 20 25 30 35 40 IV III II 0 5 10 15 20 25 30 35 40 S2 S1 DIII SLTA

(15)

Gambar 1.4

Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan

2. Keuangan

Dana pendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu yang bersumber dari DIPA seluruhnya sebesar Rp21.704.592.000,00 dengan realisasi sebesar Rp20.987.194.897,00 atau 96,69% rincian jumlah anggaran dan realisasi anggaran serta sumber dana tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.3

Anggaran dan Realisasi Tahun 2015

Jenis Belanja Rencana (Rp) Anggaran 2015 Realisasi (Rp) %

Belanja Pegawai 13.148.062.000 12.798.813.168 97,34 Belanja barang 6.992.805.000 6.640.058.097 94,96 Belanja Modal 1.563.725.000 1.548.323.632 99,02 Jumlah 21.704.592.000 20.987.194.897 96,69

Di samping itu, dalam pelaksanaan penugasan di luar rencana kerja tahunan atau berdasarkan permintaan stakeholder didukung oleh dana penugasan yang bersumber dari stakeholder terkait. Realisasi dana penugasan dari pihak ketiga tersebut sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp500.060.000,00

3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan tugas Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu meliputi tanah, bangunan, kendaraan dinas, inventaris/peralatan kantor, dan perlengkapan lainnya, dapat dilihat pada tabel dibawah ini: 1% 5% 4% 10% 11% 48% 2% 2% 1% 16% Eselon II Eselon III Eselon IV Pengendali Teknis Ketua Tim Anggota Tim Pejabat Fungsional Pranata Komputer Pejabat Fungsional Arsiparis

(16)

Tabel 1.4

Daftar Sarana dan Prasarana

No Uraian Nilai (Rp)

1 Tanah 2.301.893.000

2 Peralatan dan Mesin 4.782.063.497 3 Gedung dan Bangunan 10.580.026.994 4 Jalan, Irigasi, dan Jaringan 330.760.000 5 Aset Tetap Lainnya 24.962.000 6 Akumulasi Penyusutan (5.325.269.220) Jumlah 12.694.436.271

Sarana dan prasarana tersebut di atas telah cukup memadai guna mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi, serta nilainya telah memperhitungkan akumulasi penyusutan. Tanah dan bangunan diperuntukkan sebagai bangunan kantor Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu dan rumah negara. Selain ruang untuk bekerja, bangunan kantor dilengkapi dengan sarana/ruang untuk poliklinik, perpustakaan, arsip, aula, koperasi, sarana ibadah dan kantin.

E. Sistematika Penyajian

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah memberikan penjelasan mengenai pencapaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu selama tahun 2015. Capaian kinerja tahun 2015 tersebut dibandingkan dengan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap target kinerja memungkinkan dilakukannya identifikasi atas sejumlah celah kinerja (performance gap) yang dijadikan sebagai masukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.

Sistematika penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu Tahun 2015 berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu Tahun 2015 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

(17)

Gambar 1.6

(18)

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Rencana Strategis 2015-2019

Kepala BPKP telah menetapkan Rencana Strategis BPKP 2015-2019 dalam Peraturan Kepala BPKP Nomor 2 Tahun 2015 Tanggal 2 April 2015. Rencana Strategis (Renstra) BPKP tersebut merupakan dokumen perencanaan pengawasan periode 2015-2019 yang berisi visi yaitu keadaan umum yang diinginkan pada akhir tahun 2019 atau setelahnya, misi atau rumusan umum tentang upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi, strategi atau program-program indikatif untuk mencapai visi dan misi. Dalam kaitannya dengan dokumen perencanaan tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu menetapkan beberapa sasaran dan program beserta kegiatan-kegiatan yang mendukung rencana strategis BPKP.

1. Pernyataan Visi

Visi merupakan gambaran masa depan yang hendak diwujudkan. Visi harus bersifat praktis, realistis untuk dicapai, dan memberikan tantangan serta menumbuhkan motivasi yang kuat bagi pegawai BPKP untuk mewujudkannya.

Visi :

Komitmen yang terkandung dalam pernyataaan visi tersebut adalah :

a. Auditor Internal Pemerintah RI

BPKP sebagai Auditor Internal Pemerintah RI merupakan visi yang strategis dalam rangka meningkatkan prinsip independensi, baik in fact maupun in

appearance terhadap semua instansi di bawah Presiden yaitu kementerian,

lembaga dan pemerintah daerah dan korporasi. Dengan demikian, informasi yang dihasilkan dari proses/kegiatan pengawasan oleh BPKP diharapkan bersifat obyektif, tidak bias, dan tidak diintervensi oleh pihak lain.

Terdapat dua hal penting dalam frase auditor internal pemerintah RI yaitu audit intern dan auditor pemerintah RI.

Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional

(19)

1) Audit Intern

Peran BPKP dalam melaksanakan pengawasan intern memiliki dua sifat aktivitas yaitu sebagai pemberi jasa assurance, dan pemberi jasa

consultancy diperoleh dengan pendekatan yang sistematis dan

metodologis untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance. Untuk program atau kebijakan pembangunan nasional, pengawasan intern BPKP menuntut penerapan pendekatan evaluasi (riset sosial) untuk menghasilkan rekomendasi perbaikan atas ketiga hal tersebut.

2) Auditor Pemerintah RI

Sebagai auditor pemerintah RI, BPKP merupakan mata dan telinga Presiden yang difungsikan untuk melihat dan mendengar secara langsung fakta lapangan dan memberikan respon berupa informasi assurance melalui suatu sistem pengawasan, dalam hal ini sistem informasi akuntabilitas.

BPKP mengemban amanah dan tanggungjawab yang besar karena dituntut mampu mendeteksi berbagai potensi kelemahan maupun penyimpangan di bidang keuangan negara

b. Auditor Berkelas Dunia

Terdapat tiga aspek yang menunjukkan kualitas BPKP sebagai auditor internal berkelas dunia, yaitu :

1) Aspek SDM

Sumber daya manusia (SDM) BPKP wajib menerapkan due professional

care dalam setiap pelaksanaan penugasan pengawasan dan wajib

memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan.

2) Aspek Organisasi

Setiap auditor BPKP memiliki keahlian dan kapasitas yang memadai dalam melakukan koordinasi dan kerjasama tim, paham atas budaya organisasi serta sistem dan proses yang berlaku di BPKP. BPKP berkomitmen dan selalu mengupayakan peningkatan kompetensi dalam berbagai bidang terkait sehingga meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi masalah dan solusinya serta perubahan peraturan terkait dan standar baru di bidang pengawasan.

(20)

3) Aspek Produk

Bahwa kualitas hasil pengawasan BPKP baik yang berupa assurance maupun consultancy harus mempunyai daya ungkit (leverage) yang cukup signifikan dalam meningkatkan kinerja pemerintah dan program pembangunan.

c. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional

Pengawasan BPKP dilakukan untuk merespon permasalahan yang mengemuka pada pembangunan nasional yang menjadi perhatian Presiden atau masyarakat luas.

2. Pernyataan Misi

Misi merupakan jalan pilihan untuk menuju masa depan. Misi menjabarkan lebih lanjut visi dan berisi pernyataan tentang apa yang akan dilakukan untuk mencapai visi.

Misi:

Penjelasan dari masing-masing misi adalah sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif.

Misi ini mengandung dua hal yaitu tugas dan fungsi BPKP serta manfaat BPKP. Tugas dimaksud adalah “Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan” dan manfaatnya yaitu “mendukung tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif.

b. Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif.

a. Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas

Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna

Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang

Bersih dan Efektif

b. Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah yang Efektif; dan

c. Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah

yang Profesional dan Kompeten

(21)

Untuk menjamin pelaksanaan seluruh program dan kegiatan adalah dalam rangka mencapai tujuan suatu organisasi, termasuk organisasi pemerintahan dan pembangunan, dibutuhkan suatu sistem pengendalian intern yang dapat memberi keyakinan memadai bahwa kegiatan berjalan efektif dan efisien, diikuti dengan pelaporan keuangan yang handal, penanganan aset yang aman dan taat terhadap peraturan perundang-undangan. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008, sistem yang dimaksud adalah SPIP. Sesuai dengan PP tersebut, BPKP diberikan mandat untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP.

c. Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten.

Sebagai salah satu unsur penting SPIP, Lingkungan Pengendalian mewajibkan setiap pimpinan instansi pemerintah untuk membentuk dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk menerapkan budaya pengendalian di lingkungan organisasinya. Upaya pembentukan budaya kendali ini antara lain diselenggarakan melalui perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang efektif. Untuk mewujudkan peran APIP sebagai aparat pengawasan intern diperlukan kapabilitas untuk menjamin tugas dan fungsinya.

3. Tujuan

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. BPKP menetapakan tiga tujuan untuk mengejawantahkan visi dan misi yang telah ditetapkan, yaitu :

a. Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif.

b. Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

c. Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten.

(22)

4. Sasaran Strategis

Sasaran strategis dalam rumusan Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu Tahun 2015-2019 merupakan indikator pencapaian tujuan strategis. Sasaran strategis merupakan ukuran kinerja utama pencapaian dari tujuan dan mencerminkan berfungsinya outcome dari semua program yang telah ditetapkan, dengan uraian sebagai berikut :

a. Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional.

b. Meningkatnya Maturitas Sistem Pengendalian Intern pada Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah dan Korporasi dan Program Prioritas Pembangunan Nasional.

c. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah pada Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah serta Korporasi.

5. Sasaran Program

Sasaran program merupakan ukuran kinerja utama pencapaian dan mencerminkan berfungsinya outcome dari semua program dan kegiatan yang ditetapkan.

Tabel 2.1

Sasaran Program dan Kegiatan

No. SASARAN PROGRAM SASARAN KEGIATAN

1 Perbaikan Pengelolaan Keuangan

Negara 1. Tersedianya informasi hasil pengawasan dalam mencapai perbaikan tatakelola, perbaikan sistem pengendalian intern pengelolaan keuangan negara/daerah, dan peningkatan kapabilitas APIP

2 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI KLPK serta Meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi

2. Tersedianya informasi hasil pengawasan dalam mencapai perbaikan tatakelola, perbaikan sistem pengendalian intern pengelolaan keuangan negara/daerah, dan peningkatan kapabilitas APIP

3 Meningkatnya Kapabilitas

Pengawasan Intern K/L/P 3. Tersedianya informasi hasil pengawasan dalam mencapai perbaikan tatakelola, perbaikan sistem pengendalian intern pengelolaan keuangan negara/daerah, dan peningkatan kapabilitas APIP

4 Meningkatnya Kualitas Layanan

Dukungan Teknis pengawasan 4. Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan 5. Termanfaatkannya aset secara optimal dalam mencapai

(23)

6. Indikator Kinerja Utama

Setiap program dan kegiatan dalam Renstra selanjutnya dinyatakan dalam suatu indikator kinerja yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berjangka waktu. Hanya dengan indikator kinerja yang memenuhi kelima karakterisitik kualitatif tersebut keberhasilan pencapaian program dan kegiatan akan dapat dilakukan. Keberhasilan program diukur dengan indikator hasil (outcome), sedangkan keberhasilan kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran (output). Penetapan indikator program dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan program dan kegiatan-kegiatan yang mendukung program tersebut.

Indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu merupakan indikator kinerja output, yang menunjukkan peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan SPIP. Indikator-indikator kinerja utama tersebut adalah, sebagai berikut :

Tabel 2.2 Indikator Kinerja Utama

No. Indikator Kinerja Outcome Satuan Target Indikator Kinerja Output Satuan Target

A. Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara Persentase Perbaikan

Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara

% 40 1.1 Rekomendasi Hasil

Pengawasan Rekomendasi 138

B. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI KLPK serta meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi 2 Persentase penerapan

kelima Unsur SPIP pada Pemda secara memadai % 50 2.1 Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP/SPI Rekomen dasi 2 C. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P

3 Persentase Tingkat Kapabilitas APIP Pemda (Level 3)

% 5 3.1 Rekomendasi Pembinaan

Kapabilitas APIP Rekomendasi 2 D. Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan

4 Persepsi Kepuasan layanan Ketatausahaan skala likert 1-10 7 4.1 Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Laporan 60 4.2 Tersedianya alat

pengolah data BPKP Unit 81 4.3 Terlaksananya

Rehabilitasi Berat Rumah Negara Perwakilan BPKP

(24)

7. Program dan Kegiatan

BPKP melaksanakan program dan kegiatan berdasarkan tugas dan fungsinya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Program dan kegiatan dalam lima tahun mendatang didasarkan pada mandat Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, dan peraturan perundangan lain seperti Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.

Program didefinisikan sebagai instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, dan/atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Kementerian/Lembaga. Dengan mempertimbangkan restrukturisasi program yang dirancang oleh Bappenas bahwa setiap Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) menggunakan satu program teknis yang spesifik untuk LPND tersebut dan satu atau beberapa program generik, BPKP menetapkan tiga program teknis dan satu program generik. Dari ketiga program tersebut disusun kegiatan-kegiatan teknis terkait. Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu sebagai unit eselon II berkewajiban untuk melaksanakan kegiatan teknis yang telah ditetapkan. Kegiatan teknis tersebut dalam praktiknya akan dilaksanakan melalui sub kegiatan berupa:

1) Pengawasan atas kegiatan lintas sektoral 2) Pengawasan atas permintaan stakeholders 3) Pengawasan atas permintaan Presiden 4) Pengawasan atas Proyek PHLN

5) Pembinaan penyelenggaraan SPIP

6) Pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum negara 7) Bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKKL

8) Pengawasan penerimaan negara 9) Bimtek/asistensi penyusunan LKPD

10) Pengawasan atas kinerja pelayanan publik 11) Bimtek/asistensi GCG/KPI

12) Pengawasan atas kinerja BUMD

13) Bimtek/asistensi penyusunan LK BUMD 14) Sosialisasi Program Anti Korupsi

15) Bimtek/asistensi implementasi FCP 16) Kajian Pengawasan

(25)

17) Audit investigasi atas Hambatan Kelancaran Pembangunan, Klaim, dan Penyesuaian Harga

18) Audit investigasi, Perhitungan Kerugian Negara, dan Pemberian Keterangan Ahli atas Permintaan Instansi Penyidik

19) Audit investigasi atas permintaan instansi lainnya 20) Reviu terhadap laporan dan pengaduan masyarakat

Sedangkan kegiatan generik sebagai dukungan manajemen berupa: 1) Pelayanan gaji, honorarium dan tunjangan

2) Pelayanan operasional perkantoran 3) Penyusunan rencana kerja/teknis

4) Pembinaan administrasi pengelolaan kepegawaian 5) Pembinaan administrasi dan pengelolaan keuangan 6) Penyuluhan dan penyebaran informasi

7) Pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan 8) Pembinaan dan penilaian Jabatan Fungsional

9) Pengumpulan data untuk mendukung PASs

10) Penyelenggaraan Sistem Informasi Manajemen di internal BPKP 11) Pengadaan sarana dan prasarana pendukung kedinasan

B. Perjanjian Kinerja 2015

Target kinerja menunjukkan komitmen dari pimpinan dan seluru anggota organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan dari setiap program dan kegiatan yang dilakukan. Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu memiliki Perjanjian Kinerja (Perkin) Tahun 2015 yang merupakan bentuk perjanjian Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu kepada Kepala BPKP pada tanggal 29 Januari 2015. Perkin tersebut berisi kesanggupan untuk mewujudkan target kinerja tahunan dan mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan pencapaiannya.

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, selama tahun 2015 Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu selain memenuhi target Perkin tersebut juga melaksanakan berbagai kegiatan teknis pengawasan di luar Perkin serta kegiatan dukungan yang merupakan penugasan khusus dari BPKP Pusat dan unit eselon II lain serta tugas-tugas pendampingan lainnya sesuai permintaan dari stakeholders di daerah yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.

(26)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Untuk dapat melihat sejauh mana hasil yang diharapkan, yang telah dirumuskan dalam Rencana Kinerja Tahunan dapat tercapai, harus dilakukan pengukuran, evaluasi, dan analisis melalui pertanggungjawaban akuntabilitas kinerja. Pengukuran kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja yang ditetapkan pada Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu Tahun 2015.

A. Capaian Kinerja

Pengukuran capaian kinerja BPKP Perwakilan Provinsi Bengkulu tahun 2015 merupakan bagian dari penyelenggaraan akuntabilitas kinerja tahunan. Pengukuran dilakukan terhadap capaian kinerja output dan capaian kinerja outcome dibandingkan dengan target yang telah diperjanjikan dalam dokumen perjanjian kinerja tahun 2015.

BPKP telah merumuskan sasaran program dengan keberhasilan kinerja diukur berdasarkan kinerja sasaran program pendukungnya. Capaian sasaran program diindikasikan dengan capaian indikator kinerja utama (IKU) yaitu indikator yang secara signifikan mempengaruhi capaian sasaran program. Pengukuran capaian kinerja sasaran program meliputi identifikasi atas realisasi IKU dan membandingkan dengan targetnya. Analisis lebih mendalam dilakukan terhadap perkembangan capaian IKU dan efisiensi penggunaan sumber dana dalam mencapai kinerja IKU. Capaian IKU dan capaian output disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1 Capaian Indikator Utama

Sasaran Program

Indikator Kinerja Utama

Satuan Target Realiasasi Capaian

(%)

Perbaikan

Pengelolaan

Keuangan Negara

Persentase Perbaikan Tata

Kelola, Manajemen Risiko

dan Pengendalian Intern

Pengelolaan Keuangan

Negara

%

40

64,50

161.25

Meningkatnya

Kualitas Penerapan

SPI KLPK serta

Meningkatnya

Upaya Pencegahan

Korupsi

Persentase penerapan

kelima unsur SPIP pada

K/L/Pemda/Efektivitas SPI

Korporasi secara memadai

(27)

Meningkatnya

Kapabilitas

Pengawsan Intern

K/L/P

Persentase Tingkat

Kapabilitas APIP Pemda

(Level 3)

%

5

-

-

Meningkatnya

Kualitas Layanan

Dukungan Teknis

Pengawasan

Persepsi Kepuasan layanan

Kesesmaan

likert 1-

Skala

10

7

7,89

112,71

Tabel 3.2 Capaian Output

Sasaran Kegiatan indikator Kinerja Ouput Satuan Target Realisasi Capaian (%)

Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara

Tersedianya informasi hasil

pengawasan dalam mencapai

perbaikan tatakelola,

perbaikan sistem pengendalin

intern pengelolaan keuangan

negara/daerah, dan

peningkatan kapabilitas APIP

Rekomendasi

Hasil

Pengawasan

Rekomendasi

138

138

100

Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI KLPK serta Meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi

Tersedianya informasi hasil

pengawasan dalam mencapai

perbaikan tatakelola,

perbaikan sistem pengendalin

intern pengelolaan keuangan

negara/daerah, dan

peningkatan kapabilitas APIP

Rekomendasi

Pembinaan

Penyelenggaraan

SPIP/SPI

Rekomendasi

2

2

100

Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P

Tersedianya informasi hasil

pengawasan dalam mencapai

perbaikan tatakelola,

perbaikan sistem pengendalin

intern pengelolaan keuangan

negara/daerah, dan

peningkatan kapabilitas APIP

Rekomendasi

Pembinaan

Kapabilitas APIP

Rekomendasi

2

2

100

Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis

Tersedianya dukungan

manajemen dan pelaksanaan

tugas teknis lainnya dalam

mencapai kepuasan layanan

Jumlah layanan

Dukungan

Manajemen

Perwakilan BPKP

(28)

Termanfaatkannya aset

secara optimal dalam

mencapai kepuasan layanan

kesesemaan

Tersedianya alat

pengelolaan data

BPKP

Unit

81

85

105

Sedangkan penyerapan dana baik yang berasal dari dana DIPA Perwakilan BPKP Bengkulu Tahun 2015 dan biaya penugasan yang bersumber dari pihak ketiga/mitra disajikan sebagai berikut :

Tabel 3.3

Realisasi Penyerapan Dana

No Indikator Pengelolaan Keuangan Negara DIPA Dana Mitra Jumlah

A. Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara

1 Persentase Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara

1.1 Rekomendasi Hasil Pengawasan 3.587.388.530 500.060.000 4.087.448.530 B. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI KLPK serta meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi

2 Persentase Penerapan kelima Unsusr SPIP pada Pemda secara memadai 2.1 Rekomendasi Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP/SPI 44.620.000 - 44.620.000 C. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P

3. Persentase Tingkat Kapabilitas APIP Pemda (Level 3)

3.1 Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas APIP 31.620.000 - 31.620.000 D. Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan

4. Persepsi Kepuasan layanan Kesesmaan 4.1 Jumlah Layanan Dukungan Manajemen

Perwakilan BPKP 722.259.350 - 722.259.350 4.2 Tersedianya alat pengolah data BPKP 432.044.469 - 432.044.469 4.3 Terlaksananya Rehabilitasi Berat Rumah

Negara Perwakilan BPKP Bengkulu 618.770.000 - 618.770.000

B. Analisis Capaian Kinerja

Sasaran Program 1

Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara

Sasaran program perbaikan pengelolaan keuangan Negara terkait dengan tujuan pertama BPKP dalam rencana strategis tahun 2015-2019 yaitu peningkatan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional yang bersih dan efektif.

(29)

Sasaran program ini diindikasikan oleh satu IKU yaitu Persentase perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara, diukur dengan menghitung tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan terhadap jumlah rekomendasi yang disampaikan dalam laporan hasil pengawasan dibandingkan dengan targetnya. IKU dihitung dari rata-rata IKU per bidang.

Pengukuran IKU dihitung sebagai berikut:

Realisasi tahun 2015 IKU ini adalah sebanyak tindak lanjut dari Rekomendasi Hasil Pengawasan atau dengan perhitungan sebagai berikut :

Bidang Rekomendasi TL atas

Rekomendasi Realisasi Bobot IKU

IPP 15 8 53,33 25 13,33

APD 14 8 57,14 25 14,29

AN 35 19 54,29 25 13,57

INVESTIGASI 74 69 93,24 25 23,31

Jumlah 138 104 64,50

Jika dibandingkan dengan target sebesar 40%, maka capaian IKU tahun 2015 adalah sebesar 161,25%.

Untuk mendukung capaian IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu menghasilkan output berupa rekomendasi hasil pengawasan sebanyak 138 rekomendasi atau 100% dari target sebanyak 138 rekomendasi hasil pengawasan. Capaian kinerja tersebut didukung dengan tindak lanjut atas :

1. Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan

Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu telah melaksanakan berbagai kegiatan lintas sektoral selama Tahun 2015. Dari kegiatan yang telah dilaksanakan, terdapat rekomendasi-rekomendasi yang diharapkan dapat membantu perbaikan akuntabilitas pelaporan bagi mitra kerja.

Uraian ringkas rekomendasi perbaikan akuntabilitas pelaporan adalah sebagai berikut:

Jumlah Tindak Lanjut atas Rekomendasi Hasil Pengawasan Yang Diberikan

% Capaian IKU = X 100%

Jumlah Rekomendasi Hasil Pengawasan Yang Diberikan

(30)

Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat;

a. Perbaikan akuntabilitas pelaporan yang dilakukan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Bengkulu melalui Kepala Divisi Administrasi menginstruksikan operator Simak BMN satker Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Bengkulu untuk melakukan koreksi pencatatan atas kontrak Pembangunan Rumah Negara Lapas Kelas IIA Bengkulu pada Satker Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Bengkulu senilai Rp3.616.432.000,00 dari Pos Neraca Konstruksi Dalam Pekerjaan ke dalam Pos Neraca Aset Tetap.

b. Dalam rangka perbaikan akuntabilitas pelaporan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III, langkah langkah strategis yang dilakukan atas rekomendasi BPKP antara lain:

a) Dalam setiap kontrak pengadaan/rehab dan atau peningkatan Jalan, Kepala Satuan Kerja berkoordinasi dengan petugas simak BMN untuk menentukan perlakukan akuntansi dari kontrak pengadaan barang milik negara dalam mencantumkan nomor register atau NUP dari BMN yang dilakukan rehab atau peningkatan, untuk memenimalisir kesalahan pencatatan aset dalam simak BMN;

b) Berkoordinasi dengan KPKNL dalam melakukan penilaian atas tanah badan jalan yang belum di sajikan dalam Laporan Keuangan.

c. Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera VII Provinsi Bengkulu dalam perbaikan akuntabilitas pelaporan mengambil langkah-langkah strategis antara lain:

a) Berkoordinasi dengan Kantor Pelayanan Keuangan Negara dan Lelang Bengkulu untuk melakukan penilaian terhadap tanah yang belum memiliki nilai;

b) Berkoordinasi dengan Kantor Pelayanan Keuangan Negara dan Lelang Bengkulu untuk melakukan penilaian tanah badan jalan dan tanah badan irigasi;

c) Melakukan sertifikasi atas tanah yang belum memiliki sertifikat;

Bidang Pengawasan Akuntabilitas Pemerintah Daerah;

a. Rekomendasi kepada Bupati Kaur untuk mempergunakan software dukungan yang kompatibel dengan SIMDA Keuangan dan melakukan kaderisasi petugas administrator SIMDA Keuangan sebelum mengganti petugas lama dilaksanakan sebagaimana telah disepakati.

(31)

kepada Gubernur Bengkulu dan Bupati Bengkulu Tengah telah dilaksanakan. c. Rekomendasi agar melakukan langkah perbaikan administrasi WP Daerah dan

menempatkan SDM yang kompeten dalam aplikasi SIMDA Pendapatan yang ditujukan kepada Bupati Kaur telah dilaksanakan.

d. Rekomendasi Strategis penyusunan Rencana Aksi Tindak Lanjut hasil pemeriksaan BPK-RI atas LKPD tahun 2014 Kabupaten Bengkulu Tengah telah ditindaklanjuti sesuai dengan arahan rekomendasi yang ditujukan kepada Bupati Bengkulu tengah.

2. Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum Negara

Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat;

a. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu menginstruksikan Kepala Satuan Kerja Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kota Bengkulu untuk memerintahkan Koordinator BKM pada 9 (sembilan) kelurahan yang di uji petik untuk segera menyelesaikan penagihan dan penyetoran tunggakan uang pinjaman pada BKM.

b. Bupati Rejang Lebong melalui Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Rejang Lebong mendorong penyelesaian penyalahgunaan Dana Bergulir oleh Oknum Ketua UPK pada BKM Bersinar Kelurahan Adirejo Tahun 2012 yang sudah dalam status Penyelidikan oleh Penyelidik dari Kepolisian Resort Rejang Lebong sesuai dengan surat Kasat Reskrim Polres Rejang Lebong Nomor SP2HP/17/I/2014 Bulan Januari 2014.

c. Bupati Bengkulu Selatan melalui Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkulu Selatan melakukan koordinasi dengan Satker PBL Provinsi Bengkulu, untuk kemudian melalui Tim Koordinasi Kabupaten kegiatan P2KP dan mengusulkan langkah-langkah alternatif kepada Bupati Bengkulu Selatan terkait pola pengawasan terhadap pengelolaan dana bergulir yang dikelola UPK pada 11 BKM/LKM di Kecamatan Kota Manna.

Bidang Akuntan Negara;

a. Direksi PT Bengkulu Mandiri melaksanakan tindak lanjut dengan mengambil langkah-langkah strategis, sebagai berikut :

a) Melakukan evaluasi terhadap unit usaha daging ayam boiler dan benih jagung hibrida baik perjanjiannya maupun manajemennya;

b) Menegur pihak kedua atas kelalaiannya menyusun laporan kegiatan pengelolaan usaha benih jagung hibrida;

(32)

c) Memerintahkan pihak kedua mempertanggungjawabkan penggunaan uang yang belum dipertanggungjawabkan.

b. Walikota mengambil melaksanakan tindak lanjut dengan mengambil langkah strategis sebagai berikut :

a) mengusulkan kepada Pemerintah Pusat agar membuka kembali skema penyelesaian / penghapusan piutang negara pada PDAM Kota Bengkulu. b) Menginstruksikan Direktur PDAM untuk memastikan pengoperasian aplikasi SIA PDAM dapat berjalan secara berkelanjutan, dengan menyusun SOP untuk setiap bagian serta menunjuk pegawai yang bertindak sebagai administrator dan operator aplikasi SIA PDAM.

c. Direktur RSUD Kabupaten kepahiang berkoordinasi dengan instansi terkait (Bagian Hukum, Sekretariat Kabupaten Kepahiang) dalam memproses pengesahan SOP/Pedoman Pengadaan Barang/Jasa khusus yang dibiayai dana BLUD.

d. Direktur RSUD Kabupaten Lebong Berkoordinasi dengan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Lebong membahas draft RBA Tahun 2015, dan mengusulkan revisi DPA pada saat pengajuan revisi APBD-Perubahan, sehingga pola Pengelolaan Keuangan BLUD pada RSUD Kabupaten Lebong memiliki dasar pelaksanaan anggaran.

3. Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Korporasi

Bidang Akuntan Negara;

a. Direktur RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu mengambil langkah untuk mempertanggungjawabkan pengeluaran bulan Januari s.d Juli 2015 sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Direktur PDAM Kabupaten Kepahiang mengambil langkah strategis sebagai berikut :

a) Membuat Surat Keputusan Direktur untuk menambah tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Bagian Umum sebagai pengelola aset PDAM.

b) Menelusuri kembali selisih data aset instalasi sumber air, transimisi dan distribusi, sehingga dapat diperoleh data yang valid.

c. Bupati Kepahiang menginstruksikan Direktur RSUD Kabupaten Kepahiang untuk menuntaskan inventarisasi aset dan serah terima aset dari Pemerintah Pusat/ Daerah, sehingga penyajian aset dalam laporan keuangan didukung dengan bukti yang memadai.

(33)

melakukan pemantauan implementasi SIA BLUD secara berkala dan meningkatkan kompetensi SDM bidang keuangan.

e. Direktur PDAM Kabupaten Bengkulu Tengah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkulu Tengah dalam pembuatan Berita Acara Pengelolaan atas penyertaan modal/pekerjaan yang diterima oleh PDAM Bengkulu Tengah Sejak Tahun 2010 sampai dengan 2014 dan menelusuri kembali selisih nilai penyertaan modal/pekerjaan.

f. Direktur RSUD Curup Kabupaten Rejang Lebong mengambil langkah strategis dengan melakukan monitoring terhadap proses input data transaksi bendahara penerimaan, bendahara pengeluaran, dan akuntansi.

g. Bupati Lebong menginstruksikan Direktur RSUD Kabupaten Lebong untuk: a) Membuat usulan draft Peraturan Bupati mengenai Tarif Layanan BLUD

yang dapat berupa besaran tarif atau pola tarif sesuai jenis layanan. b) Membuat Peraturan Pemimpin BLUD mengenai Pedoman/Kebijakan

Akuntansi dan Kebijakan Penatausahaan/Pengelolaan Keuangan BLUD. h. Direktur RSUD Argamakmur menginstruksikan penyusunan SOP tentang

Penatausahaan/Pengelolaan Keuangan BLUD dan SOP Pelaksanaan SIABLUD yang ditetapkan oleh Pemimpin BLUD.

i. Bupati Bengkulu Utara menginstruksikan Direktur RSDU Argamakmur menunjuk pegawai yang bertindak sebagai administrator dan operator SIA BLUD dengan Surat Keputusan Pemimpin BLUD.

4. Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah

Bidang Pengawasan Akuntabilitas Pemerintah Daerah;

a. Gubernur Bengkulu mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan proses dan penyusunan serta penetapan APBD tahun 2015 yang mengalami keterlambatan.

b. Gubernur Bengkulu menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menerapkan Cash Management System (CMS) yang terintegrasi antara aplikasi SIMDA Keuangan dengan Bank Bengkulu

5. Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Pusat, Daerah, dan Korporasi

Bidang Pengawasan Akuntabilitas Pemerintah Daerah;

a. Bupati Bengkulu Utara, Bupati Kaur dan Bupati Lebong mendorong pelaksanaan DAK Tambahan Usulan Daerah Tahun Anggaran 2015.

(34)

b. Bupati Bengkulu Utara meningkatkan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan penanggulangan penyakit menular pada Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara.

c. Bupati Kepahiang meningkatkan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan penanggulangan penyakit menular pada Pemerintah Kabupaten Kepahiang.

Bidang Pengawasan Intansi Pengawasan Pusat;

a. Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum meminta Berita Acara Serah Terima Aset berupa Peralatan dan Mesin kepada Sekretaris Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia.

b. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bengkulu menginstruksikan seluruh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu untuk mempedomani Sistem Akuntansi Pemerintah dan Peraturan Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga.

c. Bupati Rejang Lebong melakukan analisis kebutuhan tenaga kesehatan dan mengusulkan formasi kebutuhan tenaga kesehatan yang sangat dibutuhkan di Puskesmas dan menganggarkan secara bertahap pembangunan dan pengadaan sarana kesehatan.

d. Kepala Kepolisian Daerah Bengkulu memerintahkan para Penyidik di jajaran Reskrimsus dan Polres Kabupaten/Kota se-provinsi Bengkulu untuk:

a) menyampaikan tembusan Berita Acara Penyitaan beserta barang buktinya kepada Pejabat Pengemban Fungsi Pengelolaan Barang Bukti pada Direktorat Tahanan dan Barang Bukti Polda Bengkulu dan Satuan Tahanan dan Barang Bukti Polres sehari setelah dilakukan penyitaan, penyerahan dan pengelolaan barang bukti.

b) Seluruh benda sitaan dan barang rampasan harus diungkapkan secara penuh/full disclosure dalam Catatan Atas Laporan Keuangan

e. Gubernur Bengkulu memerintahkan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu untuk melaksanakan rekomendasi dalam rangka mewujudkan Swasembada Pangan dan Akuntabilitas Keuangan Negara, berupa:

a) mendorong percepatan penyerapan anggaran, sehingga ada multiplier

effect untuk lebih menggerakkan perekonomian dan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi Bengkulu.

b) mendorong dan mempercepat proses pengadaan peralatan dan mesin pertanian agar tepat waktu, tepat jumlah dan tepat sasaran serta dapat

(35)

segera dimanfaatkan oleh petani.

f. Direktur RSUD Kepahiang mengambil langkah strategis dalam melakukan penagihan klaim pelayanan peserta jamkesda di RSUD Kepahiang pada tahun 2010.

g. Direktur RSUD Curup Kabupaten Rejang Lebong mengambil langkah strategis berupa:

a) Merevisi RBA tahun 2015 dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku dengan melibatkan seluruh bagian dan bidang dalam penyediaan data dan dalam menetapkan dan mengevaluasi capaian kinerja yang telah ditetapkan.

b) Menginstruksikan bagian IFRS melakukan kalibrasi alat laboratorium dan radiologi serta melakukan analisa yang akurat untuk alat-alat yang diperlukan penjadwalan kalibrasi secara berkala.

h. Bupati Rejang Lebong menginstruksikan Direktur PDAM Kabupaten Rejang Lebong segera menuntaskan inventarisasi aset sehingga penyajian aset dalam laporan keuangan PDAM dilakukan secara memadai, serta menyelesaikan proses pemisahan aset kepada PDAM Kabupaten Kepahiang dan PDAM Kabupaten Lebong.

i. Direktur PDAM Kabupaten Bengkulu Utara mengambil langkah strategis sebagai berikut :

a) Menginstruksikan operator SIA PDAM untuk melakukan Back Up data dan menyimpan database harian.

b) Membentuk satuan tugas pengelola SIA PDAM dengan Surat Keputusan Direktur.

j. Direktur PDAM Kabupaten Rejang Lebong mengambil langkah strategis sebagai berikut :

a) Menuntaskan inventarisasi aset sehingga penyajian Aset Tetap dalam laporan keuangan PDAM dilakukan secara memadai.

b) Menyelesaikan proses pemisahan dan serah terima aset kepada PDAM Kabupaten Kepahiang dan PDAM Kabupaten Lebong, dengan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten terkait.

k. Bupati Rejang Lebong mengambil langkah strategis sebagai berikut :

a) Menginstruksikan Direktur RSUD Curup Kabupaten Rejang Lebong mengusulkan anggaran penanganan limbah melalui APBD Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong untuk perbaikan instalasi pengolahan limbah cair.

(36)

b) Menginstruksikan Direktur RSUD Curup Kabupaten Rejang Lebong segera mengajukan permintaan atas kebutuhan Dokter Spesialis Radiologi.

c) Menginstruksikan Direktur RSUD Curup Kabupaten Rejang Lebong mengusulkan anggaran untuk kalibrasi alat kesehatan.

l. Bupati Bengkulu Selatan mengurangi jumlah Dewan Pengawas RSUD Hasanuddin Damrah Manna sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.05/2007.

m. Direktur RSUD Hasanuddin Damrah Manna untuk menyusun pedoman/SOP Pengadaan Barang dan Jasa/yang dibiayai dana BLUD.

n. Direktur PDAM Kabupaten Rejang Lebong mengambil langkah berupa:

a) Menandatangani Pakta Integritas secara berkala dan pada saat terjadinya kejadian atau transaksi penting.

b) Berkoordinasi dengan Dewan Pengawas dalam menetapkan mekanisme penilaian kinerja Direktur dan penetapan auditor eksternal termasuk dalam menyusun rencana kerja tahunan Badan Pengawas serta mengawasi efektifitas pelaksanaan audit eksternal.

o. Direktur PDAM Kabupaten Bengkulu Tengah mengambil langkah berupa: a) Menandatangani Pernyataan Pakta Integritas dan menyusun Pedoman

Penghargaan dan sanksi bagi pegawai di lingkungan PDAM.

b) Berkoordinasi dengan Badan Pengawas dan Bupati dalam menunjuk auditor independen yang akan melakukan audit Laporan Keuangan PDAM.

c) Menyusun kebijakan mengenai SOP Peningkatan Kualitas Air Minum dan Hak Konsumen.

d) Menetepakan struktur organisasi secar formal. e) Menyusun kebijakan SPIP dan manajemen risiko.

6. Rekomendasi Keinvestigasian

a. Bupati Kabupaten Seluma melaksanakan langkah-langkah strategis sebagai berikut:

a) mengetahui pelaksanaan anggaran, terutama pelaksanaan anggaran pembangunan yang berada di wilayahnya melalui penyelenggaraan sistem pengendalian intern.

(37)

Intern Pemerintah (APIP) dengan membangun Sistem Peringatan Dini (Early Warning System)

b. Bupati Lebong melaksanakan langkah-langkah strategis sebagai berikut: a) Menerapkan prinsip perganggungjawaban penggunaan anggaran belanja

daerah yang harus mentaati ketentuan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Perubahannya. b) Menerapkan prinsip pengadaan barang/jasa yang harus mentaati Perpres

no. 54/2010 yang telah diperbaharui dengan Perpres No.70/2012.

c) Menerapkan prinsip tanggung jawab, yaitu pejabat yang bersangkutan atas pelaksanaan APBD bertanggung jawab terhadap kebenaran material dan akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti dimaksud.

c. Gubernur Bengkulu melaksanakan langkah-langkah strategis sebagai berikut:

a) Menerapkan prinsip persaingan yang sehat diantara sebanyak mungkin Penyedia Barang/Jasa yang setara dan memenuhi persyaratan.

b) Menginstruksikan pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa harus mematuhi etika, tidak saling mempengaruhi, menghindari/mencegah terjadinya pertentangan kepentingan serta menghindari penyalahgunaan wewenang.

d. Kepala Kejari Manna melaksanakan langkah-langkah strategis sebagai berikut:

a) Penuntut Umum menegaskan kembali bahwa seharusnya kontraktor tidak berhak atas pengadaan barang tersebut karena dalam proses lelangnya sudah diatur/direkayasa sehingga kontraktor juga tidak berhak atas keuntungan tersebut.

b) Atas pernyataan/pertanyaan dari pihak tersangka/pembela kepada Ahli diluar keahlian yang bersangkutan agar Jaksa Penuntut dapat memberikan penjelasan kepada tersangka/pembela bahwa pertanyaan/pernyataan tersebut diluar kompetensi Ahli.

7. Rekomendasi Perbaikan SPI Korporasi Bidang Akuntan Negara

a. Direktur PDAM PT Tirta Dharma Kota Bengkulu mengambil langkah strategis dengan menindaklanjuti temuan dengan melakukan penagihan kepada masing-masing pegawai.

b. Direktur PDAM Tirta Raflesia Kabupaten Bengkulu Tengah melakukan finalisasi Corporate Plan serta menyusun RKAP yang dapat diandalkan

(38)

termasuk rencana ekspansi jaringan distribusi dan sambungan rumah.

c. Direktur PDAM Kabupaten Kepahiang mengambil langkah strategis sebagai berikut :

a) Memerintahkan bagian penagihan untuk melakukan penagihan lebih intensif atas piutang pelanggan.

b) Mencatat semua perolehan aset tahun 2014 serta mengelola aset yang sudah tidak berfungsi lagi dan menyajikan secara terpisah dalam Laporan Keuangan.

d. Direktur PDAM Kabupaten Rejang Lebong mengambil langkah strategis dengan melakukan penagihan lebih intensif serta mengambil langkah-langkah yang strategis atas piutang pelanggan.

e. Direktur PDAM Kabupaten Bengkulu Tengah mengambil langkah strategis dengan melaporkan, menyampaikan dan membahas draft Corporate Plan bersama Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah.

f. Bupati Bengkulu Tengah mengambil langkah strategis dengan memproses Raperda Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Tengah. g. Direktur PDAM Tirta Manna Kabuapten Bengkulu Selatan mengambil langkah

strategis sebagai berikut :

a) Mengarahkan karyawan untuk memastikan ketepatan pelaksanaan pekerjaan, mengurangi kesalahpahaman, serta mendorong berkurangnya tindakan pelanggaran.

b) Berkoordinasi dengan Dewan Pengawas dan membuat agenda pertemuan secara berkala.

c) Membuat mekanisme yang memungkinkan informasi mengalir keseluruh bagian dan komunikasi yang lancar antar bagian.

d) Melakukan pemantauan secara berkala atas catatan persediaan dengan fisiknya dan segera melakukan perbaikan atas selisih yang dijumpai serta melakukan koreksi persediaan pada laporan keuangan.

h. Direktur PDAM Kabupaten Bengkulu Utara mengambil langkah strategis sebagai berikut :

a) Mempertimbangkan risiko baik yang berasal dari internal maupun eksternal dalam menyusun sasaran dan renstra.

b) Mengkomunikasikan Rencana Jangka Panjang dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.

c) Membandingkan pencatatan atas aset dengan aset fisiknya serta menelusuri jika terdapat selisih.

(39)

i. Direktur PDAM Kabupaten Bengkulu Selatan mengambil langkah sebagai berikut :

a) Melakukan inventarisasi Aset Tetap secara menyeluruh dengan membentuk Tim Inventarisasi Aset Tetap dan melakukan koreksi atas penyajian Aset Tetap dalam Laporan Keuangan sesuai dengan hasil inventarisasi aset tersebut.

b) Melakukan inventarisasi piutang dengan membentuk Tim Inventarisasi Piutang dan melakukan koreksi atas Penyajian Piutang dalam Laporan Keuangan sesuai dengan hasil inventarisasi.

j. Direktur PD Rena Skalawi untuk mengambil langkah strategis sebagai berikut: a) Menelusuri nilai saldo awal berdasarkan laporan keuangan sebelumnya serta menyusun laporan keuangan secara lengkap sesuai dengan Peraturan Bupati tentang Pedoman Akuntansi.

b) Berkoordinasi dengan Inspektorat Kabupaten Rejang Lebong dan DPPKAD Kabupaten Rejang Lebong untuk menelusuri nilai penyertaan modal PD Rena Skalawi sampai dengan tahun 2014.

c) Berkoordinasi dengan pegawai dan Direktur masa jabatan sebelumnya untuk menelusuri berkas dokumen perusahaan yang belum diserahterimakan.

Sasaran Program 2

Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI KLPK serta Meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), BPKP melakukan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih. Sejak pergantian pemerintahan pada tahun 2014, lembaga BPKP menjadi bagian dari Kantor Kepresidenan, dan perannya dipertajam lagi dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, dan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern dalam rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat. Pengawasan intern tidak lagi hanya bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, namun lebih luas lagi yaitu mewujudkan

(40)

kesejahteraan rakyat.

Untuk mendukung proses kegiatan peningkatan Kualitas Penerapan SPI KLPK tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu menghasilkan output berupa rekomendasi sebanyak 2 rekomendasi dan telah ditindak lanjuti dalam rangka peningkatan SPIP.

A. Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu telah melakukan kegiatan koordinasi dan 35 supervisi pencegahan (Korsupgah) korupsi yang bekerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dalam rangka mendukung program prioritas Nawacita keempat. Kegiatan Korsup Pencegahan Korupsi tahun 2015 dilakukan pada 2 (dua) pemerintah daerah yaitu Pemerintah Kabupaten Seluma dan Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara, dengan fokus pada bidang:

1) Pengelolaan APBD tahun anggaran 2014 dan tahun anggaran 2015;

2) Pengadaan barang dan jasa tahun anggaran 2014 dan 2015.

Dari hasil kegiatan Korsup Pencegahan Korupsi yang dilakukan pada tahun 2015, BPKP bersama dengan pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan pihak pemerintah Kabupaten Seluma dan Bengkulu Utara dilakukan semiloka yang dilaksanakan di Kantor Pemerintah Provinsi Bengkulu dengan mengundang instansi/pihak terkait yang dianggap dapat mendorong tindakan preventif dalam penanggulangan tindak pidana korupsi, tokoh masyarakat serta wartawan. Selanjutnya atas kegiatan korsup tersebut oleh pihak KPK dilakukan seminar untuk tingkat nasional pada saat peringatan hari anti korupsi sedunia yang dilaksanakan di Gedung Sasana Budaya Ganesha Bandung Jawa Barat.

B. Korsup Pencegahan Korupsi tersebut merupakan upaya preventif dalam penanggulangan tindak pidana korupsi dengan tujuan:

1) Mendorong pengelolaan APBD dan pengadaan barang dan jasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

2) Menurunkan peluang terjadinya tindak pidana korupsi; dan

Gambar

Tabel 2.2   Indikator Kinerja Utama  No.  Indikator Kinerja
Tabel 3.1  Capaian Indikator Utama

Referensi

Dokumen terkait

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari kedua, Jum’at 13 Maret 2015 pukul 08.30 WIB adalah mengobservasi tingkat nyeri klien , dengan data subyektif klien mengatakan nyeri

Strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan EMJ Production dalam menggembangkan posisi produk Buku yasin ini adalah dengan terus menjaga kualitas dari buku

Visi Ditjen PAUDNI yakni “terselenggaranya layanan pendidikan untuk mewujudkan insan Indonesia yang cerdas, terampil, mandiri dan profesional”. Hal ini merupakan cita-cita

Peta proses kelompok kerja adalah suatu peta yang digunakan dalam suatu tempat kerja di mana untuk melaksanakan pekerjaan tersebut memerlukan kerjasama yang

Sistem kawalan suapbalik merupakan sebuah sistem di mana keluaran sentiasa dibandingkan dengan titik set masukan dan perbezaan di antara nilai tersebut dijadikan asas untuk

Keterlibatan organisasi potensi SAR daerah pada pelaksanaan operasi SAR dikoordinasikan dan dikendalikan secara penuh oleh Kantor SAR Kelas B Merauke di lingkup

Dengan adanya penelitian ini penulis dapat digunakan sebagai latihan dan penerapan disiplin ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan, serta dapat menambah

Berdasarkan topografinya, daerah srondol kulon yang berbatasan dengan kelurahan Srondol Wetan dan Kelurahan Sumurboto (sisi timur kelurahan Srondol Kulon) memiliki